• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengadilan Tinggi Pekanbaru Jl. Jenderal Sudirman No. 315 Pekanbaru Telp pt-pekanbaru.go.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengadilan Tinggi Pekanbaru Jl. Jenderal Sudirman No. 315 Pekanbaru Telp pt-pekanbaru.go.id"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Pengadilan Tinggi Pekanbaru

Jl. Jenderal Sudirman No. 315 Pekanbaru

Telp. 0761-21523 http://www. pt-pekanbaru.go.id

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(2)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page| i

KATA PENGANTAR

aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Tinggi

Pekanbaru Tahun 2015 merupakan perwujudan

pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Pengadilan Tinggi Pekanbaru pada Tahun Anggaran 2015. Penyusunan LKjIP Pengadilan Tinggi Pekanbaru mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Selama tahun 2015 Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Pekanbaru Tahun 2015-2019. Yang diterjemahkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang terdiri dari 6 (enam) Sasaran Strategis. Dalam LKjIP ini akan dijabarkan Rencana Kinerja beserta analisis Capaian Kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru tahun pada 2015.

Kami berharap LKjIP Pengadilan Tinggi Pekanbaru ini dapat memenuhi harapan sebagai pertanggung jawaban kami kepada masyarakat atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai pendorong peningkatan kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru

Pekanbaru,23 Februari 2016 Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru

Yohannes Ether Binti, SH., M.Hum. Nip. 195311131982031007

L

(3)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

elama tahun 2015, Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah berhasil melaksanakan misi yang diemban dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan Pengadilan Tinggi Pekanbaru ini diukur berdasarkan pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja yang

telah ditetapkan. Pada tahun 2015,

Pengadilan Tinggi Pekanbaru menetapkan 6 (enam) sasaran strategis, dan sasaran tersebut diukur menggunakan target kinerja pada 14 (empat belas) indikator kinerja. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 6 (enam) sasaran strategis yang ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2015 terdapat 4 (empat) sasaran strategis yang berhasil dilaksanakan dengan baik (capaian 100% atau

lebih), yaitu :

1. Sasaran peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

2. Sasaran peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

3. Sasaran peningkatan kualitas

pengawasan

4. Sasaran peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

Secara keseluruhan rata-rata pencapaian kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru adalah sebesar 104,3%.

Rincian pencapaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :

1. SASARAN STRATEGIS 1 : PENINGKATAN PENYELESAIAN PERKARA

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % b. Persentase perkara yang diselesaikan

1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 90% 80% 90% 84,0% 83,4% 74,5% 93,3% 104,3% 82,7% c. Persentase Perkara diselesaikan jangka

waktu maksimal 3 bulan 1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 100 % 100 % 100 % 99,2% 68,2% 100% 99,2% 68,2% 100% Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran strategis I 94,19%

S

(4)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | iii 2. SASARAN STRATEGIS 2 : PENINGKATAN AKSEPBILITAS PUTUSAN HAKIM

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Persentase perkara yang tidak mengajukan

upaya hukum: 1. Kasasi 2. Peninjauan Kembali 30 % 90 % 42,3% 80,1% 141% 89% Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran strategis II 115% 3. SASARAN STRATEGIS 3 : PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN

PENYELESAIAN PERKARA

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian a. Persentase berkas yang diajukan

banding yang disampaikan secara lengkap

100 % 100 % 100 %

b. Persentase berkas yang diregister dan

siap didistribusikan ke Majelis. 100 % 100 % 100 %

c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 1:90 1:81 90%

Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran strategis III 96,7% 4. SASARAN STRATEGIS 4 : PENINGKATAN AKSESBILITAS MASYARAKAT

TERHADAP PERADILAN

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan 100 % - -

b. Persentase proses penyelesaian perkara

yang dapat dipublikasikan 100 % 100 % 100%

Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran strategis IV 100% 5. SASARAN STRATEGIS 5 : PENINGKATAN KUALITAS PENGAWASAN

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian a. Persentase pengaduan masyarakat yang

ditindaklanjuti 95 % 100 % 105,3 %

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan

eksternal yang ditindaklanjuti 100 % 100 % 100 %

Rata-rata Capaian kinerja pada sasaran strategis V 102,7% 6. SASARAN STRATEGIS 6 : PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian a. Persentase pegawai yang lulus diklat

teknis yudisial 75% 88,4% 117,9%

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non

yudisial 75% 100% 133,3%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka

promosi.

75% 75% 100%

(5)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | iv

DAFTAR ISI

Hal KATA PENGANTAR ... i RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi ... 1

C. Struktur Organisasi ... 2

D. Aspek Strategis Organisasi ... 6

E. Sistematika Penyajian ... 11

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 12

A. Rencana Strategis 2015 – 2019 ... 12

1. Visi dan Misi ... 12

2. Tujuan dan Sasaran Strategis ... 14

3. Program Utama dan Kegiatan Pokok ... 15

B. Rencana Kinerja Tahun 2015 ... 18

C. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ... 19

BAB III.AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 ... 20

A. Capaian Kinerja Organisasi ... 20

B. Analisis Capaian Kinerja ... 22

C. Realisasi Anggaran ... 43 BAB IV.PENUTUPAN ... 48 A. Kesimpulan ... 48 B. Rekomendasi ... 48 LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi 2. Indikator Kinerja Utama 3. Rencana Kinerja Tahun 2015 4. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

5. Matriks Rencana Strategis Tahun 2015-2019 6. Pengukuran Kinerja per Triwulan

7. Pengukuran Kinerja 8. Pernyataan Telah di Reviu 9. Cheklist Reviu

(6)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persentase penyelesaian perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu 3 bulan... 6

Tabel 2.Tabel 2. Jumlah perkara yang mengajukan Kasasi diwilayah Pengadilan Tinggi Pekanbaru ... 7

Tabel 3. Potensi dan Permasalahan ... 9

Tabel 4. Hubungan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama ... 14

Tabel 5.Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Pekanbaru 2015-2019 ... 17

Tabel 6. Rencana Kinerja Tahun 2015 ... 18

Tabel 7. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ... 19

Tabel 8. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja ... 20

Tabel 9. Capaian Sasaran Peningkatan Penyelesaian Perkara ... 22

Tabel 10. Persentase Penyelesaian Sisa Perkara ... 23

Tabel 11. Persentase Penyelesaian Perkara ... 24

Tabel 12. Jumlah Perkara Masuk Tahun 2015 ... 25

Tabel 13. Persentase Perkara Diselesaikan Dalam Jangka Waktu Maksimal 3 Bulan... 26

Tabel 14. Capaian Sasaran Peningkatan Aksepbilitas Putusan Hakim ... 27

Tabel 15. Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Kasasi ... 28

Tabel 16.Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Peninjauan Kembali ... 29

Tabel 17. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara ... 29

Tabel 18. Persentase berkas yang diajukan banding & disampaikan secara lengkap ... 30

