• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DESA SUKADANA KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DESA SUKADANA KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

DESA SUKADANA KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013

(Skripsi)

Oleh

DANY SETIAWAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

EFFECTIVENESS IMPLEMENTATION OF THE NATIONAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM (PNPM) MANDIRI RURAL

THE VILLAGE OF SUKADANA DISTRICT SUKADANA EAST LAMPUNG REGENCY IN 2013

BY

DANY SETIAWAN

(3)

know Effectiveness Of The National Community Program (PNPM) Mandiri Rural The Village Of Sukadana District Sukadana East Lampung Regency In 2013.

The method used in this research is qualitative descriptive type. The research uses the Richard M. Steers effectiveness indicators that is Achievement of the goals, Integration and Adaptation. Data collection techniques using interviews and documentation. Data processing technique used editing and interpretation. Data analysis technique done by reduction of the data, displaying data, verification of data and draw conclusions .

The results of the research show that implementation of the National Community Development Program (PNPM) Mandiri Rural The Village of Sukadana District Sukadana East Lampung Regency in 2013 that is Lapen Road construction has been effective. This result can be seen from the successful implementation of all indicators of effectiveness used. Indicators of goal achievement has been well, it is seen from the Lapen Road construction which have been built in accordance with the the deadline and targets are planned. On indicators of integration, socialization Lapen Road construction has been successfully implemented. Finally, the success of the adaptation indicators can be seen from the enthusiastic public response to Lapen Road construction activities. The community did not only help to material contributions but also power to Lapen Road construction.

(4)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

DESA SUKADANA KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013

Oleh

DANY SETIAWAN

(5)

masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Indikator penelitian menggunakan indikator efektivitas Richard M. Steers yaitu Pencapaian tujuan, Integrasi dan Adaptasi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu editing dan Interpretasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, menampilkan data, verifikasi data dan mengambil kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013 yaitu pembangunan Jalan Lapen berjalan efektif. Hasil ini dapat dilihat dari berhasil terlaksananya seluruh indikator efektivitas yang digunakan. Indikator pencapaian tujuan berjalan dengan baik, hal ini dilihat dari pembangunan Jalan Lapen yang berhasil dibangun sesuai dengan batas waktu dan target yang direncanakan. Pada indikator integrasi, sosialisasi pembangunan Jalan Lapen telah berhasil dilaksanakan. Terakhir, keberhasilan pada indikator adaptasi dapat dilihat dari antusiasnya respon masyarakat terhadap kegiatan pembangunan Jalan Lapen. Masyarakat tidak hanya membantu sumbangan materi tapi juga tenaga dalam pembangunan Jalan Lapen.

(6)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

DESA SUKADANA KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013

Oleh

Dany Setiawan

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)
(8)
(9)
(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 28 Mei 1992, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Zainal Fanani dan Ibu Mutiah

Jenjang akademik penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Adirejo Pekalongan yang diselasaikan pada tahun 2004, dilanjutkan menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Metro yang diselesaikan pada tahun 2007 dan dilanjutkan menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Metro yang diselesaikan pada tahun 2010.

(11)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya kecil ini kepada:

Ayahanda tercinta Zainal Fanani dan Ibunda yang aku sayangi Mutiah, sebagai tanda

terima kasih dan baktiku. Aku tau kalian telah banyak berkorban demi anakmu, inilah

kado kecil yang dapat aku persembahkan untuk sedikit menghibur hati kalian yang telah

banyak aku susahkan.

Almamater tercinta Universitas Lampung

(12)

MOTO

Selama bisa dan mampu, bantu dan berbuat baiklah kepada setiap orang. Membantu orang lain

tidak akan membuat diri merugi karena berbuat baik kepada setiap orang adalah salah satu

bentuk

“investasi” masa depan”.

(Ibunda Tercinta)

(13)

SANWACANA

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi yang berjudul “Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013” dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari banyak kesulitan yang dihadapi dari awal pengerjaan hingga penyelesaian skripsi ini. Karena bantuan, bimbingan, dorongan dan saran dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing yang sudah memberi banyak masukan, kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

(14)

dukungan dan motivasinya yang sangat bermanfaat sehingga dapat membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini serta dapat lulus dengan hasil yang maksimal.

5. Ibu Dr. Feni Rosalia, M.Si selaku penguji dan pembahas yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dengan cara yang sangat kekeluargaan dan telah dengan sangat sabar memberikan arahan kepada Penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6.

Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan Fisip Unila, terimakasih atas ilmu yang

telah kalian berikan kepada penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Pemerintahan.

7. Staf Akademik dan Staf Kemahasiswaan Ibu Rianti yang telah membantu kelancaran administrasi dan skripsi dan terutama kepada Ibu F. Trisni Rahartini, S.I.P yang telah banyak sekali membantu dan mempermudah proses administrasi dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan serta selalu memberikan dorongan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(15)

ibunda tercinta Mutiah, yang telah menjadi ibu terbaik di dunia dan pemberi kasih sayang terbaik setelah Allah SWT yang tak pernah lelah memberikan kasih sayang dan selalu mendoakan anaknya menjadi anak yang berhasil. Terimakasih bu.

9. Kepada adik-adikku, Irfan Setiawan dan Nadia Salsa Faradhila, tetap semangat sekolahnya dan semoga kita bertiga dapat membahagiaan Bapak Ibu serta menjadi anak yang selalu berbakti kepada orang tua.

10.Terima kasih kepada para informan yaitu Kepala Desa Sukadana, Penanggung Jawab Operasioanal Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Lampung Timur, Ketua Tim Pengelola Kegiatan Desa Sukadana dan masyarakat Desa Sukadana yang telah bersedia meluangkan waktu dan ketersediaannya untuk memberikan data-data, wawasan serta informasi yang penulis butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Terima kasih untuk teman-teman satu bimbingan skripsi yaitu Ikhwan Elfrizal dan Riska Gustiani yang selalu bertukar pendapat terkait dengan pengerjaan skripsi ini. Semoga kita selalu diberikan kelancaran dan kehidupan yang lebih baik setelah proses pembelajaran skripsi ini.

(16)

13.Teman-teman seperjuangan kelas ganjil dari saat masih muda, semangat dan energik : Ali Wirawan, Ryan Maulana, Dicky Rinaldy, Rangga Giri Wibowo, Prananda Genta Reza, Komang Jaka Ferdian, Prasaputra Sanjaya, Riendi Ferdian, Aris Gunawansyah, Budi Setya Aji dan Mirzan Triandana, ayo kita semangat kejar masa depan, semoga beberapa tahun ke depan kita bisa kumpul lagi dan kita sudah sukses semua meraih cita-cita kita masing-masing. Semoga kita tetap kompak seterusnya. Amin.

