ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUID PEMBIA Y AAN B.Al'll'K SYARIAH
(STUD! KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA
DAN BANK SYARIAH MANDIRI)
Skripsi
...
Ulll
I
Oleh:
Sugih Waluya Romdlon
10408100252t''""'
. --
BLBᄋᄋᄋセ@
セ@,Jl'l : セᄋセᄋ@ セGBj「ᄋᄋZᄋᄋエᄋᄋᄋBGGGBBBGBGGセ@•
セl@
. : :...·0·:::·'1.a;;-eal ·
lnduK :.Ol/?/
,-Cl ...•
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN IlLMU SOSIAlL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ANALISIS
faktorセaktijr@YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN
(STUD! KASUS PADA BANK 111UAMALA T IND.ONES/A
DAN BANK SYARIAH MANDIRI)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Jlmu Sosial
Untuk Memenubi Syarat·syarat untuk Meraih Gelar 8arjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh:
Sugih Waluya Romdlon 104081002521
Dibawah Bimbingan
Pembimbing II
MMM\ヲッセ@
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
£,M,Si
NIP. 150 317 955 NIP. 150.330.729
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTASEKONOMIDANILMUSOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
lari ini, Kamis tanggal dua puluh enam februari tahun dua ribu sembilan Telah dilakukan Ujian :omprehensif atas nama Sugih Waluya Romdlon NIM: 104081002521 dengan judul skripsi "ANALISIS AKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Ruamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri}. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut elama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima. sebagai salah satu syarat untuk nemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial lniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Februari 2009
nm Penguji Ujian Komprehensif
セ[ヲ@
Prof. Dr. Ahmad Rodoni. MM Ketua
Prof. Dr. Abdul Hamid. MS Penguji Ahli
ari ini telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Sugih Waluya Romdlon NIM: 104081002521 dengan
1dul skripsi "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN BANK SYARIAH (Studi asus Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri). Memperhatikan penampilan lahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu ,
rarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan llmu )Sial Universitas Islam Negeri Syarif Hldayatullah Jakarta.
セセ@
__(_a;)
Prof. Dr. Ahmad rッ、ッセゥN@ MM
Ketua
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Jakarta, 5 Maret 2009
DAFTARRIWAYATHIDUP
. I.
IDENTITAS PRIBADI1. Nama
2. Tempat & Tgl. Lahir
3. Tinggal di
4. Alamat
5. Telepon
II. PENDIDIKAN
1. SD
2. SMP 3. SMA 4. SJ
: Sugih WaluyaRomdlon : Bogor, 8 Juni 1986 : Bogor
: Jalan Raya Puncak Kp. Pakancilan RT. 03/03 Desa Kuta Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
: 08561357321/(021)92617421
: SDN SUKAGALIH 03 : SLTP YPC CISARUA
: MA YASTI CISAAT-SUKABUMI : JURUSAN MANAJEMEN jflAKULT AS
EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Sekretaris Umum Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam 2. Wasekum Bidang PPPA Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas
Sains dan Teknologi & Ekonomi
3. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Sains dan
Teknologi & Ekonomi
4. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi Himpunan Mahasiswalslam Cabang Ciputat
IV. LATARBELAKANGKELUARGA 1. Ayah
2. Tempat & Tgl. Lahir
3. Alamat
4. Telepon
5. Thu
: Ujang Suparman : Sukabumi,
: Jalan Raya Puncak Kp. Pakancilan RT. 03/03 Desa Kuta Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
03/03 Desa Kuta Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
8. Telepon : 085659465355
ABSTRAK
Penelitian
m1bertujuan untuk. menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan pada Bank Muamalat Indonei;ia
clan Bank Syariah
Mandiri, (faktor-faktor tersebut adalah pembiayaan bermasalah (NPF), rasio
kecukupan modal (CAR), tingkat pengembalian atas modal (ROE), dan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)).
pエセョ・Zャゥエゥ。ョ@ini dilakukan
pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. dari Januari 2002
sampai dengan April 2007 dengan menggunakan metode model koreksi
kesalallan.
Hasil penelitian menunjukan hanya variable BOPO saja yang berpengaruh
secara signifikan terhadap pembiayaan dalam jangka pendek. Sedangkan variabel
yang Jaimtya yaitu pembiayaan bermasalall, rasio kecukupan modal, dan tingkat
pengembalian atas modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pembiayaan dalam jangka pendek pada Bank Muamalat Indonesia. Pada Bank
Syariall Mandiri, tidak terdapat satu variabel independen pun yang berpengaruh
secara signifikan terhadap pembiayaan dalam jangka pendelk:.
Hasil penelitian menunjukan baliwa tidak terdapat keseimbangan jangka
pendek menuju keseimbangan jangka panjang diantara variabel yang dipakai.
Variabel-variabel tersebut adalali pembiayaan bermasalall (NI'F), rasio kecukupan
modal (CAR), tingkat pengembalian atas modal (ROE), dan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional (BOPO), baik pada Bank l\1uamalat Indonesia
maupun pada Bank Syarial! Mandiri.
ABSTRACT
The. objective of this research is ·to analyze factors which influence financing at Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah Mandiri, (those factors are non peiforming finance (NPF), capital adequacy ra/io (CAR), return on equity (ROE), and operational cost to operational revenue (BOPO). This research held at Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah Mandiri since January 2002 until April 2007 using Error Correction Model (ECM).
Based on the test result, operational cost to operational revenue (BOPO) variable significantly affect to financing in Bank Muamalat Indonesia in short term. Whereas the other independent variables such as non peiforming finance, capital adequacy ratio, and return on equity have no significant affect to financing in Bank Muamalat Indonesia in short tem1. In Bank Syariah Mandiri, there are not one of independent variables who significantly affect to financing in short term.
Based on the test result of long term co integration it is known that there is not a long term equilibrium between variables used. 111ese variables are non peiformingfinance (NPF), capital adequacy ratio (CAR), return on equity (ROE), and operational cost to operational revenue (BOPO), even in Bank Muamalat Indonesia orBank Syariah Mandiri.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, alhamdulillahi rabbi! 'alamin, wasshalatu wassalamu 'ala
ashrafil anbiya'i wal mursalin, wal 'aqibatu Iii muttaqin, wala 'udwaana ilia
'aladzalimin.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Dan tak lupa shalawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Adapun judul skripsi yang penulis ambil
adalah "Analisis Faktor-faktor yang Mempengarnhi Pembiayaan" (Studi Kasus
pada Bank Muammalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri dari tahun
2002-2007)".
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada orang-orang dan semua pihak yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih ini antara lain
ditujukan kepada:
I. Kedua orang tua saya tereinta yang senantiasa mendoakan dan mendul..-ung
saya setiap saat dan selalu menanyakan kabar skripsi setiap saya pulang
kerumah. Serta adik2ku tereinta (Ade Irma Suryani dan Insan Kami!).
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni. MM dan Bapak AriefMufraini Le, M.Si. yang
telah memberikan pengarahan dan meluangkan waktunya untuk penyelesaian
skripsi ini. Buat Kanda Arief Mufraini Le, M.Si, terima kasih atas pelajaran
cross your limit nya.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan FEIS UIN Jakarta.
4. Bapak Indo Yama Nasarudin SE., MAB selaku Ketua Jurusan Manajernen.
Semoga cepat mendapat gelar Doktor.
5. Seluruh dosen yang telah ikhlas mengajarkan ilmunya dan berbagi pengalaman
6. Agis Rahayu, maafkan Kaka. waktu telah banyak disit<i dengan pengerjaan
skripsi ini.
7. Rekan seperjuangan di organisasi Hijau Hitam tercinta (Erik Ketum; Bung Jon,
Om Jun, Eko, dan lain-lain). Sekretariat HMI Cabang Ciputat tempat kita
berbagi pangalaman. Bahagia HMI. ..
