Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.kom.I)
Di Susun Oleh:
MAISURIH
NIM: 1110053100029
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jakarta Pondok Gede Tahun 2014
Manajemn pelayanan jamaah haji pada Asrama Embarkasi DKI Jakarta adalah bagaimana panitia penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengelola dan mengatur pemberian pelayanan yang akan diberikan kepada calon/jamaah haji yang begitu banyak, agar tidak terjadi hal-hal yang akan mengganggu perjalanan iadah haji. Dan agar calon/jamaah haji yang akan berangkat merasa puas dengan kondisi fisik yang kuat (sehat)ndan dokumen perjalanan telah selesai.
Diantara pelayanan yang diberikan selama berada di asrama haji yaitu pelayanan satu atap (One Stop Service) dimana pada pelayanan ini calon/jamaah haji menerima semua perlengkapan dokumen perjalanan, pelayanan pengasramaan, pelayanan makan/katering, pelayanan transportasi, pelayanan kesehatan, pelayanan manasik haji, pelayanan keamanan dan pelayanan keimigrasian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetauhi pelayanan jamaah haji pada asrama haji Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede dalam memberikan pelayanan seta mengetahui yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam memebrikan pelayanan kepada calon/jamaah haji.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologai kulitatif yaitu sebagi prosedur penelitian yang menghasilakn data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Dalam hal ini peneliti mengamati langsung subjek yang diteliti dengan melakukan wawancara oleh pihak pengurus Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH) Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede dan bersumber pula pada buku-buku yang dapat menunjang kelengkapan data.
Melalui penelitian yang dilakukan dengan ini dapat diketahui bahwa manajemen pelayanan Jamaah Haji pada Asrama Embarkasi DKI Jakarta belum mengalami kendala-kendala yang signifikan dalam memberikan pelayanan kepada calon/jamaah haji, karena dalam pemberian pelayanan kepada calon/jamaah haji pihak BPAH (Badan Pengelola Asrama Haji) telah bekerjasama dengan instansi-instansi terkait. Sehingga pelayan dapat diberikan secara efektif, dan efisen dan dapat mencapai tujuan yang telah di tentukan oleh Asrama Haji.
Kata Kunci: Manajemen, Pelayanan, Jamaah haji.
KATAPENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, itulah ungkapan kata yang penulis ucapkan
kepada Allah SWT atas Rahmat dan Nikmat-Nya yang senantiasa mengiringi
setiap langkah penulis. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-Nya, semoga kita selaku umatnya
mendapat syafa’at di hari akhir kelak. Dengan niat dan tekad karena Allah penulis
mampu melewati perjalanan panjang yang dihadapkan penuh halangan dan
cobaan. Dengan rasa syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
dengan judul “Manajemen Pelayanan Jamaah Haji Pada Asrama Haji Embarkasi
DKI Jakarta Pondok Gede Tahun 2014”
Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat
terbatas, maka dengan adanya bimbingan, pengarahan, dukungan, dan doa dari
berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada Ayahnda Daud
Yusuf HR dan Ibunda Ni’matillah Nur, yang telah mendidik dan membesarkan
dengan penuh kasih sayang dan kesabaran demi masa depan seorang anak yang
dicintainya baik secara materil maupun moril. Selanjutnya dengan penuh hormat
dan ketulusan, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
(MD).
4. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM., selaku Sekretaris Jurusan Mnajemen
Dakwah (MD).
5. Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA, selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak
membantu dan memberikan informasi dikala penulis berkonsultasi, serta
membimbing dan mengarahkan penulis agar menghasilkan skripsi yang baik
dan benar.
6. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosah baik Ketua Sidang, Penguji I/II,
Sekretaris, dan Pembimbing.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang selama ini
memberikan ilmunya dengan tulus, semoga segala ilmu yang bermanfaatnya
dapat terbalaskan baik di dunia dan akhirat kelak nanti.
8. Seluruh Staf petugas Perpustakaan baik Perpustakaan Umum maupun
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
9. H. Syukri Ahmad Fanani Dan Dasrul El Hakim, dan staf Petugas dan
Pengelola Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede yang telah
memberikan penulis banyak informasi dan pemahaman mengenai penelitian
guna penulisan skripsi.
10.Dr. HC. Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ 165) dan Tim Trainer yang telah memberikan bekal ilmu 165 yang sangat bermanfaat bagi penulis,
sehingga dapat merasakan nikmatnya Iman, Islam, dan Ihsan.
11.Kepada saudaraku Dede Imron Yusuf yang selalu menyemangatiku dalam
belajar.
12.Serta tidak lupa pula teman-teman belajarku di Manajemen Haji dan Umrah
2010, Khususnya Gulali (Nisa, Rahma, Acil, Lisa, syfa, Ani, Tika, Fera, Idzur,
Nury dan Nunut), teman-teman ATS ESQ 165, teman-teman Kosan
khususnya ka echa, Aminatuzuhriyah dan teman-teman yang senantiasa
memberi motivasi dan waktu kebersamaannya.
Penulis berharap dan berdo’a, semoga seluruh pengorbanan yang diberikan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini akan dibalas segala kebaikannya
oleh Allah SWT.
Jakarta, 27 Maret 2015
Maisurih
ABSTRAK ………... i
KATA PENGANTAR ……….... ii
DAFTAR ISI ...………... v
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………...……… 1
B. Pembatasan dan perumusan Masalah ………...…………..…. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..………... 8
D. Metodologi Penelitian ……….………..… 8
E. Tinjauan Pustaka ….………..………... 10
F. Sistematika Penulisan ….……….……...….… 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen ... 13
1. Pengertian Manajemen ... 13
2. Fungsi Manajemen ... 15
B. Pelayanan ... 17
1. Pengertian pelayanan ... 17
2. Ruang Lingkup Pelayanan………...… 20
3. Kegiatan Pelayanan Haji………..… 21
4. Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik ... 23
C. Asrama Haji ... 26
1. Pengertian Asrama Haji ... 26
2. Klasipikasi Asrama Haji ... 27
D. Jamaah Haji ... 30
1. Pengertian Jamaah Haji ... 30
BAB III GAMBARAN UMUM ASRAMA HAJI EMBARKASI DIKI JAKARTA PONDOK GEDE A. Sejarah Berdiri Dan Perkembangan Asrama Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede ... 32
B. Visi, Misi Dan Motto ………... 35
C. Landasan, Tujuan Dan Fungsi Asrama Embarkasi ... 36
D. Tugas Dan Fungsi BPAH ... 38
E. Struktur Organisasi ……… 39
F. Fasilitas Bangunan ……… 41
G. Fasilitas Pelayanan ……… 42
H. Penetapan Jadwal Pemberangkatan dan Pemulangan... ……… 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Manajemen Pelayanan Jamaah Haji Tahun 2012... 43
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Memberikan Pelayanan ……… 58
C. Analisis Manajemen Pelayanan ……….... 59
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN ...
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Jumlah Asrama Haji Emberkasi………...………26
Tabel 4.1 Jadwal Pelatiahan Dan Pembinaan Manasik Haji……….55
2. Surat Bimbingan Skripsi
3. Surat Keterangan
4. Hasil Penelitian Wawancara
5. Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah
6. Jadwal Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu ibadah yang wajib di laksanakan oleh setiap muslim yang
mampu, baik mampu secara fisik maupun finansial adalah ibadah haji. Setiap
tahun jutaan orang dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong menuju ke
Mekah dan Madinah untuk menunaikan ibadah haji tersebut. Panggilan ibadah ini
terus bergabung dan melintasi bukan hanya batas-batas negara, politik, sosial,
ekonomi dan budaya, melainkan juga melintasi batas waktu dan zaman. Gema
panggilan tersebut menggerakan mereka yang terpanggil untuk berupaya untuk
menunaikan ibadah haji sekalipun harus menghadapi berbagi hambatan dan
kesulitan. Allah berfirman dalam surat Al-Imran ayat 97
ِﻦ������َﻋ ﱞﻲ������ِﻨَﻏ ﷲ ﱠنِﺈ������َﻓ َﺮ������َﻔَﻛ ﻦ������َﻣَو ًﻼﯿِﺒ������َﺳ ِﮫ������ْﯿَﻟِإ َعﺎَﻄَﺘ������ْﺳا ِﻦ������َﻣ ِﺖ������ْﯿَﺒْﻟا ﱡﺞ������ِﺣ ِسﺎ������ﱠﻨﻟا ﻰ������َﻠَﻋ ِہَو ) َﻦﯿِﻤَﻟﺎَﻌْﻟا
97 (
Artinya : yaitu ( bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Bitullah, barang siapa menghindari ( kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya ( Tidak memerlukan sesuatu) dsri semesta alam,1
Tidak berlebihan jika dengan menunaikan ibadah haji, seorang muslim
merasa telah menyempurnakan agamanya. Dalam konteks masyarakat muslim
Indonesia, agar haji secara sosiologis juga merupakan status sosial. Para
1
Departemen Agama RI, AL Quran Tajwid dan Tarjemahnya. ( Bandung: PT Syamil Cipt Media 2002) hal 62
1
penyandangnya tidak hanya dipandang memiliki kemampuan ekonomi, tidak
jarang bahkan dipandang sebagi ‘alim’ yaitu seseorang yang memiliki
kemampuan dalam bidang lmu keagamaan.2
Dalam kegiatan apa saja, agar kegiatan tersebut dapat mencapai tujuannya
secara efektif diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan
pelayanan pemondokan asrama haji memerlukan pengaturan yang baik. Agar
tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik. Proses pengaturan
kegiatan ilmiah ini di sebut manajemen.
Ada beberapa definisi manajemen sebagai berikut: dalam kamus
manajemen, arti dari istilah manajemen adalah: kepengurusan, kepemimpinan,
ketatalaksanaan , dan kepengurusan, pengelolaan dan sebagainya3.
Dengan sangat bervariasi para ahli manajemen mendefinisikan manajemen
dari sudut pandang mereka. Dapat dikemukakan mengenai batasan-batasan
pengertian manajemen oleh George R Terry, manajemen merupakan proses yang
khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber lainnya4.
Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh dapat dilaksanakan oleh
pemerintah dan swasta. Berbeda dengan haji reguler yang di urus oleh pemerintah,
segala sesuatu kebutuhan haji khusus diurusi oleh pemerintah dan ada beberapa
diurusi oleh biro perjalanan yang dimiliki oleh pihak swasta. Umumnya biaya
2
Muhammad M. Basyuni “Reformasi Manajemen Haji“ ( Jakarta : FDK press, 2008),.h. 2
3
Moekijat, Kamus Manajemen, ( Bandung: CV. Mandar Maju, 1990), Cet. ,4, h. 290-291
4
Rosyady Rusalan, Manajemen Humas dan Manajmenen Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, (Jakrta: PT Raja Grapindo Rosada, 1998), Cet.1,h.1
3
yang harus dibayar oleh jamaah haji lebih tinggi dari pada haji reguler yang
dilaksanakan oleh pemerintah.
Pemerintah Indonesia telah lama mengatur perjalanan haji Indonesia
melalui perjalanan haji reguler dan khusus (dulu bernama ONH plus). Pengaturan
ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah jamaah haji Indonesia (JHI) dari
tahun ke tahun. Di samping itu, karena adanya kebijakan pemerintah Arab Saudi
berkaitan dengan penerbangan, penempatan jamaah di Madinah, Makah, Arafah,
dan Mina.5
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2008 tentang
penyelenggaraan Ibadah Haji, yakni pemerintah berkewajiban melakukan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan menyediakan layanan
administrasi, keamanan dan hal-hal yang diperlukan oleh jamaah haji.6
Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional yang dilakukan
oleh pemerintah dengan tujuan memberikan pembinaan, pelayanan dan
perlindungan agar pelaksanaan ibadah haji berjalan aman, tertib, lancar, nyaman
dan sesuai dengan tuntutan agama sehingga jamaah haji dapat melaksanakan
ibadah hajinya secara mandiri dan memperoleh haji mabrur.7 Salah satu faktor
yang mendukung untuk memperoleh haji yang mabrur adalah dengan adanya
persiapan-persiapan yang maksimal, seperti persiapan ilmu manasiknya,
kesehatan dan lain sebaginya.
5
M. julius St “Panduan Llengkap dan Praktis Haji Tamatu”, cetakan perama, ( Malang: Bayumedia pubishing,2007),h.9
6
Sumber paper, Undang-undang Republik Indonesia no. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibada `cvh Haji ( Jakarta : Biro hukum dan kerjasama luar negri sekretariat Jendral Departemen agama RI, 2008),.h.10
7
Sumber paper, Kiat-Kiat Melestarikan Haji Mabrur ( Jakarta : kementrian Agama RI, 2005)
Disinilah peran pemerintah dalam membantu para jamaah haji untuk
mempersiapkan segala kebutuhan selama melaksanakan ibadah haji, dengan
didirikannya pemondokan asrama bagi para jamaah haji sebelum diberangkatkan
ke Tanah Suci, untuk beristirahat dan mempersiapkan segala keperluan untuk
melaksanakan ibadah haji. Pemondokan haji merupakan salah satu aspek penting
dalam penyelenggaran ibadah haji. Pemondokan atau akomodasi haji dibagi ke
dalam dua bagian. Perama, menyediakan tempat penginapan atau pengasramaan
sebagai penampungan sementara pada waktu jamaah haji berada di tempat
embarkasi dan di debarkasi. Kedua, pemondokan selama di Arab Saudi.
Perjalanan ibadah haji bukanlah perjalanan yang sebentar, melainkan
perjalanan yang cukup jauh, oleh karna itu harus ada persiapan-persiapan yang
maksimal, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan tujuan menunaikan
ibadah haji dapat terlaksana unuk menjadi haji yang mabrur.
Akomodasi bagi jamaah haji merupakan kebutuhan dasar setelah konsumsi
dan sandang yang banyak memakan biaya angkutan udara. Sebelum
pemberangkatan ke Arab Saudi, jamaah haji di asramakan di masing-masing
asrama haji embarkasi maksimal 24 jam sebelum pemberangkatan ke Aarab
Saudi. Fungsi asrama haji selain sebagai tempat pemulihan kesehatan dan
peristirahatan setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan dari
daerah asal masing-masing jamaah, juga sebagai tempat penyelesaian proses
penerbangan untuk perjalanan ke Tanah Suci.
Asrama Haji terdiri dari dua kelas, yaitu asrama haji embarkasi dan asrama
5
sekaligus pelayanan operasional pemberangkatan dan pemulangan haji, sejak dari
kegiatan penerimaan sampai pemberangkatan ke pelabuhan embarkasi dan
sebaliknya penerimaan dari waktu kedatangan dan kesiapan kembali ketempat
asal jamaah. Kebijakan pengasramaan di embarkasi ini disamping dimaksudkan
untuk proses reservation termasuk kelengkapan dokumen perjalanan dan pemberian living cost, juga untuk pemulihan kebugaran jamaah dan pemberian bimbingan praktis manasik.
Penyelenggaraan ibadah haji bukanlah pekerjaan yang sederhana,
khususnya dalam hal pelayanan terhadap jamaah, mengingat jumlah jamaah haji
yang harus dikelola merupakan yang terbanyak didunia.8 Begitu juga pelayanan
kepada jamaah haji yang diberikan di asrama haji (embarkasi), mengingat tempat
itu adalah merupakan tempat peristirahatan dan persiapan terakhir sebelum
pemberangkatan ke Tanah Suci, dengan menggunakan kapal terbang selama
delapan jam, dimana para jamaah haji dapat beristirahat dan mendapat pelayanan
lainnya, seperti pemeriksaan kesehatan dan bimbingan manasik haji, yang
sebelumnya sudah diberikan dikota masing-masing.
Sebelum jamaah haji berangkat ke Tanah Suci, jamaah haji ditempatkan di
asrama embarkasi, tentunya sesudah ada pelepasan dari kantor kementrian Agama
masing-masing wilayah dengan disyaratkan membawa SPMA (Surat Panggilan
Masuk Asrama). Asrama embarkasi adalah pelayanan satu atap, dimana semuah
perlengkapan jamaah haji dibagikan. Buku kesehatan, paspor, gelang identitas,
kartu jatah makan jamaah haji dan uang living cost.
8
Pelayanan kepada jamaah haji dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh
pemerintah pusat, yang terdiri dari: pertama, petugas yang tidak menyertai
jamaah haji meliputi petugas di tanah air, yaitu petugas yang masuk dalam stuktur
PPHI dan direkrut dari pegawai negri sipil dilingkungan Departemen Agama,
yunit lain yang terkait dan tenaga musiman di Arab Saudi yang berasal dari unsur
pegawai negri sipil dilingkungan Departemen Agama, intansi lain, ormas dan
unsur masyarakat. Petugas non-kloter ini ditetapkan pada titik-titik pelayanan
jamaah di Arab Saudi, yaitu sector pelayanan umum, pelayanan kesehatan dan
pelayanan ibadah, sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Selanjutnya adalah bagaimana pelayanan pemondokan di asrama haji
embarkasi ini menjadi tempat yang semaksimal mungkin dalam memberikan
pelayanan kepada jamaah haji, bukan tidak mungkin jika ada jamaah haji yang
terlantar atau tidak mendapatkan pelayanan untuk persiapan pemberangkatan ke
Tanah Suci jika tidak adanya manajemen yang baik.
Diharapkan dengan penerapan manajemen yang baik dalam pelaksanaan
pelayanan terhadap jamaah haji sebelum pemberangkatan ke Tanah Suci dapat
terlaksana dengan efektif dan efisien sesuai dengan harapan dan dalam
memberikan keputusan terhadap jamaah haji.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
dengan amat tertarik untuk meneliti mengenai pelayanan yang diberikan kepada
jamaah haji di pemondokan Asrama Embarkasi, dan kemudian penulis jadikan
bahan sekaligus objek skripsi dengan judul “Manajemen Pelayanan Jamaah
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam hal ini penulis memberikan batasan dan perumusan masalah
sebagai berikut:
1. Pembatsan Masalah
Agar dalam pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis membatasi
masalah yang dibahas hanya pada Manajemen pelayanan jamaah haji asrama haji
Embarkasi DKI Jakarta pondok gede tahun 2014.
2. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang akan dibahas diatas, penulis merumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana manajemen pelayanan jamaah haji pada asrama haji
Embarkasi DKI Jakarta pondok gede tahun 2014?
b. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam memberikan
pelayanan kepada jamaah haji ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui manajemen pelayanan jamaah haji pada asrama haji
Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede tahun 2014
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat secara akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan terhadap
pihak kampus dan mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
Jurusan Manajemen Haji dan Umroh.
b. Manfaat secara praktis
Penelitian ini diharapkan Sebagai sumber evalusi pemondokan Asrama
Haji Jakarta Pondok Gede untuk bisa menjadi lebih baik dan lebih meningkatkan
pelayanan. Dan sebagai referensi untuk menjalankan manajemen yang lebih
efektif dan efisien. Agar tidak menjadi penyimpangan dalam proses memberikan
pelayanan kepada para jamaah haji.
D. Metode Penelitian
1. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, penelitihan kulitatif adalah pengumpulan data yang
dipadu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan.9
9
9
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek dalam penelitian ini adalah Badan Pengelola Asrama Haji Jakarta
Pondok Gede.
b. Objek penelitian ini adalah Manajemen pelayanan jamaah haji pada
Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede tahun 2014
3. Lokasi dan Waktu Penelitan
Penelitian dilaksanakan di Asrama Haji Pondok Gede, yang berlokasi di
Jalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur Tlp. (021) 8009421, 8092374. Waktu
Penelitian dimulai pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlakukan dalam penulisan ini, maka
teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah sebagai beikut:
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
kelapangan dengan mandatangi narasumber yakni, pada Pemondokan Asrama
Haji Jakarta Pondok Gede, hal ini guna mengetahui keadaan sebenarnya yang
terjadi pada lokasi penelitian berkaitan dengan Manajemen Pelayanan Asrama
Haji dalam memberikan pelayanan terhadap jamaah Haji.
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan
kepada Petugas Pemondokan Asrama Haji Pondok Gede, untuk mendafatkan data
yang valid dan sah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian dimana peneliti meminta data kepada
lembaga yang diteliti yakni di pemondokan Asrama Haji Jakarta Pondok Gede
sesuai judul yang dibahas.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan yang sudah dilakukan beberapa sumber kepustakaan,
penulis menemukan skripsi yang dijadiakn tinjauan pustaka sebagai bahan
perbandingan dan untuk menghindari adanya penjiplakan dalam pembuatan
skripsi yang akan peneliti susun. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini
diantaranya:
1. Dzul Kifli “ Manajemen Pelayanan Jamaah haji dan Umroh PT. PATUNA
TOUR DAN TRAVEL” dalam skripsi ini pembahasannya yang dilakukan
adalah manajemen pelayanan haji dan umroh oleh PT. PATUNA TOUR
DAN TRAVEL kepada jama’ah dengan memberikan berbagi fasilitas kepada
jama’ah. Dalam skripsi ini sama-sama membahas tentang fasilitas yang
diberikan oleh penyelenggara kegiatan Ibadah Haji dan Umroh kepada
jama’ah yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada jama’ah haji,
perbedaan antara penulis dengan Dzul Kifli yaitu saudara Dzul Kifli
melakukan penelitian terhadap pelayanan di PT.PATUNA TOUR sedangkan
11
2. Isnaini S. Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Pada Musim Haji Tahun 2010. Perbedaan antara penulis
dengan Isnaini S. yaitu melakukan penelitian terhadap manajemen pelayanan
kesehatan sedangkan penulis di Pemondokan Asrama Haji Pondok Gede.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun pembahasannya
secara rinci adalah sebagi berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Latar belakang maslah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pengertian Manajemen, fungsi manajemen, manajemen,
pengertian pelayanan, ruang lingkup pelayanan, kegiatan
pelayanan jamaah haji, ciri-ciri pelayanan yang baik, kemudian
pengertian asrama haji, klasifikasi asrama haji, pengertian jamaah
haji.
BAB III : GAMBARAN UMUM PEMONDOKAN ASRAMA HAJI
JAKARTA PONDOK GEDE
Gambaran umum tentang pemondokan Asrama haji Jakarta
organisasinya, visi dan misi, landasan dan tujuan Asrama haji,
tugas dan fungsi BPAH, oprasional haji, oprasional haji.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENULIS
Manajemen pelayanan jamaah haji pada Asrama Embarkasi DKI
Jakarta Pondok gede Tahun 2014, dan apa saja yang menjadi
faktor pendukung dan faktor penghambat dalam memberikan
pelayanan terhadap calon/jamaah haji, Analilis manajmen
Pelayanan.
BAB V : PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen
1. Pengertian manajemen
Manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya: manus) yang berarti: memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing. George R. Terry
(1972), mendifinisikan manajemen sebagai “ sebuah proses yang khas dan terdiri
dari tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan
sumber-sumber lainnya,”.10
Sedangkan secara etimologis, dikatakan bahwa manajemen merupakan
proses kerja untuk menentukan, mengimpertrasikan dan hal senada juga
diungkapkan oleh Miftah Thoha yang mengatakan bahwa manajemen merupakan
pengelolaan seuatu organisasi yang dibatasi dengan tertib, dengan kata talin,
manajemen harus menjalankan prinsip-prinsip perencanaan, pengaturan,
motivasi, dan pengendalian dalam menjalankan roda organisasi.11
Adapun pengertian menurut istilah manajemen ialah suatu proses, dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Sedangkan
menurut G.R Terry W. Rue mengatakan bahwa manajemen ialah: “suatu proses
atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
10
Rusan Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008), cet ke-9, h 1.
11
Miftah Thoha, kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Prilaku, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 1993), cet. Ke -5, h.10.
13
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional yang nyata.12 Sedangkan
menurut Joseph L massie manajemen adalah integritas dan penerapan ilmu serta
pendekatan analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin.13
Dalam mencapai seuatu tujuan, tercapai atau tidaknya tergantung kepada
manajer dalam menerapkan sistem manajemen yang dan menggerakan
oarang-orang serta memberdayakannya sumber-sumber daya yang ada, baik sumber daya
manusia maupun sumberdaya alam secara efektif dan efisien.
Dari beberapa pengeartian yang dikemukakan oleh para pakartersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah:
a. Manajemen adalah aktivitas pengaturan yang dilakukan oleh seorang manajer
untuk mengatur kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
b. Manajemen mempunyai tujuan organisasional dari suatu kelompok
orang-orang.
c. Manajemen merupakan suatau proses untuk mencapai sasaran dan tujuan
dengan menjalankan setiap fungsi sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
d. Manajemen adalah sistem kerjasama yang melibatkan orang lain agar tercapai
tujuan bersama.
e. Manajemen adalah integrasi dari banyak disiplin ilmu.
Sifat yang khas dari manajemen adalah beberapa keterpaduan (integrasi)
dan penerapan dari ilmu-ilmu pengetahuan dan analitinya. Dari seorang manajer
12
G.R Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), h. 14
13
15
pun diharapkan dimilikinya kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah
melalui tehnik tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi.14
2. Fungsi Manajemen
Pada tahun 1916 Henry Fayor industriawan perancis sebagi pelopor
pendekatan fungsional mengemukakan lima fungsi manajemen sekaligus
menandai urutan proses pelaksanaan manajemen, Yaitu “ Planning (Perencanaan),
Organizing (Pengorganisasian), Command (Perintah), Coordintion (koordinasi)
dan Control (Pengawasan). Lima fungsi ini menjadi faktor penentu dalam
pelaksanaan manajemen tanpa memandang apapun yang menjadi suatu
oragnisasi”.15
Selanjutnya pendafat Henry Fayor tersebut diatas telah dikembangkan oleh
para pakar menjadi delapan fungsi, yaitu:16
a. Planning (Perencanaan) sebagai fomulasi tindakan dimasa mendatang
diarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.
b. Decision making (Pembagian keputusan) sebagai langkah manajer secara
bijaksana untuk memilih berbagi alternatif tindakan yangb mungkin dapat
ditempuh.
c. Organizing (pengorganisasian) sebagai upaya mempertimbangkan tentang
susuanan organisasi, pembagian pekerjaan, prosedur pelaksanaan,
14
. Joseph L.Massie, Dasar-dasar Manajemen….,h.17.
15
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar manajemen dakwah (Yogyakarta: Al-Amin dan IKFA, 1996), h.38.
16
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar manajemen dakwah, (yogyakarta: Al-Amin dan IKFA, 19996) h. 39.
pembangunan tangguang jawab, dan lain-lain yang apabila dikerjakan secara
seksama akan menjamin efisiensi penggunaan kerja.
d. Staffing (penyusun staf) yaitu dimulai dari recrutment, penempatan dan
pelatihan untuk mengembangkan tenaga kerja bagi kemajuan organisasi.
e. Communicating (komunikasi) yaitu kegiatan manajer berkomunikasi dengan
semua unsur dalam organisasi sehingga pemertintah dan arus informasi serta
unpan balik dapat berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan.
f. Motivating (motivasi) yaitu memberikan dorongan semangat kepada para
pekerja untuk mencapai tujuan bersama dengan cara memenuhi kebutuhan
dan harapa mereka serta memberikan penghargaan.
g. Leading (memimpin) yaitu memimpin dengan penuh inpirasi sehingga
manajer tanggap dan mampu menyesuaikan dengan tuntutan keadaan.
h. Controlling (pengawasan) yaitu apabila manajer membandingkan antara hasil
nyata dengan hasil yang diharapkan berarti ia berbeda dijalur pengawasan
yang benar. Devinisi yang terjadi harus menjadi bahan penyusunan
perencanaan mendatang.17
Untuk dapat menyelanggrakan manajemen pelayanan yang baik, ada
prinsip manajemen pelayanan yang dapat diapaki sebagai acuan,
prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. identifikasi kebutuhan jamaah yang sesungguhnya.
2. Sediakan pelayanan yang terpadu (one-stop-shop) 3. Buat sistem dan mendukung pelayanan jamaah.
17
17
4. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab terhadap
kulitas pelayanan.
5. Layanilah keluhan calon/ jamaah secara baik.
6. Menjalin komunikasi dan iterkasi dengan jamaah
7. Selalu mengontrol kulitas pelayanan.18
B. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan haji yang dikelola oleh pemerintah melaluli Departemen Agama
Republik Indonesia dan diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 13
tahun 2008 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji. 19yakni pemerintah
berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan
menyediakan layanan keamanan dan hal-hal yang diperlukan oleh jamaah haji.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1982) pelayanan adalah cara
melayani, jasa, atau kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli
barang atau jasa.20
Para ahli mengungkapkan tentang pengertian pelayanan yang
berbeda-beda, diantaranya yaitu:
a. Menurut Kotler, pelayanan adalah “Aktivitas atau manfaat yang ditawarkan
oleh satu pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
18
Wawancara pribadi dengan Bapak H. Syukri Ahmad Fanani
19
Undang-undang No.13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
20
Http://massofa.Wordpress.com/2008/01/22/pengertian-pelayanan/diakses pada 15April 2012.
menghasilkan kepemilikan apa pun. Produknya mungkin terikat atau tidak
terikat pada produk fisik.”
b. Menurut Atep Adya Brata, pelayanan adalah segala usaha penyediaan
fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau
pelanggan sebelum atau sesudah terjadinya transaksi21
c. Menurut Fandy Tjipotono, pelayanan adalah bentuk penyajian, tindakan, dan
informasi yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan pelanggan atau
pengguna jasa dalam mewujudkan niali potensial yang terdukung dalam
produk atau jasa inti yang dibeli pelanggan atau pengguna.
Dari beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa pelayanan
adalah sesuatu yang diberikan oleh perusahaan kepada pembeli dan pelanggan
untuk menciptakan loyalitas para pembeli dan pelanggan terhadap perusahaan.
Dalam hal melayani pembeli dan pelanggan, kualitas pelayanan pun perlu
diperhatikan karna jika layanan jasa yang diterima melampaui atau melebihi
harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas jasa yang
“ideal” (unggul). Sebaliknya jika layanan jasa yang diterima lebih rendah dari
yang diharapkan, maka kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyediaan
pelayanan atau jasa dalam upaya untuk memenuhi harapan pelanggan secara
konsisten, tepat dan memuaskan.
Dengan demikian manajemen pelayanan haji dan umroh adalah
serangkaian aktifitas atau dikatakan sebagai manajemenn proses, yaitu sisi
21
19
manajemen mengatur dan mengendalikan proses pelayanan dapat berjalan tertib,
lancar, tepat mengenai sasaran dan memusakan bagi pihak yang dilayani.22
22
A. S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), cet-4, h. 186.
2. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup manajemen pelayanan Haji dan Umroh sebagimana
telah diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia, meliputi:
a. Pelayanan
Adapun pengertian pelayanan adalah memenuhi kebutuhan melaluli
aktivitas orang lain secara langsung.23 Pelayanan pun diartikan sebagai setiap
kegiatan/manfaat yang ditawarkan suatu pihak lain yang pada dasrnya tidak
berujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.24
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang menjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesen secara fisik, dan
menyediakan kepuasan jamaah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan
pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani
adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang.
b. Pembinaan
Pembinaan dalam arti etimologi adalah membangun dan mengisi akal
dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati dengan berbagi dzikir, serta
menguatkan lewat intropeksi diri.25
Menurut Miftah Thoha, pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil
atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya
kemajuan, peningkatn, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,
berkembang atau peningkatan. Ada dua unsur dari pengertian ini yakni
23
Moenir. Manajamen Pelayanan Umum Di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara,2002, hal. 17.
24
Bilson, Manajemen Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitebel, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2001, hal.172.
25
21
pembinaan itu sendiri bisa berupa tindakan, proses atau pertanyaan dari suatu
tujuan dan kedua pembinaan itu bisa menujukan kepada perbaiakn atas sesuatu.
Berdasarkan pengertian diatas, bahwa pembinaan adalah membangun,
mengusahakan, mengembangkan kemampuan secara bersama-sama dalam
kegiatan ibadah haji demi terlaksananya cita-cita ibadah haji.
c. Perlindungan
Perlindungan adalah sebuah harapan yang dimiliki masing-masing jamaah
dalam menunaikan ibadah haji di tanah suci dan semua itu terfasilitasi dengan
cara menggunakan asuransi ketika jamaah masi berada di dalam pesawat, akan
tetapi disaat jamaah sudah berada di tanah suci keselamatan jiwa masing-masing
sudah menjadi tanggung jawab individu dan perusahaan/lembaga.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa perlindungan terhadap jamaah
Haji dan Umroh dengan menggunakan asuransi. Adapun penegrtian asuransi Haji
adalah suatu bentuk saling menanggung di antara para jamaah dengan tujuan
untuk memberi santunan kepada ahli warisnya jika jamaah haji meninggal dunia
pada saaat menunaikan ibadah haji, yaitu sejak jamaah meninggalkan rumah
hingga tiba di ruamh.26
3. Kegiatn Pelayanan Jamaah Haji
Adapun kegiatan pelaksanaan pelayanan jamaah haji meliputi:
a. Administrasi
Administrasi adalah seluruh proses kegiatan yang dilakukan dan
melibatkan semua orang secara bersama dalam oraganisasi dalam mencapai tujuan
26
Muhbib Abdul Wahab, Asuransi Dalam Perspektif Al-Quran dan Hadist, (Jakarta: PBB UIN, 2003), H. 1
organisasi yang telah ditetapkan. Mulai dari proses pendaftaran, pembayaran,
surat keimigrasian.
b. Pelayanan satu atap (one stop service)
Pelayanan satu atap adalah dimana calon/jamaah haji menyelesaikan
semua perlengkapan dokumen didalam satu atap seperti, pasport, gelang
identitas, dan uang living kost sebelum jamaah diberangkatkan ke Tanah Suci.
c. Kesehatan
Pelayanan kesehatan ini dilakukan sebelum berangkat ke tanah suci seperti
medical chek up, suntikan vaksin menginitis dan suntikan faxin H1N1, Pelayanan
kesehatan dalam pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan kesehatan calon
jamaah haji untuk menjaga jamaah haji agar tetap dalam keadan sehat antara lain
tidak menularkan atau tertular penyakit selama menjalankan ibadah haji.
d. Akomodasi
Salah satu unsur paling penting yang harus diperhatiakn oleh para
penyelenggara ibadah haji adalah akomodasi. Akomodasi harus diberikan dengan
baik dan memuaskan sehingga para jamaah lebih khusyu dalam menjalan ibadah
haji.
e. Bimbingan manasik
Bimbingan manasik haji sangatlah penting untuk kepahaman para calon
jmaah haji ketika menunaikan ibadah haji, bimbingan manasik haji dapat
dilakukan dengan dua bagian yaitu:
1) Pra haji yaitu untuk para jamaah haji mengerti dan memahami bagaimanan
23
2) Ketika berlangsung yaitu bimbingan yang dilakukan ketika berada di tanah
suci dengan cara pembimbing dapat mendampingi, memberi, dan
mengarahkan kepada jamaah agar pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan tata
cara ibadah haji.
f. Konsumsi
Kelayakan dalam penyajian makanan yang memenuhi setandar gizi dan
higienis merupakan service yang menjadikan jamaah merasa nyaman dan adanya
kepuasan tersendiri sehingga jamaah merasakan perhatian dalam perjalanan
ibadah haji.
g. Transpotasi
Transportasi yang aman dan lancar memegang peran yang cukup
menentukan dalam pelaksanaan haji. Pergerakan calon jamaah haji dari daerah
asal masiang-masing, memerlukan sarana transpotasi yang sesui dengan jarak
tempuh perjalanan dan volume angkut (orang dan barang).
h. Keamanan
Mengamankan dan bertanggung jawab kepada para calon/jamaah haji dari
mulai keberangkatan hingga pemulangan. Dan bekerja sama dengan instansi
terkait.27
4. Ciri-Ciri Pelayanan Yang Baik
Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan dalam
memberikan kepuasan kepada jamaah dengan setandar yang sudah ditetapkan.
Kemampuan tersebut ditunjukan oleh sumber daya manusia dan sarana serta
27
prasarana yang dimiliki. Banyak perushaan yang ingin dianggap selalu yang
terbaik dimata jamaah. Karena jamaah akan menjadi setia terhadap produk yang
ditawarkan. Disamping itu, perusahaan juga berharap pelayanan yang diberikan
kepada jamaah dapat ditularkan kepada calon jamaah lainnya. Hal ini merupakan
promosi tersendiri bagi perusahaan yang berjalan terussecara berantai dari mulut
kemulut. Dengan kata lain, pelayanan yang baik akan meningkatkan image
perusahaan dimata jamaahnya. Image ini harus selalu dibangun agar citra
perusaahaan dapat selalu meningkat.
Dalam prakteknya pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri dan
hampir perusahaan menggunakan criteria yang sama untuk membentuk ciri-ciri
pelayanan yang baik. Terdapat beberapa faktor pendukung yang berpengaruh
langsung terhadap mutu pelayanan yang diberikan.
Yang mempengaruhi pelayanan yang baik pertama adalah faktor manusia
yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia (karyawan) yang melayani
jamaah harus memiliki kemampuan yang cepat. Disamping itu, karyawan harus
memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah, dan
bertanggung jawab penuh terhadap jamaahnya.
Kedua pelayanan yang baik juga harus diikuti oleh tersedianya saran dan
prasarana yang mendukung kecepatan, ketetapan, dan keakuratan pekerjaan.
Sarana dan prasarana harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini. Pada
25
yang berkualitas pula. Jadi dapat dikatakan kedua faktor tersebut saling
menunjang satu sama lainnya.28
Parasuraman, Zeithmal, dan Berry sebagaimana dikutip oleh Philip Kottler
menyusun faktor utama yang menjadi penentu dalam meningkatkan mutu
pelayanan, antara lain:29
a. Akses
Pelayanan harus mudah dijangkau dalam lokasi yang mudah dicapai pada saat
yang tidak merepotkan dan cepat.
b. Komunikasi
Pelayanan harus diuraikan dengan jelas dalam bahasa yang mudah dimengerti
oleh jamaah.
c. Kompetensi
Pegawai atau karyawan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan.
d. Kesopanan
Pegawai atau karyawan harus bersikap ramah, penuh hormat dan penuh
perhatian.
e. Memahami masyarakat
Pegawai harus memahami kebutuhan masyarakat atau jamaah dengan
memberikan perhatian secara individu.
28
Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), h.14
29
Philip Kottler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian,(Jakarta: Erlangga, 1995) Edisi Ke-6 Jilid 2, h. 107
d. Cepat tanggap.
Pegawai harus memberikan tanggapan dengan cepat dan kreatif atas
permintaan dan masalah jamaah.
e. Reabilitas.
Pelayanan harus dilakukan dengan konsisten dan cermat.
Dengan adanya faktor pertimbangan dengan meningkatkan mutu
pelayanan diharpkan jmaah dapat merasakan lebih seperti yang mereka inginkan.
Sehingga dapat mewujudkan pelayanan yang terbaik bagi jamaah.
C. Asrama Haji
1. Pengertian Asrama Haji
Dalam Kamus Besar Indonesia Asrama berarti bangunan tempat tinggal
bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar dan
dipimpin oleh seorang kepala asrama.30
Sedangkan menurut Fachruddin HS, pengertian Haji adalah sengaja
berkunjung menziarahi ka’bah (baitullah) yang terletak dalam Masjidil Haram di Makkah Al Mukarramah, dengan niat menunaikan ibadah haji yaitu rukun Islam
yang kelima memenuhi perintah Allah.31
Berdasarkan pengertian di atas, Asrama Haji adalah asrama yang dibangun
oleh Departemen Agama sebagi tempat Akomodasi, dalm hal ini sebagi tempat
pengasramaan dan sebagi tempat penyelesaian semua dokumen-dokumen
perjalanan, pada waktu pemberangkatan dan pemulangan calon/jamaah haji.
30
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta Balai Pustaka, 2005), Edisi ke-3, h.72
31
27
2. Klasifikasi Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede
Adapun pengklasipikasian asrama haji di bagi menadi dua macam yaitu:
a) Asrama Haji Embarkasi
Asrama haji embarkasi adalah tempat pemondokan sekaligus pelayanan
oprasional pemberangkatan dan pemulangan haji, sejak dari kegiatan penerimaan
waktu kedatangan dan kesiapan kembali ke tempat asal jamaah.
Pengasramaan embarkasi, disamping dimaksudkan untuk proses CIQ (
custam immigration and Quarantine) termasuk kelengkapan dokumen perjalanan
dan pemberian uang living cost, juga untuk pemulihan kelelahan fisik jamaah (
resevasi) dan pemberian bimbingan praktis manasik haji yang dipraktikan
langsung sesuai sarana yang telah tersedia, maupun proses perjalanan haji.
Kebijakan pengasramaan di Embarkasi ini disamping dimaksudkan untuk
proses reservasion termasuk kelengkapan dokumen perjalanan dan pemberian
living cost, juga untuk pemulihan kebugaran jamaah agar para jamaah haji dapat
menjalankan ibadah haji dengan kondisi siap dan sehat, selain itu juga memberi
bimbingan praktis manasik, yang mana diasrama haji ini bimbingan manasik
hanya sebagi pengulangan dan pemantapan, karena pada umumnya jamaah haji
sudah menerimanya ketika berada di daerah masing-masing.
Jumlah Asrama Haji Emberkasi yang ada saat ini terdiri dari 14 asrama
haji yaitu:
Tabel 2.1 Data Jumlah Asrama Haji Emberkasi
NO ASRAMA HAJI KAPASITAS KET
2 Medan 1.650 orang
3 Bantam 1.060 orang
4 Jakarta-Pondo Gede 3.992 orang
5 Jakarta-Bekasi 1.070 oarang
6 Surakarta 2.408 orang
7 Surabaya 3.433 orang
8 Ujung Pndang 2.048 orang
9 Balikpapan 1.688 orang
10 Banjarmasin 504 orang
11 Pandang 890 orang
12 Palembang 640 orang
13 Mantraman 450 orang Antara
14 Gorontalo 300 orang Antara
Sumber: Buku Profil Asrama Haji
b) Asrama Provinsi atau Transit
Asrama provinsi atau transit yaitu tempat pemondokan sementara calon
jamaah haji untuk kesiapan pemberangkatan ke Asrama Haji Embarkasi sesuai
kloter atau jadwal penerbangan.
Asrama Haji Transit TK.I atau provinsi yang berada di Ibukota Provinsi
yaitu:
1) Asrama haji Provinsi riau
(a) Pekanbaru (rumbai)
29
(c) Asrama haji transit provinsi Jambi, Kodya Jambi
(d) Asrama Haji transit Provinsi Bengkulu, Kodya bengkulu
(e) Asrama Haji transit Provinsi lampung
1. Raja Basa + Bandar Lampung
2. Lungsir + Teluk Betung (awalnya Asrama Haji Laut)
3. Asrama Haji transit Provinsi D. I Yogyakarta di Yogyakarta
4. Asrama Haji transit Provinsi Jawa Tengah di Semarang
5. Asrama Haji transit Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang
6. Asrama Haji transit Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak
7. Asrama Haji transit Provinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya
8. Asrama Haji transit Provinsi Sulawesi Tengah di Palu
9. Asrama Haji transit Provinsi Sulawesi Tenggara di Kediri
10.Asrama Haji transit Provinsi Sulawesi Utara di Manado
11.Asrama Haji transit Provinsi Papua di Jayapura
12.Asrama Haji transit Provinsi Bali di Denpasar.
Untuk pengelolaan asrama haji sebagai aset nasional, Departemen Agama
membentuk Badan Pengelola Asrama Haji di lingkunagn Departemen Agama
yang di singkat BPAH embarkasi dan BPAH transit.32
32
Departemen Agama RI, Direktorat pelayanan Haji, Dirjen penyelenggaraan haji dan Umroh, Profil Asrama haji Emabarkasi dan Transit, h 7.
D. Jamaah Haji
1. Pengertian Jamaah Haji
Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya “ kelompok” atau
“sama” ungkapan shalat brjamaah berarti shalat yang dikerjakan secara
bersama-saama dibawah pimpinan seorang imam. Jamaah berarti sekelompok Manusia
yang terikat oleh sikap, pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama.
Islam mengajarkan Islam menggalang kekompakan dan kebersamaan, yaitu suatu
masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi musli, yang berpegang pada
norma-norma Islam, menegakan prinsip “ta’awun” (tolong-menolong) dan (kerja sama)
untuk tegaknya kekuatan bersama demi tercapainya tujuan yang sama.33
Dalam buku Fikih Empat Mazhab bagian ibadat (puasa, zakat, haji,
kurban), Abdurrahman Al-Zaziri menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
“Haji” secara bahasa menuju kemuliaan, sedngkan pengertian haji secara istilah
adalh amalan-amalan tertentu dan dengan cara tertentu pula.34
Sebagai salah satu rukun Islam, ibadah haji diwajibkan satu kali sepanjang
hidup setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat utamanya yaitu memeiliki
kemampuan ekonomi maupun fisik. Faktor –faktor lain yang berhubungan dengan
syarat tersebut adalah keamanan, transportasi, dan akomodasi selama pelaksanaan
haji. Seorang muslim yang melaksanakan ibadah haji akan melaksanakan
rangkaian ritual mulai dari memakai ihram, thawaf, wukuf dan sebagainya.35
33
Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta. Djembatan, 1992), h.486-487
34
Abdurrahman Al-Zaziri, Fiqih 4 Mazhab Bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban), (Jakarta : Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke1,h. 177
35
Abdull Halim, Ensiklopedi Haji dan Umroh, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 2002), h.84
31
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan jamaah haji adalah sekelompok orang yang berkumpul dan menyengaja
mengunjungi ka’bah (Baitullah) di makkah untuk mengerjakan serangkaian
ibadah haji berupa thawaf, sa’i , wukuf dan lain sebagainya semata-mata demi
BAB III
GAMBARAN UMUM ASRAMA HAJI EMBARKASI DKI JAKARTA
PONDOK GEDE
A. Sejarah Berdiri Dan perkembangan Asrama Haji Embarkasi DKI
Jakarta Pondok Gede
Dalam upaya meningkatkan pelayanan bimbingan dan perlindungan
Jamaah Haji, salah satu fasilitas pelayanan adalah keberadanan Asrama Haji yang
mempunyai nilai dan manfaat ganda pada masa oprasional haji yaitu tempat
akomodasi dan proses keberangkatan calon jamaah haji ketanah suci maupun
kepulangan pada saat kembali ketempat asal jamaah serta sekaligus menjadi
tempat aktivitas oleh masyarakat umum pengguna jasa, instansi pemerintah,
swasta, organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain.36
Sejak diselenggarakannya pelayanan ibadah haji saat transportasi masih
menggunakan kapal laut, sarana pelayanan jamaah berupa asrama haji telah
diadakan, kita kenal dengan Asrama Haji Jakarta/PHI kuitang, Jl. Kemakmuran,
Asrama Haji Semarang, Surabaya, Balikpapan dan lain-lain. Seiring dengan
perkembangan tarnsportasi haji dengan kapal udara, maka sejak tahun 1970 sesui
ketentuan WHO, dimana Indonesia pada waktu itu dinyatakan termasuk daerah
terjangkit penyakit Kolera, maka pemerintah Arab Saudi mengambil tindakan
preventif dengan menentukan bahwa seluruh jamaah haji harus menjalani
36
Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia. Jakarta: Kementrian RI Dirjen PHU. 2008). H.46
33
karantina selama 5x24 jam (3 jam) sebelum keberangkatan ke Arab Saudi dan
setibanya kembali ke tanag air.37
Sejak saaat itulah mulai dikenal karantina atau pengasramaan.Selanjutnya
mulai tahun 1973 pelaksanaan karantina/pengasramaandiperpendek menjadi tiga
hari sebelum berangkat dan 3 hari setelah tiba di tanah air.
Karena pemerintah belum mempunyai asrama haji sendiri, maka untuk
keperluankarantina/ asrama haji tersebut, dilakukan dengan menggunakan sistem
sewa kepada wisma/asrama swasta, seperti pernah menyewa Wisma Pabrik
Sepatu Ciliwung, Asrama ABRI Cilegon, Asrama KKO AL Jl.Kwini, Asrama
PHI Cempaka Putih dan lain-lain. Biaya penyewaan pengasramaan tersebut
sangat besar, disisi lain wisma yang disewakan tidak didesain dan tidak
dilengkapi sarana yang sesuai dibutuhkan untuk keperluan pelayanan
calon/jamaah haji.38
Melihat kondisi tersebut dipandang perlu oleh Direktur Jendral Urusan
Haji pada waktu itu dijabat oleh Prof.KH. Farid Ma’ruf perencanakan
pembangunan asrama haji, dengan mengeluarkan Surat perintah Nomer:
SP,08/1974 Tanggal 24 April 1974 tentang pembentukan tim perencanaan
pembangunan Asrama Karantina Haji. Baru pada masa kepemimpinan
Departemen Agama dijabat Mentri Agama H. Alamsyah Ratu Perwiaranegara
dan Dirjen Urusan Haji dijabat oleh H.A. Burhani Tjorohandoko surat perintah
tersebut ditindaklanjuti pelaksanaan pembanguanan yaitu dibangunnya Asrama
Haji Pondok Gede Jakarta dengan pertimbangan antara lain, lokasinya dekat
37
Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia…,h,46.
38
dengan Bandara Halim Perdanakusumah yang pada waktu itu merupakan bandara
Internasional penerbangan ke Indonesia atau dari indonesia.39
Dalam perekmbangan selanjutnya jumlah jamaah haji yang menggunakan
kapal udara mengalami kenaikan sampai 3 (tiga) kalilipat, maka pemberangkatan
di asrama haji dikembangkan menjadi beberapa wilayah yaitu menjadi 2 (dua)
lokasi Jakrta dan Surabaya, dan selanjutnya menajadi 4 (empat) wilayah dengan
tambahan asrama haji Makassar dan Medan.
Untuk kelayakan dan kesiapan pakai asrama haji pada musim haji tiap
tahun serta pelayanan pemakaian oleh umum diluar musim haji, maka dalam
pengelolaan diperlukan manajemen yang mengatur tata cara pemeliharaan dan
pengembangannya termasuk manajemen sumber daya manusia dalam mengelola
asrama haji tersebut.
Asrama Haji yang dibangun pemerintah pada awal pembangunannya
dimanfaatkan terbatas untuk pelayanan akomodasi serta kemudahan pengaturan
pemberangkatan dan pemulangan jamaah agar sejalan dengan perkembangan
zaman, diluar musim haji juga dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Asrama
haji Pondok Gede pertama kali didirikan pada tahun 1995, dengan setatus tanah
sertifikat hak milik Departemen Agama RI Dirjen penyelenggaraan haji dan
umroh, Asrama haji ini berdiri diatas tanah seluas 158.606 M2, dengan kapasitas
tampung jamaah 320 orang dan petugas 187 orang.40
Melalui proses pengembangan sarana fisik secara bertahap sampai saat ini
menunjukan kemajuan yang sangat berarti dalam memebeikan pelayanan kearah
39
Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia…,h,46.
40
35
yang lebih baik lagi. Hal ini jelas dari fisik maupun fasilitas pendukung lainnya
yang merupakan aset pemerintah yang bisa bermanfaat bagi umat.41
B. Visi, Misi dan Motto Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede
1. Visi
Terwujudnya Asrama Haji yang terpelihara rapi, mandiri dan berkualitas
dalam melayani calon/jamaah haji dan masyarakat umum.42
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas pelayanan yang bernuansa agamis terhadap calon
jamaah haji dan masyarakat.
b. Menciptakan suasana yang kondusif, nyaman, aman, tenram, dan damai serta
tercipta ukhuwah yang bisa di rasakan pengguna jasa.
c. Meningkatkan inovasi kinerja pengurus dan karyawandalam rangka
meningkatkan pemeliharaan, pengelolaan dan pengembangan asrama haji
sebagai aset pemerintah untuk kepentingan umat.
3. Motto ( Lima K)
Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia…., h.46.
42
Kemenag RI Dirjen PHU, Pedoman Pengelolaan Asrama Haji Pondok Gede Jakarta,(Jakarta:Kementrian Agama RI Dirjen PHU. 2007). h. 6
C. Landasan. Tujuan dan Fungsi Asrama Haji Embarkasi Pondok Gede.
Adapun yang menjadi landasan, Tujuan dan Fungsi didirikannya
Pemondokan Asrma Haji Pondok Gede adalah sebagai berikut:44
1.Landasan didirikannya Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta Pondok
Gede
a. Kepres 53/1981 tentang Penyelanggaran Urusan Haji.
b. Skdirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No. 80/1991 M tanggal 16
Agustus1991 tentang Pengesahan Hasil Evaluasi Penyelenggaran
Oprasional Urusan Haji Tahun 1991 M / 1411 H.
c. Keputusan Dirjen Penyelenggara haji dan umroh nomor D/28/2008
tentang pedoman kerja panitia penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pusat
dan embarkasi.
d. Surat Gubernur Kepala Jenderal Tingkat 1 Jawa Barat No. 645.
B/4588-bintananl/1991 tanggal 14 september 1991 tentang rekomendasi
pembangunan Asrama Haji Jawa Barat.
e. Keputusan Direktur Jenderal penyelenggaran Haji dan umroh nomor
D/438 tahun 2010, tentang pembentukan Panita Penyelenggra Ibadah
Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta Pondok Gede tahun 1431 H / 2010 M.
f. Keputusan Direktur Jendral Penyelenggraan Haji dan Umroh nomor
D/476 tahun 2010 tentang penetapan embarkasi lampung tahun 1431 H/
2010 M
43
. Kemenag RI Dirjen PHU, Pedoman Pengelolaan Asrama Haji Pondok Gede Jakarta,(Jakarta:Kementrian Agama RI Dirjen PHU. 2007). h. 7
44
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pengelolaan Asrama Haji di Lingkungan Departemen Agama (Jakarta: Dirjen BMIPH,2003),h.3
37
g. Keputusan ketua PPIH Embarkasi Jakarta Pondok Gede Nomor :
018/PPIH/KET/X/2010 tanggal 7 Oktober 2010 tentang pengangkatan
pembantu penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakrta Pondok
Gede masa pemberangkatan 1431 H/2010 M.
1. Tujuan Pemondokan Asrama Haji Pondok Gede
Peningkatan pelayanan haji merupakan salah satu tugas pemerintah yang
pelaksanaannya dibebankan kepada kementrian Agama dalam hal ini Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan penyelenggaraan Haji. Usaha-usaha
yang telah dilakukan pemerintah antara lain membangun Asrama Haji baik
disetiap Provinsi tempat embarkasi maupun di setiap ibu Kota Provinsi Transit.
Ini berarti bahwa asrama-sarama haji tersebut adalah milik pemerintah
yang harus dikelola sebaik-baiknya sehingga pada saat musim haji tiba dapat
digunakan oleh para jamaah dalam kondisi yang lebih baik dan siap pakai.
Adapun yang menjadi tujuan didirikannya Pemondokan Asrama Haji
Pondok Gede ini adalah:45
a. Penyediaan sarana dan prasarana urusan haji khusus dan pusat kegiatan umat
islam dalam rangka penyediaan fasilitas yang refresentatif
b. Peningkatan pelayanan ibadah haji bagi umat Islam khususnya di Jawa Barat.
2. Fungsi Embarkasi Jakarta Pondok Gede
a. Sebagai sarana bagi upaya meningkatkan pelayanan haji.
b. Sebagai sarana bagi kesipan pemberangkatan calon jamaah haji.
c. Sebagai Tempat prosesing CIQ (costum, imigration dan quarantine)
45
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pengelolaan Asrama Haji di Lingkungan Departemen Agama….,h,4
d. Serta sebagi tempat reservation untuk dapat kembali ketempat asal
masing-masing sesudah selesai menunaikan ibadah haji.46
2. Tugas Dan Fungsi BPAH Embarkasi Jakarta Pondok Gede
1. Tugas BPAH
Badan pengelola Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede
mempunyai tugas menyelenggaraakan dan melaksanakan segaiian tugas
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh dalam hal pelayanan ibadah
haji, akomodasi/pengasramaan calon/jamaah haji dan pengelolaan asrama haji
diluar musim haji sesuai dengan kebijakan Direktur jendral penyelnggaraan Haji
dan umroh. 47
2. Fungsi BPAH
Memelihara, mengelola dan mengembangakan Asrama haji secara
swakelola dan swadana .
46
Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia. Jakarta: Kementrian RI Dirjen PHU. 2008), h. 47
47
Kemenag RI Dirjen PHU, Pedoman Pengelolaan Asrama Haji Pondok Gede Jakarta,(Jakarta:Kementrian Agama RI Dirjen PHU. 2007). h. 6
39
3. Struktur Organisasi Haji Embarkasi Jakarta Pondok Gede
Dalam Menjalankan tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Asrama Haji
Jakarta Pondok Gede didukung oleh struktur organisasi yang sudah diatur
dalam Keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh
Nomor D 564 Tahun 2014 tenang Penetapan Pengelolaan Asrama Haji
Embaraksi DKI Jakarta Pondok Gede Tahun 2004 – 2016. Berikut struktur
kerja Badan Lengelolaan Asrama Haji (BPAH) yaitu dapat digambarka
sebagai berikut ini:
STRUKTUR ORGANISASI BPAH EMBARKASI DKI JAKARTA PONDOK
GEDE
PRIODE 2014 -2016
PENANGGUNG JAWAB DIRJEN PHU
PENGAWAS
1. DIR PEL HAJI
2. KANWIL DKI JAKARTA 3. H. A. CHUNAENI SHALEH
KEPALA H. PURWANTO
KASUBAG TU H. FUDLOLI
KASUBAG PELAYANAN DARSUL EL HAKIM
SUSUNAN PENGURUS
BADAN PENGELOLA ASRAMA HAJI (BPAH)
EMBARKASI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKATA
PONDOK GEDE PRIODE 2014 – 2016
(SESUAI SK DIRJEN PENYELENGGARA HAJI DAN UMROH No. D/
654 / Tahun 2014)
1. Penanggung Jawab : Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan Umroh
2. Pengawas : 1.Direktur Pelayanan Haji Dalam Negri
2.Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi
DKI Jakarta.
3.H.A Chunaeni Shaleh
Susunan Personalia:
1. Kepala : H. Purwanto
2. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha : H. Pudloli
3. Kepala Sub. Bagian Pelayanan : Dasrul El Hakim
4. Kepala Sub Bagian Umum : H. Samsudin 48
48
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah No D/564/2014
41
4. Kesiapan Fasilitas Bangunan
Untuk setiap asrama haji harus memiliki komponen fasilitas yang terdiri
dari:
1. Bangunan Asrama
2. Bangunan Kantor dan srana penunjang
3. Banguanan ruang pertemuan
4. Bangunan Masjid
5. Bangunan tempat makan dan dapur
6. Bangunan sarana lainnya, keamanan, kesehatan dan lain-lain.49
5. Fasilitas Pelayanan Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede
Penyelenggaraan ibadah haji tugas nasional dengan berbagai aspek antara
lain adalah
1. Bimbingan
2. Kesehatan
3. Transportasi
4. Akomodasi
5. Keamanan
Semua dikelola secara profesional dan Akuntabel dengan mengedepankan
kepentingan jamaah.50
49
File Kasi Bagian Sekretaris Badan Pengelola Asrma Haji Jakarta Pondok Gede.
50
6. Penetapan Jadwal dan Sistem Penerimaan Pelayana Asrama Embarkasi
Jakatra Pondok Gede
1. Penetapan jadwal pemberangkatan dan pemulangan jamaah Haji
Embarkasi Jakarta pondok gede Tahun 1435 H / 2014 M dilaksanakan 1
(satu) bulan sebelum pemberangkatan di Kanwil Kementrian Agama
Provinsi DKI Jakarta sebanyak 31 kloter.
2. Kepanitian PPIH dikukuhkan 1 (satu) minggu oleh Dirjen PHU dari
Intansi terkait.
3. Jamaah Haji semua berasal dari Provinsi DKI Jakarta kurang lebih
sebanyak lima ribu jamaah.
Dan pada tahun yang akan datang provinsi banten akan bergabung dengan
Embarkasi DKI.
4. Sistem pelayanan penerimaan
Pelayanan penerimaan di SG1 sistem One Stop Service
a. Alur Jamaah Mandiri Ke SG1
b. Alur Jamaah Rombongan Bus SG1
c. Pelayanan One Stop Service Di SG1
d. Alur Jamaah Haji dari SG1 Ke Pemondokan
e. Proses Boarding SG3.51
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelayanan Jamaah Haji Tahun 2014
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab II, Didalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji
52
. yakni pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan
perlindungan dengan menyediakan layanan keamanan dan hal-hal yang
diperlukan oleh jamaah haji. Pertama Pembinnaan yang mencakup pelayanan
manasik, kedua pelayanan yang terdiri dari pelayanan administrasi, tranportasi,
akomodasi kesehatan dan konsusmsi. Ketiga perlindungan yang meliputi
keselamatan keamanan (asuransi) serta memberikan keamanan pada jamaah dari
pihak lain yang merugikan. Oleh karena itu keberadaan Asrama haji sangatlah
penting bagi kemudahan pengaturan pelayanan jamaah haji menjelang
keberangkatan ke tanah suci hingga pemulanagn ke tanah air, selainsebagai
tempet pemulihan kesehatan dan istirahat setelah melakukan perjalanan dari
daerah asal masing-masing juga sebagi sarana bagi kesiapan pemberangkatan
calon jamaah haji.
Kegiatan selama di asrama haji meliputi penyelesaian dokumen
perjalanan, paspor haji oleh pihak imigrasi, pemeriksaan barang bawaan oleh bea
cukai, pemberian bekal hidup (living cost), pemeriksaan kesehatan akhir dan
52
Undang-undang No. 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan iabadah haji.
43
pemantapan manasik, serta sebagi tempat reservasion untuk dapat kembali ke tempat asal masing-masing sesudah selesai menunaikan ibadah haji.
Memberikan pelayanan kepada jamaah haji yang jumlahnya tidak sedikit
tentunya tidaklah mudah. Oleh karena itu BPIH sangat memerlukan manajemen
yang baik dalam proses pemberian pelayanan kepada para calon/jamaah haji.
Menurut George R.Terry Manajemen adalah proses yang kahs yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan.Penulis mengamati bahwa di Asrama Embarkasi Jakrta Pondok
Gede dalam memberikan pelayanan kepada jamaah telah menggunakan teori
manajemen pada setiap pelayanan yang diberikan kepada para calon/jamaah haji
agar para calon jamaah haji ketika berangkat ke tanah suci dalam kondisi fisik
yang sehat dan siap, mengingat perjalanan yang ditempuh kurang lebih 9 sampai
10 jam.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.Pengaturan
dilakukan melalui peroses dan diatur berdasarkan uraian dari fungsi manajemen
itu.Jadi, jadi manajemen itu merupakansuatu peroses untuk meujudkan tujuan
yang di inginkan.Perlu diamatai bahwa manjemen dan oragnisasi bun tujuan,
tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang
ingin dicapai itu adalah pelayan dan laba.
Dalam manajemen pelayanan, pecencanaan adalah perumusan tentang apa
yang akan dicapai dan tindakan apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan
didirikannya asarama haji, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
45
penting.Pertama, dalam meningkatkan pelayanan bisa berjalan lebih terarah dan
teratur, karena perencanaan yang sudah dijalankan.Kedua, memungkinkan
dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi pada saat pemberian pelayanan.Ketiga, dapat dipersiapkan terlebih
dahulu tenaga-tenaga pelaksana pemberian pelayanan kepada calon/jamaah haji.
Begtu juga dengan dana dan sarannya. Dan keempat, perencanaan juga akan
memudahkan pengawasan dan penilaian terhadap jalannya aktivitas selama
berada di asrama haji.
Perencanaan yang mateng didalam pemberian pelayanan kepada
calon/jamaah haji harus dilaksanakan dengan baik oleh petugas, untuk itu perlu
pengorganisasian yang solid bagi petugasnya.Pengorganisasian asrama haji
adalah penyatuan, pengelompokan dan pengaturan petugas BPAH serta
kerjasama dengan pihak terkait untuk digerakan dalam satu kesatuan kerja
sebagaimana yang telah direncanakan.
Dalam manajemen, pengorganisasian memiliki arti yang sangat penting.
Pertama, menugaskan kepada staf petugas menjadi lebih mudah, karena sudah
jelas seksi apa dan siapa yang harus melaksanakan satu bidang kegiatan. Kedua,
memudahkan pilihannya tenaga pelaksana yang tepat, karena dalam
pengorganisasian bukan hanya menyusun struktur kepengurusan dan
menempatka orang sesuai dengan bidangnya. Ketiga pengorganisasian juga akan
membuat terpadunya berbagai potensi pengurus dalam suatu kerangka pengurus