Tabel 19.Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis ... 31

Tabel 20. Rasio Majelis Hakim Terhadap Perkara ... 32

Tabel 21. Perbandingan Majelis Hakim terhadap Perkara yang Telah Diselesaikan ... 33

Tabel 22.Capaian Sasaran Peningkatan Aksesbilitas Masyarakat Terhadap Peradilan (Access to justice) ... 33

Tabel 23. Persentase Perkara Prodeo yang Diselesaikan ... 34

Tabel 24.Persentase Proses Penyelesaian Perkara yang Dapat Dipublikasikan ... 35

Tabel 25.Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan ... 35

Tabel 26. Persentase Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti ... 36

Tabel 27. Persentase Temuan Hasil Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti ... 37

Tabel 28. Hasil Pemeriksaan Eksternal Tahun 2015 ... 38

Tabel 29. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Kualitas Sumber Daya Manusia ... 38

Tabel 30.Persentase Pegawai yang Lulus Diklat Teknis Yudisial ... 39

Tabel 31. Diklat Teknis Yudisial Diikuti Sewilayah Hukum Pengadilan Tinggi Pekanbaru Th 2014-2015 ... 40

Tabel 32.Persentase Pegawai yang Lulus Diklat Teknis Non Yudisial ... 41

(7)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | vi Tabel 34.Persentase Pejabat Yang Lulus Mengikuti Fit And Proper Test Dalam Rangka Promosi

Jabatan ... 42

Tabel 35. Realisasi Anggaran Belanja DIPA (01) Tahun 2015 ... 43

Tabel 36.Realisasi Belanja Pegawai Dipa (01) Badan Urusan Administrasi ... 44

Tabel 37.Realisasi Belanja Barang Dipa (01) Badan Urusan Administrasi ... 44

Tabel 38.Realisasi Belanja Modal Dipa (01) Badan Urusan Administrasi ... 45

Tabel 39. Realisasi Anggaran DIPA (03) Badilum Tahun 2015 ... 45

Tabel 40. Realisasi Belanja Barang DIPA (03) Badan Peradilan Umum ... 46

(8)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Capaian Sasaran Penyelesaian Perkara ... 22

Grafik 2. Jumlah Perkara Masuk Tahun 2015 ... 25

Grafik 3. Capaian Sasaran Peningkatan Aksepbilitas Putusan Hakim ... 27

Grafik 4. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara ... 30

Grafik 5. Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan ... 36

Grafik 6. Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Kualitas Sumber Daya Manusia ... 39

Grafik 7. Realisasi DIPA (01) Tahun 2015 ... 44

Grafik 8. Realisasi Anggaran DIPA (03) ... 46

(9)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | viii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Pekanbaru ... 5 Bagan 2. Hubungan Visi, Misi, dan Tujuan ... 13 Bagan 3. Hubungan Program Utama, Kegiatan Pokok, Sasaran, Indikator ... 16

(10)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

engadilan Tinggi Pekanbaru merupakan kawal depan (voor-post) Mahkamah Agung RI yang membawahi 14 (empat belas) Pengadilan Negeri di wilayah hukum propinsi Riau dan Kepulauan Riau. Sebagai bagian dari peradilan umum, Pengadilan Tinggi Pekanbaru secara hirarki organisatoris dan administratif berada di bawah Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman, Pengadilan Tinggi Pekanbaru mengemban tugas pokok menegakkan hukum dan keadilan dalam hal mengadili perkara di tingkat banding. Pengadilan Tinggi Pekanbaru selain mempunyai fungsi yudikatif atau penyelesaian perkara, juga memilki fungsi pengawasan, mengatur, dan administratif

terhadap Pengadilan-pengadilan Tingkat Pertama di wilayah hukumnya.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Tinggi Pekanbaru senantiasa berusaha mewujudkan lembaga peradilan yang profesional, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, sehingga mampu memberikan pelayanan prima sesuai dengan prinsip-prinsip peradilan, sederhana, cepat dan biaya ringan sebagaimana diamanahkan oleh pasal4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Sebagai bentuk komitmen yang mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka Pengadilan Tinggi Pekanbaru perlu untuk

menyampaikan laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP).

B. KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pengadilan Tinggi Pekanbaru selaku salah satu

kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Umum mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana disebutkan dalam Undang – Undang Nomor 8 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum dalam pasal 51 yang menyatakan :

 Pengadilan Tinggi bertugas dan

berwenang mengadili perkara pidana dan perkara perdata di tingkat banding. (Pasal 51 Ayat (1) Undang-Undang No. 2

Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, yang telah diubah yang telah diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8

P

(11)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 2

Tahun 2004, kedua dengan Undang-Undang No. 49 Tahun 2009).

 Pengadilan dapat memberikan

keterangan, pertimbangan, dan nasihat

tentang hukum kepada instansi

Pemerintah di daerahnya, apabila diminta. (Pasal 52 Ayat (1)

Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, yang telah diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2004, kedua dengan Undang-Undang No. 49 Tahun 2009).

 Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undang-undang. (Pasal 52 Ayat (2)

Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, yang telah diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2004, kedua dengan Undang-Undang No. 49 Tahun 2009).

Pengadilan Tinggi Pekanbaru memiliki fungsi sebagai berikut :

 Fungsi Mengadili (Judicial Power), yakni memeriksa dan mengadili

perkara-perkara yang menjadi kewenangan pengadilan tinggi.

 Fungsi Pembinaan, yakni memberikan

pengarahan diwilayah hukumnya,

menyangkut teknis yustisial,

administrasi peradilan, administrasi

umum, perlengkapan, keuangan,

kepegawaian dan pembangunan.  Fungsi Pengawasan, yakni mengadakan

pengawasan pelaksanaan tugas dan

tingkah laku Hakim, Pejabat

strukturdan pegawai di daerah

hukumnya serta terhadap jalannya peradilan tingkat pertama agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya dan terhadap pelaksanaan administrasi perkara & administrasi umum

 Fungsi Nasihat, yakni memberikan pertimbangan dan nasihat tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.

 Fungsi Administrasi, yakni

menyelenggarakan administrasi umum, keuangan dan kepegawaian serta lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok teknis peradilan dan administrasi peradilan.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Pada tahun 2015 Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Pekanbaru masih mengacu pada Surat

Edaran Mahkamah Agung RI No. 5 Tahun 1996 tentang Bagan Susunan Pengadilan, terdiri atas:

(12)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 3 1. Ketua sebagai kawal depan (voorpost)

Makamah Agung, yaitu dalam hal

melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan peradilan, para Hakim dan pejabat Kepaniteraan, masalah-masalah hukum yang timbul, masalah-masalah tingkah laku/perbuatan Hakim dan pejabat Kepaniteraan, masalah eksekusi yang

berada diwilayah hukumnya untuk

diselesaikan dan dilaporkan kepada

Makamah Agung, menerima laporan

penanganan perkara dan laporan tetang Penasehat Hukum dan Notaris dari Peradilan Negeri dan mengevaluasinya untuk dilaporkan kepada Makamah Agung, meminta keterangan tentang hal yang berkaitan dengan teknis pengadilan, membina dan memberikan petunjuk, teguran atau peringatan bila dipandang perlu, menetapkan suatu perkara banding tanpa biaya, membagi perkara kepada Hakim, memberi izin untuk melaksanakan putusan serta merta terhadap perkara yang dimohonkan banding, mengevaluasi laporan penanganan perkara banding yang dilakukan Hakim dan Panitera Pengganti, selanjutnya mengirimkan laporan dan hasil evaluasinya secara periodik kepada Makamah Agung dan membuat/menyusun legal data tentang putusanperkara-perkara yang penting di wilayah hukumnya untuk dijadikan regional data bank.

