Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
RIAN MAULANA NIM : 103046128351
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI SYARIAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan (plagiat) dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 Jumadil Akhir 1431 H
19 Mei 2010 M
Ayatullah Muhammad Baqir Ash-Shadr
1
1
SHADR
(B)x + 157 halaman
(C) Muhammad Baqir Sadr merupakan tokoh cendikiawan muslim terkemuka,
fakih (yuris) Pembaru dan Pemikir genius dan tak sedikit berbicara masalah ekonomi. Dalam bidang ekonomi, Baqir Sadr membahas masalah hubungan milik,
peranan negara dan pengalokasian sumber daya dan kesejahteraan publik,
larangan terhadap Riba dan pelaksanaan zakat, pandangan terhadap kapitalisme
demokrat, pandangan terhadap kapitalisme sosialis. Pembahasan pada skripsi ini
hanya dibatasi pada pemikiran ekonomi Baqir Sadr mengenai konsep distribusi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif,
karena prosedur penelitian ini menghasilkan data desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari seseorang atau perilaku yang diamati tanpa menggunakan
penghitungan dan bertujuan menemukan teori dari data.
Skripsi ini berupa penelitian kepustakaan (library research) dengan data dan cara analisa kualitatif dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis obyek
penelitian yaitu membaca dan menelaah berbagai sumber yang berkaitan dengan
topik, untuk kemudian dilakukan analisis dan akhirnya mengambil kesimpulan
yang akan dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.
Sistem ekonomi Islam memiliki tujuan utama untuk menciptakan
sumber-sumber produksi demi memenuhi al-hajat ad-dharuriyyah (kebutuhan pokok) yang meliputi : kebebasan beragama, penyediaan lapangan kerja, sandang,
pangan, papan, bahan pangan, dan pendidikan yang memadai. Al-hajat
kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat dipastikan akan muncul permasalahan
yang dapat membahayakan keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Fakta di lapangan membuktikan, kemiskinan terjadi bukan karena tidak
ada uang, tetapi karena uang yang ada tidak merata. Kemiskinan juga bukan
karena kelangkaan SDA, tetapi karena distribusinya yang tidak merata. Tidak
benarnya pendistribusian inilah yang menyebabkan kesenjangan yang luar biasa
antara Negara Maju dan Negara Berkembang, ironisnya Negara-Negara yang
berpenduduk mayoritas Muslim.
Penulis mengambil kesimpulan bahwa konsep Distribusi yang coba
dirumuskan Sadr terasa Relevan dengan Ekonomi Islam dan Masa Kini,
Manifestasinya seperti Pelaksanaan Zakat. Perlu diketahui, Zakat, disebutkan
Sadr, adalah suatu kewajiban yang dilaksanakan dibawah Pengawasan
Pemerintah. Artinya menurut Penulis, dengan di kelola Pemerintah, zakat menjadi
kewajiban yang mengandung sanksi bagi pelanggarnya dan ini dapat menjadi
solusi alternatif atas krisis yang tengah menimpa Negeri tercinta kita ini, Bangsa
Indonesia.
(G) Daftar Bacaan 48 (1971 – 2009)
yang ummi untuk merubah tatanan hidup jahili kedalam tatanan hidup yang
Islami. Shalawat serta Salam semoga senantiasa tercurah kepada pembawa Risalah suci, sebagai petunjuk abadi bagi insani, baik di zaman bahari, zaman
kiwari maupun di kemudian hari.
Harus ada semacam keyakinan dalam diri kita bahwa Allah tidak pernah
pilih kasih kepada hambanya. Jangankan mereka yang beragama samawy,
sedangkan kepada para penyembah berhala sekalipun, Allah tetap memberikan
curahan kasih-Nya. Sebagaimana Dia mencurahkan Kasih-Nya kepada seluruh
makhluk-Nya di muka bumi ini.
Tiada kata yang lebih manis dan lebih patut untuk diucapkan selain kata
Al-Hamdulillaahi Rabbil ‘Alamien. Akhirnya skripsi ini rampung juga. Pada awalnya penulis sempat pesimis untuk merampungkan skripsi ini karena berbagai hal dan Faktor X. Tetapi dengan motivasi teman-teman serta dengan kebulatan
tekad dan ketawakkalan penulis, akhirnya Allah pun mau mengulurkan
tangan-Nya untuk membantu dan memudahkan segala kesulitan yang ada.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini pula, tidaklah semudah
membalikan tangan dan ucapan ‘simsalabim’. Penulis Al-hamdulillah dibantu oleh pihak-pihak yang dengan suka-rela membantu dan mendukung, baik moril
maupun materil. Untuk itu Izinkan penulis menyampaikan do’a, cinta, dan ucapan
terima kasih yang teristimewa kepada :
segudang keilmuannya yang brillian kepada penulis, pandangannya yang luas, nasehatnya yang berharga dan pengarahannya yang bijak.
2. Dr. Euis Amalia M.Ag, selaku Kajur Muamalat Perbankan Syariah sekaligus Penguji I, yang telah mendewasakan ilmu dan akhlak penulis
serta telah memberikan motivasi dan kelancaran kepada penulis untuk
merampungkan skripsi ini.
3. Ah. Azharudin Latif M.Ag, MH, selaku Sekjur Muamalat Perbankan Syariah yang telah banyak memberikan masukan dan saran terhadap
skripsi ini.
4. Dr. Abdurahman Dahlan MA, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. M. Riza Afwi MA, selaku Pembimbing II, yang telah banyak memberikan saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dr. Syahrul A’dam, MA, selaku Penguji II, yang telah memberikan waktu dan pemikirannya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Mamah dan Papah tercinta, yang senantiasa berdo’a untuk keberhasilan putranya, dan rela mengorbankan tenaga, fikiran demi membeli bakti dan
keshalehan putranya. Sungguh ! Pengorbanan kalian tiada tergantikan oleh
apa pun di dunia ini.
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia meminjamkan buku-buku yang menjadi Referensi bagi Penulis dalam
Penyelesaian tugas akhir ini.
9. Jajaran Dosen, yang telah memberikan bekal ilmu pada penulis untuk menghadapi kehidupan yang semakin menggila ini.
10.Para Cendikiawan Muslim, Penulis Buku dari berbagai Generasi, dan
semua pihak yang tulisan serta buah fikirannya menjadi acuan penulis. 11.Keluarga Besar Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango Tarogong
Garut, yang telah membina dan membekali penulis dengan segudang keilmuannya selama nyantri disana.
12.Rekan-rekanita Se-Perjuangan, Para Aktivis Dakwah Kampus (ADK) “KAMMI”, “LDK”, bareng ”Kongres Mahasiswa Universitas (KMU),”
“BEM Perbankan Syariah Plus Crew Redaksi Bulletin
Iqtishaduna
”
dan “Partai Intelektual Muslim (PIM)” Periode 2004 – 2006 serta
FOSSEI (Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam) dan FORMATUR NASIONAL yang ikut mendukung memberi semangat hidup dan selalu bersama-sama dalam suka maupun duka. Teruslah
Bergerak Kawan, karena Diam, Mundur dan Menyerah adalah sebuah
Pengkhianatan.
13.Gin-Gin (FORMACI), Uun (LSI), Asep (LIPIA), Yandi (Universitas Paramadina), Surya (BTN Syariah), Yusuf, Arman, Cepi, Ridho
selalu menemani Penulis baik ketika sakit dan sehat, yang selalu
memotivasi Penulis untuk berusaha menyelesaikan skripsi ini.
14. Adik-adik kelasku Se-Perjuangan yang selalu berharap dan berdo’a agar kelak kakaknya menjadi orang shaleh dan sukses serta tauladan
mereka. Teruskan Perjuangan kalian ! Umat Islam Menanti kalian.
15.Bidadari Surgaku yang hadir ke dunia, kaulah Anugerah yang terindah yang pernah terjadi dalam hidupku.
16.Semua pihak yang telah ikut membantu melancarkan penulisan skripsi ini dengan segenap tenaga maupun fikirannya.
Penulis tidak tahu, kado apa yang harus penulis berikan atas jasa-jasa
mereka. Barang kali hanya seuntai do’a terucap, “ Semoga Allah Swt menerima
dan membalas segala kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya. Amiiin….!!!
Akhirnya, Penulis haturkan skripsi ini kepada pembaca, semoga
bermanfaat bagi dunia ekonomi Islam dan ada kebaikan bagi kita semua.
