ANALISA PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP
WAJIB PAJAK DALAM PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
PPN DAN PPn BM PADA KANTOR PEMERIKSAAN DAN
PENYIDIKAN PAJAK MEDAN SATU
TESIS
Oleh :
JOHANNES ARITONANG
NIM : 992107048
KONSENTRASI : AKUTANSI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Johannes Aritonang : Analisa Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Wajib Pajak Dalam…, 2001
USU Repository © 2007
RINGKASAN EKSEKUTIF
ARITONANG, JOHANNES. Analisa Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap W a j i b P a j a k D a l a m P e l a k s a n a a n U n d a n g - U n d a n g P P N d a n P P n B M p a d a Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Medan Satu, dibawah bimbingan Drs. Iwan Djanahar,Ak. MAFIS sebagai Ketua Komisi ; Drs. T. Bachtaruddin MSi, sebagai Anggota Komisi.
Direktorat Jenderal Pajak mempunyai sarana untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak yaitu melalui pemeriksaan pajak. Diharapkan melalui pemeriksaan pajak Wajib Pajak semakin patuh dalam melaksanakan Undang-Undang PPN dan PPn BM. Law Enforcement dalam perpajakan Indonesia adalah melalui pemeriksaan dan penagihan pajak.
Tujuan dari pemeriksaan pajak diantaranya adalah untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan Undang-Undang.
Kepatuhan dalam pelaksanaan Undang-Undang ada dua macam yaitu: kepatuhan administrasi dan kepatuhan material.
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang diperoleh melalui pemeriksaan pajak, untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak kepada Wajib Pajak dalam pelaksanaan Undang-Undang PPN dan PPn BM, mengetahui bentuk-bentuk ketidakpatuhan yang dilakukan Wajib Pajak, serta mengetahui besarnya jumlah rupiah yang diselamatkan karena adanya pemeriksaan yang berguna juga sebagai membantu pengamanan penerimaan negara.
Johannes Aritonang : Analisa Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Wajib Pajak Dalam…, 2001
USU Repository © 2007
Bentuk-bentuk kepatuhan atas pelaksanaan Undang-Undang PPn dan PPn BM dalam penelitian adalah:
1. Kepatuhan Administrasi terdiri dari: kepatuhan dalam melaporkan SPT Masa PPN, kepatuhan dalam membayar PPN terhutang.
2. Kepatuhan Material terdiri dari: kepatuhan dalam melaporkan dan memungut PPN dan PPn BM atas Obyek yang berasal dari Omset / Peredaran Usaha , kepatuhan dalam melaporkan dan meinungut PPN dan PPn BM atas Obyek selain dari Omset/ Peredaran Usaha serta kepatuhan dalam mengkreditkan Pajak Masukan.
Penelitian terhadap 167 Laporan Pemeriksaan Pajak pada Kantor Peineriksaan dan Penyidikan Pajak Medan Satu yang memenuhi ruang lingkup penelitian ini dibagi atas 3 (tiga ) kelompok:
1. Wajib Pajak yang diperiksa dalam 2 tahun pemeriksaan
Rata-rata kepatuhan pada pemeriksaan tahun sebesar 1 95,87% dan pada pemeriksaan tahun II 96,36% terjadi peningkatan 0,49% .
2. Wajib Pajak yang diperiksa dalam 3 tahun pemeriksaan
R a t a - r a t a k e p a t u h a n p a d a p e m e r i k s a a n t a h u n I s e b e s a r 8 3 , 8 9 % , p a d a pemeriksaan tahun II 84,85% terjadi peningkatan 0,96% , dan pada pemeriksaan tahun III meningkat menjadi 99,09%..
3. Wajib Pajak yang diperiksa dalam 4 tahun pemeriksaan
Berdasarkan penelitian hasil dari pemeriksaan berupa surat ketetapan pajak terlihat bahwa hasil dari pemeriksaan membantu menyelamatkan uang negara serta membantu Direktorat Jenderal Pajak untuk pengamanan pencapaian target penerimaaan negara dari sektor
pajak.
