• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah berusaha menggalakkan pembangunan di segala bidang baik pembangunan fisik maupaun non fisik pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata. Sebaliknya, berhasilnya pembangunan tergantung partisipasi seluruh rakyat, yang berarti pembangunan harus dilaksanakan secara merata oleh segenap lapisan masyarakat.1

Perkembangan ekonomi global, menimbulkan persaingan yang semakin ketat menuntut pelaku usaha melakukan langkah efisiensi dalam segala lini agar perusahaan dapat tetap dan terus eksis dengan ketat harus menimbulkan produk dan atau jasa layanan terbaiknya. Menghadapi kompetisi sebagai akibat semakin diminati kerja lingkungan bisnis, maka perusahaan harus semakin linear dan responsif sehingga selalu mampu menyesuaikan dengan perubahan kerja lingkungan bisnis yang karateristiknya serba cepat dan serba tidak pasti.2

1

Djumialdji, Hukum Bangunan Dasar-Dasar Hukum dan Proyek dan Sumber Daya

Manusia, Yogyakarta: Rineka Cipta, 1996, hal. 1.

2 http;//legalakses.com/2012/08/02/lingkungan-bisnis-perusahaan.httm, diakses pada

(2)

Sesuai kondisi tersebut agar dunia usaha dapat tetap dan terus eksis, banyak perusahaan menggunakan tenaga kerja sesuai kebutuhan perusahaan dengan status hubungan kerja berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (selanjutnya disebut PKWT) dan atau menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain, yang dikenal dengan istilah outsourcing.

Praktek hubungan kerja dan PKWT dan atau menyerahkan sebagian pelaksana pekerjaan kepada perusahan lain, sudah lama dikenal di Indonesia. Khusus pelaksana outsourcing telah dikenal sejak jaman kolonial Belanda sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1601 b Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUH Perdata) bahwa “ Pemborongan Pekerja adalah perjanjian dengan mana pihak yang satu, sipemborong mengikatkan diri untuk menyerahkan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain, pihak yang memborong dan menerima suatu harga yang ditetapkan “.

Perusahaan penyedia jasa pekerja sendiri merupakan wadah pencarian tenaga kerja yang akan dipekerjakan dalam suatu perusahaan sebagai karyawan lepas/buruh kontrak. Dari perusahaan penyedia jasa pekerjalah didapat pekerja sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan untuk dapat menjalankan suatu pekerjaan tertentu yang berguna untuk melancarkan jalannya suatu perusahaan. Melalui perusaan penyedia jasa juga didapat terjadinya perjanjian kerja karena perusahaan dalam mencari karyawan melalui perusahaan penyedia jasa pekerja ini. Dewasa ini hampir tidak ada satu orang pun yang bisa melakukan usahanya dengan hanya mengandalkan dirinya sendiri, apalagi jika usaha tergolong skala besar. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain karena

(3)

keterbatasan modal, keterbatasan skill, ataupun karena tuntutan perkembangan usaha yang semakin maju. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka berkembanglah apa yang dinamakan kerjasama. Sebagai dasar dari kerjasama tersebut dibutuhkan apa yang disebut dengan perjanjian kerja sama.

Perjanjian kerja memegang peranan penting dan mewujudkan hubungan kerja yang baik dalam praktek sehari-hari, maka perjanjian kerja pada umumnya hanya berlaku bagi pekerja dan pengusaha yang mengadakan perjanjian kerja. Dengan melakukan perjanjian kerja, pengusaha harus mampu memberikan pengarahan atau penempatan kerja sehubungan dengan adanya kewajiban mengusahakan pekerjaan atau menyediakan pekerjaan, yang tidak lain untuk mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

Kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak yang membuat perjanjian maksudnya pihak pekerja maupun pengusaha cakap membuat perjanjian. Seseorang dipandang cakap membuat perjanjian jika yang bersangkutan telah cukup umur. Selain itu seseorang dikatakan cakap membuat perjanjian jika orang tersebut tidak terganggu jiwanya atau waras.

