• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN

NON-ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL

Oleh

OKTIA WULANDARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan berpikir orisinil pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2013-2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikpurposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X1dan X2. Metode pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen denganNon Equivalent(Pretest and Postest)Control-Group Design. Efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing ditunjukkan oleh perbedaann-Gainyang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa rata-ratan-Gainketerampilan berpikir orisinil pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0,18 dan 0,54. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir orisinil.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pardasuka Kabupaten Tanggamus pada tanggal 27 Oktober 1992, anak keenam dari enam bersaudara pasangan Bapak S. Triono dan Ibu Sri Suharti. Pendidikan formal diawali di SD Negeri 4 Cipadang Kabupaten Pesawa-ran tahun 1998 sampai 2004. Tahun 2004, pendidikan dilanjutkan di SMP Negeri 1 Gedongtataan Kabupaten Pesawaran, selesai pada tahun 2007. Pendidikan di-lanjutkan di SMA Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2007 sampai 2009. Pada tahun 2009, diterima sebagai mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sriwijaya. Pada tahun 2010, diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

(7)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmaanirrahiim . . .

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah mengiringi setiap

kesulit-an dengkesulit-an kemudahkesulit-an. Tuhkesulit-an ykesulit-ang mengetahui bahwa keberhasilkesulit-an

tidak dapat diraih tanpa kerja keras, kegigihan, dan doa untuk

merealisasikan mimpi. Shalawat dan salam senantiasa kita sampaikan

kepada Nabi Muhammad SAW. Rosul yang memberikan teladan bagi

kita dalam kerja keras, kegigihan dan ketangguhan dalam proses

menggapai cita-cita. Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu

menjalankan sunnah-sunnahnya. Aamiin.

Karya ini ku persembahkan untuk yang menyayangiku sedari kecil,

tanpa pamrih.

Bapak dan Ibu

Semoga Allah menyayangi engkau sebagaimana engkau

menyayangiku. Semoga Allah memberikan izin untukku berbakti pada

mu.

Kelima kakak dan keempat keponakanyang menjadi motivasi agar

aku menjadi saudara dan cermin yang baik.

Sahabat Juang, bersamanya aku berbagi suka dan duka, menebar

manfaat untuk orang lain.

Almamaterku, Universitas Lampung. Tempat ku dididik dan mengenal

(8)

MOTTO

Ittaqillaah

(9)

SANWACANA

Alhamdulillaahirobbil‘aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya, sehingga skripsidengan judul “EfektivitasModel Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non-elektrolit Dalam Meningkat-kan Keterampilan Berpikir Orisinil”yang merupakan salah satu syarat untuk mem-peroleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung ini dapat diselesaikan.

Sepenuhnya disadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam me-nyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan Pembimbing Akademik.

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M. Si., selaku pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan, kesabaran, dan motivasinya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

(10)

6. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si. selaku dosen pembahas yang senantiasa mem-berikan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan skripsi ini agar menjadi lebih baik.

7. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Pendidikan Kimia dan seluruh staf di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universiitas Lampung.

8. Kepala SMA Negeri 2 Metro, Waka Kurikulum SMA Negeri 2 Metro dan guru mitra penelitian ibu Siti Maimunah, S.Pd.

9. Kedua orang tuaku, S. Triono dan Sri Suharti, yang tak kenal lelah berjuang dan berdoa untukku, yang tak bosan mencurahkan kasih sayang dan perhati-annya padaku. Hanya Allah yang dapat membalas ketulusan bapak dan ibu. Serta kelima kakak dan keempat ponakan yang luar biasa dukungan dan doa-nya yang diberikan selama ini

10. Sahabat Himasakta, FPPI, BEM FKIP, Pendidikan kimia FKIP Unila, asrama ar-rahmah, asrama lia indah, teman bermain (Eli, Titin, Retno, Ira, Dwi, Dinny), tim skripsi (Debie, Kenia, Ali) dan semua pihak yang telah mem-bantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahNya, dan skripsi ini ber-manfaat bagi kita semua, Aamiin.

