• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV / AIDS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV / AIDS"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MENGENAI HIV / AIDS

Oleh :

ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGETAHUAN DAN SIKAP

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MENGENAI HIV / AIDS

Oleh :

ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PENGETAHUAN DAN SIKAP

MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MENGENAI HIV / AIDS

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh :

ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS

Nama : Abdul Rahim b Abdul Rauf

NIM : 100100283

Pembimbing / Penguji III Penguji I

( dr. Richard Hutapea, Sp.KK (K)) ( Sri Lestari, S.P., M.Kes) NIP. 19621030 198910 1 001 NIP. 19710426 200501 2 002

Penguji II

( dr Ramlan Nasution, Sp.U ) NIP. 19741006 200912 1 001

Medan, Januari 2014

Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

( Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH )

(5)

ABSTRAK

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian

Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Data dikumpul dengan teknik wawancara dengan menggunakan alat ukur kuesioner.

Hasil penelitian menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik adalah sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 71,9% memiliki sikap baik,

Sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup dan 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik sementara sebanyak 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.

Bagi petugas kesehatan khususnya staff pengajar di FK USU dapatlah merancang dan mengadakan program-program ilmiah mengenai HIV/AIDS yang berterusan bagi meningkatkan dan memastikan pengetahuan dan sikap mahasiwa mengenai HIV/AIDS supaya 100% baik.

(6)

ABSTRACT

Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) is caused by the human immunodeficiency virus ( HIV ) that causes weakening a person's immune system , making it more susceptible to various diseases , poor healing of various diseases and opportunistic infections and can cause death.

This study aims to assess the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik about HIV / AIDS .

This research was carried out by using descriptive research method . The samples were selected using accidental sampling technique . Data collected by interview using a questionnaire measuring devices .

Results of studies assessing the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik are 79.2 % had a good knowledge and 71.9 % has a good attitude ,

A total of 79.2 % had good knowledge , 16.7 % of people have enough knowledge and 4.2 % of people have less knowledge. Meanwhile 71.9 % had a good attitude , 27.1 % have enough attitude and 1.0 % have attitude is not good .

For health care workers , especially in FK USU teaching staff it can be to design and conduct scientific programs on HIV / AIDS and ensure the quest for improving student knowledge and attitudes about HIV / AIDS so that 100 % either .

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadrat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana

kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV / AIDS ”. Dalam penyelesaian Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada:

 Bapak Prof dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

 Dr. Richard Hutapea, Sp. KK ( K ), selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan tunjuk ajar dan masukan kepada penulis, sehingga karya

tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

 Ibu Sri Lestari, SP, M. Kes dan dr. Ramlan Nasution, Sp U selaku Dosen Penguji yang banyak memberi kritikan, masukan dan saran untuk

memperbaiki penelitian yang telah dilakukan.

 Kedua orang tua tercinta, Abdul Rauf b Ahmad dan Sabidah bt Razali yang membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil hingga saat ini. Tidak

dilupakan juga seluruh keluarga yang telah banyak memberikan semangat dan

motivasi selama penulisan karya tulis ilmiah ini.

 Sahabat-sahabat penulis di Fakultas Kedokteran USU terutama Elisa Anggraeni Siahaan , teman sekuliah, teman setutorial dan teman-teman

(8)

 Dosen-dosen Community Research Program ( CRP ) yang telah banyak mengajar dan membimbing mengenai cara penulisan karya tulis ilmiah.

 Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahawa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk

itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Medan , Desember 2013

Abdul Rahim b Abdul Rauf,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR ISTILAH…… ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ………...3

1.3.2 Tujuan Khusus ……….3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 HIV/AIDS ... 2.1.1 Pengertian ... 5

2.1.2 Struktur ... 5

2.1.3 Patogenesis ... 6

(10)

2.1.5 Gejala Klinis ... 8

2.1.6 Diagnosis ... 10

2.1.7 Penatalaksanaan ... 11

2.1.8 Pencegahan ………...…..12

2.2 Pengetahuan ... 28

2.2.1 Definisi ... 13

2.2.2 Pengukuran Pengetahuan ... 13

2.2.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ... 13

2.2.4 Rumus penilaian tingkat pengetahuan ... 14

2.3 Sikap ... 15

2.2.1.Definisi………...15

2.3.1 Komponen sikap………..15

2.3.2 Tingkatan sikap……….. .15

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16

3.1 3.1 Kerangka Konsep ... 16

3.2 Definisi Operational ... 16

3.2.1 Pengetahuan ………....16

3.2.2 Sikap ………17

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1 Jenis Penelitian ... 18

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

(11)

4.3.1 Teknik pengiraan sampel ………...……… 18

4.3.2 Teknik pengambilan sampel ………...………19

4.4 Pengumpulan Data ... …20

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... …21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 22

5.1 Hasil Penelitian ... ....22

5.1.1 Deskriptif Lokasi Penelitian ... ....22

5.1.2 Deskriptif Karakteristik Responden ... ....22

5.2 Pembahasan ... ....30

5.2.1 Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan Jenis Kelamin ... ....30

5.2.2 Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan Riwayat Mengikuti Seminar………..…....…..32

5.2.3 Pengetahuan dan Sikap Berdasarkan Sumber Informasi yang Didapatkan………....…....…….. 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...35

6.1 Kesimpulan ... ....35

6.2 Saran ... ....35

(12)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 20

5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden 22

5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap responden 23

5.3 Distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan 24

5.4 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan karakteristik

responden

26

(13)

DAFTAR SINGKATAN

AIDS Acquired Immunodeficiency Disease Syndrome

CDC Centers for Disease Control and Prevention

DEPKES RI Departemen Kesehehatan Republik Indonesia

FK Fakultas Kedokteran

HIV Human Immunodeficiency Virus

RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar

RSUP HAM Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

SPSS Statistical Package for the Social Science

UNAIDS Joint United Nations Programme on HIV/AIDS

USU Universitas Sumatera Utara

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Lembar Penjelasan

3. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

4. Kuesioner

5. Hasil Validitas dan Realibilitas

6. Data induk

7. Hasil SPSS

8. Surat Izin Penelitian

(15)

ABSTRAK

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian

Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Data dikumpul dengan teknik wawancara dengan menggunakan alat ukur kuesioner.

Hasil penelitian menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik adalah sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 71,9% memiliki sikap baik,

Sebanyak 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup dan 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik sementara sebanyak 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.

Bagi petugas kesehatan khususnya staff pengajar di FK USU dapatlah merancang dan mengadakan program-program ilmiah mengenai HIV/AIDS yang berterusan bagi meningkatkan dan memastikan pengetahuan dan sikap mahasiwa mengenai HIV/AIDS supaya 100% baik.

(16)

ABSTRACT

Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) is caused by the human immunodeficiency virus ( HIV ) that causes weakening a person's immune system , making it more susceptible to various diseases , poor healing of various diseases and opportunistic infections and can cause death.

This study aims to assess the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik about HIV / AIDS .

This research was carried out by using descriptive research method . The samples were selected using accidental sampling technique . Data collected by interview using a questionnaire measuring devices .

Results of studies assessing the knowledge and attitudes of medical students Universitas Sumatera Utara Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik which is running a clinical Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik are 79.2 % had a good knowledge and 71.9 % has a good attitude ,

A total of 79.2 % had good knowledge , 16.7 % of people have enough knowledge and 4.2 % of people have less knowledge. Meanwhile 71.9 % had a good attitude , 27.1 % have enough attitude and 1.0 % have attitude is not good .

