PENERAPAN MODEL
PROJECT BASED LEARNING
PADA MATERI HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
AKTIVITAS SISWA SMA N 14 SEMARANG
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Putri Yunita Septiyani 4301411011
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 28 Mei 2015
Semarang, 28 Mei 2015
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dra. Saptorini, M.pi Dr. Antonius Tri Widodo
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “ Penerapan Model
Project Based Learning Pada Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa SMA 14 Semarang “ dan seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 28 Mei 2015
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Penerapan Model Project Based Learning Pada Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa SMA 14 Semarang
disusun oleh
Putri Yunita Septiyani 4301411011
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada Tanggal 28 Mei 2015
Panitia:
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M. Si Dra. Woro Sumarni, M.Si
196310121988031001 196507231999032001
Ketua Penguji
Drs. Ersanghono Kusumo, MS 195405101980121002
Anggota Penguji/ Anggota penguji/
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Saptorini, M.pi Dr. Antonius Tri Widodo
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kita tak harus hebat saat memulai, namun kita harus memulai untuk menjadi hebat (Emha Ainun Najib)
“Not because our intelligence, but our attitude that will lift us into a better life”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Kupersembahkan untuk orang-orang yang paling kusayangi :
.
1. Kedua orang tuaku, Bapak Purwanto dan Ibu Yuyun Yuningsih, terima kasih untuk kasih sayangnya dan senantiasa memberikan do’a, semangat serta dukungan di setiap langkah hidupku.
2. Adikku Rifqi Dwi Yunanto, Ivana Yunita Septriana dan keluarga yang menjadi bayangan semangatku.
3. Willy Irmawan, teman hidupku dalam membagi kisah senang maupun sedih & terima kasih untuk segala pengorbananya.
4. Teman-teman Pendidikan Kimia 2011 serta semua pihak yang memberikan masukan.
5. Sahabat D’NN kost terima kasih atas kebersamaannya.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Project Based Learning Pada Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa SMA N 14 Semarang ”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa saran, bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Dra. Woro Sumarni,M.Si, Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang. 4. Dra. Saptorini, M.pi, Dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu
memberikan arahan, ide, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Antonius Tri Widodo, Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi. 6. Drs. Soeprodjo, MS, Dosen wali yang telah memberikan arahan dan motivasi
kepada penulis selama masa kuliah.
vii
8. Dra, Hj. Wiji Eny N.R.M.Pd, Kepala SMA N 14 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian
9. Dra. Siti Nanik Pintosih,S.Pd, Guru Kimia kelas X SMA N 14 Semarang yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan pada pelaksanaan penelitian ini. 10.Guru-guru, karyawan, dan siswa-siswi kelas X SMA N 14 Semarang yang
telah membantu dalam penelitian ini.
11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, lembaga, masyarakat, dan pembaca.
Semarang, 28 Mei 2015
viii
ABSTRAK
Septiyani, Putri Yunita. 2015. Penerapan Model Project Based Learning Pada Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa SMA N 14 Semarang.Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Saptorini, M.Pi, Pembimbing Pendamping Dr. Antonius Tri Widodo.
Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Model Project Based Learning.
Salah satu penyebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa adalah proses pembelajaran yang masih didominasi metode ceramah yang berpusat pada guru sehingga siswa tidak termotivasi untuk terlibat aktif dalam pembealajaran. Suatu proses belajar dikatakan baik, apabila proses tersebut dapat membangkitkan aktivitas belajar yang efektif. Dalam usaha peningkatan aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa, diperlukan adanya inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa yang rendah terjadi pada banyak mata pelajaran, temasuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan penerapan project based learning pada materi hidrokarbon dan minyak bumi di SMA N 14 Semarang tahun ajaran 2014/2015.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ··· i
HALAMAN PERSETUJUAN ··· ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ··· iii
HALAMAN PENGESAHAN ··· iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ··· v
KATA PENGANTAR ··· vi
ABSTRAK ··· viii
DAFTAR ISI ··· ix
DAFTAR TABEL ··· xii
DAFTAR GAMBAR ··· xiv
DAFTAR LAMPIRAN ··· xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ··· 1
1.2 Rumusan Masalah ··· 7
1.3 Tujuan Penelitian ··· 7
1.4 Manfaat Penelitian ··· 7
1.5 Penegasan Istilah ··· 9
1.5.1 Model Project Based Learning ··· 9
1.5.2 Hasil Belajar ··· 10
1.5.3 Aktivitas Belajar ··· 11
1.5.4 Hidrokarbon dan Minyak Bumi ··· 11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ··· 12
2.2 Pembelajaran ··· 14
2.3 Hasil Belajar ··· 14
2.4 Model Project Based Learninng ··· 16
x
2.6 Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi ··· 27
2.6.1 Hidrokarbon ··· 27
2.6.2 Kekhasan atom karbon··· 28
2.6.3 Pengelompokan Senyawa karbon ··· 30
2.6.4 Sifat-sifat hidrokarbon ··· 31
2.6.5 Isomer ··· 34
2.6.6 Minyak Bumi ··· 36
2.7 Kerangka Berfikir ··· 41
2.8 Hipotesis Penelitian ··· 45
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel penelitian ··· 46
3.2 Variabel Penelitian ··· 47
3.3 Desain Penelitian ··· 48
3.4 Metode Pengumpulan Data ··· 49
3.5 Prosedur Penelitian ··· 52
3.7 Analisis Data ··· 65
3.7.1 Analisis Data Tahap Awal ··· 65
3.7.2 Analisis Data tahap Akhir ··· 68
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ··· 74
4.1.1 Pelaksanaan Penelitan ··· 74
4.1.2 Analisis Data Awal ··· 74
4.1.3 Analisis Data Akhir ··· 77
4.2 Pembahasan ··· 91
4.2.1 Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen ··· 93
4.2.2 Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ··· 95
4.2.3 Perbandingan Hasil Belajar ··· 96
4.2.4 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa ··· 101
xi
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ··· 107
5.2 Saran ··· 108
DAFTAR PUSTAKA ··· 109
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik ··· 27
3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas X-MIA SMA N 14 Semarang ··· 46
3.2 Bagan Desain Penelitian Control Group Pretest dan Postet ··· 49