2. Wakil Ketua adalah melaksanakan tugas Ketua apabila Ketua berhalangan dan melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua kepadanya.

3. Majelis Hakim adalah bertugas

menetapkan hari sidang, memeriksa dan mengadili berkas perkara yang diberikanpadanya kemudian dalam hal Pengadilan Tinggi melakukan pemeriksaan tambahan untuk mendengar sendiri para pihak dan saksi, maka Hakim bertanggung jawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan serta menandatanganinya,

mengemukakan pendapat dalam

musyawarah, Hakim wajib

menandatangani putusan yang sudah

diucapkan dalam persidangan,

melaksanakan pembinaan dan mengawasi bidang hukum, perdata dan pidana tertentu yang ditugaskan kepadanya dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di Pengadilan Tinggi yang ditugaskan kepadanya serta mengurus kepustakaan hukum yang diterima dari Makamah Agung kepada Hakim- hakim Pengadilan Tinggi yang bersangkutan.

4. Panitera/Sekretaris adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, buku daftar, biaya perkara, dan surat-surat lainnya disimpan

di Kepaniteraan, menyelenggarakan

administrasi perkara, mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti, membuat daftar

semua perkara yang diterima di

(13)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 4 putusan, mengirimkan berkas perkara

banding serta putusannya kepada

Pengadilan Negeri.

5. Wakil Panitera adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, membantu Panitera untuk secara langsung membina, meneliti

dan mengawasi pelaksanaan tugas

administrasi perkara seperti ketertiban mengisi buku register perkara, membuat laporan periodik, melaksanakan tugas Panitera apabila Paniteraberhalangan, melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya.

6. Panitera Muda Perdata adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara perdata, memberi nomor register pada setiap perkarayang diterima di Kepaniteraan, mencatat setiap perkara yang diterima kedalam buku daftar disertai

catatan singkat tentang isinya,

menyiapkan berkas perkara banding yang telah selesai diputus untuk dikirim kembali

kepada Pengadilan Negeri

danmenyerahkan arsip berkas perkara kepada Panitera Muda Hukum.

7. Panitera Muda Pidana adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas

perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara pidana, memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan serta memberikan nomor register dan mencatat setiap perkara yang diterima kedalam buku register, disertai catatan singkat tentang isinya, atau menyiapkan berkas perkara yang dimohon banding dan menyerahkan perkara kepada Panitera Muda Hukum.

8. Panitera Muda Hukum adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, mengumpul, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara, dan tugas lainnya yang diberikan

berdasarkan peraturan

perundang-undangan dan mengolah dan mengkaji hasil evaluasi dan laporan periodik dari Pengadilan Negeri untuk dilaporkan kepada Pimpinan Pengadilan.

9. Panitera Pengganti mempunyai tugas membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan bertugas membantu Hakim dalam hal: membuat penetapan hari sidang, membuat

penetapan terdakwa tetap ditahan,

dikeluarkan dari tahanan atau dirubah jenis penahanannya, mengetik putusan. Perkara yang sudah putus berikut amar putusannya dan menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda Pidana bila telah selesai dimutasi.

(14)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 5 10. Wakil Sekretaris adalah melaksanakan

sebagian tugas Ketua dalam pengurusan surat-surat, penyusunan arsip dan pembinaan administrasi Kepegawaian, Keuangan, dan Umum di Pengadilan Tinggi Pekanbaru.

11. Kasubag Kepegawaian adalah

melaksanakan sebagian tugas dalam mengelola dan membina administrasi Kepegawaian di Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri Sewilayah Hukum Pengadilan Tinggi Pekanbaru, perumusan

kebijakan fasilitasi kepegawaian

berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

12. Kasubag Keuangan adalah melaksanakan sebagian tugas di bidang Pengelolaan danPembinaan Keuangan di lingkungan Pengadilan Tinggi Pekanbaru dan Pengadilan Negeri Sewilayah Hukum Pengadilan Tinggi Pekanbaru serta perumusan kebijakan fasilitas pelaksanaan

pengelolaan keuangan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

13. Kasubag Umum adalah mempunyai tugas membina dan melaksanakan urusan tata

usaha, dan kearsipan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Bagan 1. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Pekanbaru

KETUA WAKIL KETUA

PANITERA/SEKRETARIS HAKIM TINGGI

WAKIL PANITERA WAKIL SEKRETARIS PANITERA MUDA PIDANA

PANITERA MUDA PERDATA PANITERA MUDA HUKUM

KASUBBAG KEPEGAWAIAN KASUBBAG KEUANGAN KASUBBAG UMUM KELOMPOK FUNGSIONAL KEPANITERAAN : PANITERA PENGGANTI

(15)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 6

D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

alam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Tinggi Pekanbaru masih dihadapkan pada beberapa kondisi objektif yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kinerja Pengadilan. Berikut ini aspek strategis dan beberapa permasalahan yang dihadapi di Pengadilan Tinggi Pekanbaru. 1. Produktifitas Penyelesaian Perkara

Upaya untuk meningkatkan produktifitas penyelesaian perkara di Mahkamah Agung dan peradilan dibawahnya tidak pernah berhenti untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya para pencari keadilan, salah satunya adalah kebijakan Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No 2 Tahun 2014 Tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan

Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4

(Empat) Lingkungan Peradilan, yang

mengatur Penyelesaian perkara pada

Pengadilan Tingkat Banding paling lambat 3 (tiga) bulan dan pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan.

