PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP AKTIVITAS
DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM YANG
MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KUARTET
Oleh:
Vinny Dwi Kartika NIM 4113331046
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan kesehatan serta kesempatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Aktivitas dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Hidrolisis Garam yang Menggunakan Media Kartu Kuartet”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Dr.Marham Sitorus, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Murniaty Simorangkir, M.S dan Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd dan Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd selaku dosen penasehat akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Nusantara Lubukpakam Ibu Dra. Dameria Marpaung yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
v
Terimakasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat terbaikku: Siti Handayani Hasibuan, Khairida Ashri Lubis, Lina Veronica Purba dan Khairin Nisah yang selalu memberikan motivasi, memberi saran, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan skripsi. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada patner setia Syahbani Utomo yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Kimia Ekstensi 2011 yang memberi semangat dan motivasi selama studi 4 tahun di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2015 Penulis
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP AKTIVITAS
DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM YANG
MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KUARTET
Vinny Dwi Kartika (4113331046) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan media kartu kuartet terhadap aktivitas dan peningkatan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui korelasinya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pretest-postest control group design. Pengambilan sampel digunakan dengan cara teknik random sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif berupa pilihan ganda berjumlah 20 soal dan non tes berupa lembar observer. Kelas eksperimen diberi pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament), sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran Direct Instruction menggunakan kartu kuartet. Penelitian ini menggunakan instrument test yang telah diujicobakan dan telah memenuhi standart valid, reliable, daya beda, tingkat kesukaran dan distraktor. Data hasil belajar siswa kedua kelompok sampel homogen dan berdistribusi normal. Peningkatan hasil belajar (gain) pada kelas ekperimen sebesar 80,7% dan kelas kontrol sebesar 75,8%. Rata – rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 86,30 dan pada kelas kontrol sebesar 75,30. Uji hipotesis I dilakukan dengan menggunakan uji t-test uji satu pihak (pihak kanan) dan diperoleh thitung = 4.06 Dengan demikian thitung > ttabel, maka Ha diterima yakni ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan media kartu kuartet terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa. Uji hipotesis II diperoleh harga thitung > ttabel (5,98 > 1,9994), dengan demikian, Ha diterima yakni ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan media kartu kuartet terhadap aktivitas belajar siswa. Uji hipotesisi III rhitung = 0,440 karena rhitung > rtabel maka Ha diterima. Berarti ada korelasi yang positif antara aktivitas siswa terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan media kartu kuartet.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Riwayat Hidup ... ii
Abstrak ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi... vi
Daftar Gambar ... viii
Daftar Tabel ... ix
Daftar Lampiran ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Rumusan Masalah ... 5
1.4. Batasan Masalah... 6
1.5. Tujuan Penelitian ... 6
1.6. Manfaat Penelitian ... 6
1.7. Defenisi Operasional ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar dan Mengajar ... 8
2.2 Hakekat Belakar Kimia ... 9
2.3 Pengertia Hasil Belajar Kimia ... 10
2.4 Aktivitas Belajar... 11
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif ... 14
2.6 Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 19
2.7 Model Pembelajaran Instruksi Langsung ... 26
2.8 Media Pembelajaran Kartu Kuartet ... 29
vii
2.10 Kerangka Konseptual ... 36
2.11 Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40
3.2 Populasi dan Sampel ... 40
3.3 Variabel Penelitian ... 40
3.4 Instrumen Penelitian ... 41
3.5 Rancangan Penelitian ... 46
3.6 Prosedur Penelitian ... 47
3.7 Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53
4.2 Pembahasan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 71
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 13
Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif ... 16
Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok ... 22
Tabel 2.4 Lembar Skor Permainan... 24
Tabel.2.5 Sintaks Model Pembelajaran Langsung ... 27
Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... 43
Tabel 3.2 Klasifikasi Sikap Aktivitas Siswa ... 46
Tabel 3.3 Rancangan Penelitian ... 46
Tabel 3.4 Makna dari Koefisien Korelasi ... 52
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest ... 55
