LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA PEMBERI LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING
Informan :
Kepala KPAD Kabupaten Nias, Kepala Seksi Perpustakaan KPAD Kabupaten Nias, Pustakawan.
Pertanyaan :
1. Bagaimana pengembangan Koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias?
2. Siapa saja yang terlibat dalam pemilihan koleksi perpustakaan keliling?
3. Apakah sistem layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias?
4. Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling?
5. Bagaimana cara menentukan tempat pelayanan perpustakaan keliling?
6. Bagaimanakah jadwal pelayanan perpustakaan keliling?
7. Hambatan apa saja yang ditemukan dalam pelayanan perpustakaan keliling?
LAMPIRAN II
PEDOMAN WAWANCARA PENERIMA LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING
Informan : Kepala Sekolah
Pertanyaan :
9. Apakah sekolah bapak/ibu pernah dikunjungi oleh perpustakaan keliling?
10. Berapa jumlah kunjungan yang diterima dalam satu tahun?
11. Apakah sistem layanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling?
12. Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling?
13. Bagaimana jadwal kunjungan perpustakaan keliling?
14. Bagaimana dengan koleksi perpustakaan keliling?
15. Bagaimana dengan koleksi diperpustakaan sekolah bapak/ibu?
LAMPIRAN III
HASIL WAWANCARA 1. Hasil Wawancara Informan I
Wawancara dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 pada pukul 15.00 WIB.
Bertempat di Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD)
Kabupaten Nias. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Bapak Manotona
Harefa (Kepala KPAD Kabupaten Nias).
Keterangan :
Informan : I1 Penulis : P
P : “Bagaimana sistem pelayanan Perpustakaan Keliling Kabupaten
Nias?”
I1 : “Kami melakukan sistem pelayanan terbuka.”
P : “Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling?”
I1 : “Layanan yang diberikan adalah layanan peminjaman dan
pengembalian buku.”
P : “Bagaimana penetapan waktu dan pemilihan tempat layanan
perpustakaan keliling?”
I1 : “Biasanya perpustakaan keliling beroperasi pada pagi hari, mulai pukul 08.00 WIB Mobil Perpustakaan Keliling berangkat dari kantor
untuk melayani. Pemilihan tempat dilakukan dengan beberapa kriteria
pernah dikunjungi sebelumnya. Ketiga, yang paling
sedikitdikunjungi.”
P : “Bagaimana publikasi dari layanan perpustakaan keliling?”
I1 : “Yang pertama kami pernah melakukan kerjasama dengan RRI
Gunungsitoli, kemudian kami memberikan pengumuman lewat gereja
atau tempat ibadah dan selanjutnya melalui kepala-kepala desa kami
memberitahukan keberadaan dari perpustakaan keliling.”
P : “Hambatan yang ditemukan dalam melakukan pelayanan perpustakaan
keliling?”
I1 : “Beberapa sekolah tidak dapat dijangkau oleh layanan perpustakaan
keliling sehingga kami tidak dapat memberikan pelayanan. Hal
tersebut terjadi karena sekolah yang bersangkutan tidak dapat
dijangkau oleh kendaraan roda empat. Itu saja hambatan yang
ditemukan.”
P : “Bagaimana pengembangan koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten
Nias?”
I1 : “Setiap tahun kami menambah jumlah koleksi perpustakaan yang
jumlahnya sangat sedikit dan diperoleh dari dana APBD. Untuk saat
ini koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling adalah buku-buku
pelajaran, pertanian dan peternakan serta koleksi yang bersifat
umum.”
P : “ Bagaimana pemilihan koleksi untuk perpustakaan keliling? Siapa
I1 : “Kami coba melihat dari katalog, kemudian dengan mewawancarai
siswa dan guru kami dapat mengetahui apa saja kebutuhan mereka.
Jadi yang terlibat dalam pemilihan koleksi adalah siswa dan guru.”
P : ”Baik pak, terimakasih atas informasi yang telah diberikan.”
I1 : “Iya sama-sama.”
2. Hasil Wawancara Informan II
Wawancara dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2015 pada pukul 10.00
WIB. Bertempat di Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD)
Kabupaten Nias. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Bapak Obedi
Hulu (Kepala Seksi Perpustakaan KPAD Kabupaten Nias).
Keterangan :
Informan : I2
Penulis : P
P : “Bagaimana sistem pelayanan perpustakaan keliling?”
I2 : “Sistem layanan terbuka.”
P : “Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling kepada
pengguna?”
I2 : “Layanan peminjaman dan pengembalian. Jadi pada saat berkunjung kami mempersilahkan para siswa untuk meminjam buku yang mereka
inginkan, pada pertemuan selanjutnya sekitar 3-4 hari setelah kami
kunjungi buku-buku tersebut akan dikembalikan kepada kami
P : “Bagaimana penetapan waktu dan tempat pelayanan perpustakaan
keliling?”
I2 : “Penetapan tempat pelayanan dilakukan dengan metode triwulan, jadi
kami menetapkan beberapa kecamatan untuk kami layani selama tiga
bulan ke depan. Kemudian pada triwulan berikutnya kami menetapkan
kecamatan yang lainnya untuk kami layani, begitu pula untuk
seterusnya selama satu tahun.”
P : “Penetapan waktu layanan pak?”
I2 : “Biasanya kami memulai pelayanan dari pukul 08.00 WIB sampai selesai. Mulai dari pukul 08.00 WIB mobil perpustakaan keliling
mulai jalan menujun ke sekolah-sekolah. Biasanya pelayanannya tidak
sampai sore hari.”
P : “Bagaimana publikasi layanan perpustakaan keliling?”
I2 : “Sampai saat ini tidak ada publikasi yang dilakukan. Pernah kami menyebarkan pengumuman menggunakan pengeras suara sambil
melakukan kunjungan ke desa-desa, namun hal tersebut kurang
efektif.”
P : “Bagaimana pengembangan koleksi perpustakaan keliling?”
I2 : “Koleksinya masih sama jumlahnya ketika pertama kali mobil
perpustakaan keliling diberikan oleh Perpustakaan Nasional. Tidak
ada pengadaan buku karena terbatasnya dana. Kami menggunakan
sebagian koleksi dari perpustakaan umum untuk menambah koleksi
P : “Siapa yang terlibat dalam pemilihan koleksi perpustakaan keliling?”
I2 : “Pemilihan koleksi perpustakaan dilakukan oleh seksi perpustakaan.”\ P : “Hambatan apa saja yang ditemukan dalam pelayanan perpustakaan
keliling?”
I2 : “Hambatannya adalah masalah kurangnya anggaran yang dimiliki.
Selanjutnya kerusakan dan kehilangan koleksi perpustakaan keliling
yang disebabkan oleh pengguna.”
P : “Terimakasih atas informasinya pak.”
I2 : “Sama-sama.”
3. Hasil Wawancara Informan III
Wawancara dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 pada pukul 15.30 WIB.
Bertempat di Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD)
Kabupaten Nias. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Ibu Sri Suarni
Telaumbanua (Pustakawan Seksi Perpustakaan KPAD Kabupaten Nias).
Keterangan :
Informan : I3
Penulis : P
P : “Apakah sistem layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Keliling
Kabupaten Nias?
I3 : “Kami menggunakan sistem layanan terbuka. Namun terkadang kami
juga menerapkan sistem layanan tertutup apabila pengguna jumlahnya
sangat banyak, jadi tergantung dengan kondisi di lapangan.Tapi
P : “Layanan apa saja yang dilakukan oleh perpustakaan keliling?”
I3 : “Layanannya hanya peminjaman dan pengembalian buku saja.
Layanan story telling pernah kami ajukan untuk dilakukan namun
sampai sekarang masih belum dapat terlaksana dan kami juga tidak
pernah mengunjungi sekolah PAUD maupun taman kanak-kanak.”
P : “Bagaimana penetapan waktu dan tempat layanan perpustakaan
keliling?
I3 : “Karena kami menggunakan dana APBD, maka kami berpatok pada
jumlah dana yang ada dibagi dengan jumlah personil yang ada. Jadi
kami sesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah personil.Pelayanan
perpustakaan keliling dilakukan pada pagi hari saja.”