8. Kawan-kawan kosan Sedap Malam IV (wa ato, wa dayat, wa ucup, wa ezit's,
wa opic, wa odeng, wa paceng, wa omen, dan wa culay). Kapan kita nge-Liga
di Winning Eleven 8 lagi? Kalahkan Aku ya ...
9. Kawan-kawan Manajemen C angkaan 2004. Terima kasih buat semuanya.
I 0. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih
banyak atas do'a dan dukungannya, semoga bantuan dan partisipasinya
mendapat ridho Allah SWT, Amin.
Ciputat, Maret 2009
Sugih Waluya Romdlon
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN • . . . •. . . • . . . .. . .. . . i
DAFTARRIWAYATHIDUP ... iv
ABSTRAK ...••..•.•... vi
ABSTRACT . . . .. . .. • . . . .. • . . . • . . . • . . . . • . . • . . . .. . . vii
KATA PENGANTAR ...•... viii
DAFT AR ISI . . . .. . . .. .• . .• . . . .. . . .. . .. . . .. . .. ..• . ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... .. ... . .. . ... ... •... .. ... ... ... xiii
DAFTARLAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN . . . .. . .. . . .. . . • .• 1
A. Latar Belakang Penelitian . . .• .. . . .. . . .. . . .. . •. . •. . •. 1
B. Perumusan Masalah ... 11
C. Tujuan dan Manfaat . . . .. . . .. . . .. . . • .•. . • . • .. . . •• . . .. ... 11
BAB II TINJAUANPUSTAKA ... 13
A. Pengertian Bank Syariah • . . . • . . . • • . .. 13
B. Tujuan Perbankan Syariah . . •. . . .. . .. . .. . .. • .. . .. . . •. • . 14
C. Konsep Utama Akad . . .. ... .. . .. . ..•.•. ... .. ... . .. . .. .•... 16
D. Produk Penyaluran Dana . . .. . .. . . • . . . .. . . ... 17
E. Operasional Bank Syariab Dalam Pembiayaan . . .. . . 28
F. Contoh Perhitungan Praktis Pembiayaan . . . .. . . .. 29
G. Penelitian Terdabulu . . . .. . . ... . . .. . . 32
H. Kerangka Penelitian . . .. . . .. 33
I. Hipotesis . . .. .. . . .. .. . . .. .. . .. .. .. . . .. .. . .. . . .. . . ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Ruang Lingkup Penelitian ... .. .. .... ... .. . ... ... . .. .. . ... . .... 38
B. Metode Penentuan sampel . . .. . .. . .. . ... .. . ... ... .. . .. ... ... . .... 38
C. Metode Pengumpulan Data . . .. . .. . .. . .. ... ... .. . .... .. ... .... ... 38
D. Metode Analisis Data . .... ... ... .. ... ... ... . ... .. ... ... 39
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN . . .. . .. . . . .. . ... . . .. . . .. . . 53
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 53
I. Bank Syariah . . .. . . .. ... . . ... .. . . . ... . .. . .. . .. . .. . . .. . . .. 53
2. Bank Muamalatlndonesia . . . .. . . .. . . .. 57
3. Bank Syariah Mandiri . . . 61
B. Penemuan dan Pembahasan ... .. .... .. . .. .... .. . . . ... . . .. .. . .. . .. 63
I. Analisis Deskriptif... .. . . .. 63
2. f>rasyarat Analisis Data . . . 68
3. Analisis Data . . . • . . . 79
4. Uji Hipotesis .. .. . .. . .. ... . . .. .. . . .. . . .. . . .. . .. .... .. . .. 88
5. Koefisien Determinasi . . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . . 93
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI . . ... .. . . . ... . .. . .. . ... .. . . .. 95
A. Kesimpulan . . . ... 95
B. Implikasr... .. . . .. . .. . . ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 98
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariab ...•.. 54
Tabel 4.2 Perkembangan Jenis-jenis Pembiayaan ... 56
Tabel 4.3 Pemegang Saham Bank Muamalat Indonesia ...• 60
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolinearitas BMI ... 69
Tabel 4.5 Hasil Uji Kolinearitas BSM ... 73
Tabel4.6 Stasioneritas Data BMI (Pada Tingkat Level) ...•....•.... 76
Tabel 4.7 Stasioneritas Data BMI (Setelah Diferensi Pada Tingkat First Difforence) ... 76
Tabel4.8 Stasioneritas Data BSM (Pada Tingkat Level) ... 77
Tabel4.9 Stasioneritas Data BSM (Setelah Diferensi Pada Tingkat First Difference) ... 78
Tabel 4.10 Hasil Analisis ECM BMI dengan Variabel Dependen Pembiayaan ... 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. I Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia dan Bank
Syariab Mandiri (Dari Tabun 2002-2007) . . .. . ..• .. . . .. . ... 8
Gambar 2.1 Skema Akad . . . .. .. . . • . . . .• . •. . ... .• . ••. . .. . .• . .. .. 16
Gambar2.2 Gambar2.3 Gambar2.4 Gambar2.5 Gambar2.6 Gambar2.7 Gambar2.8 Gambar4.I Gambar4.2 Gambar4.3 Gambar4.4 Gambar4.5 Gambar4.6 Skema Pembiayaan Murabahab ... .. ... ... ... ... .... 19
Skema Pembiayaan Salam . . . • . . . .. 21
Skema Pembiayaan Istishna' . • . . . .• ... . . .•.... .. ... .. . . ... 24
Skema Pembiayaan ljarab ... ,,. • . . • . . . . • • . .. 24
Skema Pembiayaan Musyarakab . • . • .. . • • .. • . • • .. • • • . . • • • .. .... 25
Skema Pembiayaan Mudharabah . .. .. .. . .. . .. . . . .. .. . .. . .. . ... 26
Kerangka Pemikiran •. .. • . . . .. ... . . ... .. . .. ... .•• ... . .. . ... ... 35
Perbandingan ROE BMI dan BSM .. ... •• . .. ... .. . . .... 63
Perbandingan NPF BMI dan BSM . .. .. .. . .. •.. . .• • .. .. .. . • .. 64
Perbandingan BOPO BMI dan BSM . .. . . ... ••• •. . .. . ... . . 65
Perbandingan CAR BMI dan BSM . . .. • .. . •. . •. . .. . .. ... .... 66
Perbandingan Pembiayaan BMI dan BSM ... .••. .•..•. .•.. 67
Hasil Uji Normalitas BMI ... 68
Gambar 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas BMI ... 71
Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas BSM .. .. .. .. . .. .. .. .. •• .... .•• .. . .. ... 72
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Semakin berkembangnya suatu perkembangan perekonomian dari suatu
negara, maka akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber penyediaan guna
membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Dana yang
diperlukan untuk suatu kegiatan usaha dapatlah dikatakan juga sebagai faktor
produksi yang sejajar dengan faktor-faktor produksi tenaga kerja, peralatan,
mesin-mesin, bahan baku/bahan penolong, kemampuan tekuologi, manajemen dan
lain-lain sebagai suatu sumber ekonomi yang termasuk langka.
Kemajuan dalam bidang ekonomi akan berkorelasi positif dengan
permintaan penyediaan sumber-sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk
membangun suatu usaha tertentu. Semakin tumbuh dan berkembangnya suatu
perekonomian suatu negara, maka akan menyebabkan semakin ba:1yak pula dana
yang dibutuhk:an untuk membiayai pendanaan usaha itu. Oleh karena itu,
hubungan antara pertumbuhan suatu kegiatan perekonomian dari perusahaan
dengan eksitensi perkreditan mempunyai koefisien korelasi yang sangat erat.