For health care workers , especially in FK USU teaching staff it can be to design and conduct scientific programs on HIV / AIDS and ensure the quest for improving student knowledge and attitudes about HIV / AIDS so that 100 % either .

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh human

immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan

tubuh seseorang, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sulit sembuh

dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyebabkan kematian

(Riskesdas, 2010).

Secara global, diperkirakan 35,3 (32,2-38,8) juta orang hidup dengan HIV

pada tahun 2012 dengan setiap tahun sebanyak 2,3 (1,9-2,7) juta infeksi HIV baru

dilaporkan. Selain itu diperkirakan prevalensi dikalangan dewasa adalah sebanyak 0,8

% di serata dunia di mana prevalensi pada dewasa muda (usia 15-24 tahun) pada

laki-laki adalah 0,3 % dan pada wanita adalah 0,5 %. Manakala angka kematian dewasa

dan anak-anak yang disebabkan oleh penyakit AIDS adalah sebanyak 1,6 (1,4-1,9)

juta (UNAIDS, 2013)

Di Indonesia, statistik kasus HIV/AIDS menunjukkan bahwa jumlah kasus

yang dilaporkan 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2013 untuk HIV adalah sebanyak

10,210 dan AIDS adalah sebanyak 780. Secara kumulatif, dari 1 April 1987 sampai

dengan 30 Jun 2013 jumlah kasus HIV adalah sebanyak 108,600 manakala jumlah

kasus AIDS adalah 43,667 dengan angka kematian direkodkan adalah 8,340 orang.

Sementara itu, di Sumatera Utara sebanyak 7,078 kasus HIV dilaporkan dan 515 pula

adalah kasus HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2013).

Di samping itu masih banyak halangan yang di hadapi dalam pelaksanakan

(18)

masyarakat tentang HIV/AIDS, termasuk penularan dan pencegahannya.

Indikator Millenium Development Goals (MDGs) menunjukkan bahwa diketahui

sebanyak 57,5 % penduduk berusia 15 tahun ke atas pernah mendengar HIV/AIDS.

Tingginya persentase tersebut tidaklah menjamin seseorang mengetahui secara

menyeluruh tentang cara penularan HIV/AIDS. Secara nasional 11,4 persen

penduduk mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. selain itu,

sikap diskriminatif terhadap anggota keluarga yang terinfeksi HIV masih cukup tinggi yaitu yang bersikap “merahasiakan’ apabila ada anggota keluarga terinfeksi HIV sebesar 21,7 persen, sedangkan penduduk yang bersikap “mengucilkan’ sebesar 7,1 persen. (Riskesdes, 2010).

Stigma terhadap penderita menyebabkan pencegahan dan penanganan

penyakit akibat HIV di Indonesia sulit dilakukan..Secara tidak langsung, masyarakat

telah menghakimi pengidap HIV sehingga mereka terbuang dari komunitasnya.

Stigma dan diskriminasi terkait HIV bertahan sebagai hambatan utama untuk HIV

yang efektif respon di semua bagian dunia, dengan survei nasional menemukan

bahwa diskriminatif pengobatan orang yang hidup dengan HIV tetap umum di

beberapa aspek kehidupan, termasuk akses ke pelayanan kesehatan (UNAIDS, 2013)

Penyebaran penyakit ini yang sangat cepat tidak terlepas dari pengetahuan dan

sikap dari semua masyarakat termasuk mahasiswa kedokteran sebagai bakal petugas

kesehatan.. Di samping itu mahasiswa kedokteran diharapkan memiliki pengetahuan

yang komprehensif terhadap penyakit HIV-AIDS dan memiliki sikap yang baik

terhadap penderita HIV-AIDS. Tujuan penelitian ini adalah medeskriptifkan

pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran Sumatera Utara (USU)

terhadap HIV-AIDS. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran

USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik,dan diharapkan selalu menjaga integritas profesinya dan kompetensinya.

(19)

hal-hal masalah kesehatan terutama HIV/AIDS sehingga memiliki sikap yang baik

terhadap penyakit HIV/AIDS.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah ”Bagimana gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengetahuan dan sikap mahasiswa

kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalankan kepanitraan klinis

di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik mengenai penyakit HIV/AIDS.

1.3.2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan umum penelitian, dapatlah dirinci tujuan khusus yang

ingin dicapai adalah:

 Mengetahui sikap dan pengetahuan mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik

mengenai penyakit HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin.

 Mengetahui sikap dan pengetahuan mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik

mengenai penyakit HIV/AIDS berdasarkan riwayat mengikuti seminar.

 Mengetahui sikap dan pengetahuan mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik

mengenai penyakit HIV/AIDS berdasarkan sumber informasi yang

(20)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

 Sebagai informasi kepada mahasiswa/mahasiswi dalam meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS agar terhindar dari penyakit tersebut

 Bagi peneliti, hasil KTI ini adalah untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam bidang kesehatan.

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIV/AIDS

2.1.1 Pengertian

Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan penyakit yang menyerang

dan melemahkan sistem imun manusia dan dapat menyebabkan penyakit AIDS iaitu

Acquired Immunodeficiency Syndrome ( Levinson, 2006 ).

HIV mentargetkan sistem imun (kekebalan) tubuh dan melemahkan system

pertahanan tubuh dalam melawan infeksi dan beberapa jenis kanker. Lama-kelamaan

virus tersebut menghancur dan merusakkan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, sehingga

orang yang terinfeksi secara bertahap menjadi imunodefisiensi. Fungsi kekebalan

tubuh biasanya diukur dengan jumlah CD4. Hasil immunodeficiency menunjukkan

peningkatan kerentanan terhadap berbagai infeksi dan penyakit yang orang dengan

sistem kekebalan yang sehat dapat melawan. Tahap yang terakhir dari infeksi HIV

adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang dapat mengambil masa

selama 2-15 tahun untuk berkembang tergantung pada individu. AIDS didefinisikan

oleh perkembangan kanker tertentu, infeksi, atau manifestasi klinis yang berat lainnya

(WHO,2013).

2.1.2 Struktur HIV

HIV mempunyai 2 jenis (type) iaitu HIV-1 dan HIV-2, Diantara kedua grup

tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia

adalah grup HIV-1. HIV mempunyai kemampuan bermutasi yang sangat tinggi,

sehinggakan masing2 subtype mempunyai kemampuan bermutasi yang sangat cepat

sehingga kedua-dua tipe HIV mempunyai subtipe (variants) yang berbagai (Levinson,

(22)

HIV merupakan retrovirus dan mempunyai RNA sebagai genetic material.

Genome HIV ini mempunyai 2 molekul yang mengandung single stranded RNA,

masing2 terikat oleh molekul reverse transcriptase (enzim). Di dalam genom ini juga

terdapat enzim protease P10 dan integrase p32 yang mana diperlukan untuk sintesis

DNA dan RNA virus. Genom dikelilingi oleh nucleocapsid yang terdiri daripada

lapisan dalaman protein yang dipanggil p24 dan lapisan luar protein yang dikenali

sebagai P17. Bahagian luar virus terdiri daripada envelope lipid yang berasal dari

membran sel host yang mengandungi dua protein virus gp 120 dan gp41, yang

dikenali sebagai viral envelope protein (Wood, 2006)

2.1.3 Pathogenesis

HIV menginfeksi sistem imun manusia terutama pada sel limfosit CD4+. Sel

limfosit CD4 berperan sebagai pengatur utama respon imun. Awal setelah infeksi

HIV, respon antibodi belum terganggu, sehingga timbul antibodi terhadap envelope

dan protein core virus HIV. Terdapat 2 fase dalam infeksi virus ini, the binding to the

host cell and fusion with cell membrane yang membolehkan virus ini untuk masuk ke

dalam sel. Pada permulaan fase pengikatan HIV pada sel host melibatkan protein

gp120 pada permukaan partikel HIV yang mengikat CD4 pada permukaan sel host.