14.Teman-teman yang lebih dari sekedar teman Agung Ade Wijaya, Rizki Fatoni, Edo Danu Prabowo, Muhammad Pradipta Susatya, David Kurniawan, Mela Kurnia Chandra, David Iben Jauhari, Bayu Tegar Perkasa dan Diah Ayu Prasetyorini terimakasih telah selalu menemani dan memberikan semangat tiada henti. Terimakasih.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 15 April 2015 Penulis

(17)

i

C. Tinjauan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan ... 26

6. Mekanisme Alur Dana PNPM Mandiri Perdesaan ... 30

(18)

2. Dokumentasi ... 46

B. Efektivitas Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Desa Sukadana ... 61

1. Pencapaian Tujuan ... 61

1.1 Kurun Waktu ... 61

1.2 Sasaran ... 64

1.3 Tujuan Khusus PNPM Mandiri Perdesaan ... 67

(19)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Sasaran Kecamatan Sukadana

Tahun 2009 dan 2012 ... 8 2. Jumlah Rumah Tangga Sasaran Kabupaten Lampung Timur Tahun

2012 ... 9 3. Jumlah anggaran dan bentuk program PNPM-MPd Tahun 2013 ... 10 4. Daftar Rencana Dan Realisasi Anggaran Biaya PNPM Mandiri

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Mekanisme Alur Dana PNPM Mandiri Perdesaan ... 31

2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 39

3. Struktur Organisasi dan Tata Pemerintahan Desa Sukadana ... 58

4. Titik Awal Pembangunan Jalan Lapen ... 66

(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan adalah salah satu masalah yang sering muncul di tengah kehidupan masyarakat. Kemiskinan secara umum adalah suatu ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan terjadi di semua negara di dunia khususnya negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perbedaan sumber daya alam, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan akses sarana prasarana mempengaruhi perbedaaan tingkat kemiskinan di negara-negara maju dengan negara-negara berkembang.

(22)

“Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen). Berkurang sebesar 0,52 juta orang dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada september 2012 sebesar

28,52 juta orang (11,66 persen). Pada periode September 2012 – Maret 2013,

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan dan

ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit”.

(hhtp://bps.go.id/?news=1023 , diakses tanggal 16-01-2014 pukul 09:00)

Menurut Buku profil kemiskinan Kabupaten Lampung Timur (2011) Selama ini sudah banyak program yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi permasalahan jumlah penduduk miskin. Program-program ini berbentuk antara lain seperti raskin, Jamkesmas, bantuan fakir miskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan, beasiswa miskin dan program lainnya. Namun, program-program yang telah dijalankan pemerintah tersebut sifatnya pemberian atau subsidi langsung kepada masyarakat.

(23)

3

Pemberdayaan menurut Parsons dalam Suharto (2005: 58-59) adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi hidupnya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, yaitu suatu program nasional dalam bentuk kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui pengembangan sistem mekasnisme dan prosedur program, pendampingan serta pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya pemerintah menanggulangi masalah kemiskinan. Berdasarkan Petunjuk Teknis Operasional (PTO), PNPM Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal.

(24)

kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Tujuan umum dari PNPM Mandiri Perdesaan yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

PNPM Mandiri Perdesaan memiliki program-program yang tertuang di dalam PTO PNPM Mandiri Perdesaan, yaitu :

1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan sarana dan prasarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.

2. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat (pendidikan non formal).

3. Kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal.

4. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP).

(25)

5

kepada masyarakat itu sendiri karena masyarakat lah yang paling mengerti kebutuhan daerah (kecamatan) mereka sendiri. Jadi, masyarakat yang membuat, merencanakan, melaksanakan, mengawasi serta masyarakat juga yang memperoleh manfaatnya.

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan tersebut, tidak semuanya berjalan dengan baik. Di beberapa daerah muncul masalah-masalah dalam pelaksanaannya. Ada beberapa penelitian lain berupa skripsi dan jurnal penelitian mengenai permasalahan PNPM Mandiri perdesaan, antara lain :

(26)

efektivitas kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang dijalankan pada tahun 2013.

2. Skripsi Mustika Rihadini tahun 2012 dengan judul “Efektifitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Pada Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (PNPM MP SPP) di Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara Pada Periode 2010”, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin. Penelitian ini Mustika melakukan penelitian tentang masalah pelaksanaan

PNPM Mandiri Perdesaan program SPP. Pelaksanaannya banyak ditemui

masalah seperti masalah akses rumah tangga miskin terhadap SPP yang

dibatasi oleh pelaksana PNPM Mandiri Perdesaan dengan cara menerapkan

syarat yang berat, karena pelaksana PNPM Mandiri Perdesaan khawatir bahwa

mereka tidak mampu mengembalikan dana pinjaman SPP. Selain itu

banyaknya masyarakat miskin yang masuk kedalam anggota SPP namun, dana

tersebut kemudian dimanfaatkan bukan untuk warga miskin, melainkan oleh

warga lain yang justru tergolong tidak miskin. Persamaan penelitian Mustika

dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti efektivitas

pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Beda penelitian ini dengan penelitian

peneliti adalah fokus penelitian Mustika berfokus pada program SPP,

sedangkan peneliti akan meneliti program pembangunan fisik.

(27)

7

Medan Barat”, eJurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Tulisan Maya Putri mengemukakan masalah penelitiannya yaitu bagaimana efektivitas pelaksanaan pinjaman dana bergulir untuk warga miskin di Kelurahan Karang Berombak yang tidak mempunyai atau kekurangan modal untuk membuka atau mengembangkan usaha, khususnya usaha mikro. Selain itu dari kegiatan pinjaman dana bergulir, masalah yang sering timbul adalah dalam hal pengembalian pinjaman. Anggota tidak mau membayar atau tidak dapat membayar pengembalian pinjaman sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat diawal perjanjian. Persamaan Penelitian Maya Putri dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti sejauh mana efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri yang telah dilaksanakan.

Perbedaannya adalah fokus penelitian Maya Putri terbatas pada program dana

bergilir. Sedangkan enelitian yang akan dilakukan berfokus pada program

pembangunan fisik. Selain itu Penelitian Maya Putri adalah PNPM Mandiri

Perkotaan sedangkan penelitian peneliti adalah PNPM Mandiri Perdesaan.