Jakarta, 05 Jumadil Akhir 1431 H
19 Mei 2010 M
cxÇâÄ|á
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR ILUSTRASI ... x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Metode Penelitian ... 9
1. Jenis Penelitian ... 9
2. Tingkat Penelitian ... 10
3. Pendekatan Penelitian ... 10
4. Jenis Data dan Sumber Data ... 11
5. Teknik Pengumpulan Data ... 12
6. Teknik Pengolahan Data ... 12
7. Teknik Analisis Data ... 12
8. Teknik Penarikan Kesimpulan ... 14
9. Teknik Penulisan Laporan ... 14
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ... 15
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep ... 16
G. Sistematika Penelitian ... 20
A. Riwayat Hidup ... 23
B. Karir Intelektual dan Politik ... 30
C. Latarbelakang Pemikiran ... 37
D. Posisi Muhammad Baqir As-Shadr diantara Para Pemikir Ekonomi Islam Lainnya ... 41
BAB III : TINJAUAN TEORITIS TENTANG DISTRIBUSI A. Pengertian Distribusi ... 48
B. Prinsip – Prinsip dan Tujuan Distribusi ... 50
C. Mekanisme Distribusi ... 55
D. Nilai dan Moral di bidang Distribusi ... 71
BAB IV : TINJAUAN TERHADAP KONSEP DISTRIBUSI MENURUT MUHAMMAD BAQIR AS-SHADR A. Konsep Distribusi Menurut Muhammad Baqir As-Shadr .... 78
B. Relevansi Pemikiran Muhammad Baqir As-Shadr ... 111
1. Relevansi Konsep Distribusi Muhammad Baqir As-Shadr dengan Ekonomi Islam ... 111
2. Relevansi Konsep Distribusi Muhammad Baqir As-Shadr dengan Perekonomian Masa Kini ... 117
C. Analisa Penulis ... 127
B. Saran ... 152
DAFTAR PUSTAKA ... 154
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR LAMPIRAN
x
1. Ilustrasi 1 Mekanisme Distribusi ... 56
2. Ilustrasi 3 Metodologi dan Ruang Lingkup Sadr ... 127
3. Ilustrasi 4 Asumsi Dasar Sadr ... 128
4. Ilustrasi 5 Keutamaan Sistem Ekonomi Islam Sadr ... 129
5. Ilustrasi 6 Distribusi Menurut Sadr ... 129
A. Latar Belakang Masalah
Krisis Ekonomi Global yang terjadi di Indonesia pada periode 1997
disusul pada periode 2008, sebenarnya di awali dari krisis di bidang distribusi.
Jika kita amati secara seksama bahwa krisis tersebut adalah ’buah’ dari kebijakan ekonomi yang keliru. Beberapa indikatornya adalah sebagai berikut:
Sektor riil tidak bergerak, di mana dana masyarakat yang berjumlah lebih
dari Rp.639 triliun ternyata oleh bank-bank yang ada hanya di letakkan di BI
melalui instrument SBI. Dapat di lihat pada tabel sebagai berikut : 1
Tanggal Lelang Jumlah Penawaran yang Masuk
Kisaran Bid Rate
Jumlah Penawaran yang Diserap SOR RRT SBI Hasil Lelang Tanggal Setelmen Tanggal Jatuh Waktu Frekuensi Penawaran Lelang
6/9/2010 21.2111 6.15% - 6.45% 8 6.29% (propo 49.14%) 6.26221 6/10/2010 7/8/2010 121
5/26/2010 4.778 6.00% - 6.50% 3.9982 6.37% (full amount) 6.30206 5/27/2010 7/8/2010 56
26.1815 6.10% - 6.50% 25 6.35% (proporsional
28.45%) 6.28197 5/14/2010 7/8/2010 104
5/12/2010
11.2588 6.10% - 6.30% 10 6.25% (proporsional
55,75) 6.19877 4/29/2010 5/27/2010 79
4/28/2010
4/14/2010 4.7462 6.12% - 6.40% 4.6762 6.35% (full amount) 6.25054 4/15/2010 6/10/2010 60
18.9489 6.15% - 6.50% 15.000001 6.25% (proporsional
58,81) 6.21091 4/8/2010 5/14/2010 125
4/7/2010
30.1165 6.10% - 6.35% 15 6.28% (proporsional
89,72) 6.27162 4/1/2010 5/14/2010 147
3/31/2010
25.93 6.20% - 6.50% 11 6.35% (proporsional
56.70) 6.32334 3/25/2010 5/14/2010 153
3/24/2010
27.2929 6.30% - 6.55% 13.5 6.40% (proporsional
29,50) 6.35218 3/18/2010 5/14/2010 138
3/17/2010
21.4432 6.10% - 6.60% 21 6,41% (proporsional
27.64) 6.34657 3/11/2010 4/8/2010 163
3/10/2010
42.7207 6.30% - 6.43% 33.44999 6.41% (proporsional
74.09) 6.39696 3/4/2010 4/1/2010 176
3/4/2010
2/24/2010 39.7315 6.33% - 6.43% 39.7315 6.43% (full amount) 6.407 2/25/2010 3/25/2010 164
1
di akses pada 15 Juni 2010 dari http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/
2/17/2010 49.9408 6.34% - 6.45% 38.1 6.43% (Prop 19.37) 6.41525 2/18/2010 3/18/2010 182
2/10/2010 55.2575 6.35% - 6.46% 47.2 6.44% (Prop 78.02) 6.4305 2/11/2010 3/11/2010 189
2/4/2010 46.7454 6.36% - 6.46% 36.1 6.45% (Prop 71.39) 6.43688 2/4/2010 3/4/2010 167
1/27/2010 35.6006 6.36% - 6.46% 35.6006 6.46% (full amount) 6.44788 1/28/2010 1/27/2010 160
1/20/2010 45.7997 6.37% - 6.50% 43 6.46% (propo 95,27) 6.45259 1/21/2010 2/18/2010 165
1/13/2010 66.3437 6.38% - 6.48% 61.40001 6.47% (propo 88,26) 6.45819 1/14/2010 2/11/2010 213
1/6/2010 59.0298 6.35% - 6.48% 46.8 6.48% (propo 24.18) 6.45311 1/7/2010 2/4/2010 214
Krisis mengajarkan beberapa hal. Bank Syariah ternyata lebih
tahan dari krisis dan tidak menyulitkan Negara2. Karena Perbankan
syariah bisa berperan sebagai Lembaga intermediasi (penengah) yang berfungsi bahwa dana pihak ketiga yang ada di Perbankan syariah hampir
100 % di distribusikan kembali kepada masyarakat. Sementara bank
konvensional hanya mendekati 70 %3, dan membebani Negara karena
meniscayakan bunga bagi Pemerintah untuk dana bank di SBI.4
Fakta ini menunjukan bahwa bank syariah lebih berpihak kepada
sektor riil daripada bank konvensional. Perlu di kemukakan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang tinggi sesungguhnya terjadi di sektor moneter,
bukan di sektor riil yang bisa dirasakan langsung oleh rakyat banyak.
Kemudian Faktor Utang. Dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :5
2
Muhammad Syakir Sula, ”Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia,” artikel di akses pada 04 Mei 2006 dari republikaonline
3
” Perbankan Syariah Tidak akan Membiayai Rokok, Miras dan Hiburan Malam, ”
WARTA Media Informasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 03 Desember 2009, h.6
4
Muhammad Syakir Sula, ”Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia,” artikel di akses pada 04 Mei 2006 dari Republika online
5
Ini mencerminkan bahwa jumlah hutang lebih besar dari pada
anggaran untuk pendidikan, kesehatan dan pertahanan secara
bersama-sama.
Jelasnya, jika sektor riil tidak bergerak, maka akan menyebabkan
seperti praktik judi dan ekonomi ribawi. Dalam konteks ekonomi,
pelarangan bunga bank dan judi dipastikan akan meningkatkan distribusi
kekayaan. karena penyimpangan distribusi yang secara akumulatif
Sementara itu, Dari sisi penerimaan, Pemerintah menjadikan pajak
sebagai sumber utama penerimaan Negara, sebagaimana dapat di lihat pula
pada tabel berikut :6
Ini berarti dapatlah dikatakan bahwa menurunnya penerimaan Negara
dari sumber bukan pajak merupakan dampak dari kebijakan Pemerintah yang
menyerahkan pengelolaan sumber daya alam kepada swasta, khususnya asing.
Dengan payung liberalisasi dalam investasi dan privatisasi sektor publik,
Perusahaan Multinasional asing seperti Exxon Mobil oil, Caltex, Newmount,
Freeport, dan lainnya dengan mudah mengeksploitasi kekayaan alam
Indonesia dan semua potensi ekonomi yang ada. Sehingga pemasukan APBN
dari sektor SDA migas dan non-migas makin lama makin kecil. Di samping
itu, privatisasi sektor publik mengakibatkan kenaikan TDL, Telepon, dan
BBM.
Kemudian Dari sisi pengeluaran, terdapat alokasi belanja yang sangat
bertolak belakang. Menurut data tabel diatas dalam APBN-P 2007, anggaran
6
belanja subsidi BBM dan lainnya sebesar Rp.105 triliun, sedangkan
pembayaran utang bunga Rp.83,5 triliun dan cicilan pokok Rp.54,7 triliun atau
total sebesar Rp.138,2 triliun, yang kemudian dana pajak yang dipungut dari
masyarakat sebagian besar adalah untuk membayar hutang yang rata-rata tiap
tahun sebesar 25-30 % dari total anggaran.7
Ini artinya yang perlu kita garis bawahi bahwa penyebab defisit APBN
bukanlah besarnya subsidi, melainkan hutang yang sebagian besar hanya di
nikmati oleh sekelompok kecil, yaitu konglomerat, untuk kepentingan
Restrukturisasi Perbankan.
Maka jelaslah bahwa indikator terjadinya krisis ekonomi adalah krisis
di sektor distribusi. Kekacauan di sektor ini mengakibatkan kekacauan di
sektor riil (produksi, perdagangan dan jasa).