Kemudian komponen envelope protein gp41 akan mengikat pada protein kedua pada

permukaan sel (Wood, 2006)

HIV menginfeksi sel dengan molekul CD4 pada permukaan membrane nya.

Sel yang mengandung molekul CD4 termasuklah helper T-cells ( TH ), makrofag dan

limfosit B. Di dalam sel, RNA akan di reverse transcribed untuk membentuk DNA

yang nantinya akan diintegrasikan ke dalam DNA si host itu. Virus ini akan tetap

sebagai provirus (dormant), oleh kerana itu ianya tidak boleh dimusnahkan oleh

antibody yang bersirkulasi. Setelah kemudiannya apabila sel yang telah terinfeksi tadi

membelah, maka ia juga akan membuat copy si DNA virus ini. Setelah beberapa

(23)

baru bersama dengan protein virus akan diproduksi menggunakan host’s protein

-synthesising machinery. Partikel-partikel baru dari virus ini akan terbentuk lalu

dilepaskan daripada sel host melalui exositosis mengakibatkan matinya sel host.

Kematian sel T akan mengakibatkan penurunan sel-sel imun yang lain, yang akan

merusakkan sistem imun (Pearson, 2009)

Siklus hidup HIV (Wood, 2006) :

 HIV akan melekat pada reseptor pada permukaan sel host dan virus mengikat pada sel CD4+ melalui pengikatan gp120 terhadap CD4 dan interaksi antara

virus-chemokine co-reseptor ( envelope protein HIV masuk ke dalam

membrane host ).

 Nucleocapdsid masuk ke dalam sel,dimana dibentangkan lalu melepaskan RNA virus yang kemudiannya akan di reverse-transcribed (single stranded

DNA atau ssDNA) kepada DNA double-stranded.

 Virus DNA (dsDNA) ini akan mengintergrasi ke dalam genom host, dimana ia akan inaktif (dormant) sebagai provirus.

 Pada saat sel teraktivasi, DNA virus akan melakukan transkripsi RNA virus.

 Protein virus akan ditranslasi daripada RNA.

 Protein virus dan single-stranded RNA virus akang bergabung membentuk partikel baru.

 Virus kemudiannya akan lepas dari sel, pergi ke sel membrane yang lain dan partikel virus yang complete ini akan menginfeksi sel yang lain pula.

2.1.4 Transmisi ( penularan )

HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang

yang terinfeksi, seperti darah ASI, air mani dan cairan vagina. Individu tidak dapat

terinfeksi melalui kontak biasa hari-hari seperti mencium, memeluk, berjabat tangan,

(24)

menempatkan individu pada risiko yang lebih besar tertular HIV meliputi (WHO,

2013):

 melakukan anal seks tanpa kondom atau vagina

 memiliki infeksi menular seksual seperti sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakteri

 penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi jarum suntik dan peralatan suntik dan obat solusi lain ketika menyuntik narkoba

 menerima suntikan tidak aman, transfusi darah, prosedur medis tidak steril yang melibatkan pemotongan atau piercing

 mengalami cedera jarum suntik tidak disengaja, termasuk di antara petugas kesehatan.

2.1.5 Gejala Klinis

Gejala klinis dan diagnosis HIV/AIDS dapat dibagi kepada (CDC, 2013):

 Infeksi akut HIV

Infeksi akut atau disebut juga sebagai infeksi primer HIV (serokonversi akut)

merupakan waktu dari paparan virus sampai timbulnya gejala, yaitu diantara 2

-4 minggu. Infeksi akut biasanya asimtomatis, tapi menunjukkan beberapa

keluhan seperti demam influenza. Diagnosa jarang ditegakkan dalam fasa ini.

Hal ini karena tes serologi standar untuk antibodi tehadap HIV masih

memberikan hasil negatif ( window period). Kategori Klinis A : CD4+ > 500

sel/ml. Meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimptomatik), Limfadenopati

generalisata yang menetap, infeksi HIV akut primer dengan penyakit penyerta

atau adanya riwayat infeksi HIV akut.

 Infeksi seropositif HIV simtomatis

Pada dewasa, periode laten HIV adalah bervariasi dan lama untuk timbulnya

penyakit yang berhubung dengan HIV/AIDS. Ini biasa terjadi selama

(25)

pemeriksaan pada saat ini menunjukkan seropositif antibody p24 dan gp41.

Pasien dalam fasa ini berpotensi tinggu menularkan infeksi HIV pada orang

lain. Kategori Klinis B : CD4+ 200-499 sel/ml . Terdiri atas kondisi dengan

gejala (simptomatik) pada remaja atau orang dewasa yang terinfeksi HIV

yang tidak termasuk dalam kategori C dan memenuhi paling sedikit satu dari

kriteria berikut yaitu keadaan yang dihubungkan dengan infeksi HIV atau

adanya kerusakan kekebalan dengan perantara sel (cell mediated immunity),

atau kondisi yang dianggap oleh dokter telah memerlukan penanganan klinis

atau membutuhkan penatalaksanaan akibat komplikasi infeksi HIV. Termasuk

kedalam kategori ini yaitu Angiomatosis basilari, Kandidiasis orofaringeal,

Kandidiasis vulvovaginal, Dysplasia leher rahim, Herpes zoster, Neuropati

perifer, penyakit radang panggul.

Persistent Generalized Lymphoadenopathy /PGL

Pada fasa ini, ditemukan pembesaran nodus limfe yang meliputi sedikitnya

dua tempat selain inguinal, dan tidak ada penyakit lain atau pengobatan yang

menyebabkan pembesaran nodus limfe minimal selama 3 bulan. Pasien mulai

mengalami beberapa keluhan seperti penurunan berat badan dan kronis diare, dikenali sebagai “slim disease”. Kategori Klinis C : CD4+ < 200 sel/ml.

Meliputi gejala yang ditemukan pada pasien AIDS dan pada tahap ini orang

yang terinfeksi HIV menunjukkan perkembangan infeksi dan keganasan yang

mengancam kehidupannya, meliputi : Sarkoma Kaposi, Kandidiasis

bronki/trakea/paru, Kandidiasis esophagus, Kanker leher rahim invasif,

Coccidiodomycosis, Herpes simpleks, Cryptosporidiosis, Retinitis virus

sitomegalo, Ensefalopati yang berhubungan dengan HIV, Bronkitis/Esofagitis

atau Pneumonia, Limfoma Burkitt, Limfoma imunoblastik dan Limfoma

(26)

Selain itu bisa dilihat dari 2 gejala yaitu (Komunitas AIDS Indonesia, 2010) :

 Gejala Mayor:

 Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan

 Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan

 Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan

 Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis

 Demensia/ HIV ensefalopati’

 Gejala MInor:

 Batuk menetap lebih dari 1 bulan

 Dermatitis generalisata

 Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang

 Kandidias orofaringeal

 Herpes simpleks kronis progresif

 Limfadenopati generalisata

 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

 Retinitis virus sitomegalo

2.1.6 Diagnosis

Diagnosis laboratorium dilakukan dengan menggunakan metode:

 ELISA

tes ini mempunyai sensitifitas yang tinggi, yaitu 98%- 100%. Prinsip kerjanya

adalah dengan melihat respon zat anti bodi spesifik. Akan tetapi, hasil yang

positif hanya bisa dikonformasi 2-3 bulan sesudah infeksi. Untuk

mengidentifikasi antibody terhadap HIV, tes ELISA sangat sensitip, tapi tidak

selalu spesifik, karena penyakit lain bisa juga menunjukkan hasil positif.