P : “Publikasi apa yang pernah dilakukan untuk layanan perpustakaan
keliling?
I3 : “Sampai saat ini tidak pernah dilakukan publikasi apapun mengenai perpustakaan keliling. Mungkin pada tahun 2010 kami sering
diundang oleh RRI untuk melakukan wawancara, sekaligus kami
melakukan promosi tentang layanan ini. Setelah itu tidak pernah lagi
dilakukan publikasi apapun.”
P : “ Hambatan apa yang ditemukan dalam melakukan pelayanan
perpustakaan keliling?
I3 : “ Hambatannya adalah kondisi medan yang cukup sulit. Karena
kondisi geografis wilayah Kabupaten Nias memang lumayan sulit
yang selanjutnya adalah petugas itu sendiri. Misalnya yang ditugaskan
untuk pelayanan sekitar empat orang sementara yang datang hanya
satu atau dua orang saja. Sebenarnya kami membutuhkan banyak
personil, namun karena keterbatasan dana dan jumlah petugas
terkadang membuat kami kewalahan.”
P : “Bagaimana dengan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan
keliling?”
I3 : “Kami memiliki koleksi dari semua kelas yang ada. Mulai dari kelas
00-900. Karena memang permintaan dari pengguna berbeda-beda.”
P : “Bagaimana metode pemilihan koleksi perpustakaan keliling? Siapa
saja yang terlibat dalam pemilihannya?
I3 : “Dari tahun 2010 sejak mobil perpustakaan keliling diberikan oleh Perpustakaan Nasional, koleksi yang diberikan sebagian besar
merupakan koleksi buku agama islam sementara mayoritas penduduk
Nias merupakan agama kristen. Jadi kami mengganti sebagian koleksi
tersebut dari koleksi perpustakaan umum dan belum pernah kami
melakukan pengadaan dari perpustakaan keliling. Kami pernah
mengusulkan kepada pimpinan untuk mengadakan koleksi
perpustakaan keliling, namun dengan keterbatasan dana sehingga hal
tersebut tidak terlaksana.”
P : “Siapa saja yang terlibat dalam pemilihan koleksi perpustakaan
keliling?”
lebih mengetahui kebutuhan para pengguna dilapangan. Kami yang
mengetahui keluhan-keluhan dari para pengguna, seperti beberapa
sekolah beberapa kali pernah menanyakan mengapa koleksinya itu-itu
saja, atau mengapa koleksinya tidak pernah bertambah. Yah,
permasalahannya berkutat seperti itu saja, karena memang tidak ada
pengembangan yang khusus untuk perpustakaan keliling.”
P : “Baik bu, terimakasih atas semua jawaban-jawaban yang telah ibu
berikan.”
I3 : “Iya, sama-sama.”
4. Hasil Wawancara Informan IV
Wawancara dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 pada pukul 11.00 WIB.
Bertempat di SMA Negeri 1 Bawolato. Berikut adalah hasil wawancara penulis
dengan Bapak Sudirman Ziraluo (Kepala SMA Negeri 1 Bawolato).
Keterangan :
Informan : I4
Penulis : P
P : ”Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan
keliling?”
I4 : “Pernah. Terakhir kami dikunjungi pada bulan Desember tahun lalu.” P : “Berapa kali sekolah bapak mendapat kunjungan dalam satu tahun?”
I4 : “Untuk tahun 2015 kami telah dikunjungi sebanyak empat kali.” P : “Bagaimana koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling
I4 : “Mereka memiliki koleksi yang cukup beragam. Bila dibandingkan
dengan koleksi yang kami miliki, koleksi kami hanya koleksi buku
mata pelajaran saja.”
P : “Sistem layanan apa yang diberikan oleh perpustakaan keliling?”
I4 : “Sistem layanan terbuka.”
P : “Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling?”
I4 : “ Layanan peminjaman dan pengembalian saja. Mereka datang
membawa buku dan seminggu kemudian dikembalikan.”
P : “Jam berapakah waktu kunjungan perpustakaan keliling ketika
berkunjung? Berapa lama durasi kunjungan yang dilakukan?”
I4 : “Mereka datang pada pagi hari secara tiba-tiba pada saat proses belajar
mengajar sekitar pukul 10.30 WIB. Sekitar satu jam mereka
melakukan pelayanan kepada kami.”
P : “Apakah terdapat publikasi yang dilakukan mengenai perpustakaan
keliling pada sekolah bapak?
I4 : “Ya, mereka pernah menyurati kami mengenai layanan perpustakaan
keliling.”
P : “Baik pak, terimakasih atas bantuannya.”
I4 : “Ya, sama-sama. Jangan lupa sampaikan salam saya untuk bapak
5. Hasil Wawancara Informan V
Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Januari 2016 pada pukul 09.00 WIB.
Bertempat di SMA Negeri 1 Idanogawo. Berikut adalah hasil wawancara penulis
dengan Bapak Fatisokhi Zai (Kepala SMA Negeri 1 Idanogawo).
Keterangan :
Informan : I5
Penulis : P
P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan
keliling?”
I5 : “Pernah. Terakhir kami dikunjungi sekitar 2012 atau 2013 lalu, saya
tidak terlalu ingat.”
P : “Apakah bapak pernah berkomunikasi dengan pihak perpustakaan
keliling setelah terakhir dikuinjungi?”
I5 : “Tidak ada komunikasi lagi. Nomor para petugas yang kami punya
tidak aktif lagi.”
P : “Ketika dikunjungi biasanya dihubungi terlebih dahulu atau tidak?”
I5 : “Biasanya mereka datang secara tiba-tiba tanpa dihubungi. Pada pagi
hari, jam sekolah sedang berlangsung.”
P : “Bagaimana dengan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan
keliling?”
I5 : “Koleksinya bagus-bagus. Mereka memiliki koleksi buku pengetahuan
umum dan banyak siswa menyukainya.”
I5 : “Sistem layanan terbuka.”
P : “Layanan apa saja yang diberikan?”
I5 : “Layanan peminjaman buku saja. Setelah seminggu atau dua minggu
kemudian buku yang dipinjam dijemput oleh perpustakaan keliling.
Kemudian penyerahan kartu anggota kepada siswa dan kepada
guru-guru juga diberikan. Namun masih ada buku yang belum mereka
ambil setelah kunjungan mereka terakhir pada tahun 2013 lalu,
mungkin karena bukunya cetakan yang lama.”
P : “Pernah dapat publikasi mengenai perpustakaan keliling?”
I5 : “Tidak pernah.”
P : “Baik pak terimakasih atas informasinya.”
I5 : “Sama-sama.”
6. Hasil Wawancara Informan VI
Wawancara dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 pada pukul 09.00 WIB.
Bertempat di SMA Negeri 1 Botomuzoi. Berikut adalah hasil wawancara penulis
dengan Bapak Sama’aro Laoli (Kepala SMA Negeri 1 Botomuzoi).
Keterangan :
Informan : I6
Penulis : P
P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan
keliling?”
I6 : “Pernah. Dua tahun yang lalu mereka pernah datang kemari dan
P : “Brapa kali sekolah bapak dikunnjungi?”
I6 : “Semenjak mereka datang dua tahun lalu mereka tidak pernah datang lagi. Mereka mengatakan akan datang lagi tapi sampai sekarang tidak
pernah datang lagi.”
P : “Bagaimana dengan koleksi yang ada diperpustakaan keliling?”
I6 : “Kami tidak mengetahui sama sekali karena kami tidak pernah
dilayani. Mereka hanya datang untuk memberikan brosur saja.
Mungkin karena jaraknya yang terlalu jauh makanya malas datang
lagi.”
P : “Lalu bagaimana dengan koleksi perpustakaan disekolah bapak.”
I6 : “Koleksi kami sangat terbatas dan tidak memadai. Kami hanya
mengandalkan dana BOS untuk membeli buku-buku perpustakaan.”
P : “Baiklah pak terimakasih atas informasinya.”