Pada krisis tersebut terlihat bahwa fakta di lapangan membuktikan,
kemiskinan terjadi bukan karena tidak ada uang, tetapi karena uang yang ada
tidak merata. Kemiskinan juga bukan karena kelangkaan SDA, tetapi karena
distribusinya yang tidak merata. Tidak benarnya pendistribusian inilah yang
menyebabkan kesenjangan yang luar biasa antara Negara Maju dan Negara
Berkembang, ironisnya Negara-Negara yang berpenduduk mayoritas
Muslim
Islami (Islamic set of values) yang dimiliki oleh mayoritas penduduk suatu
8 .
Dalam hal ini sudah selayaknyalah kita menunjukkan, perlunya kita
kembali kepada sistem perekonomian yang sesuai dengan seperangkat nilai
7
Ibid., h.3 8
bangsa. Penyimpangan terhadap Islamic set of values secara universal telah menimbulkan kemunduran dan kemiskinan.9
Adiwarman Karim10 menjelaskan bahwa respons terhadap maraknya
praktik Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia, menyusul terjadinya
krisis ekonomi dan moneter dan pemberlakuan UU Perbankan No 10 tahun
1998, serta fatwa MUI tentang keharaman bunga bank, telah membangkitkan
kesadaran bahwa kehadiran LKS harus di iringi dengan pemahaman yang
lebih komprehensif tentang ekonomi Islam. Menurutnya ” ... Pemahaman
sistem ekonomi Islam tidak cukup hanya melalui sosialisasi teknis semata,
tetapi juga latar belakang dan sejarah perkembangan pemikiran ekonomi para
cendikiawan muslim hingga terwujudnya konsep mekanisme operasional
LKS...”
Sementara itu, Euis Amalia menyatakan bahwa di Indonesia
pengembangan ekonomi Islam di mulai melalui pola kedua sehingga tidak
heran jika pengembangan industri keuangan syariah tumbuh lebih cepat
dibandingkan pengkajian teoritis dan konseptual dalam pembentukan sistem
yang lebih komprehensif.11
9
Karnaen Perwataatmadja, ”Kebutuhan dan Strategi Pengembangan Kurikulum untuk membangun SDI Syariah,” pada acara seminar ”Peran Perguruan Tinggi dalam membangun SDI Syariah Profesional,” dalam Indonesia Syariah Expo, 27 Oktober 2007, (Jakarta Convention Centre : MES, 2007), h.5
10
Adiwarman Azwar Karim, “Pengantar” , Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Cet.III, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006). h.vii
11
Dalam upaya untuk mengatasi krisis ekonomi, tidak hanya membenahi
sektor riil dan moneter, tetapi juga harus membenahi persepsi tentang
distribusi, fungsi, konsep dan kedudukannya.
Lantas, bagaimanakah konsep distribusi dalam Islam. Ekonomi Islam
sebagai sebuah sistem yang bersumber dari ajaran-ajaran Islam, menjelaskan
sejelas-jelasnya bagaimana seharusnya konsep distribusi yang ideal. Para
ulama Islam telah mengembangkan gagasan-gagasannya tentang ekonomi. Di
antara sekian banyak ulama yang banyak berbicara tentang distribusi adalah
Muhammad Baqir As – Shadr.
Dalam skripsi ini penulis ingin mendeskripsikan persoalan ekonomi
tentang distribusi dengan penekanan pada pemikiran sosok Muhammad Baqir
As – Shadr, seorang pemikir terkemuka yang melambangkan kebangkitan
Intelektual dan sering kali melakukan gerakan-gerakan perlawanan konstruktif
dalam hal kebijakan penguasa setempat.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Perjalanan dan Perkembangan ekonomi Islam tengah mengalami
booming (ledakan pertumbuhan besar-besaran) atau quantum growing
(loncatan pertumbuhan cepat) dan menunjukan peningkatan yang sangat
signifikan. Mulai dari era Nabi Muhammad Saw, Khulafaur Rasyidin, Dinasti Islam, tabi’in, tabi’ut tabi’in hingga kepada era kontemporer dewasa ini, pada tiap-tiap masa terdapat pemikir dan ekonom Muslim yang terlibat dalam
Pada masa kontemporer, tak sedikit para pemikir Muslim yang
mengkhususkan diri dalam menekuni bidang ekonomi Islam yang lebih
sistematis dan dengan mengikuti perkembangan ilmu ekonomi modern.
Pemikir Muslim memang melakukan klasifikasi terhadap berbagai macam
ilmu, khususnya ekonomi Islam. tetapi yang dilakukan oleh mereka adalah
pembedaan, bukan pemisahan. Mereka mencoba merekontruksi teori-teori
ekonomi Islam sehingga menjadi sebuah subjek materi, sebuah disiplin ilmu
yang mandiri. Dalam Pembahasan pada skripsi ini hanya dibatasi pada
pemikiran ekonomi Baqir Sadr mengenai konsep distribusi.
Dari uraian latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, maka
yang dikaji penulis dalam skripsi ini dirumuskan dalam pertanyaan sebagai
berikut :
1. Bagaimana Konsep Distribusi Menurut Muhammad Baqir As-Shadr ?
2. Bagaimana Relevansi Konsep tersebut dengan Ekonomi Islam dan dengan
Perekonomian Masa Kini ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang akan dibahas oleh penulis dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang Konsep Distribusi Menurut Muhammad Baqir
As – Shadr.
2. Untuk mengetahui Relevansi Konsep Distribusi Menurut Muhammad
Baqir As – Shadr terhadap Ekonomi Islam dan kondisi Perekonomian
Dari tujuan penelitian tersebut diharapkan akan memberikan kontribusi
positif bagi umat Islam, setidaknya dalam dua hal :
1. Membantu menemukan berbagai sumber pemikiran ekonomi islam
kontemporer.
2. Memberikan kemungkinan kepada kita untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih baik dan holistik komprehensif mengenai perjalanan pemikiran ekonomi Islam yang utuh serta obyektif.
Kedua hal tersebut akan memperkaya ekonomi islam kontemporer dan
membuka jangkauan yang lebih luas dalam upaya konseptualisasi dan aplikasi
pada perekonomian kita dewasa ini.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini pada akhirnya diharapkan dapat
menjadi alternatif solusi untuk mengatasi krisis ekonomi indonesia, yang
mayoritas penduduknya beragama islam. Selain itu sebagai sarana sosialisasi
dan edukasi sistem ekonomi Islam kepada masyarakat luas.
D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
kualitatif, karena prosedur penelitian ini menghasilkan data desktiptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari seseorang atau perilaku yang
diamati tanpa menggunakan penghitungan dan bertujuan menemukan teori
Skripsi ini berupa penelitian kepustakaan (library research) dengan data dan cara analisa kualitatif12 dengan cara mendeskripsikan dan
menganalisis obyek penelitian yaitu membaca dan menelaah berbagai
sumber yang berkaitan dengan topik, untuk kemudian dilakukan analisa
dan akhirnya mengambil kesimpulan yang akan dituangkan dalam bentuk
laporan tertulis.
2. Tingkat Penelitian
Tingkat penelitian mengarah pada deskriptif (Taksonomik) dan eksploratif, yaitu ingin menggambarkan sekaligus menggali secara luas
tentang sebab atau hal-hal yang mempengaruhi latar belakang pemikiran
tokoh ini.
3. Pendekatan Penelitian
Sebagai suatu studi terhadap pemikiran tokoh dalam suatu kurun
waktu tertentu, secara metodologis penulis ini sudah tentu menggunakan
pendekatan Historis (sejarah),13 yaitu kajian sejarah terhadap pemikiran tokoh tentang Konsep Distribusi, dengan mengambil referensi pemikiran
Muhammad Baqir Sadr. Dalam telaah nanti penulis dengan sendirinya
akan mengikuti cara dan arah pemikiran tokoh tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dan historis. Data kualitatif didasarkan pada isi atau mutu suatu
fakta, karena dalam penelitian ini akan menemukan sebuah konsep yaitu
bagaimana konsep distribusi menurut Baqir Sadr. sedangkan data historis
12
Lexy J. Meloeng. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya,2002), Cet. Ke-10.
13
didasarkan pada pengalaman masa lalu yang menggambarkan secara
seluruh kebenaran kejadian atau fakta yang bertumpu pada kegiatan
mengevaluasi suatu objek seperti peristiwa atau tokoh masa lampau
dipandang dari sudut standar dan kebudayaan dewasa ini.14
4. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data
kualitatif yang diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder.
Sebagai sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku yang ditulis
oleh Muhammad Baqir As-Shadr yang berjudul Iqtishaduna diterbitkan oleh Daar al-Fikr tahun 1973.
Sedangkan sumber data sekunder yang digunakan adalah berbagai
tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini, baik langsung maupun tidak
langsung, seperti buku Induk Ekonomi Islam Iqtishaduna karya M. Baqir Sadr diterbitkan oleh Pustaka Az-Zahra, Falsafatuna : Pandangan Muhammad Baqir As-Shadr terhadap pelbagai Aliran Filsafat Dunia
karya M. Baqir Sadr, Keunggulan Ekonomi Islam : Menguji sistem Ekonomi Barat dengan Kerangka Sistem Ekonomi Islam karya M. Baqir Sadr, Sistem Politik Islam karya M. Baqir Sadr, Contemporary Islamic Thought : A Selected Compararative Analysis karya Aslam Hanef,
Ekonomi Mikro Islam karya Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer karya Euis Amalia,
Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan
14
UKM di Indonesia karya Euis Amalia dan lain-lain yang dapat menopang penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kepustakaan (Library Research) dengan membaca, memahami dan menganalisa buku-buku serta menelusuri berbagai literatur
yang ada relevansinya dengan pembahasan ini, serta literatur lain sebagai
penunjang untuk dikaji lebih jauh guna mencari landasan pemikiran dalam
upaya pemecahan masalah.