(28)

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan RTS Kecamatan Sukadana Tahun 2009 dan 2012

Sumber: Anggaran Dana Desa Kabupaten Lampung Timur

(29)

9

Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Sasaran Kabupaten Lampung Timur tahun 2012

No. Nama Kecamatan Rumah Tangga Sasaran

1. Bandar Sribhawono 5.339

2. Batanghari 6.902

8. Labuhan Maringgai 9.295

9. Labuhan Ratu 4.433

Sumber: Anggaran Dana Desa Kabupaten Lampung Timur

(30)

Tabel 3. Jumlah anggaran dan bentuk program PNPM-MPd Tahun 2013

Jumlah biaya 231.400.000 13.940.000

2.

Bumi Nabung

Udik Lapen 115.330.000 2.428.000 3.642.000 17.490.000

Jumlah biaya 121.400.000 17.490.000

3. Mataram Marga

Telford 112.480.000 2.368.000 3.552.000 9.440.000 Gorong 25.365.000 534.000 801.000 1.150.000

TPT 4.332.000 91.200 136.800 160.000

Jumlah biaya 149.660.000 10.750.000

4. Muara Jaya

Lapen 127.490.000 2.664.000 4.026.000 9.530.000 Jembatan 42.265.500 889.800 1.334.700 785.000

TPT 37.924.000 798.400 1.197.600 860.000

Drainase 1.805.000 38.000 57.000 330.000

Jumlah biaya 220.510.000 11.505.000

5. Negara Nabung

Telford 87.058.000 1.832.800 2.749.200 13.420.000

Gorong 4.123.000 86.800 130.200 360.000

TPT 9.519.000 200.400 300.600 165.000

Jumlah biaya 106.000.000 13.945.000

6. Pakuan Aji

Lapen 184.727.500 3.889.000 5.833.500 12.960.000

Meubeler 8.835.000 186.000 279.000 -

Jumlah biaya 203.750.000 12.960.000

7. Putra Aji I Lapen 134.596.000 2.833.600 4.250.400 12.210.00

Jumlah biaya 141.680.000 12.210.000

8. Putra Aji II Lapen 160.550.000 3.380.000 5.070.000 14.370.000

Jumlah biaya 169.000.000 14.370.000

9.

Rajabasa Batanghari

Lapen 140.923.000 2.966.800 4.450.200 12.690.000

Gorong 2.983.000 62.800 94.200 300.000

Jumlah biaya 151.480.000 12.990.000

10

Rantau Jaya Udik I

Telford 78.327.500 1.649.000 2.473.500 2.020.000

Gorong 4.313.000 90.800 136.200 360.000

TPT 17.662.000 371.200 556.800 225.000

Jumlah biaya 105.550.000 2.605.000

11 .

Rantau Jaya Udik II

Telford 148.428.000 3.124.800 4.687.200 11.220.000

Gorong 12.046.000 253.600 380.400 690.000

Jumlah biaya 168.920.000 11.910.000

12 Sukadana Lapen 160.436.000 3.377.600 5.066.400 10.050.000

(31)

11

13 .

Sukadana Ilir Telford 155.847.500 3.281.000 4.921.000 20.650.000

Gorong 5.909.000 124.400 186.600 420.000

Jumlah biaya 170.270.000 21.070.000

14 Sukadana Jaya

Telford 114.950.000 2.420.000 3.630.000 8.890.000

Gorong 5.909.000 124.400 186.600 420.000

Jumlah biaya 127.220.000 9.310.000

15 Sukadana Pasar

Telford 112.290.000 2.364.000 3.546.000 19.720.000

Gorong 7.885.000 166.000 249.000 720.000

TPT 17.252.000 363.200 544.800 205.000

Jumlah biaya 144.660.000 20.645.000

16 Sukadana Selatan

Telford 110.580.000 2.328.000 3.492.000 6.990.000

Gorong 3.610.000 76.000 114.000 134.000

Jumlah biaya 120.200.000 7.124.000

17 Sukadana Tengah

Telford 105.972.500 2.231.000 3.346.500 8.490.000

Gorong 5.909.000 124.000 186.000 42.000

Jumlah biaya 117.770.000 8.910.000

18 Sukadana Timur Telford 142.642.500 3.003.000 4.504.500 17.470.000

Gorong 2.983.000 62.800 94.200 300.000

Jumlah biaya 153.290.000 17.770.000

19 Surabaya Udik Telford 102.220.000 2.152.000 3.228.000 7.300.000

Gorong 12.046.000 253.000 380.400 690.000

Jumlah biaya 120.280.000 7.990.000

20 Terbanggi Marga Lapen 102.676.000 2.161.600 3.242.400 8.730.000

Jumlah biaya 108.080.000 8.730.000

TOTAL BIAYA 3.000.000.000 246.274.000

Sumber : Surat Penetapan Camat Bantuan PNPM tahun 2013.

(32)

Petani singkong di Negara Nabung misalnya dalam sehari hanya dapat mengangkut hasil panen dari kebun sebanyak dua kali dalam sehari menuju Pasar Sukadana yang jaraknya hanya kurang lebih 20 km. Jalanan yang sulit terlebih saat musim hujan membuat pendapatan ekonomi petani rata-rata tidak maksimal.

Berdasarkan wawancara peneliti pada tanggal 3 Maret 2014 dengan Ibu Sulastri, selaku Anggota Pelaksana Satuan Kerja PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Lampung Timur, mengenai jumlah penduduk miskin yang meningkat di Sukadana mengatakan bahwa hal itu kurang lebih banyak disebabkan oleh pola pikir masyarakat Kecamatan Sukadana sendiri. Menurutnya sebenarnya banyak masyarakat yang dapat dikategorikan kedalam golongan masyarakat kurang mampu untuk membuka peluang usaha karena kurangnya wawasan dan modal usaha, namun masyarakat nya kurang mau untuk berpartisipasi.

Beliau menambahkan menurutnya kemungkinan hal itu dikarenakan Kecamatan Sukadana adalah pusat atau bisa dikatakan sebagai ibukota dari Kabupaten Lampung Timur, sehingga membentuk pemikiran masyarakat nya bahwa kecamatan mereka sudah lebih maju dan mapan dibanding dengan kecamatan-kecamatan lain di Lampung Timur. Sebagai contoh pada tahun 2013 program Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) sudah tidak ada lagi di PNPM Mandiri Perdesaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal menurut beliau untuk mengembangkan kegiatan ekonomi bentuk program kegiatan dana bergilir seperti SPP tersebutlah yang sangat penting.

(33)

13

Mandiri Perdesaan telah dilakukan sejak tahun 2008 di Kecamatan Sukadana, tujuan yang ditargetkan belum tercapai dengan maksimal. Berdasarkan data tabel di atas dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebesar 3%. Padahal tujuan awal diharapkan dengan adanya program ini jumlah penduduk miskin dapat dikurangi.