I6 : “Sama-sama pak. Kami harap penelitian ini menjadi masukan bagi mereka. Dan kalau bisa mereka dapat segera memberikan pelayanan
untuk kami.”
P : “Iya pak.”
7. Hasil Wawancara Informan VII
Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Januari 2016 pada pukul 11.30 WIB.
Bertempat di SMA Negeri 1 Gido. Berikut adalah hasil wawancara penulis
dengan Bapak Buala’atulo Zebua (Kepala SMA Negeri Gido).
Keterangan :
Penulis : P
P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan
keliling?”
I7 : “Saya kurang mengetahui apakah pernah dikunjungi sebelum saya menjabat kepala sekolah disini pak, namun sepengetahuan saya
selama dua tahun saya menjadi kepala sekolah disini kami tidak
pernah dikunjungi sama sekali.”
P : “Bagaimana dengan kondisi koleksi perpustakaan disekolah bapak?”
I7 : “Koleksi perpustakaan disekolah kami kalau boleh dikatakan salah satu koleksi terbaik diantara sekolah lainnya di Kabupaten Nias.
Pengelolaannya juga kini telah menggunakan aplikasi atau software
komputer untuk mengelola data diperpustakaan kami. Jadi tanpa
adanya kunjungan perpustakaan keliling tidak terlalu mempengaruhi.”
P : “Apakah pernah dilakukan publikasi mengenai kondisi perpustakaan
keliling di Kabupaten Nias?”
I7 : “Sampai saat ini belum dilakukan sama sekali.” P : “Baiklah pak, terimakasih atas informasinya.”
I7 : “Ya, sama-sama pak.”
8. Hasil Wawancara Informan VIII
Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Januari 2016 pada pukul 14.30 WIB.
Bertempat di SMA Negeri 1 Hiliduho. Berikut adalah hasil wawancara penulis
dengan Bapak Fabo’oni Ndraha (Kepala SMA Negeri 1 Hiliduho).
Informan : I8
Penulis : P
P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan
keliling?”
I8 : “Selama dua tahun terakhir mungkin belum pernah dikunjungi pak,
saya baru menjabat kepala sekolah selama dua tahun terakhir. Saya
baru dimutasi pak.”
P : “Bagaimana dengan kondisi perpustakaan disekolah bapak? Apakah
dengan tidak adanya kunjungan dari perpustakaan keliling
berpengaruh terhadap sekolah bapak?”
I8 : “ Tentu saja berpengaruh pak. Sekolah kami memiliki koleksi buku
perpustakaan yang sangat kurang memadai. Mungkin hanya dapat
melayani kebutuhan sekitar 50 siswa saja. Jadi sangat kurang. Dengan
adanya perpustakaan keliling mungkin akan sangat membantu.”
P : “Apakah sekolah bapak pernah diberikan publikasi atau pemberitaan
tentang kondisi terkini Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias?”
I8 : “Sampai sekarang tidak sama sekali.”
P : “Baik pak, terimakasih atas informasinya.”
I8 : “ Sama-sama pak.”
9. Hasil Wawancara Informan IX
Wawancara dilakukan pada tanggal 6 Januari 2016 pada pukul 11.45 WIB.
Bertempat di SMA Negeri 1 Ulugawo. Berikut adalah hasil wawancara penulis
Keterangan :
Informan : I9 Penulis : P
P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan
keliling?”
I9 : “Kami tidak pernah dikunjungi sama sekali oleh perpustakaan
keliling.”
P : “Bagaimana kondisi koleksi perpustakaan sekolah bapak?”
I9 : “Koleksi buku kami sangat kurang.”
P : “Apakah pernah dilakukan publikasi layanan perpustakaan keliling di
sekolah bapak?”
I9 : “Tidak pernah.”
P : “Baik pak, terimakasih telah meluangkan waktu untuk diwawancarai.”
I9 : “Sama-sama pak.”
10. Hasil Wawancara Informan X
Wawancara dilakukan pada tanggal 6 Januari 2016 pada pukul 15.30 WIB.
Bertempat di SMA Negeri 1 Ma’u. Berikut adalah hasil wawancara penulis
dengan Bapak Bezaro Zamasi (Kepala SMA Negeri 1 Ma’u).
Keterangan :
Informan : I10
Penulis : P
P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan
I10 : “Tidak pernah sama sekali. Mungkin karena jarak yang terlalu jauh,
jadi kami juga tidak dapat menyalahkan mereka sepenuhnya.”
P : “Lalu bagaimana kondisi perpustakaan disekolah bapak?”
I10 : “Sekolah kami baru diresmikan pada tahun 2014 lalu, jadi
perpustakaan sekolah masih belum diwujudkan. Kami pernah
menyurati perpustakaan keliling untuk mengirimkan koleksi kepada
kami sebagai bahan bacaan, namun tidak pernah diberikan respon.
Sementara kondisi ekonomi masyarakat yang sangat rendah tidak
memungkinkan untuk menyediakan buku-buku yang berkualitas bagi
anak-anak didaerah ini.”
P : “Apakah pernah terjadi komunikasi seputar informasi atau publikasi
mengenai perpustakaan keliling disekolah bapak?”
I10 : “Tidak ada sama sekali.”
P : “Baik pak terimakasih atas informasinya.”
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Seno Tri Bayu. (2013). Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadapkemampuan Literasi Informasi “Wanita Tuna Susila(Wts)” Di Lokalisasi Gambilangu Semarang. Skripsi.
ACRL. (2004). Information Literacy Competency Standards For Higher Education.
http://www.ala.org/acrl/acrlstandards/informationliteracycompetency.ht
m. diakses 20 Agustus 2015
American Library Association (ALA). (1989). Presidential Committee on Information Literacy. Final Report. Chicago: American Library Association.
http://www.ala.org/acrl/publications/whitepapers/presidential. diakses 20 Agustus 2015.
Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Hancock, Vicky E. (1999). Information Literacy For Lifelong Learning. ERIC Digest. http://WWW.erigdigest.org/1999-2/information.htm.diakses 20 Agustus 2015
Hardjoprakosa, Mastini. (1992). Paduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Hardjoprakoso, M. (2005). Bunga Rampai Kepustakawanan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Hasugian, Jonner. (2009). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.
Lasa, Hs. (2005). ManajemenPerpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.
N.S, Sutarno. 2003. PerpustakaanMasyarakat. Jakarta :yayasanObor Indonesia
M.Ali, H. Abdul Wahid.2006. Layanan Perpustakaan Keliling. Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. (1999). Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Pedoman Umum Perlengkapan Perpustakaan Umum.(1991). Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Pedoman Umum PenyelenggaraanPerpustakaanUmum. (1992). Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
_____. (2000). Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Rumapea, Renti. (2015). Faktor – faktor yang Menyebabkan Rendahnya Tingkat Kunjungan Masyarakat ke Perpustakaan Umum Kota PematangSiantar. Skripsi.
Santoso, Joko. 2006. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
Sariahmas.2007. SistemPelayananPenggunahttp://repository.usu.ac.id/ handle/123456789/1823.
Siregar, A.Ridwan. (2008). Upaya Peningkatan Minat Baca Disekolah. Medan : USU Press
Siregar, A. Ridwan. (2011). Perpustakaan Umum Spasial di Wilayah Perkotaan. Medan: USU Press.
Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo-Basuki. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Supriyanto, dkk. 2006. Layanan Perpustakaan Keliling. Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia.
Sutarno. ( 2006). Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto.
BAB III
METODE PENELTIAN 3.1 Gambaran Umum Penelitian
Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten
Nias berdiri pada tahun 2009 untuk memenuhi amanat UU Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan dan Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 8 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Nias. Perpustakaan
ini sebelumnya merupakan salah satu sub bagian pada Bagian Humas Setda
Kabupaten Nias. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Pendirian Perpustakaan Daerah, maka perpustakaan semula bersifat
internal dalam pelayanan berubah menjadi sarana layanan publik.
Pada tahun 2010 perpustakaan umum atau KPAD Kabupaten Nias
memperoleh mobil perpustakaan keliling dari Perpustakaan Nasional RI sebanyak
satu unit. Koleksi yang dimiliki oleh Mobil Perpustakaan Keliling (MPK)
Kabupaten Nias adalah 1500 eksemplar.
