PENGETAHUAN DAN SIKAP
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MENGENAI HIV / AIDS
Oleh :
ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGETAHUAN DAN SIKAP
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MENGENAI HIV / AIDS
Oleh :
ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGETAHUAN DAN SIKAP
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MENGENAI HIV / AIDS
“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”
Oleh :
ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS
Nama : Abdul Rahim b Abdul Rauf
NIM : 100100283
Pembimbing / Penguji III Penguji I
( dr. Richard Hutapea, Sp.KK (K)) ( Sri Lestari, S.P., M.Kes) NIP. 19621030 198910 1 001 NIP. 19710426 200501 2 002
Penguji II
( dr Ramlan Nasution, Sp.U ) NIP. 19741006 200912 1 001
Medan, Januari 2014
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
( Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH )
ABSTRAK
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Data dikumpul dengan teknik wawancara dengan menggunakan alat ukur kuesioner.
Hasil penelitian menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik adalah sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 71,9% memiliki sikap baik,
Sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup dan 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik sementara sebanyak 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.
Bagi petugas kesehatan khususnya staff pengajar di FK USU dapatlah merancang dan mengadakan program-program ilmiah mengenai HIV/AIDS yang berterusan bagi meningkatkan dan memastikan pengetahuan dan sikap mahasiwa mengenai HIV/AIDS supaya 100% baik.
ABSTRACT
Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) is caused by the human immunodeficiency virus ( HIV ) that causes weakening a person's immune system , making it more susceptible to various diseases , poor healing of various diseases and opportunistic infections and can cause death.
This study aims to assess the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik about HIV / AIDS .
This research was carried out by using descriptive research method . The samples were selected using accidental sampling technique . Data collected by interview using a questionnaire measuring devices .
Results of studies assessing the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik are 79.2 % had a good knowledge and 71.9 % has a good attitude ,
A total of 79.2 % had good knowledge , 16.7 % of people have enough knowledge and 4.2 % of people have less knowledge. Meanwhile 71.9 % had a good attitude , 27.1 % have enough attitude and 1.0 % have attitude is not good .
For health care workers , especially in FK USU teaching staff it can be to design and conduct scientific programs on HIV / AIDS and ensure the quest for improving student knowledge and attitudes about HIV / AIDS so that 100 % either .
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadrat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana
kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV / AIDS ”. Dalam penyelesaian Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
Bapak Prof dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dr. Richard Hutapea, Sp. KK ( K ), selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan tunjuk ajar dan masukan kepada penulis, sehingga karya
tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Ibu Sri Lestari, SP, M. Kes dan dr. Ramlan Nasution, Sp U selaku Dosen Penguji yang banyak memberi kritikan, masukan dan saran untuk
memperbaiki penelitian yang telah dilakukan.
Kedua orang tua tercinta, Abdul Rauf b Ahmad dan Sabidah bt Razali yang membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil hingga saat ini. Tidak
dilupakan juga seluruh keluarga yang telah banyak memberikan semangat dan
motivasi selama penulisan karya tulis ilmiah ini.
Sahabat-sahabat penulis di Fakultas Kedokteran USU terutama Elisa Anggraeni Siahaan , teman sekuliah, teman setutorial dan teman-teman
Dosen-dosen Community Research Program ( CRP ) yang telah banyak mengajar dan membimbing mengenai cara penulisan karya tulis ilmiah.
Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahawa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Medan , Desember 2013
Abdul Rahim b Abdul Rauf,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR ISTILAH…… ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ………...3
1.3.2 Tujuan Khusus ……….3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 HIV/AIDS ... 2.1.1 Pengertian ... 5
2.1.2 Struktur ... 5
2.1.3 Patogenesis ... 6
2.1.5 Gejala Klinis ... 8
2.1.6 Diagnosis ... 10
2.1.7 Penatalaksanaan ... 11
2.1.8 Pencegahan ………...…..12
2.2 Pengetahuan ... 28
2.2.1 Definisi ... 13
2.2.2 Pengukuran Pengetahuan ... 13
2.2.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ... 13
2.2.4 Rumus penilaian tingkat pengetahuan ... 14
2.3 Sikap ... 15
2.2.1.Definisi………...15
2.3.1 Komponen sikap………..15
2.3.2 Tingkatan sikap……….. .15
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16
3.1 3.1 Kerangka Konsep ... 16
3.2 Definisi Operational ... 16
3.2.1 Pengetahuan ………....16
3.2.2 Sikap ………17
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18
4.1 Jenis Penelitian ... 18
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
4.3.1 Teknik pengiraan sampel ………...……… 18
4.3.2 Teknik pengambilan sampel ………...………19
4.4 Pengumpulan Data ... …20
4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... …21
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 22
5.1 Hasil Penelitian ... ....22
5.1.1 Deskriptif Lokasi Penelitian ... ....22
5.1.2 Deskriptif Karakteristik Responden ... ....22
5.2 Pembahasan ... ....30
5.2.1 Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan Jenis Kelamin ... ....30
5.2.2 Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan Riwayat Mengikuti Seminar………..…....…..32
5.2.3 Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan Sumber Informasi yang Didapatkan………....…....…….. 33
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...35
6.1 Kesimpulan ... ....35
6.2 Saran ... ....35
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 20
5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden 22
5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap responden 23
5.3 Distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan 24
5.4 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan karakteristik
responden
26
DAFTAR SINGKATAN
AIDS Acquired Immunodeficiency Disease Syndrome
CDC Centers for Disease Control and Prevention
DEPKES RI Departemen Kesehehatan Republik Indonesia
FK Fakultas Kedokteran
HIV Human Immunodeficiency Virus
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar
RSUP HAM Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
SPSS Statistical Package for the Social Science
UNAIDS Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
USU Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Lembar Penjelasan
3. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
4. Kuesioner
5. Hasil Validitas dan Realibilitas
6. Data induk
7. Hasil SPSS
8. Surat Izin Penelitian
ABSTRAK
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Data dikumpul dengan teknik wawancara dengan menggunakan alat ukur kuesioner.
Hasil penelitian menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik adalah sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 71,9% memiliki sikap baik,
Sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup dan 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik sementara sebanyak 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.
Bagi petugas kesehatan khususnya staff pengajar di FK USU dapatlah merancang dan mengadakan program-program ilmiah mengenai HIV/AIDS yang berterusan bagi meningkatkan dan memastikan pengetahuan dan sikap mahasiwa mengenai HIV/AIDS supaya 100% baik.
ABSTRACT
Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) is caused by the human immunodeficiency virus ( HIV ) that causes weakening a person's immune system , making it more susceptible to various diseases , poor healing of various diseases and opportunistic infections and can cause death.
This study aims to assess the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik about HIV / AIDS .
This research was carried out by using descriptive research method . The samples were selected using accidental sampling technique . Data collected by interview using a questionnaire measuring devices .
Results of studies assessing the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik are 79.2 % had a good knowledge and 71.9 % has a good attitude ,
A total of 79.2 % had good knowledge , 16.7 % of people have enough knowledge and 4.2 % of people have less knowledge. Meanwhile 71.9 % had a good attitude , 27.1 % have enough attitude and 1.0 % have attitude is not good .
