• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelayanan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Nias

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pelayanan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Nias"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA PEMBERI LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING

Informan :

Kepala KPAD Kabupaten Nias, Kepala Seksi Perpustakaan KPAD Kabupaten Nias, Pustakawan.

Pertanyaan :

1. Bagaimana pengembangan Koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias?

2. Siapa saja yang terlibat dalam pemilihan koleksi perpustakaan keliling?

3. Apakah sistem layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias?

4. Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling?

5. Bagaimana cara menentukan tempat pelayanan perpustakaan keliling?

6. Bagaimanakah jadwal pelayanan perpustakaan keliling?

7. Hambatan apa saja yang ditemukan dalam pelayanan perpustakaan keliling?

(2)

LAMPIRAN II

PEDOMAN WAWANCARA PENERIMA LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING

Informan : Kepala Sekolah

Pertanyaan :

9. Apakah sekolah bapak/ibu pernah dikunjungi oleh perpustakaan keliling?

10. Berapa jumlah kunjungan yang diterima dalam satu tahun?

11. Apakah sistem layanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling?

12. Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling?

13. Bagaimana jadwal kunjungan perpustakaan keliling?

14. Bagaimana dengan koleksi perpustakaan keliling?

15. Bagaimana dengan koleksi diperpustakaan sekolah bapak/ibu?

(3)

LAMPIRAN III

HASIL WAWANCARA 1. Hasil Wawancara Informan I

Wawancara dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 pada pukul 15.00 WIB.

Bertempat di Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD)

Kabupaten Nias. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Bapak Manotona

Harefa (Kepala KPAD Kabupaten Nias).

Keterangan :

Informan : I1 Penulis : P

P : “Bagaimana sistem pelayanan Perpustakaan Keliling Kabupaten

Nias?”

I1 : “Kami melakukan sistem pelayanan terbuka.”

P : “Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling?”

I1 : “Layanan yang diberikan adalah layanan peminjaman dan

pengembalian buku.”

P : “Bagaimana penetapan waktu dan pemilihan tempat layanan

perpustakaan keliling?”

I1 : “Biasanya perpustakaan keliling beroperasi pada pagi hari, mulai pukul 08.00 WIB Mobil Perpustakaan Keliling berangkat dari kantor

untuk melayani. Pemilihan tempat dilakukan dengan beberapa kriteria

(4)

pernah dikunjungi sebelumnya. Ketiga, yang paling

sedikitdikunjungi.”

P : “Bagaimana publikasi dari layanan perpustakaan keliling?”

I1 : “Yang pertama kami pernah melakukan kerjasama dengan RRI

Gunungsitoli, kemudian kami memberikan pengumuman lewat gereja

atau tempat ibadah dan selanjutnya melalui kepala-kepala desa kami

memberitahukan keberadaan dari perpustakaan keliling.”

P : “Hambatan yang ditemukan dalam melakukan pelayanan perpustakaan

keliling?”

I1 : “Beberapa sekolah tidak dapat dijangkau oleh layanan perpustakaan

keliling sehingga kami tidak dapat memberikan pelayanan. Hal

tersebut terjadi karena sekolah yang bersangkutan tidak dapat

dijangkau oleh kendaraan roda empat. Itu saja hambatan yang

ditemukan.”

P : “Bagaimana pengembangan koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten

Nias?”

I1 : “Setiap tahun kami menambah jumlah koleksi perpustakaan yang

jumlahnya sangat sedikit dan diperoleh dari dana APBD. Untuk saat

ini koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling adalah buku-buku

pelajaran, pertanian dan peternakan serta koleksi yang bersifat

umum.”

P : “ Bagaimana pemilihan koleksi untuk perpustakaan keliling? Siapa

(5)

I1 : “Kami coba melihat dari katalog, kemudian dengan mewawancarai

siswa dan guru kami dapat mengetahui apa saja kebutuhan mereka.

Jadi yang terlibat dalam pemilihan koleksi adalah siswa dan guru.”

P : ”Baik pak, terimakasih atas informasi yang telah diberikan.”

I1 : “Iya sama-sama.”

2. Hasil Wawancara Informan II

Wawancara dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2015 pada pukul 10.00

WIB. Bertempat di Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD)

Kabupaten Nias. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Bapak Obedi

Hulu (Kepala Seksi Perpustakaan KPAD Kabupaten Nias).

Keterangan :

Informan : I2

Penulis : P

P : “Bagaimana sistem pelayanan perpustakaan keliling?”

I2 : “Sistem layanan terbuka.”

P : “Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling kepada

pengguna?”

I2 : “Layanan peminjaman dan pengembalian. Jadi pada saat berkunjung kami mempersilahkan para siswa untuk meminjam buku yang mereka

inginkan, pada pertemuan selanjutnya sekitar 3-4 hari setelah kami

kunjungi buku-buku tersebut akan dikembalikan kepada kami

(6)

P : “Bagaimana penetapan waktu dan tempat pelayanan perpustakaan

keliling?”

I2 : “Penetapan tempat pelayanan dilakukan dengan metode triwulan, jadi

kami menetapkan beberapa kecamatan untuk kami layani selama tiga

bulan ke depan. Kemudian pada triwulan berikutnya kami menetapkan

kecamatan yang lainnya untuk kami layani, begitu pula untuk

seterusnya selama satu tahun.”

P : “Penetapan waktu layanan pak?”

I2 : “Biasanya kami memulai pelayanan dari pukul 08.00 WIB sampai selesai. Mulai dari pukul 08.00 WIB mobil perpustakaan keliling

mulai jalan menujun ke sekolah-sekolah. Biasanya pelayanannya tidak

sampai sore hari.”

P : “Bagaimana publikasi layanan perpustakaan keliling?”

I2 : “Sampai saat ini tidak ada publikasi yang dilakukan. Pernah kami menyebarkan pengumuman menggunakan pengeras suara sambil

melakukan kunjungan ke desa-desa, namun hal tersebut kurang

efektif.”

P : “Bagaimana pengembangan koleksi perpustakaan keliling?”

I2 : “Koleksinya masih sama jumlahnya ketika pertama kali mobil

perpustakaan keliling diberikan oleh Perpustakaan Nasional. Tidak

ada pengadaan buku karena terbatasnya dana. Kami menggunakan

sebagian koleksi dari perpustakaan umum untuk menambah koleksi

(7)

P : “Siapa yang terlibat dalam pemilihan koleksi perpustakaan keliling?”

I2 : “Pemilihan koleksi perpustakaan dilakukan oleh seksi perpustakaan.”\ P : “Hambatan apa saja yang ditemukan dalam pelayanan perpustakaan

keliling?”

I2 : “Hambatannya adalah masalah kurangnya anggaran yang dimiliki.

Selanjutnya kerusakan dan kehilangan koleksi perpustakaan keliling

yang disebabkan oleh pengguna.”

P : “Terimakasih atas informasinya pak.”

I2 : “Sama-sama.”

3. Hasil Wawancara Informan III

Wawancara dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 pada pukul 15.30 WIB.

Bertempat di Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD)

Kabupaten Nias. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Ibu Sri Suarni

Telaumbanua (Pustakawan Seksi Perpustakaan KPAD Kabupaten Nias).

Keterangan :

Informan : I3

Penulis : P

P : “Apakah sistem layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Keliling

Kabupaten Nias?

I3 : “Kami menggunakan sistem layanan terbuka. Namun terkadang kami

juga menerapkan sistem layanan tertutup apabila pengguna jumlahnya

sangat banyak, jadi tergantung dengan kondisi di lapangan.Tapi

(8)

P : “Layanan apa saja yang dilakukan oleh perpustakaan keliling?”

I3 : “Layanannya hanya peminjaman dan pengembalian buku saja.

Layanan story telling pernah kami ajukan untuk dilakukan namun

sampai sekarang masih belum dapat terlaksana dan kami juga tidak

pernah mengunjungi sekolah PAUD maupun taman kanak-kanak.”

P : “Bagaimana penetapan waktu dan tempat layanan perpustakaan

keliling?

I3 : “Karena kami menggunakan dana APBD, maka kami berpatok pada

jumlah dana yang ada dibagi dengan jumlah personil yang ada. Jadi

kami sesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah personil.Pelayanan

perpustakaan keliling dilakukan pada pagi hari saja.”

P : “Publikasi apa yang pernah dilakukan untuk layanan perpustakaan

keliling?

I3 : “Sampai saat ini tidak pernah dilakukan publikasi apapun mengenai perpustakaan keliling. Mungkin pada tahun 2010 kami sering

diundang oleh RRI untuk melakukan wawancara, sekaligus kami

melakukan promosi tentang layanan ini. Setelah itu tidak pernah lagi

dilakukan publikasi apapun.”

P : “ Hambatan apa yang ditemukan dalam melakukan pelayanan

perpustakaan keliling?

I3 : “ Hambatannya adalah kondisi medan yang cukup sulit. Karena

kondisi geografis wilayah Kabupaten Nias memang lumayan sulit

(9)

yang selanjutnya adalah petugas itu sendiri. Misalnya yang ditugaskan

untuk pelayanan sekitar empat orang sementara yang datang hanya

satu atau dua orang saja. Sebenarnya kami membutuhkan banyak

personil, namun karena keterbatasan dana dan jumlah petugas

terkadang membuat kami kewalahan.”

P : “Bagaimana dengan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan

keliling?”

I3 : “Kami memiliki koleksi dari semua kelas yang ada. Mulai dari kelas

00-900. Karena memang permintaan dari pengguna berbeda-beda.”

P : “Bagaimana metode pemilihan koleksi perpustakaan keliling? Siapa

saja yang terlibat dalam pemilihannya?

I3 : “Dari tahun 2010 sejak mobil perpustakaan keliling diberikan oleh Perpustakaan Nasional, koleksi yang diberikan sebagian besar

merupakan koleksi buku agama islam sementara mayoritas penduduk

Nias merupakan agama kristen. Jadi kami mengganti sebagian koleksi

tersebut dari koleksi perpustakaan umum dan belum pernah kami

melakukan pengadaan dari perpustakaan keliling. Kami pernah

mengusulkan kepada pimpinan untuk mengadakan koleksi

perpustakaan keliling, namun dengan keterbatasan dana sehingga hal

tersebut tidak terlaksana.”

P : “Siapa saja yang terlibat dalam pemilihan koleksi perpustakaan

keliling?”

(10)

lebih mengetahui kebutuhan para pengguna dilapangan. Kami yang

mengetahui keluhan-keluhan dari para pengguna, seperti beberapa

sekolah beberapa kali pernah menanyakan mengapa koleksinya itu-itu

saja, atau mengapa koleksinya tidak pernah bertambah. Yah,

permasalahannya berkutat seperti itu saja, karena memang tidak ada

pengembangan yang khusus untuk perpustakaan keliling.”

P : “Baik bu, terimakasih atas semua jawaban-jawaban yang telah ibu

berikan.”

I3 : “Iya, sama-sama.”

4. Hasil Wawancara Informan IV

Wawancara dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 pada pukul 11.00 WIB.

Bertempat di SMA Negeri 1 Bawolato. Berikut adalah hasil wawancara penulis

dengan Bapak Sudirman Ziraluo (Kepala SMA Negeri 1 Bawolato).

Keterangan :

Informan : I4

Penulis : P

P : ”Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan

keliling?”

I4 : “Pernah. Terakhir kami dikunjungi pada bulan Desember tahun lalu.” P : “Berapa kali sekolah bapak mendapat kunjungan dalam satu tahun?”

I4 : “Untuk tahun 2015 kami telah dikunjungi sebanyak empat kali.” P : “Bagaimana koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling

(11)

I4 : “Mereka memiliki koleksi yang cukup beragam. Bila dibandingkan

dengan koleksi yang kami miliki, koleksi kami hanya koleksi buku

mata pelajaran saja.”

P : “Sistem layanan apa yang diberikan oleh perpustakaan keliling?”

I4 : “Sistem layanan terbuka.”

P : “Layanan apa saja yang diberikan oleh perpustakaan keliling?”

I4 : “ Layanan peminjaman dan pengembalian saja. Mereka datang

membawa buku dan seminggu kemudian dikembalikan.”

P : “Jam berapakah waktu kunjungan perpustakaan keliling ketika

berkunjung? Berapa lama durasi kunjungan yang dilakukan?”

I4 : “Mereka datang pada pagi hari secara tiba-tiba pada saat proses belajar

mengajar sekitar pukul 10.30 WIB. Sekitar satu jam mereka

melakukan pelayanan kepada kami.”

P : “Apakah terdapat publikasi yang dilakukan mengenai perpustakaan

keliling pada sekolah bapak?

I4 : “Ya, mereka pernah menyurati kami mengenai layanan perpustakaan

keliling.”

P : “Baik pak, terimakasih atas bantuannya.”

I4 : “Ya, sama-sama. Jangan lupa sampaikan salam saya untuk bapak

(12)

5. Hasil Wawancara Informan V

Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Januari 2016 pada pukul 09.00 WIB.

Bertempat di SMA Negeri 1 Idanogawo. Berikut adalah hasil wawancara penulis

dengan Bapak Fatisokhi Zai (Kepala SMA Negeri 1 Idanogawo).

Keterangan :

Informan : I5

Penulis : P

P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan

keliling?”

I5 : “Pernah. Terakhir kami dikunjungi sekitar 2012 atau 2013 lalu, saya

tidak terlalu ingat.”

P : “Apakah bapak pernah berkomunikasi dengan pihak perpustakaan

keliling setelah terakhir dikuinjungi?”

I5 : “Tidak ada komunikasi lagi. Nomor para petugas yang kami punya

tidak aktif lagi.”

P : “Ketika dikunjungi biasanya dihubungi terlebih dahulu atau tidak?”

I5 : “Biasanya mereka datang secara tiba-tiba tanpa dihubungi. Pada pagi

hari, jam sekolah sedang berlangsung.”

P : “Bagaimana dengan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan

keliling?”

I5 : “Koleksinya bagus-bagus. Mereka memiliki koleksi buku pengetahuan

umum dan banyak siswa menyukainya.”

(13)

I5 : “Sistem layanan terbuka.”

P : “Layanan apa saja yang diberikan?”

I5 : “Layanan peminjaman buku saja. Setelah seminggu atau dua minggu

kemudian buku yang dipinjam dijemput oleh perpustakaan keliling.

Kemudian penyerahan kartu anggota kepada siswa dan kepada

guru-guru juga diberikan. Namun masih ada buku yang belum mereka

ambil setelah kunjungan mereka terakhir pada tahun 2013 lalu,

mungkin karena bukunya cetakan yang lama.”

P : “Pernah dapat publikasi mengenai perpustakaan keliling?”

I5 : “Tidak pernah.”

P : “Baik pak terimakasih atas informasinya.”

I5 : “Sama-sama.”

6. Hasil Wawancara Informan VI

Wawancara dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 pada pukul 09.00 WIB.

Bertempat di SMA Negeri 1 Botomuzoi. Berikut adalah hasil wawancara penulis

dengan Bapak Sama’aro Laoli (Kepala SMA Negeri 1 Botomuzoi).

Keterangan :

Informan : I6

Penulis : P

P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan

keliling?”

I6 : “Pernah. Dua tahun yang lalu mereka pernah datang kemari dan

(14)

P : “Brapa kali sekolah bapak dikunnjungi?”

I6 : “Semenjak mereka datang dua tahun lalu mereka tidak pernah datang lagi. Mereka mengatakan akan datang lagi tapi sampai sekarang tidak

pernah datang lagi.”

P : “Bagaimana dengan koleksi yang ada diperpustakaan keliling?”

I6 : “Kami tidak mengetahui sama sekali karena kami tidak pernah

dilayani. Mereka hanya datang untuk memberikan brosur saja.

Mungkin karena jaraknya yang terlalu jauh makanya malas datang

lagi.”

P : “Lalu bagaimana dengan koleksi perpustakaan disekolah bapak.”

I6 : “Koleksi kami sangat terbatas dan tidak memadai. Kami hanya

mengandalkan dana BOS untuk membeli buku-buku perpustakaan.”

P : “Baiklah pak terimakasih atas informasinya.”

I6 : “Sama-sama pak. Kami harap penelitian ini menjadi masukan bagi mereka. Dan kalau bisa mereka dapat segera memberikan pelayanan

untuk kami.”

P : “Iya pak.”

7. Hasil Wawancara Informan VII

Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Januari 2016 pada pukul 11.30 WIB.

Bertempat di SMA Negeri 1 Gido. Berikut adalah hasil wawancara penulis

dengan Bapak Buala’atulo Zebua (Kepala SMA Negeri Gido).

Keterangan :

(15)

Penulis : P

P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan

keliling?”

I7 : “Saya kurang mengetahui apakah pernah dikunjungi sebelum saya menjabat kepala sekolah disini pak, namun sepengetahuan saya

selama dua tahun saya menjadi kepala sekolah disini kami tidak

pernah dikunjungi sama sekali.”

P : “Bagaimana dengan kondisi koleksi perpustakaan disekolah bapak?”

I7 : “Koleksi perpustakaan disekolah kami kalau boleh dikatakan salah satu koleksi terbaik diantara sekolah lainnya di Kabupaten Nias.

Pengelolaannya juga kini telah menggunakan aplikasi atau software

komputer untuk mengelola data diperpustakaan kami. Jadi tanpa

adanya kunjungan perpustakaan keliling tidak terlalu mempengaruhi.”

P : “Apakah pernah dilakukan publikasi mengenai kondisi perpustakaan

keliling di Kabupaten Nias?”

I7 : “Sampai saat ini belum dilakukan sama sekali.” P : “Baiklah pak, terimakasih atas informasinya.”

I7 : “Ya, sama-sama pak.”

8. Hasil Wawancara Informan VIII

Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Januari 2016 pada pukul 14.30 WIB.

Bertempat di SMA Negeri 1 Hiliduho. Berikut adalah hasil wawancara penulis

dengan Bapak Fabo’oni Ndraha (Kepala SMA Negeri 1 Hiliduho).

(16)

Informan : I8

Penulis : P

P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan

keliling?”

I8 : “Selama dua tahun terakhir mungkin belum pernah dikunjungi pak,

saya baru menjabat kepala sekolah selama dua tahun terakhir. Saya

baru dimutasi pak.”

P : “Bagaimana dengan kondisi perpustakaan disekolah bapak? Apakah

dengan tidak adanya kunjungan dari perpustakaan keliling

berpengaruh terhadap sekolah bapak?”

I8 : “ Tentu saja berpengaruh pak. Sekolah kami memiliki koleksi buku

perpustakaan yang sangat kurang memadai. Mungkin hanya dapat

melayani kebutuhan sekitar 50 siswa saja. Jadi sangat kurang. Dengan

adanya perpustakaan keliling mungkin akan sangat membantu.”

P : “Apakah sekolah bapak pernah diberikan publikasi atau pemberitaan

tentang kondisi terkini Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias?”

I8 : “Sampai sekarang tidak sama sekali.”

P : “Baik pak, terimakasih atas informasinya.”

I8 : “ Sama-sama pak.”

9. Hasil Wawancara Informan IX

Wawancara dilakukan pada tanggal 6 Januari 2016 pada pukul 11.45 WIB.

Bertempat di SMA Negeri 1 Ulugawo. Berikut adalah hasil wawancara penulis

(17)

Keterangan :

Informan : I9 Penulis : P

P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan

keliling?”

I9 : “Kami tidak pernah dikunjungi sama sekali oleh perpustakaan

keliling.”

P : “Bagaimana kondisi koleksi perpustakaan sekolah bapak?”

I9 : “Koleksi buku kami sangat kurang.”

P : “Apakah pernah dilakukan publikasi layanan perpustakaan keliling di

sekolah bapak?”

I9 : “Tidak pernah.”

P : “Baik pak, terimakasih telah meluangkan waktu untuk diwawancarai.”

I9 : “Sama-sama pak.”

10. Hasil Wawancara Informan X

Wawancara dilakukan pada tanggal 6 Januari 2016 pada pukul 15.30 WIB.

Bertempat di SMA Negeri 1 Ma’u. Berikut adalah hasil wawancara penulis

dengan Bapak Bezaro Zamasi (Kepala SMA Negeri 1 Ma’u).

Keterangan :

Informan : I10

Penulis : P

P : “Apakah sekolah bapak pernah dikunjungi oleh perpustakaan

(18)

I10 : “Tidak pernah sama sekali. Mungkin karena jarak yang terlalu jauh,

jadi kami juga tidak dapat menyalahkan mereka sepenuhnya.”

P : “Lalu bagaimana kondisi perpustakaan disekolah bapak?”

I10 : “Sekolah kami baru diresmikan pada tahun 2014 lalu, jadi

perpustakaan sekolah masih belum diwujudkan. Kami pernah

menyurati perpustakaan keliling untuk mengirimkan koleksi kepada

kami sebagai bahan bacaan, namun tidak pernah diberikan respon.

Sementara kondisi ekonomi masyarakat yang sangat rendah tidak

memungkinkan untuk menyediakan buku-buku yang berkualitas bagi

anak-anak didaerah ini.”

P : “Apakah pernah terjadi komunikasi seputar informasi atau publikasi

mengenai perpustakaan keliling disekolah bapak?”

I10 : “Tidak ada sama sekali.”

P : “Baik pak terimakasih atas informasinya.”

(19)

LAMPIRAN IV

(20)
(21)

LAMPIRAN V

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Seno Tri Bayu. (2013). Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadapkemampuan Literasi Informasi “Wanita Tuna Susila(Wts)” Di Lokalisasi Gambilangu Semarang. Skripsi.

ACRL. (2004). Information Literacy Competency Standards For Higher Education.

http://www.ala.org/acrl/acrlstandards/informationliteracycompetency.ht

m. diakses 20 Agustus 2015

American Library Association (ALA). (1989). Presidential Committee on Information Literacy. Final Report. Chicago: American Library Association.

http://www.ala.org/acrl/publications/whitepapers/presidential. diakses 20 Agustus 2015.

Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Hancock, Vicky E. (1999). Information Literacy For Lifelong Learning. ERIC Digest. http://WWW.erigdigest.org/1999-2/information.htm.diakses 20 Agustus 2015

Hardjoprakosa, Mastini. (1992). Paduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Hardjoprakoso, M. (2005). Bunga Rampai Kepustakawanan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Hasugian, Jonner. (2009). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

Lasa, Hs. (2005). ManajemenPerpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

N.S, Sutarno. 2003. PerpustakaanMasyarakat. Jakarta :yayasanObor Indonesia

M.Ali, H. Abdul Wahid.2006. Layanan Perpustakaan Keliling. Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. (1999). Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Pedoman Umum Perlengkapan Perpustakaan Umum.(1991). Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Pedoman Umum PenyelenggaraanPerpustakaanUmum. (1992). Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

_____. (2000). Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

(23)

Rumapea, Renti. (2015). Faktor – faktor yang Menyebabkan Rendahnya Tingkat Kunjungan Masyarakat ke Perpustakaan Umum Kota PematangSiantar. Skripsi.

Santoso, Joko. 2006. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Sariahmas.2007. SistemPelayananPenggunahttp://repository.usu.ac.id/ handle/123456789/1823.

Siregar, A.Ridwan. (2008). Upaya Peningkatan Minat Baca Disekolah. Medan : USU Press

Siregar, A. Ridwan. (2011). Perpustakaan Umum Spasial di Wilayah Perkotaan. Medan: USU Press.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Supriyanto, dkk. 2006. Layanan Perpustakaan Keliling. Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia.

Sutarno. ( 2006). Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto.

(24)

BAB III

METODE PENELTIAN 3.1 Gambaran Umum Penelitian

Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten

Nias berdiri pada tahun 2009 untuk memenuhi amanat UU Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan dan Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 8 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Nias. Perpustakaan

ini sebelumnya merupakan salah satu sub bagian pada Bagian Humas Setda

Kabupaten Nias. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Pendirian Perpustakaan Daerah, maka perpustakaan semula bersifat

internal dalam pelayanan berubah menjadi sarana layanan publik.

Pada tahun 2010 perpustakaan umum atau KPAD Kabupaten Nias

memperoleh mobil perpustakaan keliling dari Perpustakaan Nasional RI sebanyak

satu unit. Koleksi yang dimiliki oleh Mobil Perpustakaan Keliling (MPK)

Kabupaten Nias adalah 1500 eksemplar.

Hingga pada saat ini pelayanan perpustakaan keliling di Kabupaten Nias

telah dijalankan untuk melayani sekolah-sekolah yang ada di seluruh wilayah

kabupaten.

Sementara untuk menjalankan semua program yang telah ditentukan serta

menunjukkan batas kewenangan serta tanggung jawab dalam sebuah organisasi,

dibentuk sebuah struktur organisasi yang dijalankan oleh KPAD Kabupaten Nias.

(25)

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian ini mencoba untuk menunjukkan gambaran sebenarnya

sesuai dengan kenyataan, fenomena dan fakta yang ditemukan dilapangan.

Menurut Robert dan Steven terjemahan Arif Furchan (1992) menyatakan

bahwa metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif : ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang

(subyek) itu sendiri.

Data yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah data kualitatif yang pada

umumnya merupakan data yang tidak menggunakan angka sebagai tolok ukurnya.

Hasilnya lebih mengarah pada pemaparan secara deskripsi menggunakan

kalimat-kalimat, catatan, rekaman audio-visualyang akan diteliti, dianalisis dan dijelaskan

oleh peneliti.

Kepala KPAD Kabupaten Nias

Kelompok Jabatan

Fungsional KASUBBAG Tata

Usaha

KA. Seksi Dokumentasi KA. Seksi

Perpustakaan KA. Seksi Kearsipan

Koord. Perpustakaan Keliling

Supir Pustakawan

(26)

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka penelitian dilakukan diKantor

Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Nias, beralamat di

Jalan Diponegoro Nomor 269 dan di sekolah- sekolah yang menjadi objek

penelitian. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2015.

3.4 Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah :

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari informan

dengan menggunakan metode wawancara. Data tersebut dapat berupa

opini subyek (informan) secara individual atau kelompok. Sumber

data primer pada penelitian ini penulis peroleh dari informan yang

dibagi menjadi dua yaitu pemberi dan penerima layanan perpustakaan

keliling.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bersumber dari buku, jurnal, majalah,

laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah

penelitian.Data tersebut merupakan data yang diperoleh secara tidak

(27)

3.5 Instrumen Penelitian

Ada beberapa jenis instrumen yang dapat digunakan peneliti sebagai alat

untuk mengumpulkan data dalam melakukan suatu penelitian, menurut Sugiono

(1998, 84) yaitu :

1. Pedoman wawancara, digunakan agar yang dilakukan tidak

menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya

berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Perekam suara, ini digunakan untuk merekam hasil wawancara

dengan peneliti, karena cacatan atau ingatan yang dimiliki masih

terbatas, sehingga perlu adanya perekam suara.

3.6 Proses Penelitian

Beberapa proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi Informan

Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui

permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberikan informasi

pada peneliti. Dalam penelitian kualitatif, informan sangat memiliki

posisi terpenting sebagai narasumber dalam penelitian. Informan

merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam

mengungkapkan permasalahan penelitian (Sutopo, 2002: 50).

Informan dalam penelitian ini adalah para petugas pengelola dan

penanggungjawab layanan perpustakaan keliling atau MPK di Kantor

(28)

Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Nias

serta pihak sekolah sebagai penerima layanan tersebut. Dalam

penelitian ini dilakukan penetapan infoman dengan rancangan sampel

nonprobabilitas.

2. MenentukanInforman

Penentuan informan dalam penelitian ini adalah menentukan informan

yang dianggap mengetahui serta mampu memberikan informasi

sebenarnya berkenaan dengan masalah yang sedang diteliti. Metode

penetuan informan dilakukan dengan rancangan sampel

nonprobabilitas (Non-Probability sampling design) berarti bahwa

tidak semua unit memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel

penelitian (Burngin, 2001). Informan pertama dalam penelitian ini,

sebagai pemberi layanan perpustakaan keliling adalah Kepala Kantor

Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi (KPAD). Selanjutnya

dengan menggunakan teknik Snowball Sampling, Seksi Perpustakaan

KPAD Kabupaten Nias ditetapkan sebagai informan selanjutnya yang

berjumlah dua orang. Sedangkan informan dari pihak penerima

Layanan perpustakaan keliling adalah pihak sekolah yang mewakili

sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Nias. Dalam hal ini,

sekolah yang dimaksud adalah delapan SMA Negeri yang terdapat

pada tujuh kecamatan di Kabupaten Nias. Informasi penelitian

diperoleh langsung dari kepala sekolah sebagai penanggungjawab

(29)

3.7 TeknikPengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (Burngin,

2001:133).

2. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data melalui bahan pustaka

dan dokumen lain yang dijadikan sebagai sumber informasi.

3. Dokumetasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencatat

berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu (Gulo,

2002:123). Dokumentasi yang dilakukan peneliti pada saat melakukan

penelitian di KPAD Kabupaten Nias dilakukan dengan mencatat,

memfoto dan merekam suara dari informan.

3.8 Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan memahami seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah

ditulis dalam cacatan lapangan atau tempat kejadian/ peristiwa, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar foto dan karya ilmiah. Menurut Miles dan Huberman

(1994, 16), “Analisis data memiliki tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan dan verifikasi”.

(30)

1. Reduksi data, yaitu proses pemilihan dan pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul

dilapangan.

2. Penyajian data, menyajikan data untuk memperoleh gambaran secara

keseluruhan penelitian ini.

3. Kesimpulan dan verifikasi, membuat sebuah kesimpulan dari data

yang diperoleh serta proses verifikasi terhadap kesimpulan yang

dibuat.

3.9 Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data penelitian, maka peneliti menggunakan

teknik triangulasi data, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan

lebih lanjut mengenai data yang diperoleh dengan mencari informasi lebih dari

satu orang.

Adapun teknik triangulasi yang dilakukan adalah :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data primer dan data sekunder. Data

primer adalah hasil wawancara tentang perpustakaan keliling yang

dilakukan peneliti terhadap informan, yaitu pimpinan KPAD

Kabupaten Nias, petugas perpustakaan keliling dan 8 Kepala Sekolah.

Data sekunder adalah data hasil pengecekan terhadap dokumen yang

diperoleh dari KPAD Kabupaten Nias berkaitan dengan perpustakaan

keliling .

(31)

Peneliti melakukan kajian teoritis yang diuraikan dalam BAB II

melalui buku, artikel, jurnal, buku pedoman dan lainnya sesuai dengan

topik yang diteliti. Kajian tersebut digunakan untuk menyiapkan

pertanyaan (pedoman) wawancara sesuai dengan metode penelitian

pada Perpustakaan Keliling KPAD Kabupaten Nias.

3. Triangulasi Metode

Peneliti menggunakan metode wawancara. Sebelum dilakukan

wawancara terhadap informan, peneliti merancang pedoman

wawancara yang berisi pertanyaan tentang perpustakaan keliling. Hal

ini dilakukan untuk efektitas dan efisiensi. Pedoman tersusun secara

sistematis sehingga informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

tentang pelayanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias dapat

terpenuhi.

(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala KPAD Kabupaten Nias

beserta Kepala Seksi Perpustakaan dan seorang pustakawan dari perpustakaan

keliling KPAD Kabupaten Nias sebagai pemberi layanan perpustakaan keliling.

Informan selanjutnya adalah pihak sekolah sebagai pihak penerima layanan

perpustakaan keliling.

[image:32.595.142.490.385.739.2]

Adapun karakteristik dari para informan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel4.1 :KarakteristikInforman

KODE STATUS

I1 Kepala KPAD KabupatenNias

I2 KepalaSeksiPerpustakaan

I3 Pustakawan

I4 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Bawolato

I5 Kepala SMA Negeri 1Kec. Idanogawo

I6 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Botomuzoi

I7 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Gido

(33)

I9 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Ulugawo

I10 Kepala SMA Negeri 1 Kec. Ma’u

Informan pertama (I1) adalah responden yang berhasil diwawancarai dengan perkenalan dan pendekatan terlebih dahulu, begitu juga dengan

informanI2, I3, I4,I5 dan seterusnya hingga informan I10. Para informan diminta waktu dan kesediaannya untuk diwawancarai, dengan menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan melalui wawancara. Setelah dilakukan

pengenalan, kemudian dilakukan proses wawancara dengan menggunakan

pedoman wawancara yang berlangsung secara informal. Suasana dan kondisi saat

berlangsungnya wawancara bersifat alamiah yang artinya bahwa wawancara

tersebut berlangsung apa adanya tanpa rekayasa atau diatur sedemikian rupa untuk

maksud dan tujuan tertentu. Wawancara dilakukan secara berulang oleh penulis

apabila masih terdapat beberapa hal yang dianggap perlu untuk ditambahkan atau

perlu dilakukan pembahasan ulang apabila masih terdapat beberapa hal yang

kurang jelas dari wawancara yang dilakukan sebelumnya.

Untuk informan selanjutnya, penulis berusaha untuk mendapatkan

informasi yang lebih jelas dan lebih lengkap dari sebelumnya. Informan yang

diwawancarai merupakan hasil dari pengembangan wawancara sebelumnya yang

memberikan rekomendasi kepada penulis untuk menemui responden yang lainnya

untuk mendapatkan hasil yang lebih lengkap dan mendalam.

(34)

4.2 Kategori

Setelah melakukan wawancara peneliti menyusun kerangka awal analisis

sebagai acuan dan pedoman untuk melakukan coding, memilih data yang relevan

dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori sebagai berikut:

1. Koleksi perpustakaan keliling.

2. Anggaran perpustakaan.

3. Sistem pelayanan perpustakaan keliling.

4. Jenis layanan perpustakaan keliling.

5. Tempat layanan.

6. Waktu layanan.

7. Hambatan pelayanan perpustakaan keliling.

8. Publikasi layanan perpustakaan keliling.

4.2.1 Koleksi Perpustakaan Keliling

Berdasarkan buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling yang

diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan yang baik minimal

memiliki 1000 judul koleksi yang terdiri dari 2500 eksemplar. Sementara itu

dalam pemilihan koleksi perpustakaan keliling memerlukan beberapa

pertimbangan yang baik sehingga kebutuhan dari pengguna dapat terpenuhi.

Untuk meningkatkan minat pengguna untuk datang ke perpustakaan keliling,

sebaiknya pengadaan koleksi dilakukan setiap tahunnya untuk menambah variasi

koleksi sehingga pengguna tidak akan merasa bosan. Sedangkan pada

Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias, pengadaan jumlah koleksi perpustakaan

(35)

terbatas. Berikut adalah petikan wawancara mengenai koleksi perpustakaan

keliling :

I1 : “Setiap tahun kami menambah jumlah koleksi perpustakaan yang jumlahnya sangat sedikit dan diperoleh dari dana APBD. Untuk saat

ini koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling adalah

buku-buku pelajaran, pertanian dan peternakan serta koleksi yang bersifat

umum.”

“Kami coba melihat dari katalog, kemudian dengan mewawancarai

siswa dan guru kami dapat mengetahui apa saja kebutuhan mereka.

Jadi yang terlibat dalam pemilihan koleksi adalah siswa dan guru.”

I2 : “Koleksinya masih sama jumlahnya ketika pertama kali mobil

perpustakaan keliling diberikan oleh Perpustakaan Nasional yaitu

1500 eksemplar. Tidak ada pengadaan buku karena terbatasnya

dana. Kami menggunakan sebagian koleksi dari perpustakaan umum

untuk menambah koleksi yang akan dibawa oleh MPK (Mobil

Perpustakaan Keliling).”

“Pemilihan koleksi perpustakaan dilakukan oleh seksi perpustakaan.”

I3 : “Kami memiliki koleksi dari semua kelas yang ada. Mulai dari kelas 000-900. Karena memang permintaan dari pengguna

berbeda-beda.”“Dari tahun 2010 sejak mobil perpustakaan keliling

diberikan oleh Perpustakaan Nasional, koleksi yang diberikan

sebagian besar merupakan koleksi buku agama islam sementara

(36)

mayoritas penduduk Nias merupakan agama kristen. Jadi kami

mengganti sebagian koleksi tersebut dari koleksi perpustakaan

umum dan belum pernah kami melakukan pengadaan dari

perpustakaan keliling. Kami pernah mengusulkan kepada pimpinan

untuk mengadakan koleksi perpustakaan keliling, namun dengan

keterbatasan dana sehingga hal tersebut tidak terlaksana.”

I4 : “Mereka memiliki koleksi yang cukup beragam. Bila dibandingkan dengan koleksi yang kami miliki, koleksi kami hanya koleksi buku

mata pelajaran saja.”

I5 : “Koleksinya bagus dan cukup lengkap. Mereka memiliki koleksi buku pengetahuan umum yang bagus. Sedangkan koleksi di

perpustakan sekolah kami hanya koleksi buku mata pelajaran saja”

I6 : “Koleksinya cukup bagus dan beragam. Mereka memiliki koleksi buku pengetahuan umum dan banyak siswa menyukainya.”

I7 : “Koleksi perpustakaan disekolah kami kalau boleh dikatakan salah satu koleksi terbaik diantara sekolah lainnya di Kabupaten Nias.

Pengelolaannya juga kini telah menggunakan aplikasi atau software

komputer untuk mengelola data diperpustakaan kami. Jadi tanpa

adanya kunjungan perpustakaan keliling tidak terlalu

mempengaruhi.”

I8 : “ Tentu saja berpengaruh pak. Sekolah kami memiliki koleksi buku perpustakaan yang sangat kurang memadai. Mungkin hanya dapat

(37)

Dengan adanya perpustakaan keliling mungkin akan sangat

membantu.”

I9 : “Koleksi buku kami sangat kurang.”

I10 : “Sekolah kami baru diresmikan pada tahun 2014 lalu, jadi

perpustakaan sekolah masih belum diwujudkan. Kami pernah

menyurati perpustakaan keliling untuk mengirimkan koleksi kepada

kami sebagai bahan bacaan, namun tidak pernah diberikan respon.

Sementara kondisi ekonomi masyarakat yang sangat rendah tidak

memungkinkan untuk menyediakan buku-buku yang berkualitas bagi

anak-anak didaerah ini.”

Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui hampir seluruh sekolah

membutuhkan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan karena rata-rata koleksi

perpustakaan sekolah hanya berisikan buku mata pelajaran saja. Buku lain seperti

pengetahuan umum dan fiksi yang lebih digemari para siswa hanya dapat

ditemukan pada koleksi perpustakaan keliling. Sementara itu pengembangan

koleksi perpustakaan keliling yang jarang dilakukan dan sebagian diperoleh dari

perpustakaan umum dapat mengakibatkan berkurangnya animo para pengguna

untuk datang kembali dimasa yang akan datang karena tidak adanya pembaharuan

terhadap koleksinya.

4.2.2 Anggaran Perpustakaan

Anggaran merupakan unsur terpenting bagi perpustakaan untuk dapat

beroperasi dan melakukan pelayanan dengan baik. Tanpa dana atau anggaran,

pelayanan tidak akan berjalan meskipun memiliki sistem yang baik dan

(38)

pustakawan yang handal. Setiap perpustakaan seharusnya membuat rencana

anggaran dan mengajukannya kepada lembaga lain yang berkewajiban untuk

memberi anggaran kepada perpustakaan. KPAD Kabupaten Nias menerima

anggaran sebesar Rp. 733.360.000,- dari APBD 2015 (sumber: Profil KPAD

Kabupaten Nias).

4.2.3 Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling

Setiap perpustakaan seharusnya menetapkan sistem yang diterapkan dalam

pelayanan yang dilakukan. Pelayanan terhadap pengguna dapat dilakukan dengan

dua sistem yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Sistem

layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias adalah

sistem layanan terbuka.

Berikut adalah petikan wawancara tetang sistem layanan yang digunakan:

I1 : “Kami melakukan sistem pelayanan terbuka.” I2 : “Sistem layanan terbuka.”

I3 : “Kami menggunakan sistem layanan terbuka. Namun terkadang kami juga menerapkan sistem layanan tertutup apabila pengguna

jumlahnya sangat banyak, jadi tergantung dengan kondisi di

lapangan. Tapi rata-rata pelayanan dilakukan dengan sistem

terbuka.”

I4 : “Sistem layanan terbuka.” I5 : “Sistem layanan terbuka.”

Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui bahwa sistem pelayanan

(39)

sistem layanan terbuka. Sistem layanan terbuka dianggap lebih memberikan

keleluasaan kepada pengguna untuk memilih langsung koleksi yang diinginkan.

Sementara kurangnya personil lapangan yang dimiliki oleh perpustakaan keliling

lebih dipermudah kinerjanya dengan menggunakan sistem layanan tersebut.

4.2.4 Jenis layanan Perpustakaan Keliling

Layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias

adalah layanan Sirkulasi.

Berikut adalah petikan wawancara tentang layanan sirkualasi :

I1 : “Layanan yang diberikan adalah layanan peminjaman dan pengembalian buku.”

I2 : “Layanan peminjaman dan pengembalian. Jadi pada saat

berkunjung kami mempersilahkan para siswa untuk meminjam buku

yang mereka inginkan, pada pertemuan selanjutnya sekitar 3-4 hari

setelah kami kunjungi buku-buku tersebut akan dikembalikan kepada

kami sekaligus penyerahan kartu anggota.”

I3 : “Layanannya hanya peminjaman dan pengembalian buku saja. Layanan story telling pernah kami ajukan untuk dilakukan namun

sampai sekarang masih belum dapat terlaksana dan kami juga tidak

pernah mengunjungi sekolah PAUD maupun taman kanak-kanak.” I4 : “Layanan peminjaman dan pengembalian saja. Mereka datang

membawa buku dan seminggu kemudian dikembalikan.”

I5 :“Layanan peminjaman buku saja. Setelah seminggu atau dua minggu

(40)

kemudian buku yang dipinjam dijemput oleh perpustakaan keliling.

Kemudian penyerahan kartu anggota kepada siswa dan kepada

guru-guru juga diberikan. Namun masih ada buku yang belum

mereka ambil setelah kunjungan mereka terakhir pada tahun 2013

lalu, mungkin karena bukunya cetakan yang lama.”

Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui bahwa layanan yang

diberikan oleh perpustakaan keliling yaitu peminjaman dan pengembalian buku

belum berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena pelayanan yang

dilakukan terhadap suatu sekolah tidak dapat terjadi berulang-ulang sehingga

proses peminjaman dan pengembalian buku cenderung singkat dan tidak

berkelanjutan.

4.2.5 Tempat Layanan

Pemilihan lokasi seharusnya dilakukan dengan tepat oleh perpustakaan

keliling karena sesuai dengan tujuan utamanya bahwa perpustakaan keliling

berkewajiban untuk melakukan pelayanan pada tempat yang tidak dapat dijangkau

oleh pelayanan perpustakaan umum. Hal lain yang berkaitan dengan pemilihan

tempat maupun pos pelayanan adalah jumlah kunjungan yang diperoleh oleh

masing-masing sekolah. Sebagai suatu lembaga yang bersifat demokratis

pelayanan perpustakaan haruslah dilakukan secara merata.

Pemilihan lokasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten

Nias lebih mengacu pada metode kunjungan per-triwulan, anggaran operasional,

(41)

Berikut adalah petikan wawancara yang dilakukan mengenai tempat

layanan perpustakaan keliling :

I1 : “Biasanya perpustakaan keliling beroperasi pada pagi hari, mulai pukul 08.00 WIB Mobil Perpustakaan Keliling berangkat dari

kantor untuk melayani. Pemilihan tempat dilakukan dengan

beberapa kriteria pertama, dapat dijangkau oleh kendaraan roda

empat. Kedua, tidak pernah dikunjungi sebelumnya. Ketiga, yang

paling sedikit dikunjungi.”

I2 : “Penetapan tempat pelayanan dilakukan dengan metode triwulan, jadi kami menetapkan beberapa kecamatan untuk kami layani

selama tiga bulan ke depan. Kemudian pada triwulan berikutnya

kami menetapkan kecamatan yang lainnya untuk kami layani,

begitu pula untuk seterusnya selama satu tahun.”

I3 : “Karena kami menggunakan dana APBD, maka kami berpatok pada jumlah dana yang ada dibagi dengan jumlah personil yang

ada. Jadi kami sesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah personil.

Perpustakaan keliling biasanya beroperasi pada pagi hari saja.”

I4 : “Pernah. Terakhir kami dikunjungi pada bulan Desember tahun lalu.”

“Untuk tahun 2015 kami telah dikunjungi sebanyak empat kali.”

I5 : “Pernah. Terakhir kami dikunjungi sekitar 2012 atau 2013 lalu, saya tidak terlalu ingat.”

I6 : “Pernah. Dua tahun yang lalu mereka pernah datang kemari dan

(42)

memberikan brosur perpustakaan keliling.”

“Semenjak mereka datang dua tahun lalu mereka tidak pernah

datang lagi. Mereka mengatakan akan datang lagi tapi sampai

sekarang tidak pernah datang lagi.”

I7 : “Saya kurang mengetahui apakah pernah dikunjungi sebelum saya menjabat kepala sekolah disini pak, namun sepengetahuan saya

selama dua tahun saya menjadi kepala sekolah disini kami tidak

pernah dikunjungi sama sekali.”

I8 : “Selama dua tahun terakhir mungkin belum pernah dikunjungi pak, saya baru menjabat kepala sekolah selama dua tahun terakhir.

Saya baru dimutasi pak.”

I9 : “Kami tidak pernah dikunjungi sama sekali oleh perpustakaan keliling.”

I10 : “Tidak pernah dikunjungi. Mungkin karena lokasi kami lumayan jauh untuk dijangkau makanya kami tidak dapat menyalahkan

mereka sepenuhnya”

Berdasarkan jawaban di atas dapat kita ketahui bahwa penentuan tempat

layanan perpustakaan keliling masih belum merata dilakukan untuk setiap

sekolah. Faktanya bahwa masih banyak sekolah yang tidak mendapatkan

kunjungan dari perpustakaan keliling selama satu bahkan dua tahun lamanya.

4.2.6 Waktu Layanan

Berdasarkan buku Panduan Penyelenggara Perpustakaan Keliling, secara

(43)

shift pagi anatara pukul 09.00-11.30 WIB dan shift siang antara pukul 11.30-14.30

WIB. Sedangkan waktu layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias hanya

dilakukan satu shift yaitu shift pagi antara pukul 08.00-11.30 WIB.

Berikut adalah petikan wawancara mengenai waktu layanan perpustakaan

keliling :

I1 : “Biasanya perpustakaan keliling beroperasi pada pagi hari, mulai pukul 08.00 WIB Mobil Perpustakaan Keliling berangkat dari

kantor untuk melayani. Pemilihan tempat dilakukan dengan

beberapa kriteria pertama, dapat dijangkau oleh kendaraan roda

empat. Kedua, tidak pernah dikunjungi sebelumnya. Ketiga, yang

paling sedikit dikunjungi.”

I2 : “Biasanya kami memulai pelayanan dari pukul 08.00 WIB sampai selesai. Mulai dari pukul 08.00 WIB mobil perpustakaan keliling

mulai jalan menujun ke sekolah-sekolah. Biasanya pelayanannya

tidak sampai sore hari.”

I3 : “Karena kami menggunakan dana APBD, maka kami berpatok pada jumlah dana yang ada dibagi dengan jumlah personil yang

ada. Jadi kami sesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah personil.

Pelayanan perpustakaan keliling dilakukan pada pagi hari saja.” I4 : “Mereka datang pada pagi hari secara tiba-tiba pada saat proses

belajar mengajar sekitar pukul 10.30 WIB. Sekitar satu jam mereka

melakukan pelayanan kepada kami.”

I5 : “Biasanya mereka datang secara tiba-tiba tanpa dihubungi. Pada

(44)

pagi hari, jam sekolah sedang berlangsung.”

Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui bahwa waktu pelaksanaan

layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias dilaksanakan pada shift pagi

dimulai pukul 08.00 wib, berlangsung selama 30 sampai 60 menit. Sementara itu

waktu kedatangan mobil perpustakaan keliling dianggap kurang tepat dan justru

dapat mengganggu proses belajar-mengajar yang berlangsung di sekolah.

4.2.7 Hambatan Layanan Perpustakaan Keliling

Dalam melakukan sebuah pekerjaan dapat ditemukan beberapa kendala

atau hambatan yang dapat menganggu kenyamanan dalam bekerja. Sama seperti

dalam melakukan pelayanan perpustakaan keliling tentunya terdapat beberapa

kendala yang ditemukan oleh para petugas perpustakaan keliling.

Hambatan yang dapat mengganggu proses pelayanan pada Perpustakaan

Keliling Kabupaten Nias adalah kerusakan jalan raya yang menyebabkan mobil

perpustakaan tidak dapat mengunjungi beberapa kecamatan di Kabupaten Nias

seperti di Kecamatan Ma’u dan Kecamatan Ulugawo merupakan wilayah yang tak dapat dijangkau oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias.

Berikut adalah petikan wawancara tentang hambatan layanan perpustakaan

keliling :

I1 : “Beberapa sekolah tidak dapat dijangkau oleh layanan

perpustakaan keliling sehingga kami tidak dapat memberikan

pelayanan. Hal tersebut terjadi karena sekolah yang bersangkutan

tidak dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat. Itu saja

(45)

I2 : “Hambatannya adalah masalah kurangnya anggaran yang

dimiliki. Selanjutnya kerusakan dan kehilangan koleksi

perpustakaan keliling yang disebabkan oleh pengguna.”

I3 : “Hambatannya adalah kondisi medan yang cukup sulit. Karena kondisi geografis wilayah Kabupaten Nias memang lumayan sulit

seperti di daerah Ma’u, Somolo-molo dan Ulugawo. Lalu kendala

yang selanjutnya adalah petugas itu sendiri. Misalnya yang

ditugaskan untuk pelayanan sekitar empat orang sementara yang

datang hanya satu atau dua orang saja. Sebenarnya kami

membutuhkan banyak personil, namun karena keterbatasan dana

dan jumlah petugas terkadang membuat kami kewalahan.”

Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui bahwa hambatan pelayanan

perpustakaan keliling adalah kurangnya anggaran, kerusakan jalan, kekurangan

personil pelayanan dan kerusakan serta hilangnya koleksi perpustakaan keliling.

4.2.8 Publikasi Layanan Perpustakaan Keliling

Publikasi layanan perpustakaan keliling merupakan salah satu bentuk

pengenalan dan pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat pengguna. Hal

tersebut perlu dilakukan agar masyarakat dapat mengetahui fungsi dan kegunaan

dari layanan yang akan digunakan. Publikasi yang dilakukan oleh Perpustakaan

Keliling Kabupaten Nias masih sangat kurang sehingga masih banyak

penggunanya yang tidak mengetahui sepenuhnya tentang layanan tersebut.

Berikut petikan wawancara yang dilakukan terhadap pihak perpustakaan

mengenai publikasi layanan :

(46)

I1 : “Yang pertama kami pernah melakukan kerjasama dengan RRI Gunungsitoli, kemudian kami memberikan pengumuman lewat

gereja atau tempat ibadah dan selanjutnya melalui kepala-kepala

desa kami memberitahukan keberadaan dari perpustakaan keliling.”

I2 : “Sampai saat ini tidak ada publikasi yang dilakukan. Pernah kami menyebarkan pengumuman menggunakan pengeras suara sambil

melakukan kunjungan ke desa-desa, namun hal tersebut kurang

efektif.”

I3 : “Sampai saat ini tidak pernah dilakukan publikasi apapun mengenai perpustakaan keliling. Mungkin pada tahun 2010 kami sering

diundang oleh RRI untuk melakukan wawancara, sekaligus kami

melakukan promosi tentang layanan ini. Setelah itu tidak pernah

lagi dilakukan publikasi apapun”

I4 :“Ya, mereka pernah menyurati kami mengenai layanan perpustakaan keliling.

I5 : “Tidak pernah.”

Berdasarkan jawaban tersebut di atas dapat diketahui bahwa publikasi

perpustakaan keliling sangat jarang dilakukan. Publikasi yang dilakukan selama

kurang-lebih 5 tahun perpustakaan keliling telah melakukan pelayanan di

Kabupaten Nias dilakukan hanya pada tahun 2010 lalu.

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan para informan,

(47)

beberapa kategori pelayanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias sebagai

berikut :

1. Koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias belum dilakukan

karena keterbatasan anggaran. Sementara sekolah-sekolah sangat

membutuhkan kunjungan perpustakaan keliling karena koleksi

perpustakaan sekolah yang terbatas dan hanya bergantung pada dana

Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

2. Anggaran Perpustakaan Umum Kabupaten Nias sebesar Rp.

733.360.000,- dari APBD 2015.

3. Sistem layanan yang dijalankan adalah sistem layanan terbuka.

4. Jenis layanan yang dapat dijalankan oleh Perpustakaan Keliling

Kabupaten Nias adalah layanan peminjam dan pengembalian.

5. Pemilihan tempat layanan perpustakaan keliling masih belum merata

dilakukan sehingga maih terdapat sekolah yang tidak dilayani hingga

satu atau dua tahun lamanya.

6. Waktu kunjungan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias hanya

dilakukan pada shift pagi, pukul 08.00 WIB dan waktu kunjungan

yang dilakukan kurang efektif sehingga dapat mengganggu proses

belajar-mengajar di sekolah.

7. Hambatan layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias adalah :

kerusakan infrastruktur jalan raya, kurangnya anggaran dana,

kurangnya personil pendamping mobil perpustakaan keliling dan

kerusakan serta kehilangan koleksi yang disebabkan oleh pengguna.

(48)

8. Publikasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias

(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan yang dilakukan, maka

penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Koleksi Perpustakaan Keliling

Koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias masih belum

dilakukan karena keterbatasan anggaran. Jumlah koleksinya 1500

eksemplar. Sementara koleksi perpustakaan sekolah di Kabupaten

Nias sangat kurang.

2. Anggaran Perpustakaan.

Anggaran KPAD Kabupaten Nias sebesar Rp. 733.360.000,- dari

APBD 2015 dinilai masih kurang untuk memberikan bantuan bagi

seluruh kegiatan yang dilakukan termasuk kegiatan perpustakaan

keliling.

3. Sistem Pelayanan Perpustakaan Keliling

Sistem pelayanan perpustakaan keliling Kabupaten Nias adalah sistem

layanan terbuka. Kelemahan dari sistem ini adalah semakin

berkurangnya kontrol terhadap kebebasan para pengguna dapat

menyebabkan rusak bahkan hilangnya koleksi perpustakaan keliling.

4. Jenis Layanan

Jenis layanan yang diberikan oleh perpustakaan keliling adalah

layanan peminjaman dan pengembalian. Peminjaman dan

(50)

pengembalian tidak dapat dilakukan secara berkelanjutan karena

kurangnya jumlah kunjungan perpustakaan.

5. Tempat pelayanan

Pemilihan tempat pelayanan perpustakaan keliling di Kabupaten Nias

tidak berjalan secara merata sehingga terdapat sekolah-sekolah yang

tidak mendapat kunjungan selama satu hingga dua tahun lamanya.

6. Waktu pelayanan

Waktu pelayanan hanya berlaku satu kali pada Shift pagi pukul 08.00

WIB, berlangsung selama kurang-lebih 60 menit. Waktu kunjungan

perpustakaan keliling yang tidak dikonfirmasi terlebih dahulu

terhadap pihak sekolah.

7. Hambatan pelayanan

Hambatan layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias adalah :

kerusakan infrastruktur jalan raya, kurangnya anggaran dana,

kurangnya personil pendamping mobil perpustakaan keliling dan

kerusakan serta kehilangan koleksi yang disebabkan oleh pengguna.

8. Publikasi pelayanan

Publikasi layanan perpustakaan keliling masih sangat jarang

dilakukan. Publikasi yang dilakukan oleh KPAD atau Perpustakaan

(51)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil wawancara serta membandingkan data dan fakta yang

ditemukan dilapangan, maka penulis mencoba mengemukakan saran sebagai

berikut :

1. Pengembangan koleksi dilakukan untuk menjaga agar pengunjung

tidak merasa bosan dengan koleksi perpustakaan. Sebaiknya pihak

perpustakaan keliling melakukan kerjasama dengan instansi lain untuk

melakukan pengembangan terhadap koleksi perpustakaan.

2. Keterbatasan dana anggaran yang dimiliki perpustakaan dapat

menghambat seluruh aktivitas yang dilakukan termasuk kegiatan

pelayanan perpustakaan keliling. Sebaiknya dilakukan kerjasama

dengan instansi yang lain untuk memperoleh dana dalam mendukung

kegiatan perpustakaan.

3. Sistem pelayanan terbuka yang diterapkan oleh Perpustakaan Keliling

Kabupaten Nias memiliki kelemahan khususnya terhadap keamanan

koleksi perpustakaan. Sebaiknya dilakukan koordinasi terhadap pihak

sekolah untuk memberikan pengarahan terhadap para siswa atau

pengguna agar dapat menjaga kelestarian koleksi yang dimiliki oleh

perpustakaan keliling.

4. Jenis layanan yaitu peminjaman dan pengembalian yang dijalankan

oleh Perpustakaan Keliling Kabupaten Nias sebaiknya terus

dikembangkan lagi sehingga dimasa mendatang jenis layanan lainnya

dapat dilakukan. Hal tersebut di anjurkan untuk menambah daya tarik

(52)

pengguna untuk melakukan banyak kegiatan di perpustakaan sehingga

pelayanan dapat dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

5. Pemilihan tempat pelayanan perpustakaan keliling masih kurang

efektif, sebaiknya perlu dilakukan evaluasi terhadap pemilihan tempat

pelayanan sehingga tidak terjadi ketimpangan antara jumlah

kunjungan yang diterima oleh masing-masing sekolah.

6. Waktu kunjungan perpustakaan dilakukan tanpa adanya konfirmasi

terlebih dahulu terhadap pihak sekolah yang akan dikunjungi,

sebaiknya sebelum melakukan kunjungan, pihak perpustakaan keliling

melakukan komunikasi terhadap pihak sekolah untuk menentukan

waktu yang tepat bagi kunjugan perpustakaan keliling sehingga tidak

mengganggu kegiatan yang berlangsung di sekolah tersebut.

7. Hambatan yang ditemukan dalam setiap pelayanan perpustakaan

keliling sebaiknya dimasukkan ke dalam agenda setiap rapat yang

dilakukan oleh pihak perpustakaan untuk dapat memperoleh solusi

sehingga pelayanan dilakukan dengan lebih baik.

8. Publikasi yang jarang dilakukan dapat menimbulkan kebutaan

informasi pengguna terhadap layanan perpustakaan keliling. Untuk itu

sebaiknya dilakukan kerjasama dengan instansi lain untuk

(53)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan lembaga yang didirikan oleh pemerintah

untuk masyarakat umum dalam upaya menghimpun, menyimpan, mengoorganisir,

memelihara dan melestarikan serta menyebarkan seluruh hasil budaya karya

manusia yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan

informasi dan pengetahuan masyarakat yang berada di wilayah perpustakaan

umum tersebut.

Perpustakaan umum (public library) menurut Reitz (2004, 77) adalah “A

library or library system that provides unrestricted access to library resources

and services free of charge to all the resident of a given community, district, or

geographic region, supported wholly or in part publics funds”. Pendapat di atas

dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum merupakan suatu perpustakaan atau

sistem perpustakaan yang memberikan akses tidak terbatas terhadap sumber daya

perpustakaan dan layanan gratis terhadap masyarakat di wilayah tertentu dengan

dukungan penuh atau sebagian dari biaya pajak oleh masyarakat.

Sedangkan Sulistiyo-Basuki (1993, 46) menyatakan bahwa “perpustakaan

umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan

melayani umum.”

Selain pendapat di atas Sutarno (2006, 38) menyatakan bahwa

”Perpustakaan umum adalah Perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal

(54)

dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada

masyarakat dalam bentuk layanan”.

Dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab I pasal (1)

dinyatakan bahwa “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan

bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa

membedakan umur, jenis kelamin, suku, rasa, agama dan status sosial-ekonomi.”

Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh pemahaman bahwa

perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didirikan oleh pemerintah dengan

akses yang tidak terbatas terhadap masyarakat dan sumber daya perpustakaan

yang diselenggarakan secara penuh atau sebagian dari dana umum dengan tujuan

untuk melayani masyarakat umum tanpa perbedaan umur, jenis kelamin, suku,

ras, agama dan status sosial-ekonomi.

2.1.1 Misi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum memiliki misi menumbuhkan minat baca masyarakat

yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi budaya baca bagi masyarakat yang

berada di lingkungan sekitarnya.

Adapun misi perpustakaan umum menurut Santoso (2006, 160) adalah

sebagai berikut :

1. Menciptakan dan menguatkan kebiasaan membaca sejak usia dini. 2. Mendukung pelaksanaan bagi pendidikan formal maupun bagi

perorangan yang belajar mandiri.

3. Memberikan peluang bagi pemgembangan kreativitas perorangan. 4. Merangsang imajinasi serta kreativitas perorangan.

5. Mempromosikan warisan budaya, penghargaan atas seni penemuan ilmiah dan inovasi.

(55)

7. Membina dialog antar budaya dan mendukung keanekaragaman budaya.

8. Membantu budaya lisan.

9. Menjamin akses atas semua jenis informasi kemasyarakatan bagi semua warga.

10. Menyediakan cukup informasi bagi perusahaan, asosiasi dan kelompok pemerhati setempat.

11. Memberi kemudahan dalam pengembangan keterampilan akan ketidak butaan informasi dan komputer.

12. Membantu dan aktif dalam kegiatan pemberantasan buta huruf pada semua tingkatan umur, dan akan memulainya apabila diperlukan.

Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum Unesco 1994, misi utama

perpustakaan umum yang dikaitkan dengan informasi, melek huruf, pendidikan dan

kebudayaan ialah :

1. Menciptakan dan memperkuat kebiasaan membaca di kalangan anak-anak sejak usia dini

2. Menciptakan individual dan pendidikan swatindak dan pendidikan formal pada semua tingkat

3. Menyediakan kesempatan bagi pengembangan kreasi pribadi 4. Merangsang imajinasi dan kreativitas anak-anak dan kawula muda 5. Mempromosikan kesadaran akan warisan budaya, apresiasi seni,

keberhasilan ilmiah dan inovasi

6. Menyediakan akses untuk ungkapan kultural dari semua seni pertunjukan

7. Membina dialog antar-budaya dan menghormati keanekaragaman budaya

8. Menunjang tradisi lisan

9. Menjamin akses bagi warganegara pada semua informasi komunitas 10. Menyediakan jasa informasi yang cukup bagi perusahaan lokal,

asosiasi dan kelompok yang berkepentingan

11. Memfasilitasi pengembangan keterampilan literasi informasi dan melek komputer

12. Membantu dan ikut serta dalam aktivitas dan program literasi bagi semua kelompok umur dan memulai aktivitas tersebut bilamana perlu.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa misi perpustakaan

umum adalah memberikan dukungan untuk pendidikan secara mandiri dan

imajinatif dalam mengembangkan potensi melalui kebiasaan membaca,

(56)

mempromosikan serta membina keberagaman budaya, menjamin akses serta

kecukupan informasi dan membantu secara aktif terhadap pemberantasan buta

huruf, buta informasi dan komputer.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang

terdidik, memiliki minat yang tinggi untuk menggunakan seluruh sumber daya

perpustakaan yang disediakan untuk mengembangkan kemampuan diri dan

memiliki daya saing yang tinggi.

Sulistyo–Basuki (1993, 48) merumuskan tujuan perpustakaan umum

sebagai berikut :

1. Pendidikan, perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan atau kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan.

2. Informasi, perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai seluruh jutaan pengetahuan manusia.

3. Kebudayaan, perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.

4. Rekreasi, perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreas

Gambar

Tabel4.1 :KarakteristikInforman

Referensi

Dokumen terkait

Dengan masih manualnya penjadwalan dan pemesan tiket pada Mandala Airlines dan dengan didasari kebutuhan penumpang akan memesan dan melihat jadwal penerbangan serta bertambah agen

[r]

Web site ini berisi informasi tentang seluk-beluk Kota Bogor, tentang tempat-tempat yang ada di Kota Bogor, misalkan tempat-tempat rekreasi yang ada di Kota Bogor maupun

Semoga kegiatan yang direkam dalam buku ini dapat bermanfaat bagi saudara-saudara di Aceh, dan untuk kemajuan pembangunan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kabupaten Aceh

Karya ilmiah skripsi ini berjudul Interferensi Leksikal Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia pada Majalah Mimbar telah diuji dan disahkan oleh Program Studi Pendidikan

Dengan diberlakukannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Bantul Nomor 71 Tahun 2009 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pertanian dan

Kelompok Kerja Pengadaan Amplop Dinas, Blanko Surat Dinas, Map Dinas, Buku Agenda, dan Kertas HVS Tahun Anggaran 2017, mengumumkan bahwa berdasarkan Berita Acara Hasil

Pengelolaan kompetensi akhlak Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta dari hasil temuan survei menunjukkan sebanyak 85% dosen menyatakan dalam melaksanakan tugasnya, dosen