• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN RETINOPATI DIABETIK DIKAJI DARI HbA1c SEBAGAI PARAMETER KONTROL GULA DARAH TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN RETINOPATI DIABETIK DIKAJI DARI HbA1c SEBAGAI PARAMETER KONTROL GULA DARAH TESIS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS TIPE 2

DENGAN RETINOPATI DIABETIK DIKAJI

DARI HbA1c SEBAGAI PARAMETER

KONTROL GULA DARAH

TESIS

IRMA YANTI RANGKUTI

NIM: 087014009

PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS TIPE 2

DENGAN RETINOPATI DIABETIK DIKAJI

DARI HbA1c SEBAGAI PARAMETER

KONTROL GULA DARAH

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Farmasi

Universitas Sumatera Utara

IRMA YANTI RANGKUTI

NIM: 087014009

PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

2011

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama Mahasiswa : Irma Yanti Rangkuti No. Induk mahasiswa : 087014009

Program Studi : Magister Farmasi

Judul Tesis : Hubungan Antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Retinopati Diabetik Dikaji Dari HbA1c Sebagai Parameter

Kontrol Gula Darah

Medan, April 2011

Menyetujui: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. dr. Bebi Parwis, Sp.M.

NIP 195301011983031004 NIP 195907081987091002

Ketua Program Studi Dekan

Prof. Dr. Karsono, Apt. Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195409091982011001 NIP 195311281983031002

(4)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Nama Mahasiswa : Irma Yanti Rangkuti No. Induk mahasiswa : 087014009

Program Studi : Magister Farmasi

Judul Tesis : Hubungan Antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Retinopati Diabetik Dikaji Dari HbA1c Sebagai Parameter

Kontrol Gula Darah

Telah di uji dan dinyatakan LULUS di depan Tim Penguji pada hari senin tanggal dua puluh delapan bulan maret tahun dua ribu sebelas

Tim Penguji Tesis

Ketua Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. dr. Bebi Parwis, Sp.M. NIP 195301011983031004 NIP 195907081987091002

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195311281983031002

       

Prof. Dr. Rosidah, M.Si., Apt. NIP 195103261978022001

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhingga sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis dengan judul Hubungan Antara Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Retinopati Diabetik Dikaji Dari HbA1c Sebagai Parameter Kontrol Gula Darah sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW.

Selama menyelesaikan penelitian dan tesis ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin menghaturkan penghargaan dan terimakasih yang tiada terhingga kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc., (CTM)., Sp.A (K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Magister.

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., dan juga selaku Penguji yang telah menyediakan fasilitas dan kesempatan bagi penulis menjadi mahasiswa Program Studi Magister Farmasi Fakultas Farmasi.

3. Ketua Program Studi Magister Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Karsono, Apt., yang telah memberi dorongan dan semangat dalam penyelesaian pendidikan Program Magister Farmasi.

(6)

4. Bapak Prof. Dr. Urip Harahap, Apt., selaku Pembimbing I yang telah banyak memberi saran, bimbingan dan dorongan dengan penuh kesabaran selama penulis menjalani pendidikan, penelitian dan penyelesaian tesis ini.

5. Bapak dr. Bebi Parwis, Sp.M., selaku Pembimbing II yang secara aktif berperan serta mengarahkan penulis dalam melaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

6. Ibu Prof. Dr. Rosidah, M.Si., Apt., selaku penguji.

7. Pihak manajemen Sumatera Eye Centre, dokter spesialis mata, staf dan karyawan yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Pihak manajemen laboratorium Prodia Medan beserta staf yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dalam penulisan tesis ini. Kiranya Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga tulisan ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi imu pengetahuan.

