SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Dewi Arianti
NIM 1110018200039
PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
Nama : Dewi Arianti
NIM : 1110018200039
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Alamat : Permata Pamulang Kavling Pilihan Blok D No.5 TangSel.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di
MAN Insan Cendekia Serpong adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Masyhuri, AM.,M.Pd.
NIP : 19500518 198703 1002
Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 17 September 2014
Yang Menyatakan
CENDEKIA SERPONG
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Manajemen
Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
Dewi Arianti
1110018200039
Di bawah Bimbingan
Dosen Pembimbing
Masyhuri, AM.,M.Pd
NIP. 19500518 198703 1002
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Cendekia Serpong disusun oleh DEWI ARIANTI Nomor Induk Mahasiswa
1110018200039, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada tanggal 17 September 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.
Jakarta, September 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Program Studi) Tanggal TandaTangan
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd.
NIP. 19661009 199303 1 004 …………. ………
Penguji I
Umiyati, SEI., M.Si.
NIP. .…………. ………
Penguji II
Tri Hajarwati, M.Si.
NIDN. 2014118001 ………….. ………
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D
Serpong” yang disusun oleh Dewi Arianti NIM 1110018200039 Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi
pada tanggal 5 September 2014.
Jakarta, 5 September 2014
Dosen Pembimbing
Masyhuri, AM.,M.Pd.
ABSTRAK
Dewi Arianti, NIM : (1110018200039). Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan manajemen keuangan pendidikan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pertanggungjawaban keuangan pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Agustus 2014 di MAN Insan Cendekia Serpong.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sumber informasi pada penelitian ini adalah kepala madrasah, bendahara madrasah, kepala tata usaha, dan staf bendahara madrasah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan manajemen keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong dilaksanakan dengan sangat baik. Proses manajemen diawali pada proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban. Proses perencanaan tertuang dalam rapat kerja, dilakukan oleh semua stakeholder dan proses penyusunan keuangan melibatkan unsur pimpinan dan bendahara madrasah yang menghasilkan DIPA yang tertuang dalam bentuk RKA-KL dan POK. Pelaksanaan keuangan terbagi atas sisi penerimaan dan pengeluaran dengan mengikuti standar operasional yang berlaku. Penerimaan keuangan dilakukan dengan proses pengajuan kepada KPPN, dan KPPN melakukan pencairan dana sesuai dengan penanggung
jawab kegiatan dan rekanan yang telah bekerjasama. Evaluasi dan
pertanggungjawaban keuangan dilakukan rutin secara lisan dan tertulis, melalui raker, rapat koordinasi, dan laporan melalui aplikasi yang terhubung secara online. Seluruh laporan penggunaan dana dipertanggungjawabkan kepada pemerintah melalui Kementerian Keuangan.
ABSTRACT
Dewi Arianti, NIM : (1110018200039). The Implementation of Financial Management Education in MAN Insan Cendekia Serpong.
The purpose of this study is to describe the implementation of financial management education in all aspects of planning, implementation, evaluation and financial accountability of education in MAN Insan Cendekia Serpong. This study conducted on April-August 2014 at MAN Insan Cendekia Serpong.
The method used in this study is a qualitative method of analysis descriptive approach, research that describes what is happening in a scene, a field or a particular region. The data collection techniques using observation, interviews, and documentation studies. Sources information in this study was headmaster, treasurer of the school, the head of administration and treasurer school staff.
The results showed that financial management education in MAN Insan Cendekia Serpong is done very well. Management process begins in the planning, implementation, evaluation, and accountability. The planning process set out in the working meeting, conducted by all stakeholders and financial preparation process involving an element leader and treasurer school that produced DIPA contained in the form of RKA-KL, and POK. Financial implementation consists of the receipts and expenditures with the following applicable operational standards. Acceptance shall be effected by the filing of the Treasury Office, and Treasury Office make disbursements in accordance with the charge of activities and partners that have collaborated. Evaluation and financial accountability is done routinely verbally and in writing, through the meeting, coordination meetings and reports through the online application connected. The entire report on the use of funds accountable to the government through the Ministry of Finance.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan
salam selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat,
dan kepada setiap pengikutnya.
Skripsi yang berjudul “Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN
Insan Cendekia Serpong” disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian skripsi ini bukanlah hasil usaha penulis semata, melainkan banyak
pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, petunjuk, motivasi, dan arahan
kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
2. Bapak Dr. Hasyim Asy’Ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Jakarta.
3. Bapak Masyhuri, AM.M.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang senantiasa
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Fathi Ismail, Dr.MM. Dosen penasehat akademik yang senantiasa
5. Seluruh dosen program studi Manajemen Pendidikan yang telah membekali
penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna selama
perkuliahan berlangsung.
6. Pimpinan dan Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
pelayanan kepada penulis dalam menyediakan dan meminjamkan buku-buku
yang diperlukan.
7. Bapak Dr. Suwardi, M.Pd. Kepala MAN Insan Cendekia Serpong yang telah
memberikan izin dan bantuannya kepada penulis untuk melakukan penelitian
di sekolah tersebut.
8. Seluruh staf dan jajaran MAN Insan Cendekia Serpong yang telah
memberikan dan meluangkan waktunya kepada penulis untuk memberikan
segala informasi sehingga terselesikannya skripsi ini.
9. Kedua Orangtuaku, Bapak Suwondo dan Ibu Sarti. Terima kasih atas
segalanya, yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan baik moril dan materil yang tak terhingga, serta nasihat dan bimbingannya kepada penulis
untuk mencapai cita-cita.
10.Hendra Purwanto terimakasih selalu memberikan bantuan, dan motivasinya
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Sahabatku Luci Oktaviani dan Monica Bramel Ari Azizah yang telah
memberikan dukungannya.