Kebijakan tersebut, dijadikan acuan untuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) penyelesaian perkara di Pengadilan Tinggi Pekanbaru adalah maksimal 3 bulan. Dalam pelaksanaannya pada tahun 2014 kecepatan penyelesaian perkara mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun pelaksanaan tersebut belum sepenuhnya berjalan efektif karena

masih terdapat perkara yang

penyelesaiannya lebih dari 3 (tiga) bulan. Tabel 1. Persentase penyelesaian perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu 3 bulan

Tahun Perkara

Jumlah Perkara yang

harus Diselesaikan

Perkara yang telah diselesaikan dalam jangka

waktu maksimal 3 bulan

Persentase Perkara yang telah diselesaikan dalam jangka waktu

maksimal 3 bulan Th. 2015 Pidana 262 260 99,2% Perdata 242 165 68,2% Tipikor 35 35 100% Th. 2014 Pidana 329 328 99,7% Perdata 246 166 67,5% Tipikor 36 36 100,0%

2. Manajemen Penanganan Perkara

Manajemen penanganan perkara dimulai sejak perkara masuk, diperiksa, diputus, dan

eksekusi putusan. Dalam proses itu

diperlukan adanya jaminan bahwa :

prosesnya berlangsung cepat, menjamin keadilan dan kepastian hukum (legal

D

(16)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 7 certainty), akuntabel dan transparan.

Beberapa faktor yang mendukung hal tersebut adalah : faktor substansi aturan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan teknologi informasi.

Salah satu usaha Mahkamah Agung untuk

meningkatkan penanganan perkara di

pengadilan adalah memanfaatkan teknologi informasi, dengan membuat Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Agung. Sistem Informasi ini telah menggunakan

template putusan sebagai standar

pembuatan putusan. Sistem Informasi ini

juga digunakan sebagai monitoring

penanganan perkara. Pelaksanaan sistem informasi ini didukung dengan peraturan

Mahkamah Agung dan SOP (Standar

Operasional Prosedur) penggunaan dan supervisi SIPP.

Sistem Informasi ini bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penanganan perkara dan tertib administrasi. Namun pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen penanganan perkara masih belum maksimal karena masih banyaknya keluhan publik tentang akurasi informasi pada SIPP dan

belum ada kemampuan untuk mengontrol secara efektif serta masih terdapat kelemahan dalam kinerja dan etos kerja sumber daya manusia dalam memanfaatkan teknologi informasi ini.

3. Penerimaan masyarakat terhadap putusan pengadilan

Tingginya jumlah perkara masuk ke MA (80% perkara masuk banding melakukan upaya hukum ke Mahkamah Agung dan 90% dari peradilan umum) disebabkan ketidak puasan para pencari keadilan terhadap hasil putusan baik di Pengadilan Tingkat Pertama maupun Pengadilan Tingkat Banding sehingga memicu para pihak melakukan upaya hukum kasasi sehingga harus dilaksanakan peningkatan sumber daya hakim dalam hal hukum formil dan materiil, hal ini diharapkan kualitas putusan yang dibuat oleh hakim akan dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat pencari keadilan.

Untuk meningkatkan kompetensi

penyelesaian perkara, telah dilakukan diklat spesialisasi hakim dalam penanganan perkara.

Tabel 2.Tabel 2. Jumlah perkara yang mengajukan Kasasi diwilayah Pengadilan Tinggi Pekanbaru

Tahun Perkara Banding yang Putus Perkara yang Mengajukan Kasasi

Persentase jumlah perkara yang mengajukan kasasi terhadap jumlah

perkara banding yang putus

Th. 2014 611 481 78,72

Th. 2013 495 438 88,48

(17)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 8 4. Akses terhadap pengadilan

Kurangnya pemahaman pencari keadilan dan pengguna pengadilan mengenai prosedur di pengadilan dan masih sulitnya akses masyarakat terhadap pengadilan merupakan salah satu masalah yang terus berusaha dipecahkan oleh Mahkamah Agung dan lembaga peradilan di bawahnya.

Penguatan akses terhadap pengadilan merupakan salah satu komitmen yang ingin diwujudkan oleh Mahkamah Agung RI dengan tujuan a) Memberi kemudahan akses informasi kepada pencari keadilan; dan b) Meringankan beban biaya berperkara untuk masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Upaya peningkatan akses pengadilan

terhadap masyarakat miskin sesuai Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum yang menyebutkan empat bentuk mekanisme pemberian bantuan masyarakat miskin dan termarjinalkan, yaitu:

1) Penyediaan Pos Bantuan Hukum

(Posbakum) di Pengadilan, 2) Pemberian bantuan jasa advokat, 3) Pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo, dan 4) Pelaksanaan sidang keliling dan penyediaan tempat sidang diluar kantor pengadilan (zitting plaats). Pengadilan Tinggi Pekanbaru masih memiliki kendalan dalam hal fasilitas pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo, karena keterbatasan anggaran yang disediakan.

Dalam hal memberikan akses informasi kepada pencari keadilan, Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah menggunakan sarana meja informasi maupun teknologi informasi untuk

mengakses berbagai informasi pada website pengadilan hingga putusan pengadilan pada

Direktori Putusan Mahkamah Agung.

Pedoman pelayanan informasi diatur dalam SK Ketua Mahkamah Agung No.

1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman

pelayanan informasi pengadilan. Namun pemberian akses informasi tersebut masih mendapat keluhan dari publik karena sarana

informasi tersebut belum menjamin

sepenuhnya transparansi di pengadilan 5. Sumber Daya Manusia

Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan tidak akan terlepas dari penguatan sumber daya manusia baik yang terkait dengan teknis peradilan maupun non teknis peradilan. Dalam hal penguatan sumber daya manusia dibidang teknis peradilan maka Mahkamah Agung menetapkan kebijakan dilakukan pelatihan teknis bagi aparatur pengadilan baik bagi hakim, panitera maupun juru sita. Bagi tenaga non teknis dilakukan pendidikan dan pelatihan terkait dengan administrasi umum, manajerial dan kepemimpinan. Selain itu dalam dalam hal peningkatan sumber daya manusia telah dilaksanakan fit and propertest untuk pola karir promosi

jabatan. Namun masih dijumpai

permasalahan sumber daya manusia seperti masih lemahnya pemahaman terhadap kebijakan teknis dan non teknis peradilan, pola karir yang belum sesuai dengan kompetensi, dan beban kerja belum merata yaitu ada beberapa posisi yang beban

(18)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 9 kerjanya sangat tinggi tetapi beberapa posisi

lainnya beban kerjanya cenderung rendah. 6. Fungi pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan salah satu

faktor kunci untuk mengembalikan

kepercayaan publik kepada pengadilan. Pengadilan Tinggi Pekanbaru berkewajiban

untuk mengawasi 14 (empat belas)

Pengadilan Tingkat Pertama di wilayah hukumnya. Pengadilan Tinggi Pekanbaru

harus dapat menjadi ujung tombak

pengawasan dalam menindak lanjuti laporan dari daerah. Hal ini menjadi tantangan yang

harus diperhatikan dalam rangka

memaksimal fungsi pengawasan.

Dalam melaksanakan pengawasan dan

menangani pengaduan Pengadilan Tinggi

Pekanbaru mengacu pada Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial Nomor:

02/PB/MA/IX/201202/ PB/P.KY/09/2012

tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim dan Keputusan KMA RI Nomor 076/KMA/SK/VI/2009 tentang

petunjuk pelaksanaan penanganan

pengaduan di lingkungan lembaga Peradilan.