Medan, April 2011 Penulis

(7)

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS TIPE 2

DENGAN RETINOPATI DIABETIK DIKAJI DARI HbA1c

SEBAGAI PARAMETER KONTROL GULA DARAH

Abstrak

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan timbulnya hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, dan atau peningkatan resistensi insulin seluler terhadap insulin. Hiperglikemia kronik dan gangguan metabolik DM lainnya akan menyebabkan kerusakan jaringan dan organ, seperti mata, ginjal, syaraf, dan sistem vaskular. Retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi DM pada mata, terkadang tanpa gejala, namun dapat menyebabkan kebutaan, dan diperkirakan 25 kali lebih banyak diderita pada pasien DM dibandingkan pasien yang tidak menderita DM. Pemantauan status metabolik pasien DM merupakan hal yang penting. Metode yang digunakan untuk menentukan pengendalian glukosa darah pada semua tipe DM adalah pengukuran glikat hemoglobin (HbA1c).

Ada pun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kontrol gula darah dengan retinopati diabetik pada DM tipe 2 dengan HbA1c sebagai parameter kontrol gula darah, hubungan lama menderita DM dengan retinopati diabetik, dan hubungan umur dengan retinopati diabetik.

Penelitian ini melibatkan 30 orang penderita DM tipe 2, dengan melakukan beberapa pengukuran dan pemeriksaan secara klinis dan biokimia di antaranya pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang, tekanan darah dengan sfigmomanometer Hg dan steteskop, kadar gula darah dengan spektrofotometer, kadar HbA1c dengan teknik HPLC, tajam penglihatan dengan Snellen Chart, tekanan intra-okuler (TIO) dengan computerized tonometer, dan pemeriksaan fundus mata dengan oftalmoskopi dan foto fundus.

Pada penelitian ini penderita perempuan lebih banyak dibanding laki-laki (4:1). Lima belas orang (50%) penderita DM terkontrol dan 15 orang (50%) penderita DM tidak terkontrol. Penderita DM termuda berumur 42 tahun, dan tertua umur 78 tahun. DM terbanyak dialami pada umur antara 49–56 tahun dengan jumlah 6 orang (40%) pada DM tidak terkontrol, dan 5 orang (33,33%) pada kelompok DM terkontrol. DM paling banyak telah dialami pasien selama 7–12 tahun yaitu sebanyak 9 orang (60%) pada golongan DM terkontrol, dan 8 orang (53,33%) pada golongan DM tidak terkontrol. Dua puluh tiga orang (76,7%) tidak mengalami retinopati diabetik, dan 7 orang (23,3%) mengalami retinopati diabetik. 2 orang (6,67%) DM terkontrol mengalami retinopati diabetik, dan 5 orang (16,66%) pada DM tidak terkontrol mengalami retinopati diabetik. Dua puluh tiga orang tidak mengalami retinopati diabetik setelah menderita DM rerata selama 11,22 tahun, dan 7 orang mengalami retinopati diabetik setelah menderita DM rerata selama 16,57 tahun. Dua puluh tiga orang tidak mengalami retinopati diabetik pada rerata umur 56,43 tahun, dan 7 orang mengalami retinopati diabetik pada rerata umur 58,29 tahun.

Berdasarkan uji statistik antara kontrol DM dengan retinopati diabetik didapatkan p = 0,195, ini berarti pengontrolan gula darah tidak menyebabkan terjadinya retinopati diabetik (p > 0,05). Antara lama menderita DM dengan

(8)

retinopati diabetik didapatkan p = 0,05, ini berarti semakin lama menderita DM semakin tinggi risiko menderita retinopati diabetik (p < 0,05). Antara umur dengan retinopati diabetik didapatkan p = 0,683, ini berarti tidak terdapat hubungan antara umur dengan retinopati diabetik (p > 0,05).

(9)

THE RELATIONSHIP BETWEEN TYPE 2 DIABETES

MELLITUS WITH DIABETIC RETINOPATHY ASSESSED BY

HbA1c AS A PARAMETER OF BLOOD SUGAR CONTROL

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by the onset of hyperglycemia due to impaired insulin secretion, and/or improving cellular insulin resistance to insulin. Chronic hyperglycemia and other metabolic disorders DM will cause damage to tissues and organs, such as in the eyes, kidneys, nerves, and vascular system. Diabetic retinopathy is one of complication DM in the eye, sometimes without symptoms, but can cause the blindness and estimated 25 times more patients suffered in DM compared to patients who do not suffer from DM. Monitoring the metabolic status of diabetic patients is important. The method used to determine blood glucose control in all types of DM are glikat measuring hemoglobin (HbA1c).

