• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola pengasuhan perlindungan anak di taman anak sejahtera (TAS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola pengasuhan perlindungan anak di taman anak sejahtera (TAS)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DI

TAMAN ANAK SEJAHTERA (TAS)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

FATMAWATI

NIM:107054102679

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DI

TAMAN ANAK SEJAHTERA (TAS)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

FATMAWATI

NIM:107054102679

Dibawah Bimbingan

Ismet Firdaus, Msi.

NIP: 150411196

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DI TAMAN ANAK SEJAHTERA (TAS) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tanggal 16 Juni 2011. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesejahteraan Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 16 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Wahidin Saputra, M.Ag Ahmad Zaky, Msi

NIP. 19700903 199603 1 001 NIP.150411158

Penguji I Penguji II

Siti Nafsiyah, MSW. Nurhayati N, MSi

NIP. 19740101 200112 2003 NIP. 150289775

Pembimbing

Ismet Firdaus, Msi.

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu penyataan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juni 2011

(5)

i

ABSTRAK

Fatmawati

Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera.

Anak sebagai bagian dari investasi bangsa, tidak hanya dipandang sebagai kelompok di bawah umur yang mesti segala kebutuhannya baik dari segi fisik, mental dan sosial terpenuhi, melaikan lebih dari pada itu, anak merupakan bagian dari anggota masyarakat yang harus mendapatkan pengasuhan, perlindungan dan menerima atau mendapatkan hak-haknya sebagai anak. Oleh karena itu mestinya anak senantiasa dijaga, dirawat, dilindungi sehingga anak ini menjadi tunas-tunas bangsa bagi generasi muda yang akan datang dan menjadi penerus perjuangan bangsa Indonesia. Hal inilah yang membuat penulis tertarik kenapa mengambil judul yang berkaitan dengan pembelajaran anak bangsa yang dikelola oleh salah satu lembaga nasional, Kementerian Sosial Republik Indonesia, yakni “Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera (TAS).

Maka, secara umum dalam penulisan ini saya merumuskan dua persoalan saja, yakni terkait dengan bagaimana proses pembelajaran dan pola asuh beserta perlindungan yang diterapkan di Taman Anak Sejahtera tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen, di mana yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah para pengurus serta klien-klien itu sendiri.

Dari hasil penelitian, maka diperoleh data bahwa setiap anak tanpa terkecuali, harus terpenuhi hak-haknya. Hak untuk mempertahankan kelangsungan hidup, tumbuh kembang, serta memperoleh perlindungan agar terhindar dari diskriminasi dan eksploitasi. Anak memiliki hak untuk didengar partisipasinya untuk meraih sebuah cita-cita atau tujuan meraih masa depan. Salah satu langkah untuk mewujudkannya adalah dengan cara melakukan pengasuhan, pembinaan, pendampingan, perawatan, pendidikan dan perlindungan bagi anak. Dengan diterapkannya pola asuh yang demokratis anak bisa lahir menjadi pribadi yang mandiri, periang, terbuka,bertanggung jawab, mudah bergaul, jujur, disiplin, serta tumbuh kembang secara maksimal. Sehingga dengan demikian anak tidak merasa canggung setelah mereka melanjutkanya ke jenjang yang lebih tinggi dan mudah bersosialisasi dengan lingkungan yang baru.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Tengadah jemari ke hadirat Ilahi Robbi, terucap untaian kata nan suci yang penuh makna dari lubuk hati yang paling dalam “Alhamdulillahi Robbil „Alamin”

sebagai ungkapan rasa syukur yang ikhlas sebagai wujud penghambaan diri kepada Zat Yang Maha Agung tempat mengembalikan segala urusan. Karena atas rahmah, hidayah dan inayah-Nyalah penulis dapat merampungkan skripsi ini.

Shalawat beriring salam tak lupa penulis limpahkan kepada Rasulullah saw, penghulu para nabi, suri tauladan bagi umatnya yang membawa ajaran Islam sebagai rahmatan lil’alamain.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi, pembahasan maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini adalah buah ketulusan dan keiklasan dari berbagai pihak. Terima kasih yang tulus penulis ucapakan kepada pihak-pihak yang membantu, membimbing dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

iii

3. Ibu Siti Nafsiah, MSW, selaku ketua program studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas arahan dan dukungannya.

4. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

5. Bapak Ismet Firdaus, M. Si, selaku pembimbing skripsi penulis yang telah membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk penulis dalam menyusun skripsi.

6. Bapak dan ibu dosen yang telah mendidik penulis dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang bermamfaat.

(8)

iv

9. Kakakku yang tersayang, yang berada di Aceh Tengah, Palembang, Jakarta, Bahrain dan Amerika Serikat, terima kasih atas doa, dukungan dan pengarahan serta selalu memberikan semangat yang selalu membuat penulis berjuang dan berjuang dalam menjalani hidup ini hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10.Ahmad Anwar yang selalu mendampingi penulis baik sedih maupun senang.

11.Kepada staf, sekretaris dan seluruh para pengasuh dan pendidik yang ada di Taman Anak Sejahtera yang tidak disebut namanya satu persatu, terima kasih atas dukungan, arahan, saran dan doanya. Semoga beliau-beliau ini dimudahkan rizkinya dan sehat selalu.

12.Kepada semua anak yang ada di Taman Anak Sejahtera yang selalu membuat penulis selalu ceria.

13.Pimpinan perpustakaan, para staf dan para karyawan, baik perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah maupun perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman di jurusan Kesejahteraan Sosial (Kesos) Angkatan 2007 yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya, terima kasih atas dukungannya dan rasa humornya, yang membuat penulis selalu termotivasi dalam belajar.

(9)

v

16.Kepada teman-teman Karang Taruna Sawangan: Atik, Nisa, Rahmat, Adi, dan April, terimakasih atas dukungannya.

17.Kepada (kakak-kakakku) yang tersayang kak Akmal, kak Mustafa, Hesti, Nanda, Aci, Febi, Nia, Dita, Johan dan Ayat, terima kasih atas dukungan, arahan dan humornya yang selalu membuat penulis selalu termotivasi dalam penulisan skripsi ini.

Sebagai kata akhir, penulis hanya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan guru-guru atau pengasuh-pengasuh juga perlindungan anak khususnya. Penutup, sesegala kebaikan hanya milik Allah dan segala kehilafan hanyalah milik penulis, sekian dan terima kasih.

Jakarta, 07 Juni 2011

(10)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Mamfaat penelitian... 4

E. Tinjauan Pustaka ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Pola... 7

B. Pengasuhan ... 7

C. Perlindungan ... 12

D. Anak ... 17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 18

B. Tehnik Pengumpulan Data ... 19

C. Sumber Data ... 21

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

E. Subyek, Informan dan Obyek Peneliti ... 22

F. Tehnik Analisa Data ... 23

(11)

vii

H. Tehnik Penulisan ... 25

I. Tinjauan Pustaka ... 25

BAB IV. TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Gambaran Umum Lembaga 1. Sejarah Singkat Berdirinya Taman Anak Sejahtera ... 27

2. Visi dan Misi Taman Anak Sejahtera ... 28

3. Struktur Organisasi ... 29

4. Kegiatan Taman Anak Sejahtera ... 32

5. Jaringan Kerjasama ... 34

6. Pendanaan Taman Anak Sejahtera ... 34

7. Sarana dan Prasarana Taman Anak ... 35

8. Data Anak Asuh ... 36

9. Data Karyawan ... 38

10.Mekanisme Penerimaan Anak di Taman Anak Sejahtera 39 B. POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DI TAMAN ANAK SEJAHTERA (TAS) B. 1. Pola Asuh Taman Anak Sejahtera ... 43

B. 2. Proses Pelaksanaan Belajar Sambil Bermain di TAS 49 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 63

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kegiatan Taman Anak Sejahtera 2. Pendanaan Taman Anak Sejahtera