Namun dalam melaksanakan fungsi

pengawasan ini masih terdapat permasalahan dalam hal keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pengawasan, masih banyak masyarakat yang belum memahami mekanisme pengaduan, belum

adanya regulasi jaminan mengenai

kerahasiaan dan perlindungan terhadap identitas pelapor pengaduan.

Tabel 3. Potensi dan Permasalahan

Potensi Permasalahan

1. Penyelesaian Perkara

1. Surat Edaran Mahkamah Agung No 2 Tahun 2014 Tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan

2. Standar Operasional Penyelesaian Perkara Pengadilan Tinggi Pekanbaru

Masih ada perkara yang penyelesaiannya lebih dari 3 (tiga) bulan.

2. Manajemen Penanganan Perkara

1. Memanfaatkan teknologi informasi

2. Menggunakan aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Agung

3. Menggunakan template putusan

4. Regulasi Mahkamah Agung yang

mendukung pelaksanaan SIPP

 Masih banyaknya keluhan publik tentang akurasi informasi pada SIPP dan belum ada kemampuan untuk mengontrol secara efektif

 Masih terdapat kelemahan akurasi data dan etos kerja sumber daya manusi dalam memanfaatkan SIPP untuk penanganan perkara 3. Penerimaan

masyarakat terhadap putusan

Untuk meningkatkan kompetensi penyelesaian perkara, telah dilakukan diklat spesialisasi hakim dalam penanganan

 Tingginya jumlah perkara masuk ke MA (80% perkara masuk banding melakukan upaya hukum ke

(19)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 10

pengadilan perkara. Mahkamah Agung dan 90%

dari peradilan umum) disebabkan ketidak puasan para pencari keadilan terhadap hasil putusan baik di Pengadilan Tingkat Pertama maupun

Pengadilan Tingkat Banding sehingga memicu para pihak melakukan upaya hukum kasasi 4. Akses terhadap

Pengadilan

1. Akses pengadilan terhadap masyarakat miskin dan termarjinalkan : Posbakum, Prodeo, Zitting Plat

2. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum

3. Akses informasi menggunakan sarana meja informasi dan teknologi informasi

4. SK Ketua Mahkamah Agung No.

1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman

pelayanan informasi pengadilan

 Ketrebatasan anggaran untuk menyediakan fasilitas prodeo  Masih adanya keluhan

publik bahwa sarana informasi yang disediakan belum menjamin

sepenuhnya transparansi di pengadilan

5. Sumber Daya

Manusia 1. Pelatihan bagi Tenaga Teknis dan Non teknis di Pengadilan 2. Fit and proper test dalam rangka promosi

jabatan

 Masih lemahnya pemahaman terhadap kebijakan teknis dan non teknis peradilan,  Pola karir yang belum

sesuai dengan kompetensi.  Beban kerja belum merata yaitu ada beberapa posisi yang bebankerjanya sangat tinggi tetapi beberapa posisi lainnya beban kerjanya cenderung rendah.

6. Fungsi

Pengawasan 1. Pengadilan Tinggi menjadi ujung tombak pengawasan dalam menindaklanjuti laporan dari daerah.

2. Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan

Komisi Yudisial Nomor

02/PB/MA/IX/201202/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim

3. Keputusan KMA RI Nomor

076/KMA/SK/VI/2009 tentang petunjuk pelaksanaan penanganan pengaduan di lingkungan lembaga Peradilan.

 Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber

daya manusia pengawasan  Masih banyak masyarakat yang belum memahami mekanisme pengaduan  Belum adanya regulasi jaminan mengenai kerahasiaan dan perlindungan terhadap identitas pelapor pengaduan.

(20)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 11

E.

SISTEMATIKA PENYAJIAN

Bab I Pendahuluan, pada bab ini diisajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisas iserta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

BabII Perencanaan Kinerja, pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja, terdiri dari : A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja

sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV Penutup, pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(21)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 12

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019

engadilan Tinggi Pekanbaru telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 yang mengacu pada Rencana Strategis Mahkamah Agung 2015-2019. Rencana Strategis adalah dokumen perencanaan Pengadilan Tinggi Pekanbaru untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan yang disusun dengan berpedoman pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) dan bersifat indikatif.

Penyusunan Renstra tersebut juga mengacu pada pedoman Renstra dalam Permen Perencanaan

Pembangunan Nasional /Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelahaan Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019.

Dalam pelaksanaannya, Renstra 2015-2019 Pengadilan Tinggi Pekanbaru akan mengalami revisi sejalan dengan tuntutan perubahan internal maupun eksternal. Demikian juga dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan dalam pengukuran kinerja dan

pengendalian pelaksanaaan program dan

kegiatan.

1.VISI & MISI

VISI adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Pekanbaru. Visi Pengadilan Tinggi Pekanbaru mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI yaitu : “Mewujudkan Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang Agung”

Penjelasan :

1. Pengadilan Tinggi Pekanbaru menunjukkan lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum sebagai Pengadilan Tingkat Banding

yang berkedudukan di ibu kota Propinsi Riau dan membawahi Pengadilan Negeri di wilayah Riau dan Kepulauan Riau;

2. Agung menunjukkan suatu keadaan atau sifat kehormatan, kebesaran, kemuliaan, keluhuran;

Visi ini ingin menjadikan Pengadilan Tinggi Pekanbaru sebagai lembaga peradilan yang dihormati, dan memiliki keluhuran dan kemulian dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam memutus perkara.

(22)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 13 MISI adalah sesuatu yang harus diemban atau

dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan Pengadilan Tinggi Pekanbaru dapat terlaksana dan terwujud dengan baik. Misi Pengadilan Tinggi Pekanbaru, adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparansi.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya

Aparatur Peradilan dalam rangka

peningkatan pelayanan pada masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan

prasarana peradilan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Bagan 2. Hubungan Visi, Misi, dan Tujuan

MISI

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparansi.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

TUJUAN

Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan Keterjangkauan pelayanan badan peradilan Meningkatkan kepastian hukum

VISI

“Mewujudkan Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang

(23)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 14

2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

TUJUAN adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi.

Adapun tujuan yang hendak dicapai

PengadilanTinggi Pekanbaru seperti termuat dalam rencana strategis adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan

masyarakat pencari keadilan

2. Keterjangkauan pelayanan badan peradilan 3. Meningkatkan kepastian hukum

SASARAN STRATEGIS adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Hasil reviu Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Pekanbaru mempertajam sasaran yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi

Pekanbaru pada tahun 2015-2019, sasaran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan penyelesaian perkara 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan

penyelesaian perkara

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

5. Peningkatan kualitas pengawasan

6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Pengadilan Tinggi Pekanbaru telah menetapkan Indikator Kinerja Utama dan indikator tersebut telah direviu untuk mempertajam sasaran strategis. Keterkaitan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja utama digambarkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hubungan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama

NO TUJUAN STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PENJELASAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

1. 3. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan 1. Peningkatan penyelesaia n perkara

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan

Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan b. Persentase perkara yang

diselesaikan Perbandingan perkara yang diselesaikan dengan perkara yang akan diselesaikan (saldo awal dan perkara yang masuk)

c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan

Perbandingan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan dengan perkara yang telah diselesaikan.