Beberapa penyakit bisa menyebabkan false positip, antara lain adalalah

(27)

bisa menyebabkan false positip. Tes yang lain biasanya digunakan untuk

mengonfirmasi hasil ELISA.

Western Blot (WB)

Western Blot memiliki spesifisitas (kemampuan test untuk menemukan orang

yang tidak mengidap HIV) antara 99,6% - 100%. Namun pemeriksaannya

cukup sulit, mahal dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.30 Tes Western

Blot mungkin juga tidak bisa menyimpulkan seseorang menderita HIV atau

tidak. Oleh karena itu, tes harus diulangi setelah dua minggu dengan sampel

yang sama. Jika test Western Blot tetap tidak bisa disimpulkan, maka test

Western Blot harus diulangi lagi setelah 6 bulan.

 PCR (Polymerase Chain Reaction)

kaedah ini menggunakan isolasi virus dari sampel dan dideteksi dengan

menggunakan mikroskp elektron dan deteksi antigen virus. untuk DNA dan

RNA virus HIV sangat sensitive dan spesifik untuk infeksi HIV. Tes ini

sering di gunakan bila hasil tes yang lain tidak jelas.

2.1.7 Penatalaksanaan

HIV dapat ditekan dengan kombinasi terapi antiretroviral (ART) yang terdiri

dari tiga atau lebih antiretroviral (ARV). ART tidak menyembuhkan infeksi HIV

tetapi mengontrol replikasi virus dalam tubuh seseorang dan memungkinkan sistem

kekebalan tubuh individu untuk memperkuat dan mendapatkan kembali kemampuan

untuk melawan infeksi. Dengan ART, orang yang hidup dengan HIV dapat hidup

sehat dan produktif. Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan dan pencegahan

infeksi HIV. Mereka melawan HIV dengan menghentikan atau mengganggu

reproduksi virus di dalam tubuh, mengurangi jumlah virus dalam tubuh (WHO,

(28)

2.1.8 Pencegahan

Untuk mencegah terpajan HIV, seseorang harus (Corwin, 2009) :

 Melakukan abstinensi seks atau berhubungan kelamin monogamy bersama dengan pasangan yang tidak terinfeksi.

 Diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya virus paling sedikit 6bulan setelah berhubungan kelamin terakhir yang tidak terlindung, karena pembentukan

antibody mungkin memerlukan waktu paling sedikit 6bulan setelah pajanan

ke virus untuk membentuk antibodi. Seks oral juga dapat menularkan virus.

 Menggunakan kondom lateks apabila terjadi hubungan kelamin dengan orang yg status HIVnya tidak diketahui.

 Tidak melakukan tukar menukar jarum dengan siapapun untuk alas an apa pun.

 Mencegah infeksi ke janin atau bayi baru lahir. Seorang wanita harus mengetahui HIVnya dan pasangannya sebelum hamil. Apabila wanita hamil

positif HIV, obat-obat atau antibody antiHIV dapat diberikan selama

kehamilan dan kepada bayinya setelah lahir. Terapi in utero (didalam rahim)

juga efektif dalam mencegah penularan virus ke bayi atau bayi baru lahir. Ibu

yang terinfeksi jangan menyusui bayinya. Pompa payudara juga jangan

ditukarpakaikan.

 Pengobatan profilaktik pascapajanan dengan menghambat reverse transcriptase setelah pajanan ke jarum suntik yang tidak disengaja atau

berhubungan kelamin menurunkan keganjilan infeksi HIV primer yang

(29)

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Definisi

Pengetahuan ialah merupakan hasil dari “tahu” setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

(Notoatmodjo, 2011).

2.2.2 Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang

menanykan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden

(Notoatmodjo, 2010)

2.2.3 Cara memperoleh pengetahuan

Cara untuk meperoleh pengetahuan ada 2 (Notoatmodjo, 2010) yaitu :

 Non ilmiah

 Trial and error. Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan coba-coba.

Digunakan terutama mereka yang belum atau tidak mengetahui suatau

cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

 Kekuasaan (otoritas) .Orang lain menerima pendapat yang dikemukakan

oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau

membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun

berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yg

menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang diterimanya

adalah sudah benar.

 Pengalaman peribadi. Dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

(30)

 Melalui jalan pikiran. Dari sini menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya.

 Cara modern (ilmiah). Cara baru ini dalam memeperloeh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, carai ini disebut metode

penelitian ilmiah.

2.2.4 Rumus penilaian tingkat pengetahuan

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban

dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya

berupa presentase dengan rumus yang digunakan (Notoatmodjo,2010), sebagai

berikut:

Keterangan :

 N = Nilai yang didapat

 Sp = Skor yang didapat

 Sm = Skor tertinggi maksimum

Selanjutnya presentase jawaban ditafsirkan dalam kalimat kualitatif. Kemudian

hasil presentase diinterpretasikan dengan menggunakan skala kualitatif yaitu :

 Baik : 76-100%

 Cukup : 56-75%

 Kurang : 41-55%

(31)

2.3 Sikap

2.3.1 Definisi

Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau

memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu

objek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan

cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya

respon, bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2011).

2.3.2 Komponen atau Struktur Sikap

 Kognitif : terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima yang selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk bertindak.

 Afektif : menyangkut masalah emosional sbujektif sosisal terhadap suatu objek.

 Konatif : menunjukkan bagaimana perilaku atau kencenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang

dihadapinya.

2.3.3 Tingkatan sikap

 Berbagai tingkatan (Notoatmodjo, 2011) yang terdiri dari :

 Menerima (receiving) : diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek

 Merespon (responding) : memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

 Menghargai (evaluating) : mengajak orang lain untuk mengerjakan / mendiskusikan suatu masalah.

(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan judul penelitian yaitu pengetahuan dan sikap mahasiswa FK

USU di RSUP.H. Adam Malik mengenai HIV/AIDS, maka kerangka kosep untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2 Definisi operasional

Human Immunodeficiency Virus, penyakit yang menyerang dan melemahkan sistem

imun manusia dan dapat menyebabkan penyakit AIDS iaitu Acquired

Immunodeficiency Syndrome.

3.2.1 Pengetahuan

 Definisi operasional : pengetahuan responden mengenai HIV/AID

(33)

 Alat ukur : kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 13 soalan pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban

 Jawaban yang benar diberi skor 1

 Jawaban yang salah diberi skor 0

 Katengori : Pengetahuan baik 76-100%

 Pengetahuan cukup 56-75%

 Pengetahuan kurang 41-55%

 Pengetahuan tidak baik < 40%

 Skala ukur : ordinal

3.2.2 Sikap

 Definisi operasional : sikap responden mengenai HIV/AIDS

 Cara ukur : wawancara

 Alat ukur : kuesioner, responden menjawab 10 pertanyaan dengan 3 pilihan jawapan

 Jawapan yang benar diberi skor 2

 Jawapan yang salah diberi skor 1

 Jawapan tidak tahu diberi skor 0

 Kategori : Baik = 76-100%

 Cukup = 56-75%

 Kurang = 41-55%

 Tidak baik = < 40%

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan, meliputi beberapa hal pokok, antara lain :

4.1 Jenis penelitian

Penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan

pendekatan desain cross sectional yang merupakan studi observasional yang

bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswa

FK USU di RSUP H. Adam Malik, Medan.