6. Teknik Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini, di
mulai dengan melakukan pengkodean data, untuk selanjutnya dilakukan
kategorisasi melalui lembar kertas bantu (short card).
7. Tehnik Analisis Data
Untuk menganalisa data yang terkumpul pemikiran tokoh
Muhammad Baqir Sadr yang menjadi obyek penulisan ini penulis
memakai metode, yakni :
a. Analisis wacana (Discourse), karena pengumpulan data dan informasi akan dilakukan pengujian arsip dan data dokumen, naskah atau
literatur lainnya yang tidak mengadakan penghitungan melainkan
penekanan ilmiah, dengan mengikuti alur pemikiran Baqir Sadr.
b. Metode interpretasi merupakan upaya untuk mengungkapkan atau
membuka suatu pesan yang terkandung dalam teks yang dikaji,
menerangkan atau membuat terang pemikiran tokoh tersebut dengan
memasukkan faktor luar, seperti menunjukan hal-hal yang
mengelilingi atau melatarbelakanginya, meskipun data luar itu hanya
relevan sejauh pengaruhnya dikenali terhadap pemikiran Konsep
Distribusi, dalam hal ini terutama adalah premis yang berasal dari
teologi, dan menerjemahkannya, yaitu memindahkan arti dari
pemikiran klasik ke dalam bahasa dan kehidupan masa kini.15 Maksud
lain dari metode interpretasi adalah untuk mencapai pemahaman yang
benar mengenai ekspresi pemikiran tokoh yang dikaji dan
aktualisasinya dengan kehidupan yang sekarang sedang berlangsung.16
c. Khusus mengenai pemikiran Muhammad Baqir Sadr ini juga dilihat
dalam konteks yang lebih luas baik secara vertikal maupun horizontal.
Perluasan vertikal artinya melihatnya dalam kerangka pandangan mengenai Tuhan, manusia dan alam. Sedangkan secara horizontal
pandangan diperluas secara kronologis ke masa lalu dan ke masa depan, artinya melihat pengaruh pendahulu tokoh tersebut dan
pengaruhnya kemudian terhadap pemikir berikutnya. Prosedur inilah
yang dimaksud dengan metode holistika.17
15
Poepoprodjo, Interpretasi : Beberapa Catatan Pendekatan Falsafatinya, (Bandung : Remadja Karya, 1987), h. 192-198.
16
Anthon Baker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta : Kanisius, 1990), h. 42
17
Penelusuran terhadap hidup seorang tokoh sejarah memerlukan
perhatian lebih, terutama untuk tokoh yang hidup di masa lampau.
Karena menulis pemikiran tokoh yang telah tiada ada beberapa
problem, terutama banyaknya kemungkinan terhadap sejarah yang ditulis oleh subjek dalam motif yang berbeda-beda dan juga
keterbatasan referensi.18
8. Teknik Penarikan Kesimpulan
Metode induksi-deduksi dilakukan untuk menelaah pemikiran sang
tokoh yang daripadanya dapat diambil kesimpulan umum mengenai
konsep distribusi untuk kemudian diambil kembali dengan menerapkannya
kepada pemikiran-pemikiran lain dari tokoh ini demi melihat sejauhmana
ketepatan kesimpulan yang diambil pertama.
9. Teknik Penulisan Laporan
Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet.1.2007.“
18
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), Cet. V, h. 332. lihat juga. A. Ilham Aufa, “ Hijaz 1800-1925 : Periode Penuh Intrik Politik dan Benturan Pemikiran “ dalam Dialogia, no1/vol.I/Mei 2000, h. 83. GJ Renier, Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1997), h. 33. Sejarah adalah objektif sementara yang menuangkan sejarah dalam konteks bahasa, entah itu lisan maupun tulisan, lebih banyak bersifat subyektif. Penulis menyamakan analisa ini dengan tulisan Komaruddin yang menjelaskan pemaknaan agama pada konteks yang obyektif , sementara pemahaman yang tertuang dalam bahasa yang dikemukakan lebih banyak dikarenakan cermin jiwa dari si empu cerita. Karena merupakan cermin jiwa, ia lebih banyak berkutat pada unsur subyektifitas. Komaruddin Hidayat,
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Sebelumnya ada beberapa penelitian skripsi yang mengangkat judul
dengan metode yang sama, yakni dua diantaranya adalah :
1. “Pemikiran Ekonomi Muhammad Baqir Ash-Sadr”, oleh Danial Firman, Mahasiswa Jurusan Mu’amalat – Perbankan Syariah tahun 1427
H / 2006 M.
2. “Konsep Ekonomi Islam Baqir Ash-Sadr dan Monzer Kahf : Sebuah Studi Komparatif“, oleh Djaka Heru Priono, Mahasiswa Jurusan Mu’amalat Perbankan Syariah tahun 1427 H / 2006 M.
Skripsi-skripsi diatas adalah berhubungan dengan sistem ekonomi
yang dibangun atas landasan prinsip-prinsip Islam. Dalam penelitian skripsi
kedua tersebut konsep ekonomi Islam Baqir Sadr dan Monzer Kahf secara
umum karena itu masih banyak faktor-faktor yang belum terungkap dalam
pembahasannya, terutama yang berhubungan dengan tantangan perekonomian
di masa mendatang, khususnya di bidang distribusi.19 Namun yang menjadi
objek penelitian pun berbeda, untuk itu apa yang dianalisa jelas berbeda sesuai
dengan penelitian dan perkembangan yang akan penulis teliti.
Kesalahan menjalankan kebijakan sistem ekonomi termasuk
mekanisme distribusi inilah yang menyebabkan munculnya praktik monopoli
dan individualis, sekaligus rusaknya pengelolaan hak milik pribadi, umum dan
negara. Pada saat itulah akan terjadi kerusakan dalam distribusi kekayaan.20
19
Heru Priono, Djaka. “ Konsep Ekonomi Islam Baqir As-Shadr dan Monzer Kahf : Sebuah Studi Komparatif. “ Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.) h.90
20
Karena itu, dalam konteks inilah pengkajian atas fokus permasalahan
yang akan dibahas dalam skripsi ini menjadi bahasan cukup menarik bagi
penulis untuk mengetahui sudut pandang tokoh besar tersebut dalam
mencermati konsep distribusi secara lebih mendalam.
F. Kerangka Teori
Dalam pemikiran ekonominya, Sadr21 memisahkan produksi dan
distribusi. Tetapi beliau tetap melihat hubungan antar produksi dan distribusi
sebagai pusat di dalam ekonomi. Menurut Sadr, produksi adalah suatu proses
dinamis, mengubah dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan distribusi sebagai bagian dari sistem sosial, yaitu total hubungan
antar sistem sosial yang memancar dari kebutuhan orang dan bukan dari gaya
produksi.
Oleh karena itu, Sadr22 percaya untuk mempertahankan satu sistem
sosial tunggal (mencakup distribusi) bermacam-macam alat atau format
produksi. Tetapi beliau menolak pandangan Marxis, bahwa masyarakat terdiri
dari potensi yang berlawanan dalam bentuk kelas.
Negara akan turut campur dalam perekonomian untuk menjamin arah
produksi sosial yang cepat, untuk menjalankan distribusi dengan kesetaraan
dan untuk mengambil industri-industri ekstraktif serta produk bahan-bahan
21
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik hingga Kontemporer, ( Jakarta : Pustaka Asatruss, 2005), h. 258
22
mentah, peranan Negara dalam masalah perekonomian merupakan wilayah
bebas bagi aktivitas pemerintah.23
Imam selaku wali (Amr) akan mengambil langkah-langkah ekonomi yang diperlukan untuk memenuhi tunjangan sosial dan keseimbangan sosial.
Tunjangan sosial terdiri dari solidaritas publik yang beroperasi di dalam
batas-batas kebutuhan asasi dan hak kelompok dalam sumber-sumber kekayaan.
Keseimbangan sosial menghasilkan tindakan-tindakan Negara dalam hal ini
pajak dan menciptakan sektor-sektor publik24
Kasus mazhab ekonomi sangat berbeda. Tidaklah mungkin baginya
untuk mengkaji subjeknya menurut standar ilmiah, karena ia mengkajinya dari
titik pandang keadilan yang pada basisnya ia hendak menyusun suatu sistem,
dan jelaslah bahwa masalah keadilan jauh berbeda dengan masalah panas atau
krisis ekonomi. Keadilan bukanlah suatu fenomena fisik atau sosial. Untuk
menemukan keadilan hukum, tidak cukup bagi suatu mazhab ekonomi untuk
memperhatikan realitas eksternal atau mengamati fenomena eksternal.25
Jika diperhatikan, mengapa yang dua ini (kapitalis dan sosialis) diakui
sebagai mazhab ekonomi, sedang Islam tidak. Padahal Islam telah
mengungkapkan pendapat-pendapat mengenai semua pertanyaan yang diurusi
kapitalisme. Mungkin saja titik pandang keduanya berbeda, namun tidak
23
Ibid., h. 211 24
Ibid., h.211-212 25
berarti bahwa kapitalisme adalah suatu mazhab, sedang Islam hanya harus
dipandang sebagai kumpulan khotbah dan nasehat moral.26
Sebagai contoh, ambillah masalah keadilan dalam distribusi. Sebagian
orang, seperti kaum komunis, mengatakan bahwa dalam distribusi, keadilan
hanya dapat dicapai jika kekayaan dan nafkah hidup terjamin bagi semua
anggota masyarakat secara merata.27
Segolongan lain, seperti kaum kapitalis, mengatakan bahwa persamaan
hanya diperlukan dalam hal kemerdekaan, bukan dalam nafkah, karena basis
keadilan dalam distribusi adalah persamaan dalam kebebasan, sekalipun
persamaan ini menyebabkan perbedaan diantara para individu dari titik
pandang nafkah hidup.28
Golongan ketiga mempertahankan bahwa distribusi keadilan terletak
dalam jaminan standar kehidupan tertentu bagi semua anggota masyarakat dan
memberikan kepada mereka kemerdekaan untuk mendapatkan lebih banyak.