Desa Sukadana adalah salah satu desa di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur yang mendapatkan dana bantuan untuk kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada Tahun Anggaran 2013. Berdasarkan Laporan Akhir Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013, pada tahun 2013 Desa Sukadana mendapat bantuan kegiatan pembangunan jalan Lapen. Pembangunan jalan Lapen sangat diperlukan masyarakat Desa Sukadana karena dapat memperlancar para petani padi, lada, kakao dan banyak tanaman pisang yang buahnya dijual oleh masyarakat melalui agen-agen penyalur yang datang ke dusun mereka.

Berdasarkan data peningkatan jumlah Rumah Tangga Sasaran atau penduduk miskin Kecamatan Sukadana yang dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebesar 3%. Desa Sukadana adalah desa di Kecamatan Sukadana dengan peningkatan jumlah penduduk miskin yang paling besar dimana dari data tersebut pada tahun 2012, dengan jumlah penduduk yang berkurang, ternyata jumlah penduduk miskin di Desa Sukadana justru bertambah sehingga peneliti ingin meneliti seberapa besar efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan pada Tahun 2013 yaitu pembangunan jalan Lapen. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka akan dilakukan penelitian mengenai

(34)

Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka akan dilakukan penelitian mengenai “Bagaimanakah Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013 ?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

(35)

15

2. Manfaat Praktis

(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Efektivitas

Efektivitas menurut Kurniawan (2005 :109) adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketengangan diantara pelaksanaanya. Sedarmayanti (2009 :59) mendefinisikan konsep efektivitas sebagai suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat.

(37)

17

Handayanigrat dalam skripsi Fajri yang berjudul Efektivitas kegiatan komisi pemilihan umum kabupaten tanggamus dalam penyelenggaraan pemilihan

anggota legislatif pada pemilu 2004 (2006 : 13), mengemukakan definisi dari efektivitas adalah suatu pengukuran untuk menilai pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya berhasil dicapai maka hal itu dikatakan efektif. Sebaliknya jika tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya tidak tercapai atau tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka dikatakan tidak efektif.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menilai tingkat efektivitas dapat digunakan perbandingan antara rencana awal dengan hasil kenyataan yang didapat . Semakin efektif jika tingkat kekeliruan atau kesalahan yang terjadi rendah. Begitu pula sebaliknya semakin tinggi tingkat kesalahan daripada rencana yang awal maka semakin tidak efektif. Efektivitas adalah suatu ukuran tentang bagaimana suatu target atau sasaran yang telah ditentukan tercapai yang mengacu pada hasil akhir. Hasil akhir adalah tujuan utama. Semakin mencapai taget yang ditentukan maka efektivitasnya semakin baik.

(38)

masyarakat yang diharapkan setelah mampu bermandiri akhirnya dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Dapat dikatakan efektif apabila program ini hasilnya adalah mampu mengurangi jumlah tingkat kemiskinan masyarakat yang ada sehingga sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan.

Tingkat efektivitas dapat dilihat dan dinilai dari hasil yang telah dicapai. apabila output atau hasil yang dicapai sesuai atau mencapai target sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, maka hal itu dapat dikatakan efektif. Namun sebaliknya dapat dikatakan tidak efektif apabila hasil yang didapat tidak sesuai dengan target sasaran yang telah ditentukan. Untuk itu diperlukan suatu indikator atau ukuran untuk melihat tingkat efektivitas. Ukuran efektivitas bermacam-macam, antara lain :

Menurut pendapat David Krech, Richard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey dalam Danim (2012 : 119 – 120) menyebutkan indikator efektivitas sebagai berikut :

1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan

Hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output), usaha dengan hasil, persentase pencapaian program kerja dan sebagainya.

2. Tingkat kepuasan yang diperoleh

(39)

19

3. Produk kreatif

Penciptaan hubungan kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan.

4. Intensitas yang akan dicapai

Memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.

Pendapat di atas dijelaskan bahwa ukuran efektivitas harus dilihat dari perbandingan antara masukan dan keluaran, tingkat kepuasan yang diperoleh, Penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta adanya rasa saling memiliki yang tinggi. Rasa memiliki yang tinggi tersebut bukan berarti berlebihan. Makmur (2011:7-9) mengungkapkan indikator efektivitas dilihat dari beberapa segi kriteria efektivitas, sebagai berikut :

1. Ketepatan waktu

Waktu adalah sesuatu yang dapat menentukan keberhasilan sesuatu kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi tapi juga dapat berakibat terhadap kegagalan suatu aktivitas organisasi. Penggunaan waktu yang tepat akan menciptakan efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Ketepatan perhitungan biaya

(40)

3. Ketepatan dalam pengukuran

Dengan ketepatan ukuran sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya sebenarnya merupakan gambaran daripada efektivitas kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam sebuah organisasi.

4. Ketepatan dalam menentukan pilihan.

Menentukan pilihan bukanlah suatu persoalan yang gampang dan juga bukan hanya tebakan tetapi melalui suatu proses, sehingga dapat menemukan yang terbaik diantara yang baik atau yang terjujur diantara yang jujur atau kedua-duanya yang terbaik dan terjujur diantara yang baik dan jujur.

5. Ketepatan berpikir

Ketepatan berfikir akan melahirkan keefektifan sehingga kesuksesan yang senantiasa diharapkan itu dalam melakukan suatu bentuk kerjasama dapat memberikan hasil yang maksimal.

6. Ketepatan dalam melakukan perintah.

Keberhasilan aktivitas suatu organisasi sangat banyak dipengaruhi oleh kemampuan seorang pemimpin, salah satunya kemampuan memberikan perintah yang jelasa dan mudah dipahami oleh bawahan. Jika perintah yang diberikan tidak dapat dimengeri dan dipahami maka akan mengalami kegagalan yang akan merugikan organisasi.

7. Ketepatan dalam menentukan tujuan

(41)

21

ditetapkan secara tepat akan sangat menunjang efektivitas pelaksanaan kegiatan terutama yang berorientasi kepada jangka panjang.

8. Ketepatan ketepatan sasaran

Penentuan sasaran yang tepat baik yang ditetapkan secara individu maupun secara organisasi sangat menentukan keberhasilan aktivitas organisasi. Demikian pula sebaliknya, jika sasaran yang ditetapkan itu kurang tepat, maka akan menghambat pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri.

Berdasarkan uraian indikator efektivitas oleh Makmur di atas intinya dapat dilihat bahwa efektivitas merupakan suatu pengukuran dalam tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan ukuran-ukuran ketepatan efektivitas dimana suatu target atau sasaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Sedangkan Richard M. Steers dalam Tangkilisan (2005) menggungkapkan ada 3 indikator dalam efektivitas. Ia mengatakan indikator efektivitas sebagai berikut :

1. Pencapaian tujuan

(42)

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi atau komunikasi dan pengembangan konsensus. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan program dengan keadaan di lapangan.