3.3 Tabel Interpretasi r ··· 59
3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ··· 62
3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Ujicoba ··· 64
3.6 Tabel Nilai Pernyataan ··· 72
4.1 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Populasi ··· 75
4.2 Hasil analisis Uji Homogenitas Data populasi ··· 76
4.3 Hasil Analisis Kesamaan rata-rata ··· 76
4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Akhir ··· 77
4.5 Hasil Analisis Uji Gain Peningkatan Hasil Belajar Kalsikal ··· 80
4.6 Hasil Analisis Uji Gain Peningkatan Aktivitas Belajar Klasikal ··· 82
4.7 Hasil Analisis Presentase Skor Deskriptif Aspek Afektif Siswa ··· 83
4.8 Hasil Analisis rata-rata tiap aspek Afektif kelas eksperimen ··· 84
4.9 Hasil Analisis rata-rata tiap aspek Afektif kelas kontol ··· 84
4.10 Hasil Analisis Presentase Skor Deskriptif Aspek Psikomotorik Siswa ···· 86
xiii
4.12 Hasil Analisis rata-rata Tiap aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ··· 87
4.13 Hasil Analisis Data Angket ··· 89
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Contoh senyawa aromatik (benzena) ··· 29
2.2 Rumus struktur siklopropana atau siklopentana ··· 29
2.3 Rumus struktur heterosiklik ··· 30
2.4 Cis-2-butena dan Trans-2-butena ··· 35
2.5 Kerangka berfikir ··· 44
3.1 Alur penelitian ··· 54
4.1 N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ··· 81
4.2 Grafik Uji N-gain Peningkatan Aktivitas Belajar Klasikal ··· 82
4.3 Rata-rata skor Tiap Indikator Aktivitas Siswa ··· 82
4.4 Grafik Rata-rata Hasil Belajar Afektif ··· 85
4.5 Grafik Hasil Rata-rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik ··· 87
4.6 Grafik Presentase Skor Data Angket ··· 90
4.7 Grafik Hasil Rata-rata Skor Tiap Aspek Data angket ··· 90
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ··· 113
Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ··· 114
Lampiran 3. Daftar Nilai Ulangan Siswa Kelas X SMA N 14 Semarang ·· 115
Lampiran 4. Uji Normalitas Populasi ··· 116
Lampiran 5. Uji Homogenitas Populasi ··· 120
Lampiran 6. Kisi-kisi Soal Ujicoba Instrumen ··· 121
Lampiran 7. Lembar Soal Ujicoba ··· 123
Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Ujicoba ··· 132
Lampiran 9. Analisis Hasil Ujicoba ··· 133
Lampiran 10. Perhitungan Daya Beda Soal ··· 143
Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ··· 144
Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes Ujicoba... ··· 145
Lampiran 13. Perhitungan Valditas Soal··· 146
Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Ujicoba. ··· 147
Lampiran 15. Silabus Kelas Eksperimen ··· 149
Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ··· 153
Lampiran 17. Silabus Kelas Kontrol . ··· 187
Lampiran 18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ··· 191
Lampiran 19. Kis-kisi Soal Pre-Test ··· 199
Lampiran 20. Lembar Soal Pre-Test ··· 201
Lampiran 21. Kunci Jawaban Pre-Test ··· 206
Lampiran 22. Data Nilai Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kelas Kontrol ··· 207
Lampiran 23. Uji Normalitas Pre-Test Kelas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ··· 208
xvi
Lampiran 25. Kisi-kisi Soal Post-Test ··· 211
Lampiran 26. Lembar Soal Post-Test ··· 213
Lampiran 27. Kunci Jawaban Post-Test ··· 218
Lampiran 28. Data Nilai Post-Test ··· 219
Lampiran 29. Uji Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ··· 220
Lampiran 30. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (1 pihak Kanan) Data Aktivitas Siswa ··· 222
Lampiran 31. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (1 pihak Kanan) Data Post-Test ··· 224
Lampiran 32. Uji N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ··· 226
Lampiran 33. Uji N-Gain Aktivitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ·· 227
Lampiran 34. Rekapitulasi Data Ranah Afektif Kelas Ekperimen ··· 228
Lampiran 35. Rekapitulasi Data Ranah Afektif Kelas Kontrol ··· 230
Lampiran 36. Rekapitulasi Data Ranah Psikomotorik Kelas Ekperimen ···· 232
Lampiran 37. Rekapitulasi Data Ranah Psikomotorik Kelas Kontrol ··· 234
Lampiran 38. Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ··· 236
Lampiran 39. Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ··· 238
Lampiran 40. Data Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ··· 240
Lampiran 41. Data Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ··· 241
Lampiran 42. Data Nilai Afektif Siswa ··· 242
Lampiran 43. Data Nilai Psikomotorik Siswa ··· 243
Lampiran 44. Data Nilai Aktivitas Siswa ··· 244
Lampiran 45. Rekapitulasi Skor Data Angket ··· 245
Lampiran 46. Presentase Skor Data Angket ··· 246
Lampiran 47. Perhitungan Reliabilitas Lembar Observasi Afektif ··· 247
Lampiran 48. Perhitungan Reliabilitas Lembar Psikomotorik ··· 249
Lampiran 49. Perhitungan Reliabilitas Angket ··· 251
xvii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan merupakan proses manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Keberhasilan pendidikan juga diukur dari proses pembelajaran yang terjadi. Keberhasilan pembelajaran diukur berdasarkan ketercapaian kompetensi yang ditetapkan pada awal pembelajaran. Semua pihak yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yaitu siswa dan guru harus mengetahui arah pembelajaran. Kedua belah pihak harus bekerja sama, sehingga tercapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Dalam pelakasanaan kegiatan belajar mengajar diperlukan langkah-langkah agar tujuan belajar dapat tercapai. Hal yang perlu dilakukan adalah guru harus menggunakan strategi atau metode belajar yang cocok dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Selain itu guru juga harus memiliki kemampuan dan kreatifitas dalam menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk belajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2
Pada kenyataannya mata pelajaran kimia ini sangat luas keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari yang dapat dijadikan media pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan adanya kesenjangan antara pemahaman konsep dan penerapan konsep dalam memahami dan mengembangkan materi kimia. Banyak siswa yang belum berhasil dalam mempelajari suatu materi kimia. Upaya yang dilakukan untuk menghilangkan anggapan bahwa mata pelajaran kimia itu sulit yaitu perlu adanya pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, dan bermakna dengan metode pembelajaran yang tidak hanya dilaksanakan secara satu arah tapi disini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus tepaku dengan menggunakan satu metode tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian siswa (Djamarah, 2010: 46).
