• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sifat Fisik dan pH Hasil Pembuatan Serbuk Daun Mengkudu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Sifat Fisik dan pH Hasil Pembuatan Serbuk Daun Mengkudu"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN SIFAT FISIK DAN pH HASIL PEMBUATAN

SERBUK DAUN MENGKUDU

FAIZUL MUKLISOH

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

ABSTRAK

FAIZUL MUKLISOH. Kajian Sifat Fisik dan pH Hasil Pembuatan Serbuk Daun Mengkudu dibimbing oleh Ir. HANEDI DARMASETIAWAN MS.

Serbuk daun mengkudu merupakan salah satu alternatif formulasi obat tradisional yang bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Kualitasnya dapat dilihat dari sifat fisik (kandungan air, kerapatan, viskositas, total padatan terlarut) dan pH. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kandungan air setelah serbuk dikeringkan selama 2 jam pada suhu 600C paling tinggi yaitu 5,75% sedangkan suhu 700C adalah 4,96% dan suhu 800C adalah 3,11%. Kerapatan serbuk pada suhu 800C lebih tinggi dibandingkan yang lain, yaitu 0,315 g/cm3, suhu 700C adalah 0,361 g/cm3dan suhu 800C adalah 0,353g/cm3. Sedangkan kerapatan larutan serbuk yang tinggi adalah pada suhu 600C, yaitu 1,039 g/cm3, suhu 700C adalah 1.032 g/cm3dan suhu 800C adalah 1,022g/cm3. Viskositas larutan serbuk (serbuk : air mineral = 1:10) pada suhu 600C lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain, demikian pula pada larutan serbuk, yaitu 1,042 cP, suhu 700C adalah 1,029 cP dan suhu 800C adalah 1,023 cP. Total padatan terlarut berkorelasi dengan viskositas, sehingga nilai yang tinggi juga diperoleh pada suhu 600C, yaitu 1393 ppm, suhu 700C adalah 1290 ppm dan suhu 800C adalah 1137 ppm.Serbuk yang dilarutkan menghasilkan pH 5.34 pada suhu 600C, 5.03 pada suhu 700C dan 5.09 pada suhu 800C. Secara umum, hasil serbuk daun mengkudu yang dikeringkan pada suhu 600C lebih baik daripa suhu 700C dan 800C jika ditinjau dari perubahan warna dan tingkat kelarutannya.

(3)

KAJIAN SIFAT FISIK DAN pH HASIL PEMBUATAN SERBUK

DAUN MENGKUDU

FAIZUL MUKLISOH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Fisika

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(4)

Judul : Kajian Sifat Fisik dan pH Hasil Pembuatan Serbuk Daun Mengkudu Nama : Faizul Muklisoh

NRP : G74050779

Menyetujui Pembimbing,

(Ir. Hanedi Darmasetiawan, M.S) NIP. 19450502 197304 1 001

Mengetahui : Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Irzaman, M.Si) NIP. 19630708 199512 1 001

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang mempunyai nama lengkap Faizul Muklisoh dilahirkan di Kediri pada tanggal 25 Desember 1986 . Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Saroni dan Mudiah (Almh). Penulis menempuh pendidikan di SDN Putih (1993-1994) dan MI Miftahus Sibyan (1994-1999), MTsN Kediri 2 (1999-2002) dan melanjutkan di SMUN 5 Kediri (2002-2005). Pada tahun 2005 penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dengan Mayor Departemen Fisika dan Minor Statistika Industri.

Selama kuliah, penulis aktif dalam organisasi HIMAFI (Himpunan Mahasiswa Fisika) IPB selama 2 tahun dan Oraganisasi Mahasiswa Daerah KAMAJAYA (Keluarga Mahasiswa

Jayabaya). Selain itu juga aktif dalam kepanitiaan Workshop Theoritical Internasional” sebagai

StafKesekretariatan (2008), kepanitiaan “Intrudoction to Java programming” sebagai Seksi Acara (2007), kepanitiaan Kompetisi Fisika Pesta Sains Fakultas MIPA IPB (2007) sebagai Seksi Konsumsi, serta kepanitiaan Beasiswa Alumni HIMAJATIM (Himpunan Mahasiswa Jawa Timur) yang tergabung dalam “Tim Sembilan”. Pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti antara lain adalah Pelatihan dan Seminar PKM (Program Karya Mahasiswa) FMIPA (2009), Workshop Robot

HIεAFI (2008) dan “Foreign δanguage Club 2006” Bahasa Inggris Asrama TPB IPB (2005).

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Kajian Sifat Fisik dan pH Hasil Pembuatan Serbuk Daun εengkudu”.

Suatu perjuangan berat dan kesabaran yang luar biasa untuk menyelesaikan skripsi ini. Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada orang-orang dibelakang kami yang senantiasa memberi dukungan dan semangat selama kuliah sampai lulus :

1. Bapak Ir. Hanedi Darmasetiawan M.S selaku pembimbing skripsi, pembimbing akademik, dan penasehat bagi kami. Terimakasih untuk nasehat-nasehatnya, motivasinya, semangatnya, dan kesabarannya selama ini.

2. Bapak Kiagus Dahlan selaku pembimbing akademik dari semester 3-7. Terimakasih atas bimbingannya.

3. Bapak Dr. Agus Kartono dan Ibu Mersi Kurniati M.Si selaku dosen penguji selama kolokium sampai sidang. Terimakasih telah meluluskan kami.

4. Bapak dan ibu Dosen TPB, Departemen Fisika dan Statistika FMIPA IPB yang mengajar kami dari awal kuliah sampai lulus.

5. Bapak, Ibu (Almh), mbak izah, mas irul, adek (Alm) dan semua keluarga di Kediri. Terimakasih atas doa, semangat, kasih sayang dan kesabarannya selama ini.

6. Kepada suamiku tercinta Muhammad Syamsurizal. Terimakasih untuk kasih sayang, support, doa, kesabaran, dan kesetiaan yang begitu besar.

7. Keluarga baruku (bapak mertua, ibu mertua, mbah, dan saudara-saudaraku). Terimakasih untuk kebahagiaanya selama ini.

8. Keluarga besar om Hary (om, tante, dian, teh gita). Terimakasih menjadikan kami sebagai saudara.

9. Pak Firman, Mang jun, Mang asep, pak mus, pak maulana, pak yani, pak suharno, pak toni, bu dini, pak yahya, pak perpus MIPA, pak lab statistika dan semua karyawan IPB yang selama ini membantu kami.

10. Teman-teman angkatan 42 Fisika IPB : ahmad, aryo, azki, ijal, hartip, radot, andri, aji, hasan, agung, azam, fahmi, dahrul, cucu, mahe, surya, deni, andre, roni, amel, fitri, ais, weny, gita, neneng, nani, jessi, lili, mena, dewi, eka, mitha, linda, nita, nikhen, pipit, cinot, astri, obi.

11. Teman teman angkatan 43 Fisika dan 43 Statistika : santi, mila, fabian, ocid, camod, dll. Terimakasih untuk semuanya selama ini.

12. Kakak-kakak Fisika 40 & 41, adek-ade 44&45.

13. Mei cing, meli, tebe, teman-teman A15 ’05, teman-teman Asrama Putri TPB A2 ’05 lorong 6 terutama kamar 212, fadli, dan tile.

14. Deva, galih, fefin, fatoni, yunus, wikhdal, fikri, dan keluarga besar KAMAJAYA. Terimakasih menjadi keluarga yang menyenagkan.

15. Temen-temen kosan Bisma 2 : Mega sayang, mbak ria, mbak yuyun, fatma, mala,

sari, laras, sarah, hilda, septi, devi, una, iin, mba’e dll.

16. Terimakasih untuk pengurus Bimbel MSC Education beserta teman-teman pengajar yang memberi kesempatan kami untuk menyalurkan ilmu ke orang lain.

17. Dan semua pihak yang telah membantu dari awal kuliah sampai lulus.

Semoga skripsi ini dapat mendorong masyarakat untuk memanfaatkan daun mengkudu sebagai obat yang berguna bagi kesehatan.