Penyediaan sumber dana tersebut bisa berasal dari individu juga bisa
berasal dari lembaga keuangan. Dalam hal ini, pelaksanaan :fungsi pembiayaan
tersebut dilakukan oleh lembaga keuangan (baik yang berbentuk bank maupun
non-bank). Fungsi intermediari dari lembaga keuangan (yang dimaksud disini
adalah lembaga keuangan bank) bisa dirasakan dan memberikan efek positif
Dalam ha! ini kegiatan perekonomian tidak dapat dipi sahkan oleh peranan
perbankan. Perbankan memiliki peran penting bagi sutu negara, yakni sebagai
perantara dalam menghimpun dana clan menyalurkannya keseluruh bidang
perekonomian, baik yang berskala kecil, menengah maupun besar. Untuk
mendorong laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam UU No. I 0 tahun 1998, tetang pengertian bank bahwa
bank adalah badan yang menghimpun dan dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkn
taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan pengertian UU No.10 tahun 1998 tersebut, dapat dilihat
bahwa usaha perbankan tidak semata-mata memutar uang untuk mencari
keuntungan perusahaan semata, tetapi juga menghendaki ag21r taraf hidup rakyat
dapat meningkat. Hal ini merupakan salah satu tanggung jawab bank dalam
rangka mewujudkan cita-cita negara yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil
dan makmur. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari bank tidak boleh lepas
dari kegiatan pembangunan.
juga mempunyai kewajiban memberikan pengembalian kepada para pemegang
saham bank tersebut.
Tugas perbankan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang cukup
besar mengharuskan bank dan pemerintah bersama-sama terns memantapkad diri
untuk menjawab tantangan tersebut. Mengingat pembangunan ekonomi ad\:ah
mewujudkan masyarakat makmur, penyebaran merata dari hasil
ー・ュ「。ョセ。ョ@
ekonomi nampaknya akan diwujudkan melalui kebijakan, antara lain dibidang
pembiayaan melalui bank sebagai sarana dari pemerintah kepada masyarakat.
Islam memiliki sistem ekonomi yang secara fundamental berbeda dari
sistem-sistem yang tengah berjalan.
Iamemiliki akar dalam syariat yang
membentuk pandangan dunia sekaligus sasaran-sasaran dan strategi
(maqashidasy-syari 'ah)
yang berbeda dari sistem-sistem sekuler yang mengatasi dunia hari
ini (Omer hapra: 7).
Peran intermediasi perbankan ini berlaku juga pada bank yang berprinsip
syariah. Namun dalam aktivitasnya ada perbedaan antara perbankan konvensional
dan perbankan syariah. Dalam perbankan syariah, hubungan antara bank dengan
nasabah bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan
(partnership)
antara penyandang dana
(shohibul maal)dengan pengelola dana
(mudharib).
Oleh karena itu, tingkat laba bank syariah
エゥ、。ャセ@saja berpengamh
Perkembangan perbankan nasional belakangan ini mulai memmjukan
kembali keberadaannya,
setelah terpuruk pada tahun 1998-an. Paska
diberlakukannya
dual banking sistem
yang dikuatkan dengan UU No. 10 Tahun
1998, memberikan keleluasaan bagi bank untuk menyebarkan sayapnya berada
pada dua sistem (konvensional dan syariah). Keberadaan lembaga keuangan
tersebut membuat masyarakat semakin mudah mengakses dana yang dibutuhkan
untuk membangun usaha. Persaingan usaha, pengaruh tingkat keuntungan, konsep
manajemen yang ditawarkan membuat lembaga keuangan semakin kompetitif
dalam merebut dana pihak ke-3 yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
tingkat keuntungan yang akan diperolah bank.
Kinerja dan kelangsungan usalfa bank yang berdasarka:n prinsip syariah
tergantung pada manajemen bank untuk menjaga kualitas terhadap penyaluran
dana bank (pembiayaan). Dengan menyadari pentingnya terhadap kualitas
pembiayaan, maka pengelola bank syariah sebagai penerima amanah dari pemilik
dana (baik itu melalui tabungan/deposito) memiliki tanggimg jawab atas
pengelolaan dana tersebut, mulai dari persetujuan penyaluran dana sampai
monitoring atas kualitas penyeluran dana tersebut
(Maryanah. Jurnal Eksis Volume 4 NO.I Januari-Maret 2008/Muharram-Rabiul Awai 1429 H ha!. 2).Lain halnya dengan lembaga keuangan yang menggunakan sistem
konvensional,
lembaga keuangan
yang
menggunakan
sistem
syariah
menggunakan konsep
Profit and Loss Sharing(PLS) sebagai sebuah konsep baru
yang ditawarkan kepada masyarakat. Prinsip bagi hasil diyakiui sebagai suatu
konsep baru yang bisa memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiugkat suku bunga.
Pola pembiayaan dan tabungan dalam bank syariah mempunyai
karakteristik yang spesifik dibanding dengan bank konvensional. Sebagai
perbandingan, pada bank konvensional, penilaian atas kelayakan pembiayaan
hanya didasarkan semata-mata pada
business wise,
sedangkan penilaian kelayakan
pembiayaan pada bank syariah selain didasarkan pada
business wise,
juga
didasarkan atas
syariah wise.
Artinya adalah penilaian yang dilaksanakan pada
bank konvensional hanya didasarkan pada sisi materi semata, apabila tingkat
keuntungan yang kemungkinan dicapai tinggi, maka secara otomatis pembiayaan
yang diajukan akan lebih berpeluang dikabulkan oleh bank. Sedangkan pada bank
syariah, bukan hanya aspek keuntungan semata yang dinilai, akan tetapi bisnis
yang akan dijalankan apakah sesuai dengan syariat Islam atau tidak. Sekalipun
tingkat keuntungan yang dicantumkan dalam proposal pengajuan pembiayaan
tinggi, tetapi bisnis yang dijalankan tidak sesuai dengan syariah, maim sudah
dapat dipastikan pembiayaan tersebut ditolak oleh pihak bank syariah.
defisit) sangat dinamis. Semakin besar pendapatan yang diperoleh dari penyaluran
pembiayaan kepada nasabah peminjam, maka akan semakin besar pendapatan dari
bagi hasil yang diterima nasabah penyimpan (unit defisit).
Untuk memperoleh hasil yang lebih dari nasaba.h penyimpan lainnya,
maka pada bank syariah dimungkinkan seorang nasabah penyimpan memperoleh
hasil keuntungan hanya dari proyek investasi yang dibiayai oleh nasabah
penyimpan
(Lukita Tri Prakarsa. Jumal Eksis Volume 4
NO.J Januari-Maret
2008/Muharram-Rabiul Awai 1429 H ha!. 41-41).
Pangsa pembiayaan perbankan syariah diprediksi akan mencapai 3,2
persen dari total pembiayaan atau kredit yang disalurkan perbankan Indonesia
pada akhir tahun ini. Menurut estimasi Karim Business Consulting (KBC), nilai
pangsa pembiayaan perbankan syariah akan mencapai kisaran Rp 47-50 triliun.
Salah satu penyebabnya adalah diizinkannya penyaluran pembiayaan syariah
melalui kantor cabang
Office Channelling
(OC) oleh Bank Indonesia
(BI).OC
merupakan kebijakan penerapan layanan perbankan syariah di kantor cabang bank
konvensional (Republika, 21 Mei 2007).
Berikut ini disajikan grafikjumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri selama talmn 2002 sampai tahun
2007.