(13)

ix

DAFTAR TABEL

1. Subjek Penelitian

2. Data Anak Asuh Ruang Apel

(14)

x

DAFTAR SINGKATAN

- AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome

- CeQDA : Center for Quality Development and Assurnce

- KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

- KEMENSOS : Kementerian Sosial

- NAEYC : The National Asosiation for Education of Young Children

- SD : Sekolah Dasar

- TAS : Taman Anak Sejahtera

- TK : Taman Kanank-kanak

- TPA : Taman Pendidikan Anak

- PAUD : Taman Pendidikan Usia Dini

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Keluarga dalam hal pengasuhan dan perlindungan anak mempunyai tempat, fungsi dan peranan, yang strategis, terutama ibu. Di mana ia merupakan fondasi pertama untuk membangun sebuah keluarga. Ia memiliki peran yang sangat penting, yang tidak dapat digantikan oleh orang lain sebagai pengasuh anak-anaknya. Selain itu ibu memiliki keutamaan yang besar dalam masyarakat. Sebab ia melaksanakan tugas-tugasnya yanng sangat besar pula. Yang mana dapat diungkapkan, bahwa keluarga adalah inti masyarakat, dan ibu adalah inti keluarga.1

Cepatnya perubahan tatanan sosial budaya pada era modern dan industri di antaranya ditandai dengan terjadinya pergeseran peran dan fungsi keluarga. Ibu tidak lagi hanya berfungsi sebagai pendamping suami dan pengasuh anak tetapi juga berfungsi sebagai pencari nafkah, membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan kondisi tersebut anak harus berpisah dengan kedua orang tuanya.2 Hal ini menimbulkan berbagai dampak negatif, bagi anak-anak sehingga generasi masa depan menjadi terancam. Maka banyaknya kasus kenakalan remaja, perkelahian antar pelajar, pergaulan bebas, kecanduan

1

Ibnu Mustafa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, (Bandung: Penerbit Al-Bayan, 2003), h. 98.

2

(16)

2

narkoba dan miras. ini membuktikan semakin rapuhnya ikatan keluarga masa kini dan rapuhnya pribadi-pribadi manusia. 3

Bukan hanya itu saja, banyaknya kasus perceraian orang tua, penelantaran anak, traffiking, tindak kekerasan dan kasus-kasus lain sebagainya membuat permasalahan anak menjadi semakin kompleks di Indonesia. ini semua memberi sinyal kepada kita semua, bahwa terdapat situasi patologis di masyarakat yang diakibatkan oleh pengaruh perubahan secara signifikan dalam berbagai bidang. 4

Semakin banyak anak yang dirawat oleh ibu pengganti atau dititipkan di tempat penitipan dengan alasan tekanan ekonomi dan sosial, hal ini menyebabkan semakin sedikitnya para ibu yang bisa tinggal di rumah sepanjang hari.

(17)

3

akan cerdas bila mendapat dukungan dari keluarga, lingkungan, masyarakat dan pemerintah.5

Anak sebagai bagian dari investasi bangsa, tidak hanya dipandang sebagai kelompok umur yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik dari segi fisik, mental dan sosial, melainkan lebih dari pada itu, anak merupakan bagian dari anggota yang harus mendapatkan perlindungan dan menerima haknya.

Maka dari itu faktor lingkungan memang sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak, tetapi orang tua terutama ibu jauh lebih mempengaruhinya. Tata pola pendidikan yang salah dan ketidak mengertian dalam mengasuh dan mendidik anak akan berakibat fatal terhadap anak.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera (TAS)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dan pelebaran pembahasan maka penulis mencoba memfokuskan permasalahan hanya pada pola pengasuhan dan perlindungan anak.

2. Perumusan Masalah

Menyadari kekurangan penulis dalam berbagai hal, maka penelitian ini penulis batasi pada:

a. Bagaimana proses pelaksanaan pendidikan di Taman Anak Sejahtera ?

5

(18)

4

b. Bagaimana pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Proses pelaksanaan pendidikan di Taman Anak Sejahtera (TAS).

2. Untuk mengetahui pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

a. Memberikan sumbanga pengetahuan mengenai pendidikan bagi anak-anak yang ada di Taman Anak Sejahtera (TAS).

b. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi konpetensi pekerja sosial di bidang pelayanan sosial khususnya yang berkaitan dengan pelayanan sosial bagi anak .

2. Manfaat Praktis

(19)

5

b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan kesejahteraan sosial khususnya yang berkaitan dengan perlindungan anak.

c. Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut, khususnya penelitian terapan yang berkaitan dengan masalah perlindungan.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literature) yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian skripsi ini, penulis menggunakan literature beberapa skripsi.

F. Sistimatika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab ini mengemukakan tentang pengertian Pola, Pengasuhan, Perlindungan dan Anak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(20)

6

Subyek Informan dan Obyek Penelitian, Tehnik Analisa Data, Tehnik Keabsahan Data, Tehnik Penulisan serta Tinjauan Pustaka.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

Bab ini menjelaskan tentang gambaran lembaga yang terdiri dari, pertama Sejarah Singkat Taman Anak Sejahtera, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Kegiatan Taman Anak Sejahtera, Jaringan Kerjasama, Pendanaan Taman Anak Sejahtera, Sarana dan Prasarana Taman Anak Sejahtera (TAS), Data Anak Asuh, Data Karyawan serta Mekanisme Penerimaan Anak di Taman Anak Sejahtera (TAS). Kedua, Temuan dan Analisa Data Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera (TAS).

BAB V PENUTUP

(21)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Pola

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pola” berarti bentuk, atau sistem.1 Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer “pola” diartikan sebagai model, contoh, atau pedoman (rancangan).2 Maka “pola” diartikan lebih cocok sebagai bentuk.

B. Pengasuhan

Arti “pengasuhan” adalah upaya memenuhi kebutuhan anak. Sedangkan Asuh berarti kebutuhan fisik biologis, yakni kebutuhan anak akan pagan (gizi), perawatan, kesehatan primer (imunisasi, deteksi dini, dan pengobatan sederhana), papan (pemukiman yang layak), higine dan sanitasi, sandang yang sesuai dan aman, olah-raga dan rekreasi.3

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “asuh” berarti menjaga, mendidik dan merawat anak kecil.4

Menurut Sylva bahwa “perawatan berkelanjutan oleh seorang ibu (atau pengganti ibu separuh waktu) sama pentingnya bagi perkembangan emosional bayi seperti vitamin bagi kesehatannya, maka seharusnya kita mengkhwatirkan kesejahteraan ribuan anak pra-sekolah. Dan ia juga menganggap

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 885.

2

Puis A. Partanto & M. Dahlan Al-Barty, Kamus Besar Bahasa Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 605.

3

Eleeza Saitz, Bahaya Mengabaikan Golden Age Anak, (Jakarta: Pathoilah Pres, 2006), h. 13.

4

(22)

8

bahwa ikatan antara ibu dan anak adalah unik dan tidak dapat dibalikkan dan bila hal itu diputuskan atau tidak berjalan maka akan terjadi ketidaknormalan di kemudian hari.”5

Maka “pengasuhan” adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan esensial anak balita untuk dipelihara, dirawat, dibimbing, dididik dan dibina secara berkesinambungan agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal, baik fisik, mental, spiritual dan sosial.6

Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dijelaskan pada pasal 11 menyatakan, “Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak-anak yang sebaya, bermain, berekreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri”.7

Menurut Bredekemp (1992) menjelaskan bahwa “pendidikan yang

patut untuk anak terdiri dari dua dimensi, yaitu age appropriateness, yang diartikan sebagai perkembangan anak yang bersifat universal, yaitu memiliki urutan pertumbuhan dan perkembangan yang dapat diperkirakan terjadi dalam sembilan tahun awal kehidupan anak. Perkembangan ini meliputi perkembangan fisik, emosi, sosial, dan koqnitif. Sedangkan individual appropriatenses dimaksudkan sebagai pemahaman bahwa setiap anak adalah pribadi yang unik dengan pola dan waktu pertumbuhan yang berbeda yang meliputi kepribadian,

5

Kathy Sylva, Perkembangan Anak (Sebuah Pengantar), (Ingrid Lunt: Arcan, 1988), h. 173.