Tabel 4.2 Data Hasil Postest ... 56
Tabel 4.3 Data Rata-rata, Standart Deviasi dan Varians ... 56
Tabel 4.4 Uji Normalitas Pretest dan Postest ... 58
Tabel 4.5 Uji Normalitas Gain ... 58
Tabel 4.6 Uji Normalitas Aktivitas Belajar Siswa ... 59
Tabel 4.7 Uji Homogenitas Pretest dan Postest ... 58
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Gain ... 58
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Aktivitas Belajar Siswa ... 59
Tabel 4.10 Uji Hipotesis I ... 58
Tabel 4.11 Uji Hipotesis II ... 58
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 75
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ... 76
Lampiran 3 Lembar Kegiatan Siswa ( LKS ) ... 86
Lampiran 4 Jawaban LKS ... 94
Lampiran 5 Soal Latihan Kelas Kontrol ... 100
Lampiran 6 Pekerjaan Rumah ... 104
Lampiran 7 Kisi Soal Sebelum Divalidkan ... 107
Lampiran 8 Instrumen Tes (Sebelum Validasi) ... 120
Lampiran 9 Kunci Jawaban Instrumen ... 127
Lampiran 10Kisi Soal Setelah Divalidkan ... 128
Lampiran 11 Instrument Tes (Setelah Validasi) ... 135
Lampiran 12 Kunci Jawaban Instrumen ... 138
Lampiran 13 Format Lembar Observasi ... 139
Lampiran 14 Media Kartu Kuartet ... 142
Lampiran 15 Tabel Validitas ... 150
Lampiran 16 Perhitungan Validitas Tes ... 151
Lampiran 17 Tabel Realibilitas ... 153
Lampiran 18 Perhitungan Realibitas Tes ... 154
Lampiran 19 Tabel Tingkat Kesukaran... 155
Lampiran 20 Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 156
Lampiran 21 Tabel Daya Beda ... 157
Lampiran 22 Perhitungan Daya Beda ... 158
Lampiran 23 Tabel Distractor ... 160
Lampiran 24 Perhitungan Distractor ... 162
Lampiran 25 Rekapitulasi Analisis Data Instrumen ... 163
Lampiran 26 Tabulasi Data Nilai Siswa ... 164
Lampiran 27 Perhitungan Rata – Rata, Varians dan Standart Deviasi ... 166
Lampiran 28 Perhitungan Uji Normalitas ... 168
xi
Lampiran 30 Data Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar... 174
Lampiran 31 Perhitungan Rata – Rata, Varians dan Standart Deviasi ... 177
Lampiran 32 Perhitungan Uji Normalitas ... 178
Lampiran 33 Perhitungan Uji Homogenitas ... 180
Lampiran 34 Pengujian Hipotesis I ... 181
Lampiran 35 Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar ... 183
Lampiran 36 Lembar Observasi ... 184
Lampiran 37 Tabulasi Data Nilai Aktivitas Siswa ... 192
Lampiran 38 Perhitungan Rata – Rata, Varians dan Standart Deviasi ... 194
Lampiran 39 Perhitungan Uji Normalitas ... 195
Lampiran 40 Perhitungan Uji Homogenitas ... 197
Lampiran 41 Pengujian Hipotesis II ... 198
Lampiran 42 Perhitungan Korelasi ... 200
Lampiran 43 Tabel Nilai r-Product Moment ... 203
Lampiran 44 Tabel Chi Kuadrat (X2) ... 204
Lampiran 45 Tabel Distribusi-t ... 205
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peserta didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain dan memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu guru sebagai pengajar hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi ril anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran instruksi langsung (Hartono, 2008).
Peran guru dalam hal ini adalah untuk mengaktifkan siswa untuk berpartisipasi langsung dalam proses belajar mengajar sehingga siswa diberi kesempatan lebih besar untuk menuangkan gagasannya sehingga diharapkan dapat mempertinggi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Zaini, dkk (2008) mengungkapkan bahwa belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan informasi yang telah diberikan sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Berdasarkan pengamatan peneliti di SMA Swasta Nusantara Lubukpakam, terlihat bahwa pada proses belajar mengajar masih banyak guru khususnya bidang studi kimia yang masih mengajar dengan model pembelajaran instruksi langsung (Direct Instraction) sehingga proses belajar mengajar cenderung monoton. Hanya
2
proses belajar mengajar mengakibatkan aktivitas siswa selama belajar menjadi rendah, sehingga banyak siswa yang memperoleh hasil belajar Kimia dibawah rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru.
Menurut Dash (2014), Pembelajaran yang disampaikan dengan metode instruksi langsung membuat siswa bosan, tidak bersemangat di kelas, kurang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan tidak berantusias saat berdiskusi kelompok dengan temannya. Padahal yang seharusnya dilakukan oleh pendidik adalah meningkatkan keikutsertaan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat kegiatan pembelajaran lebih bermakna.
Dalam KTSP, kimia adalah salah satu mata pelajaran yang ada di kurikulum SMA. Kimia merupakan merupakan salah satu cabang sains/IPA yang berisi pengetahuan yang berdasarkan fakta, hasil pemikiran dan hasil penelitian yang dilakukan para ahli. Kimia diperlukan dalam kehidupan sehari–hari, namun tidak sedikit orang yang menganggap kimia sebagai ilmu yang kurang menarik. Hal ini disebabkan kimia erat hubungannya dengan ide–ide atau konsep–konsep abstrak yang membutuhkan penalaran ilmiah, sehingga belajar kimia merupakan kegiatan mental yang membutuhkan penalaran tinggi. Untuk itu, maka dalam proses transfer ilmu dan pengetahuan kimia di sekolah perlu ditingkatkan agar kualitas pembelajaran selalu terjaga dan memperoleh hasil yang diharapkan. (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2005).
3
dapat menguatkan suatu pemikiran peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga membantu siswa untuk mengurangi sifat abstrak dan syarat akan konsep dalam materi hidrolisis garam yang disampaikan. Oleh sebab itu, pemilihan media mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah aktivitas dan hasil belajar yang rendah adalah menggunakan model pembelajaran yang mampu mengkonstruksi konsep siswa dan mampu mengatasi keheterogenan siswa di kelas, misalnya menggunakan model kooperatif tipe TGT. Pada pembelajaran yang menggunakan TGT siswa akan berperan aktif dalam kelompok karena model pembelajaran TGT melibatkan siswa dalam suatu permainan yang diharapkan membuat siswa tertarik dan aktif mengikuti pelajaran. Pada pembelajaran TGT guru menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 atau 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi hidrolisis garam .
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sarwendah (2013),
menyatakan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT memiliki
peningkatan hasil belajar sebesar 60,8% dibandingkan dengan model
pembelajaran Kooperatif Tipe TAI sebesar 50,3%. Dari hasil penelitian Winarto
(2012) diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa meningkat sebesar 84,38%. Penelitian dari Wiwit, dkk., (2012) mengatahkan bahwa pada kelas eksperimen diperoleh hasil belajar (post-test) dengan nilai rata-rata 80,25 dan pada kelas kontrol diperoleh sebesar 70,26.
Untuk lebih mengoptimalkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan penggunaan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu (Djamarah dan Zain, 2010). Selain itu penggunaan media juga dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam
mempelajari materi yang akan diajarkan. Ada banyak media yang dapat
4
digunakan untuk menyalurkanpesan dari sumber ke penerima pesan yang dengan
permainan.
Media pembelajaran berupa set kartu kuartet berisimateri hidrolisis garam
merupakan media yang dipilih oleh peneliti. Media ini dihadirkan karena konsep
hidrolisis garam berupa materi konseptual yang memerlukan pemahaman dan
pengulangan dalam mempelajarinya. Peneliti berharap dengan menggunakan
media kartu kuartet tersebut dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada
pokok bahasan hidrolisis garam karena terjadi pengulangan proses pembelajaran
melalui permainanyang edukatif.
Adapun peningkatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu
kuartet dapat dilihat dari penelitian sebelumnya yang ditelitioleh Rahmad (2013)
diperoleh nilai rata-rata pra siklus hanya 60,42, meningkat pada siklus I menjadi 78,6, dan meningkat pada siklus II menjadi 83,7 dengan menggunakan media kartu kuartet.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk membahas dan mengangkat masalah tersebut menjadi
sebuah judul penelitian, yaitu : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Aktivitas dan Peningkatan
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran yang monoton.
2. Pandangan siswa terhadap mata pelajaran kimia yang dianggap sulit dipelajari
karena bersifat abstrak dan sarat dengan konsep-konsep.
3. Rendahnya hasil belajar kimia siswa.
4. Guru masih kurang melibatkan siswa secara aktif selama kegiatan belajar
mengajar sehingga aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar menjadi rendah.
5. Penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran sehingga siswa termotivasi
untuk belajar.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) menggunakan media kartu kuartet terhadap aktivitas
belajar siswa pada pembelajaran hidrolisis garam?
2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) menggunakan media kartu kuartet terhadap peningkatan
hasil belajar siswa pada pembelajaran hidrolisis garam?
3. Bagaimana korelasi antara aktivitas belajar siswa dengan peningkatan hasil
belajar siswa pada pembelajaran hidrolisis garam menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan media
6
1.4. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan dan keterbatasan waktu, maka peneliti perlu membuat batasan masalah penelitian yaitu:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas XI IPA SMA Nusantara
Lubukpakam Tahun ajaran 2014/2015
2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah Hidrolisis Garam.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran Direct
Instruction untuk kelas kontrol.
4. Media yang digunakan adalah kartu kuartet.
5. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.
6. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh secara individu yaitu dari pre-test
dan post-test.
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) menggunakan media kartu kuartet terhadap
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran hidrolisis garam.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) menggunakan media kartu kuartet terhadap
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran hidrolisis garam.
3. Untuk mengetahui korelasi antara aktivitas belajar siswa dengan peningkatan
hasil belajar siswa pada pembelajaran hidrolisis garam menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan
media kartu kuartet.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan
7
2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) dan penggunaan media kartu kuartet pada pokok bahasan
Hidrolisis Garam.
3. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar, dan belajar lebih
bermakna melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Gamse
Tournamen) dan media kartu kuartet.