3
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Negeri 14 Semarang yaitu Ibu Siti Nanik Pintosih, S.Pd menyatakan bahwa siswa kelas X mengalami kesulitan dalam memahami materi hidrokarbon dan minyak bumi, siswa kurang mengerti konsep reaksi hidrokarbon dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar rata-rata siswa kelas X dalam materi hidrokarbon dan minyak bumi belum memenuhi nilai KKM ≥ 75. Belum tercapainya ketuntasan belajar kimia
ini disebabkan oleh lemahnya pemahaman siswa terhadap konsep kimia, pada kenyataannya guru sudah mencoba dengan berbagai macam model pembelajaran agar siswa dapat memahami suatu materi dengan baik tetapi hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal. Selain itu guru bidang studi kimia menyatakan bahwa siswa kurang aktif dan antusias selama pembelajaran dikelas, baik saat diskusi maupun saat pembelajaran berlangsung. Guru menyatakan bahwa pada dasarnya siswa memiliki potensi yang besar dalam pembelajaran karena banyak siswa yang memiliki keberanian, rasa ingin tahu dan kreativitas yang tinggi, hanya saja mereka belum dapat menggali pengetahuan yang seharusnya mereka dapatkan.
Suatu proses belajar dikatakan baik, apabila proses tersebut dapat membangkitkan aktivitas belajar yang efektif. Syarat utama suksesnya pengajaran adalah „hasilnya‟, tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan „hasil‟ harus secara cermat dan tepat dengan memperhatikan prosesnya, karena dalam
4
aktivitas emosional. Aktivitas tersebut tidak saling terpisahkan satu sama lain, sebab untuk mempelajari mata pelajaran memerlukan aktivitas belajar yang saling berhubungan.
Pentingnya aktivitas belajar atau keaktifan siswa pada mata pelajaran kimia didasarkan pada sifat mata pelajaran itu sendiri, kebanyakan siswa di SMA mengganggap mata pelajaran kimia rumit dan sulit dimengerti sehingga diperlukan suatu cara dalam mengatasi agar mata pelajaran tersebut mendapat respon yang tinggi dari siswa. Oleh karena itu, diperlukan aktivitas siswa untuk dapat memahami dan menguasai materi yang diberikan.
5
Dalam usaha peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa, diperlukan adanya inovasi dalam pembelajaran yang relevan dengan keadaan siswa dan materi kimia yang dipelajari, seperti pembelajaran berbasis proyek. Menurut Thomas, sebagaimana dikutip oleh Wena (2011:144), pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pembelajaran ini menekankan pada pengajaran yang berpusat pada siswa dengan penugasan proyek.Pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan siswa untuk bekerja lebih otonom, untuk mengembangkan pembelajaran sendiri, lebih realistik dan menghasilkan suatu produk (Sastrika, Ida Ayu K et al., 2013). Kerja proyek memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang , dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan suatu permasalahan, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja secara mandiri (Wena: 2011: 144).
Keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek, yaitu: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, (3) meningkatkan keterampilan untuk mencari informasi, (4) meningkatkan kolaborasi, (5) meningkatkan keterampilan mengelola sumber yaitu bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks (Moursund, dalam Wena, 2011).
6
1) Marinda Ditya Putriari (2013) menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran Project Based Learning (PBL), selain itu PBL efektif dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
2) Amanatul Munawaroh (2013) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Wahyu Anggraini (2012) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan CTL melalui metode eksperimen dan metode proyek terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, psikomotorik siswa. Siswa yang diberi pembelajaran dengan metode proyek mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode eksperimen.
4) Lia Puspita Dewi (2014) menyimpulkan bahwa metode proyek berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian-penelitian yang dilakukan di atas memberikan penguatan bahwa metode proyek memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Model Project Based Learning bisa dijadikan alternatif solusi yang ditawarkan dalam mengatasi permasalahan hasil belajar siswa SMA 14 Semarang. Selain itu metode proyek dalam pembelajaran kimia dapat meningkatkan aktivitas siswa.Berdasarkan latar belakang diatas merupakan dasar penulis dalam melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Project
7
1.2
Rumusan Masalah
Apakah penerapan model project based learning dapat meningkatakan hasil belajar dan aktivitas siswa SMA N 14 Semarang khususnya pada materi hidrokarbon dan minyak bumi?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model project based learning dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa SMA N 14 Semarang?
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari melakukan penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
8
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi para guru bidang studi kimia khususnya dan guru bidang studi lainnya. Para guru semakin kreatif dalam menerapkan model pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswanya, supaya siswa tidak merasa jenuh. Guru harus menampilkan sesuatu yang menarik. Penelitian yang diselenggarakan diharapkan bermanfaat bagi :
a. Peneliti
Sebagai sarana penerapan model yang dipelajari dan peneliti dapat mengimplementasikan model pembelajaran yang diterapkan terhadap masalah yang ada.
b. Siswa
Pembekalan model pembelajaran berbasis proyek ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif mengolah informasi yang ada di kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kimia secara baik dan siswa lebih aktif lagi dalam belajar dari proyek yang mereka kerjakan.
c. Guru
9
d. Sekolah
Memperoleh hasil pengembangan ilmu dan mengetahui hasil belajar kognitif dan aktivitas siswa pada materi hidrokarbon dan minyak bumi, sehingga dapat menjadi acuan dalam menentukan kebijakan untuk kemajuan dan pengembangan sekolah.
1.5
Penegasan Istilah
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu adanya penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah ini juga dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini.Adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut.
1.5.1 Model Project Based Learning
10
Learning, siswa akan mendapatkan motivasi tinggi, siswa akan merasa aktif dalam setiap pembelajaran, menciptakan kegiatan yang kompleks, dan menghasilkan kualitas kerja tinggi.
Metode pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada filosofis konstruktivisme, yaitu pengetahuan merupakan hasil konstruksi kognitif melalui suatu aktivitas siswa yang meliputi keterampilan maupun sikap ilmiah siswa sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan bermakna melalui pengalaman yang nyata. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (IB.Siwa et al.,2013)
1.5.2 Hasil Belajar
11
1.5.3 Aktivitas belajar
Nasution (1992:68) sebagaimana dikutip oleh Ningsih, menyatakan bahwa aktivitas merupakan azas yang terpenting dalam belajar. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Aktifitas yang optimal berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa (Munawaroh, A: 2013)
1.5.4 Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Belajar
Setiap orang baik disadari maupun tidak, selalu melaksanakan kegiatan belajar. Belajar juga dapat berupa pengalaman yang telah dialami dalam kehidupan sehari-hari dan menghasilkan perubahan. Efektivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah tidak semata-mata ditentukan oleh drajat pemilikian potensi peserta didik yang bersangkutan, melainkan juga lingkungan, tertama pendidik yang professional. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan sesorang.