Hingga pada saat ini pelayanan perpustakaan keliling di Kabupaten Nias
telah dijalankan untuk melayani sekolah-sekolah yang ada di seluruh wilayah
kabupaten.
Sementara untuk menjalankan semua program yang telah ditentukan serta
menunjukkan batas kewenangan serta tanggung jawab dalam sebuah organisasi,
dibentuk sebuah struktur organisasi yang dijalankan oleh KPAD Kabupaten Nias.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian ini mencoba untuk menunjukkan gambaran sebenarnya
sesuai dengan kenyataan, fenomena dan fakta yang ditemukan dilapangan.
Menurut Robert dan Steven terjemahan Arif Furchan (1992) menyatakan
bahwa metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif : ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang
(subyek) itu sendiri.
Data yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah data kualitatif yang pada
umumnya merupakan data yang tidak menggunakan angka sebagai tolok ukurnya.
Hasilnya lebih mengarah pada pemaparan secara deskripsi menggunakan
kalimat-kalimat, catatan, rekaman audio-visualyang akan diteliti, dianalisis dan dijelaskan
oleh peneliti.
Kepala KPAD Kabupaten Nias
Kelompok Jabatan
Fungsional KASUBBAG Tata
Usaha
KA. Seksi Dokumentasi KA. Seksi
Perpustakaan KA. Seksi Kearsipan
Koord. Perpustakaan Keliling
Supir Pustakawan
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka penelitian dilakukan diKantor
Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Nias, beralamat di
Jalan Diponegoro Nomor 269 dan di sekolah- sekolah yang menjadi objek
penelitian. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2015.
3.4 Sumber Data
Jenis dan sumber data penelitian ini adalah :
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari informan
dengan menggunakan metode wawancara. Data tersebut dapat berupa
opini subyek (informan) secara individual atau kelompok. Sumber
data primer pada penelitian ini penulis peroleh dari informan yang
dibagi menjadi dua yaitu pemberi dan penerima layanan perpustakaan
keliling.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari buku, jurnal, majalah,
laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.Data tersebut merupakan data yang diperoleh secara tidak
3.5 Instrumen Penelitian
Ada beberapa jenis instrumen yang dapat digunakan peneliti sebagai alat
untuk mengumpulkan data dalam melakukan suatu penelitian, menurut Sugiono
(1998, 84) yaitu :
1. Pedoman wawancara, digunakan agar yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya
berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Perekam suara, ini digunakan untuk merekam hasil wawancara
dengan peneliti, karena cacatan atau ingatan yang dimiliki masih
terbatas, sehingga perlu adanya perekam suara.
3.6 Proses Penelitian
Beberapa proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi Informan
Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui
permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberikan informasi
pada peneliti. Dalam penelitian kualitatif, informan sangat memiliki
posisi terpenting sebagai narasumber dalam penelitian. Informan
merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam
mengungkapkan permasalahan penelitian (Sutopo, 2002: 50).
Informan dalam penelitian ini adalah para petugas pengelola dan
penanggungjawab layanan perpustakaan keliling atau MPK di Kantor
Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Nias
serta pihak sekolah sebagai penerima layanan tersebut. Dalam
penelitian ini dilakukan penetapan infoman dengan rancangan sampel
nonprobabilitas.
2. MenentukanInforman
Penentuan informan dalam penelitian ini adalah menentukan informan
yang dianggap mengetahui serta mampu memberikan informasi
sebenarnya berkenaan dengan masalah yang sedang diteliti. Metode
penetuan informan dilakukan dengan rancangan sampel
nonprobabilitas (Non-Probability sampling design) berarti bahwa
tidak semua unit memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel
penelitian (Burngin, 2001). Informan pertama dalam penelitian ini,
sebagai pemberi layanan perpustakaan keliling adalah Kepala Kantor
Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD). Selanjutnya
dengan menggunakan teknik Snowball Sampling, Seksi Perpustakaan
KPAD Kabupaten Nias ditetapkan sebagai informan selanjutnya yang
berjumlah dua orang. Sedangkan informan dari pihak penerima
Layanan perpustakaan keliling adalah pihak sekolah yang mewakili
sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Nias. Dalam hal ini,
sekolah yang dimaksud adalah delapan SMA Negeri yang terdapat
pada tujuh kecamatan di Kabupaten Nias. Informasi penelitian
diperoleh langsung dari kepala sekolah sebagai penanggungjawab
3.7 TeknikPengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (Burngin,
2001:133).
2. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data melalui bahan pustaka
dan dokumen lain yang dijadikan sebagai sumber informasi.
3. Dokumetasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencatat
berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu (Gulo,
2002:123). Dokumentasi yang dilakukan peneliti pada saat melakukan
penelitian di KPAD Kabupaten Nias dilakukan dengan mencatat,
memfoto dan merekam suara dari informan.
3.8 Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan memahami seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah
ditulis dalam cacatan lapangan atau tempat kejadian/ peristiwa, dokumen pribadi,
dokumen resmi, gambar foto dan karya ilmiah. Menurut Miles dan Huberman
(1994, 16), “Analisis data memiliki tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan dan verifikasi”.
1. Reduksi data, yaitu proses pemilihan dan pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul
dilapangan.
2. Penyajian data, menyajikan data untuk memperoleh gambaran secara
keseluruhan penelitian ini.
3. Kesimpulan dan verifikasi, membuat sebuah kesimpulan dari data
yang diperoleh serta proses verifikasi terhadap kesimpulan yang
dibuat.
3.9 Keabsahan Data
Dalam menguji keabsahan data penelitian, maka peneliti menggunakan
teknik triangulasi data, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan
lebih lanjut mengenai data yang diperoleh dengan mencari informasi lebih dari
satu orang.
Adapun teknik triangulasi yang dilakukan adalah :
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data primer dan data sekunder. Data
primer adalah hasil wawancara tentang perpustakaan keliling yang
dilakukan peneliti terhadap informan, yaitu pimpinan KPAD
Kabupaten Nias, petugas perpustakaan keliling dan 8 Kepala Sekolah.
Data sekunder adalah data hasil pengecekan terhadap dokumen yang
diperoleh dari KPAD Kabupaten Nias berkaitan dengan perpustakaan
keliling .
Peneliti melakukan kajian teoritis yang diuraikan dalam BAB II
melalui buku, artikel, jurnal, buku pedoman dan lainnya sesuai dengan
topik yang diteliti. Kajian tersebut digunakan untuk menyiapkan
pertanyaan (pedoman) wawancara sesuai dengan metode penelitian
pada Perpustakaan Keliling KPAD Kabupaten Nias.
3. Triangulasi Metode
Peneliti menggunakan metode wawancara. Sebelum dilakukan
wawancara terhadap informan, peneliti merancang pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan tentang perpustakaan keliling. Hal
ini dilakukan untuk efektitas dan efisiensi. Pedoman tersusun secara
sistematis sehingga informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
tentang pelayanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias dapat
terpenuhi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah Kepala KPAD Kabupaten Nias
beserta Kepala Seksi Perpustakaan dan seorang pustakawan dari perpustakaan
keliling KPAD Kabupaten Nias sebagai pemberi layanan perpustakaan keliling.
Informan selanjutnya adalah pihak sekolah sebagai pihak penerima layanan
perpustakaan keliling.