Grafik 1.1 Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri (Dari tahun 2002-2007)
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000
________________
⦅⦅⦅LNMセ@2002 2003 2004
1--
PEMBIAYAAN BSM01 H H PEMEllAYAANBMII
Swnber: Bank Indonesia, Laporan Bulanan 2002-2007 (data diolah)
Secara keseluruhan, pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah
mengalami peningkatan. Pola pembiayaan yang berbasis bagi hasil dari tahun
2004 dan tahun 2005 menunjnkan tren kenaikan. Sekalipun bisa dikatakan tidak
terlalu besar kenaikannya. Dapat difahami porsi dari pembiayaan yang didasarkan
pada bagi hasil masih sangat kecil bila dibandingkan deng2ill pembiayaan yang
didasarkan pada skim jual beli. Hal ini karena pada pembiayaan yang didasarka
pada pola bagi hasil mempunyai resiko yang Jebih tinggi dibandingk.an skim
[image:22.595.90.449.199.403.2]Keberadaan sistem yang biasa disebut PLS dalam perbankan syariah
tersebut menjadi rancu ketika kita benturkan dengan keadaan pada tatanan
praktek. Sistem PLS belum bisa menunjukan wajah aslinya dalam opersional bank
syariah. Hal ini pula yang membuat banyak kalangan memberikan kritik atas
keadaan tersebut. Satu
hal yang menjadi catatan penulis adalah bahwa
kebanyakan masyarakat menganggap bahwa bank konvern;ional tidak berbeda
dengan bank syariah karena dalam operasionalnya, bank syariah lebih
mengandalkan margin sebagai basis untuk mendapatkan keuntungannya. Pada
praktekuya, margin dengan sistem bunga tidak jauh berbeda. Oleh karenanya
tidaklah heran apabila ada anggapan bahwa bank syariah sama saja dengan bank
konvensional.
berjalan dan berakibat pada naiknya pendapatan masyarakat sehingga akan
meningkatkan daya beli masyarakat lebih jauh akan menyebabkan pertumbuhan
perekonomian.
Maryanah (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pembiayaan bagi hasil di Bank Syariah Mandiri menemukan adanya pengaruh
dana pihak ketiga teradap jumlah pembiayaan bagi hasil pada Bank Syariah
Mandiri. Maksudnya adalah semakin besar dana yang dapat dihimpun oleh bank,
maka semakin besar pula dana yang disalurkan kepada nasabah peminjam dana.
Selain dana pihak ketiga, profit (pendapatan bagi hasil) memberikan pengaruh
terhadap jumlah pembiayaan bagi hasil. Artinya pada saat jumlah pembiayaan
yang berbasis bagi hasil memberikan keuntungan lebih besar .. maka Bank Syariah
Mandiri lebih memilih menyalurkan pembiayaan kedalam skema bagi hasil. Non
Performing Finance (NPF) dalam jangka panjang juga memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan bagi hasil di BSM. Akan tetapi, arah
koefisien dari NPF tersebut adalah positif Artinya hal ini tidak sesuai dengan
teori yang lazim. Namun dalam jangka pendek, NPF tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan yang diberikan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka dapat dibuat
perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Apakah faktor rasio ROE, rasio BOPO, rasio NPF, dan rasio CAR secara
parsial berpengaruh dalam jangka pendek terhadap pembiayaan di Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri?
2. Apakah faktor rasio ROE, rasio BOPO, rasio NPF, clan rasio CAR secara
bersama-sama berpengaruh dalam jangka pendek te1'.hadap pembiayaan di
Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri?
C. Tujuan
danManfaat
1.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh faktor rasio ROE, rasio BOPO, rasio
NPF, dan rasio CAR secara parsial dalam jangka pendek berpengaruh
terhadap pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank
Syariah Mandiri.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini
adalah:
a. Bagi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, dapat
dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk tetap memperbaiki kelemahan
dan kekurangan yang ada.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi Bank Indonesia
khususnya
Direktorat
Perbankan
Syariah
dalam
rangka
mensosialisasikan bank syariah.
c. Bagi perkembangan Ilmu Ekonomi Islam khususnya masalah
perbankan syariah, studi kasus ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat.
BABil
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Bank SyariahMenurut Rodoni (2006:31) Bank Syariah adalah bank yang dalam
aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.
Perwaatmacija
(1999: 1) Bank syariah adalah bank yang beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Juga bisa dikatakan bahwa Bank
Syariah adalah bank yang tara-cara beroperasinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Hadis.
Bank syariah adalah suatu bentuk perbankan yang mengikuti
ketentuan-ketentuan syariat Islam
(Siamat 1995:122).Antonio dan Perwaatmadja (1992:1) membedakan menjadi dua
pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip
sya.riah Islam.
1. Bank Islam adalah :
a. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
b. Bank yang tata cara beroperasinya mengaw kepada
ketentuan-ketentuan Al-Qur' an dan Hadits.
Menurut Syahdenini (1999), bank syariah adalah suatu lembaga yang
mengerahkan dananya dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana
tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas
Pembiayaan. Bedanya dengan bank konvensional bahwa bank syariah
melalrukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga
(interest fi·ee)
tetapiberdasarkan prinsip syariat. Dengan kata lain bank syariah dapat
melaksanakan semua kegiatan yang biasa dilakukan oleh bank konvensional
namun tidak boleh berdasarkan bunga.
Menurut Yusuf Qardhawi (2001), bank syariah adalah suatu institusi
keuangan (bank) yang bekerja dengan cara yang adil dan transparan dibawah
pembinaan dan pengawasan moneter pemerintah (Dewan Syariah Nasional).
Menurut Muhammad (2003), bank syariah adalah bank yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga, dimana kegia.tan operasional dan
produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur' an dan Hadits Nabi SAW.
B. Tujuan Perbankan Syariah
Menurut M. Umer Chapra (1985), tujuan dari perbankan Islam ialah
suatu dimensi kesejahteraan sosial dapat diperkenalkan pada semua
Pembiayaan bank. Pembiayaan perbankan syariah hams disediakan untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
Para ahli berpendapat tujuan dari perbankan syariah adalah sebagai
adalah menyediakan fasilitas keuangan dengan cara mengupayakan
instrumen-instrumen keuangan
(financial instrumen)yang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan norma-norma syariah.
Menurut Abdul Hakim Ismail (1993) selaku manager Bank Islam
Malaysia mengemukakan bahwa sebagai seorang bisnis muslim yang patuh,
tujuan saya sebagai manager dari Bank Islam Malaysia adalah mengupayakan
setinggi mungkin keuntungan tanpa menggunakan instrumen-instrumen
keuangan yang berdasarkan bunga.
Menurut Tim Pengembangan Perbankan Syariah, Institut Bankir
Indonesia (2003), tujuan utama bank syariah seharusnya adalah mendorong
dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan
kegiatan perbankan, finansial, komersial, investasi sesuai dengan prinsip
Islam.
Zainul Arifin (2006) memberikan pandangannya mengenai tujuan
system perbankan syariah. Beliau membagai kedalam dua (2) tujuan utama.
Adapun tujuan perbankan syariah menurut Zainul Arifin adalah sebagai
berikut:
1.
Prinsip At Ta' awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama di
antara anggota masyarakat untuk kebaikan. Sebagaimana dinyatakan
dalam Al-Qur'an surat Al-Maaidah ayat 2 yang
artirrya " ... dan tolong-menolonglah kamu dalam (menge1:jakan) kebaikan dan taqwa, danjangan2. Prinsip menghindari Al-Iktinaz. Yaitu menahan uang (dana dan
membiarkannya menganggur (idle) dan tidak berputar dalam transaksi
yang bermanfaat bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur'an surat
AnNisaa
ayat 29 yang artinya
" ... Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu
... "
Mustaq Ahmad (2006:42) dalam bukunya yang berjudul Etika Bisnis
dalam Islam menafsirkan ayat 29 yang terdapat diclalam surat An Nisaa
tersebut bahwa memakan harta milik orang lain tanpa adanya justifikasi
adalah perbuatan hararn.