12.Seluruh teman seperjuangan Manajemen Pendidikan kelas A angkatan 2010
yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
13.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas semua
kebaikan kalian semua.
Tentunya kesalahan tidak luput dari penulisan ini, semoga kritik dan saran
hormat dan kerendahan hati, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca. Amin.
Jakarta, September 2014
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah ... C. Pembatasan Masalah ...3. Tujuan Pendidikan ...
C. Manajemen Keuangan Pendidikan ...
1. Pengertian Keuangan ...
2. Pengertian Manajemen Keuangan ...
3. Fungsi Manajemen Keuangan ...
4. Proses Manajemen Keuangan ...
5. Tujuan Manajemen Keuangan ...
6. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan ...
D. Kerangka Berfikir ...
E. Penelitian yang Relevan ... 25
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...
D. Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data ...
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ...
BAB IV HASIL PENELITIAN ...
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...
B. Pembahasan Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan ...
1. Perencanaan Keuangan ... 2. Pelaksanaan Keuangan ...
3. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Keuangan ...
B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN-LAMPIRAN
119
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kerangka Berfikir ... 72
Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan ... 74
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian ... 77
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data ... 80
Tabel 3.3 Instrumen Pedoman Wawancara ... 81
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran – 1 Instrumen Pedoman Wawancara
2. Lampiran – 2 Hasil Wawancara
3. Lampiran – 3 Lembar pengamatan
4. Lampiran – 4 Profil Sekolah
5. Lampiran – 5 Data Tenaga Pendidik MAN Insan Cendekia Serpong
6. Lampiran – 6 Data Tenaga Kependidikan MAN Insan Cendekia Serpong
7. Lampiran – 7 Struktur Organisasi MAN Insan Cendekia Serpong
8. Lampiran – 8 Alur Pencairan Dana
9. Lampiran – 9 Surat Perintah Membayar (SPM)
10.Lampiran – 10 Rencana Anggaran Belanja (RAB)
11.Lampiran – 11 Contoh Form Bukti Kas Uang Muka
12.Lampiran – 12 Contoh Form Surat Setoran Pajak
13.Lampiran – 13 Contoh Form Faktur Pajak
14.Lampiran – 14 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi
15.Lampiran – 15 Surat Permohonan Izin Penelitian
16.Lampiran – 16 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
17.Lampiran – 17 Daftar Uji Referensi
DAFTAR ISTILAH
1. DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna
Anggaran atau Kuasa Penggunan Anggaran.
2. KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari pengguna anggaran untuk
melaksankan sebagian kewenangan dan tanggung jawab pengguna anggaran
pada Kementerian Negara/ Lembaga yang bersangkutan.
3. KPPN adalah kantor vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada
di bawah Kementerian Keuangan
4. LAKIP adalah sebuah laporan yang berisikan akuntabilitas dan kinerja dari
suatu instansi pemerintah.
5. PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga.
6. POK adalah dokumen yang dibuat kepala satker yang berisi petunjuk teknis
pelaksanaan kegiatan dalam DIPA sebagai pengendali operasional kegiatan.
7. PPK adalah salah satu pihak dalam pengadaan barang/jasa pemerintah yang
peranannya sangat penting dalam kesuksesan pelaksanaan pengadaan barang
jasa.
8. RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
program dan kegiatan suatu Kementerian Negara dan Lembaga yang
merupakan penjabaran dari rencana kerja pemerintah dan rencana strategis
Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran
serta memuat anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.
9. SAI adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi
mulai dari pengumpulan data, pencatatan, dan pengikhtisaran sampai dengan
pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian
10.SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur
yang terselenggara secara manual atau komputerisasi yang dirancang dan
ditetapkan untuk tujuan pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,
dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, baik secara sendiri-sendiri
maupun secara kolektif.
11.SAKPA adalah aplikasi keuangan untuk satker, yang menghasilkan sebuah
laporan keuangan seperti laporan realisasi belanja, realisasi pendapatan, dan
realisasi-realisasi lain yang berhubungan dengan keuangan.
12.Satker adalah bagian dari unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga
yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu organisasi yang
membebani dana APBN.
13.SIMAKBMN adalah Aplikasi yang digunakan untuk mencatat dan
mengorganisir barang milik negara mulai dari pembelian, transfer
masuk-keluar antar instansi sampai penghapusan dan pemusnahan barang milik
negara.
14.SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
15.SPM adalah dokumen yang diterbitkan/digunakan oleh PA/KPA atau pejabat
lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari Daftar Isian
DAFTAR SINGKATAN
1.
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara2. BKU : Buku Kas Umum
3. BKUM : Bukti Kas Uang Muka
4. BMN : Barang Milik Negara
5. BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
6. BPKP : Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan
7. BUN : Bendahara Umum Negara
8. DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
9. DIPA-S : DIPA Sementara
10.IMTAK : Iman dan Takwa
11.IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
12.Irjen : Inspektorat Jenderal
13.Kanwil : Kantor Wilayah
14.Karwas : Kartu Pengawas
15.KBM : Kegiatan Belajar Mengajar
16.KEMENAG : Kementerian Agama
17.KEMENKEU : Kementerian Keuangan
18.KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
19.KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
20.LAKIP : Laporan Administrasi Keuangan
21.LS : Langsung
22.MAFIKIB : Matematika Fisika Kimia Biologi
23.MAN IC : Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia
24.MPA : Manajemen Profesional Association
25.MTs : Madrasah Tsanawiyah
27.PA : Pengguna Anggaran
28.Perdirjen : Peraturan Direktorat Jenderal
29.PMA : Peraturan Menteri Agama
30.PMK : Peraturan Menteri Keuangan
31.POK : Petunjuk Operasional Kegiatan
32.PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
33.RAB : Rincian Anggaran Belanja
34.Raker : Rapat Kerja
35.Rek. : Rekening
36.Renstra : Rencana Strategis
37.RKA-KL : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
38.SAI : Sistem Akuntansi Instansi
39.SAKPA : Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
40.Satker : Satuan Kerja
41.SILABI : Sistem Laporan Bendahara Instansi
42.SIMAK : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
43.SIMAK BMN : Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik
Negara
44.SK : Surat Keputusan
45.SMU : Sekolah Menengah Umum
46.SOP : Standar Operasional
47.SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana Langsung
48.SPM- LS : Surat Perintah Membayar Langsung
49.SPP : Surat Permintaan Pembayaran
50.TU : Tata Usaha
51.UP : Uang Persediaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan sebuah bangsa dalam
mewujudkan cita-cita untuk kelangsungan kehidupan berbangsa. Pendidikan
juga berperan menjadi pondasi keberhasilan seseorang sebagai manusia.