Bandarlampung, Juli 2014 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 8

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 9

C. Keterampilan Berpikir Kreatif ... 11

D. Konsep Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit ... 14

E. Kerangka Berpikir... 17

F. Anggapan Dasar... 18

(12)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

B. Data Penelitian ... 20

C. Metode dan Desain Penelitian ... 20

D. Variabel Penelitian ... 20

E. Instrumen Penelitian dan Validitas instrumen ... 21

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 22

G. Teknik Analisis Data... 24

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 30

B. Pembahasan... 35

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Analisis SKL-KI-KD-Indikator ... 48

2. Silabus Kelas Eksperimen... 58

3. RPP Kelas Eksperimen ... 76

4. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 93

5. Kisi-kisi SoalPretestdanPosttest... 121

6. Rubrikasi Soal PretestdanPosttest... 133

7. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 144

(13)

9. Rubrik Penilaian Afektif ... 157

10. Penilaian Psikomotor ... 159

11. Data Pemeriksaan Jawaban Siswa ... 161

12. DataPretest,Posttestdann-Gain... 169

13. Perhitungan ... 173

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing ... 10

2. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif ... 12

3. Indikator kemampuan berpikir kreatif... 12

4. Analisis konsep materi larutan elektrolit dan non-elektrolit ... 15

5. Desain penelitian ... 20

6. Hasil uji normalitas nilaipretestsiswa ... 31

7. Hasil uji homogenitas nilaipretestsiswa ... 32

8. Hasil uji kesamaan dua rata-rata nilaipretestsiswa ... 32

9. Hasil uji normalitasn-Gainsiswa ... 34

10. Hasil uji homogenitasn-Gainsiswa ... 34

(15)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 23 2. Rata-rata nilaipretestdan nilaiposttestketerampilan berpikir orisinil

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang SMA adalah ilmu kimia. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat; meliputi struktur, komposisi, dan sifat; dinamika, kinetika, dan energetika yang melibatkan keterampilan dan penalaran (Tim Penyusun, 2006). Konten ilmu kimia yang berupa konsep, hukum, dan teori, pada dasarnya merupakan produk dari rangkai-an proses menggunakrangkai-an sikap ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajarrangkai-an kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai proses, produk, dan sikap (Fadiawati, 2011).

(17)

2

Karakteristik kimia sebagai proses dalam pembelajarannya di sekolah, dapat di-gunakan untuk melatihkanHigher Order Thinking Skills(HOTS) . HOTS di-definisikan di dalamnya termasuk berpikir kritis, logis, reflektif, metakognisi dan kreatif (King, dkk. 2011). Menurut model struktur intelek oleh Guilford, “Ber-pikir divergen (disebut juga ber“Ber-pikir kreatif) ialah memberikan macam-macam ke-mungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan padakeragaman jumlah dan kesesuaian”. Indikator keterampilan berpikir kreatif dibagi menjadi lima macam, yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (originality), berpikir elaboratif (elaboration) dan berpikir evaluatif (evaluation) (Munandar, 2008).

Pembelajaran kimia di sekolah sebaiknya melibatkan siswa secara aktif dalam proses memperoleh pengetahuan yang akan dipelajarinya. Faktanya, pembelajar-an kimia di sekolah masih belum melibatkpembelajar-an siswa secara aktif. Berdasarkpembelajar-an hasil observasi dan wawancara dengan guru mitra yang dilakukan di SMA Negeri 2 Metro, diperoleh informasi bahwa pembelajaran kimia masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu dominan ceramah. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa jarang menggunakan media pembelajaran yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), siswa lebih sering mencatat apa yang guru bacakan atau tuliskan di papan tulis.

(18)

3

ini tidak sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan pada Kurikulum 2013 untuk dimensi keterampilan, yakni siswa diharapkan memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai peng-embangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri (Tim Penyusun, 2013a).

Berdasarkan kurikulum 2013, siswa harus menguasai Kompetensi Inti (KI) pada setiap jenjang pendidikannya dan KI ini dijabarkan dalam bentuk Kompetensi Dasar (KD). Beberapa KD yang harus dikuasai pada kelas X semester genap adalah KD 3.8, yaitu menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya serta KD 4.8, yaitu merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.