Hal ini terlihat dari:
a. Kelompok Wajib Pajak yang diperiksa dalam 2 tahun pemeriksaan pajak Pada pemeriksaan tahun I jumlah tambahan penerimaan negara sebesar Rp.1.271.221.000,- dan tahun II Rp. 2.159.589.000,- .
b. Kelompok Wajib Pajak yang diperiksa dalam 3 talon pemeriksaan pajak Pada pemeriksaan tahun I jumlah tambahan penerimaan negara sebesar Rp.682.315.000,-, tahun II Rp. 2.693.939.000,- serta pada pemeriksaan tahun III Rp. 811.525.000,-
c. Kelompok Wajib Pajak yang diperiksa dalam 4 tahun pemeriksaan pajak Jumlah tambahan penerimaan negara sebesar Rp. 638.934.000,- pada p e m e r i k s a a n t a h u n I R p . 1 5 1 . 3 0 3 . 0 0 0 , - p a d a p e m e r i k s a a n t a h u n I I , Rp.7.756.000,- pada pemeriksaan tahun III, serta Rp. 0,- pada pemeriksaan tahun IV.
Johannes Aritonang : Analisa Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Wajib Pajak Dalam…, 2001
USU Repository © 2007
kepatuhan dalam Pengkreditan PPN, maka tingkat kepatuhan yang diukur pada penelitian ini sangat tergantung pada besarnya jumlah obyek PPN yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak sebagai acuan dalam menghitung tingkat kepatuhan, dan jumlah ini bisa Baja tidak sama untuk setiap tahun pajak.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian terlihat adanya pengaruh
pemeriksaan pada Wajib Pajak untuk meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak ataupun
untuk menjaga tingkat kepatuhan Wajib Pajak untuk tetap baik. Untuk meningkatkan kepatuhan tersebut pemeriksaan dapat dilakukan satu kali ataupun lebih dan satu kali. Namun ada juga Wajib Pajak yang nakal yang tetap tidak perduli dengan tingkat kepatuhannya, hal ini dapat dilihat pada kelompok Wajib Pajak yang diperiksa dalam 2 tahun pemeriksaan , terdapat 4 Wajib Pajak yang setelah dilakukan pemeriksaan satu kali masih tetap tingkat kepatuhannya masih berada dibawah skala X: 91%-100%, dan terdapat 5 Wajib Pajak yang pada pemeriksaan tahun I berada pada skala X, namun pada pemeriksaan tahun II skala kepatuhannya turun dibawah skala X.
Pada kelompok Wajib Pajak yang diperiksa dalam 4 tahun pemeriksaan, Wajib Pajak meningkat kepatuhannya menjadi skala X:91%-100% setelah dilakukan pemeriksaan sebanyak dua kali.
Dari penelitian ini diajukan beberapa saran:
1. Pada setiap pelaksanaan pemeriksaan disarankan agar dibuatkan Kertas Kerja Pemeriksaan yang memuat Hasil Pemeriksaan Pajak atas pemeriksaan pajak tahun sebelumnya termasuk dengan bentuk – bentuk ketidakpatuhan Wajib Pajak yang dilakukan dan agar kiranya dalam Laporan Pemeriksaan Pajak ditambahkan satu poin tentang tingkat kepatuhan Wajib Pajak sebelum pe meriksaan dan setelah pemeriksaan dilakukan serta kenaikan atau penunman tingkat kepatuhannya. Tujuannya adalah agar dapat diketahui bagaimana perkembangan tingkat kepatuhan Wajib Pajak dari tahun ke tahun, sebagai bahan pertimbangan untuk tahun mendatang apakah Wajib Pajak tersebut perlu diperiksa atau tidak.
2. Pemeriksaan masih tetap diperlukan dalam rangka meningkatkan maupun menjaga tingkat kepatuhan Wajib Pajak , sehingga terhadap Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya masih rendah agar dilakukan pengawasan yang lebih ketat khususnya Wajib Pajak yang masih berada dibawah skala X:91 % - 100%.
yang dapat memacu Wajib Pajak untuk tetap mempertahankan tingkat kepatuhannya. Dalam tulisan ini juga disampaikan usulan berupa:
1. Penulis mengusulkan agar disusun suatu peraturan perpajakan menyangkut sanksi perpajakan yang sifatnya lebih berat terhadap Wajib Pajak yang melakukan kesalahan tertentu secara benilang. Hal ini diinaksudkan agar kiranya Wajib Pajak berusaha untuk tetap patuh dalam melaksanakan ketentuan peraturan perpajakan. 2. Agar kiranya ditambahkan satu kriteria baru tentang tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam
menentukan Wajib Pajak yang akan diperiksa.
Kriteria kepatuhan yang tersebut diantaranya adalah kepatuhan Wajib Pajak yang tetap berada di bawah skala X : 91%-100% walaupun telah dilakukan pemeriksaan atau Wajib Pajak yang menurun tingkat kepatuhannya dari skala X: 91%-100% .
Johannes Aritonang : Analisa Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Wajib Pajak Dalam…, 2001
USU Repository © 2007