2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : a. Kasasi b. Peninjauan Kembali

Jumlah perkara yang putus dikurangi yang mengajukan upaya hukum (kasasi/peninjauan kembali) selama tahun berjalan dibagi jumlah perkara yang putus dikali seratus persen

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaia n perkara

a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap

Perbandingan antara berkas yang diajukan banding yang lengkap (terdiri dari bundel A dan B) dengan jumlah berkas yang diajukan banding

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

Perbandingan antara berkas perkara yang diterima Kepaniteraan dengan berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis

c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

Perbandingan ratio Majelis Hakim dibandingkandengan perkara masuk

(24)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 15

3. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK

PROGRAM UTAMA merupakan unsur utama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. KEGIATAN POKOK adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program

Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis Pengadilan Tinggi Pekanbaru, perlu ditetapkan berbagai program dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Ada 3 (tiga) Program Utama dan Kegiatan Pokok Pengadilan Tinggi Pekanbaru mengacu pada Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut :

1. Program : Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Kegiatan Pokok : Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Program dan Kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran strategis:

a. Peningkatan penyelesaian perkara b. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim c. Peningkatan efektifitas pengelolaan

penyelesaian perkara

2. Program : Dukungan Manajemen Dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Mahkamah Agung uan pelayanan badan peradilan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

yang diselesaikan dengan yang masuk b. Persentase proses

penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan

Perbandingan jumlah proses perkara yang sudah diminutasi dan dapat dilihat di website Pengadilan Tingkat Banding, dengan perkara yang sudah diminutasi 5. 6. Meningkatka n kepastian hukum 5. Peningkatan kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

Perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

Perbandingan jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan

6. Peningkatan kualitas SDM

a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.

Perbandingan antara SDM Teknis yang lulus/bersertifikat diklat Tipikor, Niaga, PHI, Perikanan, HAM, Cakim dengan jumlah yang mengikuti diklat

b. Persentase pegawai yang

lulus diklat non yudisial Perbandingan antara SDM Non Teknis yang lulus/bersertifikat diklat Kepemimpinan, Sertifikasi Pengadaan barang dan jasa.

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan.

Perbandingan Ketua Pengadilan Negeri yang telah dipromosikan dan mengikuti Fit and Proper Test untuk menduduki Ketua Pengadilan Negeri Kelas I A Khusus atau Hakim Tinggi dengan jumlah yang mengikuti promosi jabatan

(25)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 16 Kegiatan Pokok : Pembinaan Administrasi

Dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi

Program dan Kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran strategis :

a. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

b. Peningkatan kualitas pengawasan c. Peningkatan kualitas sumber daya

manusia (SDM).

Hubungan antara Program, Kegiatan Pokok, Sasaran, Indikator Kinerja, dapat dilihat pada Bagan 3.

Bagan 3. Hubungan Program Utama, Kegiatan Pokok, Sasaran, Indikator

PROGRAM UTAMA

KEGIATAN POKOK SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 1. Peningkatan penyelesaian perkara 1 2 3

Persentase sisa perkara yang diselesaikan Persentase perkara yang diselesaikan Persentase perkara yangdiselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3(tiga)bulan 2. Peningkatan

aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :

1. Kasasi, 2. Peninjauan Kembali 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara 1 2 3

Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) 1. 2.

Persentase perkara prodeo yang diselesaikan

Persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan

5. Peningkatan kualitas pengawasan

1. 2.

Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti 6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia 1. 2. 3.

Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.

Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial

Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan

Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi jabatan

(26)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 17 Tabel 5.Reviu Renstra Pengadilan Tinggi Pekanbaru 2015-2019

PROGRAM/KEGIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019 Peningkatan Manajemen Peradilan Umum/ Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 1. Peningkatan penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 1. Pidana

2. Perdata 3. Tipikor

b.Persentase perkara yang diselesaikan 1. Pidana

2. Perdata 3. Tipikor

c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan

1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 1. 100 % 2. 100 % 3. 100 % 1. 90 % 2. 80 % 3. 90 % 1. 100 % 2. 100 % 3. 100 % 1. 100 % 2. 100 % 3. 100 % 1. 90 % 2. 85 % 3. 90 % 1. 100 % 2. 100 % 3. 100 % 1. 100 % 2. 100% 3. 100 % 1. 95 % 2. 85 % 3. 95 % 1. 100 % 2. 100% 3. 100 % 1. 100 % 2. 100% 3. 100 % 1. 95 % 2. 90 % 3. 95 % 1. 100 % 2.100% 3. 100 % 1. 100 % 2. 100% 3. 100 % 1. 95 % 2. 95 % 3. 95 % 1. 100 % 2. 100% 3. 100 % 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : 1. Kasasi 2. Peninjauan Kembali 1. 30 % 2. 90 % 1. 40 % 2. 90 % 1. 50 % 2. 95 % 1. 60 % 2. 95 % 1. 60 % 2. 95 % 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap.

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis.

c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

100 % 100 % 1:90 100 % 100 % 1:100 100 % 100 % 1:110 100 % 100 % 1:120 100 % 100 % 1:130 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung/ Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % b. Persentase proses penyelesaian perkara yang dapat

dipublikasikan

100 % 100 % 100 % 100% 100 %

5. Peningkatan kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. 95 % 100 % 95 % 100 % 95 % 100 % 95 % 100 % 95 % 100 % 6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial. c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and

proper test dalam rangka promosi.

100 % 75 % 75 % 100 % 80 % 80 % 100 % 85 % 85 % 100 % 90 % 90 % 100 % 95 % 95 %

(27)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 18

B. RENCANA KINERJA TAHUN 2015

encana Kinerja Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Pekanbaru memuat angka target kinerja tahun 2015 untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Angka target kinerja ini akan menjadi komitmen yang harus dicapai dalam

periode tahun 2015. Selain itu, dokumen Rencana Kinerja tersebut menjadi dasar bagi penetapan kesepakatan tentang kinerja yang akan diwujudkan oleh organisasi (performance

agreement) atau lebih dikenal sebagai Penetapan

Kinerja. Tabel 6. Rencana Kinerja Tahun 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN TINGGI PEKANBARU

TAHUN ANGGARAN 2015

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Peningkatan penyelesaian perkara a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 100 % 100 % 100 % b. Persentase perkara yang diselesaikan

1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 90 % 80 % 90 % c. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu maksimal 3 bulan 1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 100 % 100 % 100 %

2. Peningkatan aksebilitas putusan

Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : a. Kasasi

b. PeninjauanKembali

30 % 90 %

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap

100 % b. Persentase berkas yang diregister dan

siap didistribusikan ke Majelis

100 % c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 1 : 90

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat

terhadap peradilan (acces to justice) a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100 % b. Persentase proses penyelesaian perkara

yang dapat dipublikasikan

100 %

5. Peningkatan kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang

ditindaklanjuti 95 %

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti

100 %

6. Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat

teknis yudisial. 75 %

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial

75 % c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti

fit and proper test dalam rangka promosi.