6

(23)

9

gaya belajar, serta latar belakang pola pengasuhan keluarga yang berbeda. Pola belajar anak merupakan hasil interaksi dengan antara pemikiran anak dengan pengalaman anak yang didukung dengan materi, gagasan, serta orang-orang yang ada di sekitarnya.

Pengalaman yang didapat dari proses pengasuhan akan mempengaruhi perkembangan, kemampuan dan pemahaman anak. The National Association for Education of Young Children (NAEYC), menjelaskan bahwa persyaratan utama

pengasuhan anak yang berkualitas adalah dengan menyediakan lingkungan yang sesuai, aman dan terpilihara, di mana mampu meningkatkan perkembangan fisik, sosial, emosional dan kognitif melalui pendekatan konkrit yang berorientasi bermain.8

The Consultative Group on Early Chilhood Care and Development,

menjelaskan pengasuhan sebagai suatu kegiatan yang ditujukan bagi orang tua dan anggota keluarga lainnya, untuk membina tumbuh kembang anak mulai usia 0 sampai 8 tahun secara menyeluruh. Adapun usaha atau aspek yang dapat dilakukan seperti :

1. Perawatan yang bertujuan untuk memastikan bahwa anak sejak dalam kandungan, dalam kondisi baik, aspek yang mendukung tumbuh kembangnya ditingkatkan, aspek yang mengganggu/ menghambat dikurangi atau dihilangkan.

7

Majalah Societa, edisi khusus, Bersama Lindungi Anak Kita, (Jakarta : Biro Humas Departemen Sosial RI, 2009) , h. 7.

8

(24)

10

2. Pemeliharaan yang ditujukan agar kebutuhan anak untuk makan, minum, pakaian dan tempat tinggal dapat terpenuhi sehingga kelangsungan hidup anak dapat terjaga.

3. Bimbingan ini diutamakan diperlukan agar anak mampu mendayagunakan potensi dan kecerdasannya secara optimal.

4. Pendidikan dan aturan-aturan menurut perkembangan usia anak dini sampai dengan anak memperoleh pendidikan formal.9

Prinsip-prinsip pengasuhan dan perlindungan anak seperti:

a. Non diskriminasi, artinya tidak membedakan anak berdasarkan asal usul, suku, agama, ras, jenis kelamin, urutan kelahiran, bahasa, budaya, sosial dan ekonomi.

b. Kepentingan terbaik bagi anak, dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan pemerintah, masyarakat, badan legislative dan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama.

c. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang, ini berarti hak asasi yang paling mendasar bagi anak yang dilindungi oleh Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua, untuk mendapatkan jaminan perlindungan serta hak-haknya agar dapat hidup dan tumbuh dan berkembang.

d. Penghargaan terhadap anak, adalah sebagai penghormatan atas hak-hak anak untuk berpartisipasi agar dan menyatakan

9

(25)

11

pendapatnya dalam pengambilan keputusan terutama yang menyangkut hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya.10 Menurut Agoes Dariyo mengutip pendapat Baumrind, bahwa ada empat jenis pola pengasuhan :

1. Pola Asuh Otoriter

Dalam pola asuh ini orang tua merupakan hal sentral artinya, segala ucapan perkataan maupun kehendak orang tua dijadikan patokan (aturan) yang harus ditaati oleh anak-anak. Supaya taat, orang tua tak segan-segan menerapkan hukuman yang keras kepada anak. Orang tua beranggapan agar aturan itu stabil dan tidak berubah, maka seringkali orang tua tak menyukai tindakan anak yang memprotes, mengkritik atau membantahnya.

2. Pola Asuh Permisif

Pola asuh primisif, orang tua justru merasa tidak peduli dan cendrung memberi kesempatan dan kebebasan secara luas kepada anak. Orang tua seringkali menyetujui terhadap semua dengan tuntutan dan kehendak anak. Dengan demikian orang tua tidak punya kewibawaan. Akibatnya segala pemikiran, pendapat maupun pertimbangan orang tua cendrung tidak pernah diperhatikan atau diabaikan oleh anak.

3. Pola Asuh Demokratis

Ini berarti gabungan antara pola asuh otoriter dan permisif dengan tujuan untuk menyeimbangkan pemikiran, sikap dan tindakan antara

10

(26)

12

anak dan orang tua. Baik orang tua maupun anak mempunyai kesempatan yang sama untuk menyampaikan suatu gagasan, ide atau pendapat untuk mencapai suatu keputusan.

4. Pola Asuh Situasional

Pola asuh ini kemungkinan besar individu yang menerapkan pola asuh itu tak tahu apa nama dan juga jenis pola asuh yang dipergunakan. Jadi pola di atas tidak berpatokan atau parameter khusus yang menjadi dasar bagi orang tua untuk membimbing si anak.11

C. Pengertian perlindungan

Perlindungan diartikan sebagai segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi dan hak-haknya agar dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan martabat kemanusian serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.12

Perlindungan secara umum ditujukan untuk memastikan bahwa perawatan, pemiliharaan, bimbingan, pembinaan, dan pendidikan yang mempunyai kebutuhan khusus dapat berjalan sehingga seluruh kebutuhan esensial anak terpenuhi secara utuh, anak dapat hidup dalam lingkungan yang aman. Sedangkan secara kusus, anak tidak diperlakukan salah, mengalami kekerasan dan eksploitasi serta diperdangangkan.13

Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan Anak Balita, (Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2009), h. 3.

13

(27)

13

Istilah “perlindungan anak” (child protection) digunakan dengan secara berbeda oleh organisasi yang berbeda di dalam situasi yang berbeda pula. Dalam buku panduan ini (perlindungan anak), istilah tersebut mengandung arti perlindungan dari kekerasan, abuse, dan eksploitasi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, perlindungan anak mengupayakan agar setiap hak sang anak tidak dirugikan. Perlindungan anak bersifat melengkapi hak-hak lainnya yang secara inter alia menjamin bahwa anak-anak akan menerima apa yang mereka butuhkan agar supaya mereka bertahan hidup, berkembang dan tumbuh.14

Perlindungan anak bertalian erat dengan semua aspek kesejahteraan anak. Sering, seorang anak, rentan kurang gizi dan penyakit, tidak secara layak mendapatkan stimulasi awal, keluar dari sekolah dan lebih besar kemungkinannya diperlakukan salah dan diekploitasi. Seoranga anak terimunisasi yang secara konstan dipukuli bukanlah anak yang sehat; seorang anak yang dihina yang diperlakukan secara tidak patut karena etnisnya tidak menikmati lingkungan belajar yang menyenangkan.

Dalam undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 23 ayat (1) menyatakan “Negara dan pemerintah menjamin perlindungan,

pemeliharaan dan kesejahteraan anak, dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, atau wali orang yang secara hukum bertanggung jawab terhadap anak”. Pasal tersebut mengakui tanggung jawab orang tua atau wali sebagai pihak yang berkewajiban dalam memberikan perlindungan, pemeliharaan, pengasuhan dan kesejahteraan anak. Maka diharapkan memberi dukungan sosial berupa

14

(28)

14

pengasuhan (pemeliharaan, perawatan, bimbingan, pendidikan, pembinaan), dan perlindungan sejak dini. 15

Merujuk pada masalah anak dan AIDS dan diakui oleh Committee on the Rights of the Chid menyatakan bahwa perawatan dan perlindungan yang

memadai hanya dapat diberikan dalam satu lingkungan yang mengedepankan dan melindungi semua hak, khususnya hak untuk tidak dipisahkan dari orang tua, hak atas privasi, hak untuk dilindungi dari segala bentuk kekerasan, hak atas perlindungan khusus dan bantuan dari negara, hak-hak penyandang ketidakmampuan (cacat), hak atas kesehatan, hak atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial, hak atas pendidikan, dan bersenang-senang, hak dilindungi dari eksploitasi ekonomi, dari penggunaan narkoba, dan dari eksploitasi seksual, hak untuk dilindungi dari penculikan, penjualan (trafiking) serta penyiksaan dan dari perlakuan hukuman yang menistakan, tidak berprikemanusiaan atau kejam, dan hak atas pemulihan fisik dan psikis dan reintegrasi sosial.16

Adapun konvensi hak-hak anak standar internasional (The convention on the Rights of the Child) dalam pasal 2 menyatakan sebagai berikut:

1. Negara-negara anggota harus menghormati dan menjamin hak-hak yang termasuk dalam konvensi ini bagi masing-masing anak di dalam wilayah jurispondensinya tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun, tanpa melihat ras, warna kulit, jens kelamin, bahasa, agama, pandangan politik atau Rakyat), (Jakarta: Inter-Parlementary Union (UNICEF), 2006), h. 3.