For health care workers , especially in FK USU teaching staff it can be to design and conduct scientific programs on HIV / AIDS and ensure the quest for improving student knowledge and attitudes about HIV / AIDS so that 100 % either .
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh human
immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan
tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh
dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian
(Riskesdas, 2010).
Secara global, diperkirakan 35,3 (32,2-38,8) juta orang hidup dengan HIV
pada tahun 2012 dengan setiap tahun sebanyak 2,3 (1,9-2,7) juta infeksi HIV baru
dilaporkan. Selain itu diperkirakan prevalensi dikalangan dewasa adalah sebanyak 0,8
% di serata dunia di mana prevalensi pada dewasa muda (usia 15-24 tahun) pada
laki-laki adalah 0,3 % dan pada wanita adalah 0,5 %. Manakala angka kematian dewasa
dan anak-anak yang disebabkan oleh penyakit AIDS adalah sebanyak 1,6 (1,4-1,9)
juta (UNAIDS, 2013)
Di Indonesia, statistik kasus HIV/AIDS menunjukkan bahwa jumlah kasus
yang dilaporkan 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2013 untuk HIV adalah sebanyak
10,210 dan AIDS adalah sebanyak 780. Secara kumulatif, dari 1 April 1987 sampai
dengan 30 Jun 2013 jumlah kasus HIV adalah sebanyak 108,600 manakala jumlah
kasus AIDS adalah 43,667 dengan angka kematian direkodkan adalah 8,340 orang.
Sementara itu, di Sumatera Utara sebanyak 7,078 kasus HIV dilaporkan dan 515 pula
adalah kasus HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2013).
Di samping itu masih banyak halangan yang di hadapi dalam pelaksanakan
masyarakat tentang HIV/AIDS, termasuk penularan dan pencegahannya.
Indikator Millenium Development Goals (MDGs) menunjukkan bahwa diketahui
sebanyak 57,5 % penduduk berusia 15 tahun ke atas pernah mendengar HIV/AIDS.
Tingginya persentase tersebut tidaklah menjamin seseorang mengetahui secara
menyeluruh tentang cara penularan HIV/AIDS. Secara nasional 11,4 persen
penduduk mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. selain itu,
sikap diskriminatif terhadap anggota keluarga yang terinfeksi HIV masih cukup tinggi yaitu yang bersikap “merahasiakan’ apabila ada anggota keluarga terinfeksi HIV sebesar 21,7 persen, sedangkan penduduk yang bersikap “mengucilkan’ sebesar 7,1 persen. (Riskesdes, 2010).
Stigma terhadap penderita menyebabkan pencegahan dan penanganan
penyakit akibat HIV di Indonesia sulit dilakukan..Secara tidak langsung, masyarakat
telah menghakimi pengidap HIV sehingga mereka terbuang dari komunitasnya.
Stigma dan diskriminasi terkait HIV bertahan sebagai hambatan utama untuk HIV
yang efektif respon di semua bagian dunia, dengan survei nasional menemukan
bahwa diskriminatif pengobatan orang yang hidup dengan HIV tetap umum di
beberapa aspek kehidupan, termasuk akses ke pelayanan kesehatan (UNAIDS, 2013)
Penyebaran penyakit ini yang sangat cepat tidak terlepas dari pengetahuan dan
sikap dari semua masyarakat termasuk mahasiswa kedokteran sebagai bakal petugas
kesehatan.. Di samping itu mahasiswa kedokteran diharapkan memiliki pengetahuan
yang komprehensif terhadap penyakit HIV-AIDS dan memiliki sikap yang baik
terhadap penderita HIV-AIDS. Tujuan penelitian ini adalah medeskriptifkan
pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran Sumatera Utara (USU)
terhadap HIV-AIDS. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran
USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik,dan diharapkan selalu menjaga integritas profesinya dan kompetensinya.
hal-hal masalah kesehatan terutama HIV/AIDS sehingga memiliki sikap yang baik
terhadap penyakit HIV/AIDS.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah ”Bagimana gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa
kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis
di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS.
1.3.2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum penelitian, dapatlah dirinci tujuan khusus yang
ingin dicapai adalah:
Mengetahui sikap dan pengetahuan mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
mengenai penyakit HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin.
Mengetahui sikap dan pengetahuan mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
mengenai penyakit HIV/AIDS berdasarkan riwayat mengikuti seminar.
Mengetahui sikap dan pengetahuan mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik
mengenai penyakit HIV/AIDS berdasarkan sumber informasi yang
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
Sebagai informasi kepada mahasiswa/mahasiswi dalam meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS agar terhindar dari penyakit tersebut
Bagi peneliti, hasil KTI ini adalah untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam bidang kesehatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIV/AIDS
2.1.1 Pengertian
Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan penyakit yang menyerang
dan melemahkan sistem imun manusia dan dapat menyebabkan penyakit AIDS iaitu
Acquired Immunodeficiency Syndrome ( Levinson, 2006 ).
HIV mentargetkan sistem imun (kekebalan) tubuh dan melemahkan system
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi dan beberapa jenis kanker. Lama-kelamaan
virus tersebut menghancur dan merusakkan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, sehingga
orang yang terinfeksi secara bertahap menjadi imunodefisiensi. Fungsi kekebalan
tubuh biasanya diukur dengan jumlah CD4. Hasil immunodeficiency menunjukkan
peningkatan kerentanan terhadap berbagai infeksi dan penyakit yang orang dengan
sistem kekebalan yang sehat dapat melawan. Tahap yang terakhir dari infeksi HIV
adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang dapat mengambil masa
selama 2-15 tahun untuk berkembang tergantung pada individu. AIDS didefinisikan
oleh perkembangan kanker tertentu, infeksi, atau manifestasi klinis yang berat lainnya
(WHO,2013).
2.1.2 Struktur HIV
HIV mempunyai 2 jenis (type) iaitu HIV-1 dan HIV-2, Diantara kedua grup
tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia
adalah grup HIV-1. HIV mempunyai kemampuan bermutasi yang sangat tinggi,
sehinggakan masing2 subtype mempunyai kemampuan bermutasi yang sangat cepat
sehingga kedua-dua tipe HIV mempunyai subtipe (variants) yang berbagai (Levinson,
HIV merupakan retrovirus dan mempunyai RNA sebagai genetic material.