Pendidikan adalah kata kunci dalam setiap usaha peningkatan kualitas
kehidupan manusia yang berperan dan bertujuan memanusiakan manusia.
Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah proses pematangan kualitas hidup,
melalui proses tersebut manusia diharapkan dapat memahami apa arti dan
hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan
kehidupan secara benar.1
Setiap manusia pasti dihadapkan pada proses pendidikan, menjadi hak
dan kewajiban bagi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang
layak dan bermutu. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 yang menerangkan bahwa “ Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.2
Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan dasar manusia yang
menekankan pada proses pembelajaran dengan harapan manusia dapat
menjadi manusia seutuhnya setelah dibekali oleh berbagai pengetahuan dan
keilmuan yang berefek pada perubahan watak, kepribadian, pemikiran, dan
perilaku kearah yang lebih baik. Sesuai dengan Undang-Undang Republik
1
Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan Perilaku Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 1.
2
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.3
Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai hal yang ingin dicapai oleh
seseorang untuk menjadi pribadi yang baik, berwawasan luas, dan cerdas
sesuai dengan zaman globalisasi. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional
Indonesia adalah seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dalam pembukaan alinea keempat yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa” yang dalam hal ini adalah membentuk manusia yang beriman dan berakhlak
mulia, serta mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peran pemerintah dalam membantu penyelenggaraan pendidikan
tercermin dalam Undang-Undang dasar 1945 pasal 31 ayat (3) amandemen keempat menyatakan bahwa, “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja
negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”. Berdasarkan ketetapan undang-undang tersebut maka pemerintah bertanggung jawab dalam
membiayai penyelenggaraan pendidikan nasional.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008
tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 2 yaitu pendanaan pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Berdasarkan peraturan tersebut maka keberlangsungan
pendidikan perlu adanya sumber keuangan yang memadai agar proses
3
kegiatan belajar bersama dengan kelengkapan sarana dan sumber belajar dapat
berjalan dengan baik dan efektif.
Penerapan otonomi daerah dengan dasar desentralisasi didasari
keinginan menciptakan demokrasi, pemerataan, dan efisiensi. Termasuk
dalam penyelenggaraan pendidikan pemerintah memberikan kewenangan
yang luas kepada sekolah dalam melakukan manajemen sekolah secara
mandiri berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah. Dalam wujud
pemberdayaan sekolah yang diyakini dapat meningkatkan kualitas
pendidikan.
Desentralisasi pendidikan meliputi suatu proses pemberian
kewenangan yang lebih luas di bidang kebijakan pendidikan dan aspek
pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah local dan pada saat yang
bersamaan kewenangan yang lebih besar juga diberikan pada tingkat sekolah.4
Dengan diberlakukannya sistem desentralisasi sekolah, sekolah dapat secara
mandiri menggali, memanfaatkan dan menggunakan potensi sumber daya
yang dapat meningkatkan kualitas sekolah.
Otonomi diberikan agar sekolah secara leluasa mengelola sumber
daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas
kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Termasuk dalam
hal manajemen keuangan sekolah, sekolah memiliki kewenangan yang luas
dalam menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas
kebutuhan sekolah secara bijaksana, transparan dan akuntabel. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 48 ayat (1) mengenai prinsip pengelolaan
dana satuan pendidikan harus berprinsip pada keadilan, efisiensi, transparansi
dan akuntabilitas publik.5
4
Hermino, op.cit., h. 141. 5
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan merupakan potensi
yang sangat menentukan dan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian
manajemen pendidikan, komponen keuangan pada suatu sekolah merupakan
komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan- kegiatan proses
belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain.6
Manajemen keuangan adalah kebutuhan primer bagi sekolah untuk
keberlangsungan pendidikan karena pada dasarnya pendidikan membutuhkan
sumber-sumber keuangan untuk menopang segala kebutuhan-kebutuhan
sekolah, kaitannya dalam hal kelengkapan sarana prasarana sekolah, gaji para
tenaga pendidik serta untuk kelengkapan sumber dan media pembelajaran.
Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan
pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan
sekolah untuk merencanakan, melaksanakan (mengelola keuangan),
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, manajemen keuangan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.7 Disatu sisi lembaga
pendidikan perlu dikelola dengan tata pamong yang baik, sehingga
menjadikan lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai malpraktik
pendidikan yang merugikan pendidikan.8
Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum secara
efektif melaksanakan manajemen keuangan pendidikan sesuai dengan prinsip
dan pengelolaan yang telah ditetapkan dikarenakan berbagai sebab yang
berujung pada rendahnya kualitas sekolah. Permasalahan yang terjadi di
dalam lembaga terkait dengan manajemen keuangan pendidikan diantaranya
6
E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.13, h. 47.
7
Mulyasa, Ibid., h. 47. 8
sumber dana yang terbatas, penerapan manajemen keuangan yang belum
optimal, pembiayaan program yang serampangan, tidak mendukung visi, misi
dan kebijakan sebagaimana tertulis didalam rencana strategis lembaga
pendidikan.
