• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu landasan teoritis yang sesuai dengan masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu landasan teoritis yang sesuai dengan masalah"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu landasan teoritis yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Landasan teoritis dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai konsep-konsep yang digunakan peneliti sebagai pedoman penelitian di lapangan dan untuk menganalisis masalah. Penulis akan menjelaskan konsep, variabel dan definisi konsep masalah penelitian yang dihadapi peneliti.

2.1 Kewirausahaan

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat,ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam memwujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreaktif. Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan “Entrepreneurship”, dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yang adalah syaraf pusat perekonomian atau bangsa. Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Menurut Thomas W Zimmerer, kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yanag dihadapi sehari-hari, kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian

(2)

dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

Menurut Suryana (2003 : 1) juga menguraikan bahwakewirausahaan adalah kemampuan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Winarto (2004 : 2-3) “Entrepeneurship (kewirausahaan) adalah suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat”. Dalam Alma (2007:33) kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu, kegiatan dan modal, risiko untuk menerima balas jasa,kepuasan, serta kebebasan pribadi.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka yang di maksud dengan kewirausahaan dalam kesimpulan ini adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreaktif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan saisat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.

2.1.2 Fakto-faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan

Menurut Kasmir (2011:38) faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan yaitu :

1. Faktor keluarga pengusaha

Pengusaha yang melalui usaha karena keluarga cukup banyak di temui artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnya. 2. Sengaja terjun menjadi pengusaha

Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha biasanya belajar dari kesuksesan orang lain dan mengikuti contoh dari pengusaha yang ada, dengan mencari modal atau bermitra dengan orang lain.

3. Kerja sampingan

Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjua atau memproduksi sesuatu dengan skala kecil untuk mengisi waktu luang.

(3)

4. Coba-coba

Usaha ini dilakukan ketika belum memiliki pengalaman, mereka kesulitan mencari perkerjaan dan terkena PHK.Namun tidak sedikit usaha yang dilakukan dengan coba-coba memperoleh kesuksesan.

5. Terpaksa

Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan.Mereka biasanya membuka usaha karena kehilangan perkerjaan atau menganggur.

Menurut M. Hani (2010:29) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kewirausahaan, yaitu :

a. Situasi pasar (lokasi bisnis)

Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam membuka usaha.lakukan analisis kebutuhan disuatu tempat atau area agar dapat menentukan usaha apa yang di buka. Ada usaha yang cocok di buka di suatu tempat tetapi tidak cocok di tempat lain.

b. Modal

Ini yang harus disiapkan dalam berwirausaha. Modal awal dapat berawal dari gaji yang disisihkan, atau sumber lain misalnya dari keluarga, pinjaman bank dan sebagainya. c. Strategi bisnis dan promosi

Jika modal telah disiapkan dan lokasi telah didapat, maka selanjutnya pelajari strategi binisnya supaya binis tersebut dapat berkembang dan maju.

d. Keberanian mengambil resiko

Didalam dunia wirausaha, resiko kerugian dapat terjadi tetapi dapat diatasi denganke hati-hatian dalam mengambil keputusan kejelian inovasi produk dan kreativitas dalam pemasaran.

(4)

e. Menjalin jaringan bisnis. f. Matangkan siap mental.

Sikap mental merupakan persyaratan utama untuk menjadi pengusaha sukses.Sikap mental yang dimaksud adalah tidak banyak berharap, menghilangkan rasa takut dan mengubah pola pikir.

2.2. Motivasi Berwirausaha

2.2.1 Motivasi

Motivasi mempunyai peranan sangat penting dalam kegiatan berwirausaha.Motivasi adalah kemuan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah dorongan, kebutuhan, keinginan, dorongan atau implus.Motivasi tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan terbesarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat mungkin saja berkurang apabila telah mencapai kepuasan atau mengalami kegagalan ( Alma, 2005).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI), motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha yang dapat menyebabkan orang atau kelompok orang tertentu tergerak mencapai tujuan yang dikehendakinya dengan perbuatannya.

Motivasi menurut Robbins yang dikutip oleh Darpujiyanto (2011 : 66) merupakan suatu proses yang menyebabkan intensitas individu, dalam usaha mengarakan terus menerus untuk mencapai tujuan. Menurut Mc. Donald dan Hamalik (2004 : 158), yang dimaksud motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

(5)

Menurut Hamalik (2004 : 161), mengungkapkan bahwa motivasi mendorong timbulnya kelakuan, dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi fungsi motivasi meliputi:

a. Mendorong timbulnya kelakuan

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.

Sedangkan menurut Wojosumidjo yang dikutip oleh Darpujiyanto (2011 : 66) menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang diakibatkan oleh faktor-faktor dari dalam (intristik) dan dari luar (ekstristik). Faktor dari dalam seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan, sedangkan faktor dari luar seseorang dapat berupa pengaruh pimpinan kolega atau faktor lain yang sangat kompleks.menurut Sardiman (2005 : 89) motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang aktif yang fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.

b. Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif fungsinya karena rangsangan dari luar.

Secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai daya dorong atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Winardi yang dikutip oleh Amri ( 2010:14) menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.

(6)

Selanjutnya, ia menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain :

a. Kebutuhan pribadi

b. Tujuan-tujuan dan persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan

c. Dengan cara apa kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terrealisasi.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka yang di maksud dengan motivasi dalam penelitian ini adalah suatu dorongan atau keinginan seseorang didalam melakukan suatu keinginan atau usaha demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Pada penelitian ini yang dimaksud motivasi adalah dorongan atau keinginan mahasiswa melakukan proses berwirausaha untuk tercapainya tujuan, motivasi tersebut di dorong oleh faktor-faktor

intrinsik dan ekstrinsik.

(http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-motivasi18.hmtl?=1)

2.2.2 Fungsi Motivasi

Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah kegiatan begitu saja terjadi, tetapi ada faktor yang mendorong yang disebut motivasi.

Menurut Ngalim Purwanto (2007:70-71) fungsi motivasi meliputi :

1. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak 2. Menentukan arah kegiatan

3. Menyeleksi perbuatan

Menurut Tatik Widiyanti (2005:13) ada tiga fungsi motivasi antara lain :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

(7)

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

2.2.3 Teori Motivasi

Teori Insentif. Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentifbisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.

Dorongan Bilogis. Maaf, yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk didalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda.Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.

Hirarki Kebutuhan Maslow merupakan teori motivasi yang paling popular. Maslow membuat urutan kebutuhan manusia, dengan asumsi bahasa kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya, dan kebutuhan seseorang merupakan hirarki berdasarkan kepentingannya. Hirarki tersebut terbagi menjadi 5 tingkatan, yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan ini disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

(8)

2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman,bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

3. Kebutuhan akan rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.

4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.

5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan,skill, dan potensi. Kebutuhan aktualisasi diri disini dalam arti tersedianya kesempatan seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

2.3.1 Dukungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha 2.3.1 Keluarga

Menurut Alex Sobur (2003:248-249) Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.

(http://www.pustakaskripsi.com/pengaruh-konsep-diri-prestasi-belajar-mata-diklat kewirausahaan-terhadap-minat-berwirausaha-siswa-kelas-3-smk.html)

Menurut Slameto (2003:60-64) Lingkungan keluarga, merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam keluarga menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut :

a. Cara orang tua mendidik b. Relasi antar keluarga

(9)

c. Suasana rumah

d. Keadaan ekonomi keluarga e. Pengertian keluarga

Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan maka yang di maksud dengan keluarga dalam penelitian ini adalah kelompok sosial pertama dalam kehidupan seseorang tempat dimana ia belajar dan mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan sesuatu.

2.3.2 Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb dalam Zaenuddin (2002), yaitu informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan,

Cabb dalam Zaenuddin (2002), mendefinisikan dukungan keluarga sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok.

Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan maka yang dimaksud dengan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha dalam penelitian ini adalah Dorongan berbentuk motivasi, pengarahan, dan dukungan yang nyata berbentuk materi atau permodalan yang tinggi untuk berwirausaha dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk siswa dalam menjadi wirausaha.

(10)

2.3.3 Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Kuncoro (2002), bentuk dukungan keluarga terdiri dari empat macam dukungan yaitu:

1. Dukungan penghargaan (Appraisal Support) Merupakan suatu dukungan sosial yang berasal dari keluarga atau lembaga atau instansi terkait dimana pernah berjasa atas kemampuannya dan keahliannya maka mendapatkan suatu perhatian yang khusus. 2. Dukungan materi (Tangible Assistance) Adalah dapat berupa servis (pelayanan),

bantuan keuangan dan pemberian barang-barang. Pemberian dukungan materi dapat dicontohkan dalam sebuah keluarga atau persahabatan.

3. Dukungan informasi (Information Support) Merupakan dukungan yang berupa pemberian informasi, saran dan umpan balik tentang bagaimana seseorang untuk mengenal dan mengatasi masalahnya dengan lebih mudah.

4. Dukungan emosional (Emosional Support) Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.merupakan dukungan emosional yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan misalnya penegasan, reward, pujian, dan sebagainya.

2.4 Minat Berwirausaha

2.4.1 Pengertian Minat Berwirausaha

Menurut Winkel (2004:650), minat yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.

(11)

Menurut Crow & Crow dalam H.Djaali (2008:121), mengatakan minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

(http://eprints.uny.ac.id/8644/3/bab%202%20-%2007104244013.pdf)

Crow & Crow dalam Yuwono dkk (2008) menyebutkan ada tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu:

a. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu.

b. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya.

c. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.

Gurbuz dan Aykol mengemukakan bahwa minat berwirausaha adalah kerelaan seseorang untuk melakukan kegiatan kewirausahaan, atau dengan kata lain menjadi pekerja mandiri. Selanjutnya minat berwirausaha juga dapat digambarkan sebagai penilaian seseorang mengenai kemungkinan untuk memiliki bisnis sendiri (Christina:2011).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha dalam penelitian ini adalah dorongan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam hal ini melakukan kegiatan berwirausaha.

2.4.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi Minat Berwirausaha

Menurut David C. McClelland (2006:62), mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

(12)

internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan atau kompetensi dan insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan.

Menurut Ibnoe Soedjono yang dikutip oleh suryana (2006:62) karena kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada maka dimensi kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.

Berdasarkan uraian tersebut terdapat penggabungan kedua pendapat yang sesuai maka dapat disimpulkan bahwa bagian atau komponen berwirausaha terdiri dari kognitif, emosi (perasaan), dan konasi atau kehendak. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

1). Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor – faktor yang timbul karena pengaruh dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor - faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha antara lain karena motif berprestasi, harga diri, dan perasaan senang.

a. Motif Berprestasi

Motif berprestasi adalah keinginan untuk dapat menjadi orang yang lebih baik dari orang lain. Motif berprestasi menjadi motivasi seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik.

b. Harga diri

Harga diri merupakan kebutuhan perkembangan (termasuk kebutuhan aktualisasi diri dari Maslow) dengan berwirausaha diharapkan dapat meningkatkan harga diri karena tidak lagi tergantung pada orang lain. Hal ini yang dapat mendorong seseorang untuk berwirausaha.

(13)

c. Faktor Senang

Perasaan senang terhadap sesuatu misalnya senang mencoba resep makanan maka dengan kesenangan ini akan menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha misalnya mendirikan warung makan.

2). Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul karena rangsangan atau dorngan dari luar diri individu atau lingkungan. Faktor–faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan peluang.

a. Keluarga Orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Anak harus diajarkan untuk memotivasi diri untuk berkerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggungjawab atas apa yang dia lakukan. Salah satu unsur kepribdian adalah minat. Minat Berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pemgaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat juga mempunyai peran dalam mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, sebagai contoh seseorang yang mempunyai baground teknik boga yang bergaul dengan chief atau pengusaha jasa boga akan menimbulkan minat untuk berwirausaha seperti mendirikan restoran sendiri.

c. Peluang

Peluang yang ada dihadapan seseorang untuk menjadi sukses bagi orang yang mempunyai semangat untuk maju sebenarnya banyak, tergantung bagaimana individu tersebut dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk meraih sukses.

(14)

Salah satu peluang untuk menjadi orang yang berhasil adalah dengan cara berwirausaha.

d. Pendidikan

Pengetahuan yang didapatkan selama di bangku sekolah khususnya sekolah juga menengah kejuruan, maupun praktek lapangan dapat dijadikan modal dalam memulai berwirausaha.

Menurut Yatmi Purwanti (2008:23), minat yang dimiliki seseorang pada dasarnya dipengaruhi dua faktor yaitu :

1). Faktor intrinsik atau faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan yang merupakan keinginan dari dalam diri individu

2) Faktor ekstrinsik atau faktor dari luar yaitu keluarga, sekolah, masyarakat atau lingkungan.

Jadi ada dua faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang yang pertama adalah faktor intrinsik atau faktor dari dalam diri sendiri, faktor ini merupakan faktor alami yang dimiliki oleh seseorang. Disebut faktor alami karena timbul dari dalam diri tanpa pengaruh dari luar. Faktor ini meliputi perhatian, perasaan senang, keinginan. Kedua adalah faktor ekstrinsik atau faktor dari luar, faktor ini antara lain timbul karena keluarga, di dalam keluarga terjadi proses pendidikan yang pertama dan utama.