4.2 Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Disember 2013 bertempat di

Universitas Sumatera Utara di mana mempunyai mahasiswa FK USU sedang

melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik.

4.3 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah ini semua mahasiswa FK USU yang

sedang melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik, Medan.

Sampel dalam penelitian ini adalah seramai 96 orang mahasiswa FK USU

yang sedang melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik, Medan

4.3.1 Teknik pengiraan sampel

Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan

rumus di bawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% sehingga untuk Z α dua arah diperoleh nilai Zα² = 1,96 dan nilai p yang ditetapkan adalah 0,5 kerana peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya,. Kesalahan

(35)

n = 96.04 = 96 ( dibulatkan )

Keterangan :

 n (jumlah populasi) : besar sampel

 Zα² (tingkat kemaknaan yang ditetapkan) : biasanya 95% = 1,96

 p (proposi di populasi) : bila tidak tahu ditetapkan 50% = 0,5

 d (kesalahan absolute yang diinginkan) : 10% = 0,1

Maka jumlah diperoleh adalah 96 sampel.

4.3.2 Teknik pengambilan sampel

Sampel dambil menggunakan teknik accidental sampling. Teknik ini

menggunakan pengambilan sampel secara random yang dilakukan dengan

mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat

sesuai dengan konteks penelitian, iaitu mahasiswa FK USU yang sedang

melaksanakan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik, Medan (Notoatmodjo,

(36)

4.4 Pengumpulan data

Data primer berupa kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Peneliti memberikan kuesioner kepada responden. Dalam hal ini kuesioner bertujuan

untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU di

RSUP H. Adam Malik mengenai HIV/AIDS yang berbentuk kuesioner tertutup,

dimana sudah disediakan jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang

tersedia.

Validitas menunjukkan sejauh mana ukuran yang diperoleh benar-benar

menyatakan hasil pengukuran yang ingin diukur. Sedangkan realibilitas merupakan

indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau

dapat diandalkan. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh, instrument yang digunakan

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran yang dilakukan telah valid dan

realiabel.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner

(37)

9 0.453 Valid Realiabel

10 0.689 Valid Realiabel

11 0.624 Valid Realiabel

12 0.549 Valid Realiabel

13 0.689 Valid Realiabel

sikap 1 0.627 Valid 0.864 Realiabel

2 0.560 Valid Realiabel

3 0.826 Valid Realiabel

4 0.531 Valid Realiabel

5 0.573 Valid Realiabel

6 0.618 Valid Realiabel

7 0.491 Valid Realiabel

8 0.710 Valid Realiabel

9 0.887 Valid Realiabel

10 0.815 Valid Realiabel

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan menggunakan sistem komputerisasi dengan

(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang

pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan

klinis di RSUP H. Adam Malik. Penelitian ini telah dilaksanakan sepanjang tahun

2013, diikuti oleh 96 mahasiswa yang telah bersedia mengikuti penelitian ini dan

menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang

dibagikan.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan dr.

Mansyur No. 5, Medan. USU merupakan sebuah universitas negeri yang terbesar

dengan meliputi beberapa fakultas lainnya. Fakultas Kedokteran USU dipilih oleh

peneliti oleh peneliti sebagai penelitian kerna mempunyai mahasiswa kedokteran

yang sedang menjalankan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik sehingga

memudahkan penelitian.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebanyak 96 orang

yang terdiri daripada mahasiswa FK USU yang sedang menjalankan kepanitraan

klinis di RSUP HAM. Responden dipilih menggunakan accidental sampling dan

dibagikan kuesioner. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang

diamati meliputi jenis usia, jenis kelamin, riwayat mengikuti seminar, sumber

(39)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden

Berdasarkan dari 96 responden, mengikut jenis kelamin perempuan adalah

sebanyak 68,8% dibandingkan dengan jumlah laki-laki 31,3% Sebanyak 27,1%

pernah mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS sementara sebanyak 72,9% tidak

pernah mengikuti seminar. Sumber informasi mengenai HIV/AIDS yang paling

banyak didapatkan adalah dalam bentuk kuliah, buku dan seminar sebanyak 50%,

24% mendapatkan informasi dari media massa seperti internet, televisyen, koran,

(40)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap responden

Tabel diatas menunjukkan bahwa 79,2% memiliki pengetahuan baik, 16,7%

orang memiliki pengetahuan cukup dan 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang

baik. Manakala 71,9% memiliki sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup dan 1,0%

memiliki sikap tidak baik.

5.1.3 Hasil Analisa Data

Data lengkap distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan

(41)

Tabel 5.3 Distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan

No Pertanyaan pengetahuan Jawaban responden

Benar Salah

5. Virus HIV membutuh kan waktu berapa lama hingga menunjukkan gejala-gejalanya? tubuh sudah terinfeksi HIV adalah ?

63 65,6 33 34,4 seksual dapat dihindar dengan ?

81 84,4 15 15,6

13. Pengobatan yang dapat dilakukan terhadap penderita HIV adalah ?

84 87,5 12 12,5

No Pertanyaan sikap Jawaban responden

Setuju Tidak setuju

(42)

n % n % n %

1. Penderita AIDS seharusnya dijauhi oleh masyarakat.

4 4,2 92 95,8 0 0

2. Konsultasi HIV/AIDS seharusnya diberikan di majalah/koran.

79 82,3 15 15,6 2 2,1

3. Pendidikan seks harus diberi sejak kecil. 69 71,9 25 26,0 2 2,1

4. Apakah anda berminat untuk menambahkan informasi anda tentang HIV/AIDS?

95 99,0 0 0,0 1 1,0

5. Apakah anda berminat mengikuti test untuk mengetahui apakah anda menderita penyakit AIDS atau tidak?

49 51,0 43 44,8 4 4,2

6. Apakah anda setuju terhadap penggunaan kondom untuk mencegah penularan AIDS?

77 80,2 16 16,7 3 3,1

7. Apakah anda menolak untuk melakukan pengamanan/ pencegahan seperti memakai glove atau mask terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat terdekat dari kemungkinan terinfeksi AIDS?

15 15,6 78 81,3 3 3,1

Seandainya anda mempunyai temam atau saudara yang menderita AIDS,

8. Apakah anda bersalaman atau berpelukan dengan dia ?

69 71,9 2 2,1 25 26,0

9. Apakah anda berkongsi barangan peribadi seperti sikat gigi dan pencukur atau kamar mandi dengan dia ?

2 2,1 69 71,9 25 26,0

10. Anda tidak mahu berkongsi kamar mandi yang sama dengan dia.

(43)

Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan tentang pengetahuan mengenai

HIV/AIDS yang paling banyak dijawab benar adalah pertanyaan tentang HIV tidak

dapat ditularkan dengan cara yang berikut yaitu sebanyak 97,9% sedangkan

pertanyaan tentang pengetahuan yang paling banyak dijawab salah adalah penularan

HIV dapat dicegah melalui, yaitu sebanyak 42,7%. Manakala pertanyaan tentang

sikap terhadap HIV/AIDS yang paling banyak jawaban setuju adalah apakah anda

berminat untuk menambahkan informasi anda tentang HIV/AIDS yaitu sebanyak

99%. Sedangkan untuk jawaban tidak setuju paling banyak adalah penderita AIDS

seharusnya dijauhi oleh masyarakat yaitu sebanyak 95,8% sementara jawaban tidak

tahu paling banyak adalah anda tidak mahu berkongsi kamar mandi yang sama

dengan dia yaitu sebanyak 30 orang 31,3%.