4. Bagi sekolah penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
perbaikan kondisi pembelajaran kimia kelas XI IPA di SMA Swasta
Nusantara Lubukpakam.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
dimana siswa belajar dengan kelompok-kelompok kecil, yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda (Slavin,2005).
2. Model pembelajaran instruksi langsung adalah sebuah model pembelajaran
menggunakan pendekatan berpusat pada guru yang digunakan untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara langsung dan bertujuan untuk penguasaan pengetahuan dan keterampilan (Achmad,2009).
3. Model Pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda (Slavin,2005).
4. Kartu kuartet adalah sejenis permainan yang terdiri atas beberapa jumlah
kartu bergambar yang dari kartu tersebut tertera keterangan berupa tulisan
yang menerangkan gambar tersebut. Model kartu kuartet yang digunakan
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa (gain) yang diajarkan dengan
pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) lebih
tinggi daripada rata-rata peningkatan hasil belajar siswa (gain) yang diajar
dengan model pembelajaran direct instruction. Persen peningkatan hasil
belajar untuk kelas eksperimen sebesar 80,7% sedangkan kelas kontrol 74,5%, Hal ini menunjukan bahwa adanya pengaruh penerapan model
pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
menggunakan Media Kartu Kuartet terhadap peningkatan hasil belajar siswa yaitu berpengaruh sebesar 7,68%.
2. Rata – rata aktivitas belajar siswa dengan pembelajaran Kooperatif tipe
TGT (Teams Games Tournament) yaitu sebesar 86,30 lebih tinggi daripada rata-rata aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran direct instruction yaitu sebesar 75,30. Hal ini menunjukan
bahwa adanya pengaruh penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan Media Kartu Kuartet terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa.
3. Ada korelasi yang positif antara aktivitas belajar siswa terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada model pembelajaran Kooperatif tipe
TGT (Teams Games Tournament) dengan media kartu kuartet yaitu
71
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut
1. Adanya pengembangan dan tindak lanjut dalam pengembangan inovasi
pembelajaran kimia pada materi-materi kimia lainnya.
2. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model pembelajaran Kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat mempermudah pencapaian
tujuan instruksional dan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.
3. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan kreativitas
dalam mendesain pembelajaran.
4. Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang
penerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games
72
Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2005). Standar Isi. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta
Dash, J., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Game Tournamen) dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Depdiknas, (2003), Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar, Depdiknas, Jakarta.
Djamamrah S.B dan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rhineka Cipta, Jakarta.
Fahmi, J., (2012), Investigasi Kelompok Menggunakan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Koloid Kelas XI Di SMA Negeri
15 MedanT.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Hamalik, O., (2008), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Hartono, (2008), Strategi Pembelajaran Active Learning, http://edu-article.com (diakses tanggal 13 maret 2015)
Huda, M., (2011), Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Isjoni, (2010), Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung.
Latuheru, J D., (1988), Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta.
Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
73
V Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Jabung Malang, Skripsi, Fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang.
Rahmad, I K., (2013), Penggunaan Media Permainan Kartu Kuartet Dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Materi Wayang Kulit Purwa, Jurnal Penelitian Kependidikan , Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Rasyid, A., (2012), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan Menggunakan Media Kartu Kerja Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ikatan Kimia Di Kelas X SMK N 2 Binjai T.P. 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, A. M., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta.
Sarwendah, R.H., Martini. K., S., dan Utami, B., (2013), Studi Komparasi Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Metode TGT dan TAI Pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XII IPA SMA Negri 2 Sukoharjo Tahun pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, 42 : 2333-9949
Silitonga, Pasar Maulim, (2011), Statistik Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian, FMIPA, UNIMED, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Sastrohamidjojo, H., (2005), Kimia Dasar, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sudarmo, U., (2004), Kimia SMA Untuk SMA Kelas X, ESIS, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
74
Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Suryani, Sri, (2011), Desain Pembelajaran Menggunakan Kartu Kwartet Hace Sebagai Media Chemo – Edutaiment melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT)Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Koloid, Laporan Hasil Penelitian, SMA Negeri 1 Lubuk linggau.
Suyanti, Retno Dwi, (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Tiastra, I M., (2010), Pembelajaran Kontekstual Melalui Pembuatan Tahu Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di Kelas XII IPA SMAN 1 Kubu Tahun Pelajaran 2007/2008, Jurnal Pendidikan Sastracarya, Vol.1 No.2 September 2010.
Thabrany, Hasbullah, (1994), Rahasia Belajar Sukses, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.
Winarto, R., (2012), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Wiwit, dkk, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan dan Tanpa Penggunaan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 9 Kota Bengkulu, Jurnal Pendidikan Kimia, 71 : 1412-3617
Yasa, D., (2008), Metode Pembelajaran Kooperatif, http://ipotes.wordpress.com/ 2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/ (accessed Desember 2014)