(43)

23

satu tahun namun target sasaran atau tujuan awal tidak tercapai sama dengan akan menimbulkan kegegalan atau kedua-duanya tidak efektif.

Kemudian yang kedua, indikator Integrasi. Dalam penelitian ini ingin melihat bentuk sosialisasi yang telah dilakukan. Apakah sosialisasi kegiatan dalam PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013 ini telah dilakukan dengan baik atau telah dilakukan sosialisasi tapi tidak maksimal atau juga telah dilakukan sosialisasi dengan maksimal tapi masyarakatnya yang masih kurang tanggap atau tertarik. Indikator yang terakhir, yaitu indikator adaptasi. Alasan mengapa digunakan teori ini adalah selain menggunakan indikator pencapaian tujuan dan Integrasi, teori M. Steers juga menggunakan indikator adaptasi yang dapat digunakan untuk melihat kesesuaian antara program organisasi dengan keadaaan di lapangan. Organisasi yang dimaksud dalam teori ini adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (PMPD) Kabuapten Lampung Timur yang bertanggung jawab terhadap program PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan atau masyarakat di Desa Sukadana. Program ini bertujuan ingin memandirikan masyarakat miskin dengan cara pemberdayaan, maka pemerintah harus mampu melihat dan memenuhi kebutuhan apa yang dibutuhkan sebenarnya oleh masyarakat.

B. Tinjauan Pemberdayaan

(44)

keterampilan dan ilmu pengetahuan serta ketidakmampuan manusia untuk berkembang karena adanya tekanan dari pihak tertentu. Pemberdayaan merupakan usaha untuk menciptakan perubahan pada lingkungan hidup manusia dengan menggunakan usaha dan kemampuan diri sendiri. Pemberdayaan dapat dikatakan suatu kemampuan untuk lebih berkembang dalam rangka memenuhi kebutuhan dan bisa juga sebagai suatu kemampuan memanfaatkan sumberdaya atau kekuatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.

Pemberdayaan menurut Suharto (2005: 58) pengertian pemberdayaan yaitu : “Pemberdayaan menunjuk kepada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan hanya bebas menegemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebasa dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan -keputusan yang

mempengaruhi mereka”.

Berikut adalah beberapa definisi pemberdayaan menurut para ahli :

1. Menurut Ife dalam Suharto (2005: 58) Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang – orang yang lemah atau tidak beruntung . 2. Menurut Parsons dalam Suharto (2005: 58) yang dimaksud dengan

(45)

25

3. Menurut Swift dan Levin dalam Suharto (2005: 59) konsep pemberdayaan adalah menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial.

4. Menurut Rappaport dalam Suharto (2005: 59) yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya (Rappaport, 1984).

Berdasarkan uraian definisi definisi pemberdayaan di atas konsep dari pemberdayaan bukan hanya dilihat dari satu aspek pemberdayaan saja. Selama ini persepsi yang ada dimasyarakat tentang pemberdayaan adalah memandirikan masyarakat yang miskin secara ekonomi saja, tapi sebenarnya pemberdayaan yang lebih luas. Bukan hanya membebaskan masyarakat dari masalah kemiskinan namun juga bebas dari kelaparan, kebodohan, kesakitan serta bebas mengeluarkan pendapat.

(46)

lebih berpengetahuan, terampil dan mandiri untuk mempengaruhi dan memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri.

C. Tinjauan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan

Pedesaan adalah daerah pemukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk di tempat itu. Sedangkan Perdesaan adalah daerah atau kawasan desa.

(hhtp://kamusbahasaindonesia.org, diakses tanggal 07-06-2014 pukul 19:00)

Mulai tahun 2007 pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan adalah program nasional pemerintah yang bertujuan mengurangi angka kemiskinan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat.

PNPM Mandiri perdesaan merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PKK) yang telah dilaksanakan sejak 1998.

(47)

27

Menurut Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan

Tujuan umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin diperdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

2. Tujuan Khusus PNPM Mandiri Perdesaan

a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau kelompok perempuan dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan. b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif.

c. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

d. Menyediakan prasarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat.

e. Melembagakan pengelolaan dana bergilir.

f. Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa.

g. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

(48)

Pemerintah sebagai pelayan yang bertugas melayani dan mengawasi sedangkan masyarakat perdesaan sendiri yang menentukan bagaimana kemudian program ini akan dijalankan.

3. Visi PNPM Mandiri Perdesaan

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, serta mengelola sumberdaya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan.

4. Misi PNPM Mandiri Perdesaan

Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya a. Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif b. Pengefektifan fungsi dan peran

c. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat

d. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan

5. Prinsip dasar PNPM Mandiri Perdesaan :

a. Bertumpu pada pembangunan manusia

Masyarakat hendaknya memilih pembangunan yang berdampak langsung kepada masyarakat daripada pembangunan fisik semata

b. Otonomi

(49)

29

c. Desentralisasi

Memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat. d. Berorientasi pada masyarakat miskin

Segala keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin. e. Partisipasi

Masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran atau dalam bentuk materiil.

f. Kesetaraan dan keadilan gender

Masyarakat baik laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam peran disetiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan, kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik.

g. Demokratis

Masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara musyawarah dan mufakat.

h. Transparansi dan akuntabel

(50)

i. Prioritas

Masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan kemandesakan dan kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan.

j. Keberlanjutan

Dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan sistem pelestariannya.

6. Mekanisme Alur Dana PNPM Mandiri Perdesaan

(51)

31

Gambar 1. Mekanisme Alur Dana PNPM Mandiri Perdesaan

PNPM Mandiri Perdesaan didanai bersama oleh APBN dan APBD. Dana APBN dan APBN, mekanisme pencairan dana nya selanjutnya menuju rekening kolektif Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang dikelola oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) atau Kas Daerah. Dana PNPM kemudian disalurkan kepada Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di desa untuk selanjutnya digunakan untuk mendanai pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat.

APBN

APBD

KPPN

Kas Daerah

Rekening Kolektif BLM ( UPK )

TPK

(52)

D. Tinjauan Kemiskinan

Kemiskinan adalah salah satu masalah sosial yang sering muncul dan selalu ada di kehidupan masyarakat. Masalah kemiskinan selalu ada di setiap negara di dunia, khususnya di negara-negara berkembang. Secara umum kemiskinan merupakan keadaan dimana ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara layak. Angka kemiskinan dapat dikurangi namun sulit untuk dihilangkan karena kemampuan tiap-tiap individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak semua berbeda-beda.

