• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Pohuwato. Data diperoleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Pohuwato. Data diperoleh"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Pohuwato. Data diperoleh dari Situs Perimbangan Keuangan Pemerintah (www.djpk.depkeu.go.id). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa data Laporan Realisali Anggaran APBD tahun 2008 sampai tahun 2012. Jumlah data dari penelitian ini adalah sebanyak 5 data yakni dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

4.2. Deskripsi Perkembangan Variabel Penerimaan Daerah

Berdasarkan data sekunder yang didapatkan oleh peneliti dalam situs Perimbangan Keuangan Pemerintah, maka diklasifikasikan penerimaan daerah yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Lain-lain Pendapatan yang sah dan Pembiayaan:

4.1.1 Pendapatan Asli Daerah

Perkembangan Pendapatan Asli daerah selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 disajikan dalam tabel berikut ini:

(2)

Tabel 5: Perkembangan PAD Kabupaten Pohuwato TAHUN PAD (Rp) 2008 10.428.000.000 2009 12.106.000.000 2010 13.699.000.000 2011 15.176.000.000 2012 16.387.000.000

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan tabel diatas perkembangan Pendapatan Asli Daerah terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 sebesar Rp. 10.428.000.000. Selanjutnya tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 setiap tahunnya mengalami kenaikan, pada tahun 2009 Pendapatan Asli Daerah meningkat menjadi Rp. 12.106.000.000, pada tahun 2010 Pendapatan Asli Daerah meningkat menjadi Rp. 13.699.000.000 berikutnya di tahun 2011 jumlah Pendapatan Asli Daerah naik menjadi Rp. 15.176.000.000 sedangkan pada tahun 2012 Pendapatan Asli Daerah mengalami kenaikan yang signifikan menjadi Rp. 16.387.000.000.

Usaha yang ditempuh pemerintah Kabupaten Pohuwato untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yaitu dengan suatu cara untuk memperbesar jumlah pendapatan dimana sumber-sumber penerimaan yang ada pada saat ini ditingkatkan jumlah penerimaanya dengan cara mengevaluasi, mengkaji kembali. Selain itu cara yang dilakukan dengan

(3)

melakukan promosi-promosi potensi daerah sehingga banyak investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Pohuwato, salah satu yang menjadi investor di Pohuwato adalah perusahaan Sawit yang berada di Kecamatan Popayato, bagian barat dari Kabupaten Pohuwato.

Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 1: Perkembangan PAD Kabupaten Pohuwato

4.1.2 Dana Perimbangan

Perkembangan Dana Perimbangan selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 disajikan dalam tabel berikut ini:

10428000000 12106000000 13699000000 15176000000 16387000000 0 2000000000 4000000000 6000000000 8000000000 10000000000 12000000000 14000000000 16000000000 18000000000 2008 2009 2010 2011 2012

PAD

PAD

(4)

Tabel 6: Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Pohuwato TAHUN Dana Perimbangan (Rp) 2008 284.754.000.000 2009 306.152.000.000 2010 311.633.000.000 2011 361.430.000.000 2012 406.836.000.000

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan tabel diatas perkembangan Dana Perimbangan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 sebesar Rp. 284.754.000.000. Selanjutnya tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 setiap tahunnya mengalami kenaikan, pada tahun 2009 Dana perimbangan meningkat menjadi Rp. 306.152.000.000, pada tahun 2010 Dana Alokasi Umum meningkat menjadi Rp. 311.633.000.000 berikutnya di tahun 2011 jumlah Dana perimbangan naik menjadi Rp. 361.430.000.000 sedangkan pada tahun 2012 Dana perimbangan mengalami kenaikan yang signifikan menjadi Rp. 406.836.000.000

Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik sebagai berikut:

(5)

Grafik 2: Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Pohuwato

4.1.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Perkembangan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 7: Perkembangan LP yang sah Kabupaten Pohuwato

TAHUN LP yang sah (Rp) 2008 37.000.000.000 2009 35.076.000.000 2010 38.018.000.000 2011 35.205.000.000 2012 24.546.000.000

(Sumber: Data diolah)

284754000000306152000000311633000000 361430000000 406836000000 0 50000000000 100000000000 150000000000 200000000000 250000000000 300000000000 350000000000 400000000000 450000000000 2008 2009 2010 2011 2012

Dana Perimbangan

Dana Perimbangan

(6)

Berdasarkan tabel diatas perkembangan Lain-Lain Pendapatan daerah yang sah fluktuatif. Dimana pada tahun 2008 sebesar Rp. 37.000.000.000 dan pada tahun 2009 mengalami suatu penurunan hingga menjadi Rp. 35.076.000.000. kemudian tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp. 38.018.000.000. Selanjutnya tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan drastis, pada tahun 2011 lain-lain pendapatan daerah yang sah menurun menjadi sebesar Rp. 35.205.000.000,- berikutnya di tahun 2012 jumlahnya turun lagi menjadi sebesar Rp. 24.546.000.000.

Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 3: Perkembangan LP yang sah Kabupaten Pohuwato

37000000000 350760000003801800000035205000000 24546000000 0 5000000000 10000000000 15000000000 20000000000 25000000000 30000000000 35000000000 40000000000 2008 8009 2010 2011 2012

LP yang Sah

LP yang Sah

(7)

4.1.4 Penerimaan yang berasal dari Pembiayaan

Perkembangan pembiayaan selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 7: Perkembangan pembiayaan Kabupaten Pohuwato

TAHUN Pembiayaan (Rp) 2008 10.574.000.000 2009 3.183.000.000 2010 3.000.000.000 2011 5.000.000.000 2012 13.911.000.000

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan tabel diatas perkembangan pembiayaan fluktuatif. Dimana pada tahun 2008 sebesar Rp. 10.574.000.000. Tahun 2009 dan 2010 mengalami suatu penurunan hingga masing-masing menjadi Rp. 3.183.000.000 dan Rp. 3.000.000.000. kemudian tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan hingga masing-masing menjadi Rp. 5.000.000.000 dan Rp. 13.911.000.000.

Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik sebagai berikut:

(8)

Grafik 3: Perkembangan DAK Kabupaten Pohuwato

4.3. Deskripsi Perkembangan Variabel Belanja Daerah

Perkembangan Belanja Daerah selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 8 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Pohuwato

TAHUN Belanja Daerah (Rp) 2008 339.756.000.000 2009 329.466.000.000 2010 366.319.000.000 2011 415.610.000.000 2012 459.180.000.000

(Sumber: Data diolah)

10574000000 31830000003000000000 5000000000 13911000000 0 2000000000 4000000000 6000000000 8000000000 10000000000 12000000000 14000000000 16000000000 2008 8009 2010 2011 2012

Pembiayaan

Pembiayaan

(9)

Berdasarkan tabel diatas perkembangan Belanja Daerah fluktuatif. Dimana pada tahun 2008 sebesar Rp. 339.756.000.000 dan pada tahun 2009 mengalami suatu penurunan hingga menjadi Rp. 329.466.000.000selanjutnya tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 setiap tahunnya mengalami kenaikan, pada tahun 2010 Belanja Daerah meningkat sebesar Rp. 366.319.000.000 berikutnya di tahun 2011 jumlah Belanja Daerah naik sebesar Rp. 415.610.000.000 sedangkan pada tahun 2012 Belanja Daerah mengalami kenaikan yang signifikan menjadi Rp. 459.180.000.000.

Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 4: Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Pohuwato

339756000000329466000000366319000000 415610000000 459180000000 0 50000000000 100000000000 150000000000 200000000000 250000000000 300000000000 350000000000 400000000000 450000000000 500000000000 2008 8009 2010 2011 2012

Belanja Daerah

Belanja Daerah

(10)

4.4. Analisis Kontribusi

Analisis kontribusi dalam penelitian ini adalah Sumbangan atau iuran yang diperoleh dari pendapatan asli daerah melalui Dinas Pendapatan Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dan dana perimbangan melalui pemerintah pusat yang tujuannya digunakan untuk Belanja Pembangunan Daerah Kabupaten Pohuwato.

Berikut ini adalah analisis kontribusi Penerimaan Daerah terhadap Belanja Daerah selang tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yang disajikan sebagai berikut ini:

4.4.1 Analisis Kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah

berikut ini rumus serta perhitungan kontribusi PAD terhadap Belanja daerah:

Penerimaan PAD

Kontribusi PAD = x 100% Belanja Daerah

Rp. 10.428.000.000

1. Kontribusi PAD tahun 2008 = x 100% Rp. 339.756.000.000

= 0.031 atau 3,1%

Rp. 12.106.000.000

2. Kontribusi PAD tahun 2009 = x 100% Rp. 329.466.000.000

= 0.0367 atau 3,67%

(11)

Rp. 13.699.000.000

3. Kontribusi PAD tahun 2010 = x 100% Rp. 366.319.000.000

= 0.0373 atau 3,73%

Rp. 15.176.000.000

4. Kontribusi PAD tahun 2011 = x 100% Rp. 415.610.000.000

= 0.0365 atau 3,65%

Rp. 16.387.000.000

5. Kontribusi PAD tahun 2012 = x 100% Rp. 459.180.000.000

= 0.0357 atau 3,57%

Berdasarkan analisis diatas, peneliti menyusun kembali dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 9: Kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah dari tahun 2008 sampai dengan 2012 pada

Tahun PAD (Rp) Belanja Daerah (Rp) Kontribusi (%) 2008 10.428.000.000 339.756.000.000 3,1 2009 12.106.000.000 329.466.000.000 3,67 2010 13.699.000.000 366.319.000.000 3,73 2011 15.176.000.000 415.610.000.000 3,65 2012 16.387.000.000 459.180.000.000 3,57

(12)

80% - 100% : Besar sekali 60% - 79% : Besar

40% - 59% : Cukup besar 20% - 39% : Cukup 0% - 19% : Kecil

umumnya fluktuatif. Pada tahun 2008 kontribusi PAD sebesar 3,1% sementara pada tahun 2009 dan 2010 kontribusi PAD menunjukkan kenaikan yakni masing-masing sebesar 3,67% dan 3,73%. Selanjutnya pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah menunjukkan penurunan masing-masing sebesar sebesar 3,65% dan 3,57%. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah disusun ukuran sebagai berikut :

(Hindarto P. Utomo, 2006: 33)

Dengan menggunakan persentase dan kriteria sebagai ukurannya, dapat diketahui apabila 0%-19% maka termasuk ke dalam kategori kecil. Dengan melihat tabel diatas, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 rata-rata menunjukkan nilai sebesar 3,544%. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Pohuwato termasuk dalam kategori kecil. Berikut ini adalah grafik kontribusi PAD terhadap Belanja Daerah.

(13)

Grafik 5: Kontribusi PAD Kabupaten Pohuwato

4.4.2 Analisis Kontribusi Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah

Berikut ini rumus serta perhitungan kontribusi dana perimbangan terhadap Belanja daerah:

Dana Perimbangan Kontribusi DP = x 100% Belanja Daerah Rp. 284.754.000.000 1. Kontribusi DP tahun 2008 = x 100% Rp. 339.756.000.000 = 0.838 atau 83,8% Rp. 306.152.000.000 2. Kontribusi DP tahun 2009 = x 100% Rp. 329.466.000.000 = 0.93 atau 93% Rp. 311.633.000.000 3. Kontribusi DP tahun 2010 = x 100% 3.1 3.67 3.73 3.65 3.57 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 2008 2009 2010 2011 2012

Kontribusi PAD

Kontribusi PAD

(14)

Rp. 366.319.000.000 = 0.85 atau 85% Rp. 361.430.000.000 4. Kontribusi DP tahun 2011 = x 100% Rp. 415.610.000.000 = 0.87 atau 87% Rp. 406.836.000.000 5. Kontribusi DP tahun 2012 = x 100% Rp. 459.180.000.000 = 0.886 atau 88,6%

Berdasarkan analisis diatas, peneliti menyusun kembali dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 10: Kontribusi Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kontribusi dana perimbangan terhadap Belanja Daerah dari tahun 2008 sampai dengan 2012 pada umumnya fluktuatif. Pada tahun 2008 kontribusi dana perimbangan

Tahun Dana Perimbangan (Rp) Belanja Daerah (Rp) Kontribusi (%) 2008 284.754.000.000 339.756.000.000 83,8 2009 306.152.000.000 329.466.000.000 93 2010 311.633.000.000 366.319.000.000 85 2011 361.430.000.000 415.610.000.000 87 2012 406.836.000.000 459.180.000.000 88,6

(15)