C. Konsep Utama Akad
[image:30.595.111.436.512.704.2]Sebelum melangkah Iebih jauh, kita lihat terlebih dlahulu karakteristik
dari akacl-akad yang ada dibank syariah. pembagian akad dalam fiqh
muammalah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Akad
I
AkadI
Akad TabarruI
G\kad TijarahI
IQard Natural Certanity [ Natural
Rahn Contract Uncertanity
Hawala Contract
I
Kafalah
I
Wadi ah Murabahah セᄋ@
Kalal ah ljarah Musyarakah
Sharf Salam Mudharabah
lstishna' l\/luzara'ah
Dari skema diatas, dapat dijelaskan bahwa akad dibagi kedalam dua
bagian. Bagian yang pertama adalah akad tabanu (alcad kebajikan). Maksud
dari akad kebajikan adalah tidak boleh adanya penambahan atau alctivitas
yang bisa mendatangkan keuntungan dari akad ini. Bagian yang kedua dari
akad adalah akad tijari. Akad tijari inilah yang menjadi landasan untuk
pengelolaan operasional bisnis secara garis besar dimana dibolehkan untuk
adanya keuntungan dari transaksi ini selama dilakukan sesuai kaidah yang
telah ditetapkan dari tiap-tiap karakteristik akadnya.
Akad Tijari ini dibagi kedalam dua bagian. Pertan1a, Natural Certainty
Contract (NCC), adalah akad yang tingkat pengembaliannya sudah bisa
dipastikan sejak awal akad. Akad yang termasuk NCC ini terdiri dari
murabahah, Ijarah, Ishtishna, dan Salam. Kedua, Natural Uncertainty
Contract (NUC), yaitu akad yang tingkat pengembaliannya tidak bisa
dipastikan sejak awal akad. NUC inilah yang masih belum banyak dilakukan
oleh bank-bank syariah, mengingat tingkat resiko yang adla sangat tinggi.
D. Produk Penyaluran Dana
Produk bank syariah yang berkaitan dengan penyaluran dana, dalam
istilah bank syariah dikenal dengan Pembiayaan ( sama dengan kredlit dalam
istilah bank konvensional) menerapkan beberapa sistem. Dalam Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
Bab VI Pasal 28 tentang Kegiatan Usaha disebutkan bahwa bank wajib
1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
Prinsip ini dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan
bank ditentukan didepan dan menjadi bagian atas harga barang yang
menjadi objek transaksi. Pembiayaan dengan prinsip jual beli pada bank
syariah dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Pembiayaan murabahah
Murabahah (al-bai' bi tsaman ajil) yang lebi dikenal dengan
sebutan murabahah saja berasal dari kata ribhu (keuntungan). Secara
istilah, Murabahah adalah Pembiayaan di mana pihak bank syariah
menyediakan dana untuk membeli barang yang dibutuhkan
nasabah/umat.
Pembiayaan ini merupak:an ak:ad yang paling banyak: digunak:an
pada bank syariah. Skema dari Pembiayaan murabahah dapat dilihat
[image:33.595.108.476.179.423.2]pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.2 Skema Pembiayaan Murabahah
\---(1)---1
Negosiasi
セMMMMMMHAI@
_________
!
セMMHM
R
IM⦅⦅LN@Akad Murabahah
(2)
PENJUAL
Kirim Baran & Dolmmen
(3)
Ba 'ar Kew a· iban (4)
Barang
Sumber: Materi MODP BM! 2008
b. Pembiayaan Salam
PEMBELI
Terima Barano & Dokumen
(3a)
Salam merupakan bentuk masdar dari kata aslama yang berarti
mendahulukan modal. Secara etimologi salam juga diistilahkan dengan
salaj (pinjaman tanpa bunga). Istilah salam digunakan oleh penduduk
Hijaz, sedangkan kata salaf digunakan oleh penduduk Irak.
Secara terminologi, salam berarti penjualan barang tertentu
tetapi barang tersebut masih dalam tanggungan ( ditangguhkan
penyerahannya) dan modalnya (ra's al-miil) dibayar pada saat
c. Bai' al Istishna'
Bai' al Istisna yaitu kontrak order yang ditandatangani bersama
antara pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis barang
tertentu.
Jstishna'berarti meminta kepada pembuat barang untuk
dibuatkan barang tertentu dengan ciri-ciri yang tertentu.
Transaksi ini merupakan satu akad yang dikembangkan oleh
mazhab Hanafiyah, namun mereka sendiri pada dasamya berselisih
pendapat tentang
istishna'.Menurut Al-Marwazi dan Muhammad bin
Salamah,
istishna'tak lain hanyalah berupa janji penjual kepada
pembeli. Akan tetapi pendapat yang kuat menurut mazhab mereka
bahwa
istishna'adalah satu akad yang independen.
Adapun ulama non-Hanafiyah (Syafi'i, Maliki dan Hanabilah)
berpendapat bahwa
istishna'tak lain adalah bentuk dari salam berikut
syarat-syaratnya yang berpatokan kepada salcm. Perbedaan salam dan
istishna'
dapat dilihat dalam lampiran.
Selain mewajibkan terpenuhinya syarat-syarat salam pada
istishna', mazhab Hanaftyah menambahkan tiga syarnt kbusus yaitu: (a)
Menjelaskan jenis barang, sifat dan kadamya; (b) Harangnya memi!iki
unsur produksi. Harang yang tidak ada unsur produksinya tidak
dibolehkan; ( c) Tidak memaksakan adanya penundaan yang tertentu.
Mereka beralasan bahwa jika waktunya tertentu maka yang terjacli
bukanlah istishna' tapi salam. Akan tetapi Abu Yusuf dan Muhammad
bin Hasan Al-Syaibani tidak menjadikan hal yang ketiga ini sebagai
syarat istishna'.
Sementara para Ulama Fiqh non-Hanafiyah berpendapat bahwa
istishna' adalah bentuk lain dari salam. Mereka tidak membolehkannya
karena istishna' merupakan satu bentuk jual beli barang yang tidak ada
(bai' ma'dum). Tetapi menurut Mazhab Malikiyab membolebkan jual
beli yang menyerupai istishna' dikenal dengan jual beli ahli Madinah
(bai' ahli Madinah) dengan unsur-unsur sebagai berikut: (a) Pembeli
harus melakukan akad dengan yang mempunyai profesi tertentu
contohnya tukang roti; (b) Harang yang dibeli belum ada, akan tetapi
barangnya bisa dipastikan akan ada setiap hari, karena profesinya
menuntutnya untuk selalu menyediakan barang tersebut sebingga
pembeli bisa mendapatkan barangnya sesnaijumlah yang disepakati; (c)
Akadnya ada dua cara yaitu dengan membayar barang dengan jumlah
yang banyak, dan barangnya akan diambil secara berangsur setiap hari
Skema Istishna' dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.4 Skema Pembiayaan lstishna'
Pesan Barang
j
(I)I
PRODUSEN Akad Istishna' Mセ@ PEMBELI
(Shaani') (2) (Mustashni ')
Bavar Harna Barang (5)
BARANG
Produksi Barang (Mashnu') Kirirn Barang
(3) (4)
Sumber: Materi MODP BM! 2008
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah)
Ijarah adalah perjanjiani antara pemilik barang dengan penyewa
yang memperbolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang dengan
membayar sewa sesui dengan pe1janjian kedua pihak.
Gambar 2.5 Skema Pembiayaan Ijarah
Penyerahan Hak Pen unaan 3
Pemilik Barang
(Mu'ajjir)
Objek Sewa
(Ma'jur)
Akad ljarah (I)
Pemba aran Sewa 2
Sumber: Materi 1'10DP BMI 2008
Pemanfaatan Hak Pen unaan 4
[image:36.595.91.497.413.703.2]3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
a. Pembiayaan Mnsyarakah
Musyarakah yaitu Pembiayaan modal kerja atau investasi di
mana Bank Syari'ah menyediakan sebagian modal usaha keseluruhan,
dan dalam proses manajemen pihak Bank Syari'ah dapat dilibatkan
secara langsung sehingga keduanya berserikat dalam usaha.