There is also the purpose of this study was to determine the relationship of blood sugar control with diabetic retinopathy in type 2 diabetes with HbA1c as a parameter of blood sugar control, the long-suffering relationship of DM with diabetic retinopathy, and the relationship of age with diabetic retinopathy.

This study involved 30 people with type 2 diabetes, by making several measurements and clinical examination and biochemical measurements such as height, weight and waist circumference, blood pressure with a sphygmomanometer Hg and steteskop, blood sugar levels with a spectrophotometer, levels of HbA1c by HPLC technique , sharp vision with a Snellen chart, intra-ocular pressure (IOP) with computerized tonometer, and fundus eye examination with ophthalmoscopy and fundus photos.

Patients with more women than men (4:1). Fifteen people (50%) patients with uncontrolled diabetes mellitus and 15 people (50%) patients with uncontrolled DM. Youngest diabetic patient aged 42 years, and the oldest 78 years of age. DM is most experienced at the age between 49-56 years with a number of 6 people (40%) in uncontrolled diabetes mellitus, followed by 5 people (33.33%) in the DM controlled group. DM's most lots have been experienced by patients during 7-12 years as many as 9 people (60%) in group controlled DM, and 8 persons (53.33%) in group DM not controlled. Twenty-three people (76.7%) had no diabetic retinopathy, and 7 persons (23.3%) had diabetic retinopathy. 2 people (6.67%) had uncontrolled diabetes mellitus diabetic retinopathy, and 5 people (16.66%) on uncontrolled diabetes have diabetic retinopathy. Twenty-three people do not experience diabetic retinopathy after suffering from diabetes for a mean 11.22 years, and 7 people experience after suffering from diabetes mellitus diabetic retinopathy during the 16.57-year average. Twenty-three people do not have diabetic retinopathy at an average age of 56.43 years, and 7 people have diabetic retinopathy at an average age of 58.29 years. Based on statistical analysis between control and diabetes mellitus with diabetic retinopathy obtained p = 0.195, this means controlling blood sugar does not cause the occurrence of diabetic retinopathy (p > 0.05). Between long-suffering DM with diabetic retinopathy obtained p = 0.05, this means that the longer suffer the higher risk of developing diabetes mellitus diabetic retinopathy (p < 0.05).

(10)

Between ages with diabetic retinopathy obtained p = 0.683, this means there is no relationship between age and diabetic retinopathy (p > 0.05).

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 4

1.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 4

1.4 Perumusan Masalah ... 5

1.5 Hipotesis... 5

1.6 Tujuan Penelitian ... 6

1.7 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Diabetes Melitus... 7

(12)

2.1.2 Epidemiologi ... 9

2.1.3 Patofisiologi ... 10

2.1.4 Gambaran Klinis ... 11

2.1.5 Diagnosis ... 13

2.1.6 Komplikasi ... 13

2.1.7 Penilaian Pengontrolan Glukosa ... 14

2.2 Anatomi Retina ... 15 2.2.1 Sirkulasi Retina ... 19 2.2.1.1 Sistem Arteri ... 19 2.2.1.2 Kapiler ... 19 2.2.1.3 Sistem Vena ... 20 2.3 Retinopati Diabetik ... 20 2.3.1 Patofisiologi ... 21

2.3.2 Klasifikasi Retinopati Diabetik ... 29

2.3.3 Gambaran Klinis ... 32

2.3.4 Pengobatan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Desain Penelitian ... 39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

3.3 Sampel Penelitian ... 40

3.4 Alat dan Bahan ... 42

3.4.1 Alat ... 42

3.4.2 Bahan ... 42

(13)

