• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KESIMPULAN DAN SARAN VARIASI WAKTU DAN ENZIM α – AMILASE PADA HIDROLISIS PATI SUKUN (Artocarpus altilis Park.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "V. KESIMPULAN DAN SARAN VARIASI WAKTU DAN ENZIM α – AMILASE PADA HIDROLISIS PATI SUKUN (Artocarpus altilis Park.)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan maka didapat kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Sirup glukosa dengan kandungan gula reduksi terbaik dihasilkan dengan

pemberian enzim α – amylase sebesar 0,03 dari berat kering bahan

2. Waktu optimal bagi enzim α – untuk menghidrolisis pati sukun adalah 120

menit

B. Saran

1. Perlu ditambahkan enzim amiloglukosidase untuk menambah tingkat

kemanisan gula

2. Perlu adanya kontrol sebagai pembanding

(2)

60

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010a. Sukun. www.wikipedia.org/sukun. Diunduh pada 10 Juli 2010. Anonim. 2010b. Beberapa Asam Organik. www.google.com. Diunduh pada 13

September 2010.

Anonim. 2010c. Sukun. www,google.com. Diunduh pada 13 September 2010. Anonim. 2010d. Enzim α-amilase. http://www.polyenzyme.com/EnglishVersion/

EngAboutEnzymes.htm. Diunduh pada 4 November 2010.

Anonim. 2010e. Bacillus amyloliquifaciens. http://www.abitep.de/en/Research-Literature.html. Diunduh pada 4 November 2010.

Anonim, 2011. Menentukan Kadar Protein dalam Bahan Makanan. www.google.com. Diunduh pada 9 juni 2013.

Anugrahati , N. A.1999. Optimasi Normalitas Asam dan Waktu Hidrolisa pada Pembuatan Sirup Glukosa Ganyong Secara kimiawi dan Kombinasi Enzimatis Kimiawi.I. Naskah Skripsi Fakultas Biologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.

Azwar, D., dan Risti ,E. 2010. Pembuatan Sirup Glukosa Dari Kimpul (Xantho- soma violaceum Schott) Dengan Hidrolisa Enzimatis. www.google.com. 13 September 2010.

Bastian, F., STP., M.Si. 2012. Hidrolisa Pati. www.google.com. Diunduh pada 10 April 2013.

Cagampang, B.G., dan Rodriquez, F. 1980. Method Analysis For Screening Groups of Approciate Qualities. Institute of Plantae Breeding University of Phillipinies. Los Banos.

Direktorat Jendral Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2003.

Panduan Teknologi Pengolahan Sukun sebagai Bahan Pangan Alternatif. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

Dixon, M., dan E.C. Webb. 1979. Enzymes. 3rd edition. Academic Press. New York.

Gazpers, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Amico. Bandung.

(3)

61

Jacobs, M.B. 1951. The Chemistry and Technology of Food and Food Product. Vol. III. Interscience Publisher Inc. New York.

Jamilatun, S., Yanti, S., dan Ryan, N.H. 2004. Pengambilan Glukosa Dari Tepung Biji Nangka Dengan Cara Hidrolisis Enzimatik Kecambah Jagung. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia Dan Proses. ISSN : 1411 – 4216. Yogyakarta.

Kerr, R.W. 1950. Chemistry and Industry of Starch. 2nd edition. Academic Press. New York.

Koswara, S. 2006. Sukun sebagai Cadangan Pangan Alternatif. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kruger, J.E., dan Lineback, D.R. 1987. Enzymes and Their Role in Cereal Technology. American Association of Cereal Chemistry Inc. Minessota. Kusnendi, D. 1985. Mempelajari Pembuatan Sirup Glukosa dari Pati Sagu

(Metroxylon sp) Secara Enzimatis Serta Analisis Keseimbangan pada Mesin Fermentor. Skripsi S-1 Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Diunduh pada 20 Maret 2013.

Lehninger, A.L. 1978. Principle of Biochemistry. The John Hipkins. University of Medicine. Worth Piblishers Inc. New York.

Lutony, T.L. 1993. Tanaman Sumber Pemanis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Manoppo, S. 2012. Pembuatan Crackers dari Kombinasi Sukun Pragelatinisasi, Tepung erigu, dan Tepung Tapioka. www.google.com. Diunduh pada 20 Maret 2013.

Meyer, D.F. 1960. Food Enzymes. Academic Press. New York.

Miller, O.H., dan Burns, E.E. 1970. Strach Caracteristic of Selected Grain Sargum as Relate to Human Food. Department Texas A and M University College. Texas.

Murdijati, Marsono, Y., dan Rahardjo, A.P. 1982. Pengolahan Pati Ganyong.

Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Yogyakarta.

(4)

Reed, G. 1975. Enzymes in Food Processing. Academic Press. New York.