Bogor, Februari 2010

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

Identifikasi Masalah... 1

Tujuan Penelitian... 1

Kegunaan Penelitian... 1

Hipotesis... 1

TINJAUAN PUSTAKA Mengkudu... 1

Serbuk... 2

Pengeringan... 3

Kandungan Air... 3

Kerapatan... 3

Total Padatan Terlarut... 3

Viskositas... 4

Derajat Keasaman (pH) ... 4

Uji Organoleptik... 4

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu penelitian... 4

Alat dan Bahan... 4

Metode Penelitian... 4

Pembuatan serbuk daun mengkudu... 4

Pembuatan larutan serbuk daun mengkudu... 5

Karakterisasi ... 5

Uji kandungan air... 5

Uji kerapatan... 5

Uji total padatan terlarut... 5

Uji viskositas... 6

Uji pH... 6

Uji organoleptik... 6

Rancangan Percobaan ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan... 7

Penelitian Utama Serbuk Daun Mengkudu Kandungan Air... 7

Kerapatan... 8

Total Padatan Terlarut... 9

Viskositas... 9

pH... 10

Organoleptik... 10

Larutan Serbuk Daun Mengkudu Kerapatan... ... 10

(8)

Halaman

Viskositas... 11

pH... 12

Organoleptik... 12

KESIMPULAN DAN SARAN... 12

Kesimpulan... 12

Saran... 13

DAFTAR PUSTAKA... 13

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Bagian tanaman, jenis senyawa fotokimia, dan manfaat mengkudu... 2

Tabel 2.Unsur yang terkandung dalam 100 mg daun mengkudu………... 2

Tabel 3. Uji organoleptik skala hedonik... 4

Tabel 4. Skala hedonik... 6

Tabel 5. Kandungan air daun mengkudu yang hilang setelah dikeringkan selama 2 jam... 7

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Daun mengkudu... 2

Gambar 2. Oven Incubator... 5

Gambar 3. Blender... 5

Gambar 4. Ayakan (Electromagnetic Sieve Shaker)... 5

Gambar 5. Diagram alir pembuatan serbuk daun mengkudu... 5

Gambar 6. TDS-meter... 6

Gambar 7. Viscometer Gilmonth... 6

Gambar 8. Hubungan antara kandungan air serbuk Daun mengkudu terhadap laman penyimpanan... 8

Gambar 9. Hubungan antara kerapatan serbuk daun mengkudu terhadap lama penyimpanan... 8

Gambar 10. Hubungan antara total padatan terlarut serbuk daun mengkudu terhadap lama penyimpanan... 9

Gambar 11. Hubungan antara viskositas serbuk daun mengkudu terhadap lama penyimpanan... 9

Gambar 12. Hubungan antara pH serbuk daun mengkudu terhadap lama penyimpanan... 10

Gambar 13. Hubungan antara kerapatan larutan daun mengkudu terhadap lama penyimpanan... 10

Gambar 14. Hubungan antara total padatan terlarut larutan daun mengkudu terhadap lama penyimpanan... 11

Gambar 15. Grafik viskositas larutan daun mengkudu terhadap lama penyimpanan... 11

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tabulasi Data Hasil Penelitian Pendahuluan

Pengukuran Kandungan Air Serbuk……….. 14

Lampiran 2. Data Hasil Karakterisasi Sifat Fisik dan pH Serbuk Daun Mengkudu……. 15

Lampiran 3. Data Hasil Uji Larutan Serbuk Daun Mengkudu………. 19

Lampiran 4. Program SAS Karakterisasi Serbuk Daun Mengkudu...………... 22

Lampiran 5. Program SAS Karakterisasi Larutan Serbuk Daun Mengkudu………. 24

Lampiran 6. Hasil Keluaran SAS Karakterisasi Serbuk Daun Mengkudu…………... 26

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mengkudu merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis. Mengkudu berperawakan perdu atau bentuk pohon kecil, tingginya 3 m – 8 m, banyak bercabang, kulit batangnya berwarna coklat, cabang-cabangnya kaku, kasar tapi mudah patah. Daunnya bertangkai, berwarna hijau tua, duduk daun bersilang, berhadapan, bentuknya bulat telur, lebar, sampai berbentuk elips, panjang daun 10 cm – 40 cm, lebar 5 cm – 17 cm, helaian daun tebal, mengkilap, tepi daun rata, ujungnya meruncing, pangkal daun menyempit, tulang daun menyirip (Djauhariya 2003).

Daun, buah, dan akar tanaman mengkudu dapat dijadikan obat batuk, sariawan, tekanan darah tinggi, cacar air, sakit pinggang, radang ginjal, dll. Daun mengkudu mengandung zat-zat yang penting bagi tubuh yang dapat digunakan sebagai obat traditional untuk berbagai macam penyakit. Daunnya mempunyai kandungan beberapa senyawa yang sama dengan buahnya, seperti glikosida. Glikosida bermanfaat untuk antikanker. Kandungan serat yang cukup tingggi bermanfaat sebagai obat penurun kadar kolesterol.

Kondisi masyarakat sekarang ini cenderung bersifat praktis, ekonomis dan serba cepat. Kondisi yang demikian itu menjadikan manusia berlomba-lomba dalam membuat berbagai macam formulasi makanan dan minuman termasuk obat-obatan. Formulasi dalam bentuk serbuk akan memudahkan masyarakat dalam mengkonsumsi bahan pangan dalam jangka waktu yang lama. Formulasi ini dapat diaplikasikan pada daun mengkudu yaitu dengan menjadikannya sebagai serbuk. Meningkatnya animo masyarakat dalam memanfaatkan mengkudu sebagai bahan perawatan, pencegahan, dan pengobatan penyakit menyebabkan komoditas ini banyak diminati.

Pemanfaatan mengkudu sebagai obat tradisional sebenarnya sudah sejak lama dikenal, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Daun mengkudu mempunyai beberapa kandungan senyawa yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional dalam bentuk serbuk. Serbuk daun mengkudu akan membantu masyarakat yang terserang penyakit untuk mengkonsumsi obat tradisional dari mengkudu dalam jangka waktu yang lama. Serbuk ini dapat dikonsumsi dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk serbuk itu sendiri

maupun dalam bentuk larutan yang terbuat dari serbuk. Penelitian kali ini akan membandingkan bentuk manakah yang baik untuk konsumsi dalam waktu yang lama dari serbuk daun mengkudu dengan melihat sifat fisik dan pH.

Identifikasi Masalah

Masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana caranya membuat serbuk daun mengkudu dan larutan serbuk daun mengkudu yang bisa dikonsumsi masyarakat dalam jangka waktu yang lama. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah membuat serbuk daun mengkudu dan larutan serbuk daun mengkudu kemudian menguji sifat fisik dan pH.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi masyarakat yang membutuhkan untuk mengobati berbagai penyakit dan ingin mengkonsumsi daun mengkudu secara praktis dan murah.

Hipotesis

Semakin lama serbuk daun mengkudu disimpan maka kandungan airnya akan semakin tinggi.

Semakin lama serbuk daun mengkudu disimpan maka kerapatannya akan semakin tinggi.

Semakin lama serbuk daun mengkudu disimpan maka pH-nya akan semakin rendah.

Semakin lama serbuk daun mengkudu disimpan maka viskositasnya akan semakin tinggi.

Semakin lama serbuk daun mengkudu disimpan maka total padatan terlarutnya akan semakin besar.

TINJAUAN PUSTAKA

Mengkudu

(12)

Gambar 1. Daun mengkudu

Klasifikasi

Filum : Angiospermae Sub Filum : Dicotyledonae Divisi : Lignosae Famili : Rubiaceae Genus : Morinda

Species : Morinda citrifolia L.

Daun mengkudu tebal dan mengkilap letaknya berhadap-hadapan. Ukuran daun besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 cm x 5-17 cm. Tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak dan pendek, urat daun menyirip. Warna hijau mengkilap, tidak berbulu. Ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segitiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizinya tinggi karena banyak mengandung vitamin A. Tabel 1. Bagian tanaman, jenis senyawa fotokimia, dan manfaat mengkudu. Bagian

Sumber : Apriyanto & Farid (2002)

Daun mengkudu mengandung protein, zat kapur, zat besi, karoten, dan askorbin. Efek

farmakologis daun mengkudu pertama kali ditemukan oleh Raj dalam Darusman (2002), bahwa ekstrak kloroform daun muda mengkudu secara in-vitro mempunyai aktivitas antihelmintik, cukup baik melawan cacing Ascaris lumbricoides.

Daun mengkudu mempunyai kandungan serat kasar sampai 33.38%. Kandungan serat daun mengkudu yang tinggi, maka berkhasiat hipokolesternik, yaitu dapat menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi (kadar kolesterol darah lebih dari 200 mg/liter) dan memiliki resiko terserang stroke maupun penyakit jantung koroner. Daun mengkudu sering digunakan untuk obat sakit perut, sakit badan sehabis melahirkan, penurun gula darah dan penurun tekanan darah.

Tabel 2. Unsur yang terkandung dalam 100 mg daun mengkudu.

Unsur yang terkandung per 100 g

Air (g) 93.70

Protein (g) 1.00

lemak (g) 0.20

Karbohidrat (g) 4.40

Serat (g) 1.10 kenampakan yang sebanding dengan produk segar, memiliki karakteristik nutrisi dan mutu organoleptik yang baik serta mempunyai stabilitas penyimpanan yang baik (Hidayat 2005).

(13)

Pengeringan

Pengeringan pada dasarnya adalah proses pemindahan atau pengeluaran kandungan air bahan hingga mencapai nilai tertentu agar kecepatan kerusakan bahan dapat diperlambat. Beberapa kendala yang berpengaruh diantaranya adalah suhu dan kelembaban udara lingkungan, kecepatan aliran udara pengering, besarnya persentase kandungan air yang ingin dijangkau, power pengeringan, efisiensi mesin pengering, dan kapasitas pengeringannya (Suharto 1991).

