• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan 001"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:

Supervisi dan Evaluasi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Imam Machali, M.Pd. I

Disusun Oleh:

Atang Ghofar Mu’alim ( 1320411134 )

Kelas: Mandiri/ MKPI-B

KONSENTRASI MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PEND. ISLAM

PRODI PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

(2)

Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan inti dalam menjalani kehidupan di dunia ini karena dengan pendidikan manusia dapat mengetahui apa yang ingin diketahui, menjadi bisa apa yang belum bisa. Dengan pendidikan, manusia mampu untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan bersosial di tengah – tengah lingkungan masyarakat. Berarti Pendidikan juga merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh setiap orang. Dengan demikian pendidikan harus dilakukan oleh semua kalangan masyarakat di negeri ini.

Pendidikan dapat dilakukan dari berbagai cara, belajar sesama teman, keluarga dan masyarakat. Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 No. 20 menerangkan pendidikan pada tingkat dasar wajib dilakukan oleh setiap masyarakat tanpa ada pungutan biaya.

Dari undang – undang tersebut pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah pendidikan pada tingkat dasar yaitu pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs. Dalam meningkatkan mutu pendidikan pemerintah juga memberikan kewajiban pada setiap pendidik sebagai pendidik yang profesional dan bertanggung jawab.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah meningkatkan mutu pendidik. Dengan adanya sertifikasi guru diharapkan mutu dan kualitas pendidikan dapat maju dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam upaya ini pemerintah mengharapkan agar setiap lembaga pendidikan mampu memberikan bibit – bibit bangsa yang cerdas dan berkompeten untuk mempersiapkan pendidikan dalam era global.

(3)

pendidikan nasional.1 Dari peraturan pemerintah ini, dapat di lihat bahwa pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidik dengan jalan memberikan standar pendidik. Artinya guru harus mempunyai kriteria kriteria yang telah di tentukan oleh peraturan pemerintah tersebut meliputi standar kualifikasi akademik berarti guru harus memiliki ijazah minimal yang sudah ditentukan, kompetensi meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Upaya pemerintah bukan hanya memberikan standar minimal bagi seorang guru tetapi juga memberikan tanggung jawab kepada seorang supervisor untuk mengawasi dan mengontrol kepada para pendidik tersebut. Dengan tujuan agar peraturan pemerintah sesuai dengan realita.

Dari pemaparan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis mencoba untuk memaparkan supervisi standar pendidik dan tenaga kependidikan.

B. Rumusan masalah

Dari pemaparan di atas dapat ditarik rumusan masalahnya 1. Apa pengertian supervisi?

2. Apa standar pendidik dan tenaga kependidikan?

3. Apa saja yang harus di supervisi dalam standar pendidik dan kependidikan? C. Tujuan

1. Untuk mengetahui standar pendidik dan tenaga kependidikan

2. Untuk mengetahui apa saja yang disupervisi standar pendidik dan tenaga kependidikan.

Supervisi

Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

(4)

A. Supervisi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) supervisi berarti pengawasan utama atau pengontrolan tertinggi. Menurut Danim, Sudarwan2 bahwa secara etimologi, supervisi berasal dari bahasa inggris “supervision” yang berarti pengawasan. Pelaku atau pengawasannya di sebut supervisor dan orang yang di supervisi di sebut subyek supervisi atau supervise. Secara morfologis, supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super (atas) dan vision (pandang, lihat, tilik, amati atau awasi). Supervisi, karenanya di beri makna melihat, melirik, memandang, menilik, mengamati, atau mengawasi dari atas. Pelakunya di sebut supervisor, yang kedudukannya lebih tinggi atau di atas orang yang di supervisi. Sementara Suharsimi3 mengatakan bahwa memang sejak dulu banyak orang menggunakan istilah pengawasan, penilikan atau pemeriksaan untuk istilah supervisi, demikian pula pada zaman Belanda orang mengenal istilah inspeksi.