[image:32.595.142.490.385.739.2]Adapun karakteristik dari para informan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel4.1 :KarakteristikInforman
KODE STATUS
I1 Kepala KPAD KabupatenNias
I2 KepalaSeksiPerpustakaan
I3 Pustakawan
I4 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Bawolato
I5 Kepala SMA Negeri 1Kec. Idanogawo
I6 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Botomuzoi
I7 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Gido
I9 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Ulugawo
I10 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Ma’u
Informan pertama (I1) adalah responden yang berhasil diwawancarai dengan perkenalan dan pendekatan terlebih dahulu, begitu juga dengan
informanI2, I3, I4,I5 dan seterusnya hingga informan I10. Para informan diminta waktu dan kesediaannya untuk diwawancarai, dengan menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan melalui wawancara. Setelah dilakukan
pengenalan, kemudian dilakukan proses wawancara dengan menggunakan
pedoman wawancara yang berlangsung secara informal. Suasana dan kondisi saat
berlangsungnya wawancara bersifat alamiah yang artinya bahwa wawancara
tersebut berlangsung apa adanya tanpa rekayasa atau diatur sedemikian rupa untuk
maksud dan tujuan tertentu. Wawancara dilakukan secara berulang oleh penulis
apabila masih terdapat beberapa hal yang dianggap perlu untuk ditambahkan atau
perlu dilakukan pembahasan ulang apabila masih terdapat beberapa hal yang
kurang jelas dari wawancara yang dilakukan sebelumnya.
Untuk informan selanjutnya, penulis berusaha untuk mendapatkan
informasi yang lebih jelas dan lebih lengkap dari sebelumnya. Informan yang
diwawancarai merupakan hasil dari pengembangan wawancara sebelumnya yang
memberikan rekomendasi kepada penulis untuk menemui responden yang lainnya
untuk mendapatkan hasil yang lebih lengkap dan mendalam.
4.2 Kategori
Setelah melakukan wawancara peneliti menyusun kerangka awal analisis
sebagai acuan dan pedoman untuk melakukan coding, memilih data yang relevan
dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori sebagai berikut:
1. Koleksi perpustakaan keliling.
2. Anggaran perpustakaan.
3. Sistem pelayanan perpustakaan keliling.
4. Jenis layanan perpustakaan keliling.
5. Tempat layanan.
6. Waktu layanan.
7. Hambatan pelayanan perpustakaan keliling.
8. Publikasi layanan perpustakaan keliling.
4.2.1 Koleksi Perpustakaan Keliling
Berdasarkan buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling yang
diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan yang baik minimal
memiliki 1000 judul koleksi yang terdiri dari 2500 eksemplar. Sementara itu
dalam pemilihan koleksi perpustakaan keliling memerlukan beberapa
pertimbangan yang baik sehingga kebutuhan dari pengguna dapat terpenuhi.
Untuk meningkatkan minat pengguna untuk datang ke perpustakaan keliling,
sebaiknya pengadaan koleksi dilakukan setiap tahunnya untuk menambah variasi
koleksi sehingga pengguna tidak akan merasa bosan. Sedangkan pada
Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias, pengadaan jumlah koleksi perpustakaan
terbatas. Berikut adalah petikan wawancara mengenai koleksi perpustakaan
keliling :
I1 : “Setiap tahun kami menambah jumlah koleksi perpustakaan yang jumlahnya sangat sedikit dan diperoleh dari dana APBD. Untuk saat
ini koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling adalah
buku-buku pelajaran, pertanian dan peternakan serta koleksi yang bersifat
umum.”
“Kami coba melihat dari katalog, kemudian dengan mewawancarai
siswa dan guru kami dapat mengetahui apa saja kebutuhan mereka.
Jadi yang terlibat dalam pemilihan koleksi adalah siswa dan guru.”
I2 : “Koleksinya masih sama jumlahnya ketika pertama kali mobil
perpustakaan keliling diberikan oleh Perpustakaan Nasional yaitu
1500 eksemplar. Tidak ada pengadaan buku karena terbatasnya
dana. Kami menggunakan sebagian koleksi dari perpustakaan umum
untuk menambah koleksi yang akan dibawa oleh MPK (Mobil
Perpustakaan Keliling).”
“Pemilihan koleksi perpustakaan dilakukan oleh seksi perpustakaan.”
I3 : “Kami memiliki koleksi dari semua kelas yang ada. Mulai dari kelas 000-900. Karena memang permintaan dari pengguna
berbeda-beda.”“Dari tahun 2010 sejak mobil perpustakaan keliling
diberikan oleh Perpustakaan Nasional, koleksi yang diberikan
sebagian besar merupakan koleksi buku agama islam sementara
mayoritas penduduk Nias merupakan agama kristen. Jadi kami
mengganti sebagian koleksi tersebut dari koleksi perpustakaan
umum dan belum pernah kami melakukan pengadaan dari
perpustakaan keliling. Kami pernah mengusulkan kepada pimpinan
untuk mengadakan koleksi perpustakaan keliling, namun dengan
keterbatasan dana sehingga hal tersebut tidak terlaksana.”
I4 : “Mereka memiliki koleksi yang cukup beragam. Bila dibandingkan dengan koleksi yang kami miliki, koleksi kami hanya koleksi buku
mata pelajaran saja.”
I5 : “Koleksinya bagus dan cukup lengkap. Mereka memiliki koleksi buku pengetahuan umum yang bagus. Sedangkan koleksi di
perpustakan sekolah kami hanya koleksi buku mata pelajaran saja”
I6 : “Koleksinya cukup bagus dan beragam. Mereka memiliki koleksi buku pengetahuan umum dan banyak siswa menyukainya.”
I7 : “Koleksi perpustakaan disekolah kami kalau boleh dikatakan salah satu koleksi terbaik diantara sekolah lainnya di Kabupaten Nias.
Pengelolaannya juga kini telah menggunakan aplikasi atau software
komputer untuk mengelola data diperpustakaan kami. Jadi tanpa
adanya kunjungan perpustakaan keliling tidak terlalu
mempengaruhi.”
I8 : “ Tentu saja berpengaruh pak. Sekolah kami memiliki koleksi buku perpustakaan yang sangat kurang memadai. Mungkin hanya dapat
Dengan adanya perpustakaan keliling mungkin akan sangat
membantu.”
I9 : “Koleksi buku kami sangat kurang.”
I10 : “Sekolah kami baru diresmikan pada tahun 2014 lalu, jadi
perpustakaan sekolah masih belum diwujudkan. Kami pernah
menyurati perpustakaan keliling untuk mengirimkan koleksi kepada
kami sebagai bahan bacaan, namun tidak pernah diberikan respon.
Sementara kondisi ekonomi masyarakat yang sangat rendah tidak
memungkinkan untuk menyediakan buku-buku yang berkualitas bagi
anak-anak didaerah ini.”
Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui hampir seluruh sekolah
membutuhkan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan karena rata-rata koleksi
perpustakaan sekolah hanya berisikan buku mata pelajaran saja. Buku lain seperti
pengetahuan umum dan fiksi yang lebih digemari para siswa hanya dapat
ditemukan pada koleksi perpustakaan keliling. Sementara itu pengembangan
koleksi perpustakaan keliling yang jarang dilakukan dan sebagian diperoleh dari
perpustakaan umum dapat mengakibatkan berkurangnya animo para pengguna
untuk datang kembali dimasa yang akan datang karena tidak adanya pembaharuan
terhadap koleksinya.
4.2.2 Anggaran Perpustakaan
Anggaran merupakan unsur terpenting bagi perpustakaan untuk dapat
beroperasi dan melakukan pelayanan dengan baik. Tanpa dana atau anggaran,
pelayanan tidak akan berjalan meskipun memiliki sistem yang baik dan
pustakawan yang handal. Setiap perpustakaan seharusnya membuat rencana
anggaran dan mengajukannya kepada lembaga lain yang berkewajiban untuk
memberi anggaran kepada perpustakaan. KPAD Kabupaten Nias menerima
anggaran sebesar Rp. 733.360.000,- dari APBD 2015 (sumber: Profil KPAD
Kabupaten Nias).
4.2.3 Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling
Setiap perpustakaan seharusnya menetapkan sistem yang diterapkan dalam
pelayanan yang dilakukan. Pelayanan terhadap pengguna dapat dilakukan dengan
dua sistem yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Sistem
layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias adalah
sistem layanan terbuka.
Berikut adalah petikan wawancara tetang sistem layanan yang digunakan:
I1 : “Kami melakukan sistem pelayanan terbuka.” I2 : “Sistem layanan terbuka.”