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai konsep dasar tentang belajar seseorang tersebut mampu memahami bahwa aktifitas belajar itu memegang peranan yang penting dalam proses psikologisBerikut disajikan beberapa pengertian belajar (Anni & Rifa‟i, 2012: 65-66)
1) Gage dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman
13
3) Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman
4) Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Pengertian belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli, tetapi pada dasarnya semua mempunyai pengertian yang hampir sama. Jika ditinjau dari uraian di atas, belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar atau objek belajar, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara sengaja dirancang, baik yang tampak maupun yang tidak tampak namun semuanya dapat dimanfaatkan.
Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh Anni & Rifa‟i (2012:79), beberapa
14
Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya untuk mempelajari sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai memeperoleh penguatan.
2.2
Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai pengajaran yang mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi kepada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran sedang berlangsung (Ngalimun, 2014: 3).
Menurut Briggs, sebagaimana dikutip oleh Anni & Rifa‟i (2012: 157), pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Menurut Slameto (1995: 32), pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan.
2.3
Hasil Belajar
15
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siwa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni & Rifa‟i, 2012: 65-66).
Menurut Benyamin S. Bloom, sebagaimana dikutip oleh Anni & Rifa‟i
(2012:70), menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar, yaitu:
a. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).
b. Ranah Afektif (Affective Domain)
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuannya mencerminkan hirarki yang berentangan dari keinginan untuk menerima sampai sengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan peserta didikan afektif adalah penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), Pengorganisasian (organization), pembentukan pola hidup (organization by a value complex)
c. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain)
16
perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson adalah persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex over response), penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originality).
Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari informasi tersebut guru dapat menganalisis kegiatan pembelajaran yang telah dilakukkan baik untuk keseluruhan kelas ataupun individu. Beberapa fungsi hasil belajar adalah sebagai berikut :
a. Hasil belajar adalah indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah di kuasai oleh siswa.
b. Hasil belajar sebagai lambang kepuasan oleh siswa.
Hasil belajar adalah sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Hasil belajar dapat dijadikkan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan mutu ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.4
Model
Project Based Learning
17
(film-film), tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (Ngalimun, 2014: 27).
Menurut Joyce dan Weil (1992), sebagaimana dikutip oleh Ngalimun (2014: 28), menyatakan”Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of expessing themselves, we are also teaching them how to learn”. Artinya, model
pengajaran merupakan pola nyata pembelajaran. Dengan model tersebut guru dapat membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model pengajaran juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.
18
Dari beberapa penjelasan mengenai model pembelajaran diatas, kita dapat mengerti seberapa pentingnya pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam suatu pembelajaran dikelas. Kurikulum pendidikan saat ini berpendekatan scientific menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahamialam sekitar secara ilmiah. Termasuk dalam pembelajaran kimia di sekolah. Pembelajaran kimia yang berpendekatan saintifik atau yang lebih dikenal dengan istilah Scientific Approach mengarahkan siswa untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep kimia dan dapat menerapkannya ke alam sekitar. Salah satu pendekatan atau model yang tepat adalah Project Based Learning yang merupakan pembelajaran berbasis proyek dengan sebuah model pembelajaran inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan- kegiatan yang kompleks (Wena: 2011: 145).
19
Duch dalam Olatoye dan Adekoya (2010) menggambarkan project based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis proyek sebagai metode instruksional yang menantang siswa untuk „belajar bagaimana caranya belajar‟, bekerja secara kooperatif dalam mencari solusi permasalahan dikehidupan nyata. Menurut Thomas, dkk (1999) sebagaimana dikutip oleh Wena (2011:144), pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Disisi lain pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menggali pengetahuannya sendiri. Kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-bases learning, dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif (Richmond & Striley dalam Ngalimun, 2014: 182).
20
sebagaimana dikutip oleh Wena, (2012), beberapa keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek, antara lain sebagai berikut:
1) meningkatkan motivasi belajar siswa, dimana siswa tekun dan berusaha keras dalam mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum yang lain.
2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dari berbagai sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
3) meningkatkan keterampilan untuk mencari informasi, pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mendapatkan informasi akan meningkat.
4) meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih didalam lingkungan kolaboratif.
5) meningkatkan keterampilan mengelola sumber yaitu bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks.
21
1) kesulitan dalam mengontrol kelas saat pelaksanaan proyek. Disini guru perlu kecakapan untuk mengelola kelas dengan baik.
2) memerlukan waktu yang lebih banyak untuk pencapaian hasil yang maksimal.
Menurut Thomas, sebagaimana dikutip oleh Wena (2012: 145), pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) mempunyai beberapa prinsip, yaitu:
a) Prinsip Sentralistis (centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, di mana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek.
b) Prinsip Pertanyaan Pendorong/ Penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau pemasalahan” yang dapat mendorong
siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu.
c) Prinsip Investigasi Konstruktif (constructivtie investigation) merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model.
22
e) Prinsip realistis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti disekolah. Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa, termasuk dalam memilih topik, tugas, dan peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan, maupun standar produknya.
Berbicara mengenai proyek dalam pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon, proyek tersebut berupa tugas-tugas bermakna yang berkaitan dengan materi yang dibuat dan ditulis berdasarkan ide dari siswa dengan melibatkan indera yang dimiliki siswa tentang pembelajaran yang diaplikasikan di kehidupan nyata, sehingga konsep materi akan lebih mudah dipahami dengan baik dan aktivitas siswa dalam hal ini juga akan meningkat.
Menurut Wena (2012: 157-158), bahwa dalam membimbing siswa dalam pembelajaran berbasis proyek ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun pedoman pembimbingan tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Keautentikan
Hal yang dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
1) Mendorong dan membimbing siswa untuk memahami kebermaknaan dari tugas yang dikerjakan.
23
3) Mendorong dan membimbing siswa agar mampu menghasilkan sesuatu dari tugas yang dikerjakan.
b. Ketaatan terhadap Nilai-Nilai Akademik
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
1) Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu menerapkan berbagai pengetahuan/ disiplin ilmu dalam menyelesaikan tugas yang dikerjakan.
