FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA
Merlisa C. Talumewo*, Budi T. Ratag*, Jantje D. Prang**
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
**Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur, yaitu mencapai 17-21% dari proporsi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain case control study. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Juli – Oktober 2014. Populasi kelompok kasus dalam penelitian ini adalah seluruh pasien berusia 40-65 tahun yang didiagnosis pertama kali oleh dokter menderita hipertensi bulan April-Juni 2014 di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi. Pengambilan sampel berdasarkan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebesar 52 kelompok kasus dan 52 kelompok kontrol dan dilakukan matching berdasarkan jenis kelamin, umur dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Data diambil melalui kuesioner dan wawancara langsung. Analisis data dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan CI 95%, tingkat signifikansi 5% (α=0,05).
Hasil uji statistik menunjukkan faktor risiko kebiasaan merokok mempunyai hubungan yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,001; OR = 4,36; CI = 1,71–11,06), faktor risiko konsumsi alkohol menunjukkan hubungan yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,046; OR = 4,54; CI = 0,91-22,5) begitu juga dengan riwayat keluarga menunjukkan hubungan yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,000; OR = 17,71; CI = 5,5-56,5).
Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada pasien di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Kata Kunci : Kebiasaan Merokok, Konsumsi Alkohol, Riwayat Keluarga, Hipertensi
ABSTRACK
Hypertension is a condition where the blood pressure increases chronically. Hypertension is the third fatal disease prevalent for all ages in Indonesia, which comprises a proportion of 17-21% of the people affected by undetected cases. The purpose of this research to find out the factors related to hypertension cases in the Community Health Centre Of Airmadidi District In North Minahasa Regency.
This research is an observational analytic research with a case control study design. This research was carried out In The Community Health Services Centre Of Airmadidi District North Minahasa Regency from July to October 2014. The population of the case-groups was all the patient aged 40 to 65 years old that already diagnosed by doctor with hypertension in April to Juni 2014 In The Community Health Services Centre Of Airmadidi District. The sampling technically was purposive sampling with a sample of 52 respondens case groups and 52 respondens control groups, matched according to gender, age and body mass index. Data was obtained by using questionnaire and direct interview. Analysis of data includes to univariate analysis and bivariate analysis using chi-square test with confidence interval 95% and a significant level of 5% (α=0,05).
Results of the statistical test show that the smoking habit is significantly related with hypertension (p= 0,001; OR= 4,36; CI= 1,71 to 11,06), the alcohol consumption is significantly related with hypertension (p= 0,046; OR= 4,54; CI= 0,91 to 22,5) and family history medical is significantly related with hypertension (p= 0,000; OR= 17,71; CI; 5,5 to 56,5).
There were significantly relationships between smoking habit, alcohol consumption and family history medical and hypertension in the Community Health Services Centre Of Airmadidi District In North Minahasa Regency.
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal (Depkes, 2013).
Penyakit tidak menular, terutama hipertensi terjadi penurunan dari 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013. Asumsi terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat pengukur tensi yang berbeda sampai pada kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat ke fasilitas kesehatan. Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara (apakah pernah didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) dari 7,6 persen tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013). Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2013, ada 32.072 total kunjungan untuk kasus baru yang didapatkan dari Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Puskesmas.
Puskesmas Airmadidi merupakan salah satu puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara tahun 2013, urutan pertama penyakit tidak menular adalah hipertensi yaitu sebanyak 5097 kasus baru. Puskesmas Airmadidi menduduki peringkat ke tiga terbanyak penyakit hipertensi
yaitu sebanyak 870 kasus baru (Dinkes Minut, 2013).
Faktor-faktor risiko hipertensi ada yang tidak dapat kontrol dan dapat dikontrol. Yang tidak dapat dikontrol adalah umur, jenis kelamin dan riwayat keluarga. Sedangkan yang dapat dikontrol adalah kegemukan (obesitas), asupan natrium, konsumsi alkohol, kurang olahraga, stres dan kebiasaan merokok (Junaidi, 2010).
Salah satu faktor risiko yang dapat dikontrol adalah kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok banyak dijumpai mulai dari kalangan anak – anak, remaja, dewasa sampai usia lanjut (Bustan, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari di desa Kabongan Kidul tahun 2012, kebiasaan merokok terbukti sebagai salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi.