3.4.2.2 Pemeriksaan Kadar Gula Darah ... 43

3.4.2.3 Pemeriksaaan Fundus ... 44

3.5 Subjek Penelitian... 44

3.6 Metode Pemeriksaan ... 44

3.6.1 Pengukuran Berat Badan... 44

3.6.2 Pengukuran Tinggi Badan... 45

3.6.3 Pengukuran Lingkar Pinggang ... 46

3.6.4 Pengukuran Tekanan Darah ... 47

3.6.5 Pengukuran Tajam Penglihatan ... 49

3.6.6 Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler... 50

3.6.7 Pemeriksaan Fundus Mata ... 51

3.6.8 Foto Fundus ... 51

3.7 Analisis Data ... 52

3.8 Persetujuan Komite Etik Penelitian ... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Gambaran Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jenis Kelamin... 53

4.2 Gambaran Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Kontrol Gula Darah Dengan Parameter HbA1c... 53

4.3 Gambaran Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Umur ... 55

4.4 Gambaran Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Lama Menderita Penyakit ... 56

4.5 Gambaran Hubungan Diabetes Melitus Dengan Retinopati Diabetik... 56

4.6 Gambaran Hubungan Pengontrolan Diabetes Melitus Dengan Retinopati Diabetik ... 57

(14)

4.7 Gambaran Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Dengan

Retinopati Diabetik... 59

4.8 Gambaran Hubungan Umur Dengan Retinopati Diabetik... 61

4.9 Hasil Pemeriksaan Foto Fundus Penderita DM Tipe 2 ... 62

4.9.1 Foto Fundus Ny. N ... 62

4.9.2 Foto Fundus Tn. A ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Kadar glikat hemoglobin pada penderita diabetes melitus ... 15 Tabel 3.1 Standard deviasi normal (Zcrit) berdasarkan signifikansi yang

dipilih dan Cls ... 41 Tabel 3.2 Standard deviasi normal (Zpwr) berdasarkan kekuatan statistik

yang dipilih ... 41 Tabel 4.1 Distribusi jenis kelamin penderita diabetes melitus ... 53 Tabel 4.2 Nilai HbA1c penderita diabetes melitus ... 54 Tabel 4.3 Distribusi penderita diabetes melitus berdasarkan kontrol gula

darah ... 55 Tabel 4.4 Distribusi penderita diabetes melitus berdasarkan umur ... 55 Tabel 4.5 Distribusi penderita diabetes melitus berdasarkan lama menderita

penyakit ... 56 Tabel 4.6 Distribusi penderita diabetes melitus yangg mengalami retinopati

diabetik ... 57 Tabel 4.7 Distribusi kontrol diabetes melitus dengan retinopati diabetik... 57 Tabel 4.8 Analisis hubungan kontrol diabetes melitus dengan retinopati

diabetik dengan Uji Chi-square ... 58 Tabel 4.9 Distribusi lama menderita diabetes melitus dengan retinopati

diabetik ... 60 Tabel 4.10 Analisis hubungan lama menderita diabetes melitus dengan

retinopati diabetik dengan Uji T ... 60 Tabel 4.11 Distribusi umur penderita dengan retinopati diabetik ... 62 Tabel 4.12 Analisis hubungan umur dengan retinopati diabetik

dengan Uji T... 62  

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian ... 4

Gambar 2.1 Anatomi retina ... 16

Gambar 2.2 Funduskopi okuli normal ... 17

Gambar 2.3 Lapisan retina ... 18

Gambar 2.4 Gangguan sistem fibrinolitik pada diabetes melitus ... 23

Gambar 2.5 Retinopati diabetik non-proliferatif ... 30

Gambar 2.6 Retinopati diabetik pre-proliferatif ... 31

Gambar 2.7 Retinopati diabetik proliferatif ... 32

Gambar 2.8 Mikroaneurisma pembuluh darah retina ... 33

Gambar 2.9 Dilatasi pembuluh darah balik ... 34

Gambar 2.10 Perdarahan pada retinopati diabetik non-proliferatif ... 35

Gambar 2.11 Edema makula dan hard exudat di fovea ... 36

Gambar 2.12 Funduskopi edema makula ... 37

Gambar 4.1 Foto fundus Ny. N ... 63

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Izin penelitian dari komisi etik penelitian kesehatan dari

fakultas kedokteran USU ... 72

Lampiran 2 Kuesioner penelitian ... 73

Lampiran 3 Tabel berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang penderita DM tipe 2 ... 78