Genome HIV ini mempunyai 2 molekul yang mengandung single stranded RNA,
masing2 terikat oleh molekul reverse transcriptase (enzim). Di dalam genom ini juga
terdapat enzim protease P10 dan integrase p32 yang mana diperlukan untuk sintesis
DNA dan RNA virus. Genom dikelilingi oleh nucleocapsid yang terdiri daripada
lapisan dalaman protein yang dipanggil p24 dan lapisan luar protein yang dikenali
sebagai P17. Bahagian luar virus terdiri daripada envelope lipid yang berasal dari
membran sel host yang mengandungi dua protein virus gp 120 dan gp41, yang
dikenali sebagai viral envelope protein (Wood, 2006)
2.1.3 Pathogenesis
HIV menginfeksi sistem imun manusia terutama pada sel limfosit CD4+. Sel
limfosit CD4 berperan sebagai pengatur utama respon imun. Awal setelah infeksi
HIV, respon antibodi belum terganggu, sehingga timbul antibodi terhadap envelope
dan protein core virus HIV. Terdapat 2 fase dalam infeksi virus ini, the binding to the
host cell and fusion with cell membrane yang membolehkan virus ini untuk masuk ke
dalam sel. Pada permulaan fase pengikatan HIV pada sel host melibatkan protein
gp120 pada permukaan partikel HIV yang mengikat CD4 pada permukaan sel host.
Kemudian komponen envelope protein gp41 akan mengikat pada protein kedua pada
permukaan sel (Wood, 2006)
HIV menginfeksi sel dengan molekul CD4 pada permukaan membrane nya.
Sel yang mengandung molekul CD4 termasuklah helper T-cells ( TH ), makrofag dan
limfosit B. Di dalam sel, RNA akan di reverse transcribed untuk membentuk DNA
yang nantinya akan diintegrasikan ke dalam DNA si host itu. Virus ini akan tetap
sebagai provirus (dormant), oleh kerana itu ianya tidak boleh dimusnahkan oleh
antibody yang bersirkulasi. Setelah kemudiannya apabila sel yang telah terinfeksi tadi
membelah, maka ia juga akan membuat copy si DNA virus ini. Setelah beberapa
baru bersama dengan protein virus akan diproduksi menggunakan host’s protein
-synthesising machinery. Partikel-partikel baru dari virus ini akan terbentuk lalu
dilepaskan daripada sel host melalui exositosis mengakibatkan matinya sel host.
Kematian sel T akan mengakibatkan penurunan sel-sel imun yang lain, yang akan
merusakkan sistem imun (Pearson, 2009)
Siklus hidup HIV (Wood, 2006) :
HIV akan melekat pada reseptor pada permukaan sel host dan virus mengikat pada sel CD4+ melalui pengikatan gp120 terhadap CD4 dan interaksi antara
virus-chemokine co-reseptor ( envelope protein HIV masuk ke dalam
membrane host ).
Nucleocapdsid masuk ke dalam sel,dimana dibentangkan lalu melepaskan RNA virus yang kemudiannya akan di reverse-transcribed (single stranded
DNA atau ssDNA) kepada DNA double-stranded.
Virus DNA (dsDNA) ini akan mengintergrasi ke dalam genom host, dimana ia akan inaktif (dormant) sebagai provirus.
Pada saat sel teraktivasi, DNA virus akan melakukan transkripsi RNA virus.
Protein virus akan ditranslasi daripada RNA.
Protein virus dan single-stranded RNA virus akang bergabung membentuk partikel baru.
Virus kemudiannya akan lepas dari sel, pergi ke sel membrane yang lain dan partikel virus yang complete ini akan menginfeksi sel yang lain pula.
2.1.4 Transmisi ( penularan )
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang
yang terinfeksi, seperti darah ASI, air mani dan cairan vagina. Individu tidak dapat
terinfeksi melalui kontak biasa hari-hari seperti mencium, memeluk, berjabat tangan,
menempatkan individu pada risiko yang lebih besar tertular HIV meliputi (WHO,
2013):
melakukan anal seks tanpa kondom atau vagina
memiliki infeksi menular seksual seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakteri
penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi jarum suntik dan peralatan suntik dan obat solusi lain ketika menyuntik narkoba
menerima suntikan tidak aman, transfusi darah, prosedur medis tidak steril yang melibatkan pemotongan atau piercing
mengalami cedera jarum suntik tidak disengaja, termasuk di antara petugas kesehatan.
2.1.5 Gejala Klinis
Gejala klinis dan diagnosis HIV/AIDS dapat dibagi kepada (CDC, 2013):
Infeksi akut HIV
Infeksi akut atau disebut juga sebagai infeksi primer HIV (serokonversi akut)
merupakan waktu dari paparan virus sampai timbulnya gejala, yaitu diantara 2
-4 minggu. Infeksi akut biasanya asimtomatis, tapi menunjukkan beberapa
keluhan seperti demam influenza. Diagnosa jarang ditegakkan dalam fasa ini.
Hal ini karena tes serologi standar untuk antibodi tehadap HIV masih
memberikan hasil negatif ( window period). Kategori Klinis A : CD4+ > 500
sel/ml. Meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimptomatik), Limfadenopati
generalisata yang menetap, infeksi HIV akut primer dengan penyakit penyerta
atau adanya riwayat infeksi HIV akut.
Infeksi seropositif HIV simtomatis
Pada dewasa, periode laten HIV adalah bervariasi dan lama untuk timbulnya
penyakit yang berhubung dengan HIV/AIDS. Ini biasa terjadi selama
pemeriksaan pada saat ini menunjukkan seropositif antibody p24 dan gp41.
Pasien dalam fasa ini berpotensi tinggu menularkan infeksi HIV pada orang
lain. Kategori Klinis B : CD4+ 200-499 sel/ml . Terdiri atas kondisi dengan
gejala (simptomatik) pada remaja atau orang dewasa yang terinfeksi HIV
yang tidak termasuk dalam kategori C dan memenuhi paling sedikit satu dari
kriteria berikut yaitu keadaan yang dihubungkan dengan infeksi HIV atau
adanya kerusakan kekebalan dengan perantara sel (cell mediated immunity),
atau kondisi yang dianggap oleh dokter telah memerlukan penanganan klinis
atau membutuhkan penatalaksanaan akibat komplikasi infeksi HIV. Termasuk
kedalam kategori ini yaitu Angiomatosis basilari, Kandidiasis orofaringeal,
Kandidiasis vulvovaginal, Dysplasia leher rahim, Herpes zoster, Neuropati
perifer, penyakit radang panggul.
Persistent Generalized Lymphoadenopathy /PGL
Pada fasa ini, ditemukan pembesaran nodus limfe yang meliputi sedikitnya
dua tempat selain inguinal, dan tidak ada penyakit lain atau pengobatan yang
menyebabkan pembesaran nodus limfe minimal selama 3 bulan. Pasien mulai
mengalami beberapa keluhan seperti penurunan berat badan dan kronis diare, dikenali sebagai “slim disease”. Kategori Klinis C : CD4+ < 200 sel/ml.