5.4 Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan karakteristik responden

(44)

Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

bahwa perempuan lebih banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 54,2%

jika dibandingkan laki-laki sebanyak 25,0%. Pengetahuan cukup bagi laki-laki adalah

sebanyak 5,2% dan kurang adalah 1,0% manakala pengetahuan cukup bagi

perempuan adalah sebanyak 11,5% dan kurang adalah 3,1 %.

Sementara yang tidak pernah mengikuti seminar lebih banyak memiliki

pengetahuan baik yaitu sebanyak 55,2% berbanding yang pernah mengikuti seminar

mengenai HIV/AIDS sebanyak 24,0%. Bagi yang pernah mengikuti seminar

pengetahuan cukup adalah sebanyak 3,1% dan tidak ada pengetahuan kurang baik

manakala bagi yang tidak pernah mengikuti seminar pengetahuan cukup adalah

sebanyakc13,5% dan pengetahuan kurang baik adalah sebanyak 4,2%.

Menurut sumber informasi mengenai HIV/AIDS yang paling banyak memiliki

pengetahuan baik adalah informasi yang didapatkan daripada perkuliahan , buku teks

dan seminar yaitu sebanyak 40,6%, 8,3% pengetahuan cukup dan 1% pengetahuan

kurang. Bagi yang mendapatkan informasi dari media massa seperti internet,

televisyen, koran, majalah dan sebagainya, 17,7% memiliki pengetahuan cukup dan

3,1% pengetahuan kurang. 20,8 % memiliki pengetahuan baik dengan mendapatkan

informasi dari kedua-dua tipe sumber dan 5,2% memiliki pengetahuan cukup.

Untuk ketiga-tiga karakteristik responden, tiada pengetahuan tidak baik

(45)

5.5 Distribusi frekuensi sikap berdasarkan karakteristik responden

baik (50%) dibandingkan dengan laki-laki (19,8%). Sebanyak 10,4% laki-laki

memiliki sikap cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik. Manakala sebanyak 16,7

perempuan memiliki sikap cukup.

Yang tidak pernah mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS memiliki sikap

sebanyak 59,4% sedangkan yang pernah mengikuti seminar sebanyak 12,5%

memilikli sikap baik. Bagi yang mengikuti seminar sebanyak 14,6% memiliki sikap

cukup sedangkan yang tidak mengikuti seminar sebanyak 12,5% memiliki sikap

cukup dan 1,0% memiliki sikap tidak baik.

Sebanyak 33,3% yang memiliki sikap baik mendapatkan informasi mengenai

(46)

mendapatkan informasi dari media mass seperti internet, televisyen, koran, majalah

dan sebagainya memiliki sikap baik. Bagi yang mendapatkan informasi dari

kedua-dua sumber sebanyak 20,8% memiliki sikap baik. Sebanyak 15,6% yang

mendapatkan informasi daripada perkuliahan, buku teks dan seminar memiliki sikap

cukup, 6,3% daripada media massa (internet, televisyen, koran, majalah) dan 5,2%

daripada kedua-dua sumber. Hanya 1% memiliki sikap tidak baik hasil daripada

mendapatkan informasi dari perkuliahan, buku teks dan seminar.

5.2 Pembahasan

Pengetahuan tentang suatu objek saja belum menjadi penggerak, seperti

halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila

pengetahuan itu disertai kesiapan atau kecenderungan untuk bertindak sesuai

pengetahuan tersebut32. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu

obyek dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

menghendaki adanya respon. Jumlah responden yang memiliki sikap baik lebih

sedikit dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan baik, hal ini bisa

dikarenakan bahwa pengetahuan yang dimiliki responden tersebut belum disertai oleh

kesiapan dan keinginan untuk bertindak (Desiliantry Sari, 2011).

5.2.1 Pengetahuan dan sikap berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan dari analisa data penelitian yang dijalankan, sebanyak 54,2%

perempuan memiliki pengetahuan baik dibandingkan laki-laki (25%), pengetahuan

cukup perempuan sebanyak 11,5% berbanding laki sebanyak 5,2% sedangkan

pengetahuan kurang perempuan sebanyak 3,1% dan laki-laki sebanyak 1,0%. Tidak

ada yang berpengetahuan tidak baik. Manakala sebanyak 50% perempuan memiliki

sikap baik berbanding laki-laki sebanyak 19,8% untuk. Bagi sikap cukup pula, 16,7%

adalah perempuan dan laki-laki sebanyak 10,4%. Namun terdapat 1 % laki-laki yang

memiliki sikap tidak baik. Ini menunjukkan perempuan mempunyai pengetahuan dan

(47)

jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki sehingga responden yang terambil juga

lebih banyak perempuan.

Hal ini turut ditemukan dalam yang menyatakan bahwa responden perempuan

ditemukan lebih berpengetahuan dan mempunyai sikap positif (lebih baik) tentang

HIV/AIDS bila dibandingkan dengan dengan laki-laki (Ouzouni, 2012). Selain itu

pada studi yang lain turut menemukan siswa perempuan memiliki pengetahuan secara

keseluruhan lebih tinggi pada HIV dibandingkan laki-laki dalam studi mereka (Chng,

2005). Manakala dilaporkan dalam penelitian mereka bahwa mahasiswa perempuan

mengekspresikan sikap yang lebih toleran dibandingkan laki-laki (Bruce, 2001).

Namun berbeza dengan penelitian dalam J Nepal Health Res Counc yang

menemukan bahwa pengetahuan terkait HIV / AIDS lebih tinggi di antara laki-laki

berbanding perempuan (Timilshina, 2013).

Perempuan secara psikologi lebih termotivasi dan lebih rajin dalam hal belajar

dan bekerja dari pada laki-laki. Hal ini membuat prestasi akademik perempuan lebih

baik dibandingkan laki-laki. Didapatkan hasil tingkat konsentrasi perempuan lebih

baik dibandingkan laki-laki. Tingkat konsentrasi yang lebih baik akan membuat

informasi yang didapatkan oleh seseorang lebih mudah diingat dan dipahami oleh

seseorang. Hal ini yang menyebabkan tingkat pengetahuan pada perempuan lebih

baik dari laki-laki manakala sikap responden yang baik, ini dikarenakan memiliki

tingkat pengetahuan yang baik sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi sikapnya.