Pembiayaan musyarakah ini berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan proporsi penyertaan. Rasio keuntungan misalnya
50%:50 %,atau sesuai dengan kesepakatan yang dibuat.
[image:37.595.101.472.392.585.2]Skema dari Pembiayaan musyarakah dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar
2.6Skema Pembiayaan Musyarakah
.---4
Ak.ad MusyarakahセMMᄋMMMMM
Laba _ _ 5£Y'/o, _ _ _ _
60o/oModal 40%Modal
PARTNER-1 Keahlian PARTNER-2
60'YO
R
ug1
.
Sumber: Materi MODP BM! 200'n---.
...--b. Pembiayaan Mudharabah
rahn. Bank dapat pula menerima nada tersebut dengan prinsip wadi' ah.
Untuk jasa-jasa ini, bank mendapatkan pengganti bisya atas jasa yang
diberikan.
E. Operasional Bank Syari'ah dalam Pembiayaan
Dalam Pembiayaan atau
penyaluran
dana Bank Syari'ah
menggunakan sistem bagi hasil dan pengambilan keuntungan berdasarkan
syari'at Islam. Adapun mekanisme permohonan Pembiiayaan oleh nasabah
dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Memberikan kejelasan tentang platform Pembiayaan yang dimohon
2. Memberikan kejelasan tentang rencana penggunaan <lama
3. Memberikan kejelasan tentang rencana jangka waktu pelunasan
Pembiayaan.
4. Memberikan kejelasan tentang rencana Jarnman ata.s Pembiayaan yang
dimohon
5. Memberikan laporan keuangan perusahaan minimal 2 tahun terakhir
6. Memenuhi ketentuan umum administrasi.
7. Penerimaan berkas permohonan oleh petugas Bank Syari' ah
ditetapkan kepada nasabah seharga Rp 4.800.000,- nasabah dapat
mencieil pembayaran tersebut
Rp200.000,- per bulan.
2. AI-Mudharabah
Misalkan seorang pedagang yang memerlukan modal untuk
berdagang dapat mengajukan permohonan untuk pembiyaan bagi basil
seperti mudharabah di mana Bank Syari'ah bertindak selaku shohibul
mal dan nasabah selaku mudhorib. Caranya adalah dengan menghitung
<lulu perkiraan pendapatan yang akan diperoleh nsisabah dari proyek
yang bersangkutan. Misalnya dari modal Rp 30.000.000,- diperoleh
pendapatan Rp 5.000.000,- per bulan. Dari pendapatan ini hams
disisihkan dahulu untuk tabungan pengembalian modal, misalnya Rp
2.000.000,- selebihnya dibagi antara bank dengan nasabah dengan
kesepakatan di muka, misalnya 60% untuk nasabah dan 40% untuk
bank.
3. Musyarakah
G.
Penelitian TerdahuluDalam penelitian sebelumnya, Ayni (2003), Pembiayaan dengan
menggunakan akad mudharabah dengan nilai kontrak, jangka waktu, modal
cash out, rate yang sama dengan Pembiayaan murabahah akan menghasilkan
keuntungan yang lebih tinggi dari bank walaupun net cash flow bagi nasabah
pada Pembiayaan mudharabah lebih tinggi dibandingkan dengan Pembiayaan
mudharabah karena sangat tergantung pada tingkat pendapatan yang
diperoleh nasabah.
Syarif (2004) dalam penelitiannya yang bei:judul Analisis
faktor-faktor penyebab Non Performing Finance, Studi kasus pada Bank Syariah X
di Jakarta menyatakan bahwa secara statistic, factor-faktor yang berpengaruh
secara signifikan terhadap NPF pada Bank Syariah X adalah kualitas nasabah
dan kualitas cash flow.
Asyari (2005) dalam penelitiannya yang be1judul Analisis
factor-faktor yang mempengaruhi Pembiayaan di Perbankan Sy.ariah. Variable yang
digunakannya adalah suku bunga rata-rata pinjaman, bonus SWBI, dana
pihak ketiga dan jumlah uang yang beredar. Hasil dari penelitiannya adalah
tingkat perubahan DPK signifikan mempengaruhi jumlah Pembiayaan bagi
basil di Bank Syariah Mandiri.
semakin besar dana yang dapat dihimpun oleh bank, maka semakin besar
pula dana yang disalurkan kepada nasabah peminjarn dana. Selain dana
pihak ketiga, profit (pendapatan bagi hasil) memberikan pengaruh
terhadap jumlah Pembiayaan bagi hasil. Artinya pada saat jumlah
Pembiayaan yang berbasis bagi basil memberikan kem1tungan lebih besar,
maka Bank Syariah Mandiri lebih memilih menyalurkan Pembiayaan
kedalam skema bagi hasil. Non Performing Finance (NPF) dalam jangka
panjang juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumla
Pembiayaan bagi hasil di BSM.
H. Kerangka Pemikiran
Perkembangan perbankan syariah awalnya adalah dengan
berdirinya BMI yaitu bank syariah pertama di fadonesia yang murni
syariah pada tahun 1991. Bisa dikatakan BM! sebagai pemain tunggal
dalam bisnis perbankan syariah dapat dengan leluasa merebut pasar karena
tidak mempunyai pesaing dalam perbankan syariah di Indonesia. Pada
talmn 1999 BSM lahir sebagai pesaing utama bagi industri perbankan
syariah di Indonesia, dengan kesamaan sistem dan konsep dalam
operasional yang berdasarkan syariah.
Masuknya BSM sebagai follower dalam bisnis bank syariah di
Indonesia membuktikan bahwa perbankan Islam mempunyai prospek yang
Dalam penelitian ini, untuk menghitung semua rasio keuangan
tersebut akan dihitung dengan menggunakan software Microsoft Excel
2007 dengan memasukan rumus masing-masing, setelah itu data-data
berfonnat Excel tersebut dikonversi ke SPSS untuk selanjutnya dilakukan
pcngujian pcrsyaratan analisis yaitu uji asumsi klasik. Kemudian untuk
melihat hubungan diantara variable-variabel bebas terhadap variable
terikat dari masing-masing bank menggunakan error correction method
Cari Data
.
-Laporan Keuangan BMI dllll BSM
セ@
Mllllual Input
-=i
BMI BSM
ROE, NPF, BOPO, CAR, PEMBIA Y AAN ROE, NPF, BOPO, CAR, PEMBIAY AAN
I
'---;---Uji Asumsi Klasik
Uji Statisionaritas Data
-1
GMセセセセMNMセセセセセ@
Error Correction MechlUlism
Hecセ}@
Uji F dllll Uji t
Kesimpulllll dlU1 Implikasi
Selesai
Gambar2.8
5. Simultan
Pengambilan keputusan :
tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dalam jangka pendek antara ROE,
CAR, NPF
clanBOPO
terhadap Pembiayaan.terdapat pengaruh yang signifikan
dalam pendek a.ntara ROE,
CAR, NPF
dan BOPO terhadap Pembiayaan.
);;> Jika Sig
I
Probabilitas>
0, 05 maka Ho diterima);;> Jika Sig I Probabilitas < 0, 05 maka Ho ditolak
At au
BAR Ill
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Peuelitiau
Metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah
deskriptif kausal yaitu studi yang dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah pambiayaan pada Bank Muamalat Indonesia dan
Bank Syariah Mandiri.