Hubungan kerja terjadi apabila seseorang (karyawan, pekerja atau pegawai) menyediakan keahlian dan tenaganya untuk orang lain (majikan atau pimpinan) sebagai imbalan pembayaran sejumlah uang. Hubungan kerja tersebut harus dilakukan secara teratur dan terus-menerus, untuk membedakannya dengan keadaan dimana seorang kontraktor bebas mebuat perjanjian hanya untuk suatu

(4)

pekerjan tertentu, lama atau singkat, atau sampai suatu pekerjaan tertentu itu diselesaikan.3

Melihat praktek yang sering terjadi dan dialami para pekerja bertolak belakang dari perjanjian yang telah disepakati. Dimana banyak sekali hak dan kewajiban yang diberikan perusahaan kepada para pekerja tidak sebagaimana mestinya. Pekerja diberikan beban pekerjaan sebagai tanggung jawab dan kewajibannya yang melebihi dari hak yang akan diperolehnya dari perusahaan. Pada setiap pekerja seharusnya mendapatkan perlindungan atas diri dan haknya selama menjalankan suatu pekerjaan. Hal ini dirasa perlu agar pekerja tidah mendapatkan diskriminasi yang sering terjadi oleh setiap pekerja yang kurang memahami apa pentingnya perlindungan hukum bagi dirinya sendiri. Ini juga Perjanjian pada dasarnya harus memuat pula ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan hubungan kerja yaitu hak dan kewajiban buruh serta hak dan kewajiban majikan. Ketentuan-ketentuan ini dapat pula diterapkan oleh majikan, yaitu peraturan yang secara sepihak diterapkan oleh majikan juga peraturan perusahaan. Peraturan majikan atau peraturan perusahaan ini atau lengkapnya peraturan perburuhan majikan dibuat secara sepihak oleh majikan, sehingga majikan ini pada dasarnya dapat memasukan apa saja yang diinginkannya. Dia juga dapat dengan bebas mencantumkan segala kewajiban yang dibebankan kepada buruh semaksimal mungkin. Hal ini agak membebankan buruh dengan tanggung jawab yang melebihi ketentuan yang seharusnya didapat oleh para pekerja dalam suatu aturan perusahaan.

3

(5)

berdampak kepada para perusahaan untuk mengetahui batasan-batasan dalam melaksanakan perjanjian pekerjaan. Dengan adanya perlindungan kerja yang didapat oleh pekerja dan perusahaan yang megetahui juga batasan dalam suatau perjanjian kerja maka hubungan kerja yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Dimana perusahaan dan pekerja dapat bekerja sama untuk menjalankan roda perekonomian yang bertujuan untuk kemajuan negara.

Banyaknya perusahaan yang mengalihkan pekerjaan kepada perusahaan penyedia jasa pekerja, dengan status hubungan kerja PKWT, menimbulkan banyak sekali protes dan pertentangan yang terjadi pada pekerja yang mengharapkan dihapuskannya outsourcing. Jika dilihat lebih teliti hal tersebut sangat membantu pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mengatasi angka pengangguran yang semakin lama akan semakin meningkat. Sehingga untuk menyikapi praktek pelaksanaan PKWT dan outsourcing, maka Undang-Undang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut UUK) dalam beberapa Pasal mengatur mengenai PKWT dengan maksud memberi kepastian hukum pekerja dan sebagai acuan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan PKWT dan outsourcing.

Memperhatikan banyaknya perusahaan yang menyerahkan sebagaian pekerjaan kepada perusahaan lain, dengan mengunakan status hubungan kerja PKWT, menimbulkan banyak reaksi dari para pekerja yang menuntut agar

outsourcing dihapuskan, padahal disisi lain perkembangan sektor perdagangan

dan industri dapat sekali membantu pemerintah dan perusahaan yang melakukan PKWT dalam hal mengurangi angka pengangguran yang semakin meningkat dan

(6)

dengan hal tersebut mengakibatkan perlindungan terhadap pelaku bisnis dan tenaga kerja sejalan seiring dengan krisis global yang saat ini masih melanda dunia juga dalam negeri yang turut mempengaruhinya.

Pemberlakuan peraturan untuk mempergunakan sistem PKWT ini sendiri merupakan jalan terbaik yang mengatasi sebagian permasalahan ekonomi yang terjadi antara perusahaan dan pekerja. Di mana perusahaan menggunakan sistem PKWT sebagai salah satu cara untuk tetap mempertahankan roda bisnis yang dijalankan diera global yang sering terjadi ketidakstabilan dibidang bisnis. Sehingga para pekerja diharap untuk dapat turut serta mengatasi setiap permasalahan dan selain untuk bisnis hal ini juga berdampak positif kepada para pekerja dimana para pekerja dapat meningkatkan taraf kehidupan yang lebih layak dengan mempergunakan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan.

UUK sebagai dasar hukum diberlakukannya outsourcing (Alih Daya) di Indonesia, membagi outsourcing (alih daya) menjadi dua bagian, yaitu: pemborongan pekerjaan dan penyediaan jasa pekerja/buruh.4

1. Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

Pasal 66 UUK dinyatakan bahwa:

4

UU No.13 Tahun 2003, istilah Outsourcing dapat diartikan sebagai pemborongan pekerjaan dan penyediaan tenaga kerja, namun pada rancangan UU Tenaga Kerja yang baru (yang kini sedang dikaji ulang), pengertian Outsourcing tampaknya akan disempitkan menjadi penyediaan jasa pekerja, sementara pemborongan pekerjaan diartikan sebagai sub-kontrak.