Ini pandangan Islam.29
Sadr berpendapat manakah dari ketiga cara ini yang paling baik
menjamin keadilan dalam distribusi, tidaklah mungkin kita menggunakan
metode kajian ilmiah, karena keadilan bukanlah fenomena alam seperti panas
dan air mendidih yang dapat kita lihat dengan mata atau kita raba dengan
26
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik hingga Kontemporer, ( Jakarta : Pustaka Asatruss, 2005), h. 254
27
Baqir Sadr, Keunggulan Ekonomi Islam : Mengkaji Sistem Ekonomi Barat dengan Kerangka Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta : Pustaka Zahra, 2002), Cet. Kedua, h. 157
28
Ibid., h. 157 29
tangan kita. Itu pun bukanlah fenomena sosial seperti krisis ekonomi yang
dapat di kaji melalui pengamatan dan di ukur dengan standar ilmiah.30
Menurut kapitalisme keadilan akan terwujud jika semua orang
mendapat kebebasan (kesempatan ekonomi) yang sama. Sedangkan dalam
perspektif Marxis keadilan hanya akan diperoleh jika seluruh anggota
masyarakat memiliki pendapatan dan kekayaan yang sama. Berbeda dengan
keduanya, keadilan menurut pendapat Sadr dapat ditegakkan jika semua orang
dijamin dengan pendapatan tetap dengan memungkinkan mendapat lebih
banyak.31
Tawaran sistem Marxis berupa pendistribusian sama rata. Menurut
Sadr akan menambah persoalan karena menyalahi watak alamiah sosial.
Sehingga pemecahan yang harus dilakukan adalah dengan prinsip keadilan
yang berlandaskan pada dua hal : solidaritas publik (takaful ‘am) serta keseimbangan sosial (tawazun ijtima’). Kedua konsep tersebut bagian dari jaminan sosial yang disiapkan oleh Islam.32
Sadr menyadari, bahwa dalam realitas sosial terdapat masyarakat yang
tidak mampu terlibat dalam proses produksi. Sedangkan disisi lain, kebutuhan
dasar mereka harus tetap terpenuhi. Disinilah nilai keadilan ditegakkan untuk
mengurangi kesenjangan yang terjadi melalui jaminan sosial.33
30
Ibid., h. 158.
31
Baqir Sadr, Islam and School Economics, Terjemahan : Muslim Arbi Bandar, (Lampung : YAPI, 1989). H.125
32
Chibli Mallat, The Renewal of Islamic Law, penerjemah : santi indra astuti (Bandung : Mizan, 2001). h.172
33
Studi yang ada ini adalah sebagian dari yang utama dalam pembahasan
judul skripsi yang penulis buat sebagai kerangka teori, tidak menutup
kemungkinan juga bahwa ada studi-studi lain mengenai hal ini yang nantinya
akan penulis pergunakan sebagai penambah khazanah ilmu bagi skripsi ini.
G. Sistematika Penelitian
Penulisan skripsi ini dirancang secara sederhana dengan mengacu pada
buku pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet.1.2007. Adapun
terjemahan ayat-ayat Al-Qur’an merujuk kepada Al-Qur’an dan Terjemahnya
yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, tahun 1971,
dengan pengecualian sebagai berikut :
1. Dalam daftar kepustakaan, Al-Qur’an dicantumkan dalam urutan paling
atas, hal ini untuk menghormati bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci umat
Islam yang harus dimuliakan.
2. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits beserta terjemahnya diketik dalam
satu spasi, baik yang kurang maupun yang lebih dari enam baris, serta
disebutkan surat dan nomor ayatnya pada akhir ayat dengan jelas tanpa
mencantumkan footnote.
Untuk menjembatani keutuhan tulisan dan memperoleh suatu
pemahaman dari suatu karya tulis secara total, salah satu diantaranya terletak
pada penyajiannya, sistematiskah atau tidak. Disini penulis menyajikan
sistematika penelitiannya terdiri dari lima Bab untuk mengalirkan gagasan
BAB I : Diawali dengan Pendahuluan, yang terdiri dari beberapa pointer, yaitu Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian yang terbagi dari beberapa hal
yang harus disinggung, diantaranya Jenis Penelitian, Tingkat Penelitian,
Pendekatan Penelitian, Jenis Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan
Data, Teknik Pengolahan Data, Teknik Analisa Data, Teknik Penarikan
Kesimpulan, Pedoman Penulisan Laporan, Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu, Kerangka Teori dan Kerangka Konsep, dan Sistematika Penelitian.
BAB II : Menjelaskan Riwayat Hidup dan Sejarah Hidup Muhammad Baqir As-Shadr. Dalam bab ini penulis menjabarkan sekilas Riwayat Hidup dengan
mencoba membangkitkan kembali sejarah politik, Karir Intelektual, Latar
belakang Pemikiran dan kehidupan ekonomi pada masa sang tokoh ada.
Berpijak dari sini penulis mencoba mengkaitkannya dengan sejarah singkat
tokoh dalam aktivitasnya sehingga eksist dalam buku-buku sejarah dan pemikiran.
BAB III : Membahas mengenai Tinjauan Teoritis Tentang Distribusi, pada bab ini menguraikan tentang Pengertian Distribusi, Prinsip-Prinsip dan Tujuan
Distribusi, Mekanisme Distribusi, serta Nilai dan Moral di bidang Distribusi.
BAB IV : Sebagai jantungnya skripsi ini, dengan sub judul Tinjauan TerhadapKonsep Distribusi Menurut Muhammad Baqir Ash-Shadr , bab ini merupakan inti pembahasan dalam skripsi ini. Dalam bab ini dijelaskan
Konsep Distribusi Menurut Muhammad Baqir As-Shadr, Relevansi
Relevansi Konsep Distribusi Muhammad Baqir As-Shadr dengan Ekonomi
Islam. Kedua, Relevansi Konsep Distribusi Muhammad Baqir As-Shadr dengan Masa Kini. Kemudian sebagai pelengkap ditambah dengan Analisa
Penulis.
BAB V : Penutup, bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri atas kesimpulan yang merupakan jawaban dari perumusan masalah, saran-saran
dan selanjutnya disebutkan daftar pustaka. Itulah Sistematika Penelitian yang
penulis sajikan, semoga dapat mempermudah pembaca budiman dalam
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Tahun Akademik : 2008 M / 1429 H
Nama : Rian Maulana
NIM : 103046128351
Fakultas/Jurusan : Fakultas Syariah & Hukum / Mu’amalat Perbankan Syariah Semester XI Judul Skripsi yang diajukan : “ KONSEP DISTRIBUSI MENURUT MUHAMMAD BAQIR AS – SHADR “
NO JENIS AKTIVITAS PENERIMA CATATAN PARAF
PENERIMA
1 Konsultasi Judul / Tema Instruktur (Prodi)
2 Konfirmasi / Seleksi Judul Sekretariat Judul tersebut sudah ada / belum ada
3 Konsultasi / Persetujuan Penasehat Akademik
4 ACC / Persetujuan Judul Tim Pertimbangan Proposal Skripsi
5 Pengambilan SK. Bimbingan Skripsi Kajur / Sekjur (Prodi)
BIRO KARYA TULIS
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Kajur Perbankan Syariah, Penasehat Akademik, Pengaju,
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk membedah
pemikiran seorang tokoh, perlu telusuri perjalanan hidupnya untuk selanjutnya
ditemukan relasi-relasinya dengan pemikiran ekonomi yang menjadi fokus
penelitian ini. Berikut penelusurannya :
A. Riwayat Hidup
Ayatullah Muhammad Baqir Ash-Shadr dilahirkan pada tanggal 25
Dzulqa’dah 1353 H / 1 Maret 1935 M di Kadzimiah, Irak. Beliau berasal dari
suatu keluarga yang sejak satu abad sekarang berada dipusat keilmuan, dan
telah menyumbangkan berbagai pelayanan kepada Islam dan kaum Muslim di
Irak, Iran, dan Lebanon. Sayyid Muhammad Baqir Ash-Shadr yang berasal
dari keluarga tersebut bangkit melawan kolonialisme Inggris dan mengambil bagian dalam revolusi yang terjadi di Irak pada abad ke-20.1
Kakek buyutnya, Sayyid Shadruddin ash-Shadr dari Qum dan Sayyid
Musa ash-Shadr dari Lebanon juga termasyhur karena aktivitas keagamaan
dan politik mereka. Salah seorang leluhur beliau, Sayyid Abdul Husain
Syarafuddin al-Musawi (pengarang kitab terkenal al-Muraja’at (Dialog Sunnah-Syiah) Mengambil bagian dari Perang Kemerdekaan di Jabal Amil
melawan Perancis.2
1
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Sistem Politik Islam, (Jakarta : Penerbit Lentera basritama, 2001), h. 150
2
Ibid., h.150
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Seorang cendekiawan Muslim
terkemuka, fakih (yuris) dan pemikir genius, karena karya-karya yang telah beliau wariskan kepada kaum Muslim, baik dari kalangan awam maupun kalangan terpelajar, dan karena kehidupan beliau yang penuh dengan usaha
dan perjuangan, dan yang dipendekkan oleh tangan-tangan kriminalis (beliau syahid dibunuh oleh orang-orang Saddam Husein), beliau sudah terlalu terkenal dan masyhur sehingga rasanya tidak perlu mencantumkan biografi
beliau dari terjemahan bahasa inggris buku beliau yang sangat terkenal
‘Iqtishaduna’3.
Ayatullah Muhammad Baqir As-Shadr datang dari satu keluarga
cendikiawan dan Intelektual Islam terpandang, Sadr menyadari secara alami
mengikuti jejak mereka (leluhurnya). Beliau pilih untuk mengikuti studi Islam
tradisional di Hauzas atau sekolah tradisional di Irak, di mana beliau belajar
Fiqh (hukum), ushul (sumber hukum) dan teologi4.
Sadr berhasil menyelesaikan belajarnya dengan hasil yang baik, dan
pada usia 20 tahun, sudah dipertimbangkan sebagai ‘Mujtahid Absolut’ (Mujtahid Mutlaq), dan kemudian, naik ke tingkatan otoritas tertinggi dari
marja (hakim otoritas). Otoritas cendikiawan dan spiritual ini dalam tradisi Islam juga tertuang dalam karya Sadr, dan dalam Iqtishaduna (Ekonomi Kita)nya, beliau mendemonstrasikan metodologi independentnya (tradisi hukum Islam), dengan pernyataan Intelektual yang tegas5.
3
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam : Iqtishaduna. (Jakarta : Penerbit Zahra, 2008). h.29
4
M. Aslam Haneef, Contemporary Islamic Thought : A Selected Comparative Analysis, (Kuala Lumpur, 1995). h.110
5
Muhammad Baqir As-Sayyid Haidar Ibn Ismail Ash-Shadr, seorang
sarjana, ulama, guru dan tokoh politik, lahir dari keluarga religius termasyhur yang telah melahirkan sejumlah tokoh kenamaan di Irak, Iran dan Lebanon6,
seperti :
1. Sayyid Shadr ad-Din Ash-Shadr, seorang marja’ (otoritas rujukan tertinggi dalam mazhab Syi’ah) di Qum.
2. Muhammad Ash-Shadr, salah seorang pemimpin religius yang memainkan peran penting dalam revolusi Irak melawan Inggris yang sebagian besar
diorganisasikan dan dilancarkan oleh pemimpin-pemimpin religius yang
berhasil menumbangkan Inggris. Dia juga mendirikan Haras Al-Istiqlal
(Pengawal Kemerdekaan).
3. Musa Ash-Shadr, Pemimpin Syi’ah di Lebanon.
Muhammad Baqir Ash-Shadr, lahir dalam keluarga alim yang termasyhur di golongan Syi’ah. Kakeknya, Sadruddin Al-‘Amili
(w.1264/1847), dibesarkan di dusun Lebanon Selatan, Ma’rakah, hijrah untuk belajar di Isfahan dan Najaf. Hingga wafat dan dimakamkan di sana. Kakeknya, Isma’il, lahir di Isfahan pada 1258 H/ 1842 M, pada 1280 H / 1863 M pindah ke Najaf, kemudian ke Samarra’7.
Di Samarra’ inilah, konon, dia menggantikan Al-Mujaddid Asy-Syirazi di Hauzah (lingkungan alim Syi’ah) lokal. Putranya, Haidar, ayah Muhammad Baqir Ash-Shadr, lahir di Samarra’ pada 1309 H / 1891 M, dan belajar pada ayahnya dan Ayatullah Al-Hai’ri Al-Yazdi di Karbala. Dia
6
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Falsafatuna : Pandangan Muhammad Baqir Ash-Shadr terhadap pelbagai Aliran Filsafat Dunia, (Bandung : Penerbit Mizan, 1995), h.11
7
meninggal di Kazimiah pada 1356 H / 1937 M, meninggalkan seorang istri, dua putra dan seorang putri8.
Kendatipun marja’ yang cukup terpandang, tampaknya dia meninggal dalam keadaan tak punya uang sepeser pun. Konon, sampai lebih dari sebulan
setelah meninggalnya keluarga ini, masih tidak dapat menyediakan roti
sehari-hari, ‘kanuha’irin fi luqmat al-‘aysy’9.
Pada usia empat tahun, Muhammad Baqir Ash-Shadr menjadi yatim,
kemudian diasuh oleh ibunya yang religius dan kakak laki-lakinya, Isma’il, yang juga seorang Mujtahid kenamaan di Irak (Mujtahid adalah seorang yang sangat alim yang telah mencapai tingkat tertinggi dikalangan teolog muslim). Muhammad Baqir Ash-Shadr menunjukan tanda-tanda kejeniusan sejak usia
kanak-kanak10.
Ketika berusia sepuluh tahun, beliau berceramah tentang sejarah Islam,
dan juga tentang beberapa aspek lain mengenai kultur Islam. Beliau mampu menangkap isu-isu teologis yang sulit dan bahkan tanpa bantuan seorang guru pun. Pada usia sebelas tahun, beliau mengambil studi logika, dan menulis
sebuah buku yang mengkritik para Filosof11.
Falsafatuna begitu tergoda kategori Marxis, sehingga bahasa Islamnya
jadi terpengaruh. Tentu saja, dengan melihat ke belakang, mengkritiknya
gampang, argumen Stalin, Politzer dan bahkan Engels sudah lama kadaluarsa dilingkungan filsafat. Dan kenyataan ini tidak mempengaruhi risalah filosofis
8
Ibid., h.253 9
Ibid., h.253 / lihat juga Ha’iri, ‘Tarjamat’. h.28 10
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Falsafatuna : Pandangan Muhammad Baqir Ash-Shadr terhadap pelbagai Aliran Filsafat Dunia, (Bandung : Penerbit Mizan, 1995), h.11
11
Sadr tapi justru membuat mereka memiliki arti penting yang tidak pantas
mereka terima.12
Pada usia tiga belas tahun, kakaknya mengajarkan kepadanya ‘Ushul ‘ilm al-Fiqh (asas-asas ilmu tentang prinsip-prinsip hukum islam – yang terdiri atas Al-Qur’an, Hadist, ijma’, dan qiyas). Pada usia sekitar enam belas
tahun, beliau pergi ke Najaf untuk menuntut pendidikan yang lebih tinggi
dalam berbagai cabang ilmu-ilmu islami13.
Sekitar empat tahun kemudian, beliau menulis sebuah ensiklopedi
tentang ‘Ushul, Ghayat Al-Fikr fi Al-‘Ushul (Pemikiran Puncak dalam
‘Ushul). Mengenai karya ini, hanya satu volume yang diterbitkan14.
Ketika usia dua puluh lima tahun, beliau mengajar Bahts Kharij (tahap akhir ‘Ushul). Saat itu Sadr lebih muda daripada banyak muridnya. Disamping itu, Sadr juga mengajar Fiqh. Patut disebutkan juga bahwa pada usia tiga puluh tahun Sadr telah menjadi mujtahid15.
Muhammad Baqir al – Sadr berasal dari keluarga Syiah dan menjadi salah seorang pemikir terkemuka yang melambangkan kebangkitan Intelektual
di Najaf antara 1950 M dan 1980 M. Kebangkitan ini sangat berpengaruh
dalam aspek politik di kawasan Najaf Timur Tengah pada umumnya16.
Dalam karya-karyanya, beliau kerap menyerang dialektika-materialistik, dan menganjurkan, sebagai gantinya, konsep Islam dalam
12
Chibli Mallat, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998) h.258 13
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Falsafatuna : Pandangan Muhammad Baqir Ash-Shadr terhadap pelbagai Aliran Filsafat Dunia, (Bandung : Penerbit Mizan, 1995), h.11
14
Ibid., h.12 15
Ibid., h.12 16
membedakan antara kebenaran dan kesalahan. Beliau banyak menulis tentang
ekonomi Islam, dan menjadi konsultan dari berbagai organisasi Islam, seperti
Bank Pembangunan Islam17.
Dalam berbagai ceramahnya beliau kadang menganjurkan suatu
gerakan Islam yang terorganisasikan sebuah partai sentral yang dapat bekerjasama dengan berbagai unit dalam naungan kaum Muslim untuk
melahirkan perubahan sosial yang diinginkan. beliau adalah “Bapak” Hizb Al-Da’wah Al-Islamiyyah (Partai Dakwah Islam)18.
Sadr mengajarkan bahwa politik adalah bagian dari Islam. Beliau
menyerukan kepada kaum Muslim supaya mengenali kekayaan khazanah asli Islam dan melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh eksternal apapun,
khususnya pengaruh-pengaruh kapitalisme dan Marxisme19.
Sadr mendorong kaum Muslim supaya bangun dari tidur dan
menyadari bahwa kaum imperialis sedang berupaya membunuh ideologi Islam dengan cara menyebarkan ideologi mereka di dunia Muslim. Kaum Muslim harus bersatu padu dalam melawan intervensi semacam itu dalam sistem sosial, ekonomi dan politik mereka20.
Muhammad Baqir Ash-Shadr banyak menuangkan fikirannya ke
surat-surat kabar dan jurnal-jurnal. Banyak juga dalam bentuk buku, terutama
tentang ekonomi, sosiologi, teologi, dan filsafat. Diantaranya yang terpopuler
adalah (1) Al-Fatwa Al-Wadhihah (Fatwa yang jelas), (2) Manhaj
17
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Falsafatuna : Pandangan Muhammad Baqir Ash-Shadr terhadap pelbagai Aliran Filsafat Dunia, (Bandung : Penerbit Mizan, 1995), h.12-15
18
Ibid., h.13 19
Ibid., h.13 20
Shalihin (Jalan orang-orang Saleh) – buku ini mencerminkan suatu pandangan modern tentang masa’il, (3) Iqishaduna (Ekonomi Kita) – buku ini terdiri atas dua volume dan merupakan suatu diskusi terlengkap tentang ekonomi Islam
dan tanggapan terhadap kapitalisme dan komunisme, (4) Madrasah Al-Islamiyyah (Mazhab Islam), (5) Ghayat Al-Fikr fi Al-‘Ushul (Pemikiran Puncak dalam ‘Ushul), (6) Ta’liqat ‘ala Al-Asfar (Ulasan tentang empat kitab perjalanan Mulla Sadhra), (7) Manabi’ Al-Qudrah fi Dawlat Al-Islam
(Sumber-sumber kekuasaan dalam Negara Islam), penulis dalam buku ini
menyatakan bahwa suatu Negara Islam harus didirikan menurut Syari’ah,
sebab hal ini adalah satu-satunya jalan untuk menjamin hukum Allah di bumi,
(8) Al-Insan Al-Mu’ashir wa Al-Musykilah Al-Ijtima’iyyah (Manusia Modern dan Problem Sosial), (9) Al-Bank Al-Islamiyyah (Bank Islam), (10) Durus fi ‘Ilm Al-‘Ushul (Kuliah tentang Ilmu Prinsip Hukum Islam), (11) Al-Mursil wa Al-Rasul wa Al-Risalah (yang mengutus, Rasul dan Risalah), (12) Ahkam Al-Hajj (Hukum-Hukum Haji), (13) Al-‘Ushul al-Manthiqiyyah li Al-Istiqra
(Asas-asas Logika dalam Induksi), dan (14) Falsafatuna (Filsafat Kita)21. Seyyed Husein Nashr22 dalam pengantar buku Falsafatuna Muhammad
Baqir Ash-Shadr mengatakan :
“ Tulisan-tulisan Allamah Muhammad Baqir Ash-Shadr mengandung makna teologis dan filosofis, sebab beliau adalah intelektual penting dalam
21
Ibid., h.14 22
kehidupan Islam kontemporer, satu figur yang karya-karyanya melampaui sekadar mata-mata polemik dan retorik23.”
Buku Falsafatuna dan Iqtishaduna telah mencuatkan Muhammad Baqir Ash-Shadr sebagai teoritis kebangkitan Islam terkemuka. Sistem Filsafat
dan ekonomi alternatif ini di sempurnakan melalui masyarakat dan Lembaga.
Dalam kedua buku ini, beliau menjanjikan jilid ketiganya dengan pola yang sama yang diberi judul, Mujtama’una (Masyarakat Kita).24
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Iqtishaduna merupakan satu
karya pionir yang cukup komprehensif dalam literatur ekonomi Islam modern
mengupas masalah produksi, distribusi, konsumsi dan pertukaran. Termasuk
masalah fiskal dan moneter serta strategi pengelolaan aset produktif dan
peranan pemerintah di dalamnya.25
B. Karir Intelektual dan Politik
Di Kadzimiah, Muhammad Baqir Ash-Shadr masuk sekolah dasar
Muntada An-Nasyr. Menurut keterangan teman sekolahnya, beliau sejak awal menjadi sasaran perhatian dan keingintahuan guru-gurunya, sedemikian rupa,
sehingga beberapa murid meniru cara jalannya, cara bicaranya, dan cara
duduknya di kelas.26
Ayatullah Muhammad Baqir Ash-Shadr kehilangan ayahnya ketika
beliau baru berusia empat tahun, kemudian dibesarkan oleh ibu dan kakak
23
Ibid., h.15 24
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik hingga Kontemporer, ( Jakarta : Pustaka Asatruss, 2005), h. 252
25
Muhammad Syafii Antonio “ulasan dan komentar”, dalam Muhammad Baqir Ash-Shadr. Buku Induk Ekonomi Islam : Iqtishaduna, ( Jakarta : Penerbit Zahra, 2008), h.17
26
tertuanya, Ismail ash-Shadr. Sejak kanak-kanak ia memperlihatkan
tanda-tanda kecerdasan dan bakat keilmuan yang luar biasa.27
Ketika berusia sepuluh tahun, beliau sudah membahas
persoalan-persoalan doktrinal dan sejarah Islam dengan suatu kepercayaan seakan-akan ia telah melewati dekade-dekade dalam menguasai topik tersebut. Di usia sebelas tahun, ia telah menulis buku tentang logika, dan juga mulai
menyampaikan kuliah-kuliah tentang topik tersebut.28
Pada tahun 1365 M ia menetap di Najaf al-Asyraf, dan mulai mempelajari sekaligus mengajar prinsip-prinsip yurisprudensi (ushul al-fiqh) Islam dan cabang-cabang ilmu Islam lainnya. Beliau mempunyai suatu wawasan yang luar biasa, dimana beliau dapat memahami sepenuhnya
pelajaran-pelajaran dengan autodidak29
Akhirnya beliau diposisikan sebagai Mujtahid, dan mulai menyampaikan fatwa-fatwa dalam ijtihad serta mulai menulis banyak buku. Sebanyak dua puluh enam buku dengan berbagai topik yang mencakup ushul fiqh, fiqih, ekonomi, filsafat, logika induktif, problem-problem sosial, dan administrasi publik.30
Sebahagian bukunya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia,
Inggris, Urdu, Turki, yang merupakan masterpiece dalam bidangnya masing-masing.31
27
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Sistem Politik Islam, (Jakarta : Penerbit Lentera basritama, 2001), h. 150
28
Ibid., h.150 29
Ibid., h.150 30
Ibid., h.151 31
Uraian pasca kematian sering kali memuji, dan harus disikapi dengan hati-hati. Karena Pemerintah Irak tidak mengakui eksistensi Shadr, apalagi
pencapaian intelektual atau politiknya. Karena itu, kita hanya terbatas pada
teks itu saja, ingatan murid dan simpatisan almarhum.32
Kalau ini pun tidak mungkin, beberapa cerita menyebutkan, misalnya,
bahwa Shadr menulis Risalah pertamanya pada usia sebelas tahun. ‘Abdul
Ghani Al-Ardabili, yang dikutip dalam biografi Ha’iri, menyebut buku
tersebut sebagai Risalah Logika. Karya paling awal terbit yang dapat dilacak,
berasal dari 1955.33
Studi ini, berupa analisis episode Fadak yang artinya dalam sejarah Syi’ah memperlihatkan kematangan pemikiran alim muda, dilihat dari segi
metode dan substansi. Namun isinya tidak memperlihatkan noda sektarian
Syi’ah yang segera lenyap dari bahasa Shadr, sampai masa konfrontasi dengan Ba’ath pada akhir 1970-an.34
Ciri lain yang mencolok dari kebangkitan itu adalah dimensi
politiknya, dan saling berpengaruh antara apa yang terjadi di lorong gelap dan
sekolah tinggi berdebu Najaf, dan Timur Tengah pada umumnya.35
Singkatnya, ini merupakan latar belakang politik kebangkitan di Najaf.
Namun, tantangan politik Islam yang bermula di Najaf tak akan bersifat
universal tanpa adanya dimensi intelektual dan kulturalnya yang khas.36
32
Chibli Mallat, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998) h.254 33
Ibid. h.254 / Muhammad Baqir Sadr, Fadak fi At-Tarikh (Fadak dalam Sejarah), edisi I, Najaf.1955
34
Ibid., h.254 35
Chibli Mallat, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998) h.246 36
Di tengah berbagai peristiwa yang dramatis, yang kian global
jangkauannya, penting untuk dicamkan bahwa kebangkitan Najaf merupakan
gejala intelektual yang terutama melibatkan faqih dan keputusan hukum.