Pada pengeringan terjadi proses pindah kalor dan pindah massa air yang terjadi secara simultan. Kalor dibutuhkan untuk menguapkan air dari bahan yang dikeringkan, dimana medium penghantar kalor yang dibiarkan adalah udara (Broker et sekitar, dan (5) perpindahan uap air di udara.

Menurut Winarno (1980) pemanasan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan protein (denaturasi), emulsi, vitamin dan lemak. Sebagian besar bakteri dalam bentuk vegetatifnya akan mati pada suhu 82-94 0C. Menurut Kunjoko dalam Suharto (1991) walaupun di bawah 1000C (tekanan ¼ atm) air bisa berubah menjadi uap, namun demi pertimbangan-pertimbangan standar gizi (agar proteinnya tidak rusak) maka pemanasan (processing dengan mesin hingga terjadi panas) dianjurkan tidak lebih dari 850C.

Kandungan Air

Kandungan air adalah material yang hilang dari bahan pangan ketika dipanaskan pada suhu tertentu dengan cara penguapan dan pengeringan. Penurunan kandungan air bertujuan untuk menghambat pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan. Kandungan air sangat berpengaruh terhadap konsistensi bahan pangan dimana sebagian besar bahan pangan segar mempunyai kadar air 70% atau lebih. Walaupun air yang hilang dan bahan tersebut dianggap hanya air saja, namun sebenarnya termasuk juga kandungan senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) atau dipaksa keluar oleh kondisi di dalam oven pengering (Hubeis & Kadarsiman 2007) .

Kandungan air bahan pangan dapat dicari dengan rasio antara massa air bahan,

yaitu pengurangan massa bahan sebelum dikeringan dengan setelah dikeringkan terhadap massa bahan sebelum dikeringkan biasanya dinyatakan dalam persentase berat basah.

% bb = persentase kandungan air berat basah. m0 = massa bahan sebelum dikeringkan (mg).

mt = massa bahan setelah dikeringkan (mg). Kerapatan

Kerapatan didefinisikan sebagai kuantitas yang dinyatakan sebagai massa per satuan

Kerapatan (densitas bulk) adalah suatu ukuran dengan memperhitungkan jumlah udara yang terperangkap di dalam masing-masing partikel. Parameter kerapatan ini mengukur adanya pori-pori dalam tetapi tidak dapat memberikan informasi mengenai bentuk dan posisi pori-pori dalam struktur partikel. Menurut Aman (1992) nilai densitas dari berbagai makanan berbentuk bubuk umumnya antara 0,3-0,8 g/cm3.

Kerapatan bergantung pada beberapa faktor antara lain, suhu fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida tersebut. Cairan mempunyai kerapatan yang sedikit berubah pada jangkauan tekanan dan temperatur yang tinggi (Halliday & Resinck 1999).

Total Padatan Telarut

Total padatan terlarut mereprentasikan kadar gula atau kadar padatan yang terlarut dalam bahan tersebut (Winarno & Aman 1979). Analisa zat padat terlarut mengukur jumlah zat padat telarut dalam air. Jumlah zat padat telarut yang diukur adalah jumlah ion dalam larutan. Penyusun utama zat padat teerlarut dalam air alami yaitu bikarbonat, kalsium, sulfat, hydrogen, silica, klorin, magnesium, sodium, potassium, nitrogen, dan fosfor.

Viskositas

(14)

lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul (Giancoli 2001). Fluida yang berbeda jenisnya mempunyai viskositas yang berbeda pula. Viskositas dinyatakan dengan lambang η (eta). terhadap dinding pipa (cm).

Kekentalan suatu cairan dipengaruhi oleh suhu, dan besarnya tergantung pada

shear stress” dan ”shear rate”. Untuk beberapa cairan besarnya juga bergantung pada berapa lama cairan tersebut mendapatkan stress (Wirakartakusumah et al 1989).

Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen (H+). Nilai pH suatu makanan dinyatakan dalam skala 0-14. pH digunakan untuk menyatakan tingkat akan memberi peluang mikroba untuk berkembang sehingga makanan tersebut menjadi cepat busuk.

pH suatu larutan mencerminkan aktivitas kation hidrogennya, dan dinyatakan sebagai logaritma negatif dari aktivitas kation hidrogen dalam mol per liter pada suhu tertentu. Istilah pH lazimnya digunakan untuk menyatakan intensitas kondisi asam atau alkalin suatu larutan. Kalau pH antara 1 dan 7, ini merupakan kisaran asam, dan kisaran basa adalah pH 7 – 14.

pH suatu makanan dan minuman dapat berubah karena adanya pengaruh reaksi enzimatis maupun nonenzimatis. Reaksi enzimatis disebabkan karena adanya enzim tertentu yang bereaksi dengan oksigen dan udara sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme dalam suatu bahan. Reaksi enzimatis dapat dipengaruhi oleh kandungan air, suhu, kelembaban, dan lama penyimpanan. Reaksi non enzimatis dapat ditandai dengan adanya perubahan

warna pada suatu bahan karena pengolahan akibat panas.

Uji Organoleptik

Uji organoleptik merupakan suatu uji yang melibatkan panca indra manusia yang meliputi rasa, aroma dan warna. Salah satu cara pengujian organoleptik yaitu pengujian pembedaan (different test). Pengujian pembedaan terdapat uji kesukaan yang disebut uji hedonik yang akan menghasilkan tanggapan panelis tentang kesukaan atau ketidaksukaan dengan tingkatan tertentu (skala hedonik).

Tabel 3. Uji organoleptik skala haedonik.

Penerimaan Nilai

Sumber : Soekanto 1981 dalam Utami Dewi 2004

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam mulai dari bulan April 2009 dan berakhir sampai bulan Oktober 2009.

Alat dan Bahan

Bahan : daun mengkudu, akuades, air mineral, alkohol 96%.

Alat utama : blender, oven incubator, neraca analitik, TDS-meter, pH-meter, Viskometer Gilmonth.

Alat bantu : cawan porselen, pipet tetes, gelas ukur, stopwatch, pisau, loyang, kertas saring. Metode Penelitian

1. Pembuatan Serbuk Daun Mengkudu Pemilihan daun mengkudu

Daun mengkudu yang digunakan berwarna hijau tua yang seragam. Daun mengkudu harus bebas dari hama dan penyakit tumbuhan serta tidak kering.

(15)

Pencucian dilakukan pada air yang mengalir agar kotoran dan debu yang menempel pada daun hilang.

Perajangan daun mengkudu

Perajangan daun dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan dalam oven incubator. Lebar daun yang dirajang diusahakan sama agar daun dapat kering secara bersamaan.

Pengeringan daun mengkudu

Daun mengkudu yang sudah dirajang kemudian dikeringkan dalam oven incubator pada suhu 600C-800C. Pengeringan dilakukan untuk mempermudah proses penggilingan.

Gambar 2. Oven Incubator

Penggilingan daun mengkudu

Daun yang sudah kering digiling dengan blender sampai menjadi serbuk.

Gambar 3. Blender

Pengayakan

Serbuk daun yang dihasilkan diayak menggunakan ayakan dengan ukuran 150 µm sehingga terpisah antara serbuk yang halus dan kasar.

Gambar 4. Ayakan (Electromagnetic Sieve Shaker)

Gambar 5. Diagram alir pembuatan serbuk daun mengkudu.

2. Pembuatan Larutan Serbuk Daun Mengkudu

Larutan serbuk daun mengkudu dibuat dengan melarutkan serbuk daun mengkudu ke dalam air mineral. Perbandingan massa serbuk daun mengkudu terhadap air mineral adalah 1 : 10, yaitu massa 10 gram serbuk daun mengkudu dilarutkan dalam 100 cm3 air mineral. Larutan di aduk 120 kali adukan dengan kecepatan yang konstan kemudian didiamkan selama 20 menit. Kemudian disaring menggunakan kertas saring.

Karakterisasi Uji kandungan air

Kandungan air ditentukan dengan mengukur massa serbuk daun mengkudu sebelum dikeringkan di dalam oven dan setelah dikeringkan di dalam oven. Kandungan air serbuk daun mengkudu diukur pada pengeringan suhu 600C, 700C dan 800C selama 2 jam. Perumusan yang digunakan

pemilihan daun

pencucian daun

perajangan daun

pengeringan dalam oven

penggilingan dengan

pengayaka

serbuk daun

laruta n serbuk

daun

(16)

untuk menentukan kandungan air berdasarkan persamaan (1).

Uji kerapatan

Kerapatan ditentukan dengan membandingkan massa dan volum. Sampel terdiri dari serbuk daun mengkudu dan larutan daun mengkudu. Massa sampel berupa serbuk dimasukkan dalam cawan porselen yang volumnya 30 cm3 dan ditimbang menggunakan neraca analitik. Sampel berupa larutan diukur dengan memasukkan larutan ke dalam gelas ukur dengan volum 10 cm3 kemudian ditimbang massanya. Perbandingan massa dengan volum

Uji total padatan terlarut

Total padatan terlarut diukur menggunakan TDS-meter (Total Dissolved Solid). Serbuk yang diuji dilarutkan dalam air, setelah menjadi larutan maka ditaruh dalam suatu wadah dengan volum larutan adalah 5 cm3 kemudian TDS-meter dimasukkan dalam larutan. Total padatan terlarut dinyatakan dalam satuan ppm (parts per million).

Gambar 6. TDS-meter Uji viskositas

Viskositas diukur menggunakan alat Viskometer Gilmonth. Kalibrasi alat ini menggunakan air mineral untuk mengetahui waktu turunnya bola dari tera pertama sampai tera kedua diukur menggunakan stopwatch.

Gambar 7. Viscometer Gilmonth

Serbuk yang diuji dilarutkan di dalam air, setelah menjadi larutan kemudian disaring menggunakan kertas saring dan dimasukkan ke dalam viskometer tersebut. Posisi viskometer dibalik sehingga bola turun perlahan-lahan. Bola yang turun dari tanda tera pertama sampai tanda tera kedua dicatat

waktunya. Viskositas dihitung dengan membandingkan larutan air dan larutan serbuk yang diuji dengan menggunakan persamaan :

air

ηlarutan : viskositas larutan yang diuji (cP). ηair : viskositas air (1 cP).

ρair : kerapatan air (gram/cm3). ρlarutan : kerapatan larutan yang diuji

(gram/cm3).

Sumber : Budhiarti (2008)

Uji pH

Pengujian pH larutan dilakukan dengan menggunakan alat Russel RL060P portable pH-meter. pH-meter dikalibrasi menggunakan buffer pH 7. Elektroda dicelupkan di dalam buffer kemudian dilihat nilai pH yang terbaca sampai sesuai dengan nilai pH buffer tersebut. Elektroda dibersihkan menggunakan akuades dan dikeringkan dengan tisu. Elektroda yang sudah kering dicelupkan dalam larutan yang diuji untuk melihat nilai pH-nya sampai nilai tersebut stabil.

Uji organoleptik

Uji organoleptik meliputi uji warna, aroma dan rasa yang melibatkan lima panelis yang tidak terlatih. Skala hedonik yang digunakan adalah :

Tabel 4. Skala haedonik

Penerimaan Nilai

(17)

Serbuk daun mengkudu :

Faktor A adalah faktor suhu pengeringan daun mengkudu

A1 : suhu pengeringan daun 600C.

A2 : suhu pengeringan daun 700C.

A3: suhu pengeringan daun 800C.

Faktor W yaitu faktor lama penyimpanan W1 : penyimpanan pada hari-1.

Yik(l) = nilai respon pada faktor A taraf

ke-i, ulangan ke-k pada waktu pengamatan ke-l. µ = rataan umum.

Ai = pengaruh faktor A taraf ke-i. ik = komponen acak perlakuan.

Wl = pengaruh waktu pengamatan ke-l. γkl = komponen acak pengamatan.

(AW)il = pengaruh interaksi faktor A dengan

waktu penyimpanan.

ikl = komponen acak dari interaksi

waktu dengan perlakuan.

Larutan serbuk daun mengkudu Faktor B adalah faktor jenis serbuk

B1 : serbuk dari daun yang dikeringkan pada

Faktor T adalah faktor lama penyimpanan T1: penyimpanan pada hari-1.

T2 : penyimpanan pada hari-3.

T3 : penyimpanan pada hari-5 Model linier ;

Yik(l) = µ + Bi + ijk + Tl+ γkl + (BT)il+ ikl

Keterangan:

Yik(l) = nilai respon pada faktor A taraf

ke-i, ulangan ke-k pada waktu pengamatan ke-l. µ = rataan umum.

Bj = pengaruh faktor B taraf ke-i. ik = komponen acak perlakuan.

Tl = pengaruh waktu pengamatan ke-l. γkl = komponen acak pengamatan.

(BT)il = pengaruh interaksi faktor B dengan

waktu penyimpanan.

ikl = komponen acak dari interaksi

waktu dengan perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengukur berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeringkan daun mengkudu pada suhu 600C, 700C dan 800C agar diperoleh kandungan air daun lebih dari 70% . Selain itu menentukan lamanya waktu pengeringan serbuk sampai diperoleh massa yang konstan agar kandungan air serbuk daun mengkudu dibawah 14%. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan diperoleh waktu yang efektif untuk pengeringan daun mengkudu yaitu selama 2 jam. Sedangkan waktu pengeringan serbuk untuk menentukan kandungan air serbuk adalah 2 jam karena pengeringan selama 2.5-3 jam sudah menunjukkan massa yang konstan. Tabulasi data hasil pengukuran kandungan air serbuk dapat dilihat pada Lampiran 1.

Kandungan air daun mengkudu yang dikeringkan selam 2 jam dapat dilihat hasilnya pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan air daun mengkudu yang hilang setelah dikeringkan selama 2 jam.

Suhu (0C) Kandungan Air Daun Mengkudu (%)

60 76.17

70 83.87

80 87.09

Proses pengeringan daun mengkudu menghasilkan kandungan air daun yang berbeda-beda seperti yang tertera pada Tabel 5. Daun yang dikeringkan pada suhu 600C mempunyai kandungan air daun lebih rendah daripada pengeringan daun pada suhu 700C dan 800C. Hasil penelitian pendahuluan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan daun mengkudu, maka persentase kandungan airnya semakin besar. Hal ini terjadi karena pada suhu yang tinggi massa yang hilang akan semakin banyak. Penelitian Utama

Serbuk Daun Mengkudu Kandungan Air

(18)

dibuat pada suhu yang sesuai dengan pengeringan daunnya.

Hasil uji kandungan air serbuk daun mengkudu yang disimpan selama 30 hari dapat dilihat pada Gambar 8. Secara umum, kandungan air serbuk daun mengkudu mengalami peningkatan selama penyimpanan. A1 mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan air daun mengkudu pada suhu 600C rendah sehingga ketika dijadikan serbuk kandungan air serbuknya masih tinggi. Kandungan air bahan sangat berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme yang mengakibatkan pembusukan selama proses penyimpanan. Menurut Muchtadi (1989) pertumbuhan mikroba, keaktifan enzim, kerusakan oleh serangga, pengaruh pemanasan atau pendinginan, kadar air, oksigen dan sinar dipengaruhi oleh waktu. Waktu yang lebih lama akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar.

Gambar 8. Hubungan antara kandungan air serbuk daun mengkudu terhadap lama penyimpanan.

Hasil analisis sidik ragam tentang uji kandungan air dapat dilihat pada Lampiran 6. Suhu pengeringan daun, lama penyimpanan serta interaksi keduanya menghasilkan pengaruh nyata terhadap nilai kandungan air serbuk daun mengkudu. Artinya kandungan air serbuk berbeda pada suhu pengeringan daun yang berbeda. Sedangkan lama penyimpanan menyebabkan kandungan air serbuk meningkat. Suhu pengeringan dan lama penyimpanan secara bersamaan dapat menyebabkan kandungan air serbuk mengalami perubahan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa suhu pengeringan daun berbeda nyata. Artinya serbuk dari pengeringan daun pada suhu 600C, 700C, dan 800C menyebabkan nilai kandungan air serbuk berbeda nyata pada masing-masing suhu tersebut.

Kerapatan

Kerapatan makanan yang berbentuk bubuk tergantung faktor-faktor yang berhubungan seperti intensitas gaya tarik-menarik antar partikel dan ukuran partikel. Nilai kerapatan bisa berubah karena adanya faktor suhu, tekanan, dan waktu (Aman 1992).

Gambar 9. Hubungan antara kerapatan serbuk daun mengkudu terhadap lama penyimpanan.

Hasil pengukuran kerapatan serbuk dapat dilihat pada Gambar 9. Kerapatan serbuk dari hari ke-1 sampai ke-30 mengalami peningkatan. Kerapatan A3 lebih tinggi

dibandingkan A2 dan A1. A3 adalah serbuk

daun mengkudu yang dihasilkan dari pengeringan daun pada suhu 800C. Pada suhu pengeringan yang tinggi jumlah air yang hilang termasuk senyawa volatile akan semakin banyak dan jumlah udara yang terperangkap semakin sedikit sehingga partikel-partikel serbuk akan menjadi lebih rapat.

(19)

Total Padatan Terlarut (TPT)

Total padatan terlarut (TPT) adalah jumlah padatan yang dapat terlarut dalam suatu larutan, padatan tersebut bisa berupa gula (glukosa) atau yang lain.

Hasil uji TPT dapat dilihat pada Gambar 10. Nilai TPT selama penyimpanan secara umum mengalami peningkatan. Nilai TPT yang paling besar pada A1, yaitu serbuk

daun mengkudu yang dihasilkan dari pengeringan daun pada suhu 600C. Selama penyimpanan diduga ada mikroorganisme yang berkembang dalam serbuk. Mikroorganisme tersebut dapat mengeluarkan suatu zat yang mengakibatkan serbuk menjadi lunak sehingga ketika dilarutkan dalam air, jumlah padatan yang larut semakin banyak.

Gambar 10. Hubungan antara total padatan terlarut serbuk daun mengkudu terhadap lama penyimpanan.

Hasil analisis sidik ragam tentang uji TPT dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu pengeringan daun, lama penyimpanan serta interaksi antara keduanya mempunyai pengaruh yang nyata terhadap nilai TPT serbuk. Secara fisis, nilai TPT berbeda pada suhu pengeringan daun yang berbeda. Sedangkan lama penyimpanan menyebabkan TPT serbuk meningkat. Suhu pengeringan dan lama penyimpanan secara bersamaan dapat menyebabkan TPT serbuk mengalami perubahan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa suhu pengeringan daun 700C, dan 800C tidak berbeda nyata dan berbeda nyata pada suhu 600C. Artinya nilai TPT serbuk pada suhu pengeringan daun 700C dan 800C tidak mempunyai perbedaan yang nyata, tetapi nilai TPT serbuk dari pengeringan daun di 600C berbeda nyata dengan suhu 700C dan 800C.

Viskositas

Uji viskositas serbuk daun mengkudu dilakukan dengan melarutkan serbuk daun ke dalam air mineral. Hasil uji viskositas selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 11. Hubungan antara viskositas serbuk daun mengkudu terhadap lama penyimpanan.

Gambar 11 menunjukkan bahwa A1

mempunyai viskositas lebih tinggi daripada A2 dan A3 dan A1 mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Hal ini dapat disebabkan adanya pengaruh kandungan air serbuk, tingkat kelarutan, serta kerapatan larutan. Serbuk yang mempunyai kandungan air yang tinggi jika dilarutkan ke dalam air tingkat kelarutannya akan tinggi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya zat dari serbuk yang larut ke dalam air sehingga partikel-partikel dalam larutan akan menjadi lebih rapat. Faktor tersebut mengakibatkan tingkat kekentalan larutan (viskositas) semakin tinggi. Viskositas berkorelasi dengan TPT. Semakin besar TPT maka viskositasnya juga besar karena banyaknya zat yang larut dalam air menyebabkan larutan menjadi semakin kental. Berdasarkan hasil uji TPT A1 mempunyai

nilai yang paling besar dibandingkan A2 dan

A3 sehingga viskositas A1 juga besar.

Hasil analisis sidik ragam tentang uji viskositas dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu pengeringan daun dan lama penyimpanan mempunyai pengaruh nyata terhadap nilai viskositas. Sedangkan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap nilai viskositas. Secaara fisis, viskositas dari serbuk yang dilarutkan berbeda pada suhu yang berbeda. Sedangkan lama penyimpanan menyebabkan viskositas mengalami peningkatan. Suhu pengeringan dan lama penyimpanan secara bersamaan tidak dapat menyebabkan viskositas mengalami perubahan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa suhu pengeringan daun 700C, dan 800C tidak berbeda nyata dan berbeda nyata pada suhu pengeringan 600C. Hal ini berarti nilai viskositas serbuk dari pengeringan daun di suhu 700C dan 800C tidak berbeda nyata. Nilai viskositas serbuk dari pengeringan daun di suhu 600C berbeda nyata dengan suhu 700C dan 800C.

(20)

Keaktifan maksimum dari enzim pada umumnya terletak antara pH 4-8 atau disekitar pH 6. Sedangkan kapang dapat tumbuh pada pH 2-8,5 dan khamir ada di selang antar 4-4.5 (Winarno 1991).

Gambar 12. Hubungan antara pH serbuk daun mengkudu terhadap lama penyimpanan.

Gambar 12 menunjukkan bahwa selama penyimpanan pH serbuk semakin menurun. A2 dan A3 mempunyai nilai pH

yang hampir sama. Sedangkan A1 mempuyai

nilai pH paling tinggi. Penurunan nilai pH selama penyimpanan dapat disebabkan oleh terjadinya reaksi enzimatis dalam serbuk yang dipengaruhi oleh kandungan air dari serbuk. Selama penyimpanan serbuk berinteraksi dengan udara atau oksigen dalam wadahnya, sehingga menyebabkan nilai pH-nya semakin menurun.

Hasil analisis sidik ragam tentang viskositas dapat dilihat pada Lampiran 6. Suhu pengeringan daun, lama penyimpanan serta interaksi antara keduanya mempunyai pengaruh yang nyata terhadap nilai pH. Artinya nilai pH berbeda pada suhu pengeringan daun yang berbeda. Sedangkan lama penyimpanan menyebabkan pH serbuk menurun. Suhu pengeringan dan lama penyimpanan secara bersamaan dapat menyebabkan pH serbuk mengalami perubahan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa suhu pengeringan daun berbeda nyata. Artinya serbuk dari daun yang dikeringkan pada suhu 600C, 700C, dan 800C menyebabkan nilai pH berbeda nyata pada masing-masing suhu.

Organoleptik

Uji organoleptik menggunakan 5 panelis yang tidak terlatih. Pengujian yang dilakukan meliputi uji warna, aroma dan rasa dengan skala 1-5 dan penerimaan sangat tidak suka – sangat suka. Pengujian warna serbuk secara umum mengalami penurunan selama penyimpanan. Hal ini disebabkan adanya

perubahan warna serbuk selama penyimpanan. Serbuk dari daun yang dikeringkan pada suhu 600C berwarna hijau muda dan setelah disimpan berubah menjadi hijau pucat.

Sedangkan serbuk yang dikeringkan pada suhu 700C dan 800C berwarna hijau kecoklatan dan setelah disimpan berubah menjadi kecoklatan. Pengujian aroma A1 pada

hari ke-1 sampai hari ke-20 mengalami kenaikan tetapi pada hari ke-30 mengalami penurunan. Sedangakan untuk A2 dan A3

Pada hari ke-1 sampai ke-30 penilaian panelis menurun. Hal ini dapat disebabkan adanya perubahan aroma selama penyimpanan yang semakin lama semakin tengik. Pengujian rasa yang dilakukan secara umum mengalami kenaikan. Hasil uji organoleptik (warna, aroma dan rasa) dari lima panelis lebih menyukai A1, yaitu serbuk yang dibuat dari

daun yang dikeringkan pada suhu 600C.

Larutan Daun Mengkudu Kerapatan

Hasil pengukuran kerapatan larutan dapat dilihat pada Gambar 13. Secara umum kerapatan larutan mengalami peningkatan selama penyimpanan. Kerapatan paling besar peningkatannya terjadi pada B1, yaitu larutan

dari serbuk yang dibuat dari daun hasil pengeringan pada suhu 600C. Nilai kerapatan larutan tinggi dapat disebabkan oleh banyaknya zat dalam serbuk yang larut dalam air sehingga partikel-partikel larutan semakin rapat. Selama penyimpanan terdapat mikroorganisme termasuk kapang yang berkembang dan merusak struktur larutan serbuk. Hal ini menyebabkan kerapatan larutan meningkat karena mikroorganisme termasuk kapang tersebut mengakibatkan partikel-partikel larutan menjadi lebih rapat.

Gambar 13. Hubungan antara kerapatan larutan daun mengkudu terhadap lama penyimpanan.

(21)

7. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis serbuk dan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kerapatan larutan. Sedangkan interaksi antara keduanya tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap nilai kerapatan larutan. Secara fisis maksudnya adalah kerapatan larutan dari serbuk berbeda menghasilkan nilai yang berbeda. Lama penyimpanan menyebabkan kerapatan larutan meningkat. Interaksi antara jenis serbuk dan lama penyimpanan menyebabkan nilai kerapatan larutan berubah. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa jenis serbuk berbeda nyata. Artinya nilai kerapatan larutan dari serbuk yang dihasilkan pada pengeringan daun di suhu 600C, 700C, dan 800C berbeda satu sama lain.

Total Padatan Terlarut (TPT)

Total padatan terlarut merupakan agregat dari karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat dan garam-garam lainnya dari Ca, Mg, Na, K, dan senyawa lainnya. Hasil uji total padatan terlarut selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Hubungan antara total padatan terlarut larutan daun mengkudu terhadap lama penyimpanan.

Gambar 14 menunjukkan bahwa TPT dari larutan mengalami peningkatan selama penyimpanan. Nilai TPT yang paling besar adalah pada B1, yaitu larutan yang dibuat dari

serbuk daun mengkudu hasil pengeringan pada suhu 600C. Tingkat kelarutan B1 lebih

tinggi daripada yang lainnya berarti gaya tarik menarik antar partikel serbuk dengan partikel air lebih besar daripada yang lainnya. Kemampuan melarut bergantung pada gaya tarik partikel zat terlarut dengan partikel pelarutnya.

Hasil analisis sidik ragam tentang TPT dapat dilihat pada Lampiran 7. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis serbuk, lama penyimpanan serta interaksi antara keduanya mempunyai pengaruh yang nyata terhadap nilai TPT larutan. Secara fisis maksudnya

adalah TPT larutan dari serbuk berbeda menghasilkan nilai yang berbeda. Lama penyimpanan menyebabkan TPT larutan meningkat. Interaksi antara jenis serbuk dan lama penyimpanan menyebabkan nilai TPT mengalami perubahan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa jenis serbuk berbeda nyata. Artinya adalah nilai TPT larutan dari serbuk yang dihasilkan pada pengeringan daun di suhu 600C, 700C, dan 800C berbeda satu sama lain.

Viskositas

Gambar 15. Hubungan antara viskositas larutan daun mengkudu terhadap lama penyimpanan.

Gambar 15 menunjukkan bahwa B1 mempunyai viskositas yang paling besar. Hal ini sesuai dengan nilai kerapatan dan TPT-nya. Pada uji kerapatan dan TPT perlakuan B1

mempunyai nilai yang paling besar dibandingkan B2 dan B3 sehingga viskositas

B1 juga besar. Selama penyimpanan viskositas

larutan meningkat karena terjadi reaksi enzimatis dimana larutan beroksidasi sehingga mikroorganisme berkembang dalam larutan. Mikroorganisme tersebut diduga mengeluarkan zat yang menyebabkan kerapatan larutan menjadi meningkat. Apabila kerapatan meningkat maka viskositas juga meningkat.

(22)

yang dihasilkan pada pengeringan daun di suhu 600C dan 700C nilai viskositasnya tidak berbeda nyata, tetapi nilai viskositas larutan dari serbuk yang dihasilkan pada pengeringan daun di suhu 800C berbeda.

pH

Menurut Vieira (1996), nilai pH mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Setiap mikroba memiliki rentangan nilai pH dimana mereka dapat hidup dengan baik dan dimana mereka tidak dapat hidup sama sekali. Mikroba banyak tumbuh dengan baik pada pH yang mendekati netral yaitu 5-8.

Gambar 16. Hubungan antara pH larutan daun mengkudu terhadap lama penyimpanan.

Gambar 16 diatas menunjukkan bahwa selama penyimpanan pH larutan serbuk semakin menurun (menuju ke asam). B1 mengalami penurunan yang signifikan

pada penyimpanan hari ke-3 dan ke-5. Serbuk yang digunakan untuk membuat larutan pada B1 mempunyai kandungan air serbuk yang

tinggi. Kandungan air serbuk tersebut dapat mempengaruhi reaksi enzimatis dalam larutan pada saat penyimpanan. Kandungan air yang tinggi menyebabkan kerapatan larutan juga tinggi. Jika kerapatan larutan tinggi maka akan semakin banyak partikel larutan yang berinteraksi dengan udara atau oksigen sehingga larutan akan mengalami penurunan pH yang cukup signifikan.

Hasil analisis sidik ragam tentang pH larutan dapat dilihat pada Lampiran 7. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis serbuk, lama penyimpanan serta interaksi antara keduanya mempunyai pengaruh yang nyata terhadap nilai pH larutan. Artinya adalah serbuk yang berbeda pembuatannya jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan nilai pH yang berbeda. Lama penyimpanan dapat menyebabkan nilai pH semakin menurun. Interaksi antara jenis serbuk dan lama penyimpanan menimbulkan perubahan nilai. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa

jenis serbuk tidak berbeda nyata. Artinya adalah nilai pH larutan dari serbuk yang dihasilkan pada pengeringan daun di suhu 600C, 700C, dan 800C tidak berbeda nyata pada masing-masing suhu.

Organoleptik

Uji organoleptik menggunakan skala 1-5 dengan penerimaan sangat tidak suka – sangat suka. Pengujian warna larutan secara umum mengalami penurunan selama penyimpanan. Hal ini disebabkan adanya perubahan warna larutan yang semakin lama semakin keruh. Pengujian aroma secara umum pada hari ke-3 mengalami kenaikan tetapi pada hari ke-5 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan aroma larutan semakin lama semakin tengik. Pengujian rasa hanya dilakukan pada hari ke-1 dan ke-3, pada hari ke-5 tidak dilakukan karena larutan pada hari ke-5 sudah mulai tumbuh kapang sehingga tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Secara umum penilaian panelis terhadap rasa dari hari ke-1 dan ke-3 mengalami penurunan. Hal ini mungkin karena adanya perubahan rasa larutan yang semakin asam.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa suhu pengeringan daun pembuatan serbuk dan faktor penyimpanan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap sifat fisik serta pH serbuk dan larutan serbuk daun mengkudu. Artinya suhu pengeringan daun dan lama penyimpanan dapat menyebabkan perubahan nilai dari sifat fisik dan pH serbuk dan larutan serbuk daun mengkudu. Sifat fisik meliputi kerapatan, kandungan air, total padatan terlarut, viskositas.

Berdasarkan hasil uji sifat fisik dan pH yang dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3 maka serbuk daun mengkudu kurang baik disimpan dalam bentuk larutan serbuk karena hanya bertahan kurang dari 5 hari penyimpanan. Sedangkan penyimpanan dalam bentuk serbuk sampai 30 hari hasilnya masih baik. Secara umum, serbuk daun mengkudu dari daun yang dikeringkan pada suhu 600C adalah paling baik dibandingkan dengan yang lain terutama ditinjau dari perubahan warna dan tingkat kelarutannya.

(23)

Pada penelitian selanjutnya disarankan melakukan pengeringan daun mengkudu dengan metode yang berbeda. Pengujian warna perlu dilakukan juga selama penyimpanan.

DAFTAR PUSTAKA

[Depdikbud]. 1989. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Depaertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Pusat Antar Universitas Teknologi Pangan dan Gizi. Bogor : IPB

Bangun A, Saworno B. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Budhiarti L. 2008. Karakterisasi Fisik dan pH pada Pembuatan Serbuk Tomat Apel [skripsi]. Bogor : FMIPA, IPB.

Djauhari E. 2003. Mengkudu (Morinda citrilia) Tanaman Obat Potensial. Perkembangan Teknologi TRO. 15(1):17-28. Giancoli DC. 2001. Fisika Ed ke-5. Hilarius Wibi H, editor. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Physics 5th ed.

Halliday D, Resnick R. 1999. FisikaEd ke-3. Silaban P, Sucipto E, penerjemah. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Physics 3rd ed. Hidayat N. 2005. Tekno Pangan Minuman Berkarbonasi dari Sari Buah Segar. Surabaya : Trubus Agrisarana.

Hubeis M, Kadarisman D. 2007. Pengendalian Mutu pada Industri Pangan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Hutabarat TS. 2005. Koefisien Difusi Tepung Beras pada Suhu dan Kelembaban Udara Lingkungan yang Berbeda [skripsi]. Bogor : FMIPA, IPB.

Matjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan. Bogor : IPB Press. Puspitasari IM. 2007. Formulasi Sediaan Granul Efervesen Sari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) Rasa Gula Asam Sebagai Food Suplement. Jatinangor : Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.

Saeni MS. 1989. Kimia Lingkungan. Bogor : IPB.

Suharto. 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta : PT. Melton Putra.

Utami R. 2004. Pengaruh Bahan Penstabil Klorofil dan Perlakuan Blanching Daun Suji (Pleomele angustifilia) terhadap Kualitas Sari Lidah Buaya. JIPTUMMPP.

Vieira E.R. 1996. Elementary Food Science. Fourth edition. Chapman and Hall. New York.

Wan MY, Su C. 2001. Cancer Preventive Effect of Morinda citrifolia (Noni).Ann Acad. Sci Dec. 952 : 161-168.

Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Winarno, Fardiaz S, Fardiaz D. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: PT. Gramedia.

Wirakartakusumah MA, Abdullah K, Syarif AM. 1992. Sifat Fisik Pangan. Bogor : Depdikbud IPB.

Wirakartakusumah MA, Hermanianto D, Andarwulan N. 1989. Prinsip Teknik Pangan. Bogor : Depdikbud IPB.

(24)

Lampiran 1. Tabulasi Data Hasil Penelitian Pendahuluan Pengukuran Kandungan Air Serbuk

Suhu

(0 C ) Ulangan

Massa awal (gram)

Massa setelah 1 jam (gram)

Massa setelah 2

jam (gram)

Massa setelah 2.5 jam (gram)

Massa setelah 3 jam (gram)

Kandungan air (%) Selama 2

jam

60

A 0.5192 0.4906 0.4885 0.4882 0.4880 5.9129

B 0.5149 0.4859 0.4849 0.4843 0.4843 5.8264

C 0.5108 0.4812 0.4808 0.4800 0.4799 5.8731

rata-rata 5.8708

70

A 0.5189 0.4986 0.4976 0.4974 0.4975 4.1048

B 0.5176 0.4989 0.4983 0.4969 0.4966 3.7287

C 0.5134 0.4945 0.4937 0.4921 0.4920 3.8371

rata-rata 3.8902

80

A 0.5000 0.4829 0.4839 0.4833 0.4834 3.2200

B 0.5096 0.4943 0.4936 0.4936 0.4936 3.1397

C 0.5071 0.4919 0.4909 0.4907 0.4907 3.1946

(25)

Lampiran 2. Data hasil karakterisasi sifat fisik dan ph serbuk daun mengkudu Tabel 1. Lampiran 2. Data hasil uji kandungan air serbuk daun mengkudu

Perlakuan Ulangan Kandungan Air (%)

W1 W2 W3 W4

A1

A 6.2902 6.1832 7.2059 8.9022

B 5.5963 6.1234 7.2912 9.3818

C 5.3682 6.0939 7.2295 9.2262

rata-rata 5.7515 6.1335 7.2422 9.1701

A2

A 4.8193 5.2249 6.0517 5.7123

B 5.0642 5.5514 5.5762 5.9852

C 5.0077 5.6225 5.8655 5.9957

rata-rata 4.9637 5.4663 5.8311 5.8977

A3

A 2.8628 5.2239 5.3820 5.5529

B 3.4600 5.3113 5.4278 5.5892

C 3.0216 5.0930 5.5842 5.5229

rata-rata 3.1148 5.2094 5.4647 5.5550

Tabel 2. Lampiran 2. Data hasil uji kerapatan serbuk daun mengkudu

Perlakuan Ulangan Kerapatan (gram/ cm

3 )

W1 W2 W3 W4

A1

A 0.3116 0.3752 0.4046 0.3863

B 0.3124 0.3987 0.4012 0.4451

C 0.3223 0.3678 0.3663 0.3761

rata-rata 0.3154 0.3806 0.3907 0.4025

A2

A 0.3520 0.4041 0.4460 0.4975

B 0.3646 0.4179 0.4540 0.4476

C 0.3648 0.4805 0.4453 0.5275

rata-rata 0.3605 0.4342 0.4484 0.4909

A3

A 0.3504 0.4708 0.4970 0.5124

B 0.3522 0.4512 0.4954 0.5048

C 0.3553 0.4733 0.4929 0.4740

rata-rata

(26)

Tabel 3. Lampiran 2. Data hasil uji total padatan terlarut serbuk daun mengkudu

Perlakuan Ulangan Total Padatan Terlarut (ppm)

W1 W2 W3 W4

A1

A 1380 1430 1430 1460

B 1400 1420 1430 1450

C 1400 1410 1450 1470

rata-rata 1393 1420 1437 1460

A2

A 1300 1400 1420 1440

B 1290 1400 1410 1430

C 1280 1390 1420 1440

rata-rata 1290 1397 1417 1437

A3

A 1130 1400 1400 1430

B 1150 1370 1390 1440

C 1130 1390 1410 1420

rata-rata 1137 1387 1400 1430

Tabel 4. Lampiran 2. Data hasil uji pH serbuk daun mengkudu

Perlakuan Ulangan pH

W1 W2 W3 W4

A1

A 5.36 5.32 5.31 5.28

B 5.33 5.29 5.28 5.29

C 5.31 5.29 5.29 5.28

rata-rata 5.34 5.30 5.30 5.29

A2

A 5.02 4.97 5.01 4.95

B 5.03 4.98 4.94 4.94

C 5.03 4.97 4.93 4.93

rata-rata 5.03 4.98 4.96 4.94

A3

A 5.07 4.99 4.99 4.96

B 5.09 4.98 4.95 4.96

C 5.09 4.99 4.97 4.95

(27)

Tabel 5. Lampiran 2. Data hasil uji viskositas serbuk daun mengkudu

Perlakuan Ulangan Viskositas (cP)

W1 W2 W3 W4

A1

A 1.0428 1.0392 1.0679 1.0613

B 1.0332 1.0491 1.0651 1.0676

C 1.0467 1.0392 1.0577 1.0648

rata-rata 1.0409 1.0425 1.0635 1.0646

A2

A 1.0278 1.0311 1.0552 1.0529

B 1.0213 1.0379 1.0486 1.0496

C 1.0312 1.0378 1.0486 1.0527

rata-rata 1.0268 1.0356 1.0508 1.0517

A3

A 1.0228 1.0417 1.0391 1.0364

B 1.0165 1.0315 1.0289 1.0532

C 1.0331 1.0316 1.0491 1.0534

(28)

Tabel 6. Lampiran 2. Data hasil uji organoleptik serbuk daun mengkudu

Perlakuan Panelis Warna Aroma Rasa

W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4

A1

1 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 2.00 4.00 3.00 4.00 2.00

2 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 1.00 4.00 4.00 4.00

3 4.00 4.00 4.00 3.00 1.00 2.00 4.00 2.00 1.00 2.00 3.00 1.00

4 4.00 4.00 4.00 4.00 2.00 3.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00

5 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00

rata-rata 4.00 4.00 4.00 3.60 2.60 3.00 3.60 2.40 2.20 2.60 3.0 2.20

A2

1 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

2 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00

3 4.00 4.00 3.00 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00 3.00 2.00

4 3.00 4.00 3.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 1.00 3.00

5 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00

rata-rata 2.80 2.80 3.00 2.40 2.60 2.40 2.40 2.20 2.00 2.20 2.20 2.20

A3

1 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 2.00 1.00 3.00 1.00 1.00 1.00

2 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

3 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00 1.00 1.00 3.00 2.00

4 4.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00 1.00 3.00

5 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 1.00

(29)

Lampiran 3. Data hasil uji larutan serbuk daun mengkudu

Tabel 1. Lampiran 3. Data hasil uji kerapatan larutanserbuk daun mengkudu

Tabel 2. Lampiran 3. Data hasil uji total padatan terlarut larutan serbuk daun mengkudu

Perlakuan Total Padatan Terlarut (ppm)

Ulangan T1 T2 T3

B1

A 1380 1470 1550

B 1400 1500 1540

C 1400 1480 1500

rata-rata 1393 1483 1530

B2

A 1300 1410 1430

B 1290 1320 1420

C 1280 1330 1400

rata-rata 1290 1353 1417

B3

A 1130 1410 1410

B 1150 1400 1400

C 1130 1390 1390

rata-rata 1137 1400 1400

Perlakuan Kerapatan larutan (gram/ cm

3 )

Ulangan T1 T2 T3

B1

A 1.0378 1.0434 1.0420

B 1.0402 1.0436 1.0462

C 1.0388 1.0415 1.0434

rata-rata 1.0389 1.0421 1.0438

B2

A 1.0335 1.0310 1.0359

B 1.0312 1.0402 1.0357

C 1.0314 1.0431 1.0489

rata-rata 1.0321 1.0381 1.0400

B3

A 1.0209 1.0239 1.0311

B 1.0230 1.0226 1.0326

C 1.0218 1.0244 1.0389

(30)

Tabel 3. Lampiran 3. Data hasil uji pH larutan serbuk daun mengkudu

Perlakuan Ph larutan

Ulangan T1 T2 T3

B1

A 5.31 4.46 4.28

B 5.33 4.41 4.30

C 5.24 4.40 4.33

rata-rata 5.30 4.42 4.30

B2

A 5.00 4.63 4.40

B 5.03 4.65 4.41

C 5.02 4.66 4.42

rata-rata 5.02 4.64 4.41

B3

A 5.09 4.65 4.38

B 5.09 4.62 4.39

C 5.07 4.63 4.40

rata-rata 5.08 4.63 4.39

Tabel 4. Lampiran 3. Data hasil uji viskositas larutan daun mengkudu

Perlakuan Viskositas (cp)

Ulangan T1 T2 T3

B1

A 1.0331 1.0591 1.1767

B 1.0365 1.0626 1.1523

C 1.0566 1.0563 1.1664

rata-rata 1.0421 1.0593 1.1651

B2

A 1.0278 1.0600 1.1414

B 1.0343 1.0632 1.1594

C 1.0247 1.0569 1.1377

rata-rata 1.0289 1.0600 1.1462

B3

A 1.0196 1.0455 1.1118

B 1.0230 1.0427 1.1326

C 1.0265 1.0359 1.1227

(31)

Tabel 5. Lampiran 3. Data hasil uji organoleptik larutan daun mengkudu

Perlakuan Panelis Warna Aroma Rasa

T1 T2 T3 T1 T2 T3 T1 T2 T3

B1

1 1.00 4.00 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00 -

2 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 4.00 2.00 2.00 -

3 2.00 3.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00 -

4 2.00 4.00 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 -

5 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00 -

rata-rata 1.80 3.20 1.60 1.40 1.80 2.20 1.40 1.60 -

B2

1 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00 -

2 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00 -

3 2.00 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 -

4 2.00 2.00 1.00 2.00 2.00 1.00 3.00 1.00 -

5 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 -

rata-rata 2.60 2.60 2.20 2.40 2.40 1.80 2.40 1.60 -

B3

1 3.00 2.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00 -

2 3.00 3.00 4.00 3.00 4.00 2.00 1.00 3.00 -

3 2.00 1.00 1.00 3.00 2.00 1.00 1.00 1.00 -

4 3.00 2.00 1.00 3.00 2.00 1.00 3.00 1.00 -

5 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 -

rata-rata 2.60 2.00 2.20 2.60 2.80 1.80 2.00 1.80 -

Keterangan :

(32)

Lampiran 4. Program SAS karakterisasi serbuk daun mengkudu

1. Program SAS Kandungan Air

Serbuk Daun Mengkudu

option ps=100 nonumber nodate; title'';

6.2902 6.1832 7.2059 8.9022 5.5963 6.1234 7.2912 9.3818 5.3682 6.0939 7.2295 9.2262 4.8193 5.2249 6.0517 5.7123 5.0642 5.5514 5.5762 5.9852 5.0077 5.6225 5.8655 5.9957 2.8628 5.2239 5.3820 5.5529 3.4600 5.3113 5.4278 5.5892 3.0216 5.0930 5.5842 5.5229 ;

option ps=100 nonumber nodate; title'';

0.3116 0.3752 0.4046 0.3863 0.3124 0.3987 0.4012 0.4451 0.3223 0.3679 0.3663 0.3761 0.3520 0.4041 0.4460 0.4975 0.3646 0.4179 0.4540 0.4476 0.3648 0.4805 0.4453 0.5275 0.3504 0.4707 0.4970 0.5124 0.3522 0.4511 0.4954 0.5048 0.3553 0.4733 0.4929 0.4740 ;

Title 'Hasil Analisis Ragam

Kerapatan serbuk Daun Mengkudu'; proc glm data=dt;

Terlarut Serbuk Daun Mengkudu

option ps=100 nonumber nodate; title'';

(33)

Title 'Hasil Analisis Ragam TPT serbuk Daun Mengkudu';

proc glm data=dt; class a w r;

model y=a r(a) w r(w) a*w; test h= w e = r(w);

mean w/ duncan e=r(w); run;

4. Program SAS pH Serbuk Daun

Mengkudu

option ps=100 nonumber nodate; title'';

data dt;

Do A=60 to 80 by 10; Do r=1 to 3; Do W=1 to 4; input Y@@; output; end; end; end;

cards;

5.36 5.32 5.31 5.28 5.33 5.29 5.28 5.29 5.31 5.29 5.29 5.28 5.02 4.97 5.01 4.95 5.03 4.98 4.94 4.94 5.03 4.97 4.93 4.93 5.07 4.99 4.99 4.96 5.09 4.98 4.95 4.96 5.09 4.99 4.97 4.95 ;

Title 'Hasil Analisis Ragam pH serbuk Daun Mengkudu';

proc glm data=dt; class a w r;

model y=a r(a) w r(w) a*w; test h= w e = r(w);

mean w/ duncan e=r(w); run;

5. Program SAS Viskositas Serbuk

Daun Mengkudu

option ps=100 nonumber nodate; title'';

data dt;

Do A=60 to 80 by 10; Do r=1 to 3;

Do W=1 to 30 by 10; input Y@@;

output; end; end; end;

cards;

1.0428 1.0392 1.0679 1.0613 1.0332 1.0491 1.0651 1.0676 1.0467 1.0392 1.0577 1.0648 1.0278 1.0311 1.0552 1.0529 1.0312 1.0378 1.0486 1.0527 1.0228 1.0417 1.0391 1.0364 1.0165 1.0315 1.0289 1.0532 1.0331 1.0316 1.0491 1.0534 ;

Title 'Hasil Analisis Ragam

Viskositas serbuk Daun

Mengkudu';

proc glm data=dt; class a w r;

model y=a r(a) w r(w) a*w; test h= w e = r(w);

(34)

Lampiran 5. Program SAS karakterisasi larutan serbuk daun mengkudu.

1. Program SAS Kerapatan Larutan

Serbuk Daun Mengkudu.

option ps=100 nonumber nodate; title'';

Title 'Hasil Analisis Ragam kerapatan larutan Daun

2. Program SAS Total Padatan

Terlarut Larutan Serbuk Daun Mengkudu

option ps=100 nonumber nodate; title'';

Title 'Hasil Analisis Ragam TPT larutan Daun Mengkudu';

3. Program SAS Viskositas Larutan

Serbuk Daun Mengkudu

(35)

1.0230 1.0427 1.1326 1.0265 1.0359 1.1227 ;

Title 'Hasil Analisis Ragam viskositas larutan Daun Mengkudu';

proc glm data=dt; class b t r;

model y=b r(b) t r(t) b*t; test h= t e = r(t);

mean t/ duncan e=r(t); run;

4. Program SAS pH Larutan Serbuk

Daun Mengkudu

option ps=100 nonumber nodate; title'';

data dt; Do B=1 to 3;

Do r=1 to 3;

Do T=1 to 5 by 3; input Y@@;

output; end; end; end;

cards;

5.31 4.46 4.28 5.33 4.41 4.30 5.24 4.40 4.33 5.00 4.63 4.40 5.03 4.65 4.41 5.02 4.66 4.42 5.09 4.65 4.38 5.09 4.62 4.39 5.07 4.63 4.40 ;

Title 'Hasil Analisis Ragam pH larutan Daun Mengkudu';

proc glm data=dt; class b t r;

model y=b r(b) t r(t) b*t; test h= t e = r(t);

(36)

Lampiran 6. Hasil Keluaran SAS karakterisasi serbuk daun mengkudu

1. Kandungan air serbuk daun mengkudu

Hasil analisis ragam kandungan air serbuk daun mengkudu The GLM procedure

Class Level Information

Class Levels Values

A 60 70 80

W 4 1 2 3 4

r 3 1 2 3

Number of Observations Read 36

Number of Observations Used 36

Hasil analisis ragam kandungan air serbuk daun mengkudu The GLM procedure

Dependent Variable: Y

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 23 59.04090349 2.56699580 12.31 <.0001

Error 12 2.50161965 0.20846830

Corrected Total 35 61.54252314

R-Square Coeff Var Root MSE Y Mean

0.959351 7.759567 0.456583 5.884133

Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F

A 2 27.46696776 13.73348388 65.88 <.0001

r(A) 6 1.34161902 0.22360317 1.07 0.4300

W 3 18.94682326 6.31560775 30.30 <.0001

r(W) 6 1.86994340 0.31165723 1.49 0.2602

A*W 6 9.41555004 1.56925834 7.53 0.0016

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

A 2 27.46696776 13.73348388 65.88 <.0001

r(A) 4 0.74719356 0.18679839 0.90 0.4961

W 3 18.94682326 6.31560775 30.30 <.0001

r(W) 6 1.86994340 0.31165723 1.49 0.2602

A*W 6 9.41555004 1.56925834 7.53 0.0016

Tests of hypotheses using the type III ms for r(W) as an error term

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

(37)

Hasil analisis ragam kandungan air serbuk daun mengkudu The GLM procedure

Duncan's multiple range test for Y

Note : This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate

Alpha 0.05

Error Degrees of Freedom 4

Error Mean Square 0.186798

Number of Means 2 3

Critical Range .4899 .5006

Means with the same letter are not significantly different

Duncan Grouping Mean N A

A 7.0743 12 60

B 5.5754 12 70

C 5.0026 12 80

Hasil analisis ragam kandungan air serbuk daun mengkudu The GLM procedure

Duncan's multiple range test for Y

Note : This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate

Alpha 0.05

Error Degrees of Freedom 6

Error Mean Square 0.311657

Number of Means 2 3 4

Critical Range 0.6439 0.6674 0.6790

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N W

A 6.8743 9 4

B 6.1793 9 3

B 5.5668 9 2

Gambar

Tabel 2. Unsur yang terkandung dalam 100 mg daun mengkudu.
Tabel 3. Uji organoleptik skala haedonik.
Gambar  5. Diagram alir pembuatan serbuk daun mengkudu.
Tabel 4. Skala haedonik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian Cibro (2012) yang membuat papan komposit plastik menggunakan matriks bijih plastik polietilena buram dan bening dengan serat kardus sebagai pengisi,

Giardia lamblia sendiri, dimana Giardia lamblia dapat hidup dan bertahan pada media air dalam waktu yang cukup lama, maka dari itulah sebagian besar penyakit ini disebabkan

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Begitu juga dengan Perencanaan Tata letak Fasilitas Pabrik pada Perusahaan Katel Alumunium Matahari Ciamis, dalam usahanya untuk meningkatkan Produktivitas Perusahaan

[r]

Dalam perancangan ini, mikrokontroler bekerja pada tegangan input 5 Volt DC dan komponen utamanya adalah IC ATmega16 yang merupakan salah satu jenis IC yang kini banyak digunakan

Pada siklus I tercatat sikap yang terjadi pada setiap siswa terhadap pelajaran fisika.Sekitar 94,08 % siswa yang hadir pada saat pembelajaran, dari siswa yang

Secara keseluruhan dapat dilihat adanya perbedaan grafik hasil pre-test yang lebih rendah daripada hasil post-test.Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan skor