(7)

2. Penyedia jasa pekerja/buruh untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Adanya hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh;

b. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam huruf a adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dan/atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak;

c. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; dan

d. Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja/buruh dan perusahaan lain yang bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dibuat secara tertulis dan wajib memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

3. Penyedia jasa pekerja/buruh merupakan bentuk usaha yang berbadan hukum dan memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

4. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf d serta ayat (3) tidak terpenuhi, maka demi hukum status hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa

(8)

pekerja/buruh beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan pemberi pekerjaan.

Selain diatur di dalam UUK, Outsourcing (Alih Daya) juga diatur dalam Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep.101/Men/VI/2004 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja / Buruh dan dalam Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang paket Kebijakan Iklim Investasi disebutkan bahwa outsourcing (Alih Daya) sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan dengan serius dalam menarik iklim investasi ke Indonesia. Bentuk keseriusan pemerintah tersebut dengan menugaskan menteri tenaga kerja untuk membuat draft revisi terhadap UUK.

Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut para pengusaha melakukan banyak perubahan dalam pengelolaan perusahaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pengelolaan perusahaan dapat menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga dapat kompetitif dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Salah satu upaya yang ditempuh oleh PT. PLN (Persero) dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat yang dalam hal ini adalah pelayanan jasa maka PT. PLN (Persero) Wil Area Binjai berusaha semaksimal mungkin agar dapat memberikan yang terbaik maka pihak PT. PLN (Persero) Wil Area Binjai Area Pelayanan dan Jaringan Kota Binjai dalam pelaksanaan sebagian pekerjaannya cenderung mempercayakan terhadap pihak ketiga atau dengan kata lain outsourcing. Ada beberapa kegiatan PT. PLN (Persero) Wil Area Binjai didelegasikan kepada pihak lain yaitu mempercayakan kepada PT. Sentra yang

(9)

merupakan Perseroan Tebatas yang berkedudukan dan berkantor pusat di jalan Tengku Amir Hamzah No. 48 Binjai, Perseroan ini bergerak di bidang kompetensi elektrikal, elektronika, teknologi Informasi dan komunikasi dengan wilayah pemasaran Sumatera Utara. Adaptasi terhadap perubahan trend yang berkembang, PT. Sentra pada saat ini memfokuskan pengembangan produk pada solusi bisnis berbasis tekhnologi. Beberapa unit bisnis di dalam organisasi PT. Sentra memiliki kompetensi dalam bidang teknologi informasi, Man Power (sumber daya manusia) yang meliputi Pemutusan & Penyambungan, Pembacaan Meter Pelanggan, Customer Service Officer, Call Center dan Tekhnik Kelistrikan diantaranya adalah pembacaan stand meter pelanggan dilingkungan PT. PLN (Persero) dan System Online Payment Point (SOPP). Komitmen untuk meningkatkan mutu produk dan layanan diwujudkan dengan penerapan standarisasi mutu perusahaan ISO 9001-2000.

Setelah melalui evaluasi dan verifikasi terhadap keabsahan kelengkapan persyaratan dokumen sertifikasi, PT. Sentra sejak tahun 2007 merupakan salah satu perusahaan yang terdaftar di PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan rekanan, khususnya pada PT. PLN (Persero) Wil Area Binjai

Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih judul Implementasi Hukum Terhadap Perjanjian Penyedia Jasa Pekerja Yang Dilakukan PT. PLN (Persero) Dengan PT. Sentra (Studi Pada PT. PLN (Persero) Wil. Area Binjai)

(10)

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas ada beberapa permasalahan yang dibahas dalam perjanjian penyedia jasa di bidang tenaga kerja yaitu :

1. Bagaimanakah Bentuk Perjanjian Penyedia Tenaga Kerja dalam Perjanjian PT. PLN dan PT. Sentra?

2. Bagaimanakah Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian PT. PLN (Persero) dan PT. Sentra?

3. Bagaimanakah Akibat Hukum dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa dalam hal Wanprestasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui Bentuk Perjanjian Penyedia Tenaga Kerja dalam Perjanjian PT. PLN dan PT. Sentra

2. Untuk mengetahui Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian PT. PLN (Persero) dan PT. Sentra.

3. Untuk mengetahui Akibat Hukum dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa dalam hal Wanprestasi

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi dua kategori, yaitu teoritis/akademis dan praktis/fragmatis

(11)

1. Kegunaan teoritis/akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis, antara lain

a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya.

b. Untuk mengetahui secara konkrit sejauh mana perkembangan mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan.

2. Kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi, antara lain :

a. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca, khususnya mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan dan agar masyarakat mengetahui proses perjanjian pemborongan pekerjaan yang terjadi antara PT. PLN (Persero) dengan PT. Sentra

b. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang cara membuat perjanjian pemborongan pekerjaan yang baik dan dapat mengetahui mengenai klausula pokok

E. Keaslian Penulisan

Keaslian penulisan merupakan suatu tanda bagi penulis bahwa apa yang dibuat dan dijelaskannya pada tugas akhir ini merupakan suatu hasil karya dan buah pikirannya sendiri. Di mana penulis tidak melihat ataupun mencontoh hasil

(12)

skripsi orang lain untuk menjadi sebuah karya yang diakui sebagai hasil karyanya sendiri.

Penulis telah menelusuri seluruh daftar skripsi di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan arsip yang ada di Departemen Hukum Perdata, akan tetapi penulis tidak menemukan adanya kesamaan judul ataupun permasalahan dengan judul dan permasalahan yang penulis angkat yaitu tentang “Implementasi Hukum Terhadap Perjanjian Penyedia Jasa Pekerja Yang Dilakukan Oleh PT.PLN (Persero) Wil. SUMUT Dengan PT.Sentra (Studi Pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumut Area Binjai)”. Oleh karena itu, tulisan ini merupakan buah karya asli penulis yang disusun berdasarkan dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan ilmiah.

Adapun judul yang ada di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara antara lain :

1. Pratama Bagus Onto Nim 070200265 dengan judul Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama antara Perusahaan Pengguna Jasa Pekerja dan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja (Studi Penelitian di PT. Gunung Garuda Group)

2. Sherly Nim 030200126 dengan judul Pertanggungjawaban Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja Buruh PPJP/B dalam penempatan Karyawan pada PT. Pusri Medan

Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa skripsi yang penulis susun ini merupakan karya asli penulis dan tidak meniru dari kepunyaan orang lain. Penulis berani bertanggung jawab apabila ditemukan adanya kesamaan judul

(13)

dan permasalahan skripsi penulis dengan skripsi yang sebelumnya yang terdapat di perpustakaan Departemen Hukum Perdata.

F. Metode Penulisan 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif.5

2. Pendekatan penelitian

Penelitian yuridis normatif dipergunakan untuk mengkaji dokumen–dokumen perjanjian yang berbentuk baku dengan menggunakan tolak ukur asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme, maupun asas itikad baik dan kepatutan yang dapat di simpulkan dari pasal–pasal mengenai perjanjian yang terkait, serta peraturan–peraturan yang mengatur tentang perjanjian kerja antara PT. PLN (Persero) dan PT. Sentra.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis-empiris. Pendekatan

yuridis digunakan untuk menganalisis berbagai peraturan perundang-undangan

terkait dengan perjanjian perjanjian pengadaan barang dan jasa. Sedangkan pendekatan empiris digunakan untuk menganalisis hukum yang dilihat sebagai prilaku masyarakat yang berpola dalam kehidupan masyarakat yang selalu berinteraksi dan berhubungan dalam aspek kemasyarakatan.6

3. Spesifikasi penelitan

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini, maka hasil penelitian ini nantinya akan bersifat deskriptif analitis yaitu memaparkan,

5

Soejono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 2006, hal. 7

6

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999, hal. 36.

(14)

menggambarkan atau mengungkapkan pelaksanaan perjanjian pengadaan barang dan jasa. Hal tersebut kemudian dibahas atau dianalisis menurut ilmu dan teori-teori atau pendapat peneliti sendiri, dan terakhir menyimpulkannya.7

4. Jenis dan sumber data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah berupa aturan - aturan hukum, fakta-fakta yang terdapat dalam suatu perjanjian dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan masalah yang di teliti. Jenis data yang di pergunakan adalah data sekunder yaitu sejumlah data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mencari dan mengumpulkan data yang relevan serta membaca buku atau literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Peraturan perundang-undangan, serta dokumen-dokumen resmi yang meliputi perjanjian kerja dengan ketentuan tenaga outsourcing yang berhubungan dengan obyek yang akan di teliti.

5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang di gunakan untuk memperoleh data sekunder adalah dengan cara studi kepustakaan dan kajian dokumen.