Rochani, S.K.S. 1981. Pembuatan Gula Sirup dari Ubi Kayu dan Ubi Jalar Menggunakan Enzim Komersial. MTP. Jakarta.

Said, E. Gumbira. 1987. Bio Industri: Penerapan Teknologi Fermentasi. Edisi kesatu. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Schwimmer, S. 1981. Source Book of Food Enzymology. The Avi Publishing Company Inc. Westport Connecticut. New Delhi.

Sudarmaji, S., Hariono, B., dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Soeharsono dan Rahayu. 1977. Enzimologi. Fakultas Teknologi Pertanian. UGM Yogyakarta.

Suhartini, N. 2012. Penentuan Kadar Abu. www.google.co.id. Diunduh pada 9 Juni 2013.

Suwanto. 1984. Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Rendemen pada Pengolahan pati. Fakultas Teknologi Pertanian. UGM. Yogyakarta.

Virlandia, F. 2008. Pembuatan Sirup Glukosa dari Pati Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dengan Metode Enzimatis. Andya’s Weblog. Diunduh pada 13 September 2010.

Whistler, R.L., Be Miller, J.N., dan Paschall, E.F. 1984. Starch : Chemistry adn Technology. Academic Press Inc. Toronto.

Widayati E., dan W., Damayanti. 2000. Komposisi Gizi Sukun. www.google.com. 17 September 2010.

Widiasta, O.E. 2003. Karakterisasi Sukun dengan Menggunakan pengering Kabinet dan Aplikasinya untuk Substitusi Tepung Terigu pada Pembuatan Roti Tawar. Skripsi S-1 Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Diunduh pada 20 Maret 2013.

(5)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisa Statistik Sirup Glukosa Sukun

Tabel 6. Hasil Analis DMRT

Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat

Derajat

Corrected Total 1212.422 26

Tabel 7. Hasil Analisa DMRT untuk variabel Konsentrasi enzim α – amylase

(6)

Tabel 8. Hasil Analisa DMRT untuk variabel Waktu Hidrolisis enzim α – amylase

Waktu Hidrolisis N

Subset

1 2

90' 9 1.05076E1

150' 9 1.37942E1

120' 9 1.75811E1

(7)

65

Lampiran 2. Diagram Alir Pengujian Proksimat Bahan Baku Tepung Sukun

Gambar 11. Diagram Alir Pengujian Kadar Air Tepung Sukun Berat akhir ditimbang kemudian dihitung berat kadar air tepung sukun

Sampel didinginkan di dalam eksikator

Sampel dimasukan ke dalam oven dengan suhu 110 oC selama 3 jam Sampel dimasukan ke dalam cawan sebanyak 1 gram

Cawan ditimbang berat konstannya Cawan Porselen didinginkan dalam eksikator

(8)

Gambar 12. Diagram Alir Pengujian Kadar Abu Tepung Sukun Berat akhir ditimbang kemudian dihitung berat kadar abu tepung sukun

Sampel didinginkan di dalam eksikator

Sampel dimasukan ke dalam tanur dengan suhu 600 oC selama 1 jam Sampel dimasukan ke dalam cawan sebanyak 1 gram

Cawan ditimbang berat konstannya Cawan Porselen didinginkan dalam eksikator

(9)

67

Gambar 13. Diagram Alir Pengujian Kadar Protein Tepung Sukun Volume titran dihitung

hasil destilasi dititrasi dengan HCl 0,02 N hingga mencapai titik ekuivalen Amonia yang keluar ditampung

larutan didestilasi dengan menambah NAOH dan Na2S2O3 Aquadest sebanyak 10 mL dimasukan di dalam labu

Larutan di destruksi di dalam ruang asam Larutan ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 4 mL

(10)

Gambar 14. Diagram Alir Pengujian Kadar Lemak Tepung Sukun Selongsong ditimbang dan dihitungkandungan lemaknya

Selongsong dimasukan dalam oven untuk menghilangkan kandungan air selama 2 jam dengan suhu 110 oC

Selongsong dimasukan dalam soklet untuk menghilangkan lemak sebanyak 15 sirkulasi

Selongsong dikonstankan di dalam oven selama 2 jam dengan suhu 110 oC Selongsong ditutup

Sampel dimasukan ke dalam selongsong sebanyak 1 gram Selongsong ditimbang berat awalnya

(11)

69

Gambar 15. Diagram Alir Pengujian Kadar Serat Kasar Tepung Sukun Sampel akhir ditimbang

Sampel dimasukan ke dalam oven selama 2 jam dengan suhu 110 oC Rendemen dicuci dengan Aqudest kemudian dengan etanol

Larutan disaring

Larutan dihidrolisa kembali selama 30 menit Larutan ditambahkan 200 mL NaOH 1,25 %