75 %

(28)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 19

C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

erjanjian Kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru tahun 2015 merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada

akhir tahun 2015. Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2015 yang disusun pada awal tahun 2015.

Tabel 7. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SATUAN KERJA PENGADILAN TINGGI PEKANBARU

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Peningkatan penyelesaian perkara a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 100 % 100 % 100 % b. Persentase perkara yang diselesaikan

1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 90 % 80 % 90 % c. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu maksimal 3 bulan 1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 100 % 100 % 100 %

2. Peningkatan aksebilitas putusan

Hakim Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : a. Kasasi

b. PeninjauanKembali

30 % 90 %

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan

penyelesaian perkara a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap 100 % b. Persentase berkas yang diregister dan

siap didistribusikan ke Majelis 100 % c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara. 1 : 90

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat

terhadap peradilan (acces to justice) a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100 % b. Persentase proses penyelesaian perkara

yang dapat dipublikasikan 100 %

5. Peningkatan kualitas pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang

ditindaklanjuti 95 %

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100 %

6. Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.

75 % b. Persentase pegawai yang lulus diklat non

yudisial

75 % c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti

fit and proper test dalam rangka promosi.

75 %

Kegiatan Anggaran

1. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi

Rp. 17.675.421.000,- 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkmah Agung Rp. 199.000.000,- 3. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Rp. 475.161.000,-

(29)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 20

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

apaian kinerja Pengadilan Tinggi

Pekanbaru tahun 2015 merupakan

pencapaian atas target kinerja tahun pertama dari Renstra Pengadilan Tinggi Pekanbaru tahun 2015-2019. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara Realisasi dengan Target yang telah ditetapkan, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.

Capaian = Realisasi x 100% Target

Dari hasil pengukuran capaian kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru pada tahun 2015 adalah sebesar 104,3%. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing indikator kinerja utama, sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja

No Strategis Sasaran Indikator kinerja Target Realisasi Capaian 1. Peningkatan

penyelesaian perkara

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% b. Persentase perkara yang diselesaikan

1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 90% 80% 90% 84,0% 83,4% 74,5% 93,3% 104,3% 82,7% c. Persentase perkara yang diselesaikan

dalam jangka waktu maksimal 3 bulan 1. Pidana 2. Perdata 3. Tipikor 100 % 100 % 100 % 99,2% 68,2% 100% 99,2% 68,2% 100%

Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Penyelesaian Perkara 94,19%

2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : a. Kasasi b. PeninjauanKembali 30 % 90 % 42,3% 80,1% 141% 89%

Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Aksepbilitas Putusan Hakim 115%

(30)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 21 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan banding yang disampaikan secara lengkap

100 % 100 % 100 %

b. Persentase berkas yang diregister dan siap

didistribusikan ke Majelis 100 % 100 % 100 %

c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara. 1:90 1:81 90%

Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan

Penyelesaian Perkara 96,7% 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang

diselesaikan 100% - -

b. Persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan

100 % 100 % 100 %

Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Aksesbilitas Masyarakat

terhadap Peradilan 100%

5. Peningkatan kualitas pengawasan

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti

95 % 100 % 105,3 %

b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

100 % 100 % 100 %

Rata-rata Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Pengawasan 102,7%

6. Peningkatan kualitas SDM

a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.

75% 88,4% 117,9%

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial

75% 100% 133,3%

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti

fit and proper test dalam rangka promosi. 75% 75% 100%

(31)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 22

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

nalisis Capaian Kinerja diperlukan untuk

mendapatkan umpan balik guna

melakukan guna melakukan perbaikan terhadap Rencana Kinerja tahun berikutnya.

Adapun analisis capaian kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru Tahun 2015 sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut :

Tabel 9. Capaian Sasaran Peningkatan Penyelesaian Perkara

Grafik 1. Capaian Sasaran Penyelesaian Perkara

A

Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015 87,20% 90,40% 94,10% 94,19%

Capaian Sasaran Peningkatan Penyelesaian

Perkara

Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014 Th. 2015

1

. Sasaran : Peningkatan Penyelesaian Perkara

Indikator Kinerja Capaian Th. 2012 2013 2014 2015 a. Persentase Penyelesaian Sisa Perkara 1. Pidana 100% 100% 100% 100% 2. Perdata 100% 100% 100% 100% 3. Tipikor 100% 100% 100% 100% b. Persentase Penyelesaian Perkara 1. Pidana 88,3% 88,7% 96,7% 93,3% 2. Perdata 62,3% 72,6% 88,5% 104,3% 3. Tipikor 72,7% 80,9% 94,7% 82,7% c. Persentase Perkara yang Diselesaikan Jangka Waktu 3 Bulan 1. Pidana - - 99,7% 99,2% 2. Perdata - - 67,5% 68,2% 3. Tipikor - - 100% 100%

Capaian Sasaran Peningkatan

(32)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 23 Sasaran Strategis Peningkatan Penyelesaian

Perkara merupakan sasaran utama dalam rencana strategis. Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan efektivitas dan efisiensi penyelengaraan peradilan di Pengadilan Tinggi

Pekanbaru dengan menggukur tingkat

penyelesaian perkara, sisa perkara, maupun ketepatan waktu dalam penyelesaian perkara. Sasaran ini menggunakan 3 Indikator Kinerja Utama.

Data pada Tabel 6 dan Grafik 1 menunjukkan bahwa capaian sasaran peningkatan penyelesaian perkara pada tahun 2015 sebesar 94,19%. Nilai

capaian tahun 2015 hampir sama dengan capaian tahun 2014 dan meningkat dibandingkan tahun 2012 dan tahun 2013.

Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2015 Pengadilan Tinggi Pekanbaru masih terus berupaya melaksanakan penyelengaraan peradilan yang efektivitas dan efisiensi sehingga berhasil mempertahankan capaian sasaran peningkatan penyelesaian perkara. Terdapat 3 (tiga) indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran strategis ini yaitu :

a. Persentase Penyelesaian Sisa Perkara

Tabel 10. Persentase Penyelesaian Sisa Perkara

*Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan (th. sebelumnya)

Ukuran realisasi indikator kinerja persentase penyelesaian sisa perkara yang diselesaikan

adalah perbandingan sisa perkara yang

diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan (tahun sebelumnya).

Adanya sisa perkara pada tahun sebelumnya disebabkan karena perkara yang masuk pada akhir tahun, sehingga tidak dapat diselesaikan pada tahun berjalan. Tabel 7 di atas menunjukkan jumlah sisa perkara yang harus Perkara Sisa Perkara yang

harus diselesaikan (tahun sebelumnya)

Sisa Perkara yang Diselesaikan

*Realisasi Target Capaian

Th. 2015 Pidana 29 29 100% 100% 100% Perdata 81 81 100% 100% 100% Tipikor 4 4 100% 100% 100% Th. 2014 Pidana 34 34 100% 100% 100% Perdata 73 73 100% 100% 100% Tipikor 8 8 100% 100% 100% Th. 2013 Pidana 34 34 100% 100% 100% Perdata 78 78 100% 100% 100% Tipikor 9 9 100% 100% 100% Th. 2012 Pidana 21 21 100% 100% 100% Perdata 37 37 100% 100% 100% Tipikor 5 5 100% 100% 100%

(33)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 24 diselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 114

perkara, dengan rincian pidana 29 perkara, perdata, 81 perkara, dan tipikor 4 perkara. Seluruh sisa perkara tersebut dapat diselesaikan tahun 2015. Tabel 7 juga menunjukkan data sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2015, bahwa capaian penyelesaian sisa perkara selalu mencapai target 100%.

Hal ini menunjukkan kinerja Pengadilan Tinggi Pekanbaru terhadap sisa perkara pada tahun sebelumnya selalu dapat diselesaikan pada tahun berikutnya, sehingga tidak menjadi tunggakan ditahun kedepannya lagi.

b. Persentase Penyelesaian Perkara

Tabel 11. Persentase Penyelesaian Perkara

*Sisa perkara tahun sebelumnya ditambah perkara yang masuk pada tahun berjalan **Perbandingan perkara yang telah diselesaikan dengan perkara yang harus diselesaikan

Ukuran realisasi indikator kinerja persentase penyelesaian perkara adalah perbandingan perkara yang telah diselesaikan dengan perkara yang harus diselesaikan (sisa perkara tahun sebelumnya ditambah perkara yang masuk pada tahun berjalan).

Data pada Tabel 8 diatas menunjukkan perbandingan Capaian Persentase Penyelesaian

Perkara Pidana, Perdata, maupun Tipikor dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 2015, capaian penyelesaian perkara pidana sebesar 93,3% dan tipikor sebesar 82,7%, capaian ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan capaian penyelesaian perkara perdata sebesar 104,3% mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Perkara Sisa Perkara Tahun Sebelumnya Perkara Masuk *Perkara yang harus Diselesaikan Perkara yang telah

Diselesaikan **Realisasi Target Capaian Th. 2015 Pidana 29 283 312 262 84,0% 90% 93,3% Perdata 81 209 290 242 83,4% 80% 104,3% Tipikor 4 43 47 35 74,5% 90% 82,7% Th. 2014 Pidana 34 324 358 329 91,9% 95% 96,7% Perdata 73 254 327 246 75,2% 85% 88,5% Tipikor 8 32 40 36 90,0% 95% 94,7% Th. 2013 Pidana 34 267 301 267 88,7% 100% 88,7% Perdata 78 189 267 194 72,7% 100% 72,6% Tipikor 9 33 42 34 81,0% 100% 80,9% Th. 2012 Pidana 21 271 292 258 88,4% 100% 88,4% Perdata 37 170 207 129 62,3% 100% 62,3% Tipikor 5 28 33 24 72,7% 100% 72,7%

(34)

LKjIP PENGADILAN TINGGI PEKANBARU TAHUN 2015 Page | 25 Adapun alasan yang menyebabkan capaian

penyelesaian perkara baik Pidana, Perdata maupun Tipikor pada tahun 2015 belum mencapai target, adalah disebabkan karena adanya peningkatan jumlah perkara yang masuk pada akhir tahun sehingga tidak dapat diselesaikan pada tahun berjalan dan menjadi tunggakan di tahun berikutnya.

Tabel 9 di bawah ini menunjukkan jumlah perkara yang masuk pada tahun 2015, mulai bulan Januari sampai dengan Desember. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jumlah total perkara perkara pidana, perdata, dan tipikor yang masuk pada akhir tahun bulan Oktober, November dan Desember sebanyak 189 perkara,

dan dari 189 perkara, dan dari jumlah tersebut tidak dapat selesai dan menjadi sisa tunggakan perkara ditahun berikutnya sebanyak 110 perkara.

Mengacu pada Surat Edaran Sekretaris Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2014, Standar Operasional Prosedur penyelesaian perkara untuk Pengadilan Tingkat Banding mengatur bahwa penyelesaian perkara adalah maksimal 3 (tiga) bulan. Maka wajar pada umumnya perkara yang masuk pada bulan Oktober, November dan Desember belum bisa putus pada akhir tahun berjalan, dan menjadi tunggakan perkara ditahun berikutnya.

Tabel 12. Jumlah Perkara Masuk Tahun 2015 Keadaan

Perkara Jumlah Perkara Masuk Tahun 2015

Jumlah Perkara Masuk Bulan Oktober s/d Desember Sisa Perkara Tahun 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

Pidana 20 13 30 20 12 29 20 21 15 34 23 46 103 50

Perdata 13 15 25 10 20 13 19 13 17 28 22 14 64 48

Tipikor 2 2 3 1 4 2 3 2 2 7 8 7 22 12

Total 35 30 58 31 36 44 42 36 34 69 53 67 189 110

Grafik 2. Jumlah Perkara Masuk Tahun 2015

0 10 20 30 40 50 Jan Feb Ma r Apr Me i Ju n Jul Agu Sep Ok t N o p De s

Jumlah Perkara Masuk Tahun 2015

Pidana Perdata Tipikor

Gambar

Tabel 1. Persentase penyelesaian perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu 3 bulan
Tabel 3. Potensi dan Permasalahan
Tabel 4. Hubungan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama  NO  TUJUAN  SASARAN
Tabel 8. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana merancang film animasi pendek tentang cerita rakyat yang digarap dengan teknik pop up, sehingga dapat menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam

Dari analisis 3 penampang seismik ini, Lapisan batuan yang pertama berada mulai di permukaan dan yang terdalam berada pada kedalaman 100 meter dengan

Ukuran capaian indikator kinerja Persentase Proses Penyelesaian Perkara yang dapat dipublikasikan adalah perbandingan jumlah proses perkara yang sudah diminutasi dan

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir sama dengan Wenner, hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap, pengukuran dilakukan

Beberapa indikator keandalan adalah menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan, keandalan dalam penanganan masalah layanan konsumen, melaksanakan jasa dengan benar pada

Ketebalan pada setiap konsentrasi berbeda – beda, ini disebabkan karena reaksi yang tidak stabil menyebabkan banyaknya posfat sekunder dan tersier menjadi lumpur

Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi pada struktur sel epidermis, stomata, densitas dan kerapatan stomata pada 12 kultivar Brokoli (Brassica oleracea L.)

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah peneliti lakukan, peneliti dapat mengambil kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian tentang