KD 3.8 dan 4.8 merupakan KD untuk materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir kreatif pada materi ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Gulo (Trianto, 2010) terdiri dari 5 fase, yaitu; mengajukan pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis, me-ngumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Pada penggunaan model pembelajaran inkuiri pada materi tersebut, siswa dapat diajak untuk meng-amati fenomena dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan percobaan.

(19)

meng-4

umpulkan data melalui percobaan, menganalisisnya untuk membuktikan ke-benaran hipotesis yang telah mereka buat dan menarik kesimpulan.

Pada saat melakukan percobaan, siswa menggunakan alat uji elektrolit sederhana yang mereka buat sendiri. Siswa diberikan berbagai macam larutan kemudian melakukan percobaan sendiri menggunakan prosedur yang dibuat oleh guru, dengan demikian siswa akan terpacu untuk berkreativitas dan mendapatkan peng-alaman langsung dalam mempelajari materi tersebut, yakni menemukan sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya, menge-tahui berbagai contoh larutan elektrolit dan non-elektrolit dalam kehidupan sehari-hari yang karakteristiknya mirip dengan yang terdapat dalam percobaan, menemu-kan definisi larutan elektrolit dan non-elektrolit melalui eksperimen, dan menge-mukakan gagasannya tentang larutan elektrolit dan non-elektrolit yang berbeda dari eksperimen. Dengan demikian pembelajaran materi larutan elektrolit dan non-elektrolit dengan model inkuiri terbimbing akan dapat melatih keterampilan berpikir kreatif.

(20)

5

cara-cara yang baru, serta memilih cara berpikir lain dari pada yang lain (Munandar, 2008).

Salah satu contoh hasil penelitian sebelumnya yang mengkaji penerapan pem-belajaran inkuiri terbimbing untuk melatihkan keterampilan berpikir kreatif siswa , yaitu hasil penelitian Andalan (2013) yang meneliti model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berpikir lancar siswa SMA Negeri 7 Bandarlampung pada materi koloid. Berdasarkan pengujian hipotesis menunjuk-kan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatmenunjuk-kan keteram-pilan berpikir lancar jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Oleh karena itu, dilakukan penelitiandengan judul “EfektivitasModel Pem-belajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non-elektrolit Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Orisinil”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit dalam meningkatkan keterampilan berpikir orisinil?

C. Tujuan Penelitian

(21)

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Bagi siswa

Dengan diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing akan mem-berikan pengalaman baru bagi siswa dalam memecahkan masalah kimia dan meningkatkan keterampilan berpikir kreatif khususnya keterampilan berpikir orisinil.

2. Bagi guru

Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

3. Bagi sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dikatakan efektif meningkatkan ke-terampilan berpikir orisinil siswa, apabila secara statistik ada perbedaan n-Gainyang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen (Nuraeni dkk, 2010).

(22)

7

(23)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Trianto, 2010).

Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan men-transformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan-aturan-aturan itu tidak sesuai. Teori ini ber-kembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Nur dalam Trianto, 2010).

Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi ialah pe-maduan data baru dengan stuktur kognitif yang ada. Akomodasi ialah penyesuai-an stuktur kognitif terhadap situasi baru, dpenyesuai-an equilibrasi ialah penyesuaipenyesuai-an

(24)

9

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Inkuiri berasal dari bahasa Inggrisinquiryyang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan pe-nyelidikan terhadap obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah dengan bertanya dan mencari tahu (Roestiyah, 2001).

Menurut Gulo (Trianto, 2010) inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri pe-nemuannya dengan penuh percaya diri. Pelaksanaan pembelajaran inkuiri ter-bimbing adalah :

1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan metode pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau per-masalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk merumuskan

hipotesis.

2. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi per-masalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan per-masalahan yang diberikan.

3. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Guru membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik.