Meliputi gejala yang ditemukan pada pasien AIDS dan pada tahap ini orang
yang terinfeksi HIV menunjukkan perkembangan infeksi dan keganasan yang
mengancam kehidupannya, meliputi : Sarkoma Kaposi, Kandidiasis
bronki/trakea/paru, Kandidiasis esophagus, Kanker leher rahim invasif,
Coccidiodomycosis, Herpes simpleks, Cryptosporidiosis, Retinitis virus
sitomegalo, Ensefalopati yang berhubungan dengan HIV, Bronkitis/Esofagitis
atau Pneumonia, Limfoma Burkitt, Limfoma imunoblastik dan Limfoma
Selain itu bisa dilihat dari 2 gejala yaitu (Komunitas AIDS Indonesia, 2010) :
Gejala Mayor:
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
Demensia/ HIV ensefalopati’
Gejala MInor:
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata
Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
Kandidias orofaringeal
Herpes simpleks kronis progresif
Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
Retinitis virus sitomegalo
2.1.6 Diagnosis
Diagnosis laboratorium dilakukan dengan menggunakan metode:
ELISA
tes ini mempunyai sensitifitas yang tinggi, yaitu 98%- 100%. Prinsip kerjanya
adalah dengan melihat respon zat anti bodi spesifik. Akan tetapi, hasil yang
positif hanya bisa dikonformasi 2-3 bulan sesudah infeksi. Untuk
mengidentifikasi antibody terhadap HIV, tes ELISA sangat sensitip, tapi tidak
selalu spesifik, karena penyakit lain bisa juga menunjukkan hasil positif.
Beberapa penyakit bisa menyebabkan false positip, antara lain adalalah
bisa menyebabkan false positip. Tes yang lain biasanya digunakan untuk
mengonfirmasi hasil ELISA.
Western Blot (WB)
Western Blot memiliki spesifisitas (kemampuan test untuk menemukan orang
yang tidak mengidap HIV) antara 99,6% - 100%. Namun pemeriksaannya
cukup sulit, mahal dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.30 Tes Western
Blot mungkin juga tidak bisa menyimpulkan seseorang menderita HIV atau
tidak. Oleh karena itu, tes harus diulangi setelah dua minggu dengan sampel
yang sama. Jika test Western Blot tetap tidak bisa disimpulkan, maka test
Western Blot harus diulangi lagi setelah 6 bulan.
PCR (Polymerase Chain Reaction)
kaedah ini menggunakan isolasi virus dari sampel dan dideteksi dengan
menggunakan mikroskp elektron dan deteksi antigen virus. untuk DNA dan
RNA virus HIV sangat sensitive dan spesifik untuk infeksi HIV. Tes ini
sering di gunakan bila hasil tes yang lain tidak jelas.
2.1.7 Penatalaksanaan
HIV dapat ditekan dengan kombinasi terapi antiretroviral (ART) yang terdiri
dari tiga atau lebih antiretroviral (ARV). ART tidak menyembuhkan infeksi HIV
tetapi mengontrol replikasi virus dalam tubuh seseorang dan memungkinkan sistem
kekebalan tubuh individu untuk memperkuat dan mendapatkan kembali kemampuan
untuk melawan infeksi. Dengan ART, orang yang hidup dengan HIV dapat hidup
sehat dan produktif. Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan dan pencegahan
infeksi HIV. Mereka melawan HIV dengan menghentikan atau mengganggu
reproduksi virus di dalam tubuh, mengurangi jumlah virus dalam tubuh (WHO,
2.1.8 Pencegahan
Untuk mencegah terpajan HIV, seseorang harus (Corwin, 2009) :
Melakukan abstinensi seks atau berhubungan kelamin monogamy bersama dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
Diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya virus paling sedikit 6bulan setelah berhubungan kelamin terakhir yang tidak terlindung, karena pembentukan
antibody mungkin memerlukan waktu paling sedikit 6bulan setelah pajanan
ke virus untuk membentuk antibodi. Seks oral juga dapat menularkan virus.
Menggunakan kondom lateks apabila terjadi hubungan kelamin dengan orang yg status HIVnya tidak diketahui.
Tidak melakukan tukar menukar jarum dengan siapapun untuk alas an apa pun.
Mencegah infeksi ke janin atau bayi baru lahir. Seorang wanita harus mengetahui HIVnya dan pasangannya sebelum hamil. Apabila wanita hamil
positif HIV, obat-obat atau antibody antiHIV dapat diberikan selama
kehamilan dan kepada bayinya setelah lahir. Terapi in utero (didalam rahim)
juga efektif dalam mencegah penularan virus ke bayi atau bayi baru lahir. Ibu
yang terinfeksi jangan menyusui bayinya. Pompa payudara juga jangan
ditukarpakaikan.
Pengobatan profilaktik pascapajanan dengan menghambat reverse transcriptase setelah pajanan ke jarum suntik yang tidak disengaja atau
berhubungan kelamin menurunkan keganjilan infeksi HIV primer yang
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Definisi
Pengetahuan ialah merupakan hasil dari “tahu” setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoatmodjo, 2011).
2.2.2 Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang
menanykan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden
(Notoatmodjo, 2010)
2.2.3 Cara memperoleh pengetahuan
Cara untuk meperoleh pengetahuan ada 2 (Notoatmodjo, 2010) yaitu :
Non ilmiah
Trial and error. Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan coba-coba.
Digunakan terutama mereka yang belum atau tidak mengetahui suatau
cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Kekuasaan (otoritas) .Orang lain menerima pendapat yang dikemukakan
oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau
membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun
berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yg
menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang diterimanya
adalah sudah benar.
Pengalaman peribadi. Dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
Melalui jalan pikiran. Dari sini menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya.
Cara modern (ilmiah). Cara baru ini dalam memeperloeh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, carai ini disebut metode
penelitian ilmiah.
2.2.4 Rumus penilaian tingkat pengetahuan
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban
dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya
berupa presentase dengan rumus yang digunakan (Notoatmodjo,2010), sebagai
berikut:
Keterangan :
N = Nilai yang didapat
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Selanjutnya presentase jawaban ditafsirkan dalam kalimat kualitatif. Kemudian
hasil presentase diinterpretasikan dengan menggunakan skala kualitatif yaitu :
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : 41-55%
2.3 Sikap
2.3.1 Definisi
Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau
memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu
objek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon, bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2011).
2.3.2 Komponen atau Struktur Sikap
Kognitif : terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima yang selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk bertindak.
Afektif : menyangkut masalah emosional sbujektif sosisal terhadap suatu objek.
Konatif : menunjukkan bagaimana perilaku atau kencenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya.
2.3.3 Tingkatan sikap
Berbagai tingkatan (Notoatmodjo, 2011) yang terdiri dari :
Menerima (receiving) : diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek
Merespon (responding) : memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Menghargai (evaluating) : mengajak orang lain untuk mengerjakan / mendiskusikan suatu masalah.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan judul penelitian yaitu pengetahuan dan sikap mahasiswa FK
USU di RSUP.H. Adam Malik mengenai HIV/AIDS, maka kerangka kosep untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.2 Definisi operasional
Human Immunodeficiency Virus, penyakit yang menyerang dan melemahkan sistem
imun manusia dan dapat menyebabkan penyakit AIDS iaitu Acquired
Immunodeficiency Syndrome.