Rendemen yang tertinggal dimasukan ke dalam erlenmeyer

Sampel disaring menggunakan kertas saring kemudian dicuci hingga netral Larutan dihidrolisa selama 30 menit

(12)

Lampiran 3. Diagram Alir Pembuatan Pati Sukun

Gambar 16. Diagram Alir Pembuatan Pati Sukun Pati siap digunakan

Larutan dimasukan ke dalam oven selama 4 jam dengan suhu 110 oC hingga menjadi pasta pati

Larutan pati dimasukan ke dalam loyang tahan panas Air bagian atas dibuang

Air hasil penyaringan ditampung di dalam botol dan didiamkan selama 12 jam Larutan disaring menggunakan kain saring halus dengan 2 kali penyaringan

(13)

71

Lampiran 4. Diagram Alir Pembuatan Sirup Glukosa Sukun

Larutan sirup jadi

Larutan sirup dipisahkan dari endapan

Larutan sirup glukosa di sentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm Larutan sirup glukosa didinginkan di dalam air dingin

Tabung reaksi dimasukan dalam waterbath dengan suhu 96 oC dengan variasi waktu 90 menit, 120 menit dan 150 menit

Enzim α - amilase ditambahkan ke dalam masing-masing tabung dengan variasi 4 mg, 8 mg, dan 12 mg

Larutan dimaukan ke dalam 9 tabung reaksi dengan masing-masing berisi 10 mL larutan pati

(14)

Lampiran 5. Diageam Alir Analisa Kimia Sirup Glukosa Sukun

Gambar 18. Diagram Alir Pengujian Gula Reduksi secara Kuantitatif Absorbansi dicatat dan dimasukan ke dalam kurva absorbansi

Sampel dianalisa menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm

Larutan di vortex hingga semua tercampur Larutan ditambah Aquadest sebanyak 7 mL

Arsenomolybdat sebanyak 1 mL ditambahkan ke dalam tabung reaksi Larutan didinginkan di dalam air dingin

Larutan dipanaskan dalam air mendidih selama 20 menit Larutan Nelson C sebanyak 1 mL ditambahkan ke setiap tabung reaksi

Sampel diambil 1 mL dan dimasukan ke dalam tabung reaksi Sampel ditambahkan aquadest hingga tanda batas

Sampel diambil 1 mL kembali dan dimasukan ke dalam labu ukur 100 mL untuk diencerkan kembali

(15)

73

Gambar 19. Diagram Alir Pengujian Gula Reduksi secara Kualitatif Reaksi positif ditunjukan dengan adanya endapan merah bata

Larutan sampel dipanaskan selama 1 menit

Larutan Benedict sebanyak 0,5 mL dimasukan ke dalam tabung reaksi Sampel sirup glukosa sukun sebanyak 1 mL dimasukan ke dalam tabung reaksi

Nilai cp dicatat

Spindel yang menunjukan nilai TORR terbesar itu yang digunakan Spindel dipilih dengan melakukan metode trial and error

(16)

Lampiran 6. Foto Dokimentasi Proses Pembuatan Sirup Glukosa Sukun

Gambar 21. Endapan Pati Gambar 22. Endapan Pati

(17)

75

Gambar 25. Pasta pati Gambar 26. Proses hidrolisis pati sukun

(18)

Gambar

Tabel 6. Hasil Analis DMRT
Tabel 8. Hasil Analisa DMRT untuk variabel Waktu Hidrolisis enzim α – amylase
Gambar 11. Diagram Alir Pengujian Kadar Air Tepung Sukun
Gambar 12. Diagram Alir Pengujian Kadar Abu Tepung Sukun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan IbM ini adalah kemudahan anggota pengrajin dalam menyanting dengan menggunakan kompor batik elektrik (listrik), menambah desain

Efikasnost ispitivanih kombinacija, primenjenih posle setve, a pre i posle nicanja kuku ruza, kako u odnosu na broj jedinki, tako i masu korova, bila je preko 90%.

Siwabessy (RSG-GAS), maka litbang ini perlu dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan analisis perhitungan dengan memakai program komputer terpilih -yaitu WJ:M:SD4

1. Pengamalan Pancasila yang baik, maka akan tetap terwujud .... Pelajar dalam mengisi kemerdekaan dilakukan dengan cara .... Melalui persatuan, maka pemberontakan di Indonesia

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengetahuan lokal yang dimiliki para petani dalam melakukan pengelolaan padi sawah mulai dari proses pembibitan,

Pengolahan limbah dengan sistem BRMt merupakan sistem yang kompleks karena melibatkan tiga fasa yaitu padat (biomassa dan komponen-komponen limbah), cair (air) dan gas

analysis revealed that the highest value was for online advertisement has the strongest relationship with consumer purchasing choice in retailer stores in Erbil,

penerapan fungsi ekonomi dengan penikahan dini diperoleh nilai p = 0.170 (>0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel persepsi penerapan