Untuk melengkapi penelitian ini agar mempunyai tujuan yang jelas dan terarah serta dapat dipertanggung jawabkan sebagai salah satu hasil Karya Ilmiah, maka metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk mendukung antara lain :

a. Library Research atau penelitian kepustakaan

Mengadakan penelitian terhadap data-data yang diperoleh dari buku-buku literatur, catatan kuliah, kliping, majalah-majalah ilmiah yang ada kaitannya

7

(15)

dengan skripsi ini dan KUHPerdata sebagai sumber dalam hukum perjanjian yang digunakan sebagai rujukan dalam pembahasan skripsi ini untuk memperkuat dalil dan fakta penelitian.

b. Field Research atau penelitian lapangan

Pengumpulan data melalui riset dilakukan dengan melakukan wawancara kepada Rita Angraini selaku Assisten Bidang Administrasi PT. PLN (Persero) Wil. Sumut Area Binjai yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi ini.

6. Analisis data

Analisis data yang digunakan adalah metode analisa deskriptif dengan teknik induksi, hal ini dilakukan terhadap data yang sifatnya data sekunder yang diperoleh melalui kajian kepustakaan. Teknik induksi digunakan untuk menganalisis data primer maupun data sekunder yang berbentuk dokumen perjanjian. Data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan yang selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik editing yaitu memeriksa data yang telah diperoleh untuk menjamin apakah dapat dipertanggung jawabkan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini agar permasalahan yang diangkat dengan pembahasan skripsi sesuai, maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang saling berkaitan satu sama lain. Tiap bab terdiri dari setiap sub bab dengan maksud untuk mempermudah dalam hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

(16)

Pendahuluan merupakan pengantar. Didalamnya termuat mengenai gambaran umum tentang penulisan skripsi yang terdiri dari latar belakang penulisan skripsi, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II SEKILAS TENTANG HUKUM PERJANJIAN DAN KONTRAK

PENYEDIA JASA PEKERJA DI INDONESIA.

Didalam bab ini penulis mencoba menjelaskan rumusan perjanjian dalam peraturan dan ahli hukum perjanjian, syarat-syarat sah dan jenis-jenis penjanjian yang dikenal dalam hukum perjanjian, asas-asas hukum dan berakhirnya suatu perjanjian serta kontrak penyedia jasa pekerja di Indonesia

BAB III BENTUK PERJANJIAN PENYEDIA TENAGA KERJA SERTA

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN PT. PLN (Persero) dan PT. SENTRA.

Dalam bab ini penulis membahas mengenai kontrak tenaga kerja dan Bentuk Kontrak antara PT. PLN (Persero) dan PT. Sentra, Sejarah Ikatan Kontrak PT. PLN (Persero) dan PT. Sentra, Hak dan Kewajiban para Pihak, Objek dan Jangka Waktu Perjanjian

BAB IV AKIBAT HUKUM DAN MEKANISME PENYELESAIAN

SENGKETA DALAM HAL WANPRESTASI

Dalam bab ini terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai waktu terjadinya perbuatan wanprestasi, konsekuensi hukum dan upaya

(17)

lain yang dilakukan dalam mempertahankan perjanjian, penggunaan mekanisme ADR (alternative dispute resolution), potensi penyelesaian sengketa kepengadilan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari keseluruhan isi. Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar. Saran merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam pembahasan permasalahan dapat lebih berhasil guna berdaya guna.

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan berbagai macam penelitian khususnya dibidang pengembangan pengetahuan dan pendidikan yang bermamfaat bagi semua pihak yang terlibat didalamnya dan melakukan pembinaan

Bentuk dukungan informatif yang diberikan tokoh masyarakat dengan memberikan nasehat, petunjuk, dan masukan berupa evaluasi kegiatan, informasi tentang

Berdasarkan simpulan tersebut di atas, maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut. 1) Kepada praktisi pendidikan khususnya guru matematika di SDN 9 Sesetan

Hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus II ini mencapai tingkat 100% jadi sudah dapat dikatakan tuntas, untuk itu tidak perlu lagi diadakan pembelajaran pada siklus

Dalam penelitian ini akan digunakan metode support vector machine dan akan dilakukan seleksi atribut dengan menggunakan particle swarm optimization untuk

Staf broker online dapat menyediakan informasi yang saya butuhkan dengan segera.. Layanan online trading mengeksekusi order saya

Oleh karena itu pada penelitian ini dibuat alat untuk melengkapi kekurangannya.Alat ini dilengkapi RFID Reader untuk memudahkan saat masuk ke area parkir

Dalam penelitian ini, pengkategorian otomatis artikel ilmiah dilakukan dengan menggunakan kernel graph yang diterapkan pada graph bipartite antara dokumen artikel