3.2.1 Pengetahuan
Definisi operasional : pengetahuan responden mengenai HIV/AID
Alat ukur : kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 13 soalan pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban
Jawaban yang benar diberi skor 1
Jawaban yang salah diberi skor 0
Katengori : Pengetahuan baik 76-100%
Pengetahuan cukup 56-75%
Pengetahuan kurang 41-55%
Pengetahuan tidak baik < 40%
Skala ukur : ordinal
3.2.2 Sikap
Definisi operasional : sikap responden mengenai HIV/AIDS
Cara ukur : wawancara
Alat ukur : kuesioner, responden menjawab 10 pertanyaan dengan 3 pilihan jawapan
Jawapan yang benar diberi skor 2
Jawapan yang salah diberi skor 1
Jawapan tidak tahu diberi skor 0
Kategori : Baik = 76-100%
Cukup = 56-75%
Kurang = 41-55%
Tidak baik = < 40%
BAB 4
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilakukan, meliputi beberapa hal pokok, antara lain :
4.1 Jenis penelitian
Penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan
pendekatan desain cross sectional yang merupakan studi observasional yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswa
FK USU di RSUP H. Adam Malik, Medan.
4.2 Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Disember 2013 bertempat di
Universitas Sumatera Utara di mana mempunyai mahasiswa FK USU sedang
melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik.
4.3 Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah ini semua mahasiswa FK USU yang
sedang melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik, Medan.
Sampel dalam penelitian ini adalah seramai 96 orang mahasiswa FK USU
yang sedang melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik, Medan
4.3.1 Teknik pengiraan sampel
Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan
rumus di bawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% sehingga untuk Z α dua arah diperoleh nilai Zα² = 1,96 dan nilai p yang ditetapkan adalah 0,5 kerana peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya,. Kesalahan
n = 96.04 = 96 ( dibulatkan )
Keterangan :
n (jumlah populasi) : besar sampel
Zα² (tingkat kemaknaan yang ditetapkan) : biasanya 95% = 1,96
p (proposi di populasi) : bila tidak tahu ditetapkan 50% = 0,5
d (kesalahan absolute yang diinginkan) : 10% = 0,1
Maka jumlah diperoleh adalah 96 sampel.
4.3.2 Teknik pengambilan sampel
Sampel dambil menggunakan teknik accidental sampling. Teknik ini
menggunakan pengambilan sampel secara random yang dilakukan dengan
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
sesuai dengan konteks penelitian, iaitu mahasiswa FK USU yang sedang
melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik, Medan (Notoatmodjo,
4.4 Pengumpulan data
Data primer berupa kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data.
Peneliti memberikan kuesioner kepada responden. Dalam hal ini kuesioner bertujuan
untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU di
RSUP H. Adam Malik mengenai HIV/AIDS yang berbentuk kuesioner tertutup,
dimana sudah disediakan jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
tersedia.
Validitas menunjukkan sejauh mana ukuran yang diperoleh benar-benar
menyatakan hasil pengukuran yang ingin diukur. Sedangkan realibilitas merupakan
indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh, instrument yang digunakan
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran yang dilakukan telah valid dan
realiabel.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner
9 0.453 Valid Realiabel
10 0.689 Valid Realiabel
11 0.624 Valid Realiabel
12 0.549 Valid Realiabel
13 0.689 Valid Realiabel
sikap 1 0.627 Valid 0.864 Realiabel
2 0.560 Valid Realiabel
3 0.826 Valid Realiabel
4 0.531 Valid Realiabel
5 0.573 Valid Realiabel
6 0.618 Valid Realiabel
7 0.491 Valid Realiabel
8 0.710 Valid Realiabel
9 0.887 Valid Realiabel
10 0.815 Valid Realiabel
4.5 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan menggunakan sistem komputerisasi dengan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan
klinis di RSUP H. Adam Malik. Penelitian ini telah dilaksanakan sepanjang tahun
2013, diikuti oleh 96 mahasiswa yang telah bersedia mengikuti penelitian ini dan
menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang
dibagikan.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan dr.
Mansyur No. 5, Medan. USU merupakan sebuah universitas negeri yang terbesar
dengan meliputi beberapa fakultas lainnya. Fakultas Kedokteran USU dipilih oleh
peneliti oleh peneliti sebagai penelitian kerna mempunyai mahasiswa kedokteran
yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik sehingga
memudahkan penelitian.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebanyak 96 orang
yang terdiri daripada mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan
klinis di RSUP HAM. Responden dipilih menggunakan accidental sampling dan
dibagikan kuesioner. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang
diamati meliputi jenis usia, jenis kelamin, riwayat mengikuti seminar, sumber
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
Berdasarkan dari 96 responden, mengikut jenis kelamin perempuan adalah
sebanyak 68,8% dibandingkan dengan jumlah laki-laki 31,3% Sebanyak 27,1%
pernah mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS sementara sebanyak 72,9% tidak
pernah mengikuti seminar. Sumber informasi mengenai HIV/AIDS yang paling
banyak didapatkan adalah dalam bentuk kuliah, buku dan seminar sebanyak 50%,
24% mendapatkan informasi dari media massa seperti internet, televisyen, koran,
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap responden
Tabel diatas menunjukkan bahwa 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7%
orang memiliki pengetahuan cukup dan 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang
baik. Manakala 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup dan 1,0%
memiliki sikap tidak baik.
5.1.3 Hasil Analisa Data
Data lengkap distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan
Tabel 5.3 Distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan
No Pertanyaan pengetahuan Jawaban responden
Benar Salah
5. Virus HIV membutuh kan waktu berapa lama hingga menunjukkan gejala-gejalanya? tubuh sudah terinfeksi HIV adalah ?
63 65,6 33 34,4 seksual dapat dihindar dengan ?
81 84,4 15 15,6
13. Pengobatan yang dapat dilakukan terhadap penderita HIV adalah ?
84 87,5 12 12,5
No Pertanyaan sikap Jawaban responden
Setuju Tidak setuju
n % n % n %
1. Penderita AIDS seharusnya dijauhi oleh masyarakat.
4 4,2 92 95,8 0 0
2. Konsultasi HIV/AIDS seharusnya diberikan di majalah/koran.
79 82,3 15 15,6 2 2,1
3. Pendidikan seks harus diberi sejak kecil. 69 71,9 25 26,0 2 2,1
4. Apakah anda berminat untuk menambahkan informasi anda tentang HIV/AIDS?
95 99,0 0 0,0 1 1,0
5. Apakah anda berminat mengikuti test untuk mengetahui apakah anda menderita penyakit AIDS atau tidak?
49 51,0 43 44,8 4 4,2
6. Apakah anda setuju terhadap penggunaan kondom untuk mencegah penularan AIDS?
77 80,2 16 16,7 3 3,1
7. Apakah anda menolak untuk melakukan pengamanan/ pencegahan seperti memakai glove atau mask terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat terdekat dari kemungkinan terinfeksi AIDS?