Pada penelitian ini, variable independen yang digunakan adalah 4
variabel, yaitu dana ROE, NPF, BOPO, CAR, sedangkan yang menjadi
variable dependen adalah Pembiayaan. Adapun data yang digunakan adalah
dari Januari 2002 sampai dengan April 2007.
B. Metode penentuan sampel
Skripsi ini disusun dengan rnelakukan pemilihan sampel menggunakan
metode non probabilitas (secara tidak acak). Metode yang diambil adalah
pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (judgment sampling) yaitu tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang info1masinya diperoleh dengan
mempergunakan pertimbangan te1tentu (yang disesuaikan dengan tt\juan atau
masalah penelitian).
C. Metode pengnmpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini mcrupakan data sekunder.
1. Library Research
Data yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal,
koran, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian.
2. Field Research
Data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan terutama
yang berkaitan dengan objek penelitian
D. Metode Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini
adalah menggunakan analisis kuantitatif. Dimana analisis kuantitatif adalah
studi yang bertujuan untuk mencari uraian secara menyeluruh, teliti, dan
komprehensif berdasarkan data empiris.
Suatu permasalahan yang diselesaikan dengan pendekatan kuantitatif,
seorang analis akan berkonsentrasi pada fakta kuantitatif atan data yang
berhubungan dengan masalah dan selanjutnya membuat model matematik
yang menjelaskan tujuan, hambatan dan lain-lain yang berhubungan dengan
permasalahan, kemudian dengan satu atau beberapa metode lainnya, analis
akan memberikan rekomendasi berdasarkan data kuantitatif tersebut
(Anderson, 1994).
Langkah pertama untuk menghitung nilai dari masing-masing variabel
(baik variabel terikat maupun variabel bebas) yang digunakan dalam melihat
pengaruh faktor -faktor yang diduga mempengaruhi pernbiayaan dari kedua
Langkah selanjutnya adalah memasukan nilai-nilai dari variabel
tersebut ke dalam
Software Microsoft Excel 2007
kemudian di konversi ke
Software Eviews5, selanjutnya dianalisa menggunakarn uji statistik. Secara
terperinci langkah dalam pengujian statistik yaitu :
I.
Prasyarat Analisis
Pada tahapan, ini terbagi atas dua pengujian. Adapun
pengujian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a.
Uji Asumsi Klasik
I) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengkaji apakah dalam
model regresi variabel dependen, vaiibel independen, atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal.
Menurut Singgih Santoso (2002:214), ada beberapa
cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji normalitas adalah:
VIF lebih dari 8 berarti terdapat multikolenieritas sangat tinggi
dan sebaliknya apabila nilai VIF lebih kecil dari 8 maka tidak
terjadi multikolenieritas. Sedangkan bila nilai TOL mendekati
1, maka dikatakan bahwa model regresi bebas dari
multikolenieritas.
Selain itu, uji ini digunakan untuk menunjukan
adanya hubungan linier diantara variabel-'variabel bebas dalam
model regresi. Dampak dari adanya uji multikolinieritas
adalah:
a) Pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat
dideteksi atau sulit dibedakan
b) Kesalahan standar estimasi cenderung meningkat dengan
semakin menambahnya varabel bebas
c) Tingkat signifikasi yang digunakan untuk menolak
hipotesis no! (Ho) semakin besar
d) Probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin
besar
e) Keasalahan standar bagi masing-mas:ing koefesien yang
diduga sangat besar akibatnya nilai t s.angat rendah
Pendeteksian multikolinearitas dapat diketahui dari
beberapa faktor (Gujarati,2003:359):
b) Hubungan variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak
bebasnya lebih banyak yang tidak signifikan
c) Koefisien korelasi derajat no! diantara dua regresor tinggi.
d) Koefisien korelasi partial masing-masing variabel bebas
sangat tinggi
e) Satu atau lebih variabel bebas merupakan kombinasi linier
yang pasti atau mendekati past:i dari variabel bebas
Iainnya.
3) Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi dari model regresi linier klasik
adalah bahwa tak ada autokorelasi atau korelasi serial
(autocorrelation or serial correlation)
antara kesalahn
pengganggu (€i).
Istilah
autokorelasi
(autocorrelation)
menurut
Maurice G. Kendall and William
R.Buckland, A Dictionary of
Statistical Term:
"Correlation between member's of series
ordered in time (as in time-series data) or space (as in
cross-sectional data)".
Jadi autokorelasi merupakan korelasi antara
Autokorelasi dapat didefinisikan pula terjadinya
korelasi di antara data pengamatan sebeiumnya, dengan kata
lain bahwa munculnya suatu data dipengaruhi oleh data
sebelumnya. Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam model linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika trerjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Singgih Santoso,
2000:216).
Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak dapat
dilihat melalui nilai Durbin Watson. Adapun panduan
mengenai DW (Durbin Watson). Bila nilai DW terletak di
antara du < d <4 - du maka dapat dikatakan tidak terjadi
autokorelasi baik positif maupun negative, atau jika nilai d
mencapai sekitar 2 di mana du adalah batas atas dan dL adalah
batas bawah. Menurut Durbin-Watson Statistik terdapat lima
kondisi Autokorelasi.
1) O<d<dL
2) dL< d <du
3) du<d<4-du
: ada autokorelasi positif
: ragu-ragu ada autokorelasi positif
(inconclusive)
b) Dasar analisis, jika ada pola tertentu s:eperti titik-titik yang
ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
telah terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
b. Stasioneritas Data
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi data apakah benar-benar
bersifat stasioner, karena data tidak stasioner berarti terdapat
ketidakstabilan model time series yang memungkinkan untuk dapat
menimbulkan gangguan autokorelasi pada model ekonometrik.
Untuk melihat gejala ini, yaitu dengan menggunakan uji akar unit.
Pengujian stasioner tidaknya data yang akan dianalisis,
dilakukan dengan mengunakan pengujian unit root. Prosedur
pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Misalnya model
time seriesmemiliki bentuk seperti :
(1)
Y, =bi Y1_1 + e
It(tanpa
intercept)(2)
Y, = a1 +bl Y1-1 + e it ( dengan
intercept)(3)
Y, = a3 + bi Y1-i + C31 + e
it(dengan
interceptdan
trendwaktu)
Dengan menggunakan tabel
Dickey Fuller
yang sesuaidengan model time series (2) ,
mill hypothesis yang menyatak:an
adanya sifat stasioner dalam model (2) ak:an ditolak apabila nilai
t-statistik yang diperoleh berkaitan dengan koefisien regrnsi model
ini lebih kecil dari tabel
dickey-faller
pada tingkat signifikansitertentu.
2. Analisis
Metode analisis yan digunak:an dalam penelitian ini adalah
menggunak:an metode Error Correction Modd (ECM). Adapun
langkah-langkhanya adalah sebagai berikut:
Fungsi SM diestimasi menggunak:an
Ordinary Least Square
menurut persamaan sebagai berikut :
... (1.1)
Diperoleh:
p, =fl()+ UJ ROEt + U2 CAR.+ U3 NPFt + CLt BOPO, +lit ... (1.2)
Dimana:
ROEt
CAR.
NP Ft
BOPOt
lit
= Total pembiayaan pada periode t
= ROE bank pada periode t
= CAR pada periode t
= NPF pada periode t
= BOPO pada periode t
E.
Operasional Variabel PenelitianOperasional variabel penelitian merupakan spsifikasi kegiatan peneliti
dalam menguikur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukan pada
dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang
diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.
I.
Capital Aduquecy Ratio(CAR)
Modal bank yang cukup atau banyak menjadi sangat penting
karena modal bank dapat berfungsi untuk memperlancar operasional
sebuah bank. Tingkat kecukupan modal pada perusahaan perbankan
tersebut diwakilkan pada rasio CAR
(Capital Aduquecy Ratio).Dan
persamaannya adalah sebagai berikut:
CAR=
Modalxl00%
ATMR
2. Non Peiforming Finance (NPF)
NPF menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam
mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh. bank sampai lunas.
