• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN PANDEGLANG

NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

NOMOR 9 TAHUN 2007

TENTANG

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI PANDEGLANG,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa dan Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan Di Desa dan Kelurahan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi

Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

(2)

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG Dan

BUPATI PANDEGLANG MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN

DI DESA DAN KELURAHAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Pandeglang ;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pandeglang yang terdiri

dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ;

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah

Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pandeglang sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ;

4. Bupati adalah Bupati Pandeglang ;

5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah

(3)

6. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten dalam wilayah kerja Kecamatan;

7. Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintahan desa;

10. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga

yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa;

11. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat ;

12. Dusun/Kampung adalah bagian dari wilayah Kepala Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat di wilayah kerjanya dan ditetapkan oleh Pemerintah Desa;

13. Rukun Warga selanjutnya disingkat (RW) adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah Pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Desa atau Kelurahan;

14. Rukun Tetangga selanjutnya disingkat (RT) adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintah dan masyarakat yang ditetapkan oleh Desa atau Kelurahan; 15. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga selanjutnya disingkat

(PKK), adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan;

16. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah Desa atau Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan;

(4)

17. Partisipatif adalah melibatkan pihak terkait dalam penyusunan perencanaan pembangunan desa;

18. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa ;

19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa ;

20. Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar ke arah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu.

21. Gotong-royong adalah bentuk kerjasama masyarakat yang bersifat spontan dan melembaga serta mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat sukarela antara warga desa secara insindentil maupun berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB II

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Pertama

Pembentukan

Pasal 2

(1) Di desa dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan.

(2) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seperti : a. Rukun Tetangga;

b. Rukun Warga;

c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM); d. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK); e. Kelompok Tani;

f. Karang Taruna, dan;

g. Lembaga kemasyarakatan lainnya.

(3) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Desa.

(5)

Pasal 3

Tujuan pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah untuk mewadahi aspirasi dan partisipasi dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Bagian Kedua

Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewajiban

Pasal 4

Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1), mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa.

Pasal 5

Tugas Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1), meliputi :

a. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif;

b. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan

mengembangkan pembangunan secara partisipatif;

c. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong-royong dan swadaya masyarakat; dan

d. Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 5, Lembaga Kemasyarakatan mempunyai fungsi:

a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;

b. penanaman dan pemupukkan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;

d. penyusunan rencana, pelaksana, dan pengelola pembangunan serta pemanfaat, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;

e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan partisipasi, serta swadaya gotong-royong masyarakat;

f. menggali, mendayagunakan dan mengembangkan potensi sumberdaya keserasian lingkungan hidup;

(6)

g. pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (NARKOBA) bagi remaja;

h. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; i. pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat; dan

j. pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara Pemerintah Desa/Kelurahan dan masyarakat.

Pasal 7

Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 mempunyai kewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait; c. mentaati seluruh peraturan perundang-undangan;

d. menjaga etika dan norma dalam kehidupan bermasyarakat; dan e. membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan.

Bagian Ketiga Kegiatan

Pasal 8

Kegiatan Lembaga Kemasyarakatan ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:

a. peningkatan pelayanan masyarakat;

b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan; c. pengembangan kemitraan;

d. pemberdayaan masyarakat; dan

e. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

Bagian Keempat

Susunan Organisasi dan Pengurus

Pasal 9

a. Susunan Organisasi Lembaga Kemasyarakatan Desa ditetapkan dalam Peraturan Desa dengan berpedoman pada Peraturan Bupati.

(7)

b. Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi Lembaga Kemasyarakatan Desa ditetapkan dengan Peraturan Bupati, dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat.

Pasal 10

(1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa dipilih secara musyawarah dari anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam pemberdayaan masyarakat.

(2) Susunan dan jumlah pengurus Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan.

Pasal 11

Hubungan kerja antara Lembaga Kemasyarakatan dengan pemerintahan desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

Bagian Kelima Sumber Dana

Pasal 12

Dana kegiatan Lembaga Kemasyarakatan Desa dapat bersumber dari: a. Swadaya masyarakat;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi;

d. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten; dan e. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

Pasal 13

Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga Kemasyarakatan Desa diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB III

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN Bagian Pertama

Pembentukan

Pasal 14

(8)

(2) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seperti : a. Rukun Tetangga;

b. Rukun Warga;

c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM); d. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK); e. Kelompok Tani;

f. Karang Taruna, dan;

g. Lembaga kemasyarakatan lainnya.

(3) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan atas prakarsa masyarakat melalui musyawarah dan mufakat.

Bagian Kedua

Tugas, Fungsi dan Kewajiban

Pasal 15

(1) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 14,

mempunyai tugas membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan

pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

(2) Tugas Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :

a. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif;

b. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif;

c. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong-royong dan swadaya masyarakat; dan

d. Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 15, Lembaga Kemasyarakatan mempunyai fungsi:

a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;

b. penanaman dan pemupukkan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;

(9)

d. penyusunan rencana, pelaksana, dan pengelola pembangunan serta pemanfaat, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;

e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan partisipasi, serta swadaya gotong-royong masyarakat;

f. menggali, mendayagunakan dan mengembangkan potensi sumberdaya keserasian lingkungan hidup;

g. pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (NARKOBA) bagi remaja;

h. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; i. pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat; dan

j. pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara Pemerintah Desa/Kelurahan dan masyarakat.

Pasal 17

Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 14, mempunyai kewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait; c. mentaati seluruh peraturan perundang-undangan;

d. menjaga etika dan norma dalam kehidupan bermasyarakat; dan

e. membantu Lurah dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

Bagian Ketiga Kegiatan

Pasal 18 Lembaga Kemasyarakatan mempunyai kegiatan: a. peningkatan pelayanan masyarakat;

b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan; c. pengembangan kemitraan;

d. pemberdayaan masyarakat meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup; dan

e. peningkatan kegiatan lainnya sesuai kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

(10)

Pasal 19

Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada pasal 18, dikelola oleh Lembaga Kemasyarakatan melalui sistem manajemen pembangunan kelurahan yang partisipatif.

Bagian Keempat

Kepengurusan dan Keanggotaan

Pasal 20

(1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dipilih secara musyawarah dari anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian.

(2) Susunan dan jumlah pengurus disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 21

(1) Anggota Lembaga Kemasyarakatan adalah Warga Negara Republik Indonesia, penduduk kelurahan yang bersangkutan.

(2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan bidang Lembaga Kemasyarakatan.

Bagian Kelima Tata Kerja

Pasal 22

(1) Tata kerja Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan Lurah bersifat konsultatif dan koordinatif.

(2) Konsultatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah selalu mengembangkan prinsip musyawarah dan konsultasi yang intensif dalam pelaksanaan kegiatan.

(3) Hubungan kerja antar Lembaga Kemasyarakatan bersifat koordinatif dan konsultatif.

(4) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan dengan pihak ketiga bersifat kemitraan.

Bagian Keenam Pendanaan

Pasal 23

Sumber pendanaan Lembaga Kemasyarakatan dapat diperoleh dari: a. Swadaya masyarakat;

(11)

c. Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten; dan d. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

Pasal 24

Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga Kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Lembaga Kemasyarakatan di Desa/Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2000 Nomor 20 Seri D.12), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 26

Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang.

Disahkan di Pandeglang

pada tanggal 12 Maret 2007 BUPATI PANDEGLANG,

Cap / ttd

A. DIMYATI NATAKUSUMAH Diundangkan di Pandeglang

pada tanggal 13 Maret 2007

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG,

Cap / ttd

ENDJANG SADINA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D.4

(12)
(13)

Referensi

Dokumen terkait

Matriks SWOT dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana strategi pemasaran perusahaan yang sesuai berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam rangka

Adapun variabel-variabel yang sangat berpengaruh terhadap penentuan zona kerentanan bencana gempa bumi tektonik di wilayah penelitian, yaitu variabel jenis

pimpinan di perusahaan anda adalah orang yang sudah cukup berumur dan sudah sering mejadi ketua di perusahaan tersebut dengan kinerja yang sangat baik, akan tetapi menurut rekan

Mempersiapkan kamar tamu pada malam hari (turn down service) adalah menyiapkan kamar tamu pada malam hari dengan melakukan pekerjaan membuka seprei dan membentuk

Keunggulan Economic Value Added (EVA) menurut Mulia (2002: 133), yaitu (1) memfokuskan pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi, (2)

profesional Membuat Ide Produksi Acara Televisi profesional Menentukan Tahapan Pra Produksi Acara Radio profesional Menentukan Tahapan Pra Produksi

1.2.2 Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan “ter“, dan atau yang bermakna sama, tanpa secara

Jika data klien sudah ter-input, selanjutnya lihat hasil skoring yang akan muncul secara otomatis.3. Baca petunjuk