2) Merancang dan mengembangkan tugas-tugas yang dapat memeberi tantangan siswa untuk menggunakan berbagai metode dalam pemecahan masalah
3) Mendorong dan membimbing siswa untuk mamapu berpikir tingkat tinggi dalam memecahkan masalah.
c. Belajar pada Dunia Nyata
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
1) Mendorong dan membimbing siswa untuk mampu bekerja pada konteks permasalahan yang nyata yang ada di masyarakat.
2) Mendorong dan mengarahakan agar siswa mampu bekerja dalam situasi organisasi yang menggunakan teknologi tinggi
3) Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu mengelola kemampuan keterampilan pribadinya.
d. Aktif Meneliti
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
24
2) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian dengan berbagai macam metode, media, dan berbagai sumber media lain.
3) Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu berkomunikasi dengan orang lain, baik melalui presentasi ataupun media lain.
e. Hubungan dengan Ahli
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
1) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu belajar dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang relevan
2) Mendorong dan mengarahkan siswa bekerja/berdiskusi dengan orang lain/temannya dalam memecahkan masalah.
3) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak/minta pihak luar untuk terlibat dalam menilai unjuk kerjanya.
f. Penilaian
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
1) Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu melakukan evaluasi diri terhadap kinerjanya dalam mengerjakan tugasnya
2) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat mengembangkan standar kerja yang terkait dengan tugasnya
3) Mendorong dan mengarahkan siswa untuk menilai unjuk kerjanya.
25
dasar parafin. Parafin disini merupakan contoh senyawa alkana yang ternyata dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak contoh lain yang berkaitan dengan hidrokarbon seperti lilin, semir, balsam, rhemason, briket arang, dll.
2.5
Aktivitas Belajar Siswa
Dalam pembelajaran sangat diperlukan adanya suatu aktivitas yang mampu merangsang semua potensi peserta didik untuk berkembang secara optimal. Aktivitas diperlukan dalam belajar karena tidak ada belajar tanpa aktivitas (Sardiman, 1992: 95).
Nasution (1992:68) sebagaimana dikutip oleh Ningsih, menyatakan bahwa aktivitas merupakan azaz yang terpenting dalam belajar. Belajar merupakan suatu kegiatan, tanpa kegiatan tidak mungkin seorang dikatakan belajar. Aktivitas adalah belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman, tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Aktifitas yang optimal akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa (Munawaroh, A: 2013). Aktivitas belajar banyak macamnya, para ahli mencoba mengklasifikasikan antara lain Paul D. Dierich sebagaimana dikutip Hamalik (2013:172) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok sebagai berikut.
26
2) Kegiatan-kegiatan lisan: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrument musik, mendengarkan siaran radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. 5) Kegiatan-kegiatan menggambar: membuat grafik, peta, diagram, pola.
6) Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menari, menyelenggarakan permainan. 7) Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional: minat, berani, tenang, dan sebagainya.
27
Tabel 2.1 Indikator Aktivitas Belajar Peserta Didik
No Indikator Aktivitas
1 Aktivitas visual a. Memperhatikan saat guru memberikan penjelasan b.Memperhatikan saat teman mempresentasikan produk 2 Aktivitas lisan a. Bertanya pada teman atau guru tentang materi yang
belum dipahami.
b.Mampu mengemukakan pendapat atau merespon pertanyaan dalam diskusi
3 Aktivitas mendengarkan a. Mendengarkan guru saat memberikan penjelasan b.Mendengarkan penyajian produk yang
dipresentasikan kelompok
4 Aktivitas menulis a. Membuat catatan penting atau menulis penjelasan guru dan hasil diskusi kelompok
b.Menuliskan jawaban atas serangkaian pertanyaan yang ada di lembar tertulis.
c. Mampu membuat kesimpulan hasil diskusi 5 Aktivitas menggambar a. Mampu menggambar pola rantai senyawa
hidrokarbon
b. Mampu memgambarkan isomer-isomer pada suatu senyawa hirdrokarbon
6 Aktivitas metrik a. Mampu menyelesaikan proyek
b. Mampu mempresentasikan produk serta proses pemecahan masalah pada teman yang lain.
7 Aktivitas mental Dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat mendukung atau menghambat jalannya proyek.
8 Aktivitas emosional Bersemangat dan menaruh minat selama kegiatan pembelajaran.
(Hamalik, 2008)
2.6
Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi
2.6.1 Hidrokarbon
28
senyawa yang dihasilkan dari kedua unsur ini sangat banyak. Sebagian besar senyawa kimia yang terdapat di alam ini merupakan senyawa karbon. Salah satu senyawa karbon yang jumlahnya sangat banyak dan pengunaannya cukup penting adalah senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terbentuk dari unsur hidrogen dan karbon (Justiana et al., 2009).
2.6.2 Kekhasan atom karbon
Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga dalam sistem periodik terletak pada golongan IVA dan periode 2. Keadaan tersebut membuat atom karbon mempunyai beberapa keistimewaan sebagai berikut.
1. Atom karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen
2. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. 3. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon
Berdasarkan bentuk rantai karbonnya, senyawa karbon dibagi menjadi 2, yaitu senyawa alifatik dan siklik.
a. Senyawa alifatik yaitu senyawa karbon yang rantai C-nya terbuka, berupa rantai lurus dan rantai bercabang.
b. Senyawa siklik yaitu senyawa karbon yang rantai C-nya tertutup atau melingkar. Senyawa siklik dibagi menjadi dua, yaitu senyawa karbosiklik dan heterosiklik.
29
Senyawa karbosiklik yaitu senyawa siklik yang rantai lingkarnya hanya terdiri atas atom karbon. Senyawa karbosiklik masih dibagi lagi menjadi dua yaitu senyawa aromatik dan alisiklik.
Senyawa aromatik
[image:46.612.198.445.336.401.2]Senyawa aromatik merupakan senyawa siklik yang rantai lingkar atom karbonnya memiliki ikatan tunggal berselang-seling dengan ikatan rangkap. Salah satu contoh senyawa aromatik adalah benzena. Perhatikan rumus struktur senyawa benzena berikut.
Gambar 2.1 Contoh senyawa aromatik (benzena)
Senyawa alisiklik
Senyawa alisiklik adalah senyawa alifatik yang rantai karbonnya tertutup atau melingkar. Perhatikan rumus struktur siklopropana dan siklopentana berikut.