15 15,6 78 81,3 3 3,1
Seandainya anda mempunyai temam atau saudara yang menderita AIDS,
8. Apakah anda bersalaman atau berpelukan dengan dia ?
69 71,9 2 2,1 25 26,0
9. Apakah anda berkongsi barangan peribadi seperti sikat gigi dan pencukur atau kamar mandi dengan dia ?
2 2,1 69 71,9 25 26,0
10. Anda tidak mahu berkongsi kamar mandi yang sama dengan dia.
Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan tentang pengetahuan mengenai
HIV/AIDS yang paling banyak dijawab benar adalah pertanyaan tentang HIV tidak
dapat ditularkan dengan cara yang berikut yaitu sebanyak 97,9% sedangkan
pertanyaan tentang pengetahuan yang paling banyak dijawab salah adalah penularan
HIV dapat dicegah melalui, yaitu sebanyak 42,7%. Manakala pertanyaan tentang
sikap terhadap HIV/AIDS yang paling banyak jawaban setuju adalah apakah anda
berminat untuk menambahkan informasi anda tentang HIV/AIDS yaitu sebanyak
99%. Sedangkan untuk jawaban tidak setuju paling banyak adalah penderita AIDS
seharusnya dijauhi oleh masyarakat yaitu sebanyak 95,8% sementara jawaban tidak
tahu paling banyak adalah anda tidak mahu berkongsi kamar mandi yang sama
dengan dia yaitu sebanyak 30 orang 31,3%.
5.4 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan karakteristik responden
Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
bahwa perempuan lebih banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 54,2%
jika dibandingkan laki-laki sebanyak 25,0%. Pengetahuan cukup bagi laki-laki adalah
sebanyak 5,2% dan kurang adalah 1,0% manakala pengetahuan cukup bagi
perempuan adalah sebanyak 11,5% dan kurang adalah 3,1 %.
Sementara yang tidak pernah mengikuti seminar lebih banyak memiliki
pengetahuan baik yaitu sebanyak 55,2% berbanding yang pernah mengikuti seminar
mengenai HIV/AIDS sebanyak 24,0%. Bagi yang pernah mengikuti seminar
pengetahuan cukup adalah sebanyak 3,1% dan tidak ada pengetahuan kurang baik
manakala bagi yang tidak pernah mengikuti seminar pengetahuan cukup adalah
sebanyakc13,5% dan pengetahuan kurang baik adalah sebanyak 4,2%.
Menurut sumber informasi mengenai HIV/AIDS yang paling banyak memiliki
pengetahuan baik adalah informasi yang didapatkan daripada perkuliahan , buku teks
dan seminar yaitu sebanyak 40,6%, 8,3% pengetahuan cukup dan 1% pengetahuan
kurang. Bagi yang mendapatkan informasi dari media massa seperti internet,
televisyen, koran, majalah dan sebagainya, 17,7% memiliki pengetahuan cukup dan
3,1% pengetahuan kurang. 20,8 % memiliki pengetahuan baik dengan mendapatkan
informasi dari kedua-dua tipe sumber dan 5,2% memiliki pengetahuan cukup.
Untuk ketiga-tiga karakteristik responden, tiada pengetahuan tidak baik
5.5 Distribusi frekuensi sikap berdasarkan karakteristik responden
baik (50%) dibandingkan dengan laki-laki (19,8%). Sebanyak 10,4% laki-laki
memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik. Manakala sebanyak 16,7
perempuan memiliki sikap cukup.
Yang tidak pernah mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS memiliki sikap
sebanyak 59,4% sedangkan yang pernah mengikuti seminar sebanyak 12,5%
memilikli sikap baik. Bagi yang mengikuti seminar sebanyak 14,6% memiliki sikap
cukup sedangkan yang tidak mengikuti seminar sebanyak 12,5% memiliki sikap
cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.
Sebanyak 33,3% yang memiliki sikap baik mendapatkan informasi mengenai
mendapatkan informasi dari media mass seperti internet, televisyen, koran, majalah
dan sebagainya memiliki sikap baik. Bagi yang mendapatkan informasi dari
kedua-dua sumber sebanyak 20,8% memiliki sikap baik. Sebanyak 15,6% yang
mendapatkan informasi daripada perkuliahan, buku teks dan seminar memiliki sikap
cukup, 6,3% daripada media massa (internet, televisyen, koran, majalah) dan 5,2%
daripada kedua-dua sumber. Hanya 1% memiliki sikap tidak baik hasil daripada
mendapatkan informasi dari perkuliahan, buku teks dan seminar.
5.2 Pembahasan
Pengetahuan tentang suatu objek saja belum menjadi penggerak, seperti
halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila
pengetahuan itu disertai kesiapan atau kecenderungan untuk bertindak sesuai
pengetahuan tersebut32. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
obyek dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendaki adanya respon. Jumlah responden yang memiliki sikap baik lebih
sedikit dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan baik, hal ini bisa
dikarenakan bahwa pengetahuan yang dimiliki responden tersebut belum disertai oleh
kesiapan dan keinginan untuk bertindak (Desiliantry Sari, 2011).
5.2.1 Pengetahuan dan sikap berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan dari analisa data penelitian yang dijalankan, sebanyak 54,2%
perempuan memiliki pengetahuan baik dibandingkan laki-laki (25%), pengetahuan
cukup perempuan sebanyak 11,5% berbanding laki sebanyak 5,2% sedangkan
pengetahuan kurang perempuan sebanyak 3,1% dan laki-laki sebanyak 1,0%. Tidak
ada yang berpengetahuan tidak baik. Manakala sebanyak 50% perempuan memiliki
sikap baik berbanding laki-laki sebanyak 19,8% untuk. Bagi sikap cukup pula, 16,7%
adalah perempuan dan laki-laki sebanyak 10,4%. Namun terdapat 1 % laki-laki yang
memiliki sikap tidak baik. Ini menunjukkan perempuan mempunyai pengetahuan dan
jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki sehingga responden yang terambil juga
lebih banyak perempuan.
Hal ini turut ditemukan dalam yang menyatakan bahwa responden perempuan
ditemukan lebih berpengetahuan dan mempunyai sikap positif (lebih baik) tentang
HIV/AIDS bila dibandingkan dengan dengan laki-laki (Ouzouni, 2012). Selain itu
pada studi yang lain turut menemukan siswa perempuan memiliki pengetahuan secara
keseluruhan lebih tinggi pada HIV dibandingkan laki-laki dalam studi mereka (Chng,
2005). Manakala dilaporkan dalam penelitian mereka bahwa mahasiswa perempuan
mengekspresikan sikap yang lebih toleran dibandingkan laki-laki (Bruce, 2001).
Namun berbeza dengan penelitian dalam J Nepal Health Res Counc yang
menemukan bahwa pengetahuan terkait HIV / AIDS lebih tinggi di antara laki-laki
berbanding perempuan (Timilshina, 2013).
Perempuan secara psikologi lebih termotivasi dan lebih rajin dalam hal belajar
dan bekerja dari pada laki-laki. Hal ini membuat prestasi akademik perempuan lebih
baik dibandingkan laki-laki. Didapatkan hasil tingkat konsentrasi perempuan lebih
baik dibandingkan laki-laki. Tingkat konsentrasi yang lebih baik akan membuat
informasi yang didapatkan oleh seseorang lebih mudah diingat dan dipahami oleh
seseorang. Hal ini yang menyebabkan tingkat pengetahuan pada perempuan lebih
baik dari laki-laki manakala sikap responden yang baik, ini dikarenakan memiliki
tingkat pengetahuan yang baik sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi sikapnya.