15

(29)

15

pendapat lainnya, kebangsaan, asal-usul etnis atau sosial, kekayaan, ketidakmampuan, kelahiran atau pendapat lainnya dari orang tua, atau wali hukumnya.

2. Negara-negara anggota harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa anak dilindungi dari segala bentuk diskriminasi atau hukuman berdasarkan status, kegiatan, pernyataan pendapat, atau kepercayaan dari orang tua anak, wali sah, atau anggota keluarga.17 Adapun prinsip-prinsip atau hak perlindungan anak dalam konstitusi kasus Afrika Selatan, yang dimuat dalam pasal 28 undang-undang dasar Republik Afrika Selatan yang disahkan pada tahun 1996 yaitu:

1. Memiliki nama dan kebangsaan sejak lahir

2. Berhak mendapatkan perawatan orang tua atau keluarga atau perawatan alternatif lain yang sesuai ketika anak dipindahkan dari lingkungan keluarganya.

3. Dilindungi dari perlakuan salah, penelantaran, abuse, atau perendahan martabat

4. Dilindungi dari praktek-praktek dari perburuhan yang eksploitatif

5. Tidak diminta atau diijinkan melaksanakan pekerjaan atau memberikan jasa yang tidak sesuai

16

(30)

16

dengan anak dan membahayakan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan jasmani, dan rohaninya; atau perkembangan sosial, moral dan spritualnya;

6. Tidak ditahan kecuali sebagai upaya terakhir, dalam hal mana, selain hak-hak anak yang dimiliki berdasarkan ayat 12 dan 35, anak dapat ditahan hanya untuk waktu yang sesingkat-singkatnya, dan memiliki hak untuk ditempatkan secara terpisah dari tahanan dewasa yang berusia 18 tahun dan diperlakukan sedemikian rupa dan ditempatkan dalam kondisi yang mempertimbangkan usia anak. 7. Mendapatkan penasehat hukum yang disediakan

oleh negara, dan atas biaya negara, dalam proses pengadilan perdata yang berkenaan dengan anak tersebut dan apabila tidak diberikan mengakibatkan ketidakadilan.

8. Tidak dimanfaatkan secara langsung dalam konflik bersenjata, dan dilindungi pada saat terjadi konflik.18

D. Pengertian anak

17

Ibid., h. 11.

18

(31)

17

Anak adalah generasi penerus yang memikul tugas yang diamanatkan bangsa kepadanya. Oleh sebab itu anak harus dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat, baik secara jasmani maupun rohani.19

Menurut Convention on the Right of the Child, anak adalah mereka yang berusia delapan belas tahun ke bawah.20

Undang-undang nomor 20 tahun 2003, anak balita sebagai masa emas atau “golden age” yaitu insan manusia yang berusia 0-6 tahun.21

Dapat disimpulkan bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur dua puluh satu tahun dan belum pernah kawin. Pengertian tersebut dimuat dalam undang-undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Batas usia ini berdasarkan pertimbangan kepentingan usaha kesejahteraan sosial dimana kematangan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada umur tersebut.22

19

Purnianti, Arti dan Lingkup Masalah Perlindungan Anak, cet pertama, (Jakarta: Jurusan Kriminologi FISIP-UI dan Pusat Pelayanan Keadilan dan pengabdian Hukum UI, 1999), h. 14.

20

Ibid., h. 22.

21

Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan Anak Balita, (Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI, 2009), h. 20.

22

(32)

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pertimbangan: bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendifinisikan suatu konsep, serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manaka ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan bermakna di lapangan.1

Menurut Bodgan dan Tailor dalam bukunya sebangaimana dikutif oleh Lexy J. Moleong metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data dan deskriftif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka pendekatan ini diartikan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tapi perlu dipandang sebagai bagian dari satu keutuhan. 2

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.3

Pendekatan kualitatif ini dipilih berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mendapatkan gambaran tentang pola pengasuhan dan perlindungan serta bagaimana proses pendidikan di Taman Anak Sejahtera (TAS).

1

Burgan Bunginn, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet.kedua , h. 39.

2

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3.

3

(33)

19

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar, bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo, dan dokumentasi resmi lainnya.4

Dalam penelitian deskriptif ini penulis gunakan dengan menjelaskan pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS), serta proses pendidikan di Taman Anak Sejahtera yang bertujuan untuk mengetahui keadaan sesuatu; mengenai apa, bagaimana, sejauh mana proses pendidikan di TAS.

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan:

1. Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistimatis terhadap gejala-gejala yang diteliti sebagai satu tujuan tehnik pengumpulan data.5

Setelah semua prosedur terpenuhi, maka penulis melakukan pengamatan langsung, dengan mengikuti kegiatan yang ada di Taman Anak Sejahtera (TAS) dan menjadi pendamping belajar

4

Burgan Bunginn, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet.kedua , h. 39.

5

(34)

20

untuk para klien dengan tujuan agar penulis dapat memperoleh data yang akurat dan konkrit tentang masalah yeng diteliti penulis. 2. Wawancara (Interview)

Secara harfiah wawancara atau interview berarti saling melihat bersama, atau bertemu untuk melihat bersama-sama.6 Maka wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.5

Wawancara ini untuk melengkapi pengumpulan data yang diperlukan, selain melakukan observasi langsung dan dokumentasi penulis juga melakukan wawancara langsung kepada pihak Taman Anak Sejahtera yang dianggap dapat memberikan informasi kepada penulis ataupun kepada pihak lain yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti. Untuk kebutuhan ini, penulis melakukan wawancara dengan tiga orang pengurus Taman Anak Sejahtera dan tiga orang klien Taman Anak Sejahtera (TAS). 3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data dan pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen seperti, wawancara, observasi dan angket.6

(35)

21

Dokumen-dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa buku-buku, data kepustakaan, brosur, atrikel-artikel baik itu yang tertulis melalui internet, catatan, foto-foto kegiatan Taman Anak Sejahtera dan lain sebagainya, di mana semuanya memiliki keterkaitan terhadap pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS).

C. Sumber Data

1. Data primer adalah data-data yang diperoleh dari sumber utama (satu orang pimpinan TAS, satu pekerja sosial dan satu guru di Taman Anak Sejahtera serta tiga orang klien di Taman Anak Sejahtera.

2. Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh dari literatur yang berhubungan dengan tulisan ini.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan atau penelitian ini dilakukan di Taman Anak Sejahtera yang beralamat di Jl. Raya Salemba No. 28 Jakarta Pusat. Sedangkan waktu penelitiannya terhitung mulai dari masa Praktikum yaitu Bulan Oktober 2010 sampai Januari 2011.

E. Subyek, Informan dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Pimpinan Taman Anak Sejahtera, pekerja sosial, guru pendidik dan klien itu sendiri. Penulis sebagai peneliti brupaya melakukan penelitian ini dengan menggunakan sudut pandang

6

(36)

22

orang yang menjadi sumber data primer penelitian ini. Penulis mengupayakan interaksi dengan subyek peneliti secara alamiah dan tidak memaksa, sehingga tindakan dan cara pandang subyek tidak berubah.7

Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Bodgan dan Biklen dalam Moleong, pemanfaatan informan dalam penelitian adalah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjangkau.8 Dalam penelitian ini, penulis memilih informan yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan Taman Anak Sejahtera (TAS), yaitu satu orang pimpinan, satu orang pekerja sosial, satu orang guru atau pendidik dari Taman Anak Sejahtera dan tiga orang klien dari Taman Anak Sejahtera yang mengukuti kegiatan di Taman Anak Sejahtera (TAS). Sedangkan obyek penelitian adalah program pendidikan yaitu di Taman Anak Sejahtera (TAS).