I3 : “Kami menggunakan sistem layanan terbuka. Namun terkadang kami juga menerapkan sistem layanan tertutup apabila pengguna
jumlahnya sangat banyak, jadi tergantung dengan kondisi di
lapangan. Tapi rata-rata pelayanan dilakukan dengan sistem
terbuka.”
I4 : “Sistem layanan terbuka.” I5 : “Sistem layanan terbuka.”
Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui bahwa sistem pelayanan
sistem layanan terbuka. Sistem layanan terbuka dianggap lebih memberikan
keleluasaan kepada pengguna untuk memilih langsung koleksi yang diinginkan.
Sementara kurangnya personil lapangan yang dimiliki oleh perpustakaan keliling
lebih dipermudah kinerjanya dengan menggunakan sistem layanan tersebut.
4.2.4 Jenis layanan Perpustakaan Keliling
Layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias
adalah layanan Sirkulasi.
Berikut adalah petikan wawancara tentang layanan sirkualasi :
I1 : “Layanan yang diberikan adalah layanan peminjaman dan pengembalian buku.”
I2 : “Layanan peminjaman dan pengembalian. Jadi pada saat
berkunjung kami mempersilahkan para siswa untuk meminjam buku
yang mereka inginkan, pada pertemuan selanjutnya sekitar 3-4 hari
setelah kami kunjungi buku-buku tersebut akan dikembalikan kepada
kami sekaligus penyerahan kartu anggota.”
I3 : “Layanannya hanya peminjaman dan pengembalian buku saja. Layanan story telling pernah kami ajukan untuk dilakukan namun
sampai sekarang masih belum dapat terlaksana dan kami juga tidak
pernah mengunjungi sekolah PAUD maupun taman kanak-kanak.” I4 : “Layanan peminjaman dan pengembalian saja. Mereka datang
membawa buku dan seminggu kemudian dikembalikan.”
I5 :“Layanan peminjaman buku saja. Setelah seminggu atau dua minggu
kemudian buku yang dipinjam dijemput oleh perpustakaan keliling.
Kemudian penyerahan kartu anggota kepada siswa dan kepada
guru-guru juga diberikan. Namun masih ada buku yang belum
mereka ambil setelah kunjungan mereka terakhir pada tahun 2013
lalu, mungkin karena bukunya cetakan yang lama.”
Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui bahwa layanan yang
diberikan oleh perpustakaan keliling yaitu peminjaman dan pengembalian buku
belum berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena pelayanan yang
dilakukan terhadap suatu sekolah tidak dapat terjadi berulang-ulang sehingga
proses peminjaman dan pengembalian buku cenderung singkat dan tidak
berkelanjutan.
4.2.5 Tempat Layanan
Pemilihan lokasi seharusnya dilakukan dengan tepat oleh perpustakaan
keliling karena sesuai dengan tujuan utamanya bahwa perpustakaan keliling
berkewajiban untuk melakukan pelayanan pada tempat yang tidak dapat dijangkau
oleh pelayanan perpustakaan umum. Hal lain yang berkaitan dengan pemilihan
tempat maupun pos pelayanan adalah jumlah kunjungan yang diperoleh oleh
masing-masing sekolah. Sebagai suatu lembaga yang bersifat demokratis
pelayanan perpustakaan haruslah dilakukan secara merata.
Pemilihan lokasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten
Nias lebih mengacu pada metode kunjungan per-triwulan, anggaran operasional,
Berikut adalah petikan wawancara yang dilakukan mengenai tempat
layanan perpustakaan keliling :
I1 : “Biasanya perpustakaan keliling beroperasi pada pagi hari, mulai pukul 08.00 WIB Mobil Perpustakaan Keliling berangkat dari
kantor untuk melayani. Pemilihan tempat dilakukan dengan
beberapa kriteria pertama, dapat dijangkau oleh kendaraan roda
empat. Kedua, tidak pernah dikunjungi sebelumnya. Ketiga, yang
paling sedikit dikunjungi.”
I2 : “Penetapan tempat pelayanan dilakukan dengan metode triwulan, jadi kami menetapkan beberapa kecamatan untuk kami layani
selama tiga bulan ke depan. Kemudian pada triwulan berikutnya
kami menetapkan kecamatan yang lainnya untuk kami layani,
begitu pula untuk seterusnya selama satu tahun.”
I3 : “Karena kami menggunakan dana APBD, maka kami berpatok pada jumlah dana yang ada dibagi dengan jumlah personil yang
ada. Jadi kami sesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah personil.
Perpustakaan keliling biasanya beroperasi pada pagi hari saja.”
I4 : “Pernah. Terakhir kami dikunjungi pada bulan Desember tahun lalu.”
“Untuk tahun 2015 kami telah dikunjungi sebanyak empat kali.”
I5 : “Pernah. Terakhir kami dikunjungi sekitar 2012 atau 2013 lalu, saya tidak terlalu ingat.”
I6 : “Pernah. Dua tahun yang lalu mereka pernah datang kemari dan
memberikan brosur perpustakaan keliling.”
“Semenjak mereka datang dua tahun lalu mereka tidak pernah
datang lagi. Mereka mengatakan akan datang lagi tapi sampai
sekarang tidak pernah datang lagi.”
I7 : “Saya kurang mengetahui apakah pernah dikunjungi sebelum saya menjabat kepala sekolah disini pak, namun sepengetahuan saya
selama dua tahun saya menjadi kepala sekolah disini kami tidak
pernah dikunjungi sama sekali.”
I8 : “Selama dua tahun terakhir mungkin belum pernah dikunjungi pak, saya baru menjabat kepala sekolah selama dua tahun terakhir.
Saya baru dimutasi pak.”
I9 : “Kami tidak pernah dikunjungi sama sekali oleh perpustakaan keliling.”
I10 : “Tidak pernah dikunjungi. Mungkin karena lokasi kami lumayan jauh untuk dijangkau makanya kami tidak dapat menyalahkan
mereka sepenuhnya”
Berdasarkan jawaban di atas dapat kita ketahui bahwa penentuan tempat
layanan perpustakaan keliling masih belum merata dilakukan untuk setiap
sekolah. Faktanya bahwa masih banyak sekolah yang tidak mendapatkan
kunjungan dari perpustakaan keliling selama satu bahkan dua tahun lamanya.
4.2.6 Waktu Layanan
Berdasarkan buku Panduan Penyelenggara Perpustakaan Keliling, secara
shift pagi anatara pukul 09.00-11.30 WIB dan shift siang antara pukul 11.30-14.30
WIB. Sedangkan waktu layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias hanya
dilakukan satu shift yaitu shift pagi antara pukul 08.00-11.30 WIB.
Berikut adalah petikan wawancara mengenai waktu layanan perpustakaan
keliling :
I1 : “Biasanya perpustakaan keliling beroperasi pada pagi hari, mulai pukul 08.00 WIB Mobil Perpustakaan Keliling berangkat dari
kantor untuk melayani. Pemilihan tempat dilakukan dengan
beberapa kriteria pertama, dapat dijangkau oleh kendaraan roda
empat. Kedua, tidak pernah dikunjungi sebelumnya. Ketiga, yang
paling sedikit dikunjungi.”
I2 : “Biasanya kami memulai pelayanan dari pukul 08.00 WIB sampai selesai. Mulai dari pukul 08.00 WIB mobil perpustakaan keliling
mulai jalan menujun ke sekolah-sekolah. Biasanya pelayanannya
tidak sampai sore hari.”
I3 : “Karena kami menggunakan dana APBD, maka kami berpatok pada jumlah dana yang ada dibagi dengan jumlah personil yang
ada. Jadi kami sesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah personil.
Pelayanan perpustakaan keliling dilakukan pada pagi hari saja.” I4 : “Mereka datang pada pagi hari secara tiba-tiba pada saat proses
belajar mengajar sekitar pukul 10.30 WIB. Sekitar satu jam mereka
melakukan pelayanan kepada kami.”
I5 : “Biasanya mereka datang secara tiba-tiba tanpa dihubungi. Pada
pagi hari, jam sekolah sedang berlangsung.”
Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui bahwa waktu pelaksanaan
layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias dilaksanakan pada shift pagi
dimulai pukul 08.00 wib, berlangsung selama 30 sampai 60 menit. Sementara itu
waktu kedatangan mobil perpustakaan keliling dianggap kurang tepat dan justru
dapat mengganggu proses belajar-mengajar yang berlangsung di sekolah.
4.2.7 Hambatan Layanan Perpustakaan Keliling
Dalam melakukan sebuah pekerjaan dapat ditemukan beberapa kendala
atau hambatan yang dapat menganggu kenyamanan dalam bekerja. Sama seperti
dalam melakukan pelayanan perpustakaan keliling tentunya terdapat beberapa
kendala yang ditemukan oleh para petugas perpustakaan keliling.
Hambatan yang dapat mengganggu proses pelayanan pada Perpustakaan
Keliling Kabupaten Nias adalah kerusakan jalan raya yang menyebabkan mobil
perpustakaan tidak dapat mengunjungi beberapa kecamatan di Kabupaten Nias
seperti di Kecamatan Ma’u dan Kecamatan Ulugawo merupakan wilayah yang tak dapat dijangkau oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias.
Berikut adalah petikan wawancara tentang hambatan layanan perpustakaan
keliling :
I1 : “Beberapa sekolah tidak dapat dijangkau oleh layanan
perpustakaan keliling sehingga kami tidak dapat memberikan
pelayanan. Hal tersebut terjadi karena sekolah yang bersangkutan
tidak dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat. Itu saja
I2 : “Hambatannya adalah masalah kurangnya anggaran yang
dimiliki. Selanjutnya kerusakan dan kehilangan koleksi
perpustakaan keliling yang disebabkan oleh pengguna.”
I3 : “Hambatannya adalah kondisi medan yang cukup sulit. Karena kondisi geografis wilayah Kabupaten Nias memang lumayan sulit
seperti di daerah Ma’u, Somolo-molo dan Ulugawo. Lalu kendala
yang selanjutnya adalah petugas itu sendiri. Misalnya yang
ditugaskan untuk pelayanan sekitar empat orang sementara yang
datang hanya satu atau dua orang saja. Sebenarnya kami
membutuhkan banyak personil, namun karena keterbatasan dana
dan jumlah petugas terkadang membuat kami kewalahan.”
Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui bahwa hambatan pelayanan
perpustakaan keliling adalah kurangnya anggaran, kerusakan jalan, kekurangan
personil pelayanan dan kerusakan serta hilangnya koleksi perpustakaan keliling.
4.2.8 Publikasi Layanan Perpustakaan Keliling
Publikasi layanan perpustakaan keliling merupakan salah satu bentuk
pengenalan dan pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat pengguna. Hal
tersebut perlu dilakukan agar masyarakat dapat mengetahui fungsi dan kegunaan
dari layanan yang akan digunakan. Publikasi yang dilakukan oleh Perpustakaan
Keliling Kabupaten Nias masih sangat kurang sehingga masih banyak
penggunanya yang tidak mengetahui sepenuhnya tentang layanan tersebut.
Berikut petikan wawancara yang dilakukan terhadap pihak perpustakaan
mengenai publikasi layanan :
I1 : “Yang pertama kami pernah melakukan kerjasama dengan RRI Gunungsitoli, kemudian kami memberikan pengumuman lewat
gereja atau tempat ibadah dan selanjutnya melalui kepala-kepala
desa kami memberitahukan keberadaan dari perpustakaan keliling.”
I2 : “Sampai saat ini tidak ada publikasi yang dilakukan. Pernah kami menyebarkan pengumuman menggunakan pengeras suara sambil
melakukan kunjungan ke desa-desa, namun hal tersebut kurang
efektif.”
I3 : “Sampai saat ini tidak pernah dilakukan publikasi apapun mengenai perpustakaan keliling. Mungkin pada tahun 2010 kami sering
diundang oleh RRI untuk melakukan wawancara, sekaligus kami
melakukan promosi tentang layanan ini. Setelah itu tidak pernah
lagi dilakukan publikasi apapun”
I4 :“Ya, mereka pernah menyurati kami mengenai layanan perpustakaan keliling.
I5 : “Tidak pernah.”
Berdasarkan jawaban tersebut di atas dapat diketahui bahwa publikasi
perpustakaan keliling sangat jarang dilakukan. Publikasi yang dilakukan selama
kurang-lebih 5 tahun perpustakaan keliling telah melakukan pelayanan di
Kabupaten Nias dilakukan hanya pada tahun 2010 lalu.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan para informan,
beberapa kategori pelayanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias sebagai
berikut :
1. Koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias belum dilakukan
karena keterbatasan anggaran. Sementara sekolah-sekolah sangat
membutuhkan kunjungan perpustakaan keliling karena koleksi
perpustakaan sekolah yang terbatas dan hanya bergantung pada dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
2. Anggaran Perpustakaan Umum Kabupaten Nias sebesar Rp.
733.360.000,- dari APBD 2015.
3. Sistem layanan yang dijalankan adalah sistem layanan terbuka.
4. Jenis layanan yang dapat dijalankan oleh Perpustakaan Keliling
Kabupaten Nias adalah layanan peminjam dan pengembalian.
5. Pemilihan tempat layanan perpustakaan keliling masih belum merata
dilakukan sehingga maih terdapat sekolah yang tidak dilayani hingga
satu atau dua tahun lamanya.
6. Waktu kunjungan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias hanya
dilakukan pada shift pagi, pukul 08.00 WIB dan waktu kunjungan
yang dilakukan kurang efektif sehingga dapat mengganggu proses
belajar-mengajar di sekolah.
7. Hambatan layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias adalah :
kerusakan infrastruktur jalan raya, kurangnya anggaran dana,
kurangnya personil pendamping mobil perpustakaan keliling dan
kerusakan serta kehilangan koleksi yang disebabkan oleh pengguna.
8. Publikasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan yang dilakukan, maka
penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Koleksi Perpustakaan Keliling
Koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias masih belum
dilakukan karena keterbatasan anggaran. Jumlah koleksinya 1500
eksemplar. Sementara koleksi perpustakaan sekolah di Kabupaten
Nias sangat kurang.
2. Anggaran Perpustakaan.
Anggaran KPAD Kabupaten Nias sebesar Rp. 733.360.000,- dari
APBD 2015 dinilai masih kurang untuk memberikan bantuan bagi
seluruh kegiatan yang dilakukan termasuk kegiatan perpustakaan
keliling.
3. Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling
Sistem pelayanan perpustakaan keliling Kabupaten Nias adalah sistem
layanan terbuka. Kelemahan dari sistem ini adalah semakin
berkurangnya kontrol terhadap kebebasan para pengguna dapat
menyebabkan rusak bahkan hilangnya koleksi perpustakaan keliling.
4. Jenis Layanan
Jenis layanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling adalah
layanan peminjaman dan pengembalian. Peminjaman dan
pengembalian tidak dapat dilakukan secara berkelanjutan karena
kurangnya jumlah kunjungan perpustakaan.
5. Tempat pelayanan
Pemilihan tempat pelayanan perpustakaan keliling di Kabupaten Nias
tidak berjalan secara merata sehingga terdapat sekolah-sekolah yang
tidak mendapat kunjungan selama satu hingga dua tahun lamanya.
6. Waktu pelayanan
Waktu pelayanan hanya berlaku satu kali pada Shift pagi pukul 08.00
WIB, berlangsung selama kurang-lebih 60 menit. Waktu kunjungan
perpustakaan keliling yang tidak dikonfirmasi terlebih dahulu
terhadap pihak sekolah.
7. Hambatan pelayanan
Hambatan layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias adalah :
kerusakan infrastruktur jalan raya, kurangnya anggaran dana,
kurangnya personil pendamping mobil perpustakaan keliling dan
kerusakan serta kehilangan koleksi yang disebabkan oleh pengguna.