Seperti data yang terkumpul dari ICW (Indonesia Corruption Watch)
menunjukan bahwa selama kurun waktu 2004-2009, sedikitnya terungkap 142
kasus korupsi di sektor pendidikan. Kerugian negara mencapai Rp. 243,3
miliar.9 Kebocoran anggaran ataupun dalam bentuk paling parah seperti
korupsi pendidikan, menyebabkan berkurangnya anggaran dan dana
pendidikan, merusak mental birokrasi pendidikan, meningkatkan beban biaya
yang harus ditanggung masyarakat, dan turunnya kualitas layanan pendidikan.
Dalam sepuluh tahun terakhir, dinas pendidikan paling sedikit telah
melakukan 151 praktik korupsi dengan kerugian negara mencapai Rp. 356,5
miliar. Ada 106 kasus dengan kerugian negara Rp. 248,5 miliar pada
penggelapan. Sementara ada 59 kasus dengan kerugian negara Rp. 195,8
miliar.10 Semestinya anggaran pendidikan yang semakin besar diikuti pula
dengan keterbukaan informasi dan perbaikan layanan kepada masyarakat.
Namun, yang terjadi saat ini malah sebaliknya yakni semakin banyak
anggaran semakin tinggi pula penyimpangan yang dilakukan.
Data tersebut menunjukan bahwa anggaran pendidikan menjadi
sasaran empuk oleh oknum tertentu untuk dilakukan penyalahgunaan. Selain
itu anggaran pendidikan yang dialokasikan ke seluruh sekolah perlu diawasi
dan dilakukan monitoring dalam penggunaannya. Manajemen keuangan yang
dilakukan dengan tidak transparan menimbulkan banyak kecurigaan yang
berakibat pada keberlangsungan sekolah. Kurangnya partisipasi masyarakat
dan orang tua dalam mengawasi manajemen keuangan sekolah dapat
9www.edukasi.kompas.com. “
korupsi.dana.pendidikan.dari.dinas.hingga.sekolah”, 19 September 2014, Pukul 15.35.
10
menimbulkan tindakan penyelewengan anggaran. Manipulasi laporan
keuangan juga menjadi salah satu masalah dalam persoalan manajemen
keuangan sekolah.
Masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar dan
krusial di sekolah, karena seluruh komponen pendidikan di sekolah erat
kaitannya dengan komponen keuangan sekolah. Masalah keuangan akan
berpengaruh secara langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan
dengan sarana prasarana, dan sumber belajar. Banyak sekolah- sekolah yang
tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal, hanya
karena masalah keuangan baik untuk menggaji guru maupun mengadakan
sarana pembelajaran.
Dalam penyelenggaraan pendidikan membutuhkan tidak sedikit
sumber keuangan, sekolah yang sudah merancang atau mendesain progam
sekolah sebaik mungkin untuk pengembangan peserta didik hanya menjadi
sebuah mimpi bila tidak diwujudkan dan ditunjang dengan keuangan sekolah
yang mencukupi.
Sesuai dengan berjalannya manajemen berbasis sekolah yang
diharapkan sekolah dapat lebih mandiri memberdayakan dan mengembangkan
progam-progam sekolah disertai dengan partisipasi atau keterlibatan warga
sekolah secara aktif dalam penyelenggaraan sekolah. Sekolah dapat mencari
dan memanfaatkan sumber dana sesuai dengan kebutuhan sekolah, karena
pada dasarnya untuk mencapai keberhasilan sekolah yang berkualitas tidak
terlepas dari sumber keuangan.
Masalah pendidikan tidak dipungkiri selalu berhadapan dengan
masalah keterbatasan dana yang berakibat secara langsung terhadap
pengembangan sekolah. Kegiatan manajemen keuangan sekolah juga tidak
terlepas dari kendala atau hambatan yang dialami selama proses pendidikan
berlangsung di sekolah baik kendala yang disebabkan oleh internal maupun
pelaksanaan sekolah agar keberlangsungan proses belajar mengajar dapat
berjalan sesuai dengan yang diamanatkan pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
E. Mulyasa berpendapat bahwa agar keuangan sekolah dapat menunjang kegiatan pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuangan sekolah salah satunya adalah peran kepala sekolah itu sendiri yang dituntut memilki kemampuan mengelola keuangan sekolah, baik melakukan perencanaan, evaluasi dan pertanggung jawabannya secara efektif dan transparan.
Manajemen keuangan merupakan dasar bagi pengelola sekolah dalam
melaksanakan kegiatan pengelolaan sekolah, manajemen keuangan diawali
dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dan pertanggungjawaban.
Apabila tahapan tersebut dilaksanakan secara terarah dan sesuai dengan
pedoman RAPBS maka tidak dipungkiri kebutuhan sekolah melalui
progam-progam yang dicanangkan agar terwujud secara efektif.
MAN Insan Cendekia Serpong sebagai madrasah dibawah pembinaan
Kemenag RI, saat ini keberadaan MAN Insan Cendekia Serpong memberikan
kontribusi yang sangat besar dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Tapi perlu diperhatikan saat ini, mulai berdiri lembaga
pendidikan jenjang SMP atau SMA yang menggunakan nama Insan Cendekia.
Agar tidak salah tertukar Insan Cendekia yang dicetuskan oleh Pak Habibie,
berkoordinasi dengan BPPT dan mendapat support atau dukungan dari
Kementerian Agama sehingga biaya sekolahnya gratis tidak dipungut biaya
apapun. Madrasah tersebut yaitu MAN Insan Cendekia Serpong, MAN Insan
Cendekia Gorontalo, dan MAN Insan Cendekia Jambi.
Hal yang perlu dikenali adalah bahwasannya saat ini banyak lembaga
pendidikan yang menggunakan nama Insan Cendekia juga dan perlu
diperhatikan selain Insan Cendekia yang di bawah koordinasi Kementerian
Agama, tidak ada yang Insan Cendekia lain yang gratis. Sekolah Insan
biaya sampai puluhan juta. Karena hal tersebut banyak terjadi salah persepsi
di kalangan masyarakat mengenai Insan Cendekia sehingga asumsi
masyarakat mengarah kepada menyekolahkan anak ke Insan Cendekia
menelan biaya yang cukup mahal.11
Permasalahan tersebut mendorong penulis melakukan penelitian yang berfokus pada penerapan manajemen keuangan dengan judul: “Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan diMAN Insan Cendekia Serpong”.
Adapun yang menjadi alasan penulis melakukan penelitian pada fokus
tersebut dikarenakan, penulis tertarik dengan permasalahan penelitian tersebut
karena selama ini problema manajemen keuangan sekolah menjadi masalah
yang cukup krusial di sebuah lembaga pendidikan, berbagai masalah
menyeruak di masyarakat dan media masa dimulai dari adanya
penyalahgunaan anggaran sekolah sampai pada manajemen keuangan yang
masih tertutup. Alasan lain penulis mengambil fokus masalah tersebut agar
dapat membantu mendeskripsikan penerapan manajemen keuangan dan
membuktikan proses manajemen keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong
berbeda dari Insan Cendekia lain yang memungut biaya. Selain itu sepanjang
pengetahuan peneliti, di MAN Insan Cendekia Serpong belum ada yang
mengambil permasalahan penelitian yang berfokus pada penerapan
manajemen keuangan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Sumber dana keuangan pendidikan yang terbatas;
2. Pembiayaan program yang serampangan;
11
3. Belum dilaksanakannya manajemen keuangan pendidikan sesuai dengan
prinsip dan pengelolaan yang telah ditetapkan;
4. Tidak mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana tertulis didalam
rencana strategis lembaga pendidikan;
5. Penerapan manajemen keuangan sekolah yang belum optimal;
6. Semakin banyak anggaran semakin tinggi pula penyimpangan yang
dilakukan;
7. Manajemen keuangan yang dilakukan tidak transparan menimbulkan
banyak kecurigaan;
8. Kurangnya partisipasi masyarakat dan orang tua dalam mengawasi
manajemen keuangan sekolah;
9. Manipulasi laporan keuangan sekolah;
10.Kebocoran anggaran dalam bentuk paling parah seperti korupsi
pendidikan;
11.Anggaran pendidikan yang dialokasikan ke seluruh sekolah perlu diawasi
dan dilakukan monitoring dalam penggunaannya.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka penelitian ini akan dibatasi pada “Penerapan manajemen keuangan sekolah yang belum optimal”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah
penelitian sebagai berikut: “Bagaimana penerapan manjemen keuangan
pendidikan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini
bertujuan sebagai berikut: Untuk mendeskripsikan penerapan manajemen
keuangan pendidikan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pertanggungjawaban keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
kepustakaan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan progam studi
manajemen pendidikan untuk penelitian terkait atau sebagai contoh
penelitian dimasa yang akan datang, khususnya mengenai penerapan
manajemen keuangan pada tingkat sekolah.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengelola pendidikan, baik kepala sekolah ataupun instansi yang terkait
dalam penyelenggaraan pendidikan, untuk dapat meningkatkan penerapan
manajemen keuangan yang efektif pada tingkat sekolah.
3. Bagi penulis hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan
menambah pengetahuan mengenai penerapan manajemen keuangan
A. Hakikat Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Secara etimologis, manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu dari
kata kerja yaitu to manage yang disinonimkan dengan to hand yang
berarti mengurus, to control memeriksa, to guide memimpin. Apabila
dilihat dari asal katanya, manajemen berarti pengurusan, pengendalian
atau pembimbing. Manajemen merupakan sebuah kegiatan, pelaksanaanya
disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer.1 Kata
manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang
berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung
menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to
manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai teori
karena teori harus terdiri atas konsep-konsep yang secara sistematis dapat
menjelaskan dan meramalkan apa yang terjadi dan membuktikan ramalan
itu berdasarkan penelitian. Setelah beberapa zaman dipelajari, manajemen
telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang luas secara
sistematis berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang
bekerjasama. Menurut Gulick, manajemen memenuhi syarat sebagai ilmu
pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori
tersebut masih terlalu umum dan subjektif. Manajemen menjadi suatu
1
ilmu, jika teori-teorinya mampu menuntun manajer dengan kejelasan
bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan
mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakannya.
Henry M. Botiger, mengemukakan manajemen sebagai suatu seni
membutuhkan tiga unsur, yaitu pandangan, pengetahuan teknis, dan
komunikasi. Ketiga unsure tersebut terkandung dalam manajemen. 2
Stoner mendefiniskan manajemen sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen menurut Encyclopedia of the social sciences
management may be defined as the process by which the execution of a
given purpose is put into operation and supervised. Maksud dari
pengertian tersebut manajemen dapat didefinisikan sebagai proses dimana
pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang dimasukkan ke dalam operasi dan
diawasi.
Sementara itu, Rue dan Byars management is a process that
invalesguiding or directional group of people toward organizational goals
or objectivitas. Maksud dari pengertian tersebut manajemen adalah sebuah
proses yang membimbing arah kelompok terhadap tujuan organisasi.Terry
management is getting things done through the effort of other people.
Menurut pendapat tersebut Terry mendefinisikan manajemen yaitu untuk
mendapatkan sesuatu melalui upaya orang lain.
Rohiat dalam bukunya manajemen sekolah mengemukakan
manajemen dilihat dari suatu sistem, manajemen memiliki
komponen-komponen yang menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan sistem.