Lampiran 4 Tabel tekanan darah penderita DM tipe 2... 79

Lampiran 5 Tabel tekanan intra okuler penderita DM tipe 2 ... 80

Lampiran 6 Tabel visus dan kelainan mata pada penderita DM tipe 2 ... 81

Lampiran 7 Tabel riwayat keluarga, olahraga, dan obat yang digunakan pada penderita DM tipe 2 ... 82

Lampiran 8 Tabel nilai HbA1c dan kadar gula darah penderita DM tipe 2 ... 83

Lampiran 9 Hasil analisis data hubungan kontrol gula darah dengan retinopati diabetik menggunakan SPSS ... 85

Lampiran 10 Hasil analisis data hubungan lama menderita DM dengan retinopati diabetik menggunakan SPSS... 86

Lampiran 11 Hasil analisis data hubungan umur dengan retinopati diabetik menggunakan SPSS ... 87

Lampiran 12 Foto oftalmoskop ... 88

Lampiran 13 Foto pemeriksaan fundus pasien menggunakan oftalmoskop ... 89

Lampiran 14 Foto alat serta pemeriksaan tekanan intra okuler pasien menggunakan computerized tonometer (CT 80) produksi Jepang ... 90

Lampiran 15 Foto alat fotograph fundus color merk visucam NM/FA produksi Jerman ... 91

(18)

DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetes Association AGEs : Advanced Glycation End Products DAG : Diasil Gliserol

DD : Diameter Discus DM : Diabetes Melitus

EDTA : Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid eNOS : Endothelial Nitric Oxide Synthase KGD : Kadar Gula darah

HPLC : High Performance Liquid Chromatography IRMA : Intra Retinal Microvascular Abnormalities LDL : Low Density Lypoprotein

NPDR : Non Proliferative Diabetic Retinopathy PDR : Proliferative Diabetic Retinopathy PKC : Protein Kinase C

UKPDS : United Kingdom Prospective Diabetes Study VEGF : Vasoproliferative Endothelial Growth Factor VLDL : Very Low Density Lypoprotein

Referensi

Dokumen terkait

a) Memiliki efek samping relatif kecil, jika digunakan secara tepat; dengan mempertimbangkan sekurang-kurangnya enam aspek ketepatan, yaitu tepat takaran, tepat

“Setiap orang yang menjadi korban mati atau cacat tetap akibat kecelakaan yang disebabkan oleh alat angkutan lalu-lintas jalan tersebut dalam pasal 1, dana akan

Modal Dasar adalah jumlah dan nominal modal Bank Sumedang yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 5 Tahun 2015 tentang Perusahaan Daerah Bank

ekstrak  kasar  metanol.  Fukosantin  terkonfirmasi  pada  panjang  gelombang  maksimum  (maks) 447  nm  pada  spektrum  UV.  Puncak  monoisotopik  ion 

kunjungan sekolah adalah kunjungan pengawas pendidikan agama Islam ke lembaga pendidikan, baik atas permintaan kepala ataupun sesuai dengan jadwal pada program kerja.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara biaya riil dengan tarif INA-CBGs pada pasien rawat inap kemoterapi kanker paru peserta Jaminan Kesehatan

Formula substitusi terpilih yang paling disukai panelis adalah formula substitusi F3 (keong sawah 75 gram dan puree kelor 20 gram), yang memiliki skor tertinggi pada warna