Berdasarkan faktor keluarga ini akan menimbulkan rasa tanggungjawab untuk mengangkat perekonomian keluarga menjadi lebih baik, sehingga timbul suatu minat untuk melakukan sesuatu. Orang tua pasti menginginkan anaknya untuk dapat meraih kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya. Sekolah juga berperan dalam mempengaruhi timbulnya minat karena dengan didukung oleh pengetahuan yang dipelajari di sekolah, seorang siswa

(15)

berminat untuk mengembangkan pengetahuan tersebut supaya hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat atau lingkungan juga mempengaruhi timbulnya minat, masyarakat atau lingkungan memberikan informasi atau memberikan contoh bagi siapa saja yang ingin mengetahui dan berkeinginan untuk melakukannya.

2.5 Sumber Daya Manusia

Menurut Nawawi (2001) Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi disebut juga personil,tenaga kerja, pekerja atau karyawan. Menurut Hasibuan (2000: 10) Sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

(http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/1pengertiansdm.pdf)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka yang dimaksud dengan Sumber daya manusia dalam penelitian ini adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk bekerja dalam suatu organisasi.

2.6 Kerangka Dasar Penelitian

Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel yang digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah motivasi siswa untuk berwirausaha diberi notasi (X1), dan dukungan keluarga diberi notasi (X2). Variabel bebas atau variabel independen yang diberi notasi (X) menurut Sugiyono (2008:61) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan perubahanya atau timbunya variabel dependen.

(16)

Variabel dependen atau variable terikat (Y) menurut Sugiyono (2008:61) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat minat berwirausaha siswa diberi notasi (Y) dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah minat berwirausaha.

2.6.1 Definisi operasional

Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Motivasi Siswa berwirausaha (X1)

Motivasi siswa apabila dorongan dari dalam diri yang mendorong siswa untuk berwirausaha dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu:

Tinggi jika : Berbagai pengalaman latihan berwirausaha saya peroleh, setelah saya lulus sekolah saya akan segera membuka usaha sendiri diberi skor 3.

Sedang : Berbagai pengalaman latihan berwirausaha saya peroleh, setelah saya lulus sekolah saya akan segera membuka usaha sendiri skor 2.

Rendah jika : Berbagai pengalaman latihan berwirausaha saya peroleh, setelah saya lulus sekolah saya akan segera membuka usaha sendiri diberi skor 1.

b. Dukungan keluarga (X2)

Dukungan keluarga adalah Dorongan berbentuk motivasi, pengarahan, dan dukungan yang nyata berbentuk materi atau permodalan yang tinggi untuk berwirausaha dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk siswa menjadi wirausaha. Dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha Siswa dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu:

(17)

Tinggi : Keluarga program wirausaha yang akan saya kembangkan mendapatkan dukungan permodalan yang memadai dari keluarga, diberi skor 3.

Sedang : Keluarga program wirausaha yang akan saya kembangkan mendapatkan dukungan permodalan yang memadai dari keluarga,diberi skor 2.

Rendah : Keluarga program wirausaha yang akan saya kembangkan mendapatkan dukungan permodalan yang memadai dari keluarga, diberi skor 1.

Skala pengukuran variabel-variabel motivasi siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha menggunakan skala pengukuran ordinal. Menurut Riduwan (2003:34) skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.

c. Minat berwirausaha (Y)

Minat berwirausaha adalah dorongan atau keinginan pada siswa SMA Negeri 1 Salatiga untuk melakukan kegiatan berwirausaha.dalam penelitian ini minat berwirausaha pada siswa akan tinggi bila motivasi dari siswa untuk berwirausaha dan dukungan dari keluarga tinggi, atau sebaliknya minat berwirausaha pada siswa rendah terjadi bila motivasi siswa untuk berwirausaha rendah atau siswa tidak ingin menjadi wirausaha dan dukungan dari keluarga siswa juga rendah.

(18)

Minat berwirausaha pada siswa tidak akan tercipta tanpa adanya motivasi dan dukungan dari faktor intern atau siswa itu sendiri dan faktor ekstern yang paling utama adalah keluarga. Karena yang paling utama dalam berwirausaha adalah adanya kemauan, kemauan itu hanya dapat tercipta dari dalam diri siswa dan peran orang tua adalah meberikan pengarahan dan dukungan kepada siswa agar siswa berminat menjandi seorang wirausaha.

Berdasarkan pemikiran tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada siswa dapat ditujukan dalam model hipotetis sebagai berikut:

Gambar 1. Model kerangka penelitian hubungan motivasi siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha

Keterangan :

X1 = Motivasi Siswa.

X2 = Dukungan Keluarga.