8. Publikasi pelayanan
Publikasi layanan perpustakaan keliling masih sangat jarang
dilakukan. Publikasi yang dilakukan oleh KPAD atau Perpustakaan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil wawancara serta membandingkan data dan fakta yang
ditemukan dilapangan, maka penulis mencoba mengemukakan saran sebagai
berikut :
1. Pengembangan koleksi dilakukan untuk menjaga agar pengunjung
tidak merasa bosan dengan koleksi perpustakaan. Sebaiknya pihak
perpustakaan keliling melakukan kerjasama dengan instansi lain untuk
melakukan pengembangan terhadap koleksi perpustakaan.
2. Keterbatasan dana anggaran yang dimiliki perpustakaan dapat
menghambat seluruh aktivitas yang dilakukan termasuk kegiatan
pelayanan perpustakaan keliling. Sebaiknya dilakukan kerjasama
dengan instansi yang lain untuk memperoleh dana dalam mendukung
kegiatan perpustakaan.
3. Sistem pelayanan terbuka yang diterapkan oleh Perpustakaan Keliling
Kabupaten Nias memiliki kelemahan khususnya terhadap keamanan
koleksi perpustakaan. Sebaiknya dilakukan koordinasi terhadap pihak
sekolah untuk memberikan pengarahan terhadap para siswa atau
pengguna agar dapat menjaga kelestarian koleksi yang dimiliki oleh
perpustakaan keliling.
4. Jenis layanan yaitu peminjaman dan pengembalian yang dijalankan
oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias sebaiknya terus
dikembangkan lagi sehingga dimasa mendatang jenis layanan lainnya
dapat dilakukan. Hal tersebut di anjurkan untuk menambah daya tarik
pengguna untuk melakukan banyak kegiatan di perpustakaan sehingga
pelayanan dapat dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
5. Pemilihan tempat pelayanan perpustakaan keliling masih kurang
efektif, sebaiknya perlu dilakukan evaluasi terhadap pemilihan tempat
pelayanan sehingga tidak terjadi ketimpangan antara jumlah
kunjungan yang diterima oleh masing-masing sekolah.
6. Waktu kunjungan perpustakaan dilakukan tanpa adanya konfirmasi
terlebih dahulu terhadap pihak sekolah yang akan dikunjungi,
sebaiknya sebelum melakukan kunjungan, pihak perpustakaan keliling
melakukan komunikasi terhadap pihak sekolah untuk menentukan
waktu yang tepat bagi kunjugan perpustakaan keliling sehingga tidak
mengganggu kegiatan yang berlangsung di sekolah tersebut.
7. Hambatan yang ditemukan dalam setiap pelayanan perpustakaan
keliling sebaiknya dimasukkan ke dalam agenda setiap rapat yang
dilakukan oleh pihak perpustakaan untuk dapat memperoleh solusi
sehingga pelayanan dilakukan dengan lebih baik.
8. Publikasi yang jarang dilakukan dapat menimbulkan kebutaan
informasi pengguna terhadap layanan perpustakaan keliling. Untuk itu
sebaiknya dilakukan kerjasama dengan instansi lain untuk
BAB II
KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan lembaga yang didirikan oleh pemerintah
untuk masyarakat umum dalam upaya menghimpun, menyimpan, mengoorganisir,
memelihara dan melestarikan serta menyebarkan seluruh hasil budaya karya
manusia yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan
informasi dan pengetahuan masyarakat yang berada di wilayah perpustakaan
umum tersebut.
Perpustakaan umum (public library) menurut Reitz (2004, 77) adalah “A
library or library system that provides unrestricted access to library resources
and services free of charge to all the resident of a given community, district, or
geographic region, supported wholly or in part publics funds”. Pendapat di atas
dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum merupakan suatu perpustakaan atau
sistem perpustakaan yang memberikan akses tidak terbatas terhadap sumber daya
perpustakaan dan layanan gratis terhadap masyarakat di wilayah tertentu dengan
dukungan penuh atau sebagian dari biaya pajak oleh masyarakat.
Sedangkan Sulistiyo-Basuki (1993, 46) menyatakan bahwa “perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan
melayani umum.”
Selain pendapat di atas Sutarno (2006, 38) menyatakan bahwa
”Perpustakaan umum adalah Perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal
dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada
masyarakat dalam bentuk layanan”.
Dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab I pasal (1)
dinyatakan bahwa “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan
bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa
membedakan umur, jenis kelamin, suku, rasa, agama dan status sosial-ekonomi.”
Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh pemahaman bahwa
perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didirikan oleh pemerintah dengan
akses yang tidak terbatas terhadap masyarakat dan sumber daya perpustakaan
yang diselenggarakan secara penuh atau sebagian dari dana umum dengan tujuan
untuk melayani masyarakat umum tanpa perbedaan umur, jenis kelamin, suku,
ras, agama dan status sosial-ekonomi.
2.1.1 Misi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum memiliki misi menumbuhkan minat baca masyarakat
yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi budaya baca bagi masyarakat yang
berada di lingkungan sekitarnya.
Adapun misi perpustakaan umum menurut Santoso (2006, 160) adalah
sebagai berikut :
1. Menciptakan dan menguatkan kebiasaan membaca sejak usia dini. 2. Mendukung pelaksanaan bagi pendidikan formal maupun bagi
perorangan yang belajar mandiri.
3. Memberikan peluang bagi pemgembangan kreativitas perorangan. 4. Merangsang imajinasi serta kreativitas perorangan.
5. Mempromosikan warisan budaya, penghargaan atas seni penemuan ilmiah dan inovasi.
7. Membina dialog antar budaya dan mendukung keanekaragaman budaya.
8. Membantu budaya lisan.
9. Menjamin akses atas semua jenis informasi kemasyarakatan bagi semua warga.
10. Menyediakan cukup informasi bagi perusahaan, asosiasi dan kelompok pemerhati setempat.
11. Memberi kemudahan dalam pengembangan keterampilan akan ketidak butaan informasi dan komputer.
12. Membantu dan aktif dalam kegiatan pemberantasan buta huruf pada semua tingkatan umur, dan akan memulainya apabila diperlukan.
Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum Unesco 1994, misi utama
perpustakaan umum yang dikaitkan dengan informasi, melek huruf, pendidikan dan
kebudayaan ialah :
1. Menciptakan dan memperkuat kebiasaan membaca di kalangan anak-anak sejak usia dini
2. Menciptakan individual dan pendidikan swatindak dan pendidikan formal pada semua tingkat
3. Menyediakan kesempatan bagi pengembangan kreasi pribadi 4. Merangsang imajinasi dan kreativitas anak-anak dan kawula muda 5. Mempromosikan kesadaran akan warisan budaya, apresiasi seni,
keberhasilan ilmiah dan inovasi
6. Menyediakan akses untuk ungkapan kultural dari semua seni pertunjukan
7. Membina dialog antar-budaya dan menghormati keanekaragaman budaya
8. Menunjang tradisi lisan
9. Menjamin akses bagi warganegara pada semua informasi komunitas 10. Menyediakan jasa informasi yang cukup bagi perusahaan lokal,
asosiasi dan kelompok yang berkepentingan
11. Memfasilitasi pengembangan keterampilan literasi informasi dan melek komputer
12. Membantu dan ikut serta dalam aktivitas dan program literasi bagi semua kelompok umur dan memulai aktivitas tersebut bilamana perlu.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa misi perpustakaan
umum adalah memberikan dukungan untuk pendidikan secara mandiri dan
imajinatif dalam mengembangkan potensi melalui kebiasaan membaca,
mempromosikan serta membina keberagaman budaya, menjamin akses serta
kecukupan informasi dan membantu secara aktif terhadap pemberantasan buta
huruf, buta informasi dan komputer.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang
terdidik, memiliki minat yang tinggi untuk menggunakan seluruh sumber daya
perpustakaan yang disediakan untuk mengembangkan kemampuan diri dan
memiliki daya saing yang tinggi.
Sulistyo–Basuki (1993, 48) merumuskan tujuan perpustakaan umum
sebagai berikut :
1. Pendidikan, perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan atau kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan.
2. Informasi, perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai seluruh jutaan pengetahuan manusia.
3. Kebudayaan, perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.
4. Rekreasi, perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreas