• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9 Sebaran Perjumpaan Jenis Burung Rangkong di Lokasi Survei.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9 Sebaran Perjumpaan Jenis Burung Rangkong di Lokasi Survei."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Burung Rangkong dan Satwa Lain di Harapan Rainforest 5.1.1. Burung Rangkong (Famili Bucerotidae)

A. Kondisi Burung Rangkong Pada Jalur Pengamatan

Terdapat sembilan jenis burung rangkong yang ada di Harapan Rainforest, tujuh jenis diantaranya dijumpai pada saat penelitian, yaitu Enggang jambul (Berenicornis comatus), Enggang cula (Buceros rhinoceros), Rangkong gading (Rhinoplax vigil), Julang jambul-hitam (Aceros corrugatus), Julang emas (Rhyticeros undulatus), Kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus) dan Enggang klihingan (Anorrhinus galeritus). Burung rangkong dijumpai pada saat melakukan aktivitas terbang, istirahat, membersihkan bulu (preening), makan, bersuara dan bersarang. Jenis yang ditemukan di ketiga lokasi survei jalur yaitu Julang jambul-hitam, Rangkong badak dan Rangkong gading. Sebaran area perjumpaan jenis burung rangkong ditampilkan pada Tabel 9. Nama lokal burung rangkong di Harapan Rainforest ditampilkan pada Lampiran 6.

Tabel 9 Sebaran Perjumpaan Jenis Burung Rangkong di Lokasi Survei.

No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Area

Camp Harapan Fokus 3 CS Kapas

1. Enggang jambul Berenicornis comatus  - -

2. Enggang cula Buceros rhinoceros   

3. Julang jambul-hitam Aceros corrugates   

4. Kangkareng hitam Anthracoceros malayanus   -

5. Rangkong gading Rhinoplax vigil   

6. Julang emas Rhyticeros undulatus -   7. Enggang klihingan Anorrhinus galeritus  - 

Jenis rangkong yang sering dijumpai di area sekitar Camp Harapan yaitu Julang jambul-hitam dengan jumlah perjumpaan sebanyak sebelas kali. Rangkong gading dijumpai dua kali perjumpaan. Rangkong badak dijumpai satu kali, jenis ini diketahui selama tiga hari berturut-turut setiap pagi hari terdengar bersuara di area forest trail Camp Harapan. Dua jenis lainnya yaitu Enggang klihingan dan

(2)

Kangkareng hitam masing-masing dijumpai tiga kali dan empat kali perjumpaan di sekitar Camp Harapan yaitu KM 38 dan danau Camp 35. Burung rangkong banyak ditemukan melintas area Camp Harapan yang dekat dengan danau. Total perjumpaan burung rangkong di Camp Harapan sebanyak 21 kali. Tabel perjumpaan burung rangkong ditampilkan pada Tabel 10.

Tabel 10 Perjumpaan Burung Rangkong di Camp Harapan.

No. Tanggal Nama Jenis Aktivitas Jumlah Individu

Jenis Kelamin Jantan Betina Anakan

1 7-Feb Enggang cula S 1 - - -

2 16-Jan Julang jambul-hitam T 1 1 - -

3 16-Jan Julang jambul-hitam S 1 1 - -

4 18-Jan Julang jambul-hitam T 2 1 1 -

5 18-Jan Julang jambul-hitam S 1 - - -

6 18-Jan Julang jambul-hitam T 1 - - -

7 18-Jan Julang jambul-hitam THT 1 1 - -

8 18-Jan Julang jambul-hitam THT I Pre 2 1 1 -

9 18-Jan Julang jambul-hitam S 1 - - -

10 18-Jan Julang jambul-hitam T 1 - - -

11 7-Feb Julang jambul-hitam THT 2 1 1 -

12 7-Feb Julang jambul-hitam T 1 - 1 -

13 7-Feb Kangkareng hitam THT 1 1 - -

14 7-Feb Kangkareng hitam THT 1 1 - -

15 7-Feb Kangkareng hitam THT 3 2 1 -

16 8-Feb Kangkareng hitam T 3 2 1 -

17 17-Jan Rangkong gading S 1 - - -

18 17-Jan Rangkong gading S 1 - - -

19 7-Feb Enggang Klihingan M 6 1 1 4

20 7-Feb Enggang Klihingan Br 3 - - 3

21 7-Feb Enggang Klihingan Br 2 - - 2

Total Perjumpaan : 21 kali perjumpaan Keterangan aktivitas :

S (suara), T (terbang), M (makan), I (istirahat), Br (bermain), THT (terbang-hinggap-terbang) dan Pre (preening/membersihkan bulu).

Fokus 3 merupakan lokasi survei yang baik untuk melihat atraksi terbang burung rangkong dengan posisi pengamat berada di jalur. Selain itu, bentangan alam Fokus 3 menyediakan banyak lahan terbuka dan terdapat pohon yang menjulang tinggi dibandingkan dengan kedua lokasi survei lainnya, sehingga memungkinkan untuk dapat melihat rangkong melakukan aktivitas terbang dan

(3)

kemudian hinggap serta beristirahat pada dahan tegakan pohon yang berada di pinggir jalur kawasan. Karena salah satu kebiasaan rangkong yaitu menyukai daerah terbuka untuk terbang melintas dan istirahat (Madrim 1990; Suryadi 2004). Tabel perjumpaan burung rangkong di Fokus 3 ditampilkan pada Tabel 11.

Tabel 11 Perjumpaan Burung Rangkong di Fokus 3.

No. Tanggal Nama Jenis Aktivitas Jumlah

Individu

Jenis Kelamin Jantan Betina

1 26-Jan Enggang cula S 1 - -

2 26-Jan Julang jambul-hitam I 2 1 1

3 27-Jan Julang jambul-hitam S 1 - -

4 27-Jan Julang jambul-hitam I 1 - 1

5 27-Jan Julang jambul-hitam T 2 1 1

6 27-Jan Julang jambul-hitam THT 1 1 -

7 27-Jan Julang jambul-hitam S 1 - -

8 27-Jan Julang jambul-hitam S 1 - -

9 27-Jan Julang jambul-hitam T 1 - -

10 28-Jan Julang jambul-hitam THT 1 1 -

11 28-Jan Julang jambul-hitam S 1 - -

12 28-Jan Julang jambul-hitam T 1 1 -

13 28-Jan Julang jambul-hitam S 1 - -

14 28-Jan Julang jambul-hitam THT 3 - -

15 29-Jan Julang jambul-hitam THT 1 - -

16 29-Jan Julang jambul-hitam THT 1 1 -

17 29-Jan Julang jambul-hitam THT 2 1 1

18 31-Jan Julang jambul-hitam H 5 3 2

19 1-Feb Julang jambul-hitam T 2 1 1

20 1-Feb Julang jambul-hitam T 2 1 1

21 1-Feb Julang jambul-hitam THT 7 5 2

22 2-Feb Julang jambul-hitam T 3 2 1

23 3-Feb Julang jambul-hitam THT 2 1 1

24 4-Feb Julang jambul-hitam THT 2 1 1

25 28-Jan Kangkareng hitam T 1 1 -

26 28-Jan Rangkong gading S 1 1 -

27 1-Feb Julang emas THT 2 1 1

28 3-Feb Julang emas T 1 1 -

29 4-Feb Julang emas T 2 1 -

Total Perjumpaan : 29 kali perjumpaan Keterangan aktivitas :

S (suara), T (terbang), M (makan), I (istirahat), Br (bermain), THT (terbang-hinggap-terbang) dan Pre (preening/membersihkan bulu).

(4)

Lokasi Camp di Fokus 3 dan Heliped merupakan lokasi yang sering dilintasi oleh burung rangkong. Sama seperti yang terjadi di Camp Harapan, jenis rangkong yang sering dijumpai yaitu Julang jambul-hitam. Jumlah perjumpaan jenis tersebut yaitu 23 kali dari 29 kali.

Burung rangkong sulit terlihat pada saat terbang di CS Kapas karena penutupan kanopi yang rapat. Area CS Kapas baik untuk dilakukan pengamatan tempat tidur bagi rangkong karena CS Kapas merupakan area konsentrasi tempat tidur bagi rangkong. Hal tersebut dinyatakan berdasarkan hasil pengamatan yaitu tercatat dua kali perjumpaan rangkong pada sore hari menjelang malam berkumpul pada satu sampai dua tegakan pohon dengan jumlah individu 3 – 7 ekor per satu kelompok. Jenis yang dijumpai Julang jambul-hitam dan Enggang klihingan.

Jenis Julang emas dijumpai pada saat bersarang. Jenis rangkong lainnya dijumpai pada saat terbang dan bersuara. Rangkong gading dijumpai hanya melalui suara. Jumlah total perjumpaan burung rangkong yaitu sembilan kali. Tabel perjumpaan burung rangkong di CS Kapas ditampilkan pada Tabel 12. Foto dokumentasi burung rangkong di lokasi survei ditampilkan pada Gambar 7.

Tabel 12 Perjumpaan Burung Rangkong di CS Kapas.

No. Tanggal Nama Jenis Aktivitas Jumlah Individu

Jenis Kelamin Jantan Betina

1 7-Jan Enggang cula THT 1 1 -

2 6-Jan Julang jambul-hitam T 1 1 -

3 7-Jan Julang jambul-hitam I 7 4 3

4 9-Jan Julang jambul-hitam THT 2 1 1

5 6-Jan Rangkong gading S 1 - -

6 9-Jan Rangkong gading S 1 - -

7 6-Jan Enggang klihingan I 3 1 -

8 7-Jan Rangkong sp. THT 2 - -

9 8-Jan Rangkong sp. T 1 - -

Total Jumlah Perjumpaan : 9 kali perjumpaan Keterangan aktivitas :

S (suara), T (terbang), M (makan), I (istirahat), Br (bermain), THT (terbang-hinggap-terbang) dan Pre (preening/membersihkan bulu).

(5)

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 7 Burung rangkong (a) Julang jambul-hitam (Aceros corrugatus) betina di forest trail Camp Harapan, (b) Julang jambul-hitam jantan di jalur Fokus 3, (c) Julang emas (Rhyticeros undulatus) di CS Kapas dan (d) Rangkong gading (Rhinoplax vigil) di tree platform Camp Harapan.

Burung rangkong termasuk dalam jenis spesies kunci (key species) di Harapan Rainforest. Jenis tersebut yaitu jenis Julang jambul-hitam (Aceros corrugatus) dan Rangkong gading (Rhinoplax vigil). Pertimbangan suatu jenis satwa termasuk dalam spesies kunci di Harapan Rainforest yaitu merupakan spesies endemik dan atau dilindungi undang-undang, kelimpahan individu mengalami penurunan, memiliki persyaratan habitat spesifik dan menjadi perhatian dunia internasional. Selain fungsinya sebagai spesies kunci, burung rangkong dapat dijadikan sebagai indikator rusaknya kualitas dan kuantitas hutan. Jika hutan mengalami kerusakan atau degradasi hutan seperti penebangan pohon-pohon maka burung rangkong akan pindah ke tempat lain yang kualitas hutannya masih baik.

(6)

Burung rangkong merupakan burung yang memiliki persyaratan habitat spesifik dan dilindungi oleh undang-undang. Burung rangkong bersifat arboreal yaitu melakukan aktivitasnya di atas kanopi pohon. Pohon yang digunakan adalah pohon tinggi dengan ketinggian ≥ 30 meter. Pohon digunakan untuk hinggap, istirahat, tidur dan bersarang. Burung rangkong sebagai spesies kunci mempunyai peranan penting dalam regenerasi hutan karena mempunyai kemampuan menyebarkan benih biji tumbuhan hutan dari buah-buahan yang dimakannya. Burung rangkong sangat dibutuhkan oleh ekosistem karena jangkauan terbangnya yang sangat luas dibanding dengan burung jenis lain (Poonswad 1993; Kinnaird & O’Brien 1997; Marthy 2008).

Inventarisasi yang dilakukan oleh Harapan Rainforest terhadap jenis burung rangkong yaitu distribusi titik lintasan, inventarisasi sarang, inventarisasi potensi pohon sarang, pembuatan sarang buatan dan penelitian mengenai ekologi pakan rangkong dan penyebaran biji dan benih pada saat bersarang. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui proses regenerasi hutan. Namun Harapan Rainforest masih belum mendapatkan informasi yang cukup mengenai sebaran sarang alami dan pohon pakan, serta jenis pakan burung rangkong yang ada di Harapan Rainforest.

2. Kondisi Burung Rangkong pada Sarana Pengamatan Tree Platform

Pengamatan burung pada tree platform merupakan hal yang tidak biasa terjadi di Indonesia. Posisi pengamat berada sejajar dan atau di atas burung rangkong dan burung lainnya pada saat terbang melintas, seperti yang ditampilkan pada Gambar 8. Pengamatan atraksi terbang, terbang-hinggap-terbang (THT) dan istirahat burung rangkong terlihat lebih baik di atas tree platform daripada berada pada jalur.

(7)

(a)

(b)

Gambar 8 Pemandangan hutan dilihat dari tree platform (a) di Camp Harapan, tegakan pohon yang menjuntai tinggi merupakan pohon tempat rangkong melakukan perhentian jika sedang melintas dan (b) di Fokus.

Tree platform pada forest trail Camp Harapan lebih baik dibandingkan dengan yang berada di Fokus 3. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi tegakan pohon serta hutan yang mendominasi di daerah sekitar tree platform. Tree platform Camp Harapan dikelilingi banyak tegakan pohon daripada di sekitar tree platform pada Fokus 3. Masing-masing jumlah tegakan di sekitar tree platform Camp Harapan dan Fokus 3 dengan radius 200 meter dari tree platform yaitu 20 tegakan dan 16 tegakan. Karakteristik tegakan kesukaan burung rangkong yaitu

(8)

memiliki tinggi lebih dari 30 meter, berbatang besar, tinggi bebas cabang setinggi 30 meter, mempunyai cabang yang besar dan kanopi lebar dan rimbun dedaunan.

Kondisi tegakan di sekitar tree platform Camp Harapan masih dalam kondisi baik yaitu berbatang besar, tinggi serta kokoh, sedangkan kondisi tegakan di sekitar tree platform Fokus 3 tidak dalam kondisi baik yaitu beberapa batang tegakan sudah mati, rapuh, diameter tegakan lebih kecil daripada kondisi di Camp Harapan serta tidak memiliki kanopi yang lebar dan sedikit dedaunan. Pada Fokus 3 tegakan pohon kesukaan burung rangkong terletak lebih dari 400 meter dari tree platform. Kondisi hutan di sekitar tree platform Camp Harapan didominasi oleh vegetasi habitat hutan sekunder sedang, sedangkan di sekitar tree platform Fokus 3 didominasi oleh vegetasi hutan sekunder rendah.

Rangkong terbang melintas tree platform Camp Harapan dengan radius 10 – 200 meter (m) dan sering terlihat yaitu sebanyak 21 kali perjumpaan pada pagi dan sore hari, sedangkan pada Fokus 3 rangkong jarang sekali terlihat yaitu sebanyak 12 kali perjumpaan radius lebih dari 300 meter dan hanya terlihat pada waktu sore hari. Jenis rangkong yang melintas di tree platform Camp Harapan yaitu Julang jambul-hitam dan Rangkong gading. Pada tree platform Fokus 3 yaitu Julang jambul-hitam dan Julang emas, sedangkan Kangkareng hitam teridentifikasi melalui suara. Tabel pengamatan tree palform Camp Harapan ditampilkan pada Tabel 13 dan tree platform Fokus 3 pada Tabel 14.

Faktor lain yang mempengaruhi tidak ada rangkong yang melintasi tree platform yaitu cuaca. Pada saat dilakukan pengamatan di tree platform Camp Harapan cuaca cerah, sedangkan pada saat di Fokus 3 cuaca mendung, gerimis dan hujan pada pagi dan atau siang hari.

Tree platform yang digunakan untuk pengamatan pada saat penelitian yaitu dua dari lima unit yang ada di Harapan Rainforest. Rencana awal pengamatan akan dilakukan pada kelima tree platform tetapi karena waktu penelitian tidak cukup dan kondisi Harapan Rainforest pada saat itu sedang mengalami masalah maka pengamatan pada tree platform dilakukan pada dua unit yang berada pada lokasi survei jalur. Suasana dan kondisi saat di tree platform ditampilkan pada Gambar 9.

(9)
(10)

Tabel 13 Pengamatan Burung Rangkong pada Tree Platform Camp Harapan.

Tanggal Waktu Nama Jenis Jumlah

individu Aktivitas Koordinat (°) Arah terbang Koordinat arah terbang (°) Lama aktivitas (‘ menit; “detik) Jarak dari platform (m) Catatan Dari Ke

22-Jan 7:45 Rangkong gading 1 S 175 - - - 1' 25" 150

22-Jan 7:55 Rangkong gading 1 S 240 - - - 1' 05" 165

22-Jan 10:07 Julang jambul-hitam 1 T - B > U 270 310 45" 243 jantan

22-Jan 11:05 Julang jambul-hitam 1 T - BL > U 50 315 35" 55 jantan

22-Jan 16:44 Rangkong gading 1 S 175 - - - 59" 120

22-Jan 16:54 Rangkong gading 1 S 173 - - - 1' 03" 350

22-Jan 16:59 Rangkong gading 1 S 183 - - - 1' 12" 280

22-Jan 17:27 Julang jambul-hitam 1 T - B > U 280 0 45" 149 jantan

23-Jan 17:04 Julang jambul-hitam 1 H - B > TL - 190 1' 15" 157 betina

23-Jan T - - 190 130 45" 114

23-Jan 17:05 Julang jambul-hitam 1 H - T > U - 80 57" 92 jantan

23-Jan T - - 80 55 42" 237

23-Jan 16:54 Rangkong gading 1 T - B > BD 270 165 47" 267 jantan

23-Jan 17:03 Rangkong gading 1 S 0 - - - 52" 305

23-Jan 17:13 Rangkong gading 1 S 270 - - - 1' 250

24-Jan 7:19 Rangkong gading 1 T - S > B 150 170 12" 220 jantan

24-Jan H - - - 170 21" 220

24-Jan T - - 170 200 11" 220

24-Jan 7:39 Rangkong gading 1 S 245 - - - 56" 300

24-Jan 8:05 Rangkong gading 1 T - B > BD 280 205 11" 175 jantan

(11)

Lanjutan Tabel 13 Pengamatan Burung Rangkong pada Tree Platform Camp Harapan.

Tanggal Waktu Nama Jenis Jumlah

individu Aktivitas Koordinat (°) Arah terbang Koordinat arah terbang (°) Lama aktivitas (detik) Jarak dari platform (m) Catatan Dari Ke 24-Jan T - BD > T 205 50 20" 300

24-Jan 8:40 Julang jambul-hitam 1 T S > B 230 315 15" 150 jantan

24-Jan H 315 25" 135

24-Jan T B > U 315 320 12" 85

24-Jan 8:41 Rangkong gading 1 S 190 55" 250

24-Jan 8:53 Julang jambul-hitam 1 S 165 8" 150

24-Jan 10:06 Rangkong gading 1 S 230 45" 250

24-Jan 11:50 Rangkong gading 1 S 140 1" 250

Keterangan :

Aktivitas yaitu S (suara), T (terbang), H (hinggap), I (istirahat) dan Pre (preening/membersihkan bulu);

(12)

Tabel 14 Pengamatan Burung Rangkong pada Tree Platform Fokus 3.

Tanggal Waktu Nama Jenis Jumlah

individu Aktivitas koordinat (°) Arah terbang Koordinat arah terbang (°) Lama aktivitas (detik) Jarak dari platform (m) Catatan Dari Ke

30-Jan 16:15 Julang jambul-hitam 1 S 0

30-Jan 16:16 Julang jambul-hitam 2 T B > BD 265 235 45" > 300 sepasang

30-Jan H BD 235 32"

30-Jan T BD > S 235 170 51"

30-Jan 16:24 Julang jambul-hitam 1 T U > T 30 50 50" > 300 jantan

30-Jan H 50 17"

30-Jan T 50 110 21"

30-Jan 16:27 Julang jambul-hitam 3 T T > U 130 65 55" > 300 jantan

30-Jan 16:50 Julang emas 2 T T > S 110 185 56" > 300 sepasang

30-Jan 17:02 Julang jambul-hitam 2 T T > TL 95 40 28" > 300 jantan

30-Jan 17:12 Rangkong gading 1 S 120 2' 45" > 300

30-Jan 17:19 Rangkong gading 1 S 70 1' 35

30-Jan 17:20 Rangkong gading 1 S 70 55" 140

1-Feb 11:15 Julang jambul-hitam 1 T 250 B 10" > 300

1-Feb 11:58 Julang jambul-hitam 1 S 250 B 8" > 300

1-Feb 16:57 Kangkareng hitam 1+ S 15 S 8" 150

Keterangan :

Aktivitas yaitu S (suara), T (terbang), H (hinggap), I (istirahat) dan Pre (preening/membersihkan bulu);

(13)

B. Burung Selain Famili Bucerotidae yang Ada di Harapan Rainforest

Kelas Aves di kawasan Harapan Rainforest berhasil diidentifikasi sebanyak 74 jenis dari 29 famili yang tersebar di ketiga area survei. Keanekaragaman jenis burung di area Fokus 3 lebih tinggi dibanding dengan dua lokasi lainnya yaitu sebanyak 51 jenis, sedangkan pada forest trail Camp Harapan sebanyak 17 jenis dan CS Kapas sebanyak 26 jenis.

Jenis burung yang ditemukan di tiga lokasi survei jalur yaitu Takur gedang (Megalaima chrysopogon), Caladi badok (Meiglyptes tukki), Srigunting batu (Dicrurus paradiseus), dan Pijantung tasmak (Arachnothera flavigaster). Jenis satwa yang sering terlihat aktivitasnya di Fokus 3 yaitu Betet ekor-panjang (Psittacula longicauda) dan Tiong emas (Gracula religiosa). Jenis burung yang ditemukan dengan VU (Vulnerable) atau rentan menurut status IUCN Red List yaitu Elang Wallace (Spizaetus nanus) dan Punai besar (Treron capellei). Jenis burung yang masuk kedalam spesies kunci yaitu jenis Tiong emas dan Elang Wallace. Jenis burung dengan status rentan (VU) dan termasuk spesies kunci ditemukan di Fokus 3. Tabel status kelas Aves ditampilkan pada Lampiran 4.

Keanekaragaman jenis burung pada pengamatan tree platform yaitu terdapat 25 jenis di Fokus 3 dan 13 jenis di Camp Harapan. Jenis burung yang ditemukan di dua lokasi tree platform yaitu Punai bakau (Treron fulvicollis), Punai kecil (Treron olax), Punai besar (Treron capellei), Walet sarang putih (Collocalia fuciphaga), Takur tenggeret (Megalaima australis), Cucak kuricang (Pycnonotus atriceps) dan Tiong emas (Gracula religiosa). Jenis satwa yang sering terlihat terbang melintas pada tree platform yaitu jenis dari keluarga Punai, Columbidae. Sebaran keanekaragaman jenis kelas Aves di setiap lokasi survei ditampilkan pada Lampiran 2.

Jumlah jenis pada Fokus 3 lebih banyak dari lokasi survei lainnya disebabkan oleh daerah peralihan tutupan vegetasi ekosistem (ekoton) pada area Fokus 3 lebih banyak dibandingkan dengan CS Kapas dan Camp Harapan. Walaupun area CS Kapas didominasi oleh hutan sekunder tinggi, namun hal tersebut tidak membuat keanekaragaman jenis semakin banyak. Banyaknya daerah ekoton disuatu tempat menyebabkan keanekaragaman jenisnya semakin tinggi karena merupakan daerah peralihan dari beberapa tipe habitat serta

(14)

merupakan daerah perbatasan jenis burung antar tipe habitat. Selain itu, cuaca cerah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyak jenis burung dijumpai pada lokasi survei.

Aktivitas burung pada saat dijumpai bermacam-macam yaitu pada saat terbang, mengicau, makan, bermain dan bertengger. Burung beraktivitas pada waktu pagi hari pukul 06:00 – 09:00 dan sore hari pukul 16:00 – 18:00. Waktu tersebut merupakan waktu yang baik untuk dijadikan sebagai atraksi wisata birdwatching atau pengamatan burung. Aktivitas burung di Fokus 3 lebih beragam daripada di forest trail Camp Harapan dan CS Kapas. Hal tersebut disebabkan oleh tutupan vegetasi hutan pada Fokus 3 lebih terbuka dibanding dua lokasi lainnya. Adanya jalur kawasan di Fokus 3 membuat pengamat dapat melihat aktivitas burung dengan jelas.

Aktivitas burung pada pagi hari yaitu mencari makan dan berkompetisi dalam mencari makanan. Pada saat berkompetisi burung mengeluarkan kicauannya dan terbang hilir - mudik untuk saling berkejar-kejaran memenangkan kompetisi. Burung ditemukan di pohon yang sedang berbuah. Pada waktu sore hari aktivitas burung lebih bervariasi. Burung akan mencari makan, bermain, mandi dan mencari tempat untuk istirahat dan tidur. Beberapa jenis yang ditemukan di lokasi survei ditampilkan pada Gambar 10.

(15)

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 10 Burung jenis (a) Kirik-kirik biru (Merops viridis) di camp Fokus 3, (b) Takur tenggeret (Megalaima australis) di sekitar tree platform Fokus 3, (c) Elang wallace (Spizaetus nanus) di jalan kawasan arah ke Fokus 3, dan (d) Sempur-hujan darat (Eurylaimus ochromalus) di sekitar tree platform Fokus 3.

Pada waktu siang hari pukul 10:00 – 15:00 suasana hutan menjadi sepi dari kicauan dan pergerakan burung. Namun ada pengecualian jika cuaca menjadi mendung kemudian hujan pada pagi hari, maka pada waktu siang hari akan terjadi kicauan burung karena pada saat hujan turun burung akan mengurangi aktivitasnya dan akan memulai aktivitas kembali pada saat hujan berhenti. Aktivitas yang dilakukan setelah hujan berhenti yaitu mandi, mencari makan dan bermain.

C. Jenis Mamalia yang Ada di Harapan Rainforest

Keanekaragaman jenis Mamalia yang tercatat selama penelitian yaitu sebanyak 12 jenis dari 9 famili. Tingkat ketepatan (presisi) kemerataan keanekaragaman jenis pada lokasi survei tinggi, karena jumlah jenis yang terinventarisasi tidak terlalu berbeda serta jenis yang ditemukan tidak beragam antar tiap lokasi survei. Masing – masing jumlah jenis yang ditemukan yaitu sebanyak enam jenis di Fokus 3 dan tujuh jenis di Camp Harapan dan CS Kapas.

(16)

Satwa yang ditemukan di ketiga area survei jalur yaitu Babi hutan (Sus scrofa), Tupai sp. dan Ungko (Hylobates agilis). Jenis Mamalia yang masuk dalam status CITES keadaan rentan yaitu jenis Beruk (Macaca nemestrina), Babi berjenggot (Sus barbatus) dan Beruang madu (Helarctos malayanus). Jenis yang masuk dalam status EN (Endangered) atau terancam punah menurut status IUCN Red List yaitu jenis Simpai (Presbytis melalophos) dan Ungko (Hylobates agilis). Jenis Mamalia arboreal yang masuk kedalam spesies kunci yaitu Ungko. Jenis mamalia terrestrial yang masuk kedalam spesies kunci yaitu Napu (Tragulus napu). Tabel sebaran keanekaragaman jenis kelas Mamalia di setiap lokasi survei ditampilkan pada Lampiran 3. Status keterancaman jenis kelas Mamalia ditampilkan pada Lampiran 5.

Keanekaragaman jenis yang ditemukan pada tree platform yaitu lima jenis pada Fokus 3 dan satu jenis pada Camp Harapan. Jenis Mamalia yang ditemukan di kedua tree platform yaitu Ungko. Ungko dijumpai saat melakukan aktivitas istirahat yaitu dengan duduk pada cabang batang pohon dan beberapa kali mengluarkan suara. Jarak Ungko dengan tree platform yaitu ± 200 m. Jenis lain yang terlihat di sekitar tree platform Fokus 3 yaitu Simpai (Presbytis melalophos) dengan jarak 10 m dari tegakan tree platform.

Bentuk perjumpaan dengan Mamalia pada survei jalur yaitu melalui jejak dan kubangan pada jenis babi, famili Suidae, dan melihat secara langsung dengan jarak tujuh meter. Jejak dan kubangan banyak ditemukan di area CS Kapas, sedangkan perjumpaan secara langsung pada area Fokus 3. Jenis Beruang madu ditemukan perjumpaan dalam bentuk jejak baru di area Fokus 3 dan bekas cakaran pada tegakan pohon di area CS Kapas. Satwa jenis Babi hutan merupakan salah satu satwa yang mudah dilihat dan banyak ditemukan jejaknya, karena mobilitas (pergerakan) babi cukup luas dan populasinya melimpah dibandingkan dengan jenis babi Berjenggot dan Mamalia lainnya. Hal tersebut karena ditemukan banyak jejak Babi hutan di ketiga area survei. Gambaran aktivitas Mamalia ditampilkan pada Gambar 11.

Beruk (Macaca nemestrina) merupakan Mamalia yang mendominasi di area sekitar Camp Harapan. Letak Camp Harapan bersebelahan langsung dengan perkebunan kelapa sawit membuat Beruk menjadi Mamalia yang populasinya

(17)

cukup banyak. Kandungan lemak yang terdapat didalam buah kelapa sawit membuat Beruk menyukai daerah tersebut serta menjadikan buah kelapa sawit sebagai alternatif pakan bagi keberlangsungan hidup jenis Beruk yang tinggal di kawasan Harapan rainforest.

Jenis Ungko merupakan jenis yang paling atraktif dibanding dengan jenis Mamalia lainnya. Ungko sering mengeluarkan suara di beberapa aktivitasnya namun mempunyai sifat pemalu dan sangat peka terhadap gangguan. Suara Ungko dikeluarkan pada saat mempertahankan keberadaan kelompoknya. Satwaliar jenis ini dapat dijadikan sebagai salah satu satwa alternatif wisata minat khusus.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 11 (a) Bekas cakaran Beruang madu (Helarctos malayanus) di CS

Kapas, (b) feses baru dari jenis musang, (c) kawanan Babi hutan (Sus scrofa) yang melintas di jalan kawasan arah ke Fokus 3 dan (d) Simpai (Presbytis melalophos) di forest trail Camp Harapan.

(18)

5.2. Sebaran dan Perilaku Burung Rangkong di Harapan Rainforest A. Sebaran Tempat Makan Burung Rangkong

Pohon pakan burung rangkong ditemui sebanyak sembilan pohon, empat jenis dari tiga famili. Empat jenis pohon pakan burung rangkong yang ditemukan di lokasi survei yaitu ara (Ficus variegata), ketam/bedih (Balakata baccata), terap (Artocaspus elasticus) dan medang (Cryptocarya sp.). Masing – masing famili dari jenis tersebut secara berturut – turut yaitu Moraceae, Euphorbiaceae dan Lauraceae. Jenis ara (Fig) dengan nama lokal aro merupakan buah pakan bagi burung rangkong. Jenis pohon dari famili Moraceae ini merupakan jenis yang tersebar di Asia (Kemp 1991; Poonswad 1993; Kinnaird & O’Brien 1997). Informasi mengenai jenis pohon pakan di Harapan Rainforest didapat dari salah satu anggota tim riset dan pohon pakan jenis terap dan medang didapatkan dari masyarakat lokal. Peta sebaran pohon pakan di lokasi survei penelitian ditampilkan pada Gambar 12.

Buah ketam/bedih merupakan jenis pohon pakan yang berbuah pada saat penelitian dan terletak di KM 38. Enggang klihingan tercatat sedang memakan buah tersebut di KM 38. Pencatatan sebaran pohon pakan hanya dilakukan pada lokasi survei sekitar Camp Harapan dan CS Kapas. Tidak dilakukan pencatatan pada area Fokus 3. Hal tersebut disebabkan karena kelimpahan jenis pohon ara di sekitar jalur survei Camp Harapan dan CS Kapas lebih banyak dari Fokus 3. Selama dilakukan survei tidak ditemukan jenis pohon ara yang berada di dekat dengan jalur kawasan dan forest trail Fokus 3. Ditemukan tiga tegakan pohon ara dan dua tegakan pohon ketam, satu tegakan pohon medang dan terap di area Camp Harapan, empat tegakan ara di CS Kapas.

Survei sebaran tempat makan tidak didapatkan hasil yang optimal. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu penelitian dilakukan pada saat pohon pakan tidak mengalami musim berbuah dan belum adanya data atau informasi mengenai sebaran pohon pakan burung rangkong.

(19)

Gambar 12 Peta Sebaran Pohon Pakan Burung Rangkong di Lokasi Survei. Sumber Peta: Harapan Rainforest 2009.

Peta Oleh: Nur Azizah.

(20)

Jenis buah pakan burung rangkong dapat dilihat dari hasil pengamatan Enggang klihingan yang sedang bersarang di sekitar Jembatan Panjang. Salah satu tujuan dari pengamatan perilaku bersarang yaitu untuk mengetahui jenis buah yang diberikan Enggang klihingan dewasa kepada anakan. Buah yang diberikan oleh E. klihingan dewasa yaitu ada yang berwarna merah, hitam dan ada pula yang sudah menjadi bibit di lantai tanah. Jenis buah yang jatuh dari sarang kemudian dibawa kebagian nursery di Camp Harapan untuk diidentifikasi. Namun sampai saat ini belum teridentifikasi karena masih menunggu bentuk daun dari jenis buah tersebut. Jenis buah pakan ditampilkan, tegakan pohon ara dan plot pengamatan buah pakan rangkong ditampilkan pada Gambar 13.

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

Gambar 13 Jenis buah yang dimakan Enggang klihingan (a) jenis buah yang berbentuk lonjong di sekitar sarang, (b) jenis buah yang berbentuk elips, (c) tegakan pohon bedih/ketan (Balakata baccata) di KM 38, (d) jenis buah yang berbentuk bulat dan sudah berkecambah di sekitar sarang, (e) penampang tegakan pohon ara (Ficus variegate) dan (f) plot pengamatan buah pakan rangkong pada sarang.

(21)

B. Sebaran Tempat Melintas Burung Rangkong

Habitat tempat istirahat burung rangkong yaitu di tempat terbuka yang terdapat tegakan pohon dengan dahan yang besar. Burung rangkong menyukai jenis kempas (Koompasia excelsa) dan medang (Cryptocarya sp.) sebagai pohon tempat hinggap dan istirahat.

Tercatat tempat istirahat burung rangkong di forest trail Camp Harapan yaitu pada titik CR1. CR1 merupakan area terbuka karena terdapat genangan air dan vegetasi semak dan masih satu bentangan dengan danau yang berada di belakang forest trail, yang dijembatani oleh sebatang kayu besar sebagai jalur, namun area terbuka tersebut dikelilingi oleh tutupan vegetasi hutan sekunder rendah. Terdapat dua tegakan pohon kempas menjulang tinggi diantara vegetasi semak tersebut. Di kedua pohon kempas tersebut tercatat dua kali Julang jambul-hitam melintas terbang kemudian hinggap dan istirahat pada sekitar pukul 10.00 – 11.00.

Tempat istirahat lainnnya yaitu sekitar danau KM 38. Tercatat tiga jenis melintas di area tersebut yaitu Enggang klihingan, Julang jambul-hitam dan Kangkareng hitam. Waktu tercatat aktivitas tersebut yaitu sekitar pukul 14.00 – 18.00. Selain sebagai tempat istirahat, diasumsikan tempat tersebut merupakan tempat makan dan tempat tidur burung rangkong karena di sekitar danau KM 38 terdapat pohon bedih/ketam sebagai pohon pakan serta tegakan pohon kempas dan pohon ara.

Menurut informasi yang didapat yaitu burung rangkong menempati kanopi pohon kempas sebagai tempat tidur. Tercatat dua kali Julang jambul-hitam di Fokus 3, dua kali di CS Kapas jenis Julang jambul-hitam dan Enggang klihingan, dan satu kali di KM 38 Enggang klihingan menempati kanopi atas pohon kempas. Waktu ditemukan aktivitas itu pada pukul 17.30 – 18.30. Area tempat melintas di lokasi penelitian ditampilkan pada Gambar 14 (Camp Harapan). Gambar 15 (Fokus 3) dan Gambar 16 (CS Kapas).

Pada area Fokus 3 rangkong menggunakan tegakan pohon sebagai tempat hinggap. Dalam penelitian ini hinggap dibedakan dengan istirahat. Pada aktivitas hinggap didefinisikan rangkong hanya mengambil istirahat sekitar duapuluh detik sampai satu menit untuk melakukan terbang selanjutnya. Pada aktivitas istirahat

(22)

rangkong melakukan kegiatan membersihkan bulu, bermain dengan pasangannya serta bersuara dengan kisaran lama waktu yaitu tiga sampai dua puluh menit. Tercatat satu kali Julang jambul-hitam beristirahat di area heliped Fokus 3.

Hal tersebut diasumsikan dipengaruhi oleh keberadaan pengamat. Pada pengamatan di KM 38 dan CS Kapas pengamat datang lebih dahulu ke lokasi tempat istirahat serta keberadaan pengamat tidak dikenali karena tertutup tegakan vegetasi hutan, sedangkan pada Fokus 3 rangkong dapat cepat mengenali keberadaan pengamat karena area Fokus 3 sangat terbuka dan pengamat berada di jalur dan tidak tertutup.

(23)

Gambar 14 Peta Sebaran Titik Lintasan Burung Rangkong di Camp Harapan. Peta Oleh: Nur Azizah dan M. Farikhin.

(24)

Gambar 15 Peta Sebaran Titik Lintasan Burung Rangkong di Fokus 3. Peta Oleh: Nur Azizah dan M. Farikhin.

(25)

Gambar 16 Peta Sebaran Titik Lintasan Burung Rangkong di CS Kapas. Peta Oleh: Nur Azizah dan M. Farikhin.

(26)

Sebaran Sarang 1. Sarang Alami

Ditemukan tiga lubang pohon alami yang digunakan burung rangkong untuk bersarang yaitu di CS Kapas, KM 46 dan di sekitar Jembatan Panjang. Sarang yang ditemukan yaitu Julang emas di CS. Kapas, dan Enggang klihingan di KM 46 dan arah ke Fokus 3. Ketiga sarang alami tersebut menggunakan pohon jenis kempas (Koompasia excelsa) sebagai tempat untuk bersarang. Burung rangkong tidak melubangi pohon sarangnya sendiri melainkan menggunakan lubang pohon alami yang sudah dilubangi oleh burung jenis lain (Kemp 1995). Parameter arah lubang sarang digunakan untuk membantu peletakkan sarang buatan di Harapan Rainforest. Bentuk sarang alami tiap jenis burung rangkong tidak selalu sama, hal tersebut disesuaikan dengan ukuran tubuh dari jenis burung rangkong. Lubang dan keliling sarang alami Enggang klihingan lebih kecil dibandingkan dengan jenis Julang emas yang ditemukan pada saat penelitian. Kondisi sarang ditampilkan pada Tabel 15 dan lokasi sebaran sarang alami ditampilkan pada Gambar 19.

Sarang Julang emas ditemukan pada awal Januari, letaknya berdekatan dengan lokasi survei pengamatan Ungko pada transek satu di CS Kapas. Kondisi sarang masih digunakan, hal tersebut dilihat dari masih terdapat individu di dalam lubang sarang, namun belum teridentifikasi usia dan jenis kelamin individu. Sarang di KM 46 ditemukan pertama kali oleh tim Harapan Rainforest pada tahun 2008. Pada tahun 2008 sarang tersebut masih dihuni oleh Enggang klihingan. Pada saat penelitian ini dilaksanakan, dilakukan pengecekan kembali terhadap sarang pada pertengahan Februari. Sarang di KM 46 diduga digunakan kembali oleh enggang tersebut, tetapi satu keluarga tersebut sudah meninggalkan sarang, hal tersebut dilihat dari masih adanya sisa bekas lumpur dan feses yang menempel di sekitar lubang.

Berbeda dengan sarang yang berada di satu km setelah Jembatan Panjang, sarang ini sedang digunakan oleh Enggang klihingan. Sarang ditemukan pada pertengahan bulan Februari. Terdapat lingkaran tutupan lumpur disekitar lubang. Burung rangkong akan melubangi lumpur yang mengeras pada lubang sarang jika anakan sudah menetas dari telurnya dan sudah mengalami pertumbuhan bulu

(27)

secara sempurna (Poonswad 1993). Kondisi lubang sarang sudah tidak tertutup seluruhnya oleh lumpur, sudah terdengar suara anakan dari dalam lubang. Penampang lubang sarang alami yang ditemukan pada saat survei ditampilkan pada Gambar 17.

Berdasarkan hasil survei tim biodiversity research Harapan Rainforest, Marthy (2008) menyatakan bahwa pohon yang berpotensi sebagai sarang banyak ditemukan di hutan sekunder tinggi. Terdapat 75 buah lubang pohon yang berpotensi dijadikan sarang oleh keluarga burung rangkong (Marthy 2008). Selanjutnya, fokus pencarian sarang alami rangkong yaitu pada jenis Rangkong gading, Enggang jambul, Julang jambul-hitam dan Julang emas, karena keempat jenis tersebut sangat terbatas informasi perilaku bersarang.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 17 Penampang sarang (a) Enggang klihingan (Annorhinus galeritus) di KM 46, (b) Julang emas (Rhyticeros undulatus) di CS Kapas, (c) Enggang klihingan di Jembatan Panjang dan (d) lubang sarang Enggang klihingan di Jembatan panjang secara dekat dengan anakan yang sedang mengintip.

(28)

Tabel 15 Kondisi Sarang Alami Burung Rangkong.

No. Lokasi sarang

Tanggal

dicatat Jenis Burung

Keliling pohon (cm) Pengukuran Arah lobang Catatan Jarak ke pohon (m) Tinggi pohon (cm) Tinggi bebas cabang (cm) Tinggi lobang (cm) 1 KM 47 7-Feb-10 Enggang

klihingan 168 cm 30 39 35 30 timur Sarang sudah ditinggalkan

2 Kapas 6-Jan-10 Julang emas 230 cm

27 45 37 32

barat

Sarang berisi satu individu didalam, dugaan : betina. 3 Ke arah Fokus 3 11-Feb-10 Enggang klihingan 70 cm 27.5 30 25 22 timur

2 betina & 3 jantan di luar sarang, (11/02/10) anak masih di dalam sarang kemungkinan dengan induknya, anak sudah bersuara berarti telur sudah menetas. Dugaan terdapat 2 anakan.

(29)

2. Sarang Buatan

Harapan Rainforest merupakan lembaga pertama di Indonesia yang membuat sarang buatan bagi rangkong. Harapan Rainforest meletakkan sebanyak 18 buah sarang buatan yang disebar di sekitar area Camp Harapan sampai menuju ke arah Fokus 3. Sarang buatan tersebut dibuat dari beberapa macam bahan yang berbeda, yaitu dari batang pohon, drum plastik, drum logam dan kotak kayu lapis. Tujuan dibuat sarang buatan rangkong adalah untuk memberikan tambahan atau alternatif sarang bagi rangkong selama proses regenerasi ekosistem hutan berlangsung.

Pada saat penelitian berlangsung dilakukan pengecekan terhadap beberapa sarang buatan yang ada di Harapan Rainforest yaitu di sekitar forest trail Basecamp dan yang menuju ke arah Fokus 3. Terdapat enam buah sarang buatan yang berada di sekitar forest trail Camp Harapan dan terdapat tiga buah sarang yang menuju ke arah Fokus 3.

Semua sarang buatan tersebut belum dihuni oleh burung rangkong, namun beberapa ada yang sudah dihuni oleh Mamalia jenis bajing. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu penempatan sarang rangkong yang tidak strategis yaitu diletakkan di antara dahan tegakan pohon, sedangkan burung rangkong biasa bersarang di lubang-lubang yang berada di batang di bawah cabang pohon yang pertama.

Harapan Rainforest membuat sarang buatan dengan berbagai macam rancangan (desain). Hal tersebut dibuat untuk mengetahui tipe sarang buatan yang akan digunakan oleh rangkong. Pembuatan sarang buatan di Harapan Rainforest berdasarkan hasil pembicaraan dengan beberapa orang yang mempunyai perhatian pada konservasi burung rangkong. Sarang buatan rangkong sudah berhasil dilakukan di Thailand dan beberapa tempat di Singapura. Bentuk dan penempatan sarang buatan ditampilkan pada Gambar 18. Lokasi sebaran sarang buatan ditampilkan pada Gambar 19.

(30)

Gambar 18 Bentuk sarang buatan serta letak penempatannya pada pohon kempas di forest trail Camp Harapan.

Gambar 19 Lokasi Sebaran Area Burung Rangkong di Harapan Rainforest. Sumber Peta: Harapan Rainforest 2009.

Sebaran Area Melintas

Sebaran Sarang Alami

Sebaran Makan

(31)

D. Perilaku Makan Burung Rangkong

Perilaku makan rangkong merupakan salah satu atraksi satwa yang menarik. Hal tersebut dilihat dari cara rangkong menyantap makanannnya. Paruhnya yang besar membuat rangkong tidak dapat langsung menelan makanannya. Pertama yang dilakukan yaitu rangkong mengambil dahulu makanannya dengan ujung paruhnya, dilemparkan keatas kemudian dimasukkan kembali ke dalam paruhnya dan langsung ditelan.

Gambar 20 Rangkong badak sedang melakukan aktivitas makan. Foto oleh: Timlaman (2006).

Hasil penelitian Suryadi (2004) menyatakan bahwa Julang sulawesi (Rhyticeros cassidix) melakukan aktivitas makan pada pukul 07:00 – 10:00 waktu Indonesia bagian Sulawesi. Pada saat penelitian dilakukan hanya sekali dijumpai burung rangkong sedang melakukan aktivitas makan di pohon pakan yaitu jenis Enggang klihingan. Pada saat penelitian pohon pakan jenis ara di ketiga area survei sedang tidak mengalami musim berbuah.

Tercatat satu keluarga Enggang klihingan, sepasang individu dewasa dan tiga anakan sedang melakukan kegiatan makan dan istirahat di sebelah pohon pakan, buah bedih atau ketam (Balakata baccata) di jalur KM 38. Pada saat dijumpai waktu menunjukkan pukul 10:38 artinya rangkong mendekati peralihan perilaku yaitu dari perilaku makan ke perilaku istirahat dan calling (Suryadi 2004; Noerfahmy 2008).

Selain perilaku makan di pohon pakan, dilakukan juga pengamatan perilaku pemberian makan pada saat perilaku bersarang. Burung rangkong akan berkelompok dalam hal membantu memberikan dan menjaga pasangan yang

(32)

sedang bersarang. Kelompok induk Enggang klihingan memberikan makan kepada betina dan anakan yang berada di dalam sarang. Dilakukan dua kali pengulangan pada pengamatan sarang yaitu pada tanggal 13 Februari 2010 pukul 08.00 – 14.00 dan 17 Februari 2010 pukul 09:00 – 15:00. Total pengantaran pakan pada hari pertama yaitu 42 kali, dua kali pakan serangga dan lainnya buah. Total pengantaran hari kedua yaitu 28 kali, satu kali pakan serangga dan lainnya buah. Tercatat bahwa terdapat lima individu Enggang klihingan dewasa. Tabel pengamatan sarang Enggang klihingan ditampilkan pada Lampiran 7.

Tidak ditemukan signifikasi hubungan antara jumlah rangkong yang berkunjung pada pohon pakan dan karakteristik dari buah pakan (berat, panjang dan lebar) (Hadiprakasa & Kinnaird 2004). Selanjutnya masing-masing jenis rangkong memiliki strata yang berbeda dalam mendapatkan pakannya. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi persaingan dalam melakukan aktivitas makan dan bersarang (Schoener 1974 & Rosenzweig 1995 diacu dalam Hadiprakasa & Kinnaird 2004).

Distribusi, kecukupan dan karakteristik dari sumberdaya buah pakan berpengaruh besar terhadap karakteristik perilaku makan (Hadiprakasa & Kinnaird 2004). Selanjutnya dikatakan bahwa pohon buah beringin atau Ficus sp. atau Fig memainkan peranan penting dalam kelimpahan dan distribusi keberadaan burung rangkong.

Poonswad (1998) menyatakan bahwa keanekaragaman jenis buah pakan burung rangkong di setiap lokasi atau negara berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan komposisi dan struktur hutan di setiap negara yang menjadi sebaran habitat burung rangkong di wilayah Asia.

E. Perilaku Terbang Burung Rangkong

Burung rangkong menyukai ruang terbuka untuk melintas. Salah satu area yang biasa dilalui rangkong yaitu danau (Musadat 2010, komunikasi personal). Tambahan tempat yang menjadi lintasan rangkong terbang menurut informasi salah satu tim riset yaitu danau Camp 35 (Musadat 2010, komunikasi personal).

Waktu perjumpaan burung rangkong didapatkan hasil bahwa pada pagi hari rangkong terlihat beraktivitas terbang melintas jalur berkisar antara pukul

(33)

06:00 – 10:00 untuk pergi mencari makan, setelah lewat waktu tersebut burung rangkong akan melakukan aktivitas beristirahat dengan rangkaian kegiatan membersihkan bulu dan bermain dengan pasangannya karena tercatat bahwa rangkong ditemukan selalu berpasangan, tidak pernah dalam jumlah ganjil. Pada pukul 16:00 – 18:30 burung rangkong akan terlihat melintas terbang kembali ke arah antara bagian Utara dan Timur untuk melakukan aktivitas tidur. Namun pada waktu sore hari burung rangkong akan terlihat berkawanan dengan jumlah 3 – 8 individu per kelompok. Waktu perjumpaan burung rangkong dapat dilihat pada Tabel 16 (Camp Harapan), Tabel 17 (Fokus 3) dan Tabel 18 (CS Kapas).

Gambar 21 Rangkong badak sedang melakukan aktivitas terbang. Foto oleh: Timlaman (2006).

Tabel 16 menunjukkan sebaran waktu dan tanggal perjumpaan dengan burung rangkong di Camp Harapan. Didapatkan hasil bahwa jenis Julang jambul-hitam yang paling banyak dijumpai. Jenis Rangkong badak hanya dijumpai melalui suara, tidak melihat secara langsung. Tercatat waktu bahwa rangkong melakukan aktivitas terbang dan istirahat di area Camp Harapan pada pukul 07:00 – 10:00 pagi hari dan pukul 15:40 – 18:20 sore hari. Pagi hari rangkong terbang bertolak dari arah Timur dan sore hari terbang kembali ke arah Timur.

(34)

Tabel 16 Waktu Perjumpaan Burung Rangkong di Camp Harapan.

No. Tanggal Waktu Nama Jenis Aktivitas Jumlah Individu

Jenis Kelamin Jantan Betina Anakan

1 16-Jan 7:55 Julang jambul-hitam T 1 1 - -

2 16-Jan 8:08 Julang jambul-hitam S 1 1 - -

3 17-Jan 7:19 Rangkong gading S 1 - - -

4 17-Jan 7:34 Rangkong gading S 1 - - -

5 18-Jan 6:46 Julang jambul-hitam T 2 1 1 -

6 18-Jan 9:18 Julang jambul-hitam S 1 - - -

7 18-Jan 9:33 Julang jambul-hitam T 1 - - -

8 18-Jan 9:50 Julang jambul-hitam THT 1 1 - -

9 18-Jan 10:03 Julang jambul-hitam THT I Pre 2 1 1 -

10 18-Jan 10:38 Julang jambul-hitam S 1 - - -

11 18-Jan 16:45 Julang jambul-hitam T 1 - - -

12 7-Feb 10:30 Enggang Klihingan M 6 - - -

13 7-Feb 11:34 Enggang cula S 1 - - -

14 7-Feb 15:39 Kangkareng hitam THT 1 1 - -

15 7-Feb 15:56 Enggang Klihingan Br 3 - - 3

16 7-Feb 17:11 Enggang Klihingan Br 2 - - 2

17 7-Feb 17:33 Kangkareng hitam THT 1 1 - -

18 7-Feb 17:39 Julang jambul-hitam THT 2 1 1 -

19 7-Feb 18:06 Julang jambul-hitam T 1 - 1 -

20 7-Feb 18:08 Kangkareng hitam THT 3 2 1 -

21 8-Feb 16:56 Kangkareng hitam T 3 2 1 -

Total Jumlah Perjumpaan : 21 kali perjumpaan Keterangan aktivitas :

S (suara), T (terbang), M (makan), I (istirahat), Br (bermain), THT (terbang-hinggap-terbang) dan Pre (preening/membersihkan bulu).

Tabel 17 menunjukkan sebaran waktu dan tanggal perjumpaan dengan burung rangkong di Fokus 3. Hubungan antara waktu perjumpaan dengan jumlah perjumpaan, yaitu waktu perjumpaan pada waktu pagi hari berkisar antara pukul 05.30 – 10.00 sedangkan waktu sore hari berkisar antara setelah pukul 14.30 – 18.30. Jumlah perjumpaan yang paling banyak yaitu terjadi pada burung rangkong jenis Julang jambul-hitam. Pukul 14.30 – 17.30 burung rangkong terbang melintas area Fokus 3 untuk kembali ke sarang. Pada pukul 17.30 – 18.30 burung rangkong ditemukan berkawanan 3 – 7 ekor individu dan menempati dua tegakan pohon, diperkirakan tegakan pohon tersebut merupakan tempat tidur bagi kawanan burung rangkong.

(35)

Lokasi tegakan tersebut berada pada bagian Utara dan Timur dengan jarak lebih dari 400 meter dari Fokus 3. Waktu pagi hari dipakai rangkong untuk mencari makan, sedangkan waktu sore hari dipakai rangkong untuk kembali ke tempat tidurnya.

Tabel 17 Waktu Perjumpaan Burung Rangkong di Fokus 3.

No. Tanggal Waktu Nama Jenis Aktivitas Jumlah Individu

Jenis Kelamin Jantan Betina

1 26-Jan 17:24 Enggang cula S 1 - -

2 26-Jan 18:16 Julang jambul-hitam I 2 1 1

3 27-Jan 14:01 Julang jambul-hitam S 1 - -

4 27-Jan 15:43 Julang jambul-hitam I 1 - 1

5 27-Jan 15:44 Julang jambul-hitam T 2 1 1

6 27-Jan 15:55 Julang jambul-hitam THT 1 1 -

7 27-Jan 17:00 Julang jambul-hitam S 1 - -

8 27-Jan 18:25 Julang jambul-hitam S 1 - -

9 27-Jan 18:33 Julang jambul-hitam T - - -

10 28-Jan 6:50 Julang jambul-hitam THT 1 1 -

11 28-Jan 8:02 Julang jambul-hitam S - - -

12 28-Jan 9:39 Julang jambul-hitam T 1 1 -

13 28-Jan 15:15 Kangkareng hitam T 1 1 -

14 28-Jan 16:06 Julang jambul-hitam S - - -

15 28-Jan 16:21 Rangkong gading S 1 1 -

16 28-Jan 16:59 Julang jambul-hitam THT 3 - -

17 29-Jan 8:01 Julang jambul-hitam THT 1 - -

18 29-Jan 16:01 Julang jambul-hitam THT 1 1 -

19 29-Jan 16:27 Julang jambul-hitam THT 2 1 1

20 31-Jan 16:05 Julang jambul-hitam H 5 3 2

21 1-Feb 7:58 Julang jambul-hitam T 2 1 1

22 1-Feb 7:59 Julang jambul-hitam T 2 1 1

23 1-Feb 17:52 Julang emas THT 2 1 1

24 1-Feb 17:52 Julang jambul-hitam THT 7 5 2

25 2-Feb 7:35 Julang jambul-hitam T 3 2 1

26 3-Feb 16:07 Julang emas T 1 1 -

27 3-Feb 17:53 Julang jambul-hitam THT 2 1 1

28 4-Feb 7:54 Julang emas T 2 1 -

29 4-Feb 8:10 Julang jambul-hitam THT 2 1 1

Total Jumlah Perjumpaan : 29 kali perjumpaan Keterangan aktivitas :

S (suara), T (terbang), M (makan), I (istirahat), Br (bermain), THT (terbang-hinggap-terbang) dan Pre (preening/membersihkan bulu).

(36)

Tingkat jumlah perjumpaan CS Kapas tidak sebanyak yang terjadi pada Fokus 3. Hal tersbut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tutupan kanopi yang terlalu rapat dapat menghalangi pemandangan serta pendengaran kepakan sayap burung rangkong. Selain itu, tidak adanya lahan terbuka membuat burung rangkong sulit untuk beristirahat pada siang hari. Maka area tersebut sangat bagus untuk dijadikan tempat tidur, karena dua kali ditemukan pada waktu sore hari sekitar pukul 17:00 – 18:05, kawanan burung rangkong jenis Enggang klihingan sebanyak tiga individu menghinggapi tegakan pohon, serta kawanan burung rangkong jenis Julang jambul-hitam sebanyak tujuh ekor menghinggapi dua tegakan pohon.

Tabel 18 Waktu Perjumpaan Burung Rangkong di CS Kapas.

No. Tanggal Waktu Nama Jenis Aktivitas Jumlah Individu

Jenis Kelamin Jantan Betina

1 6-Jan 12:30 Rangkong gading S 1 - -

2 6-Jan 12:44 Julang jambul-hitam T 1 1 -

3 6-Jan 16:00 Enggang klihingan I 3 1 -

4 7-Jan 12:40 Enggang cula THT 1 1 -

5 7-Jan 13:55 Rangkong x THT 2 - -

6 7-Jan 18:01 Julang jambul-hitam I 7 4 3

7 8-Jan 14:27 Rangkong x T 1 - -

8 9-Jan 8:22 Julang jambul-hitam THT 2 1 1

9 9-Jan 11:16 Rangkong gading S 1 - -

Total Jumlah Perjumpaan : 9 kali perjumpaan Keterangan aktivitas :

S (suara), T (terbang), M (makan), I (istirahat), Br (bermain), THT (terbang-hinggap-terbang) dan Pre (preening/membersihkan bulu).

Rangkong x merupakan jenis rangkong yang tidak diketahui jenisnya pada saat pengamatan. Hal tersebut karena tutupan hutan yang rapat dan pencahayaan matahari. Burung rangkong jarang sekali terlihat terbang berkelompok dalam jumlah besar pada pagi dan siang hari, biasanya ditemui tidak lebih dari dua individu dalam satu kelompok terbang. Namun tidak pada sore hari, tercatat sebanyak empat kali, dua kali di CS Kapas dan dua kali di Fokus 3, kawanan burung rangkong terbang dalam jumlah besar pada sore hari menjelang malam sekitar pukul 17:30 – 18:30 dan berkumpul pada satu sampai dua tajuk pohon, kawanan tersebut beranggotakan kisaran tiga sampai delapan ekor dalam satu kelompok. Dapat dikatakan bahwa, rangkong di Harapan Rainforest pada pagi

(37)

hari akan pergi mencari makan dengan memisahkan diri dari kelompoknya, jika sedang berbiak hanya satu ekor individu jantan, jika sedang tidak berbiak akan berpasangan, dan akan pulang kembali ke tempat tidur pada sore hari secara berkawanan.

Burung rangkong akan terbang ke seluruh arah pada pagi hari. Arah terbang rangkong pada pagi hari yaitu dari bagian Timur. Pada waktu sore hari rangkong akan kembali ke bagian antara Timur dan Selatan. Hal tersebut dikarenakan bagian Timur dan Selatan dari kawasan Harapan Rainforest merupakan hutan yang kondisinya masih bagus bagi kehidupan rangkong dibandingkan sebelah Utara dan Barat. Kondisi yang bagus yaitu masih banyak tegakan pohon yang tinggi dan tutupan kanopi yang cukup rapat yang dapat digunakan oleh rangkong. Karena sifat rangkong yang membutuhkan pohon tinggi dengan tajuk yang lebar sebagai tempat untuk bernaung, tempat tidur dan tempat bersarang (Marthy 2008).

Sedikit sekali kemungkinan untuk dapat menemukan perilaku burung rangkong pada saat makan di bulan Januari dan Februari. Hal tersebut disebabkan oleh pada bulan tersebut beberapa rangkong sedang mengalami masa perkembangbiakkan, menyebabkan mobilisasi (pergerakan) burung rangkong menjadi berkurang karena sang induk yang tidak bisa pergi terlalu jauh dari sarangnya. Jarang ditemukan pohon pakan di area survei berbuah. Hanya jenis buah ketam/bedih yang dilihat berbuah pada kedua bulan tersebut. Buah bedih merupakan salah satu pakan bagi burung rangkong. Harapan Rainforest belum mempunyai data mengenai musim berbuah pohon pakan bagi keluarga Bucerotidae.

C. Perilaku Bersarang Burung Rangkong

Pada saat penelitian, bulan Januari – Februari merupakan bulan berkembangbiak bagi sebagian besar jenis rangkong (Marthy 2008). Pada sarang Julang emas (Aceros undulatus), Imansyah (2010), komunikasi personal, mengatakan bahwa pada waktu pagi hari terlihat dua individu berada di sekitar sarang, satu induk dewasa dan satu anakan. Kemudian dilakukan pengamatan yang kedua yaitu pada waktu sore hari, terlihat satu ekor induk jantan datang

(38)

mendekati sarang, disaat induk jantan datang, terdengar suara burung rangkong dari dalam lubang sarang dan mengeluarkan sebagian kecil paruhnya. Bersamaan dengan Poonswad (1993) bahwa musim bersarang Julang emas dan Enggang papan yaitu pada bulan Januari sampai Mei.

Pengamatan tidak dilakukan secara intensif dan berulang, hanya dilakukan dua kali pengamatan yaitu pada waktu pagi dan sore hari dengan hari yang berbeda. Keadaan area survei di CS Kapas pada saat itu tidak memungkinkan lagi untuk bisa ditempati karena hujan selama tiga hari berturut-turut yang kemudian menyebabkan air sungai meluap hingga menenggelamkan semua permukaan di area camp tersebut, maka keesokan harinya pengamatan dihentikan dan kembali ke Camp Harapan.

Tidak dilakukan pengamatan pada sarang yang berada di KM 46 karena Enggang klihingan sudah selesai masa bersarang. Pada sarang yang bertempat di satu km setelah jembatan panjang, dilakukan pengamatan secara intensif dibandingkan dengan yang lain, karena sarang tersebut masih berpenghuni. Pengamatan dilakukan dengan dua kali ulangan, dengan waktu yang hampir sama yaitu pengamatan pertama pada pukul 08:00 – 14:00 dan pengamatan kedua pada pukul 09:00 – 15:00 dengan selang empat hari. Jumlah pengantaran pakan pada pengamatan pertama yaitu 42 kali dan pengamatan kedua sebanyak 28 kali. Perbedaan yang besar antara pengantaran pada hari pertama dan kedua disebabkan oleh faktor cuaca. Pada pengamatan pertama kondisi cuaca cerah, sedangkan pengamatan kedua cuaca bervariasi yaitu hujan dan tidak hujan.

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui banyaknya jumlah pengantaran pakan oleh induk dan untuk mengetahui jenis buah yang diberikan ke anakan, serta lamanya waktu pemberian pakan terhadap individu yang berada di dalam lubang sarang. Waktu pemberian pakan dihitung dengan melihat waktu induk pergi meninggalkan sarang dan waktu kembali ke sarang. Jumlah pengantaran dihitung dengan menghitung kali setiap induk memberikan pakan ke lubang sarang. Jenis buah pakan diidentifikasi melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Langsung dilakukan dengan mendokumentasikan buah atau serangga yang dimasukkan ke dalam sarang karena ada kemungkinan bahwa ada buah atau serangga yang tidak jatuh ke lantai tanah dan tidak dapat diidentifikasi, terutama

(39)

untuk jenis serangga. Tidak langsung dilakukan dengan mengambil jenis buah yang jatuh ke lantai tanah, kemudian diidentifikasi di laboratorium bagian nursery divisi forestry.

Pengamatan sarang alami burung rangkong merupakan salah satu bagian dari kegiatan tim riset, tujuannya adalah banyaknya jumlah pengantaran pakan oleh induk dan untuk mengetahui jenis buah yang diberikan ke anakan. Metode ini dilakukan dengan menggunakan instrumen enam kuadran yang diletakkan di lantai tanah di sekitar pohon sarang. kuadran di letakkan pada lantai tanah yang berisi banyak bibit baru, diduga bibit tersebut merupakan bibit dari buah yang terjatuh pada saat Enggang klihingan memasukkannya ke dalam lubang sarang.

Jenis pakan untuk serangga tidak berhasil teridentifikasi jenisnya karena induk jantan memberikannya langsung melalui paruh ke paruh. Parameter identifikasi buah pada saat pengamatan yaitu melakukan pengukuran terhadap diameter buah, warna dan bentuk buah. Jenis buah pakan belum teridentifikasi, masih dalam proses pembibitan di nursery Camp Harapan. Perilaku bersarang ditampilkan pada Gambar 22.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 22 Perilaku bersarang (a) induk sedang memberi makan, (b) induk baru datang dengan membawa buah, (c) induk beristirahat pada siang hari dan (d) anakan mengeluarkan paruh dan bersuara untuk meminta makan.

(40)

5.3. Potensi Sumberdaya Kawasan Harapan Rainforest yang Dikembangkan 5.3.1. Potensi Sumberdaya Lokasi Survei

Camp Harapan merupakan camp induk dari Harapan Rainforest yang berbatasan langsung dengan perkebunan kelapa sawit PT Asiatic Persada dan hutan bekas tebangan. Areal Camp Harapan yang merupakan areal yang baru ditetapkan sebagai areal restorasi ekosistem terdiri dari hutan sekunder rendah dan hutan sekunder sedang. Jenis pohon yang tumbuh di daerah hutan sekunder rendah dan sedang diantaranya yaitu medang (Litsea spp.), kempas (Koompasia excelsa) dan ara (Ficus sp.). Sedangkan areal Fokus 3 dan CS Kapas sudah menjadi areal restorasi ekosistem sebelumnya, yang didominasi oleh hutan sekunder sedang dan tinggi. Gambar tegakan pohon jenis kempas ditampilkan pada Gambar 23.

(a) (b)

Gambar 23 (a) Penampang tegakan pohon kempas (Koompasia sp.) dan (b) bentuk daun jenis kempas.

Lokasi Fokus 3 merupakan area yang dijadikan sebagai lahan untuk nursery yaitu penanaman bibit pohon di areal bekas terbakar dan heliped (landasan helikopter). Area tersebut merupakan lahan yang tingkat kerusakannya cukup tinggi dibanding dengan dua lokasi survei lainnya, karena terdapat lahan terbuka akibat bekas terjadi kebakaran, bukaan untuk heliped serta terdapat jalur kawasan. Habitat Fokus 3 terdiri dari vegetasi rumput terbuka, semak belukar, hutan sekunder rendah yang ditumbuhi tumbuhan pionir seperti makaranga (Macaranga sp.) dan hutan sekunder sedang yang masih menyisakan tegakan

(41)

pohon tinggi seperti kempas, ara dan jelutung (Dyera sp.). Kondisi lokasi Fokus 3 ditampilkan pada Gambar 24.

(a) (b)

Gambar 24 (a) Area penanaman di heliped dan (b) kondisi tegakan vegetasi di Fokus 3.

Area CS Kapas didominasi oleh tutupan hutan sekunder sedang sampai tinggi. Terdapat tegakan pohon tinggi dengan kanopi yang lebar dan tinggi seperti pohon kempas (Koompasia excelsa) dan pohon ara (Ficus sp.) yang biasa digunakan rangkong sebagai tempat tidur, bersarang dan makan (Poonswad et al. 1987; Madrim 1990; Noor 1998; Marthy 2008). Untuk menuju ke area CS Kapas maka harus melintasi Sungai Kapas sepanjang 3 – 4 km dengan menggunakan transportasi kapal kecil atau ketek sebagai nama lokal (Gambar 25). Kondisi CS Kapas ditampilkan pada Gambar 26.

(42)

(a) (b)

Gambar 26 Kondisi area CS Kapas (a) merupakan area yang tergenang air dan (b) terdapat banyak jalan angkutan hasil pemotongan kayu.

Camp Harapan dan Fokus 3 termasuk dalam tipologi 2 dengan ciri banyak ditemukan jenis-jenis pionir seperti makaranga (Macaranga sp.). CS. Kapas termasuk kedalam tipologi 3 dengan ciri masih terdapat tegakan tinggal dan permudaan jenis-jenis pohon hutan primer seperti bulian (Eusideroxylon zwageri).

Ketiga lokasi survei di kawasan Harapan Rainforest ada yang sudah dikembangkan sebagai jalur wisata dan ada yang masih dalam tahap proses inventarisasi area. Lokasi yang sudah dikembangkan yaitu area Camp Harapan, dan yang masih dalam proses survei yaitu Fokus 3 dan CS Kapas. Kondisi lokasi survei disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19 Kondisi Lokasi Survei.

No. Lokasi Keberadaan Sarana Penunjang Jarak Tempuh (km) dari Camp Harapan Waktu Tempuh (jam) dari Camp Harapan Status Jalur Forest Trail Platform 1. Camp

Harapan Ada Ada 0 0

Sudah

dikembangkan

2. Fokus 3 Ada Ada 23 3

Akan dikembangkan 3. CS Kapas Tidak ada Tidak ada 26 4 Belum dikembangkan

Camp Harapan dan Fokus 3 merupakan area yang sudah dilakukan pengembangan terhadap sebagian areanya (Gambar 26 dan Gambar 27). Kedua area tersebut sudah dibuat jalur forest trail dan tree platform. Kedua lokasi tersebut merupakan area yang akan dijadikan sebagai area kunjungan wisata. kedua sarana pelengkap tersebut mewakili kondisi kawasan hutan restorasi

(43)

Harapan Rainforest, PT REKI. Pada forest trail Camp Harapan sudah diberikan papan interpretasi mengenai informasi jenis flora dan fauna yang ada di Harapan Rainforest, tetapi masih belum informatif karena isi dan kemasan papan interpretasi yang ada belum memadai. Kondisi forets trail di Camp Harapan dan Fokus 3 ditampilkan pada Gambar 27 dan Gambar 28.

(c) (d)

Gambar 27 kondisi di Camp Harapan (a) letak papan interpretasi tumbuhan di forest trail dan (b) pengemasan papan interpretasi yang ada di forest trail.

(a) (b)

Gambar 28 kondisi Fokus 3 (a) jalan menuju Fokus 3 dan (b) forest trail.

Kondisi fisik Harapan Rainforest tidak terlihat menarik jika dilihat dari sisi bentangan alamnya. Hal tersebut karena habitat Harapan Rainforest yang terdiri dari hutan dataran rendah yang kondisi tofografinya atau kemiringan lahannya tidak bervariasi, datar sampai landai dan tidak berbukit-bukit, tidak ada fenomena alam yang unik, dan bentangan alam yang unik serta sebagian wilayah hutannya sudah mengalami kerusakan hutan dari kegiatan penebangan liar, perambahan hutan serta kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1997.

(44)

Dari segi ekowisata, Harapan Rainforest sebaiknya mengambil dari potensi keanekaragaman hayati dan karakteristik hubungan manusia dengan alamnya, kemudian diarahkan pada atraksi keanekaragaman hayati satwaliar dan tantangan berpetualang di hutan dataran rendah serta pendidikan mengenai kehutanan. Atraksi keanekaragaman hayati dapat menjadikan satwaliar menjadi obyeknya. Tantangan berpetualang di hutan dataran rendah tidak kalah menariknya dibanding dengan berpetualang di hutan dataran tinggi dan hutan jenis lainnya. Pada hutan dataran rendah terdapat lebih banyak tumbuhan produktif daripada hutan dataran tinggi, terdapat banyak anak sungai serta kemungkinan untuk melihat satwa burung dan mamalia lebih besar dibanding dengan dengan di hutan dataran tinggi. Namun kelemahan lainnya yaitu jika ingin melihat dengan lebih dekat maka harus dibuat sebuah sarana pendukung untuk melakukan pengamatan sejajar dan diatas obyek yang diamati.

5.3.2. Pengelolaan Harapan Rainforest A. Pengelolaan Kawasan

Harapan Rainforest memiliki unit manajemen yang bersifat kesepakatan kerjasama operasional (Joint Operational Agreement) antara dua lembaga yaitu PT. Restorasi Ekosistem Indonesia (PT REKI) dengan Yayasan Konservasi Ekosistem Hutan Indonesia (KEHI).

Restorasi ekosistem PT REKI berdasarkan pada Peraturan Menteri Kehutanan No. 159/Menhut-II/2004 bertujuan untuk memulihkan kondisi tumbuhan, satwa dan abiotik sehingga tercapai keseimbangan ekosistem yang memiliki produktivitas hayati optimal serta fungsi-fungsi ekologis dapat terus berjalan untuk menunjang kehidupan, masyarakat secara keseluruhan yang meliputi aspek lingkungan hidup, ekonomi dan sosial.

RUPS merupakan pengambil keputusan tertinggi yang berkaitan dengan kebijakan umum dalam perusahaan (susunan pemegang saham). Penanggung jawab tertinggi pelaksanaan kegiatan restorasi di lapangan yaitu Direktur Unit Manajemen. Belum ada bagian pengembangan wisata dalam struktur organisasi PT REKI. Penelitian mengenai perencanaan wisata minat khusus burung rangkong berada pada Direktur Restorasi, Penelitian dan Konservasi, divisi/bagian

(45)

Konservasi. Pengadaan infrastruktur dan sarana prasarana berada pada Direktorat Pembinaan Kawasan yang dipimpin oleh supervisor. Ekowisata merupakan bagian dari peningkatan potensi ekonomi hutan dalam kegiatan restorasi ekosistem. Struktur organisasi PT REKI ditampilkan pada Gambar 29.

Hubungan Struktural

Gambar 29 Bagan Struktur Organisasi PT REKI 2008 – 2017. Sumber : RKU PT REKI 2008.

Harapan Rainforest menjelaskan dalam proposal teknisnya mengenai pemanfaatan jasa lingkungan yaitu sebaiknya yang dikembangkan adalah berupa paket-paket wisata yang selain untuk menikmati keindahan alam, juga dikombinasikan dengan olahraga tantangan seperti arung sungai dan jelajah

R U P S Presiden Direktur Direktur Restorasi, Penelitian, dan Konservasi Direktur Pengembangan Masyarakat dan Hubungan Masyarakat

Direktur Unit Manajemen

Direktur Pembinaan Kawasan dan Perencanaan Komisaris Direktur Administrasi, SDM dan Keuangan Bagian Bina Hutan Bagian Perlindungan Hutan Bagian Perencanaan Bagian Pemanfaatan Hasil Hutan Non-Kayu Bagian Humas dan Kelembagaan Bagian Pengembangan Masyarakat Bagian Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Kawasan Bagian Konservasi Restorasi Bagian Penelitian Bagian Sarana dan Prasarana Bagian Keuangan Bagian Administrasi dan SDM

Gambar

Tabel 10  Perjumpaan Burung Rangkong di Camp Harapan.
Tabel perjumpaan burung rangkong di Fokus 3 ditampilkan pada Tabel 11.
Gambar 8  Pemandangan hutan dilihat dari tree platform (a) di Camp Harapan,  tegakan pohon yang menjuntai tinggi merupakan pohon tempat rangkong  melakukan perhentian jika sedang melintas dan (b) di Fokus
Gambar 9  Suasana dan kondisi tree platform di Camp Harapan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang diperoleh dilapangan dapat disimpulkan bahwa sistem jual beli yang berlaku pada apotek Al-Kautsar dalam penjualan obat narkotika dan

Analisis kajian mendapati bahawa soalan ini dapat dijawab dengan baik oleh pelajar kerana pilihan jawapan yang tepat tidak mempunyai huruf tambahan iaitu perkataan

Oleh sebab itu, diperlukan peningkatan pengetahuan bagi WPSL dengan pendekatan yang dapat diterima oleh mereka, mengingat sebagian besar WPSL mempunyai tingkat pendidikan sekolah

Urgen untuk dipahami dan diinternalisasikan sebagai wujud tindakan humanis terhadap salah satu jenis kelamin yang dominan mendapat diskriminasi yaitu menyadari keadilan

Ketika timbul informasi asimetri, keputusan pengungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab informasi asimetri antara investor yang memiliki lebih

Kualitatif Dalam jangka pendek, jual rugi sangat menguntungkan konsumen, Meskipun jual rugi yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan cara penetapan harga rendah

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: 1) pelaksanaan MBS pada gugus IV sekolah dasar di Kec. Langke Rembong; 2) kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah dalam

Perbandingan antara intensitas bunyi yang ditimbulkan oleh sepeda motor merek Honda, Suzuki dan Yamaha sebagai fungsi putaran mesin untuk sudut 90 o ternyata