Manajemen merupakan suatu proses, sedangkan manajer dikaitkan dengan
2
aspek organisasi (orang, struktur, tugas-tugas, teknologi) dan bagaimana
mengaitkan aspek yang satu dengan aspek yang lain serta bagaimana
mengaturnya sehingga tercapai tujuan sistem.3
Menurut Ricky W. Griffin manajemen adalah seperangkat aktivitas yang meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilaksanakan langsung oleh suatu sumber daya organisasi (manusia, uang, benda-benda fisik, dan informasi). Manajemen adalah aktivitas yang prinsip untuk membuat suatu perbedaan dalam hal bagaimana organisasi lebih baik melayani orang yang telah dipengaruhi oleh mereka, sebagai bentuk tanggung jawab social yang memuaskan, maka hal itu tergantung kepada keluasan tingkat
manajemen.4
Nanang Fattah memberikan pengertian manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan upaya
organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Sudjana manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaanya memilki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegaiatan tersebut.
Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan
manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat
diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang
definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen
merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau
keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang didalam pelaksanaanya dapat
mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan
3
Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik Dilengkapi dengan Contoh Rencana Strategis dan Rencana Operasional, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), Cet.1, h.2.
4
kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang
lain. Dengan demikian terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen
yaitu:
a. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya
menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen
sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada ketrampilan dan
kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi
kemampuan/ketrampilan teknikal, manusiawi dan konseptual.
b. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang
sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
c. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style)
seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk
mencapai tujuan.5
Dari uraian pengertian manajemen menurut para ahli diatas, penulis
mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses pelaksanaan pekerjaan
yang diawali dari perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
dalam suatu organisasi yang saling berkaitan dengan memberdayakan
sumber daya dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan dan
sasaran organisasi yang telah ditetapkan.
2. Fungsi Manajemen
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang
ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, Nanang Fattah menjabarkan
fungsi-fungsi manajemen yaitu: perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pemimpinan (Leading), dan pengawasan
(Controlling).
5
a. Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka
tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Ini
dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi,
menentukan kesempatan dan ancaman, menentukan strategi,
kebijakan, taktik dan progam. Semua itu dilakukan berdasarkan proses
pengambilan keputusan secara ilmiah.
b. Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan
struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam fungsi garis,
staf, dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan
wewenang.
c. Fungsi pemimpin menggambarkan bagaimana manajer mengarahkan
dan mempengaruhi para bawahan, bagaimana orang lain melaksankan
tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang menyenangkan
untuk bekerja sama.
d. Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervise, dan
mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard an memberikan
keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat
kaitannya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas
manajemen dapat diukur.6 Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi
Sedangkan menurut Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen,
meliputi:
a. Planning (perencanaan);
6
b. Organizing (pengorganisasian);
c. Commanding (pengaturan);
d. Coordinating (pengkoordinasian);
e. Controlling (pengawasan).
Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup:
Selanjutnya, L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:
a. Planning (Perencanaan);
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan fungsi- fungsi
pokok manajemen meliputi, perencanaan (Planning), Pengorganisasian
(Organizing), Kepemimpinan (Leading), dan Pengawasan (Controlling).
Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi,
menentukan kesempatan dan ancaman serta menentukan strategi,
kebijakan, taktik, dan progam. Semua ini dilakukan berdasarkan proses
7
pengambilan keputusan secara ilmiah. Fungsi pengorganisasian meliputi
penentuan fungsi, hubungan, dan struktur. Fungsi terdiri atas tugas-tugas
yang diberikan ke dalam fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan
terdiri atas tanggung jawab dan wewenang, sedangkan strukturnya dapat
bersifat horizontal dan vertical. Hal tersebut dapat memperlancar alokasi
sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk mengimplementasikan
rencana.
Fungsi memimpin menggambarkan bagaimana manajer
mengarahkan dan mempengaruhi bawahan dan bagimana orang lain
melaksanakan tugas yang essential dalam menciptakan suasana yang
menyenangkan untuk bekerja sama. Fungsi Pengawasan meliputi
penentuan standar, supervise, dan pengukuran pelaksanaan, terhadap
standar serta memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai.
Pengawasan sangat erat kaitannya dengan perencanaan karena melalui
pengawasan, efektivitas manajemen dapat diukur.8
Menurut tim dosen administrasi Universitas Pendidikan Indonesia
fungsi manajemen meliputi beberapa fungsi yaitu:
1) Fungsi perencanaan
Fungsi prencanaan yaitu keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secra matang terhadap hal-hal yang akan dikerjakan pada
masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dalam pengertian yang lain Ngalim Purwanto
mengartikan perencanaan sebagai kegiatan yang harus dilakukan
pada permulaan dan selama kegaitan manajemen itu berlangsung.
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan
manajemen.
8
Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegaitan akan
mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan
yang diinginkan. Perencanaan berfungsi memberi arah mengenai
bagaimana dan kapan tindakan akan diambil serta pihak yang terlibat
dalam tindakan tersebut, perencanan juga berfungsi memberikan
pegangan dan arah dalam pelaksanaan.
2) Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan
membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga
terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan.
Malayu S.P. Hasibuan mendefinisikan pengorganisasian
sebagai proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan
bermacam-macam aktivitas yang iperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan
alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara
relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut.
(3) Fungsi pemotivasian
Menurut Siagian, mengartikan motivasi sebagai daya
pendorong yang melibatkan seseorang anggota organisasi mau dan
rela untuk menyerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau
ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai
kegaitan yang menjadi tanggungjawabnya dan menuanaikan
kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
(4) Fungsi pengawasan
Adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana
pelaksanaan yang dilakukan didalam proses keseluruhan organisasi
mencapai hasil sesuai dengan rencana atau progam yang telah
ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan.9
Mengadaptasi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi
manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara
umum adalah melaksankan fungsi planning, organizing, staffing,
coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating),
reporting, controlling. Institusi pendidikan lebih menekankan pada
fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controlling.10
Berdasarkan uraian mengenai beberapa fungsi manajemen menurut
para ahli di bidangnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi
manajemen merupakan serangkaian proses yang harus dilakukan oleh
seorang manajer, proses tersebut diawali dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Fungsi- fungsi
manajemen tersebut merupakan rangkaian proses pelaksanaan manajemen
yang saling berkaitan dilakukan oleh sumber daya manusia agar tujuan
organisasi dapat tercapai.