80% - 100% : Besar sekali 60% - 79% : Besar

40% - 59% : Cukup besar 20% - 39% : Cukup 0% - 19% : Kecil

sebesar 83,8% sementara pada tahun 2009 sampai 2011 kontribusi dana perimbangan menunjukkan kenaikan yakni masing-masing sebesar 93% tahun 2009, 85% tahun 2010 dan 87% tahun 2011. Selanjutnya pada tahun 2012 kontribusi dana perimbangan terhadap Belanja Daerah menunjukkan kenaikan yakni sebesar 88,6%. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi dana perimbangan terhadap Belanja Daerah disusun ukuran sebagai berikut :

(Hindarto P. Utomo, 2006: 33)

Dengan menggunakan persentase dan kriteria sebagai ukurannya, dapat diketahui apabila 80%-100% maka termasuk ke dalam kategori besar. Dengan melihat tabel diatas, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 rata-rata menunjukkan nilai sebesar 87,48%. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa kontribusi Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Pohuwato termasuk dalam kategori besar. Berikut ini adalah grafik kontribusi Dana perimbangan terhadap Belanja Daerah.

(16)

Grafik 6: Kontribusi Dana Perimbangan Kabupaten Pohuwato

4.4.3 Analisis Kontribusi LP yang Sah terhadap Belanja Daerah

Berikut ini rumus serta perhitungan kontribusi Lain-lain pendapatan yang sah terhadap Belanja daerah:

LP yang sah Kontribusi LP = x 100% Belanja Daerah Rp. 37.000.000.000 1. Kontribusi LP tahun 2008 = x 100% Rp. 339.756.000.000 = 0.108 atau 10,8% Rp. 35.076.000.000 2. Kontribusi LP tahun 2009 = x 100% Rp. 329.466.000.000 = 0.106 atau 10,6% Rp. 38.018.000.000 3. Kontribusi LP tahun 2010 = x 100% 83.8 93 85 87 88.6 78 80 82 84 86 88 90 92 94 2008 2009 2010 2011 2012

Kontribusi Dana Perimbangan

Kontribusi Dana Perimbangan

(17)

Rp. 366.319.000.000 = 0.103 atau 10,3% Rp. 35.205.000.000 4. Kontribusi LP tahun 2011 = x 100% Rp. 415.610.000.000 = 0.084 atau 8,4% Rp. 24.546.000.000 5. Kontribusi LP tahun 2012 = x 100% Rp. 459.180.000.000 = 0,053 atau 5,3%

Berdasarkan analisis diatas, peneliti menyusun kembali dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 11: Kontribusi LP yang sah terhadap Belanja Daerah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap Belanja Daerah dari tahun 2008 sampai dengan 2012 pada terus menurun. Pada tahun 2008 kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 10,8,1% sementara pada tahun

Tahun LP yang sah (Rp) Belanja Daerah (Rp) Kontribusi (%) 2008 37.000.000.000 339.756.000.000 10,8 2009 35.076.000.000 329.466.000.000 10,6 2010 38.018.000.000 366.319.000.000 10,3 2011 35.205.000.000 415.610.000.000 8,4 2012 24.546.000.000 459.180.000.000 5,3

(18)

80% - 100% : Besar sekali 60% - 79% : Besar

40% - 59% : Cukup besar 20% - 39% : Cukup 0% - 19% : Kecil

2009 sampai 2010 kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah menunjukkan penurunan yakni masing-masing sebesar 10,6,8% dan 10,3%. Selanjutnya pada tahun 2011 dan 2012 kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap Belanja Daerah menunjukkan penurunan drastis yakni sebesar 8,4% dan 5,3%. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap Belanja Daerah disusun ukuran sebagai berikut :

(Hindarto P. Utomo, 2006: 33)

Dengan menggunakan persentase dan kriteria sebagai ukurannya, dapat diketahui apabila 0%-19% maka termasuk ke dalam kategori kecil. Dengan melihat tabel diatas, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 rata-rata menunjukkan nilai sebesar 9,08%. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Pohuwato termasuk dalam kategori Kecil. Berikut ini adalah grafik kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap Belanja Daerah.

(19)

Grafik 7: Kontribusi LP yang sah Kabupaten Pohuwato

4.4.4 Analisis Kontribusi Pembiayaan terhadap Belanja Daerah

Berikut ini rumus serta perhitungan pembiayaan terhadap Belanja daerah:

Pembiayaan

Kontribusi DAK = x 100% Belanja Daerah

Rp. 10.574.000.000

1. Kontribusi Pemb tahun 2008 = x 100% Rp. 339.756.000.000

= 0.031 atau 3,1%

Rp. 3.183.000.000

2. Kontribusi Pemb tahun 2009 = x 100% Rp. 329.466.000.000 = 0.009 atau 0,9% Rp. 3.000.000.000 10.8 10.6 10.3 8.4 5.3 0 2 4 6 8 10 12 2008 2009 2010 2011 2012

Kontribusi LP yang sah

(20)

3. Kontribusi Pemb tahun 2010 = x 100% Rp. 366.319.000.000

= 0.008 atau 0,8%

Rp. 5.000.000.000

4. Kontribusi Pemb tahun 2011 = x 100% Rp. 415.610.000.000

= 0.012 atau 1,2%

Rp. 13.911.000.000

5. Kontribusi Pemb tahun 2012 = x 100% Rp. 459.180.000.000

= 0,03 atau 3%

Berdasarkan analisis diatas, peneliti menyusun kembali dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 12: Kontribusi Pembiayaan terhadap Belanja Daerah

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kontribusi Penerimaan Daerah terhadap Belanja Daerah dari tahun 2008 sampai

Tahun Pembiayaan (Rp) Belanja Daerah (Rp) Kontribusi (%) 2008 7.574.000.000 339.756.000.000 3,1 2009 3.183.000.000 329.466.000.000 0,9 2010 3.000.000.000 366.319.000.000 0,8 2011 5.000.000.000 415.610.000.000 1,2 2012 11.411.000.000 459.180.000.000 3

(21)

80% - 100% : Besar sekali 60% - 79% : Besar

40% - 59% : Cukup besar 20% - 39% : Cukup 0% - 19% : Kecil

dengan 2012 pada umumnya fluktuatif. Pada tahun 2008 kontribusi Penerimaan Daerah sebesar 2,2%. Sementara pada tahun 2009 dan 2010 pembiayaan Daerah menunjukkan penurunan yakni masing-masing sebesar 0,9% dan 0,8%. Selanjutnya pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan kontribusi pembiayaan daerah terhadap Belanja Daerah menunjukkan yakni sebesar 1,2% dan 2,4%. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi Penerimaan Daerah terhadap Belanja Daerah disusun ukuran sebagai berikut :

(Hindarto P. Utomo, 2006: 33)

Dengan menggunakan persentase dan kriteria sebagai ukurannya, dapat diketahui apabila 0%-19% maka termasuk ke dalam kategori kecil. Dengan melihat tabel diatas, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan nilai kontribusi rata-rata sebesar 1,8%. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa kontribusi Pembiayaan daerah terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Pohuwato termasuk dalam kategori besar. Berikut ini adalah grafik kontribusi pembiayaan terhadap Belanja Daerah.

(22)

Grafik 8: Kontribusi Total Pembiayaan Daerah Kabupaten Pohuwato

4.5. Analisis Kemandirian

Khusus untuk pendapatan Asli Daerah setelah diketahui seberapa besar kontribusi pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah maka perlu dibuat analisis untuk kemandirian daerah yang kemudian menjadi dasar menentukan pola hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pola hubungan pemerintah pusat dan daerah serta tingkat kemandirian dan kemampuan keuangan daerah.

Berdasarkan hasil analsis kontribusi yang dilakukan oleh peneliti, berikut ini disajikan tabel untuk mengukur kemandirian dari Kabupaten Pohuwato: 3.1 0.9 0.8 1.2 2.4 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 2008 2009 2010 2011 2012

Kontribusi Pembiayaan Daerah

Kontribusi Pembiayaan Daerah

(23)

Tabel 13: Analisis Kemandirian Kabupaten Pohuwato

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan kabupaten dengan pemerintah pusat masih bersifat instruktif, artinya peranan pemerintah pusat lebih dominan daripada kemandirian pemerintah daerah (daerah tidak mampu melaksanakan otonomi daerah secara finansial).

4.6. Pembahasan

Penyelengaraan fungsi pemerintah daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada pemerintah daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004. Besarnya disesuaikan dengan pembagian kewenangan anatar pemerintah pusat dengan

Tahun PAD (Rp) Belanja Daerah (Rp) Kontribusi (%) Kategori 2008 10.428.000.000 339.756.000.000 3,1 Instruktif 2009 12.106.000.000 329.466.000.000 3,67 Instruktif 2010 13.699.000.000 366.319.000.000 3,73 Instruktif 2011 15.176.000.000 415.610.000.000 3,65 Instruktif 2012 16.387.000.000 459.180.000.000 3,57 Instruktif

(24)

pemerintah daerah. Semua sumber keuangan melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah.

4.2.1 Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, sumber keuangan yang berasal dari pendapatan asli daerah lebih penting dibandingkan dengan sumber-sumber diluar pendapatan asli daerah, karena pendapatan asli daerah dapat dipergunakan sesuai dengan prakarsa dan inisiatif daerah sedangkan bentuk pemberian pemerintah (non PAD) sifatnya lebih terikat. Dengan penggalian dan peningkatan pendapatan asli daerah diharapkan pemerintah daerah juga mampu meningkatkan kemampuannya dalam penyelenggaraan urusan daerah.

Pendapatan asli daerah merupakan salah satu penerimaan daerah yang jika dikelola dengan baik akan dapat meningkatkan belanja untuk pembangunan daerah. Namu pada kenyataannya kontribusi pendapatan asli daerah Kabupaten Pohuwato dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 masih dalam ketegori kecil yakni rata-ratanya berkisar 3,544%. Dimana pada tahun 2008 sebesar 3,1%, tahun 2009 sebesar 3,67%, tahun 2010 sebesar 3,73%, tahun 2011 sebesar 3,65% dan terakhir pada tahun 2012 sebesar 3,57%. Hal ini dikarenakan belum maksimalnya pengelolaan potensi-potensi daerah yang ada di Kabupaten Pohuwato terutama dalam bidang pariwisata

(25)

seperti optimalisasi pada wisata Libuo, kelapa dua (dahulu pohon cinta), air terjun di kecamatan lemito, pantai pasir putih yang ada di Kecamatan Popayato.

Penyebab lainnya dari minimnya kontribusi dari pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah dikarenakan kurangnya pengawasan. Contohnya pengawasan pendapatan dari taman wisata yang ada di Kabupaten Pohuwato karena pendapatan yang seharusnya didapatkan oleh pemerintah daerah, sebagian besarnya hanya masuk kepada masyarakat setempat yang melakukan pemungutan terhadap pengunjung. Selanjutnya pengawasan terhadap para pengusaha baik itu perusahaan kontraktor maupun pengusaha perhotelan. Pengawasan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam meningktkan pendapatan asli daerah. Melalui pengawasan dapat diketahui, apakah suatu pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Disamping itu pengawasan berfungsi sebagai alat kontrol penyimpangan atau penyelewengan yang dapat merugikan organisasi secara keseluruhan. Kemudian melalui pengawasan juga dapat diketahui hambatan-hambatan atau kendala yang dijumpai pada saat pengawasan, sehingga dapat dicarikan pemecahan jalan keluarnya.

Disamping kontribusinya terhadap belanja pembangunana daerah, kontribusi pendapatan asli daerah dapat pula menjadi acuan dalam menentukan seberapa besar kemandirian Kabupaten Pohuwato serta seperti

(26)

apakah pola hubungan pemerintah Kabupaten Pohuwato dengan Pemerintah Pusat. Kemadirian dari Kabupaten Pohuwato masih tergolong rendah dan berada dalam kriteria instruktif, artinya belanja untuk pembangunan daerah masih sangat didominasi oleh dana perimbangan yang bersal dari pemerintah pusat. Hal ini semstinya menjadi perhatian pemerintah kabupaten Pohuwato agar kedepannya lebih meningkatkan pendapatan asli daerah untuk mencapai suatu kemandirian dalam kaitannya dengan otonomi daerah.

4.2.2 Kontribusi Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antardaerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah.

Dana Perimbangan merupakan salah satu penerimaan daerah yang digunakan untuk melakukan belanja guna pembangunan daerah. Kontribusi dana perimbangan terhadap belanja daerah di Kabupaten Pohuwato terbilang sangat besar, yakni dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 rata-rata kontribusinya mencapai 87,48%. Dimana pada tahun 2008 sebesar 83,8%, tahun 2009 sebesar 93%, tahun 2010 sebesar 85%, tahun 2011

(27)

sebesar 87% dan terakhir pada tahun 2012 sebesar 88,6%. Hal ini mengindikasikan pula bahwa dana perimbangan memiliki kontribusi yang dominan tehadap belanja daerah yang kemudian mengindikasikan bahwa Kabupaten Pohuwato masih bergantung kepada dana perimbangan dari pemerintah pusat. Hal ini semakin jelas memperlihatkan bahwa Kabupaten Pohuwato tingkat kemadiriannya masih tergolong rendah. Untuk perlu adanya evaluasi agar pemerintah Kabupaten Pohuwato dapat meningkatkan PAD dan tidak dominan menggunakan dana perimbangan untuk kegiatan belanja pembangunan daerah.

4.2.3 Kontribusi LP daerah yang sah terhadap Belanja Daerah

Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan salah satu dari penerimaan daerah yang terdiri dari beberapa jenis yakni Hibah, Dana darurat, Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemda lainnya, Dana penyesuaian dan otonomi khusus dan Bantuan keuangan dari provinsi dan Pemda lainnya.

Kontribusi dari Lain-lain pendapatan daerah yang sah kabupaten Pohuwato terhadap belanja daerah tergolong kecil namun melebihi kontribusi pendapatan asli daerah terhadap belanja modal. Kontribusi dari Lain-lain pendapatan daerah yang sah mencapai rata-rata 9,08%. Dimana pada tahun 2008 sebesar 10,8%, tahun 2009 sebesar 10,6%, tahun 2010 sebesar 10,3%, tahun 2011 sebesar 8,4% dan terakhir pada tahun 2012 sebesar

(28)

5,3%. Hal ini semakin mengindikasikan bahwa kontribusi Pendapatan asli daerah yang secara lansung menandakan kemandirian suatu daerah, masih tergolong rendah.

4.2.4 Kontribusi Pembiayaan Daerah terhadap Belanja Daerah

Pembiayaan daerah Merupakan sumber penerimaan yang digunakan untuk menutup defisit anggaran. Kontribusi dari pembiayaan daerah kabupaten Pohuwato terhadap belanja daerah tergolong kecil. Kontribusi dari Lain-lain pendapatan daerah yang sah mencapai rata-rata 1,5%. Dimana pada tahun 2008 sebesar 3,1%, tahun 2009 sebesar 0,9%, tahun 2010 sebesar 0,8%, tahun 2011 sebesar 1,2% dan terakhir pada tahun 2012 sebesar 3%. Pembiayaan dari Kabupaten Pohuwato masih tergolong kecil yang berarti bahwa defisit yang anggaran yang terjadi di Kabupaten Pohuwato tidak terlalu besar. Dan hal ini mengindikasikan Kabupaten Pohuwato tidak terlalu bergantung pada pembiayaan.

Berdasarkan hasil analisis keuangan Kabupaten Pohuwato dari tahun 2008 sampai dengan 2012 tingkat kemandirian Kabupaten Pohuwato masih dalam kategori sangat kecil atau masuk dalam kriteria Instruktif. Artinya pembiayaan pengeluaran Kabupaten Pohuwato masih sangat tergantung dari pendanaan pusat, sehingga Kabupaten Pohuwato masih jauh dikatakan mandiri. Kemampuan Kabupaten Pohuwato untuk mencukupi keuangannya

(29)

sendiri baru sekitar 3,544% rata‐ratanya dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Hal ini berarti Kabupaten Pohuwato jika dilihat dari kemampuan keuangannya belum dapat dikatakan mandiri karena sumber keuangannya sebagian besar masih ditopang dari pendanaan Pemerintah Pusat.

Kecilnya tingkat kemandirian keuangan daerah sebenarnya disebabkan oleh kecilnya nilai faktor penentu besaran Pendapatan Asli Daerah yang diserahkan pada Pemerintah Daerah sebagaimana yang tertuang dalam Undang‐Undang Nomor 33 tahun 2004 pasal 6 bersumber dari : Pajak Daerah, Retribusi Daerah,. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain‐lain PAD yang sah. Disatu sisi pendapatan dari pajak yang nilainya cukup besar seperti misalnya pajak kendaraan bermotor berdasarkan Undang‐Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi, pajak kendaraan bermotor masuk pada pendapatan pajak Daerah Propinsi.

Melihat kenyataan tersebut betapa besar pajak kendaraan bermotor yang masuk sebagai pendapatan daerah, tetapi tidklah masuk pada daerah kota atau kebupaten melainkan masuk pada daerah Propinsi, sehingga Pendapatan Asli Daerah Kota/ Kabupaten dari tahun ketahun nilainya relatif tetap rendah.

Berikut ini disajikan grafik perbandingan kontribusi tiap-tiap jenis penerimaan daerah dari tahun 2008 sampai tahun 2012:

(30)

Grafik 9: Perbandingan Kontribusi PAD dan Dana Perimbangan

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa selama 5 tahun yakni dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, kontribusi yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah masih dalam kategori sangat kecil. Terlebih lagi pendapatan asli daerah masih lebih kecil dari lain-l;ain pendapatan yang sah, kemudian terjadi kenaikan pembiayaan daerah yang terjadi selama 2 tahun tahun terkahir atau pada masa pemerintahan Bupati syarif Mbuinga. Dengan demikian Kabupaten Pohuwato belum mampu membiayai belanja pembangunan karena sangat besar ketergantungan terhadap dana perimbangan dan dana-dana dari pendapatan pembagian dari pemerintah Provinsi. Hal ini menandakan tingkat kemandirian dari Kabuapetn Pohuwato masih sangat rendah.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2008 2009 2010 2011 2012 Kontribusi PAD Kontribusi DP Kontribusi LP sah Kontribusi Pembiayaan

(31)

Pemerintah Kabupaten Pohuwato dalam rangka bisa mewujudkan atau mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerahnya melalui upaya‐upaya sebagai berikut.

1. Melakukan pembenahan sistem pengelolaan pendapatan, baik perangkat lunak, perangkat keras, maupun kemampuan sumberdaya manusianya. 2. Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak

dan retribusi daerah

3. Peningkatan ketersediaan data untuk mengukur potensi pajak dan retribusi

4. Meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi daerah yang diikuti dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan.

5. Melakukan sosialisasi baik secara tatap muka langsung, melalui hiburan maupun melalui media lainnya.

6. Melakukan konsistensi pelaksanaan peraturan Perundang‐undangan yang berlaku dengan tetap sensitif pada dinamika perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

7. Merevisi atau meninjau kembali PERDA dan atau keputusan/peraturan walikota tentang pajak dan retribusi daerah yang sudah tidak sesuai lafi dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

(32)

9. Pengembangan jenis pajak dan retribusi yang belum terjaring atau belum digali dengan didukung adanya peraturan daerah.

10. Peningkatan penerimaan pendapatan melalui peningkatan kinerja BUMD. 11. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi dalam rangka mewujudkan optimalisasi potensi dan peluang investasi Kabupaten Pohuwato melalui penjaringan investor dalam dan luar negeri serta mewujudkan jalinan kerjasama saling menguntungkan. Cara ini telah dilakukan dan berhasil merekrut investor kalapa sawit.

Gambar

Tabel 5:  Perkembangan PAD Kabupaten Pohuwato TAHUN  PAD                           (Rp)  2008  10.428.000.000  2009  12.106.000.000  2010  13.699.000.000  2011  15.176.000.000  2012  16.387.000.000
Grafik 1:  Perkembangan PAD Kabupaten Pohuwato
Tabel 6:  Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Pohuwato TAHUN  Dana Perimbangan                           (Rp)  2008  284.754.000.000  2009  306.152.000.000  2010  311.633.000.000  2011  361.430.000.000  2012  406.836.000.000
Grafik 2:  Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Pohuwato
+7

Referensi

Dokumen terkait

belakang tersebut maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah infusa buah kapolaga ( Amomum cardamomum ) mempunyai efek tonik pada mencit dan

Pada perhitungan ini data dari model menghasilkan index energy yang lebih kecil dibanding perhitungan data existing condition , hal ini dikarenakan daya mesin yang digunakan

dengan kadar Pb dalam darah, diperoleh nilai p value 1,000 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kadar Pb dalam darah pada

Teknologi lingkungan tepat guna adalah suatu alat dalam bidang lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya.. Salah satu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkuantifikasi karakteristik QBO meliputi periode osilasi, amplitudo osilasi, laju perambatan, variasi Gaussian dari amplitudo, pembuktian

Laporan keuangan yang diperbandingkan dalam beberapa periode akan lebih bermanfaat dan membantu bagi pihak yang berkepentingan dalam menganalisis perkembangan koperasi,

Diketahui dan Disahkan Sebagai Laporan Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.. Pembimbing I

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) makna upacara sedekah gunung (2) peran yang dilakukan tokoh adat dalam upacara sedekah gunung (3) strategi tokoh