Y = Minat Berwirausaha (Y)

=Hubungan asosiatif Motivasi siswa (X1)

Minat Berwirausaha (Y)

(19)

Berdasarkan model hipotetis tersebut hubungan variabel independen yang diberi notasi (X) dan variabel dependen yang diberi notasi (Y) menggunakan model hubungan asosiatif atau kovariasional. Menurut W.Gulö (2010:66) model ini terdapat diantara dua variabel yang sama-sama ordinal, atau sama-sama interval, atau sama-sama ratio, atau salah satu adalah ordinal dan interval.Hubungan asosiatif artinya berubah bersama, jika variabel X berubah naik maka variabel Y juga naik.Hubungan asosiatif ini bukanlah hubungan sebab akibat tetapi hanya menunjukan bahwa keduanya sama-sama berubah.

Tabel 2.1 Tabel Skala pengukuran

N o.

Variabel Skala Pengukuran

Nominal Ordin al

Interva l

Rasio

1. Motivasi siswa untuk berwirausaha

2. Dukungan keluarga

3. Minat Berwirausah

2.7 Hipotetis Penelitian

Hipotetis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008: 96). Mengenai rumusan hipotesis tentang hubungan motivasi siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa SMA Negeri 1 Salatiga, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

(20)

Hipotetis kerja 1

Minat berwirausaha siswa SMA Negeri 1 Salatiga adalah sedang atau sebesar 66,66%. Artinya motivasi berwirausaha dan dukungan dari keluarga sedang, sehingga minat berwirausaha Siswa SMA Negeri 1 Salatiga juga sedang.

Hipotetis Statistik H0 = 0,66

H1 ≠ 0,66

Hipotesis kerja 2:

Terdapat hubungan positif antara motivasi siswa berwirausaha terhadap minat berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga, artinya makin tinggi motivasi siswa berwirausaha maka minat berwirausaha siswa semakin tinggi.

Hipotetis Statistik

H0 : ρx.1.y = 0

H1 : ρx.1.y > 0

Hipotetis 3 :

Terdapat hubungan positif antara dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga, artinya makin tingginya dukungan keluarga maka minat siswa berwirausaha semakin tinggi.

Hipotetis Statistik

(21)

H1 : ρx.2.y > 0

2.8 Hasil Penilitian yang Terdahulu

Penelitan yang terdahulu adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang dari variabel bebas terhadap variabel terikat.Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Sumarni pada tahun 2006.

Judul : Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Negeri 2 Semarang.

Masalah :Terdapat siswa lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai bidangnya, namun tidak menjadi wirausaha padahal di SMK terdapat mata pelajaran kewirausahaan.

Hasil penelitian : Hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil diketahui bahwa konsep diri dan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, namun tidak prestasi belajar mata diklat kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas III SMK Negeri 2 Semarang. Besarnya pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha sebesar 29,7%, sedangkan pengaruh lingkungan keluarga sebesar 30,9%. Secara simultan ada pengaruh konsep diri, prestasi belajar kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha yaitu sebesar 25,4%.

Kesimpulan : Menunjukan bahwa konsep diri dan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, namun tidak prestasi belajar mata diklat kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas III SMK Negeri 2 Semarang.

Gambar

Gambar  1.  Model  kerangka  penelitian  hubungan  motivasi  siswa  dan  dukungan  keluarga terhadap minat berwirausaha
Tabel 2.1 Tabel Skala pengukuran

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan Menyusun RPP sesuai dengan kaidah-kaidah BK Pengamatan Tes tertulis Penugasan Lembar pengamatan Pilihan ganda Rubrik penilaian  Modul  Bahan Tayang 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial maupun simultan perkembangan teknologi dan sistem informasi akuntansi terhadap profesi akuntan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya perencanaan komunikasi yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Upaya tersebut dilakukan Arkoun untuk memadukan unsur yang angat mulia dalam pemikiran Islam dengan unsur yang sangat berharga di dalam pemikiran Barat modern (rasionalitas dan

Kegiatan membangun desa merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada

Berdasarkan pengujian dan analisis data tentang integrasi dan implikasi portofolio diversifikasi terdapat hubungan intergrasi dalam keseimbangan jangka panjang (kointegrasi)

Berdasarkan data hasil penelitian dari ketiga partisipan terlihat bahwa faktor yang berperan dalam proses terbentuknya harga diri pada mantan pecandu narkoba yang bekerja di

Media seni batik diharapkan dapat menjadi inspirasi oleh guru-guru di Indonesia sebagai inovasi pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik.. Kata Kunci