Faktor risiko terjadinya penyakit hipertensi yang lain yaitu konsumsi alkohol. Telah dibuktikan dalam penelitian sebelumnya bahwa konsumsi alkohol setiap hari dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 1,21 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 0,55 mmHg untuk rata-rata satu kali minum per hari (Russel dkk, 1991).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain case control study. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Juli – Oktober 2014. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh pasien berusia 40-65 tahun yang didiagnosis oleh
dokter menderita hipertensi bulan April-Juni 2014 di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi. Pengambilan sampel berdasarkan teknik non probability sampling yaitu purposive sampling dimana diambil 52 kelompok kasus dan 52 kelompok kontrol dan dilakukan matching berdasarkan jenis kelamin, umur dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Data diambil melalui kuesioner dan wawancara langsung. Analisis data dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan CI 95%, tingkat signifikansi 5% (0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian ini di dapatkan bahwa sebagian besar pasien dengan diagnosis menderita hipertensi berada pada kelompok umur 50-54 tahun (14,4%), sedangkan pada usia 65 tahun hanya 1 responden (1%). jumlah responden berjenis kelamin perempuan yang diagnosis menderita hipertensi yaitu 30 (28,8%) responden, lebih banyak daripada jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki yang hanya 22 (21,2%) responden. Paling banyak responden yang menderita hipertensi memiliki indeks massa tubuh pada kisaran normal (18,5-22,9) yaitu 27 responden (25,9%). B. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Hipertensi
Tabel 1. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Hipertensi Kebiasaan Merokok Kelompok Kasus Kelompok Kontrol Total p value OR 95% CI N % n % n % Ya 23 22,1 8 7,7 31 29,8 0,001 4,362 1,71-11,06 Tidak 29 27,9 44 42,3 73 70,2 Jumlah 52 50 52 50 104 100
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji chi square dihasilkan nilai probabilitas sebesar 0,001 dengan tingkat kesalahan 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi di Puskesmas Airmadidi Kecamatan
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Orang yang mempunyai kebiasaan merokok berisiko 4,362 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai kebiasaan merokok.
C. Hubungan Antara Konsumsi Alkohol Dengan Hipertensi Tabel 2. Hubungan Antara Konsumsi Alkohol Dengan Hipertensi
Konsumsi Alkohol Kelompok Kasus Kelompok Kontrol Total p value OR 95% CI N % n % n % Ya 8 8 2 2 10 10 0,046 4,545 0,91-22,5 Tidak 44 42 50 48 94 90 Jumlah 52 50 52 50 104 100
Berdasarkan perhitungan menggunakan uji chi square menghasilkan nilai probabilitas 0,046 dengan tingkat kesalahan 0,05. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan hipertensi di Puskesmas Airmadidi. Orang yang mengkonsumsi alkohol memiliki
risiko 4,54 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak mengkonsumsi alkohol.
D. Hubungan Antara Riwayat Keluarga Menderita Hipertensi Dengan Hipertensi Tabel 3. Hubungan Antara Riwayat Keluarga Menderita Hipertensi Dengan Hipertensi Riwayat Keluarga Kelompok
Kasus Kelompok Kontrol Total p value OR 95% CI n % n % n % Ya 31 30 3 3 34 33 0,000 17,71 5,5 – 56,5 Tidak 21 20 49 47 70 67 Jumlah 52 50 52 50 104 100
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji chi square menghasilkan nilai probabilitas 0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan hipertensi. Orang yang mempunyai anggota keluarga hipertensi berisiko 17,71 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai anggota keluarga yang menderita hipertensi.
PEMBAHASAN
Penelitian mengenai kebiasaan merokok yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi ini mendapatkan hasil dimana responden yang memiliki kebiasaan merokok 31 (29,8%) responden dan 73 (70,2%) responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok lebih banyak dibandingkan dengan responden yang
mempunyai kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi dan lingkungan dimana masyarakat Kecamatan Airmadidi sering diberikan penyuluhan dari petugas kesehatan yang ada. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak rokok sehari menjadi dua kali lebih rentan terhadap penyakit aterosklerotik koroner daripada mereka yang tidak merokok. Yang diduga menjadi penyebab adalah pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh sistem saraf otonom. Namun efek nikotin tidak bersifat kumulatif, mantan perokok tampaknya berisiko rendah seperti pada bukan perokok (Price & Wilson, 2008).Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Martini (2006) dengan judul usia merokok pertama kali merupakan faktor yang meningkatkan risiko kejadian hipertensi dikatakan bahwa jumlah rokok yang dihisap setiap hari 10-20 batang mempunyai risiko sebesar 3,02 kali terhadap
kejadian hipertensi bila dibandingkan dengan merokok <10 batang perhari.