4. Analisis data

(25)

10

5. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Sikap ilmiah sangat dibutuhkan oleh siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan inkuri terbimbing. Seperti dikutip dari Lestari (Marlinda, 2012) sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki seseorang yang sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah seperti:

1. Jujur terhadap data,

2. Rasa ingin tahu yang tinggi,

3. Terbuka atau menerima pendapat orang lain serta mau mengubah pandangannya jika terbukti bahwa pandangannya tidak benar, 4. Ulet dan tidak cepat putus asa,

5. Kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa adanya dukungan hasil observasi empiris, dan

6. Dapat bekerja sama dengan orang lain. Sikap ilmiah merupakan faktor psikologis yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan siswa.

Pada penelitian ini, tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan me-ngadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh Gulo (Trianto, 2010). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing.

No. Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah. Guru membagi siswa dalam kelompok.

(26)

11

No. Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membuat hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.

Siswa memberikan pendapat dan me-nentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan.

3. Mengumpulkan data

Guru membimbing siswa mendapatkan informasi atau data-data melalui percobaan maupun telaah literatur.

Siswa melakukan percobaan maupun telaah literatur untuk mendapatkan data-data atau informasi. 4. Menganalisis data Guru memberi

kesempa-tan pada tiap siswa untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan.

Siswa membuat kesimpulan.

C. Keterampilan Berpikir Kreatif

Menurut model struktur intelek oleh Guilford (Munandar, 2008), “Berpikir divergen (disebut juga berpikir kreatif) ialah memberikan macam-macam ke-mungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian”.

(27)

12

kan dengan menggunakan pemikiran dalam mendapatkan ide-ide yang baru, kemungkinan yang baru, ciptaan yang baru berdasarkan kepada keaslian dalam penghasilannya.

Menurut model Killen (2009) perilaku siswa yang termasuk dalam keterampilan kognitif kreatif dapat dijelaskan pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif.

Perilaku Arti

1) Berpikir Lancar (fluency)

a. Menghasilkan banyak

gagasan/jawaban yang relevan; b. Arus pemikiran lancar.

2) Berpikir Luwes (fleksibel)

a. Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam;

b. Mampu mengubah cara atau pendekatan;

c. Arah pemikiran yang berbeda. 3) Berpikir Orisinil

(originality)

Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.

4) Berpikir Terperinci (elaborasi)

a. Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan; b. Memperinci detail-detail; c. Memperluas suatu gagasan.

Munandar (2008) memberikan uraian tentang aspek berpikir kreatif sebagai dasar untuk mengukur kreativitas siswa seperti terlihat dalam Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3.Indikator kemampuan berpikir kreatif.

Pengertian Perilaku

(28)

jawa-13

Pengertian Perilaku

1) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban.

2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

3) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

ban jika ada.

c. Mempunyai banyak gagasan me-ngenai suatu masalah.

d. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.

e. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain. f. Dapat dengan cepat melihat

kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi.

Berpikir Luwes (Flexibility)

1) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. 2) Dapat melihat suatu masalah da-ri

sudut pandang yang berbeda. 3) Mencari banyak alternatif atau arah

yang berbeda.

4) Mampu mengubah cara pende-katan atau pemikiran.

a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah.

b. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.

c. Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan bermacam-macam cara untuk menyelesaikan-nya.

Berpikir Orisinil (Originality)

1) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

2) Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri. 3) Mampu membuat

kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

a. Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan orang lain.

b. Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.

c. Memilih cara berpikir lain dari pada yang lain.

Berpikir Elaboratif (Elaboration) 1) Mampu memperkaya dan

me-ngembangkan suatu gagasan atau produk.

2) Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci. b. Mengembangkan atau

memperkaya gagasan orang lain. c. Menambah garis-garis,

warna-warna, dan detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambaranya sendiri atau gambar orang lain. Berpikir Evaluatif (Evaluation)

1) Menentukan kebenaran suatu

per-a. Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang sendiri.

(29)

14

Pengertian Perilaku

tanyaan atau kebenaran suatu penyelesaian masalah.

2) Mampu mengambil keputusan terhadap situasi terbuka.

3) Tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melaksanakannya.

mengenai suatu hal.

c. Mempunyai alasan yang dapat di-pertanggungjawabkan.

d. Menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

Pada penelitian ini yang akan dijadikan tolak ukur kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir orisinil.

D. Analisis Konsep Larutan Elektrolit Dan Non-elektrolit

Herron, dkk. berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Markle dan Tieman mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada (Fadiawati, 2011).

Lebih lanjut lagi, Herron, dkk. (Fadiawati, 2011) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh. Analisis konsep pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit ditampilkan pada Tabel 4.

(30)

15

Tabel 4. Analisis konsep materi larutan elektrolit dan non-elektrolit

Label

Atribut Posisi Konsep

Contoh Larutan Campuran homogen

dari dua zat atau lebih, dimana salah satunya bertindak sebagai zat terlarut sedangkan yang lainnya sebagai zat pelarut dan mempunyai sifat dapat

menghantarkan listrik (elektrolit) atau tidak dapat menghantarkan

Campuran • Susp

ensi

an asam basa

• Larut

Larutan yang dapat menghantarkan listrik, yang dapat bersifat elektrolit kuat atau elektrolit lemah.

Larutan • Laru

(31)

non-16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Larutan elektrolit kuat

Larutan yang dapat terionisasi seluruhnya menjadi ion positif dan ion negatif sehingga dapat menghantarkan listrik dengan kuat

Konsep

Larutan yang terionisasi sebagian menjadi ion positif dan ion negatif sehinggadaya hantar listriknya lemah.

(32)

17

E. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing dimulai ketika guru memberikan masalahan kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap per-masalahan tersebut dibawah bimbingan guru. Pada tahap ini, siswa akan ter-motivasi untuk bertanya, menemukan berbagai kemungkinan jawaban termasuk jawaban yang unik dan jarang diberikan oleh orang lain atas permasalahan yang diberikan oleh guru. Setelah permasalahan diungkapkan, siswa mengembangkan jawabannya dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Pada tahap ini, siswa dilatihkan keterampilan berpikir orisinil.

Setelah siswa mengembangkan hipotesis, langkah selanjutnya adalah siswa me-ngumpulkan data dengan melakukan percobaan, melengkapi tabel hasil pengamat-an, mengamati gambar submikroskopik berbagai larutan dan berdiskusi untuk membuktikan bahwa hipotesis siswa tersebut benar, tepat, dan rasional. Pada tahap ini siswa akan terpacu untuk mengajukan banyak pertanyaan/gagasan/cara berkaitan dengan percobaan yang dilakukan atau gambar submikroskopik larutan yang diamati kemudian siswa diminta untuk menyajikan data hasil percobaan dalam bentuk tabel hasil pengamatan.

(33)

18

Tahap terakhir siswa dapat membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah di-lakukan. Pada tahap ini pula siswa diminta menyampaikan banyak gagasannya dalam membuat kesimpulan dari masalah yang telah diberikan oleh guru pada awal pembelajaran, kemudian siswa dibimbing oleh guru untuk mendapatkan kesimpulan yang relevan. Berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas dengan diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit akan dapat meningkatkan keterampilan berpikirkreatif terutama pada indikator keterampilan berpikir orisinil siswa.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Perbedaann-Gainketerampilan berpikir orisinil siswa terjadi karena perbeda-an perlakuperbeda-an dalam proses belajar.

2. Faktor-faktor lain diluar perlakuan pada kedua kelas diabaikan.

G. Hipotesis Penelitian

(34)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2013-2014 yang berjumlah 256 siswa. Siswa tersebut merupakan satu kesatuan populasi karena adanya kesamaan-kesamaan sebagai berikut:

a. Siswa tersebut berada dalam empat kelas yang sama, yaitu kelas X SMA Negeri 2 Metro.

b. Siswa tersebut berada dalam semester yang sama, yaitu semester genap. c. Dalam pelaksanaan pengajarannya, siswa tersebut diajar dengan kurikulum

yang sama (Kurikulum 2013), dan jumlah jam belajar yang sama (tiga jam pelajaran dalam setiap minggu).