Inilah dimensi Timur Tengah bergolak yang kurang diketahui, dan merupakan
dimensi yang lebih langgeng.37
Di tengah pembaruan budaya dan pembentukan sistem, ada’
internasional Syi’ah’ yang merupakan produk jaringan Najaf. Di Najaf,
Muhammad Baqir Ash – Shadr tampil sebagai pendiri suatu sistem konstitusi
dan ekonomi baru.38
Kendatipun banyak sumbangsih luar biasa Shadr untuk tema-tema
historis Islam, Ushul, dan filsafat, namun karya-karya Shadr di bidang hukum
konstitusi dan ekonomi Islamlah yang paling inovatif.39
Dalam ekonomi Islam, Shadr menulis beberapa risalah. Dua yang
paling penting adalah Iqtishaduna, yang merupakan teori umum ekonomi
Islam, dan Al-Bank Al-ala Ribawi fi Al-Islam, yang merupakan teks terinci
soal operasi bank Islam dalam konteks lawannya, yaitu ‘Kapitalisme’.40
Dua unsur membeakan Iqtishaduna dari literatur umum ekonomi
Islam. Dari segi struktur dan metodologi, tak diragukan lagi inilah sumbangsih
paling serius dan paling banyak disaluti dibidang ini.41 Ada dua alasan untuk
keseriusan ini :
37
Chibli Mallat, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998)Ibid., h.252 38
Ibid., h.252 39
Ibid.,h.260 40
Ibid., h.260 41
Pertama, Shadr jelas ingin menyajikan berbagai ideologi rival,
khususnya Marxisme, secara serius. Kritiknya atas Marxisme mungkin tidak
memadai, meski ini merupakan upaya Intelektual yang serius. Adapun
mengenai teori kapitalis, riset yang dilakukannya lebih terbatas. Ini akibat
pengaruh Marxisme yang dominan.
Pada masa Iqtishaduna, hingga akhir 1970-an, bidang Intelektual ‘ilmu
sosial’ didominasi oleh kaum kiri. Dalam Iqtishaduna, hanya tiga puluh
halaman yang diperuntukkan untuk kritik struktural atas kapitalisme, yang
jauh kurang tuntas dibanding tigaratus halaman yang diperuntukkan untuk
membantah teori Marxisme.42
Dalam Iqtishaduna, Shadr mencoba menjawab himbauan komunis
untuk mengubah ‘keseimbangan sosial’ dengan teori hukum terinci soal hak
milik dan distribusi. Dalam tulisannya soal perbankan, Shadr dapat
menawarkan cetak biru ‘bank Islam’ yang kini lagi mode.43
Dalam tulisannya soal konstitusi, dikemukakan tatanan terinci di
jantung Republik Islam Iran. Dalam hal ini pemikiran Shadr adalah penting
bagi pembaruan hukum Islam. Karena kedalaman tulisannya dibidang ‘baru’
tak dapat tertandingi oleh masyarakat Muslim modern, maka di dunia Syi’ah,
dan lebih umum lagi di Dunia Islam, Shadr tetap merupakan sumber inspirasi
dan kekaguman yang unik.44
Disebabkan oleh ajaran-ajaran dan keyakinan-keyakinan politiknya,
yang menyebabkannya mengutuk rezim Bha’at di Irak sebagai melanggar
hak-hak asasi manusia dan Islam, Ayatullah Muhammad Baqir Ash-Shadr di tahan
42
Chibli Mallat, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998)h.261 43
Ibid.,h.264 44
dan di pindahkan dari Najaf ke Baghdad. Beliau kemudian di bebaskan dan
ditahan lagi di Najaf pada 1979.45
Saudara perempuannya, Bint Al-Huda, yang juga seorang sarjana
dalam teologi Islam, mengorganisasikan suatu protes menentang penahanan
atas seorang marja’. Sejumlah protes lain, menentang pemenjaraan atas diri Ash-Shadr, juga diorganisasikan di dalam dan di luar Irak. Kesemuanya ini
membuat Ash-Shadr dibebaskan dari penjara.46
Namun, beliau tetap dikenai tahanan rumah selama sembilan bulan.
Ketegangan antara beliau dan Partai Bha’ath terus tumbuh. Beliau mengeluarkan fatwa bahwa haram bagi seorang Muslim bergabung dengan
Partai Bha’ats yang tak Islami itu. Pada 5 April 1980 beliau ditahan lagi dan
dipindahkan ke Baghdad.47
Beliau dan saudara perempuannya, Bint Al-Huda, dipenjarakan dan
dieksekusi tiga hari kemudian. Jasad mereka dibawa dan dimakamkan di
An-Najaf. Misteri menyelimuti kematian mereka. Muncul banyak pertanyaan,
misalnya, tentang maksud di balik eksekusi itu dan identitas mereka yang
mengatur eksekusi ini.48
Sejak 1970, pemerintah di Najaf kembali mendapat tekanan sekali
setahun. Sadr, di tahan beberapa kali, di interogasi, dan di perlakukan dengan
kejam. Pada juni 1979, ketika Sadr sedang bersiap memimpin delegasi untuk
memberi salam kepada Ayatullah Khomeini di Teheran, beliau di kenai
45
Muhammad Baqir Ash-Shadr, Falsafatuna : Pandangan Muhammad Baqir Ash-Shadr terhadap pelbagai Aliran Filsafat Dunia, (Bandung : Penerbit Mizan, 1995), h.12
46
Ibid., h.12 47
Ibid., h.12 48
tahanan rumah. Setelah itu beliau di pindahkan ke Baghdad pada 5 April 1980.
Tanggal ini bertepatan dengan serangan kedua terhadap pejabat pemerintah
dalam seminggu.49
Bagi pemerintah, ini merupakan isyarat di mulainya konfrontasi final
dengan apa yang di anggap pemerintah sebagai akar masalahnya. Najaf di
serbu pada malam hari. Sadr dipindahkan ke Baghdad. Najaf ingat bahwa Sadr
lolos dari upaya penculikan, dan ditahan kembali pada juni karena Bint Al –
Huda mengerahkan orang yang sedang berbelasungkawa di Sahn (Masjid ‘Ali di Najaf) dengan pekikan ‘Imam kalian mau di culik.’ Kali ini, pemerintah membungkam saudara perempuan Shadr ini dengan membawanya ke
Baghdad, dan dengan mengeksekusi Shadr.50
Pada dekade terakhir dari hidupnya adalah masa penyiksaan oleh
Rezim Ba’ath di Irak. Pengaruhnya yang menakutkan terhadap media massa,
dan setelah hukuman penjara dan siksaan, Rezim Ba’ath menghukum mati
atasnya pada tanggal 8 April 1980.51
Menurut laporan, tubuh Muhammad Baqir Ash-Shadr dimakamkan
diwaktu fajar pada 9 April dihadiri keluarga dari Najaf. Ini berarti dia
meninggal sehari sebelumnya. Namun banyak pertanyaan masih belum
terjawab.52
Peristiwa pengeksekusian Shadr bersama saudara perempuannya yang
bernama Bint Al-Huda, pada 8 April 1980, merupakan titik puncak tantangan
49
Chibli Mallat, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998) h.251 50
Ibid., h.251 51
M. Aslam Haneef, Contemporary Islamic Thought : A Selected Comparative Analysis,
(Kuala Lumpur, 1995), h.111 52
terhadap Islam di Irak. Dengan meninggalnya Shadr, Irak kehilangan aktivis
Islamnya yang paling penting.53 Semoga Allah merahmati Ruh sucinya.
C. Latar Belakang Pemikiran
Latar belakang alim ‘internasional’, dan relatif miskinnya keluarga Shadr, merupakan dua unsur penting yang menentukan konteks pendidikan Shadr. Kesulitan ekonomi yang dihadapi keluarga pada awal meninggalnya
Haidar Ash-Shadr, juga dialami bayi Muhammad Baqir Ash-Shadr. Anggota
keluarga lainnya mengurusi pendidikan Ash-Shadr. Dia tumbuh besar di
bawah pengawasan pamannya dari pihak ibu, Murthada Al-Yasin,54 dan di
bawah pengawasan kakaknya, Isma’il (1340 / 1921-1388 / 1968).55
Meskipun latar belakang yang tradisional, Sadr tidak pernah lepas dari
isu-isu masa kini. Intelektualnya yang tajam mengilhami beliau untuk belajar
filsafat modern, ekonomi, sosiologi, sejarah dan hukum secara kritis.56
Sadr seperti Taleghani, seorang alim yang aktif. Beliau terus-menerus menyuarakan pandangannya bagi kondisi orang-orang Muslim dan
keinginannya untuk bebas, bukan hanya dari kolonialisme ekonomi dan politik, tetapi juga dari dominasi pemikiran.57
53
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik hingga Kontemporer, ( Jakarta : Pustaka Asatruss, 2005), h. 251
54
Murthada Al-Yasin adalah alim yang kuat kedudukannya. Ketika beliau mengeluarkan fatwa termasyhur menentang komunis pada 3 April 1960.
55
Chibli Mallat, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998), h.253 56
M. Aslam Haneef, Contemporary Islamic Thought : A Selected Comparative Analysis, ( Kuala Lumpur, 1995), h.110
57
Masalah pemerintah di Irak mendesaknya untuk menetapkan Hizb ad-Da’wah al-Islamiyyah (Partai Suara Islam), sebuah partai yang membawa para pemimpin agama secara bersama-sama dengan kaum muda, bertujuan
menghadapi gelombang dari sosialisme Ba’ath memegang kendali politik pada tahun 1958.58
Falsafatunanya (Filsafat kita) dan selanjutnya Iqtishaduna, menuai kritik komparatif dari keduanya mengenai kapitalisme dan sosialisme, dan
pada saat yang bersamaan, pandangan dunia Islam serentak menggambarkan
dengan garis sistem ekonomi Islam.59
Pada 1365-1945, keluarga ini pindah ke Najaf. Di Najaf inilah Shadr
menghabiskan sisa hayatnya. Nilai penting Naj