Dari hasil penelitian mengenai konsumsi alkohol yang didapatkan bahwa dari 104 responden, yang mengonsumsi alkohol sebanyak 10 responden (10%) sedangkan yang tidak mengonsumsi alkohol sebanyak 94 responden (90%). Alkohol adalah zat kimia yang paling banyak dinikmati orang selain nikotin (yang terdapat dalam tembakau) dan kafein (yang terdapat dalam kopi). Penggunaan alkohol secara kronis meningkatkan tekanan darah (Joewana, 2005). Pada penelitian yang dilakukan di Amerika menyimpulkan bahwa wanita peminum alkohol yang tergolong ringan dan sedang potensi risiko hipertensi lebih rendah, sedangkan pada pria risiko terjadinya hipertensi lebih tinggi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan pola minum, pilihan minuman, dan gaya hidup yang dihubungkan dengan kebiasaan konsumsi alkohol pada pria maupun wanita (Sesso, 2008). Semua responden pada penelitian ini mengonsumsi Cap Tikus. Cap Tikus adalah jenis cairan berkadar alkohol rata-rata 30-40% yang dihasilkan melalui penyulingan saguer (cairan putih yang keluar dari mayang pohon enau). Tinggi rendahnya kadar alkohol pada Cap Tikus tergantung pada kualitas penyulingan. Semakin bagus sistem penyulingannya, semakin tinggi pula kadar alkoholnya. Saguer sejak keluar dari mayang pohon enau sudah mengandung alkohol sekitar kurang dari 5% (Barlina, 2006). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 31 (30%) responden
pada kelompok kasus yang mempunyai riwayat keluarga menderita hipertensi. Faktor genetik merupakan faktor bawaan yang menjadi pemicu timbulnya hipertensi. Jika dalam keluarga seseorang ada yang hipertensi, ada 25% kemungkinan orang tersebut terserang hipertensi. Apabila kedua orangtua mengidap hipertensi, kemungkinan menderita hipertensi naik menjadi 60% (Junaidi, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2012) di Desa Kabongan Kidul yang menunjukkan adanya hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi. Dimana orang yang memiliki riwayat keluarga hipertensi berisiko 14 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi.
KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan antara status merokok dengan kejadian hipertensi pada pasien di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
2. Terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada pasien di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. 3. Terdapat hubungan antara riwayat keluarga
hipertensi dengan kejadian hipertensi pada pasien di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
SARAN
1. Bagi Puskesmas
Bagi seluruh petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Airmadidi kiranya dapat lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan tentang penyakit-penyakit degeneratif terlebih khusus penyakit hipertensi.
2. Bagi Masyarakat
Bagi seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Airmadidi, kiranya dapat lebih memperhatikan gaya hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Barlina R, Karouw S, dan Pasang P, 2006. Pengaruh Sabut Kelapa Terhadap Nira Aren Dan Palm Wine. Jurnal Litri 2006, Volume 12, Nomor 4, Hal 166-171.
Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara. Laporan Tahunan 2013
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM).
Dinas Provinsi Sulawesi Utara, 2013. Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Puskesmas (Kasus Baru). Junaidi, I. 2010. Hipertensi. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer.
Joewana S. Gangguan Mental Dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif. Jakarta: EGC; 2005. Kartikasari, N.A. 2012. Faktor Resiko
Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Jurnal Media Medika Muda. Vol. 9, No. 9
Malonda, N. 2012. Pola Makan Dan Konsumsi Alkohol Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Pada Lansia Di Kota Tomohon. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. UGM. Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Volume 8, Nomor 8, Hal 202-212. Martini, S dan Hendrati, L. Y. 2006.
Usia Merokok Pertama Kali Merupakan Faktor Yang Meningkatkan Risiko Kejadian Hipertensi: Besar Risiko Kejadian Hipertensi Menurut Pola Merokok. Jurnal Kedokteran Yarsi 14 (3) : 191-198 (2006).
Price, S dan Wilson, L. 2006. Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Profil Kesehatan Puskesmas Airmadidi Tahun 2013. Airmadidi
Sesso HD, Cook NR, Buring JR, Manson JE, Gaziano JM. Alcohol Consumption And The Risk Of Hypertension In Women And Men. Hypertension 2008 ; 51 (4) : 1080-1087.