Didalam sebuah organisasi atau lembaga dapat dipastikan terdiri
atas berbagai sumber daya manusia yang mengatur segala pelaksanaan
pekerjaan, fungsi manajemen bermanfaat sebagai alat perencanaan yang
menentukan berhasil atau tidaknya mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
9
M.Sobry.Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), (Lombok: Holistica, 2012), Cet.2, h.13.
10
3. Proses Manajemen
Beberapa definisi menunjukan bahwa manajemen merupakan suatu
proses yang sistematis dalam melakukan kegiatan organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses manajemen secara umum
mengikuti langkah-langkah merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, dan mengendalikan.
a. Merencanakan
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak
dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan
yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau
sasaran yang hendak dicapai dan menentapkan jalan dan sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin
( Roger A.Kauffman,1972).
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang
meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan anatara satu
dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu
adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai; (2) pemilihan progam
untuk mencapai tujuan itu; (3) identifikasi dan pengerahan sumber
yang jumlahnya selalu terbatas.11
Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan
dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan
adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah,
tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan
metode/teknik yang tepat. Merencanakan pada dasarnya membuat
keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan
diambil, sumber daya yang akan diolah dan teknik/metode yang dipilih
11
untuk digunakan. Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan
menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya.
b. Mengorganisasikan
Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan
dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Stoner
menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses memperkerjakan
dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna
mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran.
Mengorganisasikan berarti:
1) Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2) Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi
orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan
3) Menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu
tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu
4) Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan
dengan keleluwasaan melaksankan tugas.
c. Memimpin
Memimpin institusi pendidikan lebih menekankan pada upaya
mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Memimpin menurut Stoner
adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh
organisasi.
d. Mengendalikan
Mengendalikan institusi pendidikan adalah membuat institusi
berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai kepada
dan dinilai supaya tidak melenceng atau keluar jalur. Pengendalian
adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai
dengan aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat
melibatkan beberapa elemen yaitu: (1) menetapkan standar kinerja, (2)
mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk kerja dengan standar
yang telah ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi
penyimpangan.12
Proses manajemen adalah serangkaian langkah yang harus
ditempuh oleh sebuah organisasi dalam merumuskan strategi tujuan
organisasi. Proses manajemen dilaksanakan dalam beberapa tahap
diantaranya diawali dari proses merencanakan, mengorganisasi,
memimpin dan mengawasi atau mengendalikan. Organisasi tidak terlepas
dari proses manajemen, proses manajemen yang sistematis dan terarah
akan memudahkan organisasi berjalan menuju tujuan dan sasaran
organisasi.
B. Hakikat Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni
menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan
dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh.13
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam
masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan
12
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit., h. 93-95. 13
atau pedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan sengaja
oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.14
Dalam arti luas, pendidikan adalah berusaha membangun seseorang
untuk lebih dewasa. Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak
didik agar mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan
yang diikutinya. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Lebih jelasnya
pendidikan adalah setiap proses dimana seseorang memperoleh
pengetahuan, mengembangkan kemampuan/keterampilan sikap atau
mengubah sikap.15
John Stuart Mill (filsuf Inggris, 1806-1873 M) mengemukakan
bahwa pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh
seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain utuk dia,
dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.
Menurut John Dewey pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelekstual dan emosional kea
rah alam dan sesame manusia. J.J. Rousseau memberikan pengertian
pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa
kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.16
Plato menjelaskan bahwa pendidikan itu membantu perkembangan
masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan
tercapainya kesempurnaan. Sementara itu Edgar Dalle menyatakan bahwa
pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat
14
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009), Edisi Revisi, h.1.
15
Daryanto, op.cit., h. 33. 16
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.17
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1) memberikan definisi pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.18
Ki hajar Dewantara memandang, “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin),
pikiran (intellect), dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakat.
Pendidikan adalah proses terus menerus yang menghantarkan
manusia muda kea rah kedewasaan, yaitu dalam arti kemampuan untuk
memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition), mengembangkan
kemampuan/ketrampilan (skill developments), mengubah sikap (attitude
of change), serta kemampuan mengarahkan diri sendiri, baik di bidang
pengetahuan, ketrampilan, serta dalam memaknai proses pendewasaan itu
sendiri, dan kemampuan menilai.19
Dari pendapat diatas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa
pendidikan adalah sebuah proses yang terencana berlangsung terus
menerus untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh
seorang individu agar menjadi manusia yang berakhlak dan
bepengetahuan luas dan mampu menyesuaikan diri sesuai dengan
perkembangan zaman.
17
Mulyasana, op.cit., h.4. 18
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1)
19
2. Fungsi Pendidikan
Secara garis besar, pendidikan mempunyai fungsi sosial dan
individual. Fungsi sosialnya adalah untuk membantu setiap individu
menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan
pengalaman kolektif masa lampau dan masa kini. Fungsi individualnya
adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih
memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk
menghadapi masa depan (pengalaman baru).20
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.21
Pendidikan berfungsi untuk bekal masa depan seorang individu,
agar mampu bersaing dan mempertahankan kehidupan sesuai dengan
zamannya. Melalui pendidikan seorang individu secara sadar
meningkatkan derajatnya menjadi manusia seutuhnya dengan berbagai
pengetahuan.
3. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai hal yang ingin dicapai
oleh seseorang untuk menjadi pribadi baik, berwawasan luas, dan cerdas
sesuai dengan zaman globalisasi. Jessup menegaskan bahwa pendidikan
ditujukan untuk terciptanya perubahan prilaku, sikap dan kecerdasan yang
lebih baik pada diri seorang anak dan terus berlanjut hingga ia menjadi
20
Daryanto, op.cit., h. 33. 21
seorang pribadi yang dewasa sesuai dengan pertambanhan usianya dan
perkembangan zaman.22
Tujuan pendidikan dapat dikembangkan sebagai berikut:
a. Berkembangnya potensi keimanan dan ketakwaan.
b. Terbentuknya akhlak mulia di kalangan peserta didik
c. Membentuk peserta didik yang sehat
d. Mencetak peserta didik yang berilmu
e. Mencetak peserta didik yang cakap
f. Pembentukan jiwa mandiri dikalangan para peserta didik.23
Pendidikan bertujuan membentuk pribadi yang cakap dan berakhlak
mulia selama masa kehidupannya agar mampu mengubah perilaku
manusia dan mampu bermasyarakat.
C. Manajemen Keuangan Pendidikan
1. Pengertian Keuangan
Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang, yang
mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan
berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan istrumen yang terlibat
dalam transfer uang, diantara individu maupun antara bisnis dan
pemerintah.24
Keuangan adalah seni untuk mendapatkan alat pembayaran. Oleh
karena itu, untuk lembaga pendidikan, masalah keuangan tidak saja
mencakup uang pembayaran yang sah, akan tetapi juga kredit bank, yang
dapat membantu proses kelancaran dari pendidikan.25
Ridwan S.Sundjaja dan Inge Barlian, Manajemen Keuangan Satu, (Jakarta: Literata Lintas Media, 2003), Edisi 5, Cet.2, h.42.
25
Dari pengertian tersebut penulis mendefinisikan keuangan sebagai
proses kegiatan mengatur segala pemasukan dan pengeluaran uang.
Dalam proses keuangan juga terdapat manajemen dimana segala kegiatan
keuangannya mencakup proses penerimaan dan pengeluaran serta
penggunaan.
2. Pengertian Manajemen Keuangan
Sebelum menjelaskan mengenai hakikat manajemen keuangan
pendidikan, akan dibahas terlebih dulu mengenai kaitan antara kualitas
pendidikan dengan manajemen keuangan. Sejumlah penelitian telah
mengungkapkan bahwa antara pendidikan yang berkualitas dengan aspek
pembiayaan mempunyai korelasi yang positif. Hubungan antara
pembiayaan dengan kualitas pendidikan jelas saling terkait. Dalam
pelaksanaanya, pembiayaan harus didasarkan pada tingkat kualitas
tertentu. Banyak faktor yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Jadi biaya bukanlah salah satu jawaban yang harus ditentukan
lebih awal. Namun biaya menjadi penyempurnaan syarat yang harus
dipenuhi penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal perlu diupayakan oleh
para pengelola pendidikan untuk menunjukan langkah efisiensi yang
dilakukan serta akuntabilitas dalam pengelolaan dana. Sebab tanpa
didukung langkah efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana,
berapa pun dana yang dikeluarkan, aktivitas yang dilakukan lembaga tidak
akan berhasil meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu,
pengelola pendidikan dituntut untuk melakukan efisiensi dan
akuntabilitas.26
Keuangan atau dana adalah salah satu sumber daya yang memiliki
peran sangat vital dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan-satuan
26
pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Mengingat peran
vitalnya, dana harus dikelola sebaik mungkin dengan pola-pola
manajemen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen
keuangan dan standar akuntansi.
Menurut Arikunto dan Yuliana manajemen keuangan dalam
pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yakni
budgeting atau penyusunan anggaran, accounting atau pembukuan, dan
auditing atau pemeriksaan.
Sementara itu, Wijaya mengartikan manajemen keuangan
merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan, sedangkan
fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
mereka yang bertanggungjawab dalam bidang tertentu.27
Maisyaroh mengemukakan manajemen keuangan berarti suatu
proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan
tenaga orang lain. Kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan anggaran
sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan.28
Bafadal (2004) mendefinisikan manajemen keuangan sekolah dapat
diartikan sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan pendayagunaan
uang secara tertib, efisein, dan dapat dipertanggungjawabkan untuk
memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Merujuk pada definisi yang
diberikan Bafadal, ada empat hal yang harus ditekankan dalam
manajemen keuangan sekolah:
a. Manajemen keuangan merupakan keseluruhan proses upaya
memperoleh serta mendayagunakan seluruh dana;
b. Mencari sebanyak mungkin sumber-sumber keuangan serta berusaha
semaksimal mungkin untuk mendapatkan dana dari sumber-sumber
c. Menggunakan seluruh dana yang tersedia atau diperoleh semata-mata
untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah;
d. Penggunaan seluruh dana sekolah harus dilakukan secara efektif dan
efisien. Selain itu, penggunaan seluruh dana sekolah harus dilakukan
dengan tertib dan mudah dipertanggungjawabkan kepada semua pihak
yang terkait.
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang
harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam bidang
tertentu.
Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan
mendapatkan dana, (Suad Husnan, 1992:4). Manajemen memiliki tiga
tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap
penilaian (evaluasi), ketiga tahapan tadi apabila diterapkan dalam
manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan keuangan
(budgeting) dan tahap pelaksanaan (akunting) dan tahap penilaian atau
auditing, (Thomas.H.Jones, 1985:22).29
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai tindakan
pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan
(Depdiknas Ditjen Dikdasmen, 2000). Manajemen keuangan sekolah
merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari
perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban keuangan sekolah.30
Kegiatan manajemen keuangan antara lain memperoleh dan
menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana (Lipham,
29
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit., h. 256-257. 30