Table 1 Subyek Penelitian

No Subyek Peneliti Posisi

1. Ibu Ike Koestika Pimpinan

2. Ibu Maryati Peksos

3. Ibu Sri Ningsih Pendidik / guru

4. Khansa Klien

7

Ibid., h. 25.

8

(37)

23

5. Hanan Klien

6. Faiz Klien

7. Abdullah Klien

8. Fatigo Klien

9. Akbar Klien

F. Teknik Analisa Data

(38)

24

Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisis deskriftif, yaitu mendeskriptifkan hasil temuan penelitian secara sistimatis, faktual dan akurat yang disertai dengan petikan hasil wawancara.

Moh. Nasir mengatakan analisa data sebagai bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.9

Data yang terkumpul selanjutnya penulis menganalisa secara kualitatif. Data-data kualitatif dari hasil wawancara yang mendalam berupa kalimat-kalimat atau pernyataan pendapat tersebut dianalisa untuk mengetahui makna yang terkandung didalmnya. Untuk memahami keterlibatan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

G. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperlukan baharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (ireabilitas) menurut persi positivisme dan sesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri. Teknik yang digunakan yaitu triangulasi, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbanding terhadap data itu. teknik ini menggunakan pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang di pakai dalam penelitian ini memanfaatkan penggunaan sumber data dan metode.10 Dalam hal ini, penulis

9

Moh Nasir . D, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghali Indonesia, 1993), h. 405.

10

(39)

25

menggunakan klien sebagai pengecekan keabsahan data yang penulis peroleh dari pimpinan, guru atau pendidik, serta pekerja sosial di Taman Anak Sejahtera (TAS).

H. Tehnik Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini maka penulis mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Desertasi), yang diterbitkan oleh CeQDA ( Center for Quality Development and Assurnce ) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

I. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian skripsi ini, menggunakan literatur berupa skripsi. Penelitian skripsi ini disusun dan di analisa berdasarkan beberapa buku yang menjelaskan teori-teori yang sesuai dengan judul yang penulis bahas, serta data-data yang ditemukan di lapangan.

Pengguna menggunakan literatur berupa skripsi yang membahas tentang “Perspektif hukum Islam dan hukum positif tentang eksistensi ibu dalam

pengasuhan dan perlindungan anak balita.” Nama peneliti itu Wiwi Anggraini (202043101182), jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, penelitian menitik beratkan pengasuhan dan perlindungan dalam bidang agama.

(40)

26

penulis lebih menekankan pada segi pola asuh orang tua terhadap anaknya di lembaga, maka dalam penelitian ini penulis membahas mengenai pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS).

(41)

27

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A.Gambaran Umum Lembaga

1. Sejarah Singkat Berdirinya Taman Anak Sejahtera

Taman Anak Sejahtera didirikan pada tanggal 19 Desember 1988 yang diprakarsai oleh Ibu Istikanah Suparno, Dr. Siti Wahibatun, Komariah Darmono, Dr. Sri Ismiadi serta kawan-kawannya di Darma Wanita pada saat itu. Niat itu dilatarbelakangi oleh fakta ril disekitar mereka khusunya, di lingkungan Darma Wanita yang berkantor di Kementerian Sosial. Dengan banyaknya para ibu-ibu yang sibuk bekerja untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga serta ibu yang sibuk berkarir, sehingga dengan demikian banyak anak balita yang ditinggal orang tuanya bekerja di luar rumah dengan begitu anak menjadi telantar dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan hak-haknya sebagai anak.

Dengan keadaan yang demikian ini sering menimbulkan permasalahan bagi wanita atau para ibu-ibu yang bekerja di luar rumah, yaitu kekhawatiran akan tidak terpenuhinya hak-hak anak ataupun kebutuhan dasar anak serta kasih sayang dari kedua orang tua. Atas keprihatinannya melihat kondisi balita pada saat itu maka timbullah gagasan dari Ibu Istikanah dan ke empat teman-temannya untuk mendirikan Taman Anak Sejahtera “Harapan Ibu” yang berlokasi di

(42)

28

sebagai tempat penitipan anak atau disebut dengan (day care), tetapi dengan berkembangnya zaman tempat ini bukan hanya sekedar tempat penitipan saja tetapi juga bertujuan untuk menolong para ibu dan anak-anak dalam memenuhi kebutuhan anak. Seperti mendapatkan perlindungan, pengasuhan, perawatan, kenyamanana, bersosialisasi, belajar sambil bermain, serta melindungi dari diskriminasi atau ketelantaran. Dengan begitu anak dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal sesuai dengan harapan para ibu, agama dan bangsa ini. Oleh sebab itu, berdirilah Taman Anak Sejahtera (TAS) “Harapan Ibu” yang berlokasi di lingkungan perkantoran Kementerian Sosial RI Jl. Salemba Raya No. 28.1

2. Visi dan Misi Taman Anak Sejahtera:

a. Visi

Rumah kedua untuk tumbuh kembang anak balita dan mewujudkan anak yang sehat dan mandiri.

b. Misi

1. Memberikan bimbingan, pelayanan sosial dan perlindungan. 2. Mengembangkan potensi anak untuk dapat bersosialisasi,

berpartisipasi, berkreasi dan berpartisipasi secara optimal.

3. Menciptakan lingkungan kondusif untuk perkembangan fisik, mental dan sosial.2

1

(43)

29

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Taman Anak Sejahtera „Harapan Ibu‟ Kementrian Sosial RI

Ketua Harapan Ibu

Bendahara Tata Usaha & Sekretaris

Peksos Psikolog Pembina kesum Pembina kesgi Pembina ag Pramuwisma

Adapun pembagian susunan tugas adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan (Ike Koestika), beliau bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyelenggarakan seluruh pelayanan di TAS.

b. Tata usaha, dan sekaligus merangkap sebagai sekretaris (Umi Padhliyati), beliau bertugas membantu pimpinan dan menyelenggarakan ketata usahaan yang mencakup admistrasi umum, surat menyurat, pembuatan laporan kepegawaian dan sebagainya. c. Bendahara (Wiwik Sulistiani), beliau bertugas sebagai bendahara dari

dana partisipasi orang tua anak.

d. Pekerja sosial (Maryati), beliau bertugas membantu pimpinan Taman Anak Sejahtera dalam menyelenggarakan seleksi penerimaan,

2

Brosur Taman Anak Sejahtera (TAS), 2011.

(44)

30

konsultasi dan bimbingan sosial kepada orang tua dalam rangka menangani permasalahan anak maupun peningkatan pelayanan anak di TAS.

e. Psikolog (Dr. Alitkurniasari, Mp), beliau bertugas membantu pimpinan TAS dalam memecahkan masalah-masalah psikologi anak dan membantu perkembangan anak.

f. Penanggung jawab kesehatan bidang umum (Dr. Murisnawati Haskim), beliau bertugas membantu pimpinan TAS dalam memantau tubuh kembang anak, pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan maupun vitamin pada anak serta berat badan.

g. Pembina kesehatan gigi (Drg. Ninul K. Sudarmadji, Sp. Kga), beliau bertugas sebagai pemeriksa kesehatan gigi.

h. Koordinator pembina agama (Era), beliau sebagai pembina agama di Taman Anak Sejahtera (TAS).

i. Penanggung jawab pembina kesenian (Helen Puspitasari), beliau adalah sebagai instruktur kesenian yang ada di Taman Anak Sejahtera (TAS). j. Para pramuwisma (Amiah, Suparti, Ellya, Bramantyo, Sari Lailani, dan

Khotimah).

k. Tenaga keamanan (Irwin Okky Hidayat, M. Fikri Ardiansyah, Agung Putrawijaya), beliau adalah tenaga keamanan yang ada di Taman Anak Sejahtera.