Menurut Badan Pusat Statistik dan Departemen Sosial dalam Suharto (2005 :133) definisi kemiskinan adalah suatu kondisi dimana adanya ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan minimum baik untuk kebutuhan makanan maupun non makanan, atau yang disebut garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang dibutuhkan setiap individu untuk membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per individu per hari maupun kebutuhan non makanan seperti perumahan, kesehatan pendidikan, barang dan sebagainya.

1. Ciri-Ciri Kemiskinan

Menurut SMERU dalam Suharto (2005 : 132) menunjukkan bahwa kemiskinan memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar.

b. Ketidakmampuan dan ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup lainnya. c. Ketiadaan jaminan masa depan.

(53)

33

f. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat. g. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan pekerjaan. h. Ketidakmampuan berusaha karena cacat fisik maupun mental. i. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan.

Berdasarkan beberapa definisi dan konsep kemiskinan di atas, yang disebut dengan kemiskinan adalah ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak hanya berdasarkan kebutuhan ekonomi tapi juga berdasarkan aspek kebutuhan hidup lainnya. Individu yang tidak ada jaminan masa depan yang layak karena rendahnya pengetahuan bisa dikategorikan miskin. Begitu pula individu yang tidak memiliki keterlibatan atau kemampuan untuk turut serta dalam suatu pengambilan keputusan yang menyangkut hidupnya.

(54)

tinggi, memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan layak, yang secara otomatis peluang untuk mengembangkan produktivitas (penghasilan) lebih besar.

Selain itu faktor internal yang ikut menyebabkan kemiskinan adalah budaya. Budaya kemiskinan seperti yang diungkapkan oleh Oscar lewis, bahwa kemiskinan dapat muncul sebagai akibat budaya yang berasal dari orang-orang miskin itu sendiri. Malas, mudah menyerah dan kurang memiliki etos kerja sudah menjadi suatu kebudayaan. Sehingga yang seharusnya lebih termotivasi, sebagian besar menjadi pasrah mengikuti budaya yang ada tadi.

(55)

35

2. Indikator Kemiskinan

Selanjutnya, untuk melihat suatu tingkat kemiskinan dibutuhkan indikator atau ukuran. Berikut adalah 14 indikator dalam menentukan kriteria keluarga miskin menurut Badan Pusat Statistik dalam Laporan Akhir Evaluasi Pelayanan Keluarga Berencana Bagi Masyarakat Miskin. Direktorat Kependudukan,Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Bappenas (2010) :

a. Hanya sanggup makan satu/dua kali dalam sehari.

b. Jenis lantai tempat tinggak terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.

c. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.

d. Jenis atap bangunan tempat tinggal terluas adalah sirap,gentang/seng/asbes kondisi jelek/kualitas rendah atau ijuk, rumbia.

e. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan dan puskesmas/poliklinik. f. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu. g. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

h. Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2.

i. Sumber penghasilan kepala keluarga adalah petani dengan luas lahan 500m2, buruh tani,nelayan,buruh bangunan,buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp.600.000,00 per bulan. j. Pendidikan tertinggi Kepala keluarga: tidak bersekolah/tidak tamat

SD/hanya SD.

(56)

l. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

m. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindungi/sungai/air hujan.

n. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.

o. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah di jual dengan nilai minimal Rp.500.000,00 seperti sepeda motor kredit/non kredit.

p. Sering berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan penelitian ini, penulis mencoba untuk menjelaskan mengenai efektivitas yang dimaksud dalam penelitan ini sesunguhnya yaitu suatu konsep pengukuran yang memberikan gambaran hasil antara tujuan yang ditelah ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Tingkat efektivitas dapat dinilai dari input (masukan) dan output (keluaran). Semakin hasil yang didapat mencapai target tujuan awal yang telah ditetapkan maka semakin efektif. Sedangkan tidak efektif apabila keluaran atau hasil yang dicapai jauh dari masukan atau tujuan awal.

(57)

37

bantuan atau subsidi, PNPM Mandiri Perdesaan bertujuan memandirikan masyarakat dengan cara menempatkan masyarakat sebagai subyeknya. Masyarakat dituntut untuk berperan lebih aktif dalam proses pemberdayaan dengan tujuan khususnya meliputi :

1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau kelompok perempuan dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan. 2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif.

3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

4. Menyediakan prasarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat.

5. Melembagakan pengelolaan dana bergilir.

6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa.

7. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

(58)

1. Pencapaian tujuan, yaitu keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Pencapaian tujuan terdiri dari 2 faktor, yaitu : kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkret.

2. Integrasi, yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi atau komunikasi dan pengembangan konsensus. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

3. Adaptasi, yaitu kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berkaitan dengan kesesuaian antara program dengan keadaan di lapangan.

(59)

39

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2013

Indikator efektivitas M. Steers

1. Pencapaian tujuan

a. Kurun waktu

b. Sasaran

c. Tujuan khusus PNPM Mandiri Perdesaan

2. Integrasi

3. Adaptasi

(60)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2013: 6). Studi deskriptif yaitu mengumpulkan data sebanyak–banyaknya mengenai faktor–faktor yang menjadi fokus perhatian peneliti. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk membuat gambaran (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Suryabrata 2011: 75).

B. Fokus Penelitian

(61)

41

menggunakan Indikator efektivitas Richard M. Steers yang dielaborasi dengan tujuan khusus PNPM Mandiri Perdesaan , sebagai berikut :

1. Pencapaian tujuan

Pencapaian tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Sukadana. Pencapaian tujuan terdiri dari 2 sub-indikator, yaitu : kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkret. Ukuran pencapaian tujuan dapat dilihat dari :

a. Kurun waktu

Berkaitan dengan ketepatan waktu dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dibuat oleh pengelola PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013 yaitu pembangunan Jalan Lapen. Sub-indikator ukuran kurun waktu dapat dikatakan efektif apabila pelaksanaan pembangunan Jalan Lapen tidak melebihi batas waktu yang telah ditetapkan yaitu 1 tahun.

b. Sasaran

Suatu tujuan yang ingin di capai oleh pengelola dan pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013 yaitu pembangunan Jalan Lapen.

c. Indikator tujuan khusus PNPM Mandiri Perdesaan :

(62)

3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

4. Menyediakan prasarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat.

5. Melembagakan pengelolaan dana bergilir.

6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa. 7. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya

penanggulangan kemiskinan perdesaan.

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi komunikasi dan pengembangan konsensus. Integrasi menyangkut proses sosialisasi program kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Tahun di Desa Sukadana Tahun 2013 yaitu sosialisasi pembangunan Jalan Lapen.