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikpurposive sampling.Berdasarkan pertimbangan kemampuan kognitif siswa yang relatif sama, peneliti dengan bantuan guru mitra menentukan dua kelas sampel, yaitu kelas X1dan X2.

(35)

20

B. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil tes sebelum pem-belajaran (pretest), hasil tes setelah pempem-belajaran (posttest), serta data pendukung, yaitu kinerja guru, afektif dan psikomotor siswa.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakanNon Eqiuvalent (Pretest and Posttest) Control-Group Design(Creswell, 1997) yang ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Desain penelitian.

Pretest Perlakuan Postest

GroupA O1 X O2

GroupB O1 – O2

Sebelum diterapkan perlakuan, kedua kelompok sampel diberikanpretest(O1) Kemudian, padagroupA (kelas eksperimen) diterapkan perlakuan model pem-belajaran inkuiri terbimbing (X) dan padagroupB (kelas kontrol) diterapkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok sampel diberikan posttest(O2).

D. Variabel Penelitian

(36)

21

E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen

Instrumen adalah alat yang berfungsi mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 2004). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia yang menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit sejumlah tiga LKS, soalpretestdan soalposttestyang terdiri dari delapan butir soal uraian untuk mengukur keterampilan berpikir orisinil.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam konteks pengujian kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu judgementatau penilaian dan pengujian empirik.

(37)

melaku-22 kannya. Dalam hal ini dilakukan oleh Ibu Dra. Ila Rosilawati, M. Si. Dan Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing untuk mengujinya.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Pra penelitian

Pada tahap pra penelitian ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 2 Metro untuk melaksanakan pe-nelitian.

b. Melakukan wawancara dengan guru kimia kelas X untuk mendapatkan informasi mengenai pembelajaran kimia yang diterapkan di sekolah. 2. Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

b. Menyusun instrumen penelitian yaitu: silabus, RPP, LKS, soalpretestdan postest.

c. Melaksanakan penelitian, adapun prosedur pelaksanaan penelitian adalah: (1) Melakukanpretestdengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

(2) Melakukan analisis datapretest, yaitu uji persamaan dua rata-rata.

(38)

23 terbimbing diterapkan di kelas eksperimen serta pembelajaran konvensional diterapkan di kelas kontrol.

(4) Melakukanpostestdengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Analisis dan pelaporan hasil penelitian

Pada tahap ini, dilakukan pengolahan dan analisis data untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian 1. Mengajukan permohonan izin kepada pihak sekolah. 2. Melakukan wawancara dengan guru kimia di sekolah.

P

1. Menentukan populasi dan sampel penelitian

2. Menyusun instrumen penelitian

Pretest

Pembahasan dan simpulan

(39)

24

G. Teknik Analisis Data

Berikut tehnik analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengubah skor menjadi nilai

Nilaipretestdanpostestpada penilaian keterampilan berpikir orisinil siswa pada materi larutan elektrolit-nonelektrolit dirumuskan sebagai berikut:

100 x maksimal

skor Jumlah

diperoleh yang

jawaban skor

Jumlah siswa

Nilai 

2. Uji kesamaan dua rata-rata nilaipretest

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Prasyarat uji kesamaan dua rata-rata, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat. Menurut Sudjana (2005) uji normalitas sebagai berikut:

Hipotesis: H0: kedua sampel berasal dari populai yang berdistribusi normal. H1: kedua sampel berasal dari populai yang tidak berdistribusi normal. Untuk uji normalitas, digunakan rumus sebagai berikut:

keterangan:

Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan Kriteria uji:

(40)

25 b. Uji homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel penelitian yang di-bandingkan memiliki varians homogen.

Hipotesis untuk uji homogenitas :

H0 : 22 2

1 σ

σ  = kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang homogen.

H1 : 22 2

1 σ

σ  = kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang tidak

homogen.

Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam Sudjana (2005) :

terkecil Varians

terbesar Varians

F

Keterangan : F = Kesamaan dua varians Kriteria uji :

Terima H0hanya jika F < F ½(1,2) atau Fhitung< Ftabeldengan taraf nyata 0,05;. Dalam hal lainnya tolak H0.

c. Uji kesamaan dua rata-rata (uji t)

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t (Sudjana, 2005).

Hipotesis:

H0: µ1x= µ2x: Rata-ratapretestketerampilan berpikir orisinil siswa di kelas eksperimen sama dengan rata-ratapretestketerampilan berpikir orisinil siswa di kelas kontrol pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

(41)

26 eksperimen tidak sama dengan rata-ratapretestketerampilan ber-pikir orisinil siswa di kelas kontrol pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Keterangan:

µ1= Rata-ratapretest(x) pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit kelas eksperimen.

µ2= Rata-ratapretest(x) pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit kelas kontrol.

X = Keterampilan berpikir orisinil.

Menurut Sudjana (2005) untuk uji t, digunakan rumus sebagai berikut:

2

X = Gain rata-rata kelas eksperimen 2

X = Gain rata-rata kelas kontrol s2 = Varians

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

2 1

s = Varians kelas eksperimen 2

2

s = Varians kelas kontrol

Kriteria uji :

Terima H0jika t˂ t(1-½α) atau thitung< ttabeldengan derajat kebebasan d(k) = n1+ n2–2 dengan taraf nyata 0,05. Dalam hal lainnya tolak H0.

3. Menghitungn-Gaindari nilai siswa

Perhitungann-Gaindigunakan untuk melihat efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada sampeln-Gaindirumuskan sebagai berikut:

(42)

27

4. Uji hipotesis

Untuk menentukan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam me-ningkatkan keterampilan berpikir orisinil siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit; berlaku pada keseluruhan populasi, maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan prasyarat uji, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat. Menurut Sudjana (2005) uji normalitas sebagai berikut:

Hipotesis: H0: kedua sampel berasal dari populai yang berdistribusi normal. H1: kedua sampel berasal dari populai yang tidak berdistribusi normal. Untuk uji normalitas, digunakan rumus sebagai berikut:

keterangan:

Oi= frekuensi pengamatan Ei= frekuensi yang diharapkan Kriteria uji:

Terima H0jika2<2(1-α)(k-3)atau2hitung< 2Tabel dengan taraf nyata 0,05. Dalam hal lainnya tolak H0.

b. Uji homogenitas

(43)

28 Hipotesis untuk uji homogenitas :

H0 : 22 2

1 σ

σ  = kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang homogen.

H1 : 2

2 2

1 σ

σ  = kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen.

Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam Sudjana (2005) :

terkecil Varians

terbesar Varians

F

Keterangan : F = Kesamaan dua varians Kriteria uji :

Terima H0hanya jika F < F ½(1,2) atau Fhitung< Ftabeldengan taraf nyata 0,05. Dalam hal lainnya tolak H0.

c. Uji perbedaan dua rata-rata (uji t)

Ho : µ1x≤ µ2x : Rata-ratan-Gainketerampilan berpikir orisinil siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit yang diterapkan model pem-belajaran inkuirir terbimbing lebih rendah atau sama dengan rata-ratan-Gainketerampilan berpikir orisinil siswa dengan pem-belajaran konvensional.

H1: µ1x> µ2x : Rata-ratan-Gainketerampilan berpikir orisinil siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit yang diterapkan model pem-belajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada rata-ratan-Gain keterampilan berpikir orisinil siswa dengan pembelajaran

(44)

29 Keterangan :

µ1= rata-rata keterampilan berpikir orisinil siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit pada kelas eksperimen.

µ2= rata-rata keterampilan berpikir orisinil siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit pada kelas kontrol.

x = keterampilan berpikir orisinil.