(45)

31

m. Koordinator kesehatan (Hodiah Pinem), beliu selaku koordinator kesehatan.

n. Pendidik/guru, (Ika, Koestika, Wiwik Sulistiani, Umi Fadhliyati, Hodiah Pinem, BA, Titin Kurniati, Jatnika, Sri Ningsih, Maryati, Minarni Kustia, Sutinah dan Sugiarti Endah P), beliau-beliau inilah yang sangat besar tanda jasanya karena telah mendidik, merawat dan mengasuh anak anak-anak yang ada di Taman Anak Sejahtera (TAS) ”Harapan Ibu”.3

Adapun maksud dan tujuan Taman Anak Sejahtera (TAS) „Harapan Ibu‟ adalah:

1. Membantu fungsi orang tua dalam pemenuhan kesejahteraan anak agar anak memperoleh pengasuhan untuk dapat tumbuh, berkembang, berpartisipasi dan bersosialisasi.

2. Membantu anak pada proses sosialisasi, pembelajaran dini dan perawatan, baik secara individu maupun kelompok agar anak dapat tumbuh sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.

3. Memberikan perlindungan bagi anak dari penelantaran, eksploitasi, perlakuan salah, kekerasan dan diskriminasi yang dapat menggangu kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak.

3

(46)

32

4. Kegiatan Taman Anak Sejahtera

a. Pemenuhan kebutuhan jasmani berupa: 1. Pemberian makan dan minum

- Makan diberikan sebanyak dua kali (pagi dan siang) - Snack setiap hari dengan berfariasi

- Susu 2 kali dalam sehari - Buah setiap hari

- Air putih

2. Pemeliharaan kesehatan jasmani

- Olah raga ( senam, bermain bola dan jalan-jalan) - Pemberian vitamin dalam duam minggu sekali - Pemeriksaan dokter satu bulan sekali

- Penimbangan berat badan dan tinggi badan dalam satu bulan sekali - Penyedian fasilitas tidur untuk istirahat, pakaian seragam dan

mandi

- Pemeriksaan kebersihan anggota badan secara rutin (kuku, rambut, dan gigi).4

b. Pemenuhan kebutuhan pendidikan

Pelayanan ini diberikan dalam bentuk bimbingan pembelajaran sesuai taraf perkembangan dan tingkat usia anak.

Materi pembelajarannya seperti :

4

(47)

33

- Usia tiga bulan sampai dengan dua tahun dimaksudkan untuk melatih perkembangan kognitif dan edukatif anak serta marangsang atau melatih anak untuk berkomunikasi (berbicara). - Usia dua tahun sampai dengan tiga tahun dimaksudkan agar anak

menegenal pendidikan dasar.

- Usia empat sampai dengan enam tahun dimaksudkan sebagai persiapan anak dalam rangka memasuki pendidikan pra sekolah atau Taman Kanak-Kanak (TK).

- Usia enam sampai dengan delapan tahun dimaksudkan untuk membantu anak setelah pulang dari sekolah Taman Kanak-kanak (TK) atau Sekolah Dasar (SD) dalam menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah (PR) dengan cara bimbingan pengasuhan. Adapun waktu kegiatan belajar sambil bermain secara terpimpin dan setiap harinya dimulai belajar sambil bermain mulai pukul 09.30 sampai pukul 10.30.

c. Pemenuhan kebutuhan spritual

Pembimbingan agama membimbing supaya anak mengenal agamanya masing-masing.

d. Pemenuhan kebutuhan sosial

Pengenalan lingkungan, kegiatan ini dimaksudkan agar anak lebih mengenal lingkuangan sekitarnya baik alam, tempat bersejarah dan lain-lain.

(48)

34

5. Jaringan kerjasama yang dilakukan hingga kini:

1. Kementrian Sosial RI (KEMENSOS) 2. Poli klinik Kementerian Sosial RI

3. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (bagian anak sub bagian pediatric sosial tumbuh kembang)

4. Rumah Sakit Ridwan Moreksa

5. Universitas Persada Indonesia „YAI‟, Fakultas Psikologi 6. Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Pendidikan

7. Yayasan Bunda.5

6 Pendanaan Taman Anak Sejahtera

Dari ketentuan umum tentang sumber pendanaan Taman Anak Sejahtera digunakan sebagai:

a. Sumber dana yang didapat dari kementrian sosial digunakan untuk sarana dan prasarana yang ada di taman anak sejahtera. Misalnya, alat bermain, bangku dan sebagainya.

b. Sumber dana yang didapat dari orang tua atau dana partisipasi di gunakan untuk komsumsi anak sehari-hari. Partisipasi merupakan tanda adanya tanggung jawab orang tua akan usaha pembinaan tumbuh kembang anak selama dititipkan di taman anak sejahtera. c. Dana tak terduga, dari orang tua murid yang terlambat menjemput

anak yang telah ditentukan. Uang ini digunakan untuk para petugas piket.6

5

(49)

35

Adapun rincian pendanaannya sebagaimana terlampir.

7. Sarana dan Prasarana Taman Anak Sejahtera

Sarana dan Prasarana Taman Anak Sejahtera Bagunan terdiri dari dua lantai.

Lantai I : Ruang serbaguna : Tempat rekreasi

: Pos keamanan

Lantai 2 : Tiga ruangan kamar tidur

: Satu TV

: Dua lemari tempat penyimpanan TAS : Satu tempat rak sepatu

: Satu absen daftar tamu : Satu tempat duduk tamu : Satu bak bola mandi : Satu buah prosotan : Tiga mading TAS : Satu gudang

: Satu ruang pemeriksaan kesehatan

: Satu ruang kantor (pimpinan dan kegiatan administrasi) : Tiga rak buku perpustakaan

: Enam lemari tempat buku tulis : Satu ruang dapur

6

(50)

36 : Satu ruangan ibadah : Dua kamar mandi Sarana fisik:

a. Balai dan kasur

b. Tiga TV( setiap kamar satu TV) c. Meja dan bangku untuk makan d. Peralatan makan

e. Peralatan dapur

f. Meja dan kursi untuk kantor g. Komputer dan telpon

h. Peralatan untuk kegiatan bermain dan belajar secara terpimpin; - Peralatan belajar

- Peralatan sosio-drama

- Permainan gerak motorik kasar maupun motorik halus

i. Peralatan permainan, pengenalan rumah ibadah, simbul-simbol lalu lintas, serta seni budaya.

8. Data anak asuh yang ada di TAS tahun 2010-2011.

Tabel 2. Data anak asuh ruang Appel, yang berusia 3 bulan sampai 2 tahun

No Nama Tanggal lahir Tanggal masuk L/P

1. Para Agniasti Brebes 06, Jan 09 01 Feb 2010 P

2. Khansa Kuningan 19, Feb 09 20 Jan 2010 P

3. Bintang Aniqa.k.p Jakarta 21, Jan 09 08 Nov 2010 P

(51)

37

5. Salsabilla Azzahra Bekasi 07, Sep 09 15 Nov 2010 P

6. Fachrudin Rizky Jakarta 14, Sep 09 01 Nov 2010 L

7. Jesica Dina Jakarta 31 Jun 09 01 Feb 2011 P

8. Aisyah Jakarta 25, Jan 09 15 Nov 2010 P

Tabel 3. Data anak asuh ruang Transfortasi, yang berusia 2 tahun sampai 3 tahun.

No Nama Tanggal lahir Tanggal masuk L/P

1. Arbi Dafa Depok 18, Agust 07 28 Desember 2009 L 2. Faiz Jakarta 23, Mart 08 08 Januari 2010 L 3. Paros Serangen 23 Feb 08 12 April 2010 L 4. Hasby Jakarta 18, Aprl 08 14 Agustus 2009 L 5. Fadillah Bandung 06, Sept 07 23 September 2010 L 6. Chelsia Jakarta 31, Agust 08 22 Oktober 2009 P 7. Jibran Depok 01, Sep 08 01 Oktober 2010 L 8. Akhdan Jakarta 20, Sept 08 07 September 2009 L 9. Joanse Bekasi 20, Oktober 08 05 Januari 2010 L 10. Sergio Jakarta 03, Des 08 08 Maret 2010 L 11. Naila Jakarta 01, Des 08 18 Oktober 2010 P 12. Abdullah Jakarta 27, Des 08 12 Oktober 2009 L 13. Natan Bogor 23 Des 07 10 Januari 2011 L 14. Ragda Bekasi 26, Des 09 01 Juli 2010 L 15. Alif Jakarta 02 April 06 06 Januari 2010 L

Tabel 4. Data anak asuh ruang Animal, usia 3 tahun sampai 6 tahun.