3. Adaptasi

(63)

43

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Desa Sukadana. Alasan mengapa dipilihnya desa tersebut sebagai lokasi penelitian didasari oleh beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai berikut :

1. Desa Sukadana merupakan desa di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur yang mendapatkan dana PNPM Mandiri Perdesaan mulai tahun 2008 sampai dengan sekarang.

2. Desa Sukadana adalah desa dengan jumlah peningkatan Rumah Tangga Sasaran atau Penduduk Miskin terbesar dari tahun 2009 sampai dengan 2013 di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.

D. Penentuan Informan

Informan menurut Mukhtar (2013:100) adalah subyek penelitian yang dapat memberikan informasi dalam penelitian yang umumnya dari hasil proses wawancara. Informan yang akan diteliti atau dituju adalah :

1. Ketua Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PNPM Mandiri Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013.

2. Ketua Tim Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Tahun 2013.

3. Kepala Desa Sukadana.

(64)

E. Jenis Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif menurut Mukhtar (2013:100) menyatakan berupa kata-kata, tindakan dan tambahan data seperti dokumen dan lain-lain. Data penelitian ini dapat diperoleh dari berbagai sumber sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer menurut Mukhtar (2013:100) adalah data yang dihimpun langsung oleh seorang peneliti umumnya melalui proses wawancara. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari informan Camat Sukadana, Kepala Desa di Kecamatan Sukadana, Ketua dan anggota Satuan Pelaksana Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan serta masyarakat penerima program PNPM Mandiri Perdesaan, yang diperlukan untuk melakukan penelitian.

2. Data sekunder

(65)

45

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang akurat mungkin mengenai variabel yang akan dikaji, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu (Kahn dan Cannell dalam Sarosa, 2012: 45). Silverman dalam Sarosa (2012: 45) dalam wawancara dapat mengajukan pertanyaan mengenai:

a. Fakta (misalnya mengenai data diri, geografis, demografis) b. Kepercayaan dan persepektif seseorang terhadap suatu fakta c. Perasaan

d. Prilaku saat ini dan masa lalu e. Standar Normatif

f. Mengapa seseorang melakukan tindakan tertentu

Menurut Blaike, Gilham, Kahn dan Cannell dalam Sarosa (2012: 45), aspek dalam wawancara dalam penelitian kualitatif adalah:

a. Wawancara dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan pada apa yang diungkapkan oleh partisipan dalam wawancara.

b. Wawancara bersifat lebih personal daripada kuesioner. Wawancara memerlukan kedekatan yang lebih mendalam antara peneliti dan parisipan yang diwawancarai.

c. Peneliti memiliki kesempatan untuk menelusuri lebih jauh suatu topic dengan mengajukan pertanyaan tambahan.

(66)

e. Wawancara biasanya lebih mudah bagi partisipan daripada mengisi kuesioner survey, terutama jika yang ditanyakan adalah opini dan persepsi pribadi.

f. Wawancara memakan banyak waktu dan sumber daya lainnya. g. Peneliti sebagai pewawancara adalah instrument penelitian.

Langkah yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data dari informan adalah melalui wawancara kepada kepala desa dan masyarakat yang diawali dengan meminta izin dan membuat janji kepada kepala desa. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terhadap kepala desa dan masyarakat yang sudah dikumpulkan di Balai Desa Sukadana. Dalam mewawancarai Ketua PJOK dan TPK PNPM Mandiri Perdesaan Desa Sukadana, peneliti mengawali dengan meminta izin kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (PMPD) Sukadana untuk mewawancarai Ketua PJPK dan TPK PNPM Mandiri Perdesaan Desa Sukadana Tahun 2013 yang kemudian melakukan wawancara dengan informan tersebut di atas.

2. Dokumentasi

(67)

47

Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dan Laporan Akhir Evaluasi Pelayanan Keluarga Berencana Bagi Masyarakat Miskin.

3. Observasi

Menurut Bungin dalam Satori dan Komariah (2011: 105) yang dimaksud dengan observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Adapun observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melihat, mengukur dan mengambil gambar kondisi jalan Lapen yang ada di Dusun Asam Kamal Desa Sukadana Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dari lapangan terkumpul maka tahap berikutnya ialah mengolah data tersebut. Adapun teknik yang digunakan dalam pengolahan data sebagaimana yang disebutkan oleh Moleong (2006: 151) meliputi :

1. Editing

(68)

2. Interpretasi

Interpretasi merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh di lapangan.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Selain itu analisis data dapat dilakukan pengujian guna mengetahui apakah pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk alat-alat statistis yang relevan untuk digunakan dalam penelitian (Noor, 2011: 163 ).

Teknik analisis data bertujuan menyederhanakan kedalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif untuk menganalisis data dengan cara memaparkan, mengelola, menggambarkan dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti.

(69)

49

mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai akhir penelitian. Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada, pengabstrakan dan transformasi data yang mengacu dari catatan-catatan di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak perlu dan mengkoordinasikan dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan dapat ditarik dan diverifikasi. Memilih data atas dasar tingkat relevansi dan kaitannya dengan setiap kelompok data kedua dengan menyusun data dalam satuan yang sejenis (Sugiyono, 2013: 92).

2. Menampilkan Data

(70)

3. Verifikasi Data

Kegiatan yang ketiga adalah verifikasi data. Makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan validitasnya.

4. Mengambil Kesimpulan

(71)

51

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur, dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan pusat pemerintahan di Kota Sukadana. Kabupaten Lampung Timur pada awal berdiri meliputi 10 kecamatan definitif, 13 kecamatan pembantu dan 232 desa.

Selanjutnya dengan di tetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan 6 (enam) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan dan Lampung Tengah Dalam Wilayah Provinsi Tingkat I Lampung, 2 (dua) kecamatan pembantu yaitu Kecamatan Marga Tiga dan Sekampung Udik ditingkatkan statusnya menjadi kecamatan definitif, dengan demikian Wilayah Kabupaten Lampung Timur bertambah 2 (dua) kecamatan menjadi 12 kecamatan definitif dan 11 kecamatan pembantu dan 232 desa.

(72)

menjadi 24 kecamatan definitif dan 232 desa. Perkembangan selanjutnya, dengan ditetapkannya Keputusan Bupati Lampung Timur Nomor 19 Tahun 2001 dan Nomor 06 Tahun 2002, jumlah desa di wilayah Kabupaten Lampung Timur bertambah menjadi 232 desa definitif dan 3 desa persiapan.