NPF merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria
kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang
dikeluarkan bank. Persamaannya adalah sebagai berikut:
3. Biaya Operasional teradap Pendapatan OperasionaJ'( BOPO)
BOPO merupakan rasio yang digunakan 1mtuk mengukur tingkat
efesiensi kinerja keuangan Bank yaitu dengan mmnbandingkan beban
operasional dengan pendapatan operasioinal, beban operasional banya
berupa beban
overhead
dan pendapatan operasional terdiri dari seluruhpendapatan margin dan bagi basil lalu dikurangi bak pihak ketiga atas bagi
basil kemudian ditambah dengan pendapatan operasional lainya.
BOPO=
BebanOverhead
xlOO%PO - Hakpihakketiga + POL
4. Return
on
Equity (ROE)Yaitu indikator kemampuan perbankan dalam mengelola modal
yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleb dengan
cara mengbitung rasio antara laba setelab pajak dengan total ekuitas
(Net
Income dibagi Total Equity).
5. Pembiayaan
ROE= Netlncome xlOO%
Tota/Equity
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah
semua pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah ddisit.
Pembiayaan = Pembiayaan margin + pembiayaan bagi basil +Pembiayaan
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gamba ran Umum Objek Penelitian.
I. Bank Syariah.
A wal tahun 1980-an, diskusi mengenai ekonomi Islam mulai
dilakukan. Bahkan uji coba dalam relatif terbatas telah dilakukan.
Diantaranya adalah baitul tamwil Salman Bandung dan Koperasi Ridho
Gusti di Jakarta. Prakarsa lebih khusus bagi pendirian bank Islam baru
dimulai tahun 1990. MUNAS IV MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) pada
agustus 1990 membentuk kelompok ke1ja untuk mendirikan Bank Islam di
Indonesia (Antonio, 200 I: 24).
Berdasarkan laporan perkembangan perbankan syariah Bank
Indonesia tahun 2006, pertumbuhan perbankan syariab saat ini
menunjukan besamya permintaan masyarakat terhadap jasa perbankan
syariah. Hal ini tercermiu dari pertumbuhan jumlah bank yang signifikan
dari jaringan kantor maupun kinerja keuangan perbankan syariah. Selama
tahun 2006 jumlah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah mengalami peniugkatan.
Sejalan dengan bertambahnya jnmlah bank syariah yang
beroperasi, jaringan kantor bank syariah juga mengalami peningkatan yang
signifikan. Selama periode laporan, jumlah kantor bank syariah (termasuk
kantor kas, kantor cabang pembantu dan Unit Pelayanan Syariah)
Ditinjau dari penyebarannya, jaringan kantor perbankan syariah
kini telah menjangkau masyarakat di lebih dari 70 kabupatenlkodya di
31 propinsi. Jumlah tersebut belum termasuk jaringan kantor cabang
bank konvensional penyedia layanan syariah (office channeling) sebanyak
456 kantor yang umumnya baru beroperasi pada s.::mester kedua tahun
2006. Hal ini mengindikasikan para pemilik dana masih melihat potensi
yang cukup tinggi untuk pengembangan perbankan syariah, klmsusnya
[image:56.595.125.466.299.478.2]ke wilayah-wilayah potensial di luar ibu kota propinsi.
Tabel 4.1 Jaringan Kantor Perbankan Svariah (unit)
Kelompok bank 2002 2003 2004 2005 2006
Bank Umum Syariah 2 2 3 3 3
Unit Usaha Syariah 6 8 15 19 20
BPRS 83 84 86 92 105
Jumlah Kantor BUS & UUS 127 299 401 504 531
Jumlah Layanan Syariah
-
-
-
-
456Sumber : Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia
Selarna tahun 2006 industri perbankan syariah mengalarni
peningkatan volume usaha sebesar Rp5,8 triliun sehingga pada akhir
periode laporan mencapai Rp26, 7 triliun. Peningkatan tersebut
memperbesar pangsa aset perbankan syariah terhadap total aset perbankan
nasional dari 1,4% pada akhir tahun 2005 menjadi 1,6% pada akhir
2006. Pembiayaan merupakan kelompok aset perbankan syariah yang
arah giro dan tabungan (wadiab maupun mudharabab) yang memiliki
maturitas relatif pendek. Hal ini mengindikasikan preferensi likuiditas
nasabab perbankan syariah yang cenderung meningkat sepanjang tabun
[image:57.595.122.470.204.469.2]2006.
Tabel 4.2, Perkembangan Jenis-Jenis Pembiayaan
Pertumbuiilan
Jen is
Jumlah (Miliar) (%) Pangsa (%)
Pembiayaan
2005 2006 2005 2006 2005 2006
Musyarakah 1,898 2,335 49.4 23 12.5 11.4
Mudharabah 3,124 4,062 51.5 30 20.5 19.9
Piutang
Murabahah 9,487 12,624 24.2 33,I 62.3 61.7
Piutang lstishna 282 337 -JO 19.6 1.8 1.6
Qard 125 250 26.2 100.6 0.8 1.2
ljarah 316 836 201.8 164.7 2.1 4.1
Tola! 15,232 20,445 32.6 34.2 100 100
Sumber : D1reklorai Perbankan Syariah Bank Indonesia
lndustri perbankan syariah diperkirakan akan kembali mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Perkiraan tetsebut didukung adanya
ekspektasi penguatan sisi permintaan yang berasal dari meningkatnya
daya beli masyarakat maupun perbaikan ekonomi secara umum.
Kebutuhan akan pembiayaan usaha dari perbankan akan turut meningkat
sejalan dengan membaiknya kondisi permintaan dan menurunnya risiko
usaba, yang akan berdampak pada terciptanya iklim yang lebih kondnsif
Disamping itu, keyakinan terhadap membaiknya prospek industri juga
tercennin dari ditetapkannya target pertumbuhan yang sangat signifikan
oleh beberapa bank syariah.
2.
Bank MuamalatIndonesia.
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991,
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah
Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992.
Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim
se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank
Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selaqjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di lstana Bogor, diperoleh
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang tumt menanam
modal senilai Rp 106 miliar.
Dengan Visi "Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan
di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional", dan Misi "Menjadi
ROLE
MODEL
Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada
semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi
yang inovatifuntuk memaksimumkan nilai bagi
stakeholder".seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank
Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan
penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para
pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu JPUU terhadap sumber
daya insani yang ada, dan dalam ha! pemangkasan biaya, tidak memotong
hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan ォQセー・イ」。ケ。。ョ@ dan rasa
percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utan1a di tahun pertama
kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usalla baru dengan
menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun
kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan
serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada
tahun ketiga dan seterusnya, yang akhimya membawa Bank Muammalat,
dengan rallmat Allah Rabbul lzzati, ke era pertumbuhan baru memasuki
tahun 2004 dan seterusnya.
Bank Muamalat hingga akhir tahun 2004, te1lap merupakan bank
syariall terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2
triliun, modal pemegang sallam sebesar Rp 269, 7 miliar serta perolehan
laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tallun 2004. Dalam ha! pemegang
sallam, mayoritas saham dikuasai oleh pemodak timur tengall. Diantaranya
adalah Islamic Development Bank (IDB) sebesar 28,01%, Boubyan Bank
Kuwait sebesar 21,2 %. Untuk lebih jelasnya, bisa dftlihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Pemegang Saham Bank Muamalat Indonesia
NUMBER OF VAILUENO SHAREHOLDERS %
SHARES (IDR BUl,LIONS)
I slamic Developm