• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008

Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium

Oleh :

Alviera Yuliandra A.

080100035

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008

Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Alviera Yuliandra A.

080100035

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa

Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan

yang Mengandung Natrium.

Nama : Alviera Yuliandra A.

NIM : 080100035

Pembimbing Penguji I

(Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi) (dr. Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GK)

NIP: 19760410200312 2 002 NIP: 19670505 199203 2 001

Penguji II

(Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, Sp.FK )

NIP: 19530417 198003 2 001

Medan, Januari 2012

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara

(Prof. Dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH)

(4)

ABSTRAK

Natrium merupakan bahan bumbu dapur yang sering digunakan dalam makanan. Natrium mudah ditemukan dalam makanan sehari-hari, seperti pada kecap, makanan hasil laut, makanan siap saji (fast food), serta makanan ringan (snack). Konsumsi natrium yang berlebihan juga dapat menimbulkan efek samping, seperti edema, hipertensi, dan gangguan ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU terhadap konsumsi makanan yang mengandung natrium.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling), dengan besar sampel sebanyak 82 orang. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara manual dan dituangkan ke dalam tabel dan grafik.

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa pengetahuan responden terhadap makanan yang mengandung natrium termasuk dalam kelompok baik yaitu sebanyak 43 orang (52,4%), sikap responden terhadap makanan yang mengandung natrium termasuk dalam kelompok sedang yaitu sebanyak 43 responden (52,4%) dan tindakan responden terhadap makanan yang mengandung natrium termasuk dalam kelompok sedang yaitu sebanyak 32 responden (39,0%).

(5)

ABSTRACT

Sodium is one of the most frequent kitchen ingredients which have been used in enhance the flavor of food. Sodium can be found easily in dietary, such as soya sauce, seafood, fast food and snacks. Excessive of sodium can cause side effects such as edema, hypertension and malfunction of kidney. The main purpose of this study is to investigate the knowledge, attitude and practice of student in the medical school of North Sumatera University (Fakultas Kedokteran USU) towards consuming food with sodium content.

This study is a descriptive study and has been taken out by using questionnaire. The study was done by using simple random sampling with the sample size of 82 people. The data were processed manually and displayed into tables and graphs.

From the results of the study, researcher obtained that the respondent's knowledge of foods containing sodium as many as 43 people (52.4%), respondent’s attitudes towards foods that contain sodium was 43 respondents (52.4%) and respondent's action towards sodium-containing foods was 32 respondents (39.0%).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedoteran USU Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium“ ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun karya tulis ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir serta prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Perencanaan dan penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar berkat dukungan berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi sebagai dosen pembimbing tugas akhir, yang telah meluangkan waktu dan tenaga, dengan sabar membimbing serta memberikan banyak masukan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, Sp.FK dan dr. Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GK selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik sehingga karya tulis ilmiah ini bisa menjadi lebih baik.

4. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, terutama kepada dosen dan staf departemen IKK serta staf Medical Education Unit (MEU).

5. Para responden di FK USU yang telah berpartisipasi membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

(7)

7. Rekan-rekan seperjuangan dan sahabat di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang setia menolong dan senantiasa bertukar pendapat: Rizki Anindita, Astinal Eka Sari, Tri Suci Handayani, Ira Mendrofa, Siti Aisyah Dalimunthe, Taya Rizki Arini, M. Faridz Syahrian, Fini Meirisa Alnaz, Yuli Marlina, Khairunnisaq, Yulia Handayani dan Diah PW.

8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa kaya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, memberi informasi dan manfaat dalam pengembangan ilmu kedokteran.

Medan, Desember 2011 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

2.1.5. Absorpsi dan Metabolisme... 7

2.1.6. Akibat Kekurangan ... 8

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 15

3.1. Kerangka Konsep ... 15

3.2. Definisi Operasional ... 15

(9)

3.3.1. Pengetahuan ... 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1. Populasi ... 18

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

5.1.2. Populasi Penelitian ... 23

5.1.3. Karakteristik Responden ... 23

5.1.4. Pengetahuan Responden... 24

5.1.5. Sikap Responden ... 25

5.1.6. Tindakan Responden ... 25

5.1.7. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan ... 26

5.1.7.1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Sikap Responden ... 26

5.1.7.2. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Tindakan Responden ... 27

5.1.7.3. Hubungan Tingkat Sikap dengan Tingkat Tindakan Responden ... 28

5.2. Pembahasan ... 29

5.2.1 Pengetahuan Mahasiswa FK USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium... 29

5.2.1 Sikap Mahasiswa FK USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium... 30

5.2.1 Tindakan Mahasiswa FK USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

6.1. Kesimpulan ... 34

6.2. Saran ... 34

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1. Karakteristik Jenis Kelamin Mahasiswa FK USU Angkatan

2008 ... 23 Tabel 5.2. Karakteristik Tempat Tinggal Mahasiswa FK USU

Angkatan 2008 ... 23 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat

Sikap ... 27 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat

Tindakan ... 27 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Tindakan dengan Tingkat

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 15 Gambar 5.1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU Angkatan

2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium ... 24 Gambar 5.2. Tingkat Sikap Mahasiswa FK USU Angkatan 2008

Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium ... 25 Gambar 5.3. Tingkat Tindakan Mahasiswa FK USU Angkatan 2008

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Penjelasan Lampiran 3 Lembar Persetujuan Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Lampiran 5 Lembar Ethical Clearance

Lampiran 6 Lembar Pernyataan Validitas Lampiran 7 Master Data

Lampiran 8 Frequency Table

Lampiran 9 Correlations

(13)

ABSTRAK

Natrium merupakan bahan bumbu dapur yang sering digunakan dalam makanan. Natrium mudah ditemukan dalam makanan sehari-hari, seperti pada kecap, makanan hasil laut, makanan siap saji (fast food), serta makanan ringan (snack). Konsumsi natrium yang berlebihan juga dapat menimbulkan efek samping, seperti edema, hipertensi, dan gangguan ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU terhadap konsumsi makanan yang mengandung natrium.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling), dengan besar sampel sebanyak 82 orang. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara manual dan dituangkan ke dalam tabel dan grafik.

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa pengetahuan responden terhadap makanan yang mengandung natrium termasuk dalam kelompok baik yaitu sebanyak 43 orang (52,4%), sikap responden terhadap makanan yang mengandung natrium termasuk dalam kelompok sedang yaitu sebanyak 43 responden (52,4%) dan tindakan responden terhadap makanan yang mengandung natrium termasuk dalam kelompok sedang yaitu sebanyak 32 responden (39,0%).

(14)

ABSTRACT

Sodium is one of the most frequent kitchen ingredients which have been used in enhance the flavor of food. Sodium can be found easily in dietary, such as soya sauce, seafood, fast food and snacks. Excessive of sodium can cause side effects such as edema, hypertension and malfunction of kidney. The main purpose of this study is to investigate the knowledge, attitude and practice of student in the medical school of North Sumatera University (Fakultas Kedokteran USU) towards consuming food with sodium content.

This study is a descriptive study and has been taken out by using questionnaire. The study was done by using simple random sampling with the sample size of 82 people. The data were processed manually and displayed into tables and graphs.

From the results of the study, researcher obtained that the respondent's knowledge of foods containing sodium as many as 43 people (52.4%), respondent’s attitudes towards foods that contain sodium was 43 respondents (52.4%) and respondent's action towards sodium-containing foods was 32 respondents (39.0%).

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Natrium atau biasa disebut garam merupakan bahan bumbu dapur yang sering digunakan dalam proses memasak. Garam banyak sekali dipergunakan dalam makanan maupun dalam bentuk yang lain. Hasil analisis Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, seperti dikutip dari Litbang Depkes, menunjukkan hampir seperempat penduduk Indonesia 24,5% berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari.

Garam terbuat dari dua komponen dasar, yaitu natrium (Na) dan klorida (Cl). Ketika dilarutkan pada dalam makanan atau cairan, garam pecah menjadi dua unsur di atas. Bagian kloridapada garam tidak begitu penting. Adalah natrium yang bisa menimbulkan masalah. Dibutuhkan porsi kecil dari natrium utuk menjaga otot dan saraf kita untuk bekerja mengirimkan pesan keseluruh tubuh (Sohn, 2010).

National Research Council of The National Academy of Sciences

merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut setara dengan ½-1½ sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Sedangkan American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa tidak lebih dari 2.400 mg/hari, atau setara dengan satu sendok teh garam dapur sehari. Menurut United States Department of Agriculture (USDA), rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 2.400 mg dalam sehari, kira-kira setara dengan satu sendok teh (Astawan, 2010).

(16)

natrium benzoat. Natrium juga mudah ditemukan dalam makanan sehari-hari, seperti pada kecap, makanan hasil laut, makanan siap saji (fast food), serta makanan ringan (snack) (Astawan, 2010).

Tubuh membutuhkan kurang dari tujuh gram garam dapur sehari atau setara dengan 3.000 mg natrium. Kebanyakan dari menu harian memberi berlipat-lipat kali lebih banyak dari itu. Selain meninggikan tekanan darah, kerja ginjal jadi jauh lebih berat untuk membuangnya. Satu sendok teh garam dapur berisi 2.000 mg natrium. Natrium yang terkandung dalam setiap menu modern rata-rata sekitar 500 mg. Pada takaran itu, ginjal perlu bekerja lebih keras untuk tetap mempertahankan keseimbangan cairan dan asam-basa tubuh agar penyakit akibat kelebihan natrium tidak sampai muncul (Lawalangy, 2007).

Natrium merupakan faktor penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan natrium yang minimal. Asupan natrium kurang dari 3 gram/hari prevalensi hipertensinya rendah, sedangkan asupan natrium antara 5-15 gram/hari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Muchtadi, 1992).

Kurangnya konsumsi natrium dapat menyebabkan volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku (Astawan, 2010).

(17)

sirkulasi bertambah jumlahnya, dan apabila jumlah ini melebihi volume tertentu maka tekanan di dalam sistem tersebut meningkat, dan orang yang mengalaminya dikatakan menderita penyakit darah tinggi (essential hypertension) (Muchtadi,1992).

Saat ini, terdapat kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instan yang berkembang di masyarakat seperti makanan cepat saji dan makanan awetan. Begitu juga pada mahasiswa, meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial dan kesibukan para mahasiswa akan mempengaruhi kebiasaan makan. Pola konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang. Mahasiswa dengan aktivitas sosial tinggi, memperlihatkan peran teman sebaya menjadi tampak jelas. Di kota besar sering terlihat kelompok- kelompok mahasiswa makan di rumah makan yang menyajikan makanan yang siap saji. Makanan siap saji umumnya mempunyai nilai nutrisi yang rendah, mengandung lemak jenuh kolesterol tinggi, tinggi garam dan rendah serat. Dengan sifat seperti itu tentunya makanan awetan dan siap saji tidak begitu menyehatkan tubuh, sehingga apabila terlalu sering dikomsumsi dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti kegemukan (obesitas), kolesterol dan trigliserida tinggi, hipertensi, aterosklerosis, jantung koroner, dan stroke (Sayogo, 2006).

Meskipun sebagian masyarakat dan khususnya mahasiswa telah mengetahui bahaya mengkonsumsi natrium dengan kadar yang berlebih, tetap saja dikonsumsi tanpa memperdulikan efek jangka panjang yang berbahaya terhadap tubuh. Pengetahuan mengenai dampak natrium yang dikonsumsi kadangkala tidak sesuai dengan perilaku pola makan yang ada. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pemahaman, sikap dan tindakan mahasiswa terhadap konsumsi makanan yang mengandung natrium.

(18)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan dilakukan penelitian deskriptif dengan rumusan masalah sebagai berikut yaitu “Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat-manfaat yaitu:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang dampak konsumsi makanan yang mengandung natrium.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Natrium

2.1.1. Definisi

Natrium adalah logam alkali lunak, berwarna putih perak; unsur dengan nomor atom 11, berlambang Na, dan bobot atom 22,9898.

2.1.2. Fungsi

Sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler, natrium menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut. Natriumlah yang sebagian besar mengatur tekanan osmosis dan menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk kedalam sel-sel. Di dalam sel, tekanan osmosis diatur oleh kalium guna menjaga cairan agar tidak keluar dari sel. Secara normal tubuh dapat menjaga keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel (Williams, 2007)

Bila seseorang mengkonsumsi terlalu banyak garam, kadar natrium darah akan meningkat. Rasa haus yang ditimbulkan akan menyebabkan minum sedemikian banyak sehingga konsentrasi natrium dalam darah kembali normal. Ginjal kemudian akan mengeluarkan kelebihan cairan dan natrium tersebut dari tubuh. Hormon aldosteron menjaga agar konsentrasi natrium di dalam darah berada pada nilai normal (Almatsier, 2001).

(20)

Natrium menjaga keseimbangan asam basa didalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Natrium berperan pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.

2.1.3. Kebutuhan

National Research Council of The National Academy of Sciences

merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut setara dengan ½-1½ sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Jumlah tersebut sama dengan 6 gram NaCl atau lebih kurang satu sendok teh garam dapur (Astawan, 2010).

American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi natrium bagi orang dewasa tidak lebih dari 2.400 mg/hari, yaitu setara dengan satu sendok teh garam dapur sehari. Menurut United States Department of Agriculture (USDA), rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 2.400 mg dalam sehari, atau kira-kira setara dengan satu sendok teh (Wardlaw et al, 2004).

2.1.4. Sumber

Bahan makanan sumber natrium yang perlu dibatasi, yaitu sebagai berikut : (Mayasari, 2008)

a. Garam.

Setiap 1 gram garam dapur mengandung 400 mg natrium. Apabila dikonversikan ke dalam ukuran rumah tangga 4 gram garam dapur setara dengan ½ sendok teh atau sekitar 1600 mg natrium.

b. Semua makanan yang diawet dengan garam, seperti ikan asin, telur asin, ikan pindang, ikan teri, dendeng, abon, daging asap, asinan sayuran, asinan buah, manisan buah, serta buah dalam kaleng.

(21)

d. Bumbu-bumbu penyedap masakan.

Salah satu diantaranya yaitu vitsin/ motto/ micin/ MSG, yang masih sangat lazim digunakan masyarakat untuk menambah cita rasa masakan. Contoh lain yaitu kecap, terasi, petis, tauco, saos sambal dan saos tomat.

e. Makanan kaleng.

Makanan kaleng sebenarnya terbuat dari bahan makanan segar, namun yang perlu diperhatikan yaitu dalam proses pembuatannya makanan kaleng ditambahkan garam untuk membuat bahan makanan tersebut lebih awet. Contoh makanan yang dikalengkan yaitu corned, dan sarden. Selain itu pada buah kaleng yang diawetkan, juga mengandung pengawet berupa natrium benzoat. Oleh karena itu pada hipertensi dianjurkan untuk menghindari minuman atau pun sari buah dalam kaleng.

f. Fast food (makanan cepat saji). Produk-produk fast food tersebut seperti sosis,

hamburger, fried chicken, pizza, dan sebagainya.

g. Contoh bahan makanan lain yang mengandung tinggi natrium yaitu : keju, margarin, dan mentega.

2.1.5. Absorpsi dan Metabolisme Natrium

Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam bentuk garam seperti natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada dalam bentuk ion sebagai (Na+) . Garam natrium merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh (Irawan, 2007).

Natrium yang terdapat di dalam tubuh hampir seluruhnya akan tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga berada pada cairan intraselular namun dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu ±3 mmol/L (Irawan, 2007).

(22)

Natrium yang di konsumsi sebagian besar akan diserap oleh usus dan dibuang kembali oleh ginjal melalui urine. Akan tetapi bila jumlah yang dikonsumsi melebihi kapasitas ginjal untuk mengeluarkannya kembali, maka kadar natrium dalam darah akan meningkat. Untuk mengembalikan kadar natrium darah ke tingkat yang normal, tubuh mengaturnya dengan cara menambah jumlah cairan dalam darah untuk mengencerkan kelebihan natrium tersebut. (Muchtadi, 1992).

2.1.6. Akibat Kekurangan Natrium

Kekurangan natrium menyebabkan kejang,apatis dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, berkeringan berlebihan dan bila menjalankan diet yang sangat terbatas dalam natrium. Bila kadar natrium darah turun, perlu diberikan natrium dan air untuk mengembalikan keseimbangan (Almatsier, 2001).

Kurangnya konsumsi natrium juga dapat menyebabkan volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku (Astawan, 2010).

2.1.7. Akibat Kelebihan Natrium

(23)

Kandungan natrium yang tinggi dalam tubuh dapat mengganggu kerja ginjal. Natrium harus dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal, tetapi karena natrium sifatnya mengikat banyak air, maka makin tinggi natrium membuat volume darah meningkat. Volume darah semakin tinggi sedangkan lebar pembuluh darah tetap, maka alirannya jadi deras, yang artinya tekanan darah menjadi semakin meningkat. Hal ini dapat meningkatkan risiko hipertensi (Wahyuningsih, 2011).

2.2. Perilaku

2.2.1 Konsep Perilaku

Perilaku dalam pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organism yang bersangkutan. Jadi pada hakikatnya perilaku manusia adalah suatu aktifitas daripada manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan yang luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Atau dapat juga dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organism tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organism tersebut dipengaruhi faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup, termasuk perilaku manusia (Notoadmodjo, 2003).

Saparinah Sadli (1982) dalam Notoadmodjo (2003) menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi,yakni: a. Perilaku kesehatan individu, sikap dan kebiasaan individu yang erat kaitannya

dengan lingkungan.

b. Lingkungan keluarga, kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai kesehatan.

(24)

d. Lingkungan umum, kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2003).

Kosa dan Robertson menyatakan bahwa perilaku kesehatan individu cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi kesehatan yang diinginkan, dan kurang mendasar pada pengetahuan biologi. Memang kenyataannya demikian, setiap individu mempunyai cara yang berbeda dalam mengambil tindakan penyembuhan atau pencegahan, meskipun gangguan kesehatannya sama (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempuyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku kedalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan penelitian. Bahwa dalam suatu tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari : a) ranah kognitif (cognitive domain), b) ranah afektif (affective domain), dan c) ranah psikomotor (psychomotor domain) (Notoatmodjo, 2003).

Dalam kepentingan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari : (Notoatmodjo, 2003)

a. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan

(knowledge).

b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan

(attitude).

(25)

2.2.2. Pengetahuan

Perilaku dalam bentuk pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai hal sesuatu. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmodjo, 2003).

Hasil penelitian Rogers (1974) dalam Notoadmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru),di dalam diri orang tersebut menjadi proses yang berurutan, yakni:

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest, dimana orang merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Pada tahap ini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti bersikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni: (Notoadmodjo, 2003)

(26)

2.2.3. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Adapula yang melihat sebagai kesiapan saraf sebelum memberika respon (Notoadmodjo, 2003).

Newcomb, seorang ahli psikologis sosial, mengatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Notoadmodjo, 2003).

Allport (1954) dalam (Notoadmodjo, 2003) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yakni:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Menurut (Notoadmodjo, 2003), seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan dimana saling berurut, yaitu:

a. Menerima (Receiving).

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (Responding).

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valuing).

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (Responsible).

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

(27)

a. Sikap, untuk terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi pada saat itu.

b. Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

Menurut Notoadmodjo (2003) pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis, kemudian dikenakan pendapat responden.

2.2.4. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap untuk menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung

(support) dari pihak lain, misalnya orang tua, mertua, suami atau istri (Notoadmodjo, 2003).

Notoadmodjo (2003), menggolongkan tingkat praktek sebagai berikut: a. Persepsi (perception).

Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya.

b. Respon terpimpin (guided respon).

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lama memasak, menutup pancinya, dan sebagainya.

c. Mekanisme (mechanism).

(28)

mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.

d. Adaptasi (adaptation).

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, seorang ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

1. Makanan yang mengandung natrium adalah makanan yang dibumbui oleh mineral natrium. Natrium tersebut ditambahkan dalam makanan yang diawetkan, baik sebagai pengawet (seperti NaCl/ garam dapur, Natrium Benzoat), maupun sebagai penyedap (seperti Sodium Glutamat atau MSG atau biasa dikenal sebagai vetsin).

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai makanan yang mengandung natrium.

3. Sikap adalah tanggapan atau reaksi responden mengenai makanan yang mengandung natrium.

4. Tindakan adalah segala sesuatu yang telah dilakukan responden sehubungan dengan pengetahuan dan sikap tentang makanan yang mengandung natrium.

Alat ukur yang akan digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan skala pengukuran berupa skala ordinal. Pertanyaan dibuat dalam bentuk pernyataan tertutup.

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

(30)

3.3. Cara Ukur

3.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan respoden diukur melalui 10 pertanyaan. Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden maka diberi nilai 1, jika responden menjawab salah maka diberi nilai 0. Sehingga skor total yang tertinggi adalah 10.

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut: (Pratomo, 1986)

a. Baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya tentang natrium (skor jawaban responden >70% dari nilai tertinggi yaitu >7).

b. Sedang, apabila responden mengetahui sebagian tentang natrium (skor jawaban responden 40%-60% dari nilai tertinggi yaitu 4-6).

c. Kurang, apabila responden mengetahui sebagian kecil tentang natrium (skor jawaban responden <30% dari nilai tertinggi yaitu <3).

3.3.2. Sikap

Sikap diukur melalui 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman, responden yang menjawab benar akan diberi skor 1 sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 10. Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut:

a. Baik, apabila skor jawaban responden >70% dari nilai tertinggi yaitu >7. b. Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-60% dari nilai tertinggi

yaitu 4-6.

(31)

3.3.3. Tindakan

Tindakan diukur melalui 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman, responden yang menjawab benar akan diberi skor 1 sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 10. Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut:

a. Baik, apabila skor jawaban responden >70% dari nilai tertinggi yaitu >7. b. Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-60% dari nilai tertinggi

yaitu 4-6.

(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah cross sectional, yakni menggambarkan pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama bulan Agustus-November 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2008.

4.3.2. Sampel

(33)

4.3.3. Besar Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2008. Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU berjumlah 435 orang. Jumlah sampel diambil dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana

(simple random sampling). Cara menentukan ukuran sampel adalah dengan formula sebagai berikut :

n

Keterangan rumus : n = Besar sampel N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan absolut yang diinginkan

n

n

n =

82 orang

4.4. Metode Pengumpulan Data

(34)

Kuesioner yang dibagikan terlebih dahulu telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS. Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Jumlah sampel yang digunakan dalam uji validitas dan reliabilitas penelitian ini adalah 20 orang. Setelah uji validitas dilakukan, hanya pada soal-soal yang valid saja yang dilakukan uji reliabilitas. Hasilnya dapat dilihat pada lampiran. Oleh karena beberapa hasil uji yang didapat tidak valid, maka pakar memvalidasi kuesioner tersebut. Setelah itu, kuesioner valid dan boleh digunakan dalam penelitian (lampiran).

4.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah dirancang dan disiapkan oleh peneliti kemudian disebarkan kepada responden. Sebelum digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dari kuesioner yang dibuat agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kuesioner dibagikan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2008 dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan penelitian. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani lembar persetujuan.

4.4.2. Data Sekunder

(35)

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama

editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Tahap kedua

coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah sewaktu melakukan tabulasi dan analisa. Tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS (statistical package for social science). Tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang entry

(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Secara geografis kota Medan terletak di sebelah barat, timur dan selatanberbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, dan di sebelah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, dan terletak pada koordinat 3°30’ - 3°43’ Lintang utara dan 98° - 98°44 Bujur timur.

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan Dr. Mansyur No.5 Medan, Indonesia. Fakultas Kedokteran USU dibuka tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru dengan batas wilayah :

• Batas Utara : Jalan Dr. Mansyur, Padang Bulan.

• Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

• Batas Timur : Jalan Universitas, Padang Bulan.

• Batas Barat : Fakultas Psikologi USU.

(37)

5.1.2. Populasi Penelitian

Saat ini, Fakultas Kedokteran USU memiliki 1776 orang mahasiswa. Dari data didapatkan bahwa jumlah seluruh mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki adalah 757 orang, sedangkan mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1019 orang.

5.1.3. Karakteristik Responden

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 82 orang dengan karakteristik seperti pada tabel berikut :

Tabel 5.1. Karakteristik Jenis Kelamin Mahasiswa FK USU Angkatan

2008

Jenis Kelamin n Persentase

Laki-laki 27 32,9

Perempuan 55 67,1

Total 82 100

Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah perempuan yaitu 55 orang (67,1%) dan responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 27 orang (32,9%).

Tabel 5.2. Karakteristik Tempat Tinggal Mahasiswa FK USU Angkatan

2008

Tempat Tinggal n Persentase

Pribadi 51 62,2

Kos 31 37,8

Total 82 100

(38)

5.1.4. Pengetahuan Responden

Pengetahuan mahasiswa dinilai berdasarkan sepuluh pernyataan yang mencakup pada pengetahuan tentang makanan yang mengandung natrium dan efeknya terhadap kesehatan yang berhubungan dengan pengalaman serta informasi yang diketahui responden.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada gambar 5.1. diperoleh bahwa pengetahuan responden paling banyak berpengetahuan baik dengan jumlah responden 43 orang (52,4%), yang berpengetahuan sedang sebanyak 28 orang (34,1%) dan responden paling sedikit berpengetahuan kurang yang berjumlah 11 orang (13,4%).

Gambar 5.1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan Yang Mengandung Natrium

0 10 20 30 40 50 60

Tingkat Pengetahuan (%)

Baik

Sedang

(39)

5.1.5. Sikap Responden

Sikap mahasiswa dinilai berdasarkan sepuluh pertanyaan yang mencakup pandangan mahasiswa tentang sikap yang baik dan benar sehubungan dengan konsumsi natrium berdasarkan pengalaman serta informasi yang diketahui responden. Seperti yang dijabarkan pada gambar 5.2. diperoleh paling banyak mahasiswa bersikap dengan kategori sedang, yaitu sebanyak 43 orang (52,4%) dan responden paling sedikit bersikap dengan kategori kurang dengan jumlah 6 orang (7,3%).

Gambar 5.2. Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008

Terhadap Makanan Yang Mengandung Natrium.

0

5.1.6. Tindakan Responden

Tindakan mahasiswa dinilai berdasarkan sepuluh pertanyaan yang mencakup kebiasaan responden dalam mengkonsumsi natrium. Seperti yang dijabarkan pada gambar 5.3. diperoleh paling banyak mahasiswa bertindak dengan kategori sedang yaitu sebanyak 32 orang responden (39,0%) dan responden paling sedikit bertindak dengan kategori baik dengan jumlah 21 orang (25,6%).

Gambar 5.3. Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan

(40)

0 10 20 30 40 50

Tingkat Tindakan (%)

Baik

Sedang Kurang

5.1.7. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Responden

Hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden bertujuan untuk melihat pengaruh variabel masing-masing.

5.1.7.1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Sikap Responden

(41)

Tabel 5.3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Sikap

Tabel 5.3. menunjukkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dengan tingkat sikap responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang baik terhadap makanan yang mengandung natrium juga menunjukkan sikap responden yang baik dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium yaitu sebanyak 55,8%, sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang juga memiliki sikap yang kurang yaitu sebanyak 72,7%.

5.1.7.2. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Tindakan

Responden

Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan tingkat tindakan responden dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat sikap responden.

Tabel 5.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Tindakan

(42)

Tabel 5.4. menunjukkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dengan tingkat tindakan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang baik terhadap makanan yang mengandung natrium juga mempengaruhi tindakan responden yang baik dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium yaitu sebanyak 51,2%, sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang juga memiliki tindakan yang kurang yaitu sebanyak 63,6%.

5.1.7.3. Hubungan Tingkat Sikap dengan Tingkat Tindakan Responden

Tabulasi silang antara tingkat sikap dengan tingkat tindakan responden dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat sikap dan tingkat tindakan responden.

Tabel 5.5. Huhungan Tingkat Sikap dengan Tingkat Tindakan

Tingkat Sikap

Tingkat Tindakan

Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

(43)

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa FK USU angkatan 2008 diperoleh data yang didapat dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada 82 orang mahasiswa. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan, dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut.

5.2.1. Pengetahuan Mahasiswa FK USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan

yang Mengandung Natrium

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung ataupun melalui penyuluhan baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan dan informasi (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan responden (gambar 5.1.) diperoleh bahwa dari 82 orang responden, paling banyak memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 43 orang (52,4%). Diikuti tingkat pengetahuan sedang dengan jumlah 28 orang (34,2%) dan tingkat pengetahuan kurang dengan jumlah 11 orang (13,4%).

(44)

Hasil tabulasi silang sesuai dengan pendapat Wardlaw (1992), bahwa pengetahuan gizi sebaiknya telah ditanamkan sedini mungkin sehingga apabila seseorang telah memasuki usia remaja atau dewasa mampu memenuhi kebutuhan energi tubuhnya dengan perilaku makannya karena pengetahuan gizi sangat bermanfaat dalam menentukan makanan apa yang dikonsumsi setiap harinya. Dengan adanya pengetahuan gizi pada seseorang, maka orang tersebut dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan zat gizi yang sesuai dengan banyak kalori yang diperlukan setiap harinya dalam melakukan aktivitas dan produktivitas sehari-hari sehingga dapat dicapai kesehatan yang optimal. Hal ini didukung oleh pendapat Berg dalam Suhardjo (1989) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab timbulnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi.

5.2.2. Sikap Mahasiswa FK USU Angkatan 2008 terhadap Makanan yang

Mengandung Natrium

Menurut Rahayuningsih (2008) pemahaman ataupun pengetahuan baik dan buruk, salah atau benarnya suatu hal yang akan menentukan sistem kepercayaan seseorang sehingga akan berpengaruh terhadap sikap seseorang. Sedangkan menurut Azwar (2005), sikap terbentuk terutama atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang kita miliki dan informasi yang kita terima mengenai hal-hal tertentu. Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap responden sesuai dengan gambar 5.2. diperoleh bahwa dari 82 orang responden paling banyak memiliki tingkat sikap sedang yaitu sebanyak 43 orang (52,4%). Diikuti tingkat sikap baik dengan jumlah 33 orang (40,3%) dan tingkat sikap kurang dengan jumlah 6 orang (7,3%).

(45)

(90,2%) dan responden yang setuju untuk mengikuti acara yang memberikan informasi tentang makanan yang tinggi natrium berjumlah 65 orang (79,3%).

Dari hasil penelitian didapatkan responden suka mengkonsumsi roti daripada nasi saat sarapan berjumlah 59 orang (72,0%), hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang baik tidak membentuk sikap yang baik pula dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium. Responden mengetahui akibat yang timbul dari konsumsi natrium yang berlebihan, tetapi tidak mengetahui jenis-jenis makanan yang tinggi natrium sehingga responden tetap mengkonsumsi makanan tersebut. Berbagai makanan yang tinggi natrium seperti roti, margarin, mentega, kue, makanan kemasan (snack) dan makanan kaleng (Almatsier, 2001).

(46)

5.2.3. Tindakan Mahasiswa FK USU Angkatan 2008 terhadap Makanan

yang Mengandung Natrium

Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan responden sesuai dengan gambar 5.3. diperoleh bahwa dari 82 orang responden paling banyak memiliki tingkat tindakan sedang yaitu sebanyak 32 orang (39,0%). Diikuti tingkat tindakan kurang dengan jumlah 29 orang (35,4%) dan tingkat tindakan baik dengan jumlah 21 orang (25,6%). Tindakan yang kurang ini kemungkinan disebabkan pengetahuan mahasiswa yang kurang mengenai berbagai jenis makanan yang mengandung natrium.

Menurut Notoatmodjo (2003), secara logis sikap akan ditunjukkan dalam bentuk tindakan namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan mempunyai hubungan yang sistematis. Artinya status pengetahuan atau sikap yang baik belum tentu terwujud dalam tindakan yang baik pula (overt behavior).

Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan suatu faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan seseorang itu dapat menerapkan apa yang mereka ketahui.

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa responden yang suka mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium berjumlah 49 orang (59,8%), responden yang melakukan tindakan mencari tahu batas yang dianjurkan dalam mengkonsumsi natrium berjumlah 27 orang (32,9%), responden yang melakukan tindakan mengikuti anjuran batas dalam mengkonsumsi natrium berjumlah 30 orang (36,6%), responden yang merasa kurang nikmat jika tidak menambahkan natrium pada makanannya berjumlah 58 orang (70,7%), responden yang melakukan tindakan melarang keluarga dan teman responden yang menderita hipertensi untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium berjumlah 75 orang (91,5%), responden yang melakukan tindakan banyak minum air putih setelah mengkonsumsi natrium berjumlah 72 orang (87,8%).

(47)

Responden mengetahui akibat yang timbul dari mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium tetapi tidak mengetahui jenis-jenis makanan yang mengandung natrium sehingga masih tetap mengkonsumsinya. Sebagian besar responden juga tinggal di rumah pribadi bersama orangtua sehingga mereka mengkonsumsi makanan yang sudah disediakan tanpa ikut serta dalam menentukan jenis makanan tersebut.

(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium termasuk kelompok baik yaitu 52,4%.

2. Sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium termasuk kelompok sedang yaitu 52,4%.

3. Tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium termasuk kelompok sedang yaitu 39,0%.

4. Kelompok dengan tingkat pengetahuan yang baik memiliki tingkat sikap dan tingkat tindakan yang baik yaitu 55,8% dan 51,2%, sedangkan kelompok dengan tingkat pengetahuan yang kurang memiliki tingkat sikap dan tingkat tindakan yang kurang pula yaitu 72,7% dan 63,6%.

6.2. Saran

Berdasarkan gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium, terdapat beberapan saran yaitu:

1. Diharapkan kepada pihak universitas agar bermitra dengan Puskesmas atau BP POM untuk memberikan informasi kepada mahasiswa tentang bahan tambahan makanan terutama natrium dan berbagai makanan yang tinggi natrium.

(49)
(50)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 230-232.

Astawan, M., 2010. Atur Asupan Natrium Secara Cermat. Departemen Gizi dan Pangan Institut Pertanian Bogor.

Azwar, S., 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Irawan, M. A., 2007. Cairan Tubuh, Elektrolit, dan Mineral. Polton Sports Science and Performance Lab. Available from:

www.pssplab.com/journal/01.pdf.

Mayasari, M., 2008. Natrium, Kalium, dan Hipertensi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Available from: http://dietsehat.wordpress.com/. Muchtadi, D., 1992. Sayuran dan Buah-Buahan Turunkan Hipertensi, Institut

Pertanian Bogor.

Notoadmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

_____________, 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Andi offset.

_____________, 2005. Konsep Perilaku Kesehatan. Dalam: Promosi Kesehatan. Jakarta. Asdi Mahasatya: 43-64.

Pratomo, H., Sudarti, 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana/ Kependudukan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI PMU Pengembangan FKM di Indonesia. Rahayuningsih, S.U., 2008. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap.

Jakarta: Universitas Indonesia

Sastroasmoro, S., Sofyan Ismael, 2008. Dasar-Dasar Metode Penelitian ed. 3. Jakarta: Sagung Seto.

Sohn, E., 2010. Salt Secrets. Science News For Kids. Available from:

http://www.cssd11.k12.co.us/doi/literacy/LiteracyGrade7/7th%20LA%203rd %20Quarter/Salt%20secrets.pdf.].

(51)

Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran Disertai Aplikasi Dengan SPSS. Jakarta: Bamboedoe Communication.

Wardlaw, G.M. et al, 2004. Perspectives in Nutrition. Sixth Edition. McGraw Hill, 383-386.

Wardlaw G.M. et al, 1992. Contemporary Nutrition Issues and Insights. Mosby Year Book.

(52)

Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Nama : Alviera Yuliandra Amal Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 6 Juli 1990 Agama : Islam

Alamat : Komp. Taman Setia Budi Indah, Blok E-78 Telepon : 061-8200744 / 081361166000

Orang Tua : Ayah : Ir. H. Amal B. Pulungan, MM

Ibu : Dra. Elvi Andriani Yusuf ,M.Si.,Psikolog Riwayat Pendidikan : 1. SD Harapan 1 Medan

2. SMP Harapan 1 Medan 3. SMA Harapan 1 Medan

Riwayat Pelatihan : 1. Seminar & Workshop ”Vital Sign” SCOPH PEMA

FK USU

2. Panitia Pelaksana Khitanan Massal Sekolah Chandra Kusuma

3. National Symposium & Workshop PEMA FK USU 2011

Riwayat Organisasi : 1. Anggota SCOPH FK USU PEMA FK USU Periode 2010

(53)

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

(Informed Consent)

Assalamu’alaikum wr.wb.

Nama saya Alviera Yuliandra A., sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program

S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran

Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008

Terhadap Makanan Yang Mengandung Natrium”.

Makanan yang mengandung natrium adalah makanan yang dibumbui oleh mineral

natrium. Natrium tersebut ditambahkan dalam makanan yang diawetkan, baik sebagai pengawet

(seperti NaCl/ garam dapur, Natrium Benzoat), maupun sebagai penyedap (seperti Sodium

Glutamat atau MSG atau biasa dikenal sebagai vetsin).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan

tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2008 terhadap makanan yang

mengandung natrium.

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan

mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung

natrium. Saya akan melakukan wawancara kepada sdra/sdri mengenai:

a. Data demografi seperti usia dan jenis kelamin.

b. Perilaku terhadap makanan yang mengandung natrium dengan komponennya yaitu

pengetahuan, sikap dan tindakan.

Wawancara akan dilakukan selama sekitar 15 menit. Partisipasi Sdra/Sdri bersifat sukarela

dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan

untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Sdra/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun.

Bila Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya:

Nama : Alviera Yuliandra A.

Alamat : Komp. Taman Setia Budi Indah, Blok E-78

No. HP: 081361166000

Terima kasih kepada Sdra/Sdri yang telah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah

memahami hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Sdra/Sdri betrsedia mengisi lembar

persetujuan yang telah dilampirkan.

Hormat saya,

(54)

(Lembar Persetujuan)

Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alamat : No. Telp :

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan Yang Mengandung Natrium” dan dengan ini menyetujui untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dalam kuesioner yang tertera untuk disertakan ke dalam penelitian. Bila suatu waktu saya mengundurkan diri, tidak ada sanksi.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2011

(55)

(Kuesioner)

Kuesioner Penelitian

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung

Natrium

Petunjuk :

1. Isilah identitas pribadi Anda.

2. Pilih dan isilah jawaban yang menurut Anda benar.

No. Responden :

Data Pribadi

Nama : Umur : Alamat :

a. Rumah pribadi b. Tempat kost

A. Pengetahuan

1. Berapakah jumlah natrium yang sebaiknya dikonsumsi per hari? a. 1.100 – 3.300 mg per hari

b. 2.200 - 4.400 mg per hari c. 2.500 – 3.500 mg per hari

2. Apakah fungsi natrium?

a. Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh b. Untuk nenurunkan tekanan darah

(56)

3. Manakah di bawah ini yang merupakan makanan yang tinggi natrium? a. Sereal

b. Makanan kaleng c. Sayur

4. Apakah akibat yang timbul jika kekurangan natrium? a. Edema

b. Hipertensi

c. Kehilangan selera makan

5. Apakah akibat yang timbul jika kelebihan natrium? a. Gangguan penglihatan

b. Lemas

c. Gangguan ginjal

6. Manifestasi klinis apakah yang akan muncul jika terlalu banyak mengkonsumsi natrium?

a. Akral menjadi dingin b. Merasa lapar

c. Merasa haus

7. Apakah yang sebaiknya dihindari oleh penderita hipertensi? a. Mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium

b. Mengkonsumsi makanan yang rendah natrium c. Mengkonsumsi natrium sesuka hati

8. Manakah di bawah ini yang merupakan makanan yang mengandung Natrium bikarbonat?

a. Kue

b. Makanan kaleng

(57)

9. Manakah di bawah ini yang merupakan makanan yang mengandung Natrium benzoat?

a. Fried chicken

b. Makanan kaleng

c. French fries

10.Apakah yang sebaiknya dilakukan bila mengalami edema? a. Menambah asupan natrium

(58)

B. Sikap

No Pertanyaan Setuju Tidak Setuju 1 Menambahkan garam pada makanan

untuk meningkatkan cita rasanya 2 Lebih memilih mengkonsumsi roti

daripada nasi saat sarapan

3 Mengikuti anjuran batas dalam mengkonsumsi natrium

4 Tidak membeli makanan yang tinggi natrium untuk kesehatan

5 Mengurangi konsumsi natrium pada penderita hipertensi

6 Makanan kemasan tidak boleh mengandung natrium

7 Sebaiknya banyak minum air putih setelah mengkonsumsi makanan tinggi natrium

8 Memperhatikan label kandungan makanan

9 Membawa bekal dari rumah

(59)

C.Tindakan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah Anda suka mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium?

2 Apakah Anda mencari tahu batas yang dianjurkan dalam mengkonsumsi natrium?

3 Apakah Anda menuruti anjuran batas dalam mengkonsumsi natrium? 4 Apakah Anda melarang keluarga dan

teman-teman Anda mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium?

5 Apakah Anda merasa kurang nikmat jika tidak menambahkan natrium pada makanan Anda?

6 Apakah Anda melarang keluarga atau teman Anda yang menderita hipertensi untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium?

7 Apakah Anda banyak minum air putih setelah mengkonsumsi natrium?

8 Apakah Anda selalu menambahkan natrium pada makanan Anda?

9 Apakah Anda lebih memilih untuk membeli makanan awetan yang tahan lama?

(60)

Rincian pertanyaan Pengetahuan

No Item Pertanyaan

Pengetahuan

Benar Salah

n % n %

1. Berapakah jumlah natrium yang sebaiknya dikonsumsi per hari?

45 55,9 37 45,1

2. Apakah fungsi natrium? 79 96,3 3 3,7 3. Manakah yang merupakan

makanan yang tinggi natrium?

48 58,5 34 41,4

4. Apakah akibat yang timbul jika kekurangan natrium?

28 34,1 54 65,9

5. Apakah akibat yang timbul jika kelebihan natrium?

64 78,0 11 22,0

6. Manifestasi klinis apakah yang akan muncul jika terlalu banyak mengkonsumsi natrium?

72 87,8 10 12,2

7. Apakah yang sebaiknya dihindari oleh penderita hipertensi?

10. Apakah yang sebaiknya dilakukan bila mengalami edema?

(61)

Sikap

No Item Pertanyaan

Sikap yang Diharapkan

Sesuai Tidak Sesuai

n % n %

1. Menambahkan garam pada makanan untuk meningkatkan cita rasanya

23 28,0 59 72,0

2. Memilih mengkonsumsi roti daripada nasi saat sarapan

35 42,7 47 57,3

3. Mengikuti anjuran batas dalam mengkonsumsi natrium

73 89,0 9 11,0

4. Tidak membeli makanan yang tinggi natrium untuk kesehatan

63 76,8 19 23,2

5. Mengurang konsumsi natrium pada penderita hipertensi

80 97,6 2 2,4

6. Makanan kemasan tidak boleh mengandung natrium

36 43,9 46 56,1

7. Sebaiknya minum air putih setelah mengkonsumsi makanan tinggi natrium

72 87,8 10 12,2

8. Memperhatikan label kandungan makanan

74 90,2 8 9,8

9. Membawa bekal dari rumah 60 73,2 22 26,8 10. Mengikuti acara yang memberikan

informasitentang makanan yang tinggi natrium

(62)

Tindakan

No Item Pertanyaan

Sikap yang Diharapkan

Ya Tidak

n % n %

1. Apakah Anda suka mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium?

49 59,8 33 40,2

2. Apakah Anda mengikuti anjuran batas dalam mengkonsumsi natrium?

27 32,9 55 67,1

3. Apakah Anda menuruti anjuran batas dalam mengkonsumsi natrium?

30 36,6 52 63,4

4. Apakah Anda melarang keluarga dan teman Anda mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium?

46 56,1 36 43,9

5. Apakah Anda merasa kurang nikmat jika tidak menambahkan natrium pada makanan Anda?

58 70,7 24 29,3

6. Apakah Anda melarang keluarga atau teman Anda yang menderita hipertensi untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium?

75 91,5 7 8,5

7. Apakah Anda banyak minum air putih setelah mengkonsumsi natrium?

72 87,8 10 12,2

8. Apakah Anda selalu menambahkan natrium pada makanan Anda?

(63)

9. Apakah Anda lebih memilih untuk membeli makanan awetan yang tahan lama?

13 15,9 69 84,1

10. Apakah Anda selalu menyediakan natrium pada meja Anda?

Gambar

Gambar  3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.2.
Gambar 5.1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU Angkatan 2008
Gambar 5.2. Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008
+3

Referensi

Dokumen terkait

2 Penyimpangan ini dapat ditinjau pada tata cara pelaksanaan pernikahannya yang tidak mengikut aturan Undang-Undang pernikahan yang berlaku di Indonesia dan hanya

Menurut Solin, 2010 menjelaskan ada 7 faktor yang bisa memprediksikan rekurensi lokal dalam 10 tahun pasca terapi kanker payudara, antara lain : umur, ukuran tumor,

a.. +uatu perusahaan akan memproduksi 9 macam barang.. yang jumlahnya tidak boleh lebih dari&amp;L unit. &#34;euntungan dari kedua produk tersebut masing- masing adalah

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat dipahami bahwa penggunaan metode Problem Solving dapat membantu untuk meningkatkan berpikir kritis siswa besiswa,

Dari tabel 16 menunjukkan responden yang menjawab setuju dengan pemyataan bahwa program PEMAMIK UKSW adalah program penerimaan mahasiswa baru sebanyak 1'7 orang

Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan yaitu apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara

Obyektif iklan Gamelan United adalah untuk membangun citra gamelan sebagai instrumen musik yang dapat menjadi media berekspresi generasi muda berusaha dicapai

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok. Pertimbangan untuk nasihat lain •