Menurut Soetjipto Dan Raflis4 Supervisi tidak dapat di artikan secara sempit sebagai proses untuk mengawasi dan usaha memperbaiki pengajaran yang terbatas di dalam ruang kelas, tetapi lebih luas dari itu. Proses pengajaran selalu terkait dengan semua kegiatan pendidikan di sekolah. Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar -mengajar. Sasaran supervisi dapat kita bedakan menjadi dua yaitu yang berhubungan langsung dengan pengajaran dan yang berhubungan dengan pendukung pengajaran. Supervisi satuan pendidikan adalah fungsi langsung dari menejemen pendidikan sedangkan supervisi kelas atau bidang studi secara khusus terfokus terhadap proses belajar - mengajar.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian supervisi adalah aktivitas pengawasan, pengontrolan serta pembinaan yang dilakukan atasan kepada bawahannya artinya suatu lembaga pendidikan mempunyai seorang supervisor yang bertugas untuk mengawasi

2 Danim, Sudarman dan Khairi, Profesi Kependidikan, ( Bandung : CV. Alfabeta, 2011), hlm. 152

3 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan administrasi pendidikan teknologi dan kejuruan, ( Jakarta : P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud. 1988 ) hlm. 152

(5)

dan mengontrol serta membina pada semua kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tersebut.

Dalam memberikan pengawasan, pengarahan dan pengontrolan seorang supervisor telah diberikan wilayah – wilayah yang harus di supervisi dalam lembaga pendidikan. Seoran supervisor juga tidak boleh memberikan pengontrolan sesuai dengan keinginannya sendiri. Karena dalam pendidikan di Indonesia telah diberikan ketentuan – ketentuan apa saja yang harus di awasi, diberikan arahan dan diberikan pembinaan. Dalam makalah ini akan dijelaskan bahwa apa saja yang harus di supervisi dalam hal standar pendidik dan tenaga kependidikan.

B. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dalam kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI )5 berasal dari kata dasar didik yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran dan mendapat imbuhan pe- sehingga menjadi pendidik yang berarti orang yang mendidik. Sedangkan menurut istilah pendidik berarti orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik baik potensi afektif, potensi kognitif maupun potensi psikomotorik.6 Sementara Suryosubroto7 mengartikan pendidik ialah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.

Pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab mendidik kepada anak didiknya untuk mengupayakan perkembangan seluruh potensi yang ada pada setiap anak didik agar mencapai tingkat kedewasaan,

5 Lihat http://kbbi.web.id/didik

6 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992 ) hlm. 74

(6)

mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.

Dalam UU SPN No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2 yang berbunyi : “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan kepada masyarakat terutama bagi pendidikan pada perguruan tinggi”. Selanjutnya dalam ayat 3 berbunyi :”Pendidik yang mengajar dalam satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik yang mengajar di satuan pendidikan tinggi disebut dosen.8

Jadi yang dimaksud pendidik di sini adalah seorang guru yang ada pada sebuah lembaga pendidikan yang memberikan ilmu pengetahuannya kepada peserta didik.

Sebuah lembaga pendidikan selain mempunyai pendidik juga ada tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.9

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan penjabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.10

8 LihatUU SPN No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2

9 LihatUU SPN No 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 1

(7)

1. Kualifikasi Akademik Guru

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi adalah pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian atau keahlian yang diperlukan untuk mencapai sesuatu ( menduduki jabatan dsb ). Sedangkan akademik memiliki arti akademis. Jadi kualifikasi akademik adalah keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan baik sebagai pengajar pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya yang diperoleh dari proses pendidikan.

Kualifikasi akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang - undangan yang berlaku ( Pasal 28 ayat 2 ).11

a) Kualifikasi akademik guru melalui pendidikan formal

Dalam permendiknas no. 16 tahun 2007 sebagaimana di kutip oleh imam machali12 Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut.

1) Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

11 Kunandar, Guru Profesional, ( Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007 ), hlm. 72

(8)

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

3) Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

4) Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

5) Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

6) Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK

(9)

mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

b) Kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang - bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

2. Standar Kompetensi Guru

Menurut kamus besar bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu). Sedangkan menurut Spencer sebagaimana dikutip oleh Mulyono13 kompetensi adalah karakter mendasar seorang yang menyebabkan sanggup menunjukkan kinerja efektif atau superior melakukan suatu pekerjaan.

Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan ketrampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, di kuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut pengajaran14

Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional.

a) Kompetensi Pedagogi

Merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dalam kepentingan peserta didik. Paling tidak harus meliputi pemahaman wawasan atau landasan kepemimpinan dan pemahaman terhadap peserta didik. Selain itu juga meliputi kemampuan dalam pengembangan kurikulum dan silabus termasuk perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang mendidik serta dialogis.

b) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi 13 Mulyana, Rahasia Menjadi Guru Hebat, ( Jakarta : PT Gramedia Widiasarana, ), hlm. 110

(10)

peserta didik, dan berakhlak mulia.15 Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

c) Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua / wali atau masyarakat.

d) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam.

Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK sebagai berikut.16

Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK

No .

KOMPETENSI INTI GURU

KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

Kompetensi Pedagodik

1.

Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosialbudaya.

1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta

didik dalam mata pelajaran yang diampu. 1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.

(11)

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,

strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

3. Mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.

3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

4. Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik.

4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. kelas, laboratorium, maupun lapangan.

4.4 Melaksanakan pembelajaran yang

mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar tujuan pembelajaran secara utuh.

4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

(12)

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

6.1

6.2

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. Menyediakan berbagai kegiatan

pembelajaran untuk

mengaktualisasikan

potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

7.1 Memahami berbagai strategi

berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain.

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap

respons peserta didik, dan seterusnya. 8. Menyelenggarakan penilaian

dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.

8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.

8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.5 Mengadministrasikan penilaian proses

dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.

8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil

(13)

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar

9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.

9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan. 9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian

dan evaluasi pembelajaran untuk

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Memanfaatkan hasil refleksi untuk

perbaikan dan pengembangan

pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

10. 3

Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

11. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.

12 .

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

12.1 12.2

12.3

Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.

Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.

13 .

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

13.1

13.2

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

(14)

14 .

Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

Bekerja mandiri secara profesional.

15 .

Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

15.1 15.2

Memahami kode etik profesi guru. Menerapkan kode etik profesi guru. 15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

16.1

16.2

Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran. empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

17.1

17.2

Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.

Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

18 .

Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

18.1

18.2

Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.

(15)

19 .

Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam

rangka meningkatkan kualitas

pembelajaran.

19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.

Kompetensi Profesional

20 .

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaranyang diampu.

Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing -dasar mata pelajaran yang diampu.

22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat

Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.

Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. 23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas

untuk peningkatan keprofesionalan. 23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan

belajar dari berbagai sumber.

24

(16)

KESIMPULAN

Supervisi adalah aktivitas pengawasan, pengontrolan serta pembinaan yang dilakukan atasan kepada bawahannya artinya suatu lembaga pendidikan mempunyai seorang supervisor yang bertugas untuk mengawasi dan mengontrol serta membina pada semua kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tersebut.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992 )

Buletin BNSP. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, edisi 3, 2006

Danim, Sudarman dan Khairi, Profesi Kependidikan, ( Bandung : CV. Alfabeta, 2011)

Imam Machali dan Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam mengelola sekolah dan Madrasah, ( Yogyakarta : Kaukaba, 2012 )

Kunandar, Guru Profesional, ( Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007 )

Mulyana, Rahasia Menjadi Guru Hebat, ( Jakarta : PT Gramedia Widiasarana, ) Gorky Sembiring, Menjadi Guru Sejati, ( Yogyakarta : Percetakan Galangpress, 2008 )

(18)

Soetjipto dan Raflis, Profesi Keguruan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004 ) Suharsimi Arikunto, Organisasi dan administrasi pendidikan teknologi dan

kejuruan, ( Jakarta : P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud. 1988 ) Suryo Subroto, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, ( Jakarta: Bina Aksara,

1983)

Gambar

tabel ini.

Referensi

Dokumen terkait

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI

Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

Berapa jumlah Kepala Sekolah MI dengan kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI)

(1)Kualifikasi Akademik Guru SD/MI Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

PAUD/TK/RA memaparkan bahwa guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan

Guru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) dalam bidang Pendidikan Anak Usia Dini yang diperoleh dari program studi terakreditasi atau memiliki

Dosen program diploma satu dan program diploma dua harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan prodi, dan dapat

Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) datau diploma empat (D-IV) wajib mengikuti pendidikan akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) sesuai dengan