• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kohesi Gramatikal dalam Surah Al-Baqarah Ayat 1 – Ayat 30

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kohesi Gramatikal dalam Surah Al-Baqarah Ayat 1 – Ayat 30"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DALAM SURAH

AL-BAQARAH AYAT 1 – AYAT 30

SKRIPSI SARJANA

OLEH

U

NUR ADIDA SITORUS

NIM. 100704018

DEPARTEMEN SASTRA ARAB

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DALAM SURAH

AL-BAQARAH AYAT 1 – AYAT 30

SKRIPSI SARJANA

OLEH

U

NUR ADIDA SITORUS

NIM. 100704018

DEPARTEMEN SASTRA ARAB

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DALAM SURAH AL-BAQARAH AYAT 1 – AYAT 30

SKRIPSI SARJANA DISUSUN

O L E H

NIM. 100704018 Pembimbing I

NUR ADIDA SITORUS

Pembimbing II

Drs. Bahrum Saleh, M.Ag

NIP. 196209191990031003 NIP. 195907201989032002

Dra. Murniati, M.Hum

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Bidang Ilmu Bahasa Arab

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTASILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB MEDAN

(4)

Disetujui oleh:

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB

Ketua,

NIP.19621204198703 2 001 Dra. Pujiati, M.Soc.Sc,Ph.D.

Sekretaris,

(5)

PENGESAHAN:

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Ilmu Bahasa pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, pada:

Tanggal :21 Oktober 2014

Hari : Selasa

Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,

NIP. 19511013 197603 1001 Dr. Syahron Lubis, M.A

No. Nama Tanda Tangan

Panitia Ujian

1. Dra. Pujiati, M.Soc.Sc, Ph.D. (...)

2. Dra. Fauziah, M.A. (...)

3. Drs. Bahrum Saleh, M. Ag (...)

4. Dra. Murniati, M. Hum (...)

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Oktober 2014

NIM. 100704018

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Kohesi Gramatikal dalam Surah

Al-Baqarah Ayat 1 – Ayat 30”, sebagai suatu karya tulis dalam memenuhi tugas

akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Departemen Sastra ArabFakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan.

Shalawat beriring salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang harus dibenahi, disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan para pembaca khususnya para peminat bahasa Arab.

Medan, Oktober 2014 Penulis,

NIM 100704018

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka sudah sepantasnyalah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

- Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Bapak Pembantu Dekan I Dr. M. Husnan Lubis, M.A, Bapak Pembantu Dekan II Drs. Syamsul Tarigan dan Bapak Pembantu Dekan III Drs. Yuddi Adrian M. M.A yang telah menyediakan sarana dan fasilitas selama perkuliahan.

- Ibu Dra. Pujiati, M.Soc.Sc.Ph.D selaku Ketua Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

- BapakDrs. Bahrum Saleh, M.Ag selaku pembimbing I dan Ibu Dra. Murniati, M.Hum selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Bapak dan Ibu selalu dalam lindunga Allah SWT.

- Ibu Dra. Khairawati M.A., Ph,D. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membimbing penulis. - Seluruh Staf Pengajar di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara, Medan yang telah mendidik penulis selama perkuliahan serta tak lupa pula Abang Andika selaku Tata Usaha Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam proses administrasi

- Orang tua tercinta Ibunda Darpina danAyahanda Maryadi Sitorus, yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungannya kepada penelitibaik secara moril maupun materil.

(9)

penulis selama menjalani pendidikan di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan.

- Teristimewa kepada kakanda Tengku Hari Nopendra,SPd., yang telah memotivasi dan menginspirasi peneliti selama masa kuliah.

- Para Alumni, Senioren, dan rekan-rekan seperjuangan yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan.

- Keluarga Besar Sastra Arab angkatan 2010 (Nurul, Ayusmi, Dila, Rani, Irma, Yuyun, Sakinah, Yusnaini, Rika, Sugi, Ayu, Yusup, Wahyu, Andi, Herman, Saidi, Habibi).

- Keluarga Besar Asrama Putri USU (Devi, Fani, Dama, Novi, Yuni, Elsa, Fitri, Faiza, Tuti, Dewi, Una, Lani, kak Fauziah, kak Fitri, kak Ade, Sanah dan teman-teman yang lain yang sudah memotivasi penulis).

- Tak lupa pula kepada adik-adik ku, Weni, Maskolo, Amel, Nindi, Sri, Zega, Jidah, Nisanfa dan lain-lain yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah membesarkan hati penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. - Akhirnya ucapan terima kasih ini penulis persembahkan kepada semua pihak

yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan yang mereka lakukan. Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh untuk dikatakan sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Oktober 2014 Penulis

NIM. 100704018

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….……i

UCAPAN TERIMA KASIH.……….…....ii

DAFTAR ISI………...iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA………...vi

DAFTAR SINGKATAN…………...………...x

ABSTRAK………..…..…...…xi

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Metode Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1.Pengertian Wacana... 7

2.2. Pengertian Kohesi....………...………...8

2.3. Jenis-Jenis Kohesi...…………..……….…....…....9

2.4. Pengertian Kohesi Gramatikal...………..……….……...9

2.4.1. Referensi...………...10

2.4.2. Substitusi... ... ...…..18

2.4.3. Elipsis ... .19

2.4.4. Konjungsi ... 20

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

3.1 Analisis Kohesi Gramatikal...24

3.2 Jumlah kohesi gramatikal dalam surah Al-Baqarah...24

3.3 Jenis kohesi gramatikal dalam surah Al-Baqarah...24

3.3.1 Referensi...24

3.3.2 Substitusi...57

(11)

BAB IV PENUTUP...77 4.1 Kesimpulan ... 77 4.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi yang digunakan dalam tesis ini adalah Pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No. 0543b /U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

Ba B Be

Ta T Te

Sa Ś Es (dengan titik di atas)

Jim J Je

Ha ḥ Ha (dengan titik di bawah)

Kha Kh Ka dan ha

Dal D De

Zal Ż Zet (dengan titik di atas)

Ra R Er

Zai Z Zet

Sin S Es
(13)

Sad Ș Es (dengan titik di bawah)

Dad ḍ De (dengan titik di bawah)

Ta ṭ Te (dengan titik di bawah)

Za ẓ Zet (dengan titik di bawah)

‘Ain ‘ Koma terbalik (di atas)

Gain G Ge

Fa F Ef

Qaf Q Ki

Kaf K Ka

Lam L El

Mim M Em

Nun N En

Waw W We

Ha H Ha

ء

Hamzah ` Apostrof

Ya Y Ye

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.

(14)

ﺓﺭﻮﻨﻤﻟﺍ ﺔﻨﻳﺪﻤﻟﺍ = al-Madīnah al-munawwarah C. Vokal

1. Vokal Tunggal

ﹷ (fathah) ditulis “a”, contoh : ﺃﺮﻗ = qara’a

ﹻ(kasrah) ditulis “i”, contoh : ﻢﺣﺭ = raḥima

ﹹ(dammah) ditulis “u”, contoh : ﺐﺘﻛ = kutubun

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap ﹷﻱ (fathah dan ya) ditulis “ai ” Contoh : ﺐﻨﻳﺯ = zainab

ﻒﻴﻛ = kaifa

Vokal rangkap ﻭ--- (fathah dan waw) ditulis “au” Contoh : ﻝﻮﺣ = ḥaula

ﻝﻮﻗ = qaulun

D. Vokal Panjang (maddah)

ﺍ--- dan ﻱ--- (fathah) ditulis “ā”, contoh : ﻡﺎﻗ = qāmaﻰﻀﻗ = qaḍā

ﻱ--- (kasrah) ditulis “ī”, contoh : ﻢﻴﺣﺭ = raḥīmun

ﻭ--- (dammah) ditulis “ū”, contoh : ﻡﻮﻠﻋ = ‘ul mun E. Ta Marbutah

a. Ta marbutah yang berharkat sukun ditransliterasikan dengan huruf “h” Contoh : ﺔﻣﺮﻜﻤﻟﺍ ﺔﻜﻣ = makkah al-mukarramah

ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻌﻳﺮﺸﻟﺍ = al-syarī‘ah al-islāmiyyah

b. Ta marbutah yang berharkat hidup ditransliterasikan dengan huruf “t” Contoh : ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻣﻮﻜﺤﻟﺍ = al-ḥukūmatu al-islāmiyyah

ﺓﺮﺗﺍﻮﺘﻤﻟﺍ ﺔﻨﺴﻟﺍ = al-sunnatu al-mutawātirah F. Hamzah

Huruf hamzah (ء) di awal kata dengan vokal tanpa didahului oleh tanda apostrof. Contoh : ﻥﺎﻤﻳﺇ = َ◌imānun

G. Lafzu al-Jalālah

(15)

Contoh : ﷲ ﺪﺒﻋ = ‘Abdullah

ﷲ ﻞﺒﺣ = ḥablullah

H. Kata Sandang “al”

1. Kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf

qamariyah maupun syamsiyah.

Contoh : ﺔﺳﺪﻘﻤﻟﺍ ﻦﻛﺎﻣﻷﺍ = al-amākinu al-muqaddasah

ﺔﻴﻋﺮﺸﻟﺍ ﺔﺳﺎﻴﺴﻟﺍ = al-siyāsah al-syar‘iyyah

2. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun merupakan nama diri.

Contoh : ﻯﺩﺭﻭﺎﻤﻟﺍ = al-Māwardi

ﺮﻫﺯﻷﺍ = al-Azhar

3. Kata sandang “al” di awal kalimat dan pada kata “Allah SWT, Qur’an” ditulis dengan huruf kapital.

(16)

DAFTAR SINGKATAN

1. SWT : Subhanahu Wa Ta’ala 2. SAW : Salallahu ‘Alaihi Wa Sallam 3. DEPDIKNAS : Departemen Pendidikan Nasional

4. DEPDIKBUD : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 5. Menteri P&K : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 6. SKB : Surat Keputusan Bersama

7. R.I : Republik Indonesi 8. DEPAG : Departemen Agama

9. No. : Nomor

10.dkk : dan kawan-kawan

(17)
(18)

ABSTRAK

Nur Adida Sitorus, 2014. Analisis Kohesi Gramatikal dalam Surah Al-Baqarah Ayat 1 sampai Ayat 30. Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Kohesi pada dasarnya mencakup kohesi gramatikal dan leksikal, akan tetapi pembahasan pada analisis ini memfokuskan pada kohesi gramatikal. Kohesi gramatikal meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Sedangkan kohesi leksikal terbagi kepada repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi.

Penelitian ini membahas (1) berapa jumlah kohesi gramatikal dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30 ? (2) apa saja jenis kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30 ? (3) apa saja jenis kohesi gramatikal yang paling dominan yang terdapat dalam surah A-Baqarah ayat 1 – ayat 30 ? Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) jumlah kohesi gramatikal dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30. (2) jenis kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30. (3) jenis kohesi gramatikal yang paling dominan yang terdapat dalam surah A-Baqarah ayat 1 – ayat 30.

Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan metode analisis deskritif .

(19)

ABSTRAK

Nur Adida Sitorus, 2014. Analisis Kohesi Gramatikal dalam Surah Al-Baqarah Ayat 1 sampai Ayat 30. Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Kohesi pada dasarnya mencakup kohesi gramatikal dan leksikal, akan tetapi pembahasan pada analisis ini memfokuskan pada kohesi gramatikal. Kohesi gramatikal meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Sedangkan kohesi leksikal terbagi kepada repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi.

Penelitian ini membahas (1) berapa jumlah kohesi gramatikal dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30 ? (2) apa saja jenis kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30 ? (3) apa saja jenis kohesi gramatikal yang paling dominan yang terdapat dalam surah A-Baqarah ayat 1 – ayat 30 ? Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) jumlah kohesi gramatikal dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30. (2) jenis kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30. (3) jenis kohesi gramatikal yang paling dominan yang terdapat dalam surah A-Baqarah ayat 1 – ayat 30.

Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan metode analisis deskritif .

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia memerlukan bahasa dalam berinteraksi.Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Bahasa selalu digunakankapanpun, dimanapun, dengan siapapun, dan dalam bentuk apapun itu. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan sebagai alat menyampaikan pikiran, gagasan, konsep ataupun perasaan karena bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Dalam kegiatan komunikasi, bahasa selalu dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan. Seiring dengan peradaban yang terus bergerak menujuglobalisasi, bahasa memiliki peranan yang pentingdalam proses komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang kaya akan kosa kata serta memiliki berbagai macam makna, seperti makna leksikal dan makna gramatikal.Bahasa berkaitan erat dengan wacana. Melalui bahasa, wacana dapat menjadi obyek peluapan segala rasa dan cermin dari penulis itu sendiri. Kridalaksana (1984:208) menyatakan, wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Dalam penulisan wacana harus diperhatikan penggunaan kohesi, yaitu keterkaitan semantis antara unsur pembentuk wacana. Kushartanti, dkk (2005:96) menyatakan, bahwa kohesi adalah keadaan unsur-unsur bahasa yang saling merujuk dan berkaitan secara semantis. Unsur-unsur kohesi dalam wacana dibagi menjadi dua, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.

Dalam bahasa Arab Al-Khuli (1982:45) mendefinisikan kohesi adalah :

ﺓﺪﺣﺍﻭ ﺔﻠﻤﺟ ﻲﻓ ﻦﻴﻳﻮﻐﻟ ﻦﻳﺮﺼﻨﻋ ﻦﻴﺑ ﺏﺫﺎﺠﺘﻟﺍ ﺔﺟﺭﺩ

:

ﻚﺳﺎﻤﺗ

(21)

Kushartanti, dkk (2005:96) kohesi gramatikal adalah hubungan semantis antarunsur yang dimarkahi alat gramatikal. Kohesi gramatikal dapat berwujud referensi atau pengacuan, subtitusi atau penyulihan, elipsis atau pelesapan, dan konjungsi atau penghubungan.

Salah satu contoh ayat dalam surah Al-Baqarah yang dimarkahi kohesi gramatikal sebagai berikut :

ْﻲِﻓ

ﻢِﻬِﺑْﻮُﻠُﻗ

َﻭ ﺎًﺿَﺮَﻣ ُﷲ ُﻢُﻫَﺩﺍَﺰَﻓ ٌﺽَﺮﱠﻣ

ْﻢُﻬَﻟ

ﺍْﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَﻤِﺑ ٌﻢْﻴِﻟَﺃ ٌﺏﺍَﺬَﻋ

َﻥْﻮُﺑِﺬْﻜَﻳ

/fī qulūbihim maraḍun fazādahumu Allahu maraḍāan wa lahum ‘aŻābun `alīmun

bimā kānū yakŻibūna/ “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah peyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta”. (Q.S. Al-Baqarah : 10).

Pada ayat di atas pronomina (ḍamir) ﻢﻫ/hum/ “mereka” yang terdapat pada

ﻢﻬﺑﻮﻠﻗ/qulūbihim/ “hati mereka” merupakan pronomina persona ke tiga jamak, pronomina (ḍamir) ﻢﻫ/hum/ “mereka” yang ke dua terdapat pada ﻢﻬﻟ/lahum/ “bagi mereka” merupakan pronomina persona ke tiga jamak, dan pronomina (ḍamir)

ﻢﻫ/hum/ “mereka” yang terdapat pada ﻥﻮﺑﺬﻜﻳ/yakŻibūna/ “mereka berdusta” merupakan pronomina persona ke tiga jamak. Dari contoh di atas pronomina (ḍamir) ﻢﻫ/hum/ “mereka” yang ada pada ayat 10 mengacu kepada ayat 6 yaitu :

ﺍْﻭُﺮَﻔَﻛ َﻦْﻳِﺬﱠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ َﻻ ْﻢُﻫْﺭِﺬْﻨُﺗ ْﻢَﻟ ْﻡَﺃ ْﻢُﻬَﺗْﺭَﺬﻧَﺃَﺃ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ٌءﺍَﻮَﺳ

/'inna al-laŻīna kafarū sawā'un `alayhim 'a 'anŻartahum 'am lam tunŻirhum lā

yu'uminūna/ “Sesungguhnya orang-orang kafir tidak berbeda bagi mereka, baik engkau memberikan peringatan kepada mereka atau tidak; mereka tidak akan beriman”. (Q.S. Al-Baqarah :6).

Dan ini dinamakan referensi yang bersifat anafora karena yang diacu lebih dahulu dituturkan sebelum pronomina.

(22)

(masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. (http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an).

Allah menyuruh manusia menghayati kandungan ayat Al-Qur’an, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an pada surat An-Nisa Surat (4):82 :

ﺍًﺮﻴِﺜَﻛ ﺎًﻓ َﻼِﺘْﺧﺍ ِﻪﻴِﻓ ﺍﻭُﺪَﺟَﻮَﻟ ِ ﱠﷲ ِﺮْﻴَﻏ ِﺪْﻨِﻋ ْﻦِﻣ َﻥﺎَﻛ ْﻮَﻟَﻭ ۚ َﻥﺁْﺮُﻘْﻟﺍ َﻥﻭُﺮﱠﺑَﺪَﺘَﻳ َﻼَﻓَﺃ

/afalā yatadabbarūna al-qur`āna walau kāna min ‘indi ghairi allahi lawajadū fīhi

ikhtilafān kașīrān/ “Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari sisi Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya”. (Q.S. Annisa : 82).

Berdasarkan penjelasan ayat tersebut sudah sepantasnya kita mengetahui makna kata dari Al-Qur’an, dan ini juga bagian dari menghayati kandungan Al- Qur’an.

Alasan peneliti memilih judul Analisis Kohesi Gramatikal adalah karena kohesi gramatikal merupakan bagian terpenting untuk mengkaji sebuah makna dalam satu teks yang terkait dengan kohesi gramatikal yang berupa referensi, substitusi, elipsis dan konjungsi. Dengan mengetahui kohesi, pembaca akan lebih mudah untuk memahami apa maksud dari teks tersebut, dengan demikian peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tentang kohesi khususnya kohesi gramatikal dalam Al-Qur’an. Alasan memilih Al-Qur’an sebagai objek kajian adalah karena Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam dan peneliti menganggap penting untuk memahami tentang makna yang terkandung dalam Al-Qur’an dan selain itu Al-Qur’an memiliki funnul lughah yang tinggi. Secara khusus dipilihnya surah Al-Baqarah karena di dalam surah ini lebih banyak terdapat kohesi gramatikal dibandingkan surah-surah yang lain, pengukuran data itu dilakukan peneliti berdasarkan Al-Qur’an player. Peneliti tidak mengkaji semua ayat yang ada pada surah Al-Baqarah karena surah Al-Baqarah ini sangat panjang yang terdiri dari 286 ayat, selain itu bentuk kata dan pronominanya hampir sama dan berulang-ulang maka dari itu peneliti hanya mengkaji ayat 1 – ayat 30.

(23)

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan, maka diperlukan adanya rumusan masalah sebagai berikut :

1. Berapa banyak jumlah kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30 ?

2. Apa saja jenis kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30 ?

3. Apa saja jenis kohesi gramatikal yang paling dominan yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui jumlah kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30.

2. Untuk mengetahui jenis kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30.

3. Untuk mengetahui jenis kohesi gramatikal yang paling dominan dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Untuk memperluas wawasan peneliti dan pembaca tentang analisis wacana khususnya kohesi gramatikal yang berhubungan dengan referensi (penunjukan), substitusi (penggantian), elipsis (penghilangan/pelepasan) dan konjungsi (kata sambung).

2. Untuk menambah daftar referensi bacaan perpustakaan Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU berkaitan dengan telaah wacana Arab.

1.5. Metode Penelitian

(24)

dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisis data dan menginterpretasikannya.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kohesi yang dikembangkan oleh Halliday dan Hasan 1976 dan beberapa pendapat ahli lainnya sebagai teori pendukung.

Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin, peneliti memakai sistem transliterasi Arab-Latin. Yaitu SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No. 0543 b/U/1987.

Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam hal ini adalah : 1. Mengumpulkan Data/ Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diambil untuk menganalisis kajian ini dengan menggunakan Al-Qur’an Al-Karim yang mempunyai beberapa bentuk antar lain yaitu :

a. Al-Qur’an dan Terjemahanya yang dikeluarkan oleh Departemen Agama RI. 2007.

b. Al-Qur’an Player 2007 2. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini bersumber dari data tulisan atau data catat. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penelusuran Kitab suci Al-Qur’an Al Karim khususnya surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30. Selanjutnya data yang telah terkumpul dicatat dan dipilah-pilah disesuaikan dengan keperluan. 3. Menganalisis data

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian terdahulu tentang kohesi Arab di Universitas Sumatera Utara yang pernah dilakukan antara lain :

1. Suci Amalia (NIM : 000704015) Tahun 2005 dengan judul “Analisis Kohesi Leksikal Wacana ‘Man Huwa Al-Irhabi’ dalam Majalah ‘Alo Indonesia’ Edisi 28, April 2002”, dimana dia menitik beratkan pada analisis kohesi leksikal yang mengacu kepada teori yang ditemukan oleh Halliday dan Hassan. Hasil dari penelitian tersebut adalah perwujudan alat kohesi leksikal dalam wacana Man Huwa Al-Irhabi antara lain : persamaan kata (sinonim) 32 buah, perlawanan kata 4 buah, perulangan kata (repetisi) 37 buah, hiponim dengan 3 superordinat, kolokusi 13 buah, dan meronim dengan satu superordinat.

2. Dra. Murniati, M.Hum (2005). Dengan judul “Alat-Alat Wacana Dalam Bahasa Arab”. Hasil dari penelititan tersebut adalah alat wacana narasi adalah pronomina sebanyak 185 sekitar 69,7% konjungsi sebanyak 80 sekitar 30,3%, jumlah seluruhnya 265. Alat wacana yang dominan di gunakan pada genre wacana argumentasi pronomina sebanyak 71 sekitar 54,6%, konjungsi 59 sekitar 45,4%. Jumlah seluruhnya 130.

3. Ardiles (NIM : 020704010) Tahun 2006 dengan judul “Analisis Kohesi Gramatikal pada Wacana ‘Jundiyyun Muslimun Dalam Buku

(26)

referensi demonstratif 24 buah, substitusi 5 buah, elipsis 1 buah dan konjungsi 52 buah.

4. Siti Hasanul Husna (NIM : 070704010) Tahun 2011 dengan judul “Analisis Referensi dalam Wacana Arab”, penelitian itu menitik beratkan pada analisis kohesi gramatikal khususnya referensi dan mengacu pada teori yang ditemukan oleh Halliday dan Hassan. Penelitian itu fokus pada keberadaan referensi endoforis : pronomina persona, referensi endoforis pronomina demonstratif, refernsi endoforis pronomina komparatif dalam wacana bahasa Arab yang berjudul ﺔﻧﺎﻣﺍ ﺐﻄﻟﺍ/Aṭ-ṭibbu Amānatu/ “kejujuran seorang dokter” Dalam Buku Qira’atu Al-‘Arabiyyatu Karya Saleh Ibnu Muhammad Malik Dkk.

2.1. Pengertian Wacana

Dalam bahasa Arab, Al-Khuli (1982:76) mengistilahkan wacana dengan kata

ﺚﻳﺪﺣ

/ḥadīŚun/ “wacana”, yaitu :

ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻖﻳﺮﻁ ﻦﻋ ﻊﻣﺎﺴﻟﺍ ﻰﻟﺍ ﻰﻨﻌﻤﻟﺍ ﻝﺎﺼﻳﺍ

:

ﺚﻳﺪﺣ

[image:26.595.202.406.521.715.2]

/ḥadīŚun īșālu al-ma’nā ilā as-sāmi’i ‘an ṭarīqi al-kalāmi/ “wacana adalah menyampaikan pesan yang bermakna kepada pendengar (pembaca) melalui bahasa atau kata-kata”.

(27)

Berdasarkan unsur-unsur yang tertera pada gambar 1 itu maka dapat disimpulkan bahwa definisi wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 1987: 26).

Deese dalam Tarigan (1987:25) menyatakan, wacana adalah seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu rasa kepaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca. Kohesi atau kepaduan itu sendiri harus muncul dari isi wacana, tetapi banyak sekali rasa kepaduan yang dirasakan oleh penyimak atau pembaca harus muncul dari cara pengutaraan atau pengutaraan wacana itu. Sementara itu, Z. Harris dalam Schiffin (2007:29) ahli bahasa pertama yang menyebut “analisis wacana” (discourse analysis)” menyatakan secara jelas bahwa wacana adalah tingkat selanjutnya dalam sebuah hirarki morfem, klausa, dan kalimat.

Menurut Halliday & Hasan dalam Pangaribuan (2008:55) wacana merupakan tuturan dalam bentuk lisan atau tulisan yang membentuk suatu kesatuan makna yang utuh.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan bagi penyimak atau pembaca.

2.2. Pengertian Kohesi

Dalam bahasa Arab, Al-Khuli (1982:45) mendefinisikan kohesi adalah :

ﺓﺪﺣﺍﻭ ﺔﻠﻤﺟ ﻲﻓ ﻦﻴﻳﻮﻐﻟ ﻦﻳﺮﺼﻨﻋ ﻦﻴﺑ ﺏﺫﺎﺠﺘﻟﺍ ﺔﺟﺭﺩ

:

ﻚﺳﺎﻤﺗ

/tamāsukun: darajatu al-tajāŻubi baina ‘unșuraini lugawiyaini fi jumlatin wāḥidatin/ “Kohesi (pertalian) adalah tingkatan saling tarik menarik antara dua unsur bahasa pada suatu kalimat”.

(28)

Sementara itu, Kushartanti, dkk. (2005:96) menyatakan bahwa, kohesi adalah keadaan unsur-unsur bahasa yang saling merujuk dan berkaitan secara semantis. Dengan kohesi, sebuah wacana menjadi padu: setiap bagian pembentuk wacana mengikat antara bagian satu dengan bagian yang lainnya.

[image:28.595.138.360.231.401.2]

2.3. Jenis-jenis Kohesi

Gambar 2 : Sarana Kohesi Halliday & Hasan, 1976 dalam Tarigan (1987 :98)

Halliday dalam Mulyana (2005:26) mengemukakan bahwa kohesi terbagi ke dalam dua aspek, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal antara lain adalah referensi, substitusi, elipsis, konjungsi sedangkan yang termasuk kohesi leksikal adalah sinonim, repetisi, kolokasi. Peneliti hanya membahas kohesi gramatikala saja dan tidak membahas kohesi leksikal.

Hal senada diungkapkan Zaimar dan Harahap (2009:116) bahwa kohesi dibagi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.

2.4. Pengertian Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal merupakan kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang diwujudkan ke dalam sistem gramatikal. Selain itu,kohesi gramatikal menggunakan unsur bahasa dalam mengikat suatu wacana. Dalam kohesi gramatikal, unsur bahasa digunakan untuk mengaitkan sebuah teks sehingga teks tersebut dapat dipahami dengan teks lainnya. Kohesi gramatikal bersifat kohesif apabila terdapat kesesuaian antar bentuk bahasa terhadap konteksnya.

(29)

referensi, substitusi, dan elipsis. Sedangkan, menurut Rani, dkk. (2004:97), kohesi gramatikal merupakan piranti atau penanda kohesi yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa.

Jenis-jenis Kohesi Gramatikal

Menurut Mulyana (2005:26), kohesi gramatikal diklasifikasikan sebagai berikut: 1) referensi (penunjukan), 2) substitusi (penggantian), 3) elipsis (penghilangan/pelepasan), dan 4) konjungsi (kata sambung).

Sehubungan dengan itu, Zaimar dan Harahap (2009:117) membagi kohesi gramatikal dalam beberapa kategori, yaitu referensi (pengacuan), substitusi (penyulihan), elipsis (pelesapan), dan konjungsi (penyambungan).

2.4.1. Referensi

Dalam bahasa Arab, Al-Khuli (1982:238) mengistilahkan referensi sebagai berikut :

ﻖﺑﺎﺳ ﻢﺳﺍ ﻰﻟﺇ ﺮﻴﻤﻀﻟﺍ ﺮﻴﺸﻳ ﺎﻤﻛ ، ﻯﺮﺧﺃ ﻰﻟﺇ ﺔﻤﻠﻛ ﺩﻮﻌﺗ ﻥﺃ

:

ﺩﺎﻨﺳﺍ ، ﻉﺎﺟﺭﺍ

/irjā’un, isnādun : `an ta’ūda kalimatan `ilā `ukhrā, kamā yasyīru al-ḍamīru `ilā

ismin sābiqin/ “Pengembalian (referensi) : mengembalikan kata kepada yang lain, seperti mengambil kata ganti dari kata benda yang mendahuluinya”.

Menurut Kushartanti, dkk. (2005:96), referensi adalah hubungan antara kata dengan objeknya. Referensi tersebut terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan sebab antara kata dan objeknya berkaitan dalam sebuah wacana. Melalui referensi, sesuatu yang belum dipahami diacu kepada sesuatu yang lain sehingga mudah dimengerti.

Referensi atau pengacuan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan yang mendahului atau mengikutinya. Acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks. Pengacuan dibedakan menjadi dua jenis yakni: (1) pengacuan endofora, apabila acuannya berada atau terdapat dalam teks wacana itu, dan (2) pengacuan eksofora, apabila acuannya berada atau terdapat di luar teks.

(30)

referensi endoforis adalah pengacuan terhadap anteseden yang terdapat di dalam teks (intratekstual), dengan menggunakan pronomina, baik pronomina persona, pronomina demonstrativa, maupun pronomina komparatif.

Menurut Rani, dkk. (2004: 99), jika yang diacu (anteseden) lebih dahulu dituturkan atau ada pada kalimat yang lebih dahulu sebelum pronomina dinamakan anafora, sedangkan anteseden yang ditemukan sesudah pronomina dinamakan katafora. Dengan kata lain jika pronomina mengacu kepada yang di belakangnya dinamakan anafora dan jika pronomina mengacu kepada yang di depannya dinamakan katafora. Baik referensi yang bersifat anafora maupun katafora menggunakan pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina komparatif.

2.4.1.1. Pronomina Persona

Sebagai alat kohesi, perujuk terdiri atas pronomina atau pengacuan persona atau kata ganti diri yang dalam bahasa Arab disebut

ﺮﻴﻤﺿ

/ḍamīr/. Al-Ghulayayni (2009 : 88) menyatakan ḍamīr sebagai berikut :

ﺮﻴﻤﻀﻟﺍ

:

ﺐﺋﺎﻏ ﻭﺃ ﺐﻁﺎﺨﻣ ﻭﺃ ﻢﻠﻜﺘﻣ ﻦﻋ ﻪﺑ ﻰﻨﻜﻳ ﺎﻣ

.

/al- ḍamīru : mā yuknī bihi ‘an mutakallimin au mukhāṭabin au ghā`ibin/ “damir adalah kata ganti yang terdiri dari sipembicara, orang yang diajak bicara dan orang yang dibicarakan”.

Definisi

ﻞﺼﺘﻤﻟﺍ ﺮﻴﻤﻀﻟﺍ

/

al- ḍamīru muttașilun/ dan pembagiannya menurut Al-Ghulayayni (2009 : 88) sebagai berikut :

ﺮﺋﺎﻤﻀﻟﺍ ﻭ،ﺮﻌﺸﻟﺍ ﺓﺭﻭﺮﺿ ﻲﻓ ﻻﺇ

(

ﻻﺇ

)

ﺪﻌﺑ ﻊﻘﻳ ﻻﻭ ،ﻪﺑ ﺃﺪﺘﺒﻳ ﻻﺎﻣ

:

ﻞﺼﺘﻤﻟﺍ ﺮﻴﻤﻀﻟﺍ

.

ﺎﻫﻭ ،ءﺎﻬﻟﺍﻭ ،ءﺎﻴﻟﺍﻭ ،ﻑﺎﻜﻟﺍﻭ ،ﻥﻮﻨﻟﺍﻭ ،ﻒﻟﻷﺍﻭ ،ﻭﺍﻮﻟﺍﻭ ،ﺎﻧﻭ ،ءﺎﺘﻟﺍ

:

ﻲﻫﻭ ﺔﻌﺴﺗ ﺔﻠﺼﺘﻤﻟﺍ

/

al- ḍamīru muttașilun : mā lā yubtada`u bihi, wa lā yuqa’u ba’da (illā) illā fi

ḍarūrati al-syi’ri, wa ḍamā`iru al-muttașilatu tis’atu wa hiya : attā`u wa nā wa al-wāwu wa al-ālifu wa al-nūnu wa al-kāfu wa al-yā`u wa al-hā`u wa hā/ “damir muttasil adalah kata ganti yang tidak terletak diawal kalimat, tidak terletak setelah kata (illia) kecuali dalam sebuah syair yang memerlukan (kata ganti tersebut), dan damir muttasil terdiri dari sembilan yaitu :

ءﺎﺗ

/tā’/,

ﺎﻧ

/

nā/,

ﻭﺍﻭ

/

wāw/,

ﻒﻟﺃ

/

ālif/,

ﻥﻮﻧ

/nūn/,

ﻑﺎﻛ

/

kāf/,

ءﺎﻳ

/

yā’/,

ءﺎﻫ

/

/,

ﺎﻫ

/

hā/”.
(31)

ﻞﺼﻔﻨﻤﻟﺍ ﺮﻴﻤﻀﻟﺍ

:

ﺪﻌﺑ ﻪﻋﻮﻗﻭ ﺢﺼﻳ ﺎﻤﻛ ،ﻪﺑ ءﺍﺪﺘﺑﻻﺍ ﺢﺼﻳ ﺎﻣ

)

ﻻﺇ

(

ﻝﺎﺣ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ

/al- ḍamīru al- munfașilu : mā yușiḥḥu al-ibtidā’u bihi, kamā yușiḥḥu wa qū’ahu

ba’da (illa) ‘alā kulli ḥālin/ “damir munfasil adalah kata ganti yang terletak diawal kalimat, sebagai mana dia juga dapat terletak setelah kata (illa)’ atas tiap-tiap keadaan”.

Klasifikasi

ﻞﺼﻔﻨﻤﻟﺍ ﺮﻴﻤﻀﻟﺍ

/

al- ḍamīru al- munfașilu/ dapat dilihat pada tabel berikut :

No. Damir Munfasil Arti

Marfu’ Mansub

1 ﻮﻫ/huwa/ ﻩﺎﻳﺇ/iyāhu/ ia seorang (lk)

2 ﻲﻫ/hiya/ ﺎﻫﺎﻳﺇ/iyāhā/ ia seoarang (pr)

3 ﺎﻤﻫ/humā/ ﺎﻤﻫﺎﻳﺇ/iyāhumā/ Ia berdua (lk/pr)

4 ﻢﻫ/hum/ ﻢﻫﺎﻳﺇ/iyāhum/ Mereka (lk)

5 ﻦﻫ/hunna/ ﻦﻫﺎﻳﺇ/iyāhunna/ Mereka (pr)

6 ﺖﻧﺃ/anta/ ﻙﺎﻳﺇ/iyāka/ Kamu seorang (lk)

7 ﺖﻧﺃ/anti/ ﻙﺎﻳﺇ/iyāki/ Kamu seorang (pr)

8 ﺎﻤﺘﻧﺃ/antumā/ ﺎﻤﻛﺎﻳﺇ/iyākumā/ Kamu berdua (lk/pr)

9 ﻢﺘﻧﺃ/antum/ ﻢﻛﺎﻳﺇ/iyākum/ Kalian (lk)

10 ﻦﺘﻧﺃ/antunna/ ﻦﻛﺎﻳﺇ/iyākunna/ Kalian (pr)

11 ﺎﻧﺃ/anā/ ﻱﺎﻳﺇ/iyāya/ Saya (lk/pr)

[image:31.595.113.517.236.562.2]

12

ﻦﺤﻧ/naḥnu/ ﺎﻧﺎﻳﺇ/iyānā/ Kami (lk/pr)

Tabel 1 : Klasifikasi kata ganti diri (ḍamīr) dalam bahasa Arab (Al-Ghulayayni, 2009:90)

Contoh referensi pronomina persona dalam surah Al-Baqarah :

َﻚِﻟَﺫ

ُﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ

َﺐْﻳَﺭ َﻻ

ِﻪْﻴِﻓ

َﻦْﻴِﻘﱠﺘُﻤْﻠﱢﻟ ﻯًﺪُﻫ

/Żālika al-kitābu lā rayba fīhi hudan lilmuttaqīna/ “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah : 2).

(32)

yang bersifat anafora karena yang diacu lebih dahulu dituturkan sebelum pronomina.

Pronomina persona merupakan deiktis yang mengacu pada orang secara berganti-ganti bergantung pada “topeng” (proposan) (Fillmore dalam Rani, dkk., 2004:100) yang sedang diperankan oleh partisipan wacana. Apakah partisipan itu sebagai pembicara (persona pertama), pendengar (persona kedua), atau yang sedang dibicarakan (persona ketiga) (cf. Kaswanti Purwo, dalam Rani, dkk 2004:100). Pronomina yang berfungsi sebagai alat kohesi adalah pronomina persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga, baik tunggal maupun jamak, baik anafora maupun katafora.

Dalam bahasa Indonesia, pronomina persona dibagi dua yaitu: pronomina takrif dan pronomina tidak takrif.

1) Pronomina takrif

Tunggal Jamak Persona pertama

Persona kedua Persona ketiga

saya, aku

kamu, engkau, anda dia, ia, beliau

kami, kita

[image:32.595.107.514.381.463.2]

kalian, kamu sekalian mereka

Tabel 2 : Klasifikasi Pronomina Persona dalam Bahasa Indonesia (Rani, 2004:100)

2) Pronomina tidak takrif: beberapa, sejumlah, sesuatu, suatu, seseorang, para, masing-masing, siapa-siapa.

Contoh pronomina persona dalam bahasa Indonesia yang anafora dan katafora sebagai berikut :

1. Firdaus, kamu harus mandi.

2. Saudara-saudara, kita harus segera menyelesaikan tugas ini. 3. Kamu sekarang harus pergi! Ayo, Cici cepatlah!

4. Berilah mereka gula-gula! Anak-anak kecil itu.

(33)

dituturkan sebelum pronomina. Sedangkan pronomina kamu dan merekamerupakan referensi yang bersifat katafora karena yang diacu ditemukan sesudah pronomina.

Menurut Halliday dan Hassan (Rani, dkk., 2004: 101), baik pronomina yang anafora maupun katafora, selain ada yang bersifat insani terdapat pula yang noninsani. Pronomina insani mengacu pada orang sedangkan pronomina persona noninsani mengacu selain manusia. Selain itu, terdapat pronomina insani (persona yang memiliki hubungan posesif (milik)). Yang dimaksud dengan pronomina persona dalam relasi posesif adalah pronomina persona yang berelasi pemilikan, baik anafora maupun katafora.

Pronomina persona dalam relasi posesif yang dilekatkan seperti –nya, ada yang terasingkan (alienable posession) dan ada yang tidak terasingkan (inalienable). Yang dimaksud posesif tidak terasingkan adalah posesif yang selalu melekat pada unsur keseluruhannya, seperti dalam hubungan pronominaayam

dengankakinya sedangkan posesif terasingkan adalah posesif yang sesuatu itu tidak melekat pada sesuatu yang lain, sepertiayamdankandangnya.

2.4.1.2. Pronomina Demonstratif

Dalam bahasa Arab pronomina demonstratif disebut dengan

ﺓﺭﺎﺷﺍ ﻢﺳﺍ

/ismu isyāratu/ sebagaimana Al-Ghulayayni (2009:97) menyebutkan definisi ism isyarah dan klasifikasinya sebagai berikut :

ﻪﻴﻟﺇ ﺭﺎﺸﻤﻟﺍ ﻥﺎﻛ ﻥﺇ ،ﺎﻫﻮﺤﻧ ﻭ ﺪﻴﻟﺎﺑ ﺔﻴﺴﺣ ﺓﺭﺎﺷﺇ ﺔﻄﺳﺍﻮﺑ ﻦﻴﻌﻣ ﻰﻠﻋ ﻝﺪﻳﺎﻣ

:

ﺓﺭﺎﺷﻹﺍ ﻢﺳﺍ

.

ﺓﺮﺿﺎﺣ ﺮﻴﻏ ﺎﺗﺍﺫ ﻭﺃ ،ﻰﻨﻌﻣ ﻪﻴﻟﺇ ﺭﺎﺸﻤﻟﺍ ﻥﺎﻛ ﺍﺫﺇ ﺔﻳﻮﻨﻌﻣ ﺓﺭﺎﺷﺇ ﻭﺃ ،ﺍﺮﺿﺎﺣ

/

ismu isyāratu : mā yadullu ‘alā mu’ayyanin biwāsaṭati isyāratin ḥisayyatin bi al-yadi wa naḥwahā, in kāna al-musyāru ilaihi ḥaḍiran, au isyāratu ma’nawiyyatu

iŻa kāna al-musyāru ilaihi ma’na, au Żātan ghaira ḥadiratin/ “ism isyarah adalah ism yang dipergunakan untuk menunjukkan sesuatu yang tertentu dengan perantara isyarat gerak tangan atau seumpamanya jika yang ditunjuk hadir (nyata) atau dengan isyarat makna jika yang ditunjuk tidak kelihatan”.

Klasifikasi

ﺓﺭﺎﺷﺍ ﻢﺳﺍ

/ismu isyāratu/ dapat dilihat pada tabel berikut :

ﺪﻴﻌﺒﻠﻟ

ﻂﺳﻮﺘﻤﻠﻟ

ﺐﻳﺮﻘﻠﻟ

(34)
[image:34.595.109.518.110.312.2]

ﻚﻨﻳﺫ

-

ﻚﻧﺍﺫ

ﻚﺋﻻﺃ

ﻚﻨﻳﺫ

-

ﻚﻧﺍﺫ

ﻚﺌﻟﻭﺃ

ﻦﻳﺬﻫ

-

ﻥﺍﺬﻫ

ءﻻﺆﻫ

ﻰﻨﺜﻣ

ﻊﻤﺟ

ﺮﻛﺬﻣ

-

ﻚﻨﻴﺗ

-

ﻚﻠﺗ

ﻚﻧﺎﺗ

ﻚﻟﻻﻭﺃ

-

ﻚﻨﻴﺗ

-

ﻚﻴﺗ

ﻚﻧﺎﺗ

ﻚﺌﻟﻭﺃ

-

ﻦﻴﺗﺎﻫ

-

ﻩﺬﻫ

ﻥﺎﺗﺎﻫ

ءﻻﻮﻫ

ﺩﺮﻔﻣ

ﻰﻨﺜﺜﻣ

ﻊﻤﺟ

ﺚﻧﺆﻣ

ﻚﻟﺎﻨﻫ

ﻢﺛ

ﻪﻨﻤﺛ

ﻙﺎﻨﻫ

ﺎﻨﻫ

ﻥﺎﻜﻤﻟﺎﺑ ﺔﺼﺘﺨﻣ

ﺐﺼﻧ

ﺮﺟﻭ

ﻊﻓﺭ

ﺐﺼﻧ

ﺮﺟﻭ

ﻊﻓﺭ

ﺐﺼﻧ

ﺮﺟﻭ

ﻊﻓﺭ

Tabel 3 : Klasifikasi Ism Isyarah Berdasarkan Jarak (Al-Ghulayayni, 2009:97)

Contoh pronomina demonstratif yang berjarak dekat, pertengahan dan jauh dalam surah Al-Baqarah sebagai berikut :

ﺎَﺑَﺮْﻘَﺗ َﻻ َﻭ ﺎَﻤُﺘْﺌِﺷ ُﺚْﻴَﺣ ًﺍﺪَﻏَﺭ ﺎَﻬْﻨِﻣ َﻼُﻛ َﻭ َﺔﱠﻨَﺠْﻟﺍ َﻚُﺟْﻭَﺯ َﻭ َﺖﻧَﺃ ْﻦُﻜْﺳﺍ ُﻡَﺩﺁ ﺎَﻳ ﺎَﻨْﻠُﻗ َﻭ

َﺓَﺮَﺠﱠﺸﻟﺎِﻫِﺬَﻫ

َﻦْﻴِﻤِﻟﺎﱠﻈْﻟﺍ َﻦِﻣ ﺎَﻧْﻮُﻜَﺘَﻓ

/wa qulnā yā `ādamu askun `anta wa zawjuka al-jannata wa kulā minhā raghadāan ḥayŚu syi`tumā wa lā taqrabā haŻihi asy-syajarata fatakūnā mina aẓ

-ẓālimīna/ “Dan Kami berfirman: "Wahai Adam ! Tinggallah engkau dan isterimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada disana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim”. (Q.S Al-Baqarah : 35).

Pada ayat 35 di atas pronomina ِﻩِﺬَﻫ/haŻihi/ “ini” merupakan pronomina demonstratif tunggal dengan jarak dekat yang mengacu kepada َﺓَﺮَﺠﱠﺸﻟﺍ /asy-syajarata/ “pohon” dan ini dinamakan pronomina yang bersifat katafora karena yang diacu ditemukan sesudah pronomina.

َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ

َﻭ ْﻢِﻬﱢﺑﱠﺭ ﻦﱢﻣ ﻯًﺪُﻫ ﻰَﻠَﻋ

َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ

َﻥْﻮُﺤِﻠْﻔُﻤْﻟﺍ ُﻢُﻫ

/'Ūlā'ika `alā hudan min rabbihim wa 'ūlā'ika humu al-mufliḥūna/ “mereka Itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Al-Baqarah : 5).

Pada ayat 5 di atas dapat dipahami bahwa hubungan antara َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ

/

'Ūlā'ika/

“mereka itulah” merupakan pronomina demonstratif jamak dengan jarak pertengahan yang mengacu kepada

ﻢﻬﺑﺭ ﻦﻣ ﻯًﺪﻫ ﻰﻠﻋ

/`alā hudan min rabbihim/
(35)

kedua juga merupakan referensi demonstratif jamak dengan jarak pertengahan yang mengacu kepada

ﻥﻮﺤﻠﻔﻤﻟﺍ ﻢﻫ

/humu al-mufliḥūna/ “merekalah orang-orang yang beruntung”.

ُﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺎَﻜِﻟَﺫ

َﻦْﻴِﻘﱠﺘُﻤْﻠﱢﻟ ﻯًﺪُﻫ ِﻪْﻴِﻓ َﺐْﻳَﺭ َﻻ

/Żālika al-kitābu lā rayba fīhi hudan lilmuttaqīna/ “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah : 2).

Pada ayat 2 di atas, َﻚِﻟَﺫ/Żālika/ “itu” merupakan pronomina demonstratif tunggal dengan jarak jauh yang mengacu kepada ُﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ/al-kitābu/ “kitab” dan ini dinamakan pronomina yang bersifat katafora karena yang diacu ditemukan sesudah promomina.

Pronomina demonstratif adalah kata deiktis yang dipakai untuk menunjuk (menggantikan) nomina. Dilihat dari segi bentuknya, pronomina demonstratif dibedakan antara lain: (1) pronomina demonstratif tunggal, sepertiinidanitu;(2) pronomina demonstratif turunan, sepertiberikutdansekian;(3) pronomina demonstratif gabungan, sepertidi sini, di situ, di sana, di sana sini; dan (4) pronomina demonstratif reduplikasi, sepertibegitu-begitu. Lyon (Rani, dkk,. 2004:102) menjelaskan bahwa dalam pronomina demonstratif,seperti juga dalam pronomina persona terdapat komponen ketertentuan, yaituyang inidan yang itu. Selain itu dalam pronomina demonstratif terdapat juga komponen berjarak dan tidak berjarak dalam hal demonstratif, baik menunjukkan sesuatu yang dekat maupun yang

jauh.

Berikut ini contoh pronomina demonstratif menunjukkan suatu yang dekat :

(a) “Dengan naik ini, tiap hari saya pergi ke kampus. (b) Sepeda motor inilah teman

setiaku dalam segala musim dan cuaca,’’ kata Bakri.

Pronomina demonstratif dekat ini pada kalimat (a) adalah mengacu secara

katafora terhadap antaseden sepeda motor pada kalimat (b).

2.4.1.3. Pronomina Komparatif

Dalam bahasa Arab pronomina komparatif dikenal dengan istilah

ﻢﺳﺍ

ﻞﻴﻀﻔﺘﻟﺍ

/ismu al-tafḍīl/. Al-Ghulayayni (2009:150) :

ﻞﻴﻀﻔﺘﻟﺍ ﻢﺳﺍ

:

ﻝﺪﺘﻟ ﻞﻌﻔﻟﺍ ﻦﻣ ﺬﺧﺆﺗ ﺔﻔﺻ

ﻰﻠﻋ ﺎﻤﻫﺪﺣﺃ ﺩﺍﺯﻭ ،ﺔﻔﺻ ﻲﻓ ﺎﻛﺮﺘﺷﺍ ﻦﻴﺌﻴﺷ ﻥﺃ ﻰﻠﻋ

ﺎﻬﻴﻓ ﺮﺧﻵﺍ

(36)

/

ismu al-tafḍīl : șifatun tu`khaŻu mina al-fi’li litadulla ‘alā ‘anna syai`aini

`isytarakā fi șifatin wazāda `aḥaduhumā ‘alā al-ākhari fihā/ “kata lebih : kata sifat yang diambil dari kata kerja untuk menunjukkan dua hal yang bersekutu di dalam kata sifat, dan salah satunya dilebihkan dari yang lain”.

Contoh referensi komparatif dalam surah Al-Baqarah sebagai berikut :

ٌﺹﺎَﺼِﻗ ُﺕﺎَﻣُﺮُﺤْﻟﺍَﻭ ِﻡﺍَﺮَﺤْﻟﺍ ِﺮْﻬﱠﺸﻟﺎِﺑ ُﻡﺍَﺮَﺤْﻟﺍ ُﺮْﻬﱠﺸﻟﺍ

ﺎَﻤِﻠْﺜِﻤِﺒِﻬْﻴَﻠَﻋ ﺍﻭُﺪَﺘْﻋﺎَﻔْﻤُﻜْﻴَﻠَﻋ ﻯَﺪَﺘْﻋﺍ ِﻦَﻤَﻓ

ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ﻯَﺪَﺘْﻋﺍ

َﻦﻴِﻘﱠﺘُﻤْﻟﺍ َﻊَﻣ َﷲ ﱠﻥَﺃ ﺍﻮُﻤَﻠْﻋﺍَﻭ َﷲ ﺍﻮُﻘﱠﺗﺍَﻭ

/asy-syahru al-ḥarāmu bisy-syahri al-ḥarāmi wa al-ḥurumātu qișāșun famani

a’tadā ‘alaykum fā’tadū ‘alayhi bimiŚli mā a`tadā ‘alaykum wa attaqū al-laha wa

a’lamū `anna Allaha ma’a al-muttaqīna/

Bulan haram dengan bulan haram, dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku hukum kisas. Oleh sebab itu barangsiapa menyerang kamu, maka seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadap kamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. (Q.S Al-Baqarah :194).

Pada ayat di atas bentuk

ﻢﻜﻴﻠﻋ ﻯﺪﺘﻋﺍ ﺎﻣ ﻞﺜﻣ

/miŚli mā a`tadā ‘alaykum/

“seimbang dengan serangannya terhadap kamu” menyatakan kualitas serangan yang terkandung dalam bentuk

ﻢﻜﻴﻠﻋ ﻯﺪﺘﻋﺍ ﻦﻣ

/man a’tadā ‘alaykum/

“barangsiapa menyerang kamu” sekaligus kualitas serangan dari yang terkandung dalam

ﻪﻴﻠﻋ ﺍﻭﺪﺘﻋﺍ

/i’tadū ‘alayhi/ “seranglah dia”. Kata

ﻞﺜﻣ

/miŚli/ “seimbang” merupakan kata pembanding terhadap kualitas serangan tersebut. Dengan demikian

ﻞﺜﻣ

/miŚli/ “seimbang” merupakan pronomina komparatif.

Contoh pronomina komparatif dalam bentuk yang lain dapat dilihat pada contoh dibawah ini :

َﻚَﻧﺎَﺤْﺒُﺳ ﺍْﻮُﻟﺎَﻗ

ﺎَﻨَﺘْﻤﱠﻠَﻋ ﺎَﻣﱠﻻِﺇﺎَﻨَﻟ َﻢْﻠِﻋ َﻻ

ُﻢْﻴِﻜَﺤْﻟﺍ ُﻢْﻴِﻠَﻌْﻟﺍ َﺖْﻧَﺃ َﻚﱠﻧِﺇ

/qālū subḥānaka lā `ilma lanā 'illā mā `allamtanā 'innaka 'anta al-`alīmu al-

ḥakīmu/ “Mereka menjawab, "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S Al-Baqarah:32).

(37)

Rani, dkk (2004:104) mendefinisikan pronomina komparatif adalah deiktis yang menjadi bandingan bagi antesedennya. Kata-kata yang termasuk katagori pronomina komparatif antara lain:sama, persis, identik, serupa, segitu serupa, selain, berbeda,dan sebagainya.

Hal senada diungkapkan Kushartanti, dkk (2005:97) referensi komparatif ditandai dengan pemakaian kata yang digunakan untuk membandingkan, seperti

sama, serupa, dan berbeda. Contoh referensi komparatif sebagai berikut : 1.Rio berusia lima tahun. Umur Dita sama dengan umur Rio.

Pada kalimat di atas kata samamengacu pada lima tahun.

2.4.2. Substitusi

Dalam bahasa Arab, Al-Khuli (1982:273) mengistilahkan substitusi dengan kata

ﻝﺍﺪﺒﺘﺳﺍ

/istibdāl/ “pergantian” yaitu :

ﻝﺍﺪﺒﺘﺳﺍ

ءﺎﻘﺑﻻﺍ ﻊﻣ ﺔﻳﻮﺤﻟﺍ ﺔﻔﻴﻅﻮﻟﺍ ﺲﻔﻧ ءﺍﺩﻷ ﺐﻴﻛﺮﺗ ﻥﺎﻜﻣ ﻭﺃ ﻯﺮﺧﺃ ﻥﺎﻜﻣ ﺔﻤﻠﻛ ﻊﺿﻭ

:

ﺔﻠﻤﺠﻟﺍ ﻰﻨﻌﻣ ﺔﻴﻟﻮﺒﻘﻣ ﻰﻠﻋ

/istibdāl : waḍa’a kalimatun makānun `ukhrā aw makānun tarkībun li`adā`in nafsa al-waẓīfati al-ḥiwayati ma’a al-abqā`i ‘alā maqbūliyati ma’na al-jumlati/

“pergantian (substitusi): meletakkan kata di tempat yang lain atau di tempat yang teratur untuk menggantikan tugas suatu kata yang terhimpun dengan yang tinggal terhadap makna kalimat yang datang”.

Contoh substitusi dalam surah Al-Baqarah :

ُﻪَﻟ ْﻞَﺑ ۖ ُﻪَﻧﺎَﺤْﺒُﺳ ۗ ﺍًﺪَﻟَﻭ ُ ﱠﷲ َﺬَﺨﱠﺗﺍ ﺍﻮُﻟﺎَﻗَﻭ

ﱞﻞُﻜِﺿْﺭَ ْﻷﺍَﻭ ِﺕﺍَﻭﺎَﻤﱠﺴﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎَﻣ

ﻥﻮُﺘِﻧﺎَﻗ ُﻪَﻟ

/wa qālū attakhaŻa Al-lahu waladāan subḥānahu bal lahu mā fī as samāwāti wa al-'Arḍi kullun lahu qānitūna/ “Dan mereka berkata, "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan milik-Nyalah apa yang ada di langit dan di bumi. Semua tunduk kepada-Nya”. (Q.S. Al-Baqarah : 116).

Pada ayat di atas dapat dilihat bahwa bentuk

ِﺽْﺭَ ْﻷﺍَﻭ ِﺕﺍَﻭﺎَﻤﱠﺴﻟﺍ ﻲِﻓ ﺎَﻣ

/mā fī

as samāwāti wa al-'arḍi/ “apa yang ada di langit dan di bumi” digantikan oleh

(38)

Menurut Halliday & Hassan (Rani, 2004:105), substitusi adalah penyulihan suatu unsur wacana dengan unsur lain yang acuannya tetap sama, dalam hubungan antarbentuk kata atau bentuk lain yang lebih besar daripada kata, seperti frase atau klausa.

Menurut Tarigan (1987:100), substitusi merupakan hubungan gramatikal, lebih bersifat hubungan kata dan makna. Substitusi dapat bersifat nominal, verbal, klausal, atau campuran; misalnya satu, sama, seperti itu, sedemikian rupa, demikian, begitu, melakukan hal yang sama.

2.4.3. Elipsis

Dalam bahasa Arab, Al-Khuli (1982:83) mengistilahkan elipsis sebagai berikut :

ﻊﻣ ﻱﻮﻐﻠﻟﺍ ﻝﺎﺼﺗﻻﺎﺑ ﺭﺍﺮﺿﻻﺍ ﻥﻭﺩ ﺔﻠﻤﺟ ﻦﻣ ﺮﺜﻛﺃ ﻭﺃ ﺓﺪﺣﺍﻭ ﺔﻤﻠﻛ ﻑﺬﺣ

:

ﻑﺬﺤﻟﺍ ﺯﺎﺠﻳﺇ

.

ﻑﻭﺬﺤﻤﻟﺍ ﻦﻴﺒﺗ ﺔﻨﻳﺮﻗ ﺩﻮﺟﻭ

/ījazu al- ḥaŻfu : ḥaŻfu kalimatin wāḥidatin `aw `akŚaru min jumlatin dūna al -iḍrāri bi al-`ittișāli al-lugawiyi ma’a wujūdin qarīnatin tubayyinu al-maḥŻūfi/

“pembuangan kata (elipsis) : pembuangan satu kata atau lebih dalam kalimat tanpa mempersempit (makna), menyambungkan bahasa dengan penyambung untuk memperjelasnya”.

Contoh elipsis dalam surah Al-Baqarah :

ﻲِﺘﱠﻳﱢﺭُﺫ ﻦِﻣَﻭ َﻝﺎَﻗ ًﺎﻣﺎَﻣِﺇ ِﺱﺎﱠﻨﻠِﻟ َﻚُﻠِﻋﺎَﺟ ﻲﱢﻧِﺇ َﻝﺎَﻗ ﱠﻦُﻬﱠﻤَﺗَﺄَﻓ ٍﺕﺎَﻤِﻠَﻜِﺑ ُﻪﱡﺑَﺭ َﻢﻴِﻫﺍَﺮْﺑِﺇ ﻰَﻠَﺘْﺑﺍ ِﺫِﺇَﻭ

َﻦﻴِﻤِﻟﺎﱠﻈﻟﺍ ﻱِﺪْﻬَﻋ ُﻝﺎَﻨَﻳ َﻻ َﻝﺎَﻗ

/wa 'iŻibtalā 'ibrāhīma rabbuhu bikalimātin fa'atammahunna qāla 'innī jā`iluka

linnāsi 'imāmāan qāla wa min Żurriyatī qāla lā yanālu `ahdī aẓ-ẓālimīna/ “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”. (Q.S. Al-Baqarah :124).

Elipsis pada ayat diatas semesti berbunyi: Dan ingatlah, ketika Ibrahim diuji oleh Tuhan nabi Ibrahim dengan beberapa kalimat lalu ia melaksanakan

kalimat-kalimat itu yaitu kalimat perintah dan larangan.Dia berfirman sesungguhnya Aku akan menjadikan kamu imam bagi seluruh manusia". Ia

berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Dia berfirman: "Janji-Ku

(39)

Menurut Kridalaksana (1984:45), elipsis adalah peniadaan kata atau satuan lain yang ujud asalnya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa.

Sementara itu Fokker (Mulyana, 2005:28), menyatakan elipsis merupakan penggantian unsur kosong (zero), yaitu unsur yang sebenarnya ada tetapi sengaja dihilangkan atau disembunyikan. Tujuan pemakaian elipsis ini, salah satunya yang terpenting ialah untuk mendapatkan kepraktisan bahasa, yaitu agar bahasa yang digunakan lebih singkat, padat dan mudah dimengerti dengan cepat. Unsur yang biasanya dilesapkan dalam suatu kalimat ialah subjek atau prediket.

2.4.4. Konjungsi

Dalam bahasa Arab, Al-Khuli (1982:53) mengistilahkan konjungsi dengan kata

ﻒﻁﺎﻋ

/āṭifun/ “penyambung(konjungsi)” yaitu :

ﻭﺃ ﻢﺳﺍ ﻰﻠﻋ ﺎﻤﺳﺍ ﻭﺃ ، ﻞﻌﻓ ﻰﻠﻋ ﻼﻌﻓ ﻒﻄﻌﺗ ﻱﺃ ﺐﺟﺍﻭ ﻉﻮﻧ ﻦﻣ ﻦﻴﺗﺪﺣﻭ ﻒﻄﻌﺗ ﺔﻤﻠﻛ

:

ﻒﻁﺎﻋ

ﺔﻠﻤﺟ ﻰﻠﻋ ﺔﻠﻤﺟ ﻭﺃ ﻑﺮﻅ ﻰﻠﻋ ﺎﻓﺮﻅ

/āṭifun : kalimatun ta’ṭifu wa ḥidataini min nau’in wājibin `ay ta’ṭifu fi’lan ‘alā fi’lin, `aw isman ‘alā ismin `aw ẓarfan ‘alā ẓarfin `aw jumlatan ‘alā jumlatin/

“penyambung :mencondongkan dua kata dari bagian yang penting, atau mengarahkan kata kerja dengan kata kerja, kata dengan kata, frasa dengan frasa atau kalimat dengan kalimat”.

Al-Ghulayaini (1992:352) membagi huruf ‘āṭaf menjadi sembilan : 1.

/wa/ “dan” untuk menjumlah

2.

ﻰﺘﺣ

/ḥattā/ “sehingga” untuk pembatas

3.

ﻞﺑ

/ball/ “tetapi” atau “bahkan” untuk menyusul 4.

/fa/ “lalu” untuk tertib dan runtun

5.

ﻭﺃ

/aw/ “atau” untuk memilih atau masih ragu-ragu 6.

/lā/ “tidak” untuk menidakkan

7.

ﻢﺛ

/Śumma/ “kemudian” untuk tertib dan tenggang waktu 8.

ﻡﺃ

/am/ “atau” untuk meminta menegaskan
(40)

Contoh konjungsi dalam surah Al-Baqarah :

ِﻪِﻗﺎَﺜﻴِﻣ ِﺪْﻌَﺑ ْﻦِﻣ ِ ﱠﷲ َﺪْﻬَﻋ َﻥﻮُﻀُﻘْﻨَﻳ َﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ

َﻭ

َﻞَﺻﻮُﻳ ْﻥَﺃ ِﻪِﺑ ُ ﱠﷲ َﺮَﻣَﺃ ﺎَﻣ َﻥﻮُﻌَﻄْﻘَﻳ

َﻭ

َﻥﻭُﺪِﺴْﻔُﻳ

َﻥﻭُﺮِﺳﺎَﺨْﻟﺍ ُﻢُﻫ َﻚِﺌَٰﻟﻭُﺃ ۚ ِﺽْﺭَ ْﻷﺍ ﻲِﻓ

/al-laŻīna yanquḍūna `ahda Allahi min ba`di mīŚāqihi wa yaqṭa`ūna mā `amara Allahu bihi `an yūşala wa yufsidūna fī al-`arḍi `ulā'ika humu al-khāsirūna/

“(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi”. (Q.S. Al-Baqarah : 27).

Pada ayat di atas konjungsi

/wa/ “dan” merupakan konjungsi makna tambahan ditemukan dua kali dalam ayat tersebut. Fungsi penggunaan dua konjungsi

/wa/ “dan” ini adalah untuk menunjukkan perluasan makna pada ayat di atas.

Selain huruf ‘āṭaf ism mausul juga termasuk dalam kategori konjungsi. Ism maushul (kata sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat.

Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang". ism maushul ini tidak dapat berdiri sendiri. Ada beberapa isim yang dapat menjadi isim mausul, yaitu:

ﺎﻣ

,

ﻦﻣ

, serta

ﻱﺬﻟﺍ

.

(http://alhusnakuwait.blogspot.com/2012/12/isim-maushul-kata-sambung.html) Al-Ghulayayni (2005:103) menyatakan ism mausul sebagai berikut :

ﻝﻮﺻﻮﻤﻟﺍ ﻢﺳﻻﺍ

:

ﻩﺪﻌﺑ ﺮﻛﺬﺗ ﺔﻠﻤﺟ ﺔﻄﺳﺍﻮﺑ ﻦﻴﻌﻣ ﻰﻠﻋ ﻝﺪﻳ ﺎﻣ

.

ﺔﻠﺻ ﺔﻠﻤﺠﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﻰﻤﺴﺗ ﻭ

ﻝﻮﺻﻮﻤﻟﺍ

.

/al-ismu al-maușūlu : mā yadullu ‘alā mu’ayyanin biwāsaṭati jumlatin tuŻkaru

ba’dahu. Wa tusamma hāŻihi al-jumlatu șilatu al-maușūlu/ “ism mausul adalah ism yang dipergunakan untuk menunjukkan makna yang jelas dengan adanya kalimat berikutnya. Dan kalimat ini disebut shilat mausul”.

(41)

kalimat maupun paragraf dengan paragraf menjadi lebih jelas bila dibandingkan dengan hubungan yang tanpa konjungsi.

Menurut Keraf (Rani, dkk., 2004:107), konjungsi dalam tata bahasa tradisional termasuk salah satu jenis kata yang digunakan untuk menghubungkan kalimat. Namun, dalam kenyataan pemakaian sehari-hari, konjungsi juga digunakan sebagai sarana untuk menghubungkan dua atau lebih ide yang tertuang dalam beberapa kalimat. Penggunaan konjungsi sebagai piranti kohesi dalam bahasa Indonesia menunjukkan pola tertentu. Konjungsi digunakan dengan mempertimbangkan logika berpikir. Penggunaan konjungsi yang tidak mempertimbangkan logika akan membuat wacana menjadi tidak apik, terutama terlihat dari kepaduannya.

Tarigan (1987:101) dalam bukunya Pengajaran Wacana membagi konjungsi sebagai berikut :

a). Konjungsi adversatif : tetapi, namun b). Konjungsi kausal : sebab, karena c). Konjungsi koordinatif : dan, atau, tetapi

d). Konjungsi korelatif : entah/entah, baik/maupun e). Konjungsi subordinatif : meskipun, kalau, bahwa f). Konjungsi temporal : sebelum, sesudah

(42)

No. Makna Submakna Realisasi Konjungsi 1 Tambahan Penambahan Dan, lagi pula, di samping itu,....

Pilihan Atau, sebagai ganti, jika tidak....lalu,... 2 Perbandingan Kesamaan Sama dengan, yakni, seperti,....

Perbedaan Tetapi, kecuali, berbeda dengan,....

3 Waktu Bersamaan Ketika, pada saat yang sama, sementara itu Berurutan Lalu, akhirnya, sesudah itu,....

4 Konsekuensi Tujuan Sampai, sehingga, supaya,....

Kondisi Lalu, jika, kalau tidak,....

Akibat Jadi, sebagai simpulan, sebab,....

Pengecualian Namun demikian, bagaimanapun, tetapi,....

Cara Dengan cara ini, dengan, (dan) lalu,...

[image:42.595.112.547.113.395.2]

Konklusif Jadi, seperti demikian, sebagai simpulan....

(43)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kohesi Gramatikal

Telaah yang dilaksanakan per-ayat agar lebih mempermudah peneliti dalam menganalisis data yang ada dalam Surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30. Semua jenis kohesi gramatikal akan disajikan dengan terstruktur.

3.2Jumlah kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1

–ayat 30.

3.3Jenis kohesi gramatikal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 1 – ayat 30.

3.3.1 Referensi

3.3.1.1Pronomina Persona terdapat pada ayat2, ayat 3, ayat 4, ayat 5, ayat 6,

ayat 7, ayat 8, ayat 9, ayat 10, ayat 11, ayat 12, ayat 13, ayat 14, ayat

15, ayat 16, ayat 17, ayat 18, ayat 19, ayat 20, ayat 21, ayat 22, ayat 23,

ayat 24, ayat 25, ayat 26, ayat 27, ayat 28, ayat 29 dan ayat 30.

1. Ayat 2

َﺐْﻳَﺭ َﻻ ُﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ َﻚِﻟَﺫ

ِﻪْﻴِﻓ

ﻯًﺪُﻫ

َﻦْﻴِﻘﱠﺘُﻤْﻠﱢﻟ

/Żālika al-kitābu lā rayba fīhi hudan lilmuttaqīna/ “Kitab (Al Qu’ran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah : 2).

Pada ayat 2 terdapat 2 (dua) pronomina persona yaitu : kata

ِﻪْﻴِﻓ

/fīhi/

“padanya” dan kata

َﻦْﻴِﻘﱠﺘُﻤْﻠﱢﻟ

/

lilmuttaqīna/ “mereka yang bertaqwa”.

Pada kata

ِﻪْﻴِﻓ

/fīhi/ “padanya” terdapat pronomina persona tunggal yang ditandai dengan

/hi/ “nya” yang melekat pada

ﻲﻓ

/fī/ “pada” yang menimbulkan makna kepunyaan pada

ُﺐَٰﺘِﻜْﻟٱ

/al-kitābu/ “kitab”, pronomina ini mengacu kepada

ُﺐَٰﺘِﻜْﻟٱ

/al-kitābu/ “kitab” dan ini dinamakan anafora karena yang diacu lebih dahulu dituturkan sebelum pronomina. Sedangkan pada kata

َﻦْﻴِﻘﱠﺘُﻤْﻠﱢﻟ

/

lilmuttaqīna/
(44)

/

al-laŻīna yu'uminūna/ “mereka yang beriman” pronomina ini dinamakan katafora karena yang diacu ditemukan sesudah pronomina.

2. Ayat 3

َﻦْﻳِﺬﱠﻟﺍ

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

َﻭ ِﺐْﻴَﻐْﻟﺎِﺑ

َﻥْﻮُﻤْﻴِﻘُﻳ

ﺎﱠﻤِﻣَﻭ َﺓَﻼﱠﺼﻟﺍ

َﻥْﻮُﻘِﻔﻨُﻴْﻤُﻫﺎَﻨْﻗَﺯَﺭ

/al-laŻīna yu'uminūna bil-ghaybi wa yuqīmūna aş-şalāata wa mimmā razaqnāhum

yunfiqūna/ “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”. (Q.S. Al-Baqarah : 3).

Pada ayat 3 terdapat 5 (lima) pronomina persona yaitu : kata

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

/yu'uminūna/, kata

َﻥْﻮُﻤْﻴِﻘُﻳ

/ yuqīmūna/ “orang-orang yang mendidirikan”, kata

َﻥْﻮُﻘِﻔﻨُﻳ

/yunfiqūna/ “mereka menafkahkan”,

ﺎَﻨْﻗَﺯَﺭ

/razaqnā/ “rezeki yang Kami berikan” dan kata

ْﻢُﻫ

/hum/ “mereka”.

Kata

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

/yu'uminūna/ “orang-orang yang beriman” dan pada kata

َﻥْﻮُﻤْﻴِﻘُﻳ

/ yuqīmūna/ “orang-orang yang mendidirikan” dan juga pada kata

َﻥْﻮُﻘِﻔﻨُﻳ

/yunfiqūna/ “mereka menafkahkan” ketiga kata ini terdapat pronomina persona ketiga jamak yang ditandai dengan

ﻭﺍﻭ

/

wāw/ dan

ﻥﻮﻧ

/ nūn/. Sedangkan pada kata

ﺎَﻨْﻗَﺯَﺭ

/razaqnā/ “rezeki yang Kami berikan” terdapat pronomina persona pertama jamak yang ditandai dengan

ﺎﻧ

/

nā/, pada kata ini juga ditemukan pronomina persona ketiga jamak yang ditandai dengan

ْﻢُﻫ

/hum/ “mereka”. Pronomina persona di atas mengacu kepada

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

َﻦْﻳِﺬﱠﻟﺍ

/

al-laŻīna yu'uminūna/ “mereka yang beriman” dan ini dinamakan anafora karena yang diacu lebih dahulu dituturkan sebelum pronominanya.

3. Ayat 4

َﻦْﻳِﺬﱠﻟﺍ َﻭ

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

ﺎَﻤِﺑ

َﻚْﻴَﻟِ َﻹِﺰْﻧُﺃ

ﺎَﻣ َﻭ

َﻝِﺰْﻧُﺃ

ﻦِﻣ

َﻚِﻠْﺒَﻗ

َﻭ

ﺎِﺑ

ِﺓَﺮِﺧ ْﻵ

َﻥْﻮُﻨِﻗْﻮُﻴْﻤُﻫ

/wa al-laŻīna yu'uminūna bimā 'unzila 'ilayka wa mā 'unzila min qablika wa

bil-'ākhirati hum yūqinūna/ “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”. (Q.S. Al-Baqarah : 4).

Pada ayat 4 terdapat 7 (tujuh) pronomina persona yaitu : kata

َﻝِﺰْﻧُﺃ

/'unzila/
(45)

beriman”, kata

َﻥْﻮُﻨِﻗْﻮُﻳ

/

yūqinūna/ “mereka yakin”,

َﻚِﻠْﺒَﻗ

/

qablika/ “sebelum kamu”, kata

َﻚْﻴَﻟِﺇ

/

'ilayka/ “kepadamu” dan kata

ْﻢُﻫ

/hum/ “mereka”.

Kata

َﻝِﺰْﻧُﺃ

/'unzila/ “telah diturunkan” yang ditemukan dua kali pada ayat empat merupakan fi’il mādi majhul dengan ketentuan memiliki ḍamīr (kata ganti)

ﻮﻫ

/huwa/ “ia” yang tersembunyi, pada kata tersebut terdapat pronomina persona ketiga tunggal yang ditandai dengan huruf

ﻒﻟﺃ

/

ālif/diawal kata. Kedua pronomina ini mengacu kepada ayat ke-tujuh yaitu

ُّﷲ

/

allah/“Allah”dan ini dinamakan katafora karena yang diacu dituturkan sesudah pronominanya. Sedangkan pada kata

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

/

yu'uminūna/ “mereka beriman” maupun pada kata

َﻥْﻮُﻨِﻗْﻮُﻳ

/

yūqinūna/ “mereka yakin” terdapat pronomina persona ketiga jamak yang ditandai dengan

ﻭﺍﻭ

/

wāw/ dan

ﻥﻮﻧ

/ nūn/. Selanjutnya pada kata

َﻚْﻴَﻟِﺇ

/

'ilayka/ “kepadamu” dan kata

َﻚِﻠْﺒَﻗ

/

qablika/ “sebelum kamu” terdapat pronomina persona kedua tunggal yang ditandai dengan

/

kā/. Selain itu kata

ْﻢُﻫ

/hum/ “mereka” juga merupakan pronomina persona ketiga jamak.Kelima pronomina ini mengacu kepada

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ َﻦْﻳِﺬﱠﻟﺍ َﻭ

/

wa al-laŻīna yu'uminūna/ “dan mereka yang beriman” dan ini dinamakan anafora karena yang diacu lebih dahulu dituturkan sebelum pronomina.

4. Ayat 5

ﻦﱢﻣ ﻯًﺪُﻫ ﻰَﻠَﻋ َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ

ْﻢِﻬﱢﺑﱠﺭ

َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ َﻭ

َﻥْﻮُﺤِﻠْﻔُﻤْﻟﺎُﻤُﻫ

/'ulā'ika `ala hudan min rabbihim wa 'ulā'ika humu al-mufliḥūna/ “Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan-nya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. Al-Baqarah : 5).

Pada ayat 5 terdapat 3 (tiga) pronomina persona yaitu : kata

ْﻢِﻬﱢﺑﱠﺭ

/

rabbihim/ “Tuhan mereka”, kata

ْﻢُﻫ

/humu/ “mereka” dan kata

َﻥْﻮُﺤِﻠْﻔُﻤْﻟﺍ

/ al-mufliḥūna/ “orang-orang yang beruntung”.

Pada kata

ْﻢِﻬﱢﺑﱠﺭ

/ rabbihim/ “Tuhan mereka” dan juga kata

ْﻢُﻫ

/humu/

“mereka” yang terdapat sesudah

َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ

/

'ulā'ika/ “mereka itulah”, pada kedua kata tersebut terdapat pronomina persona ketiga jamak yang ditandai dengan
(46)

beruntung” juga terdapat pronomina persona ketiga jamak yang ditandai dengan

ﻭﺍﻭ

/

wāw/ dan

ﻥﻮﻧ

/ nūn/. Ketiga pronomina ini mengacu kepada ayat tiga yaitu

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ َﻦْﻳِﺬﱠﻟﺍ

/

al-laŻīna yu'uminūna/ “mereka yang beriman” dan ini dinamakan pronomina anafora karena yang diacu lebih dahulu dituturkan sebelum pronominanya.

5. Ayat 6

َﻦْﻳِﺬﱠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ

ﺍْﻭُﺮَﻔَﻛ

ٌءﺍَﻮَﺳ

ْﻢُﻬَﺗْﺭَﺬﻧَﺃَﺄْﻤِﻬْﻴَﻠَﻋ

ْﻢَﻟ ْﻡَﺃ

ْﻢُﻫْﺭِﺬْﻨُﺗ

َﻻ

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

/'inna al-laŻīna kafarū sawā'un `alayhim 'a'anŻartahum 'am lam tunŻirhum lā

yu'uminūna/ “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman”. (Q.S. Al-Baqarah : 6).

Pada ayat 6 terdapat 5 (lima) pronomina persona yaitu : kata

ﺍْﻭُﺮَﻔَﻛ

/

kafarū/ “orang-orang kafir”, kata

ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ

/

`alayhim/ “atas mereka”, kata

ْﻢُﻬَﺗْﺭَﺬﻧَﺃَﺃ

/'a'anŻartahum/ “memberikan peringatan kepada mereka”, kata

ْﻢُﻫْﺭِﺬْﻨُﺗ

/tunŻirhum/

“engkau peringatkan mereka” dan kata

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

/yu'uminūna/ “mereka beriman”. Pada kata

ﺍْﻭُﺮَﻔَﻛ

/

kafarū/ “orang-orang kafir” terdapat pronomina persona ketiga jamak yang ditandai dengan

ﻭﺍﻭ

/

wāw/ dan

ﻒﻟﺃ

/

ālif/. Dan juga pada kata

ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ

/

`alayhim/ “atas mereka” dan kata

ْﻢُﻬَﺗْﺭَﺬﻧَﺃَﺃ

/'a'anŻartahum/

“memberikan peringatan kepada mereka” maupun pada kata

ْﻢُﻫْﺭِﺬْﻨُﺗ

/tunŻirhum/

“engkau peringatkan mereka” pada ketiga kata tersebut terdapat pronomina persona ketiga jamak yang ditandai dengan

ْﻢُﻫ

/hum/ “mereka”. Disamping itu pada kata

َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

/yu'uminūna/ “mereka beriman” juga terdapat pronomina persona ketiga jamak yang ditandai dengan

ﻭﺍﻭ

/

wāw/ dan

ﻥﻮﻧ

/ nūn/. Kelima pronomina pada ayat ini mengacu kepada

ﺍْﻭُﺮَﻔَﻛ َﻦْﻳِﺬﱠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ

/

'inna al-laŻīna kafarū/

“sesungguhnya orang-orang kafir” dan ini dinamakan pronomina anafora karena yang diacu lebih dahulu dituturkan sebelum pronomina.

<

Gambar

Gambar :1 Hakikat Wacana (Tarigan, 2009:26)
Gambar 2 : Sarana Kohesi Halliday & Hasan, 1976 dalam Tarigan (1987 :98)
Tabel 1 : Klasifikasi kata ganti diri (ḍamīr) dalam bahasa Arab (Al-Ghulayayni, 2009:90)
Tabel 2 : Klasifikasi Pronomina Persona dalam Bahasa Indonesia (Rani,  2004:100)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Final results showed that in all nature reserves, the top three were the Lushan Nature Reserve, the Jinggangshan Nature Reserve, the Taohongling National Nature Reserve of Sikas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi supervisi dengan gaya manajemen konflik pada perawat supervisor Rumah Sakit Pemerintah di Kota Banda Aceh..

Pada tahap perencanaan ini dijelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif ( picture and picture ) perlu dilakuakan dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan

Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam keanekaragaman yang unik dan indah. Setiap masyarakatnya memiliki adat, bahasa, kebiasaan, serta berbagai hal

DAFTAR LAMPI

Berangkat dari fenomena yang terjadi di dalam masyarakat dan para santri di Pondok Pesantren Alquran Cijantung, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat ini, penulis merasa

Hasil penelitian mengenai pola sensitivitas bakteri terhadap antibiotik pada pasien RSK polip dan non polip didapatkan bahwa sebagian besar jenis bakteri yang

Perusahaan subsektor makanan dan minuman memiliki perputaran modal kerja positif menunjukkan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan yang bersifat jangka pendek misalnya