Pada Tahun 2006 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Marga Sekampung, jumlah kecamatan di Kabupaten Lampung Timur bertambah menjadi 24 kecamatan. Selanjutnya pada Tahun 2007, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan 19 Desa di Kabupaten Lampung Timur dan Peraturan Bupati Lampung Timur Nomor 23 Tahun 2007 tentang Penghapusan Kelurahan Menjadi Desa, maka jumlah desa di Kabupaten Lampung Timur berubah menjadi 257 desa. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 04 Tahun 2011 tentang Pembentukan 7 Desa di Kabupaten Lampung Timur, saat ini Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24 kecamatan definitif dan 264 desa.

Secara geografis batas wilayah Kabupaten Lampung Timur berbatasan langsung dengan:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Putra Rumbia, Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang;

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa;

(73)

53

Mataram, Kecamatan Way Sulan dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan;

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro Selatan, Kecamatan Metro Timur dan Kecamatan Metro Utara Kota Metro, dan Kecamatan Punggur dan Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.

B. Gambaran Umum Kecamatan Sukadana

Sukadana adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibukota Kabupaten Lampung Timur. Sukadana diresmikan sebagai pusat pemerintahan Lampung Timur pada tanggal 27 April 1999 berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1999. Sukadana adalah kota tua yang merupakan Onder Afdeling pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada lampaunya, Onder Afdeling atau Distrik Sukadana terbagi atas marga-marga, yakni: Marga Sukadana, Marga Subing, Marga Tiga, Marga Nuban, Marga Unyai. Culture masyarakat Sukadana yang tertutup dan terlampau fanatis dengan kelokalan, menyebabkan Sukadana sempat lambat mengalami kemajuan baik secara ekonomi dan politik. Secara ekonomi, Sukadana masih jauh tertinggal dari wilayah yang secara sejarah jauh lebih muda darinya seperti Way Jepara, Sribhawono, dan Kota Metro.

(74)

perubahan status dan desa menjadi Kelurahan, maka 5 desa dalam Kecamatan Sukadana berubah menjadi kelurahan yaitu Pasar Sukadana, Sukadana Ilir, Negara Nabung, Sukadana dan Mataram Marga. Berikut adalah daftar desa dan kelurahan di Sukadana:

1. Sukadana 2. Sukadana Ilir 3. Sukadana Timur 4. Pasar Sukadana 5. Mataram Marga 6. Negara Nabung 7. Surabaya Udik 8. Bumi Nabung Udik 9. Pakuan Aji

10.Muara Jaya 11.Bumi Ayu 12.Terbanggi Marga 13.Rajabasa Batanghari 14.Rantau Jaya Udik 15.Rantau Jaya Udik II 16.Putra Aji I

17.Putra Aji II

(75)

55

C. Gambaran Umum Desa Sukadana

Desa Sukadana terletak di Kecamatan Sukadana dengan luas 1.002 ha. Desa Sukadana berada pada ketinggian 1,5 mdpl ini memiliki suhu rata-rata harian 28-400C dengan bentang wilayah yang memiliki kemiringan 900. Desa Sukadana merupakan salah satu desa yang memiliki pantai dengan tekstur tanah pasiran yang didominasi oleh tanah berwarna hitam (Monografi Desa Sukadana, 2014).

Rata-rata curah hujan di Desa Sukadana berkisar 2.500 mm per tahun dengan jumlah bulan hujan selama 6 bulan. Bulan-bulan hujan terjadi antara bulan November sampai dengan bulan April, sedangkan bulan-bulan kering terjadi antara bulan April sampai dengan bulan Oktober. Kondisi topografi Desa Sukadana adalah dataran rendah dan tepi pantai pesisir, kawasan gambut, aliran sungai dan bantaran sungai, dengan ketinggian tanah dari permukaan laut adalah kurang lebih 1,5 meter.

Menurut penggunaannya, lahan di Desa Sukadana terdiri dari pemukiman, persawahan, perkebunan, pemakaman, pekarangan, perkantoran, dan prasarana umum lainnya. Lahan di Desa Sukadana paling luas yaitu tanah kering (31,24%) dibandingkan dengan penggunaan lain seperti perkebunan, sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan, ladang, empang, pemukiman, fasilitas umum dan tanah yang belum dikelola.

(76)

1.894 Keluarga. Penduduk Desa Sukadana terdiri dari laki-laki sebanyak 3.824 jiwa (50,73%) dan perempuan sebanyak 3.713 jiwa (49,27%). Sebagian besar (63,40%) yaitu 1.784 jiwa penduduk hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Fenomena ini sangat berbanding terbalik dengan ketetapan Pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun. Jumlah penduduk yang berpendidikan sampai ke jenjang Sarjana pun sangat minim sekali karena hanya berjumlah 17 jiwa (0,6%). Sarana pendidikan yang dimiliki Desa Sukadana juga masih kurang lengkap. Desa Sukadana hanya memiliki 4 Sekolah Dasar, 1 Sekolah Menengah Pertama, 3 Taman Kanak-kanak, dan 1 Madrasah. Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi penduduk harus ke ibukota provinsi atau ibukota kabupaten/kota.

Penduduk Desa Sukadana yang memiliki pekerjaan berjumlah 1.700 jiwa. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani (66,12%) yaitu 1.124 jiwa. Luas total tanah sawah para petani adalah 328,5 hektar per m2

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan RTS Kecamatan Sukadana Tahun 2009 dan 2012
Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Sasaran Kabupaten Lampung Timur tahun 2012
Tabel 3. Jumlah anggaran dan bentuk program PNPM-MPd Tahun 2013
Gambar 1. Mekanisme Alur Dana PNPM Mandiri Perdesaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di SMAS Taman Mulia Sungai Raya, penggunaan metode mengajar guru pada mata pelajaran sosiologi masih

Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pelaksanaan promosi kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat juga gizi seimbang dan di

First, the researcher chooses six poems that are going to be analyzed, those are Carl Sandburg’s entitled Child Moon, Early Moon and River Moons, and Emily Dickinson’s The Moon

Sebagai bagian dari kerangka kerja manajemen risiko Deutsche Bank secara keseluruhan, Loan Exposure Management Group (LEMG) fokus pada pengelolaan risiko kredit pinjaman dan

Apa kendala Saudara dalam penerapan pembelajaran berbasis texts seperti yang disarankan dalam kurikulum di sekolah?.. Refleksikan Pembelajaran yang selama ini Saudara lakukan

” Analisis Ketersediaan Bahan Baku dan Kelayakan serta Prospek Agroindustri Kerupuk Lidah Buaya ” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika.. disebutkan

“Aku harus merawat kerbau ini dengan baik apabila Si Boke datang suatu kali kepadaku dia tidak akan kecewa karena aku merawat kerbau ini dengan baik,” pikir sang guru.. Kerbau itu

Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar penggunaan dari jerami jagung dalam ransum ruminansia, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh