• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ZERO DEFECT DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA CV. BAHANA KARYA GRESIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ZERO DEFECT DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA CV. BAHANA KARYA GRESIK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

576

PENERAPAN BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ZERO

DEFECT DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA

CV. BAHANA KARYA GRESIK

Nurmalia Indra Apriliani Widodo, Arief Rahman, Ali Rasyidi

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya nurmaliaindra8@gmail.com

(2)

577 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan serta perhitungan biaya kualitas dengan menggunakan metode zero defectserta menekan biaya kegagalan hingga mencapai angka nol. Sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Penekanan pada biaya kegagalan hingga mencapai angka nol secara tepat pada Perusahaan CV. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif yaitu penelitian terhadap masalah atau peristiwa berupa fakta-fakta yang saat ini ada dalam perusahaan, sedangkan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripstif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode zero defect. Metode

zero defect adalah metode yang mengharuskan semua produk yang diproduksi sesuai dengan

ukuran-ukuran yang telah ditentukan atau sesuai dengan spesifikasinya.

Kata Kunci: Biaya Kualitas, Metode Zero Defect, Laba

ABSTRACT

This study aims to determine the application and calculation of quality costs by using the zero defect method and reduce the cost of failure to reach zero. Therefore to increase corporate profits. Emphasis on the cost of failure to achieve the exact zero on the Company CV. This research is using descriptive research method with qualitative approach. Analyzer used in this research is by zero defect method. The zero defect method is a method that requires all products manufactured in accordance with predetermined measures or in accordance with their specifications.

Keywords: Cost Quality, Zero Defect Method, Profit PENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta semakin banyaknya produk yang dipasarkan mengakibatkan tingkat persaingan yang tinggi, ditambah dengan kondisi masyarakat yang kritis dalam pemilihan suatu produk. Masyarakat tidak hanya melihat produk yang mereka konsumsi dari bentuk fisik saja melainkan juga kualitas dari produk tersebut. Bahkan konsumen beranggapan kualtas merupakan salah satu faktor dasar akan produk yang akan mereka gunakan. Maka dari itu perusahaan juga dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Pada intinya perusahaan hendaklah meningkatkan kualitas hasil produksinya agar pelanggannya tidak berpaling. Barang dapat dikatakan berkualitas jika sudah sesuai dengan kepentingan, pikiran dan perasaan konsumen. Biaya yang dikeluarkan dalam kaitannya dengan usaha untuk meningkatkan kualitas produk disebut biaya kualitas. biaya kualitas merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan karena adanya produk yang berkualitas rendah atau dengan kata lain tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan semua biaya-biaya yang terkait dengan perbaikan kualitas produksi.

(3)

578

Ari Darsono (2013: 177-178), “Kualitas yang berhubungan dengan tingkat kesesuaian adalah produk tersebut tidak cacat. Perusahaan harus berusaha memproduksi tingkat cacat nol

(zero defect) berarti semua yang diproduksi sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah

ditentukan (spesifikasinya). Yang dimaksud sesuai dengan spesifikasinya terdapat dua pandangan, yaitu : pandangan tradisional yang masih memperbolehkan ada produk cacat pada jumlah tertentu saja, misalnya 1% hingga 2% dari total produk, pandangan kualitas yang kaku tidak membolehkan ada produk yang cacat dengan kata lain standar kerusakan nol (zero

defect).”

Standar kerusakan nol (zero defect) merupakan standar kinerja yang mengharuskan tidak ada produk cacat atau rusak. Konsep dari zero defect adalah perusahaan harus bisa mengeliminasi biaya-biaya kegagalan agar biaya kualitas yang dikeluarkan juga berkurang sehingga laba yang diterima oleh perusahaan akan meningkat atau bertambah. Laba merupakan kenaikan modal atau aktiva bersih yang merupakan selisih antara pendapatan dan biaya-biaya selama satu periode akuntansi.

Dari latar belakang masalah diatas, peneliti memilih menerapkan biaya kualitas dengan menggunakan metode zero defect dalam meningkatkan laba perusahaan pada CV. Bahana Karya di Gresik. CV. Bahana Karya merupakan perusahaan industri yang memproduksi blister/ tray plastik dengan berbagai jenis bentuk kebutuhan. Dalam proses produksi perusahaan juga mengalami kegagalan produk atau biasa disebut produk rusak/ cacat. Hal tersebut ditemukan pada saat bahan baku akan masuk dalam proses pemanasan mesin/ pencetakan, dalam proses pemotongan/ cuttinghingga quality control juga ditemukan produk rusak/ produk cacat. Jika dipersentasekan produk rusak yang terjadi pada perusahaan ini sebesar 5% hingga 10%. Sehingga perusahaan masih menanggung biaya kegagalan, biaya pengerjaan ulang serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan biaya kualitas. Maka dengan seiring berjalannya waktu pimpinan perusahaan berencana untuk menerapkan biaya kualitas dengan menggunakan metode zero defect. Sehingga pimpinan juga dapat meminimalisir biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan kualtas produk rusak tersebut agar laba yang diperoleh juga berrtambah.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif yaitu penelitian terhadap masalah/ peristiwa berupa fakta-fakta yang saat ini ada dalam perusahaan, sedangkan pendekatan kualitatif yaitu

(4)

579

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis/ lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Teknik analisis data merupakan alat atau metode yang digunakan dalam rangka memecahkan masalah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang diperoleh dari Pabrik Tray Plastik “CV. Bahana Karya”. Dari data yang diperoleh tersebut dapat dilakukan analisis sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data atau informasi tentang Produk Jadi yang diterima dari perusahaan tersebut

2. Menganalisa produk jadi dengan kualitas baik dan produk jadi dengan kualitas kurang baik (kurang memenuhi standar kualtas yang telah ditentukan) dari data produk jadi

3. Mengidentifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan kualitas dan menggolongkannya ke dalam biaya pencegahan (prevention cost), biaya penilaian (appraisal cost), serta biaya kegagalan (failure cost) baik internal maupun eksternal.

4. Membuat laporan biaya kualitas yang telah diterapkan untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki produk kualitas kurang baik (kurang memenuhi standar kalitas yang ditentukan)

5. Menganalisa laporan biaya kualitas yang telah diterapkan akibat masih adanya produk jadi yang berkualitas kurang baik

6. Menerapkan kebijakan Zero Defect untuk mengurangi adanya produk yang diproduksi tidak sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan (produk kualitas kurang baik)

7. Menganalisa hasil dari penerapan biaya kualitas serta penerapan kebijakan zero defect yang telah dilakukan

8. Menganalisa laba perusahaan sebelum dan sesudah dilakukan penerapan biaya kualitas dengan kebijakan zero defect

9. Menarik kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan saran untuk perusahaan CV. Bahana Karya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa masalah yang ditemukan pada Perusahaan CV. Bahana Karya adalah dalam proses produksi perusahaan masih mengalami kegagalan produk atau biasa disebut produk rusak. kekurang tepatan atas perhitungan harga pokok produksi. Sehingga dengan masih adanya produk rusak atau produk reject perusahaan masih menanggung biaya pengerjaan ulang dan biaya-obiaya lain yang berhubungan dengan biaya kualitas atau biaya perbaikan kualitas.

(5)

580 Berikut ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2014 sebagai biaya perbaikan kualitas, yakni :

1. Biaya pencegahan yang terdiri atas :

a. Biaya pemeliharaan mesin Rp 32.738.569,- b. Biaya desain produk Rp 22.173.050,- c. Biaya peralatan mesin Rp 28.375.490,- 2. Biaya penilaian yang terdiri atas :

Biaya inspeksi bahan Rp 21.711.350,- 3. Biaya kegagalan internal yang terdiri atas :

Biaya atas sisa bahan Rp 25. 731.200,- 4. Biaya kegagalan eksternal terdiri atas : a. Biaya penggantian Rp 22.830.000,- b. Biaya pengerjaan ulang Rp 25.710.000,-

Jadi jika dijumlah, total biaya kualitas yang telah dikeluarkan pada tahun 2014 sebesar Rp 179.269.659,- dengan persentase terhadap penjualan sebesar 2,65% dan laba bersih yang diperoleh pada tahun 2014 tersebut sebesar Rp91.856.419,- . Hal ini membuat pimpinan perusahaan mengambil langkah untuk menerapkan zero defectdengan harapan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan kualitas produknya yang rusak dapat ditekan seminimal mungkin agar laba bersih yang diperoleh lebih meningkat dari sebelumnya. Untuk mencapai zero defect presentase biaya kualitas terhadap penjualan harus sebesar 2,5% sehingga jika biaya kualitas pada tahun 2014 di hitung menggunakan zero defect maka total biaya kualitasnya hanya sebesar Rp 169.58300,- dengan ketentuan biaya kegagalan eksternal yang dikeluarkan sebesar 0% dari biaya kualitas, dan laba yang diperoleh setelah perhitungan

zero defectsebesar Rp 101.537.778,- Sehingga dapat dilihat perbandingannya sebelum dan

sesudah menggunakan metode zero defecttidak hanya biaya kualitasnya saja yang akan berkurang namun laba perusahaan yang diperoleh pun juga dapat bertambah.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa :

1. Perusahaan CV. Bahana Karya telah mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan biaya kualitas, namun perusahaan belum menyusun laporan biaya kualitasnya secara terperinci dan khusus pada laporan biaya kualitas.

(6)

581 2. Dari laporan biaya kualitas yang telah disusun dapat terlihat bahwa penerapan biaya kualitas yang telah dilakukan oleh CV. Bahana Karya sebenarnya sudah cukup baik meskipun angka presentase biaya kualitas yang didapat belum mencapai zero defect. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbandingan besarnya presentase biaya kualitas dengan penjualan yang terjadi pada tahun 2014 sebesar 2,65%, pada tahun 2015 sebesar 2,78%, pada tahun 2016 sebesar 2,61%.

3. Terdapat beberapa hasil produk yang diproduksi oleh CV. Bahana Karya yang kurang sesuai dengan standar yang telah ditentukan sehingga perusahaan telah berusaha untuk meperbesar biaya pencegahan agar mesin serta peralatan untuk menghasilkan suatu produk tersebut selalu dalam keadaan baik-baik saja dalam kata lain normal. Selain itu biaya kegagalan pun juga akan ditekan seminimal mungkin agar laba yang didapat perusahaan juga mengalami peningkatan

4. Peningkatan laba pada perusahaan dapat meningkat dengan menekan biaya-biaya kegagalan yang telah dikeluarkan. Pengurangan hasil produksi yang kurang mencapai standar secara tidak langsung juga dapat meningkatkan laba pada perusahaan.

5. Perusahaan dapat menerapkan biaya kualitas berdasarkan metode zero defect sebesar 2,5% dari angka penjualan, sehingga biaya kualitas dapat ditekan serendah-rendahnya dan biaya eketernal sampai pada angka nol. Hal ini menunjukkan bahwa hasil produk yang dihasilkan sudah dikerjakan secra benar sejak awal pengerjaannya.

SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan saran-saran kepada perusahaan CV. Bahana Karya Gresik diantaranya sebagai berikut :

1. Perlu adanya perbaikan pada penyusunan laporan biaya kualitas sebagai tolak ukur dalam mengambil keputusan untu menhadapi tindakan atas permasalahan yang tengah terjadi, sehingga pihak manajemen tidak terlambat dalam mengambil tindakan.

2. Diperlukan adanya perhatian pada semua pihak yang ada pada perusahaan tersebut untuk memahami pentingnya kualitas produk yang telah perusahaan hasilkan, agar biaya kualitas dapat mencapai keadaan optimal.

3. Perusahaan hendaklah meningkatkan aktivitas pencegahan dan aktivitas penilaian guna menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

(7)

582 4. Perusahaan sebaiknya menerapkan biaya kualitas berdasarakan metode zero defect sebesar 2,5% dari penjualan agar biaya kualitas perusahaan tidak mengalami pemborosan dan biaya kegagalan dapat ditekan hingga mencapai angka nol.

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., David E. Stout, dan Gary Cokins (2012), Manajemen biaya : penekanan

Strategis, Jakarta: Salemba Empat.

Bustami, Bastian dan Nurlela 2013. Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Mitra Wacana Media, Jakarta

Dewi, S.P. dan Kristanto, S.B. 2015. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Bogor : IN MEDIA

Horngren, C.T. dan Foster, George 1987. Akuntansi Biaya. Edisi Keenam-Jilid 1. Universitas Indonesia Jakarta : Erlangga

Mulyadi 2012, Akuntansi Biaya, EdisiKelima, Cetakan Sebelas. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya, Bandung: Refika Aditama.

Purwanti, Ari dan Prawironegoro, Darsono. 2013. Akuntansi Manajemen. Edisi 3 Revisi. Jakarta : Mitra Wacana Media

Salman, Kautsar R 2013, Akuntansi Biaya : Pendekatan Product Costing, Cetakan Kesatu, Jakarta

Siregar, Baldric dkk 2013, Akuntansi Biaya, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta

Subramanyam, K. R., dan John J. Wild (2010), Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.

Surjadi, Lukman 2013, Akuntansi Biaya, PT. Indeks, Jakarta

Susanto, Mike. 2014. Penerapan Biaya Kualitas Dengan Metode Zero Defect

Guna Meningkatkan Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Mebel Sri Rejeki Nganjuk), Universitas Islam Kadiri. Kediri.

Susilowati. 2011. Pengaruh Biaya Kualitas dan Biaya Produksi terhadap Produk Cacat pada

PT. Nyonya Meneer Semarang tahun 2007-2009. Universitas Negeri Semarang.

Semarang

Wahyuni, Sry. 2016. Analisis Biaya Kualitas untuk Mengurangi Produk cacat pada PT.

Fajar Utama Intermedia. Universitas Halu Oleo. Kendari.

Wahyuningtias, Kiki Adelina. 2013. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap ProdukRusak Pada

CV. Ake Abadi. Jurnal Emba Vol. 1 No.3. Fakultas Ekonomi Universitas Sam

Referensi

Dokumen terkait

Pengujia n LCD Pengujian lcd dilakukan dengan memasukkan program text lcd pada atmega8535 Lcd dapat menampilkan data berupa karakter dari atmega8535 Pengujia n Sensor

2. Memberikan perlindungan terhadap masyarakat. Pemerintah memberikan pengawasan untuk melindungi uang rupiah dari adanya kurs jual dan beli mata uang asing dimasyarakat, dimana

barangan tidak semata mata bertujuan memaksimumkan kepuasan, tetapi selalu memperhatikan apakah barang itu halal atau haram, islaf atau tabzir, memudaratkan

  ?u6ang kompartemen dialisat ditutup   <eluarkar air tadi, posisi dialiser tegak   Ukur volumen;a.   Pengukuran 9 volume ;ang dikeluarkan di6agi volume

masalah kebutuhan rumah layak huni tersebut, upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Medan adalah melakukan pembangunan fasilitas berupa sarana dan prasarana dasar lingkungan

Sintesis asam oksalat dari getah batang tanaman Sri Rejeki menggunakan metode hidrolisis secara optimum terjadi pada penggunaan larutan asam fosfat konsentrasi 5 M dan suhu

 Berfungsi sebagai penghubung antara perangkat analog atau digital yang berada di luar sentral EWSD dengan Switching Network..  Pada LTG dapat terpasang saluran pelanggan, Trunk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengenai pendapat tentang pengertian jilbab tiap ormas, terjadi perbedaan pendapat, ada yang mengatakan sebagai mantel