[image:46.612.172.480.564.649.2]30 2) Senyawa hetrosiklik
Senyawa heterosiklik adalah senyawa siklik yang rantai lingkarnya terdiri atas atom karbon dan atom lain. Perhatikan rumus struktur berikut.
Gambar 2.3 Rumus struktur heterosiklik
(Khamidinal et al., 2009)
2.6.3 Pengelompokan Senyawa karbon
Atom-atom karbon selain dapat membentuk rantai karbon, juga dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sehingga membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Sehingga senyawa hidrokarbon dapat dibagi menjadi 2 yaitu senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Senyawa hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya jenuh (tunggal). Contoh senyawa-senyawa alkana. Sedangkan senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan kovalen rangkap 2 atau 3 pada rantai karbonnya. Contoh: alkena dan alkuna.
(1) Alkana
[image:47.612.173.414.187.251.2]31 (2) Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai karbonnya. Rumus umum alkena adalah CnH2n.
(3) Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada rantai karbonnya. Rumus umum alkuna adalah CnH2n-2 .
(Harnanto, 2009:152)
2.6.4 Sifat-sifat hidrokarbon
2.6.4.1 Sifat alkana
Sifat fisis, titik didih dan titik leleh alkana semakin meningkat dengan makin panjangnya rantai C atau pertambahan nilai Mr. Ini disebabkan gaya antar-molekul semakin kuat sehingga semakin besar energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut. Volatilitas alkana berkurang dengan bertambahnya nilai Mr, karena akibat gaya antar molekul yang semakin kuat sehingga sulit bagi molekul-molekul untuk memisah membentuk fase uap. Berikut wujud pada banyak rantai kabon (C), C1-C4 adalah berwujud gas, C5-C17 adalah bewujud cair, C18 keatas = bewujud padat. Sifat kimia alkana, diantaranya dapat mengalami reaksi:
(1) substitusi (reaksi pengantian oleh halogen: F2,Cl2, Br2, I2 )
contoh: reaksi alkana dengan klorin (klorinasi)
32 Metana Klorometana
(2) reaksi pembakaran (reaksi pembakaran alkana menghasikan CO2 dan H2O)
contoh: alkana dibakar dengan O2 berlebih
CH4 (g) + 2O2 (g) CO2(g) + 2H2O (g)
sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H2O.
Contoh: 2CH4 (g) + O2 (g) 2CO(g) + 4H2O (g)
(3) Reaksi perengkahan alkana (eliminasi yang melibatkan peruraian alkana) pada suhu tinggi (750-900 0C) tanpa udara.
C2H6 (g) CH2=CH2 (g) + H2 (g) Etana etena
(Purba, 2008: 117)
2.6.4.2 Sifat alkena dan alkuna
Sifat fisik dan wujud zat alkena dan alkuna hampir sama dengan alkana, sedangkan sifat kimia alkena diantaranya:
(1) adisi dengan halogen (halogenasi)
Contoh :
CH2=CH2 + Cl2CH2Cl- CH2Cl
33
(2) adisi dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi)
CH2=CH2 + HBr CH3CH2Br
Etena 1-bromoetana
(3) polimerisasi adisi melibatkan penggabungan banyak molekul alkena (monomer)membentuk molekul yang sangat besar (polimer) dengan katalis. contohnya disini adalah pembentukan polimer PVC (polivinilklorida) terbebtuk dari monomer kloroetena). Reaksi yang terjadi:
CH2=CH – Cl + CH2=CH – Cl [....CH2-CH(Cl) - CH2– CH(Cl) ....]n
(4) pembakaran
CH2= CH2 (g) + 3O2 (g) 2CO2(g) + 2H2O (g)
Sifat kimia alkuna diantaranya:
1) adisi dengan halogen (halogenasi)
contoh:
tahap 1: CH≡CH + Cl2 CHCl=CHCl
etuna 1,2 dikloroetena
tahap 2 : CHCl=CHCl + Cl2CHCl2-CHCl2
34 2) adisi dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi)
tahap 1: CH≡CH + HCl CH2=CHCl etuna kloroetena tahap 2 : CH2=CHCl + HCl CHCl2-CHCl2
kloroetena 1,2 dikloroetana 3) reaksi subtitusi
R-C≡CH R-C≡C- + H+
Posisi atom H dapat disubtitusi oleh atom lain, misal atom Na.
R-C≡CH + NaCl R-C≡CNa + HCl
4) pembakaran
2CH≡CH (g) + 5O2 (g) 4CO2(g) + 2H2O (g)
2.6.5 Isomer
35 CH3-CH2-CH2-CH3: n-butana
CH3-CH(CH3)-CH3: 2 metilpropana (isobutana)
Isomer yang terjadi pada alkena adalah isomer kerangka, posisi dan geometri. Isomer kerangka adalah isomer yang terjadi akibat perbedaan kerangka atau rantai karbonnya. Isomer posisi terjadi karena adanya perbedaan posisi letak cabang atau posisi letak ikatan rangkapnya. Isomer geometri terjadi karena terdapat perbedaan kedudukan atom (gugus atom) dalam ruang.
Isomer kerangka:
CH2=CH-CH2-CH3 1-butena
CH2=C(CH3)-CH3 2-metil-1-propena
Isomer posisi:
CH2=CH-CH2-CH3 1-butena
CH3-CH=CH-CH3 2-butena
[image:52.612.165.393.611.677.2]Isomer geometri:
36
Perhatikan senyawa cis-2-butena dan trans 2-butena. Kedua senyawa tersebut memiliki letak ikatan rangkap yang sama. Perbedaannya terletak pada letak gugus CH3. Jika ikatan rangkap pada senyawa alkena dianggap sebagai suatu bidang batas dan letak gugus CH3 berada dalam satu sisi, maka disebut posisi cis. Sementara itu, jika letak gugus CH3 terletak pada sisi yang berseberangan, maka disebut posisi trans.
Alkuna memiliki isomer kerangka pada posisi. Keisomeran alkuna dimulai dari butuna. Isomer kerangka:
CH≡C-CH2-CH2-CH3 1-pentuna
CH≡C-CH(CH3)-CH3 3-metil-1-butuna
Isomer posisi:
CH≡C-CH2-CH2-CH3 1-pentuna
CH3-C≡C-CH2-CH3 2-pentuna
(Permana, 2009:127)
2.6.6 Minyak Bumi
37
2.6.6.1 Proses Terbentuknya Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari sisa-sisa fosil hewan kecil(plankton) yang hidup di laut jutaan tahun yang lalu. Sisa- sisa tumbuhan dan hewan ini tertimbun endapan lumpur, pasir, dan zat lain, serta mendapat tekanan dari panas bumi secara alami. Bersamaan proses tersebut bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa minyak bumi yang terkumpul dalm pori-pori batu kapur. Dengan adanya gaya kapiler, minyak bumi bergerak perlahan-lahan keatas. Jika gerakan ini terhalang batuan yang tidak berpori, maka terjadi akumulasi minyak dalam batuan. Inilah sebabnya minyak bumi disebut pertoleum(pertus=batu, oleum=minyak) (Justiana et al., 2009).
2.6.6.2 Pemisahkan Komponen – komponen dalam Minyak Bumi
38
berbeda-beda. Semakin panjang rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya (Justiana et al., 2009).
2.6.6.3 Mutu Bensin
Bensin atau sering disebut gasolin terdiri dari campuran isomer heptana (C7H16) dan oktana (C8H18). Mutu bahan bakan bensin ditentukan oleh jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkan. Jumlah ketukan dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin tinggi mutu bensin, berarti jumlah ketukan semakin sedikit, dan angka oktannya semakin tinggi. Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n–heptana dan isooktana. Misalnya bensin premium yang
beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktana dan 20% n–heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktana dan 2% n–heptana. Pertamina meluncurkan
produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: premium (bilangan oktan 80–88), pertamax (bilangan oktan 91–92) dan pertamax plus (bilangan oktan 95).
39
2.6.6.4 Dampak Pembakaran Minyak Bumi
Pembakaran bahan bakar minyak dapat berlangsung dua cara yaitu
pembakaran sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan
energi yang cukup besar dibandingkan pembakaran tidak sempurna.Tetapi gas CO2
yang dihasilkan dapat menyebabkan terjadinya greenhouse effect (efek rumah kaca).
Reaksi pembakaran sempurna:
CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(g) + Energi
Reaksi pembakaran tak sempurna:
2 CH4(g) + 3 O2(g) 2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi
Gejala yang timbul jika keracunan gas CO adalah sesak napas, daya ingat
berkurang, ketajaman penglihatan menurun, dan lelah jantung. Tubuh akan
kekurangan suplai oksigen, akibatnya badan lemas, pingsan, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Reaksi:
CO (g) + Hb (aq) HbCO (aq)
Pembakaran bahan bakar minyak juga dapat menghasilkan zat polutan lain seperti:
oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida nitrogen (NO dan NO2), dan partikel-partikel
debu. Gas-gas tersebut jika masuk di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Reaksinya:
40
bereaksi dengan O2 membentuk SO3 kemudian bereaksi dengan uap air membentuk
asam sulfat. Reaksinya:
2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g)
SO3 (g) + H2O (l) H2SO4 (aq)
Asam sulfat di udara lembab mudah larut dalam air hujan sehingga air hujan
bersifat asam, atau dikenal dengan hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan
tumbuhan dan hewan yang tidak tahan hidup dalam suasana asam akan mati, dan
perabotan yang berasal dari logam terkorosi. Selain gas SO2 dan SO3, gas NO dan
NO2 juga dapat menyebabkan hujan asam. Mengingat dampak yang ditimbulkan dan
terbatasnya sumber tambang minyak di dunia ini, maka mulai sekarang dicari energi
alternatif lain seperti: licol /batu bara yang dibersihkan, biodiesel dari minyak jarak,
biodiesel (etanol dari tebu, minyak jagung, minyak kelapa sawit), biogas dari
kompos/kotoran hewan, tenaga nuklir, tenaga panas bumi /geothermal, tenaga air
terjun, tenaga gelombang air laut, tenaga angin, tenaga surya.
2.6.6.5 Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-Hari
Senyawa-senyawa hidrokarbon yang kita gunakan dalam berbagai hal, sebagian besar merupakan senyawa-senyawa derivat kompleks hidrokarbon. Berikut beberapa produk dan kegunaan senyawa hidrokarbon.
41
b. Hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan seperti: polivinilklorida (PVC) banyak digunakan untuk pembuatan pipa air dan karpet, polipropena untuk serat, tali plastik, dan botol plastik, nilon digunakan untuk serat pakaian, dakron merupakan serat poliester untuk pengganti kapas.
c. Hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika: polivinil asetat, banyak digunakan untuk perekat dan cat lateks, polietilena/ polietena merupakan polimer etena (CH2=CH2) yang digunakan sebagai kantong plastik, ember, panci dan pembungkus makanan (Utami, Budi: 2009).
2.7 Kerangka Berfikir
Materi kimia memang memerlukan pemahaman yang tinggi. Namun, pada kenyataanya masih dijumpai beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami dan mendalami materi kimia. Hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh kurang baik, bahkan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. Siswa juga masih cenderung pasif dalam pembelajaran belum dikatakan aktif. Aktif disini adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang mampu merangsang semua potensi peserta didik untuk berkembang secara optimal.
42
Kelebihan dari pembelajaran berbasis proyek, yaitu: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, (3) meningkatkan keterampilan untuk mencari informasi, (4) meningkatkan kolaborasi, (5) meningkatkan keterampilan mengelola sumber yaitu bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks (Moursund, dalam Wena, 2011).
43
keberhasilan dari metode yang diterapkan, peneliti juga dapat melihat perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kontrol.
44
Secara ringkas gambaran penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
2.1
Fakta yang ditemui:
1. Mata pelajaran kimia dinggap sulit oleh sebagian besar siswa 2. Interaksi antara guru dan siswa masih rendah sehingga siswa
cenderung pasif dan merasa bosan saat proses pembelajaran. 3. Siswa kurang aktif, dan belum terbiasa dilibatkan untuk
menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.
Hasil belajar kognitif dan aktivitas belajar siswa terhadap materi kimia rendah
Perlunya inovasi pembelajaran
Penerapan model Project Based Learning dengan proyek (produk) bertema Hdrokarbon
dan Minyak Bumi
Tujuan yang diharapkan:
[image:61.612.150.491.207.596.2]Hasil belajar kognitif dan Aktivitas Belajar Siswa Meningkat
45
2.8
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori, hipotesis penelitian ini adalah “Penerapan Model Project
46
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan sampel penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 14 Semarang. Populasi yang dipilih adalah siswa kelas X-MIA yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan populasi didasarkan pada kesamaan kurikulum, sumber pembelajaran, kemampuan guru yang mengajar, banyaknya jumlah jam belajar dan hasil belajar awal sama (homogen). Banyaknya peserta didik pada masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Banyaknya Peserta Didik Kelas X-MIA SMA N 14 Semarang
(Sumber: Administrasi kesiswaan SMA N 14 Semarang tahun pelajaran 2014/2015
Kelas Banyaknya Peserta Didik
X-1 X-2 X-3 X-4
[image:63.612.109.531.516.605.2]47
3.1.2 Sampel
Menurut Arikunto (2010: 174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diawali dengan melakukan uji normalitas dan homogenitas pada populasi setelah diperoleh populasi yang berdistribusi normal dan memiliki homogenitas dipilih teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel penelitian berupa kelompok yang dilakukan secara acak dengan pertimbangan populasi yang ada terbagi dalam kelas-kelas yang memiliki homogenitas dan rata-rata yang sama. Setelah terpilih dua kelas yang diambil dari empat kelas X SMAN 14 Semarang sebagai sampel, dua kelas tersebut adalah satu kelas kelompok eksperimen dan satu kelas kelompok kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang pembelajarannya menggunakan model pembelajran Project Based Learning, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi. Kelas eksperimen adalah kelas X-1 dan kelas kontrol adalah kelas X-2. Uji coba instrumen awal menggunakan kelas yang sudah menerima materi pelajaran yang diujicobakan, yaitu kelas XI MIA 1.
3.2 Variabel Penelitian
48
a. Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan yaitu model Project Based Learning pada kelas eksperimen serta pembelajaran mengunakan metode ceramah dan diskusi pada kelas kontrol.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif dan aktivitas siswa SMA N 14 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 pada materi hidrokarbon.
c. Variabel Kontrol
49
3.3
Desain Penelitian
[image:66.612.103.552.262.333.2]Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan desain pretest-posttest control group. Desain penelitian eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Bagan Desain Penelitian Pretest Postest Control Group
Kelas Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir Peningkatan
Eksperimen T1 X T2 T2 - T1
Kontrol T1 Y T2 T2 - T1
Keterangan:
X : Pembelajaran kimia menggunakan model project based learning Y : Pembelajaran kimia menggunakan metode ceramah
T1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest T2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi postest
3.4
Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Dokumentasi
50
minimal nilai ulangan kimia, dan data nilai ulangan kimia populasi tahun pelajaran 2014/2015. Data ini digunakan untuk uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata populasi.
3.4.2 Metode Tes
Tes dalam penelitian ini merupakan tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto, 2006). Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik. Sebelum tes diberikan kepada kedua kelas yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol dengan instrumen yang sama setelah pelaksanaan pembelajaran, terlebih dahulu instrumen tes diujicobakan di kelas uji coba untuk mendapat soal yang baik yaitu soal yang valid, reliabel, memiliki tingkat kesukaran yang proporsional, dan daya pembeda yang signifikan. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa berkaitan dengan model pembelajaran Project Based Leraning pada materi hidrokarbon dan minyak bumi. Metode tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (postest).
3.4.3 Metode Observasi
51
disini untuk memperoleh data sikap dan aktivitas peserta selama mengikuti pembelajaran menggunakan lembar observasi afektif dan lembar observasi aktivitas peserta didik. Lembar observasi afektif dan aktivitas peserta didik digunakan pada kelas eksperimen dan kontrol selama proses pembelajaran menggunakan project based learning, Sedangkan ranah psikomotoriknya adalah mengamati kegiatan siswa saat praktikum. Observasi dilakukan oleh guru pengampu dan observer.
3.4.4 Metode Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran project based learning selama kegiatan pembelajaran. Angket diberikan pada siswa pada saat pertemuan terakhir kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen untuk memperoleh informasi mengenai respon siswa terhadap penerapan model project based learning.
52
3.5
Prosedur Penelitian
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian eksperimen meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
3.5.1 Perencanaan dan persiapan
1. Menentukan populasi penelitian, yaitu siswa kelas X SMAN 14 Semarang sebanyak 4 kelas.
2. Menentukan sampel-sampel penelitian dengan memilih 2 kelompok siswa secara random sampling dari populasi yang ada, diperoleh kelas kontrol adalah X-2 dan kelas eksperimen adalah X-1
3. Mengambil data nilai ulangan materi sebelumnya pada mata pelajaran kimia kelas X semester ganjil tahun ajaran 2015/2015
4. Menganalisis data nilai ulangan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas populasi.
5. Menyusun kisi-kisi tes uji coba.
6. Menyusun tes ujicoba berdasarkan kisi-kisi. Tes uji coba aspek kognitif sebanyak 50 soal pilihan ganda.
3.5.2 Pelaksanaan
1. Melakukan tes ujicoba instrumen pada kelas ujicoba. Kelas ujicoba yang dipilih adalah kelas XI MIA 1
53
3. Menyusun perangkat pembelajaran yaitu Silabus, RPP, instrumen penilaian aspek kognitif, psikomotorik, afektif, panduan penilaian instrumen dan media ppt yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4. Memvalidasi instrumen berdasarkan pertimbangan ahli, yaitu dosen pembimbing I dan II.
5. Menyempurnakan / verifikasi instrument penelitian
6. Melaksanakan pretest untuk mengetahui kempampuan awal masing-masing siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada sampel penelitian yaitu dengan model pembelajaran project based learning untuk kelas eksperimen dan model ceramah dan diskusi untuk kelas kontrol.
8. Melakasanakan penilaian lembar observasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mendapatkan nilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
9. Melaksanakan postest dari soal tes ujicoba yang telah dianalisis dan memenuhi kriteria meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
54
[image:71.612.100.562.105.696.2]Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian Populasi
Sampel
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pretest
Pemberian materi hidrokarbon dan minyak bumi dengan menerapkan model Project
Based Learning
Pemberian materi hidrokarbon dan minyak bumi dengan menerapkan model ceramah dan diskusi
(kontekstual)
Postest
Uji Normalitas
Uji Hipotesis
Uji Gain
Lembar Observasi
Analisis Aktivitas Siswa
Uji Normalitas
Uji Hipotesis Analisis
Data Akhir Uji Homogenitas
Teknik Cluster Random sampling
Kelas Ujicoba
Uji Instrumen
55
3.6
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dengan cermat, lengkap, dan sistema