Menurut Sudjana (2005) untuk uji t, digunakan rumus sebagai berikut:

2

X = Gain rata-rata kelas eksperimen 2

X = Gain rata-rata kelas kontrol s2 = Varians

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2= Jumlah siswa kelas kontrol

2 1

s = Varians kelas eksperimen 2

2

s = Varians kelas kontrol

Kriteria uji:

Terima H0jika t < t(1-α)atau thitung< ttabeldengan derajat kebebasan

(45)

47

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa:

1. Rata-ratan-Gainketerampilan berpikir orisinil dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dari pada rata-ratan-Gainketerampilan ber-pikir orisinil dengan pembelajaran konvensional.

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir orisinil.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. Pembelajaran inkuiri terbimbing hendaknya diterapkan dalam pembelajaran kimia, terutama pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit karena terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir orisinil.

(46)

46

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992.Strategi Penelitian Pendidikan.Angkasa. Bandung.

Andalan, M. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Koloid Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar Siswa. Skripsi. FKIP Unila. Bandarlampung.

Arifin, M. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Bell, G.M.E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Creswell, J.W. 1997. Research Design Qualitative, Quantitative, And Mixed Methods Approaches Second Edition. Sage Publications. New Delhi. Dahar, R.W. 1998. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Evans, J. R. 1991. Berpikir Kreatif, dalam Pengambilan Keputusan dan Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Killen, R. 2009. Effective Teaching Strategies. Social Science Press. Australia. King, F.J., Ludwika Godson dan Faranak Rohani. 2011. Higher Order Thinking

Skills. Center for Advancement of Learning and Assessment. (Online) (http://www.cala.fsu.edu/files/higher_order_thinking_skills.pdf)

Marlinda, M. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Keterampilan Menyebutkan Contoh dan Mengidentifikasi. Kesimpulan Pada Materi Laju Reaksi. Skripsi. FKIP Unila. Bandarlampung. Munandar, S.C.U. 2008. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka

(47)

47

Nuraeni, N., Eka Fitrajaya dan Wawan Setiawan. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah. UPI. Bandung.

Purba, M. 2006. KIMIA SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana, N. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Suparno, P. 2006. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta. Susiwi, dkk. 2009.Analisis Proses Sains Siswa SMA pada Model Pembelajaran

Praktikum D-E-H.Jurnal MIPA. Bandung.

Syaodih, N. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kuriulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP. Jakarta. Tim Penyusun. 2013a. Standar Kompetensi Lulusan(SKL),Kompetensi Inti(KI),

Kompetensi Dasar(KD). Kemdikbud. Jakarta.

______. 2013b. Rasional Kurikulum 2013. Kemdikbud. Jakarta. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan

Gambar

Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing.
Tabel 1. (lanjutan)
Tabel 2. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif.
Tabel 3. (lanjutan)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dengan penelitian ini adalah difokuskan pada kadar TGF-β1 dan volum kolagen di ginjal pada tikus Wistar jantan yang diinduksi NaCl 8% setelah diberi kuersetin dengan

Pada analisa pencahayaan alami, tanggal 23 September terjadi peningkatan intensitas cahaya alami secara derastis pada pukul 09.00 dan penurunan intensitas cahaya

Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah membuka wawasan dan banyak memberikan masukan positif selama menempuh kuliah magister manajemen hingga. terselesaikannya tesis

Teror intensif yang dilakukan oleh Lekra itu menyebabkan banyak sastrawan, seniman, dan budayawan menggabungkan diri dengan Lelaa. Mereka berpendapat bahwa kalau tidak

operasi pengurangan matriks. 6 mengalikan skalar dengan matriks. Matriks-matriks berukuran berbeda tidak bisa ditambahkan atau dikurangkan. Jika A adalah sembarang matriks dan

Sayyidina Muhammadin Wa ’ ala alihi Wassahbihi ajma ’ iin Allahumma ya Allah, Engkau Maha Pemurah Pencurah Rahmat Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, Yang Maha Penyayang

ketentuan penelitian tindakan kelas; 2) Menyusun rancana tindakan dalam bentuk rencana pelajaran; 3) Menyiapkan media pendidikan yang diperlukan dalam pembelajaran;

Waktu wisatawan diperhitungkan dengan mempertimbangkan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt). Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata disajikan