Perempuan lebih banyak memiliki sikap yang baik bila dibandingkan dengan laki-laki.
mungkin disebabkan karena perempuan lebih lembut dalam bersikap, lebih pintar
membaca emosi dan lebih peka terhadap situasi dan perasaan orang lain. Perempuan
juga lebih cenderung mentaati aturan normatif yang berlaku di masyarakat
dibandingkan laki-laki di samping cenderung mencari rasa aman sehingga ia akan
5.2.2 Pengetahuan dan sikap berdasarkan riwayat mengikuti seminar
Berdasarkan dari analisa data penelitian yang dijalankan, bagi yang pernah
mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS sebanyak 24,0% memiliki pengetahuan baik
dan 3,1 % pengetahuan cukup. Mereka juga memiliki 12,5% sikap baik dan 14,6%
sikap cukup. Manakala bagi yang tidak pernah mengikuti seminar mengenai
HIV/AIDS sebanyak 55,2% memiliki pengetahuan baik, 13,5% pengetahuan cukup
dan 4,2% pengetahuan kurang. Sementara sebanyak 59,4% memiliki sikap baik, 12,5%
sikap cukup dan 1% sikap tidak baik.
Tabel menunjukkan bahwa walaupun jumlah pengetahuan dan sikap baik bagi
yang tidak pernah mengikuti seminar adalah lebih banyak berbanding bagi yang
pernah mengikuti seminar, namun terdapat beberapa permasalahan yang dapat kita
lihat pada kelompok yang tidak pernah mengikuti seminar. Terdapat 4,2% yang
memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 1% memiliki sikap tidak baik berbanding
tidak ada (0%) bagi yang pernah mengikuti seminar. Ini menunjukkan bahwa
pengetahuan dan sikap bagi yang pernah mengikuti seminar adalah lebih baik
berbanding mereka yang tidak pernah.
Hal ini turut ditemukan dalam American Association of Occupational Health
Nurses Journal bahwa setelah diadakan seminar lima jam tentang HIV / AIDS di
kalangan perawat rumah sakit menunjukkan perubahan signifikan dalam pengetahuan
AIDS, pengendalian infeksi, dan sikap terhadap merawat pasien dengan HIV / AIDS
bagi mereka yang menghadiri seminar penelitian (Turner et al.,1988). Selain itu
dalam Journal of Infection Disease menyatakan bahwa skor pengetahuan meningkat
sekitar 61,4% di antara perawat manakala sikap terhadap merawat pasien HIV / AIDS
secara signifikan meningkat setelah seminar dilakukan (Ghorbany et al.,2005).
Sementara dalam penelitian yang lain menunjukkan peningkatan yang signifikan
dalam pengetahuan dan tingkat kepercayaan HIV / AIDS, dengan pengurangan rasa
takut dan sikap negatif yang terkait dengan pasien yang memiliki peduli AIDS bagi
Peneliti berpendapat dengan mengikuti seminar HIV/AIDS, dapat
meningkatkan pengetahuan serta memperbaiki sikap seseorang tentang HIV/AIDS.
Namun begitu tidak ramai yang mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS disebabkan
beberapa faktor. Pertama ramai yang menganggap sepele keberkesanan seminar
dalam menyampaikan informasi di samping meningkatkan pengetahuan. Mereka
mungkin beranggapan pengetahuan sudah cukup baik kerna sudah mendapatkan
materi dari kuliah walhal sebagai calon dokter itu harus selalu mengupdate ilmunya
kerna tidak selamanya ilmu yang didapatkan dari kuliah dulu itu sama dengan situasi
terbaru. Kemudian disebabkan faktor waktu. Jadwal yang padat bagi mahasiswa FK
USU membuatkan mereka tertinggal dan tidak sempat untuk mengikuti program
ilmiah seperti seminar. Malah kebanyakkan seminar diadakan pada waktu libur
umum (minggu). Bagi kebanyakkan mahasiswa merasakan hari minggu adalah hari
untuk beristirehat di samping beraktivitas social (social life) setelah lelah
mengharungi kuliah pagi dan petang 6 hari seminggu.
5.2.3 Pengetahuan dan sikap berdasarkan sumber informasi yang didapatkan
Berdasarkan dari analisa data penelitian yang dijalankan, yang mendapatkan
informasi mengenai HIV/AIDS dari kuliah, buku teks dan seminar memiliki 40,6%
pengetahuan baik, 8,3% pengetahuan cukup dan 1% pengetahuan kurang. Sementara
33,3% memiliki sikap baik, 15,6% cukup dan 1% sikap tidak baik. Manakala yang
mendapatkan informasi daripada media massa seperti internet, televisyen, koran,
majalah dan sebagainya, 17,7% memiliki pengetahuan baik, 3,1% masing-masing
untuk pengetahuan cukup dan tidak baik. Sementara 17,7% memiliki sikap baik dan
6,3% sikap cukup. Sedangkan yang mendapatkan informasi dari kedua-dua jenis
sumber, 20,8% memiliki pengetahuan dan sikap baik serta 5,2% pengetahuan dan
Hasil menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan informasi dari
kuliah, buku dan seminar memiliki pengetahuan dan sikap baik yang paling banyak.
Responden yang mendapatkan informasi daripada media massa pula memiliki
pengetahuan kurang lebih banyak dibandingkan dengan yang mendapatkan daripada
perkuliahan dan buku teks. Sementara responden yang mendapatkan informasi dari
kedua-dua jenis sumber tidak ada yang memiliki pengetahuan dan sikap yang kurang
atau tidak baik. Peneliti berpendapat hal ini dikarenakan kerna materi tentang
HIV/AIDS yang didapatkan dari media massa seperti internet, televisyen, koran dan
majalah, terkadang informasi-informasi yang diperoleh tersebut bisa dari sumber
yang kurang terpercaya sehingga responden mendapatkan informasi yang salah
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Hasil dari penelitian tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU yang
sedang menjalankan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik.dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata mahasiswa memiliki pengetahuan yang memuaskan dengan 79,2%
memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup.
Hanya 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu diluar
pengetahuan memuaskan.
2. Rata-rata mahasiswa memiliki sikap yang positif dengan 71,9% memiliki
sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup. Hanya 1,0% memiliki sikap tidak
baik yaitu sikap negatif.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dijalankan, maka dapat diungkapkan
beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam
penelitian ini, yaitu :
1. Bagi responden yaitu mahasiswa diharapkan agar selalu dan sentiasa
meningkatkan dan mengupdate ilmu pengetahuan mengenai HIV/AIDS.
Sebagai calon dokter, ilmu yang sedia ada harus sentiasa ditingkatkan,
diperbaiki dan diperbaharui supaya tetap sentiasa terupdate dengan ilmu baru
kedokteran yang sentiasa berubah-rubah mengikut peredaran masa.