(52)

38 yang berstatus sebagai Pegawai Negeri (PN).

Tabel 5. Data nama karyawan petugas Taman Anak Sejahtera “Harapan Ibu” yang berstatus sebagai Pegawai Negeri (PN).

No Nama Nip Golongan Jabatan

(53)

39 2 Hadiah

Pinem,MB

195811111984032002 III.d Peksos Penyelia

3 Titin Kurniati 196312091987032001 III.d Peksos Penyelia

4 Jatnika 196312061987022001 III.d Peksos Penyelia

5 Wiwik Sulistiani 196202271987032001 III.d Peksos Penyelia

6 Sri Ningsih 196507071987032002 III.d Peksos Penyelia

7 Maryati 196603211987032002 III.d Peksos Penyelia

8 Minarni Kustia 196605101987032001 III.d Peksos Penyelia

9 Sutinah 196209101993032001 III.c Peksos Penyelia

10 Sugiarti Endah 196800101991022001 III.c Peksos Penyelia 11 Umi Fadhliyati 1972020519933032001 III.c Peksos Penyelia

Dari data di atas jumlah pegawai yang ada di Taman Anak sejahtera berjumlah

Laki laki : 4 orang Perempuan : 21 0rang

Dan jumlah keseluruhannya adalah : 25.

10. Mekanisme penerimaan dan pelepasan anak di Taman Anak Sejahtera. Tahap pendaftaran

Pengisian formulir dilakukan oleh orang tua anak, serta penyerahan persyaratan berupa:

a. Formulir pendaftarn

(54)

40 c. Foto kopi akte kelahiran d. Pas foto 3x4= 2 lembar Tahap penerimaan.

Seleksi pendaftaran, adapun kreteria seleksi sebagai berikut: 1. Anak usia tiga bulan sampai delapan tahun

2. Anak sehat jasmani (mempunyai surat keterangan sehat dari Dokter) 3. Sehat kedua orang tua (mempunyai surat keterangan sehat dari

Dokter)

4. Rongent kedua orang tua (mempunyai surat keterangan sehat dari Dokter)

5. Pemeriksaan Psikologis anak oleh Psikolog. Tahap registrasi

a. Pencatatan mengenai data anak yang diterima b. Pemberian nomor induk

Tahap pengasuhan anak Melakukan pendekatan awal:

1. Memberikan motivasi anak baru untuk mengikuti kegiatan di Taman Anak Sejahtera (TAS) Harapan Ibu.

2. Mempertemukan anak dengan pembimbing atau pengasuh dan temannya serta menunnjukkan tempat dan fasilitas

3. Memberikan pemenuhan fisik seperti :

(55)

41

b. Pengawasan dan pemeliharaan kesehatan oleh Dokter Umum, Dokter Gigi, dan Dokter bagian Tumbuh kembang anak

c. Penimbangan berat badan dan tinggi badan d. Pemberian vitamin dan obata-obatan ringan e. Olah raga dan rekreasi

4. Pemenuhan kebutuhan mental dan sosial seperti :

a. Memberikan rasa aman, kasih sayang, perhatian, bimbingang, pengasuhan, pembinaan, perawatan, penghargaan dan sebagainya

b. Pelaksaan kegiatan terpimpin dengan memberikan bimbingan latihan sesuai dengan taraf perkembangan usia yang mencakup aspek:

- Daya ingat, daya tangkap, kreatifitas dan imajinasi - Kemampuan motorik halus atau kasar

- Kemampuan berbahasa atau berkomunikasi

- Kehidupan beragama, penanaman moral, pengetahuan kebangsaan, dan pengetahuan alam.

- Bimbingan sosial, kemadirian, dan kemampuan bermasyarakat.

- Perkembangan emosi dan disiplin. 5. Rekreasi atau Out Bond

(56)

42 Pelayanan terhadap orang tua :

a. Konsultasi atau konseling permasalah yang dihadapin dan memberikan solusi

b. Good Parenting Skill (bimbingan pemantapan) c. Kunjungan rumah atau Home Visit

Pelayanan kepada masyarakat:

1. Memberikan informasi tentang fungsi, tujuan Taman Anak Sejahtera (TAS) Harapan Ibu

2. Sebagai tempat penelitian bagi mahasiswa

3. Memberikan pembinaan bagi orang tua dan keluarga 4. Bimbingan atau pemantapan bersosialisasi

Tahap yang terakhir tahap terminasi :

a. Mempersiapkan anak usia lima tahun yang telah mendapatkan bimbingan pendidikan, sosial, adaptasi, kognitif, dan psikomotorik sebagai persiapan memasuki usia sekolah.

b. Mengadakan pelepasana anak yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang selanjutnya.

c. Pemberian sertifikat

(57)

43

B. Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera.

B. 1. Pola asuh Taman Anak Sejahtera

Pada poin temuan ini penulis akan membahas tentang pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS), serta proses pelaksanaan pembelajarannya yang dilakukan di Taman Anak Sejahtera. Hasil data observasi, wawancara, dan dokumentasi akan diamati oleh teori-teori yang telah dijelaskan pada bab II. Dari hasil penelitian, penulis menemukan beberapa hal mengenai pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS), serta proses pelaksanaan pembelajarannya yang dilakukan di Taman Anak Sejahtera, baik dari segi subyeknya maupun dari segi obyek peneliti sebagai upaya yang dilakukan oleh Taman Anak Sejahtera (TAS) untuk anak-anak yang ada di taman anak sejahtera yang berlokasi di lingkungan perkantoran Kementerian Sosial RI (KEMENSOS).7

Pengasuhan merupakan pemenuhan kebutuhan esensial anak untuk dipelihara, dirawat, dijaga, dibimbing, dididik dan dibina secara berkesinambungan agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal, baik fisik, mental, spiritual dan sosial. Sehingga anak dapat tumbuh sehat.

Berdasarkan latar belakang berdirinya Taman Anak Sejahtera yang telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa Taman Anak Sejahtera (TAS) merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang pelayanan atau sebagai

7

(58)

44

pengganti sementara orang tua, serta mengambil alih tanggung jawab secara luas ketika orang tua bekerja. Taman Anak Sejahtera atau (TAS) hingga saat ini tidak memiliki kurikulum. Hal ini disebabkan karena lembaga ini hanya sebagai tempat penitipan sementara waktu dan berorentasi pada bermain sambil belajar, dan lembaga ini merujuk pada buku yang ditulis oleh Kementerian Sosial yang berjudul pola pengasuhan dan perlindungan anak. Adapun tujuan dan fungsi lembaga ini adalah sebagai pengganti orang tua sementara waktu. Pada tanggal 19 Desember 1988 Taman Anak Sejahtera hadir di tengah-tengah kota-kota besar seperti pada saat ini yang berlokasi di lingkungan perkantoran Kementerian Sosial RI. Tujuannya adalah untuk membantu para orang tua atau para ibu yang bekerja diluar rumah serta membantu anak dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, hak-haknya dan perkembangan anak secara individu, yang mencakup perkembangan fisik, motorik, bahasa, kognitif, sosial, dan emosional.