Perempuan lebih banyak memiliki sikap yang baik bila dibandingkan dengan laki-laki.

mungkin disebabkan karena perempuan lebih lembut dalam bersikap, lebih pintar

membaca emosi dan lebih peka terhadap situasi dan perasaan orang lain. Perempuan

juga lebih cenderung mentaati aturan normatif yang berlaku di masyarakat

dibandingkan laki-laki di samping cenderung mencari rasa aman sehingga ia akan

(48)

5.2.2 Pengetahuan dan sikap berdasarkan riwayat mengikuti seminar

Berdasarkan dari analisa data penelitian yang dijalankan, bagi yang pernah

mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS sebanyak 24,0% memiliki pengetahuan baik

dan 3,1 % pengetahuan cukup. Mereka juga memiliki 12,5% sikap baik dan 14,6%

sikap cukup. Manakala bagi yang tidak pernah mengikuti seminar mengenai

HIV/AIDS sebanyak 55,2% memiliki pengetahuan baik, 13,5% pengetahuan cukup

dan 4,2% pengetahuan kurang. Sementara sebanyak 59,4% memiliki sikap baik, 12,5%

sikap cukup dan 1% sikap tidak baik.

Tabel menunjukkan bahwa walaupun jumlah pengetahuan dan sikap baik bagi

yang tidak pernah mengikuti seminar adalah lebih banyak berbanding bagi yang

pernah mengikuti seminar, namun terdapat beberapa permasalahan yang dapat kita

lihat pada kelompok yang tidak pernah mengikuti seminar. Terdapat 4,2% yang

memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 1% memiliki sikap tidak baik berbanding

tidak ada (0%) bagi yang pernah mengikuti seminar. Ini menunjukkan bahwa

pengetahuan dan sikap bagi yang pernah mengikuti seminar adalah lebih baik

berbanding mereka yang tidak pernah.

Hal ini turut ditemukan dalam American Association of Occupational Health

Nurses Journal bahwa setelah diadakan seminar lima jam tentang HIV / AIDS di

kalangan perawat rumah sakit menunjukkan perubahan signifikan dalam pengetahuan

AIDS, pengendalian infeksi, dan sikap terhadap merawat pasien dengan HIV / AIDS

bagi mereka yang menghadiri seminar penelitian (Turner et al.,1988). Selain itu

dalam Journal of Infection Disease menyatakan bahwa skor pengetahuan meningkat

sekitar 61,4% di antara perawat manakala sikap terhadap merawat pasien HIV / AIDS

secara signifikan meningkat setelah seminar dilakukan (Ghorbany et al.,2005).

Sementara dalam penelitian yang lain menunjukkan peningkatan yang signifikan

dalam pengetahuan dan tingkat kepercayaan HIV / AIDS, dengan pengurangan rasa

takut dan sikap negatif yang terkait dengan pasien yang memiliki peduli AIDS bagi

(49)

Peneliti berpendapat dengan mengikuti seminar HIV/AIDS, dapat

meningkatkan pengetahuan serta memperbaiki sikap seseorang tentang HIV/AIDS.

Namun begitu tidak ramai yang mengikuti seminar mengenai HIV/AIDS disebabkan

beberapa faktor. Pertama ramai yang menganggap sepele keberkesanan seminar

dalam menyampaikan informasi di samping meningkatkan pengetahuan. Mereka

mungkin beranggapan pengetahuan sudah cukup baik kerna sudah mendapatkan

materi dari kuliah walhal sebagai calon dokter itu harus selalu mengupdate ilmunya

kerna tidak selamanya ilmu yang didapatkan dari kuliah dulu itu sama dengan situasi

terbaru. Kemudian disebabkan faktor waktu. Jadwal yang padat bagi mahasiswa FK

USU membuatkan mereka tertinggal dan tidak sempat untuk mengikuti program

ilmiah seperti seminar. Malah kebanyakkan seminar diadakan pada waktu libur

umum (minggu). Bagi kebanyakkan mahasiswa merasakan hari minggu adalah hari

untuk beristirehat di samping beraktivitas social (social life) setelah lelah

mengharungi kuliah pagi dan petang 6 hari seminggu.

5.2.3 Pengetahuan dan sikap berdasarkan sumber informasi yang didapatkan

Berdasarkan dari analisa data penelitian yang dijalankan, yang mendapatkan

informasi mengenai HIV/AIDS dari kuliah, buku teks dan seminar memiliki 40,6%

pengetahuan baik, 8,3% pengetahuan cukup dan 1% pengetahuan kurang. Sementara

33,3% memiliki sikap baik, 15,6% cukup dan 1% sikap tidak baik. Manakala yang

mendapatkan informasi daripada media massa seperti internet, televisyen, koran,

majalah dan sebagainya, 17,7% memiliki pengetahuan baik, 3,1% masing-masing

untuk pengetahuan cukup dan tidak baik. Sementara 17,7% memiliki sikap baik dan

6,3% sikap cukup. Sedangkan yang mendapatkan informasi dari kedua-dua jenis

sumber, 20,8% memiliki pengetahuan dan sikap baik serta 5,2% pengetahuan dan

(50)

Hasil menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan informasi dari

kuliah, buku dan seminar memiliki pengetahuan dan sikap baik yang paling banyak.

Responden yang mendapatkan informasi daripada media massa pula memiliki

pengetahuan kurang lebih banyak dibandingkan dengan yang mendapatkan daripada

perkuliahan dan buku teks. Sementara responden yang mendapatkan informasi dari

kedua-dua jenis sumber tidak ada yang memiliki pengetahuan dan sikap yang kurang

atau tidak baik. Peneliti berpendapat hal ini dikarenakan kerna materi tentang

HIV/AIDS yang didapatkan dari media massa seperti internet, televisyen, koran dan

majalah, terkadang informasi-informasi yang diperoleh tersebut bisa dari sumber

yang kurang terpercaya sehingga responden mendapatkan informasi yang salah

(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU yang

sedang menjalankan kepanitraan klinis di RSUP H. Adam Malik.dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata mahasiswa memiliki pengetahuan yang memuaskan dengan 79,2%

memiliki pengetahuan baik, 16,7% orang memiliki pengetahuan cukup.

Hanya 4,2% orang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu diluar

pengetahuan memuaskan.

2. Rata-rata mahasiswa memiliki sikap yang positif dengan 71,9% memiliki

sikap baik, 27,1% memiliki sikap cukup. Hanya 1,0% memiliki sikap tidak

baik yaitu sikap negatif.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dijalankan, maka dapat diungkapkan

beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam

penelitian ini, yaitu :

1. Bagi responden yaitu mahasiswa diharapkan agar selalu dan sentiasa

meningkatkan dan mengupdate ilmu pengetahuan mengenai HIV/AIDS.

Sebagai calon dokter, ilmu yang sedia ada harus sentiasa ditingkatkan,

diperbaiki dan diperbaharui supaya tetap sentiasa terupdate dengan ilmu baru

kedokteran yang sentiasa berubah-rubah mengikut peredaran masa.

2. Bagi petugas kesehatan khususnya staff pengajar di FK USU dapatlah

merancang dan mengadakan program-program ilmiah mengenai HIV/AIDS

yang berterusan. Ini adalah betujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

(52)

baik terhadap HIV/AIDS. Ini juga adalah penting bagi memastikan

pengetahuan dan sikap mahasiwa mengenai HIV/AIDS supaya 100% baik.

3. Institusi pendidikan diharapkan dapat menyiapkan dan memfasilitasi staff

pengajar FK USU dalam penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kepentingannya

yang dapat berupa brosur-brosur yang ringkas, padat dan mudah dibaca dan

dipahami mahasiswa. Di samping itu dapat dilakukan dengan lebih

komprehensif penyuluhan mengenai HIV/AIDS. Walaupun sudah

mendapatkan informasi dari perkuliahan dan buku teks, ternyata belum

benar-benar menjamin keberkesanan ilmu disampaikan. Jesteru program ilmiah

mengenai HIV/AIDS seperti roadshow, seminar dan workshop harus lebih

sering diadakan dalam menggalakkan mahasiswa untuk turut serta agar

sentiasa dapat mengetahui perkembangan terbaru mengenai penyakit

HIV/AIDS.

4. Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar dan

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Benjamini, E., Leskowitz, S., 1991. Immunolgy A Short Course Second Edition. USA

: John Whiley & Sons, Inc., Publication.

Bruce, K.E., Walker, L.J., 2001. College Students’ Attitude about AIDS : AIDS

Education and Prevention, 13(5), 428-437.

CDC, 2013. What is HIV/AIDS. Available from : http://www.cdc.gov/hiv/basics/

whatishiv.html [Accessed 2 May 2013].

Ching, L., Arunsalam, J, 2009. Longman Marticulation Study Guide Semester 1

Biology. Selangor : Pearson Malaysia Sdn. Bhd.

Corwin , E.J, 2007. Handbook of Patophysiology, 3rd Edition. USA : Williams & Wilkins.

Desilianty Sari, 2011. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai

HIV/AIDS pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas

Tanjungpura. Diunduh dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/

download /1759/1700 [9 Disember 2013].

Ghorbani, G.H., Alishiri, G.H., Joneydi, N., Esfahani, A., Hosseini, M., 2005. Effect

of Education on Nurses Knowledge and Attitude Regarding AIDS, After 20 Year

of Epidemic in Iran. Dalam Journal of infection disease 11 (35) : 85-89

Harnett, S.M., 1987. A Hospital-Wide AIDS Education Program. Dalam The Journal

(54)

Komunitas AIDS Indonesia, 2010. Informasi Dasar HIV/AIDS. Available from :

http://aids-ina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&id_cat=1&categories

=HIV-AIDS [Accessed 24 April 2013].

Kemenkes RI, Ditijen P.P. & P.L., 2013. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia.: 1

Levinson, W., 2006. Review of Medical Microbiology dan Immunology, Ninth

Edition. USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill.

Mayo Clinic Staff, 2012. Diseases and Conditions HIV/AIDS. Available from : http://

www.mayoclinic.com/health/hiv-aids/DS00005 [Accessed 13 April 2013].

Notoatmodjo, P. D. S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, P. D. S., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Edisi Revisi 2011.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ouzouni, C., Nakakis, K., 2012. HIV / AIDS Knowledge, Attitudes and Behaviours of

Student Nurses. Dalam Health Science Journal 6 (1) : 10.

Ridhwan, E., S., 2013. Proposal Kualitatif HIV dan AIDS. Available from

:

http://ekasridwan.blogspot.com/2013/03/proposal-kualitatif-hiv-dan-aids.html [Accessed 3 April 2013]

Riskedas, 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 : 8-9.

The Biology Project, 2000,. Immunology and HIV. Available from : http:// www.

biology.arizona.edu/immunology/tutorials/aids/hivimmune.html [Accessed 29

April 2013]

Timilshina N., 2013. Knowledge and Attitude of Basic Health Workers (BHWs)

(55)

Turner, J.G., Gauthier, D.K., Ellison.K.J , Greiner, D.S., 1988. Nursing and AIDS :

Knowledge and Attitudes. Dalam American Association of Occupational

Health Nurses Journal 36 : 274-278.

UNAIDS, 2013. Global Report : UNAIDS Report On THE Global AIDS Epidemic

2013 : 3-11

WHO, 2013. Fact Sheets on HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/

mediacentre/factsheets/fs360/en/index.html [Accessed 14 April 2013].

WHO, 2013. HIV/AIDS QV& A. Available from : http://www.who.int/ features/qa/71/

en/index.html [Accessed 14 April 2013].

Wood, P., 2006. Understanding Immunology Second Edition. Edinburgh, England:

(56)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdul Rahim B Abdul Rauf

Tempat / tanggal lahir : Kedah, Malaysia / 4 Agustus 1991

Agama : Islam

Alamat : Jalan D.I Panjaitan, No. 28 Kel. Merdeka, 20154, Medan.

Nomor Telepon : 083194072677

Email : arahimrauf@gmail.com

Riwayat Pendidikan : Sekolah Kebangsaan Sri Jelok(1998-2001)

Sekolah Kebangsaan Taman Jasmin (2001-2003)

Sekolah Menengah Kebangsaan Taman Jasmin 2 (2004-2008)

Kolej Matrikulasi Negeri Sembilan (2009-2010)

Fakultas Kedokteran USU (2010-sekarang)

Kegiatan : Divisi Mahasiswa Asing PEMA (2011-2012)

Timbalan Pengerusi Perwakilan Mahasiswa Malaysia USU (2012-2013)

Pengerusi Perwakilan Mahasiswa Malaysia USU (2013)

Dosen Pembimbing : dr. Richard Hutapea, Sp KK (K)

(57)

Judul Penelitian : Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.

Medan, 17 September 2013

( ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF)

Nim : 100100283

(58)

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth,

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Abdul Rahim b Abdul Rauf

NIM : 100100283

Alamat : Jalan D.I. Panjaitan No 28, Kelurahan Merdeka, Kec. Medan Baru, 20154 Medan

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian berjudul “Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai HIV/AIDS”.

Informasi yang akan diambil untuk penelitian ini akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Penelitian ini tidak akan mendatangkan akibat yang merugikan bagi saudara / saudari sebagai responden.

Jika Saudara/Saudari bersedia mengikuti penelitian ini maka akan diberikan kuesioner yang akan diisi. Kami sangat mengharapkan keikutsertaan Saudara/Saudari dalam penelitian ini, karena selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga bermanfaat untuk orang lain. Selama penelitian ini, Saudara/Saudari tidak dibebankan biaya apapun. Semua data/keterangan dari Saudara/Saudari bersifat rahasia,tidak diketahui orang lain. Apabila keberatan, Saudara/Saudari bebas untuk menolak mengikuti penelitian ini, tanpa khawatir akan mengurangi pelayanan yang kami berikan.

Jika sudah mengerti dan bersedia mengikuti penelitian ini maka

Bapak/Ibu/saudara/idapat mengisi lembar persetujuan

Medan, ... 2013

Peneliti,

………..

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap responden
Tabel 5.3 Distribusi jawaban kuesioner responden pada setiap pertanyaan

Referensi

Dokumen terkait

yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika (HIMATIKA) FMIPA IINY pada tanggal24 September 2011 di D.03.105 FMIPAUDiy. Yogyaka rta,, 24 September

Di awal semester, mahasiswa mengisi KRS dan di akhir semester, mahasiswa mengisi kuesioner kinerja dosen untuk tiap-tiap dosen per mata kuliah, LPPM mengirimkan rekap

Dalam hal ini perlu dilakukan upaya untuk manyakinkan masyarakat tentang partisipasi dalam pembangunan yang sangat memerlukan adanya komunikasi antara pemerintah dengan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W5, 2017 26th International CIPA Symposium 2017, 28

Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 7.92% 5.08%4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)

[r]

dimana informasi ini dapat dipublikasikan melalui web yang dapat disimak oleh semua masyarakat dengan waktu

Dalam menjalankan usaha pada umumnya menggunakan metode - metode penilaian investasi di antaranya adalah metode IRR, metode ini dapat di identifikasikan sebagai tingkat bunga yang