2. Bagi petugas kesehatan khususnya staff pengajar di FK USU dapatlah
merancang dan mengadakan program-program ilmiah mengenai HIV/AIDS
yang berterusan. Ini adalah betujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
baik terhadap HIV/AIDS. Ini juga adalah penting bagi memastikan
pengetahuan dan sikap mahasiwa mengenai HIV/AIDS supaya 100% baik.
3. Institusi pendidikan diharapkan dapat menyiapkan dan memfasilitasi staff
pengajar FK USU dalam penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kepentingannya
yang dapat berupa brosur-brosur yang ringkas, padat dan mudah dibaca dan
dipahami mahasiswa. Di samping itu dapat dilakukan dengan lebih
komprehensif penyuluhan mengenai HIV/AIDS. Walaupun sudah
mendapatkan informasi dari perkuliahan dan buku teks, ternyata belum
benar-benar menjamin keberkesanan ilmu disampaikan. Jesteru program ilmiah
mengenai HIV/AIDS seperti roadshow, seminar dan workshop harus lebih
sering diadakan dalam menggalakkan mahasiswa untuk turut serta agar
sentiasa dapat mengetahui perkembangan terbaru mengenai penyakit
HIV/AIDS.
4. Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar dan
DAFTAR PUSTAKA
Benjamini, E., Leskowitz, S., 1991. Immunolgy A Short Course Second Edition. USA
: John Whiley & Sons, Inc., Publication.
Bruce, K.E., Walker, L.J., 2001. College Students’ Attitude about AIDS : AIDS
Education and Prevention, 13(5), 428-437.
CDC, 2013. What is HIV/AIDS. Available from : http://www.cdc.gov/hiv/basics/
whatishiv.html [Accessed 2 May 2013].
Ching, L., Arunsalam, J, 2009. Longman Marticulation Study Guide Semester 1
Biology. Selangor : Pearson Malaysia Sdn. Bhd.
Corwin , E.J, 2007. Handbook of Patophysiology, 3rd Edition. USA : Williams & Wilkins.
Desilianty Sari, 2011. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai
HIV/AIDS pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas
Tanjungpura. Diunduh dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/
download /1759/1700 [9 Disember 2013].
Ghorbani, G.H., Alishiri, G.H., Joneydi, N., Esfahani, A., Hosseini, M., 2005. Effect
of Education on Nurses Knowledge and Attitude Regarding AIDS, After 20 Year
of Epidemic in Iran. Dalam Journal of infection disease 11 (35) : 85-89
Harnett, S.M., 1987. A Hospital-Wide AIDS Education Program. Dalam The Journal
Komunitas AIDS Indonesia, 2010. Informasi Dasar HIV/AIDS. Available from :
http://aids-ina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&id_cat=1&categories
=HIV-AIDS [Accessed 24 April 2013].
Kemenkes RI, Ditijen P.P. & P.L., 2013. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia.: 1
Levinson, W., 2006. Review of Medical Microbiology dan Immunology, Ninth
Edition. USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill.
Mayo Clinic Staff, 2012. Diseases and Conditions HIV/AIDS. Available from : http://
www.mayoclinic.com/health/hiv-aids/DS00005 [Accessed 13 April 2013].
Notoatmodjo, P. D. S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, P. D. S., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Edisi Revisi 2011.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ouzouni, C., Nakakis, K., 2012. HIV / AIDS Knowledge, Attitudes and Behaviours of
Student Nurses. Dalam Health Science Journal 6 (1) : 10.
Ridhwan, E., S., 2013. Proposal Kualitatif HIV dan AIDS. Available from
:
http://ekasridwan.blogspot.com/2013/03/proposal-kualitatif-hiv-dan-aids.html [Accessed 3 April 2013]
Riskedas, 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 : 8-9.
The Biology Project, 2000,. Immunology and HIV. Available from : http:// www.
biology.arizona.edu/immunology/tutorials/aids/hivimmune.html [Accessed 29
April 2013]
Timilshina N., 2013. Knowledge and Attitude of Basic Health Workers (BHWs)
Turner, J.G., Gauthier, D.K., Ellison.K.J , Greiner, D.S., 1988. Nursing and AIDS :
Knowledge and Attitudes. Dalam American Association of Occupational
Health Nurses Journal 36 : 274-278.
UNAIDS, 2013. Global Report : UNAIDS Report On THE Global AIDS Epidemic
2013 : 3-11
WHO, 2013. Fact Sheets on HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/
mediacentre/factsheets/fs360/en/index.html [Accessed 14 April 2013].
WHO, 2013. HIV/AIDS QV& A. Available from : http://www.who.int/ features/qa/71/
en/index.html [Accessed 14 April 2013].
Wood, P., 2006. Understanding Immunology Second Edition. Edinburgh, England:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Abdul Rahim B Abdul Rauf
Tempat / tanggal lahir : Kedah, Malaysia / 4 Agustus 1991
Agama : Islam
Alamat : Jalan D.I Panjaitan, No. 28 Kel. Merdeka, 20154, Medan.
Nomor Telepon : 083194072677
Email : arahimrauf@gmail.com
Riwayat Pendidikan : Sekolah Kebangsaan Sri Jelok(1998-2001)
Sekolah Kebangsaan Taman Jasmin (2001-2003)
Sekolah Menengah Kebangsaan Taman Jasmin 2 (2004-2008)
Kolej Matrikulasi Negeri Sembilan (2009-2010)
Fakultas Kedokteran USU (2010-sekarang)
Kegiatan : Divisi Mahasiswa Asing PEMA (2011-2012)
Timbalan Pengerusi Perwakilan Mahasiswa Malaysia USU (2012-2013)
Pengerusi Perwakilan Mahasiswa Malaysia USU (2013)
Dosen Pembimbing : dr. Richard Hutapea, Sp KK (K)
Judul Penelitian : Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS
Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.
Medan, 17 September 2013
( ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF)
Nim : 100100283
LAMPIRAN 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Kepada Yth,
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Abdul Rahim b Abdul Rauf
NIM : 100100283
Alamat : Jalan D.I. Panjaitan No 28, Kelurahan Merdeka, Kec. Medan Baru, 20154 Medan
Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian berjudul “Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS”.
Informasi yang akan diambil untuk penelitian ini akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Penelitian ini tidak akan mendatangkan akibat yang merugikan bagi saudara / saudari sebagai responden.
Jika Saudara/Saudari bersedia mengikuti penelitian ini maka akan diberikan kuesioner yang akan diisi. Kami sangat mengharapkan keikutsertaan Saudara/Saudari dalam penelitian ini, karena selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga bermanfaat untuk orang lain. Selama penelitian ini, Saudara/Saudari tidak dibebankan biaya apapun. Semua data/keterangan dari Saudara/Saudari bersifat rahasia,tidak diketahui orang lain. Apabila keberatan, Saudara/Saudari bebas untuk menolak mengikuti penelitian ini, tanpa khawatir akan mengurangi pelayanan yang kami berikan.
Jika sudah mengerti dan bersedia mengikuti penelitian ini maka
Bapak/Ibu/saudara/idapat mengisi lembar persetujuan
Medan, ... 2013
Peneliti,
………..