Dengan pola pengasuhan yang dilakukan secara demokratis serta kegiatan pembelajaran sambil bermain yang dilakukan melalui media seperti media bermain dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar, serta metode kegiatan terpimpin dengan stategi, sarana, dan media belajar yang dapat meransang anak untuk melakukan eksplorasi serta menggunakan alat atau benda-benda yang ada di sekitarnya. Penjelasan ini juga diperkuat oleh Ibu Maryati selaku pekerja sosial bahwa:

(59)

45

pengasuh dan pembimbing bertanggung jawab untuk melindungi mereka sesuai dengan hak-hak anak dan kesejahteraan anak serta para pengasuh atau pendidik berkwajiban memberikan perawatan, pendampingan, pengasuhan, pendidikan dan perlindungan. Dan tak lupa kita juga memberikan anak kebebasan dalam bermain, kebebasan di sini dalam artian, kita sebagai pengasuh tetap mengawasi mereka dalam bermain supaya bisa terkontrol serta memberikan anak kebebasan menyalurkan daya kreatif minat dan bakat anak yang terpendam, tentunya dengan cara melalui belajar sambil bermain. Seperti memberikan berbagai permainan yang ada di taman anak sejahtera. Pola pembelajaran sambil bermain yang diberikan oleh taman anak sejahtera supaya anak-anak tidak mersasa jenuh atau bosan dengan permainan yang diberikan kepada mereka. Sehingga kebutuhan dan haknya bisa terpenuhi dengan baik ”.8

Dengan hadirnya Taman Anak Sejahtera (TAS) di tengah-tengah kota yang berlokasi di perkantoran Kementerian Sosial setidaknya lembaga ini dapat membantu para ibu yang sibuk bekerja di luar rumah serta berkarir. Sehingga dengan begitu para ibu bisa bekerja dengan nyaman dan tidak merasa khawatir lagi ketika anak-anak mereka ditinggalkan pada saat bekerja untuk sementara waktu. Dan ibu-ibu ini bisa bekerja dengan tenang dan maksimal serta berkosentrasi terhadap pekerjaannya di kantor. Anak-anak yang dititipkan di taman anak sejahtera bukan hanya sekedar dititipkan tetapi, dari Taman Anak Sejahtera(TAS), tersebut membuat anak merasa terpenuhi kebutuhannya serta memberikan anak merasa nyaman di lingkungan barunya dan tidak merasa bosan. Seperti memberikan anak berbagai permainan misalnya, bermain bola, bermain peran, bermain ayunan, menonton,

8

(60)

46

bersepeda, dan sebagainyn. Dengan begitu hak-hak anak bisa terpenuhinya dengan maksimal dan membantu pola pertumbuhan dan perkembangan anak dengan baik. Sehingga anak tidak merasa terlantar. Sebagaimana dijelaskan oleh ibu Ike Koestika bahwa :

Anak adalah anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa, di mana, kita berkewajiban meberikan perawatan, pendidikan, pengasuhan, bimbingan serta perlindungan. Dari ke-empat hal ini patut kita berikan pada anak. Di samping itu anak juga membutuhkan makan, minum yang bergizi dan tempat yang layak untuk beristirahat. Denganbegitu kebutuhan anak bisa terpenuhi dan tumbuh berkembang secara optimal sesuai dengan kesejahteraan anak”.9

Pendapat yang sama dikatakan oleh ibu Sri Ningsih selaku koordinator atau penanggung jawab pembelajaran di taman anak sejahtera bahwa :

Taman Anak Sejahtera merupakan sebuah tempat atau wadah di mana anak-anak inibisa mengekplorasi minat dan bakat yang ia punya dan dapat ia salurkan melalui bermain sambil belajar serta bersosialisasi bersama teman-teman sebayanya. Serta memberikan anak kebebasan dalam bermain sambil belajar, kebebasan di sini dalam artian kita tetap mengawasinya.”10

Adapun tarap pembelajaran ditentukan oleh usia anak di Taman Anak Sejahtera (TAS) dibagi menjadi empat bagian yaitu: mulai dari usia tiga bulan sampai dua tahun dimasukkan untuk melatih perkembangan kognitif dan edukatif anak serta meransang atau melatih anak untuk berkomunikasi,

9

Wawancara pribadi dengan ibu Ike Koestika tanggal 26 April 2011.

10

(61)

47

mulai usia dua tahun sampai tiga tahun dimasukkan agar mengenal pendidikan dasar, usia empat sampai enam tahun dimasukkan sebagai persiapan ketingkat jenjang Taman Kanak-Kanak atau TK dan yang terakhir usia enam tahun sampai delapan tahun, ini dimasukkan untuk membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugas di sekolahnya dengan cara membimbing anak dalam mengerjakan tugas sekolah di taman anak sejahtera (TAS).

Masing-masing dari kelompok itu didampingi tiga pengasuh atau pendidik seperti ibu Umi, ibu Endah dan ibu Ika. Pembagian kelas berdasarkan tingkat usia anak. Materi yang di ajarkan pada anak pra sekolah seperti, mengenal warna, merajut, mencocokan gambar, bongkar pasang puzzle, menggambar, mewarnai, berhitung, bernyanyi serta mengenal huruf

dan angka. Materi pembelajaran sambil bermain yang diterapkan di taman anak sejahtera adalah sama dengan TPA-TPA yang lainnya akan tetapi, yang membedakannya adalah tingkat usia mereka masing masing. Adapun pembelajaran yang dilakukan di taman anak sejahtera dalam seminggunya hanya lima hari dalam seminggu dengan waktu belajar sambil bermain berkisar antara pukul 9.30 pagi sampai 10.30 siang. Setelah itu anak-anak ini semua beristirahat.11 Hal ini juga dipertegas oleh ibu Sri Ningsih bahwa:

“Sesuai dengan peraturan Kementrian Sosial RI atau merujuk pada

buku pola pengasuhan dan perkembangan anak maka, waktu yang digunakan

di Taman Anak Sejahtera dalam pola belajar sambil bermain adalah mulai

dari pukul 9.30 sampai 10.30 wib. Ini dikarenakan anak-anak ini harus

11

(62)

48

banyak beristirahat dari pada belajar maka dari itu kita sebagai pengasuh

menerapkan anak-anak yang ada di taman anak sejahtera ini khususnya,

untuk lebih banyak beristirahat dibandingkan belajar. Dan pada saat

istirahlah mereka bisa banyak menyerap informasi apa yang diberikan oleh

pengasuhnya”.12

Dalam memberikan pembelajaran sambil bermain kepada anak-anak yang ada di taman anak sejahtera supaya anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mendapatkan pengasuhan, perawatan, pendidikan, kesehatan, pendampingan, perlindungan, serta terhindar dari perdangangan, dan diskriminasi.

Sesuai definisi perlindungan sebagai kegiatan untuk menjamin dan melindungi hak-haknya agar dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan martabat kemanusian serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.13

Adapun tugas pengasuh atau pendidik yang ada di taman anak sejahtera adalah berkewajiban memberikan perlindungan, pendampingan, pembinaan, perawatan, pengasuhan, pemiliharaan, pendidikan, dan kesehatan. Dan tumbuh, berkembang secara optimal serta bisa berguna bagi bangsa, dan agama.

Gambar

gambar, bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi
Table 1 Subyek Penelitian
Tabel 2. Data anak asuh ruang Appel, yang berusia 3 bulan  sampai 2 tahun
Tabel 3. Data anak asuh ruang Transfortasi, yang berusia 2 tahun sampai 3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Desy Julita Ambarita : Tinjauan Budaya Amae Dalam Pola Pengasuhan Anak Jepang Menurut Teori Takeo Doi, 2010.. TINJAUAN BUDAYA AMAE DALAM POLA PENGASUHAN ANAK JEPANG MENURUT

Di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Doyong Kabupaten Sragen dimana penulis mengajar, para orang tua anak didik membina anak-anak mereka dengan bermacam-macam pola pengasuhan

Kemudian faktor kebudayaan yang mempengaruhi pola pengasuhan anak pada masyarakat karo di desa lingga ini, dimana kebudayaan yang ada pada masyarakat desa lingga

Pada prinsipnya, pola pengasuhan anak merupakan proses sosialisasi. Pola pengasuhan anak pada komunitas adat Giri Jaya Padepokan, menjadi bagian dari budaya masyarakat

80% orangtua melihat anak selama di Taman Penitipan Anak ‘Aisyiyah Wilayah Riau dalam bidang kesehatan anak tersebut dalam keadaan baik, yaitu anak-anak yang dititipkan

Penelitian ini dilakukan untuk menerangkan perilaku dan pola pengasuhan induk terhadap anak gajah Sumatera yang berada di Taman Margasatwa Ragunan (TMR).. Data

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kebiasaan sarapan, frekuensi makan, pola pengasuhan gizi berhubungan dengan status gizi anak

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan pene- litian tentang hubungan pola pengasuhan anak yang terdiri dari praktik pemberian makan, praktik