• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN MOTIF BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN MOTIF BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Pada Siswa Kelas VII di SMPN 2 Kota Tasikmalaya}

Oleh

Hj. TETI SALEHATI NIM. 108101116

ABSTRACT

This study aimed to determine the relationship between emotional intelligence and achievement motives with student achievement in environmental education lessons. The study design used in this research is to use descriptive method, because this study with respect to the events or phenomena that has been and is going on and deal with the present condition of research object. The population in this study were students of class VII SMP 2 Tasikmalaya City totaling 450 people. The sampling technique used in this study is proportional random sampling technique, the sample size of 90 people. Instrument in this study of emotional intelligence questionnaire, and questionnaires achievement motive. Data analysis techniques used were correlation analysis, simple and multiple regression. The results showed emotional intelligence variables less category, variable achievement motive less category, and variable student achievement in environmental education lesson enough category. There is a relationship between emotional intelligence and student achievement in the subject of Environmental Education. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.771 which category a strong cohesion and contributes 59.5%. The better emotional intelligence, the better student achievement in the subject of Environmental Education. There is a relationship between achievement motive with student achievement in the subject of Environmental Education. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.772 which category a strong cohesion and contributes 59.5%. The better the achievement motive, the better student achievement in the subject of Environmental Education. There is a relationship between emotional intelligence and achievement motives with student achievement in the subject of Environmental Education. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.773 and a strong cohesion category contributed 59.7%. The better intelligence emosidan better achievement motive, the better student achievement in the subject of Environmental Education.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dan motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran pendidikan lingkungan hidup. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metoda deskriptif, sebab penelitian ini berkenaan dengan peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang telah dan sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi objek penelitian masa kini. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 2 Kota Tasikmalaya yang berjumlah 450 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional random sampling, dengan sampel sebanyak 90 orang. Instrumen dalam penelitian ini angket kecerdasan emosi, dan angket motif berprestasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel kecerdasan emosi termasuk kategori kurang, variabel motif berprestasi termasuk kategori kurang, dan variabel prestasi belajar siswa pada pelajaran pendidikan lingkungan hidup termasuk kategori cukup. Ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,771 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 59,5%. Semakin baik kecerdasan emosi maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Ada hubungan antara motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,772 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 59,5%. Semakin baik motif berprestasi maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Ada hubungan antara kecerdasan emosi dan motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,773 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 59,7%. Semakin baik kecerdasan emosidan semakin baik motif berprestasi maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

Kata Kunci: Kecerdasan, Emosi, Motif, Prestasi, Belajar.

PENDAHULUAN

Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran, baik itu pembelajaran mengenai ilmu pengetahuan, nilai-nilai agama, sosial, norma, dan lain-lain. Keberadaan sekolah sangat diperlukan karena sebagai salah satu sarana dalam rangka mencerdaskan bangsa dan untuk membentuk manusia yang lebih

(3)

unggul. Lebih dari itu sekolah juga merupakan wahana pembelajaran sebagai pembentuk kepribadian siswa yang tidak hanya menekankan pada kecerdasan intelektual tetapi juga membentuk kecerdasan emosional mereka. Kercerdasan emosional ini diantaranya membentuk sikap atau perilaku dalam lingkungan sekitarnya.

Emosi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan individu, akan memberi warna kepada kepribadian, aktivitas serta penampilannya. Emosi menunjukan suasana batin yang lebih dinamis, bergejolak, Nampak dan terbuka karena lebih termanifestasikan dalam perilaku fisik. Agar tidak terjerumus kepada penghayatan akan emosi-emosi yang bersifat negatif, sebaiknya individu selalu bertolak dari kenyataan, apa yang dimiliki dan bisa dikerjakan, dan ditujukan kepada pencapaian sesuatu tujuan yang nyata juga.

Siswa dengan motif berprestasi tinggi sangat menyukai tantangan, berani mengambil risiko, sanggup mengambil alih tanggungjawab, senang bekerja keras. Dorongan ini akan menimbulkan kebutuhan berprestasi siswa yang membedakan dengan yang lain, karena selalu ingin mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Siswa yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi maka dia akan berusaha melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri dan bersikap optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan. Selain itu, siswa yang mempunyai motif berprestasi tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam menjalankan tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki motif berprestasi yang rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2007: 77) yang menyatakan bahwa “prestasi belajar akan optimal kalau ada motif berprestasi yang tepat”. Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang siswa.

Prestasi belajar siswa kelas VII SMPN 2 Tasikmalaya bervariasi ada yang rendah, sedang dan tinggi. Mereka seperti tidak mempunyai motivasi atau dorongan untuk lebih berprestasi dalam mata pelajaran PLH. Mereka beranggapan bahwa pelajaran PLH tidak termasuk pelajaran yang di Ujian Nasional, sehingga di mata mereka PLH kurang begitu penting. Kecerdasan intelektual rata-rata siswa

(4)

SMPN 2 Tasikmalaya cukup tinggi tetapi dalam mengelola kecerdasan emosi masih rendah hal ini masih dilihat dari kurangnya dalam mengontrol atau menguasai emosi, memotivasi diri sendiri dan membina hubungan atau interaksi antar siswa dengan siswa atau dengan guru. Sikap dan perilaku mereka kadang-kadang menyinggung perasaan orang lain, sehingga sering diantara mereka bertengkar Mereka juga kurang peka terhadap kebersihan lingkungan sekolah, misalnya membiarkan sampah berserakan, corat-coret di bangku atau dinding sekolah, kurangnya pemeliharaan WC, kurang perhatian terhadap pemeliharaan tanaman, serta tidak memperhatikan kebersihan dan kesehatan makanan atau jajanan di sekolah.

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui hubungan antara motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dan motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa.

Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.

Motif berprestasi (Mc Clelland, 1985:224) merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai sukses dalam suatu persaingan berdasarkan suatu keunggulan yang didasarkan pada prestasi orang lain ataupun prestasi diri sebelumnya. Motif ini terefleksikan dalam perilaku-perilaku, seperti pencapaian tujuan yang sulit, penentuan rekor baru, ingin sukses dalam menyelesaikan tugas sulit dan mengerjakan sesuatu yang belum selesai sebelumnya. Individu tersebut menyukai tugas-tugas yang kesuksesannya, tergantung pada usaha dan

(5)

kemampuan maksimal mereka. Menurut Mc Clelland (1985:246) di dalam motif berprestasi terkandung aspek-aspek tanggung jawab pribadi, kebutuhan akan umpan balik, dan ketekunan. Siswa yang memiliki motif berprestasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. siswa yang memiliki motif intrinsik akan tekun belajar. lebih mandiri dalam belajar, serta akan berusaha dengan segala cara mencapai yang diinginkannya yaitu berprestasi dalam belajarnya..Untuk semua itu siswa akan menghadapi segala hambatan atau rintangan yang dapat mengganggu tujuannya .

Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000:71) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Prestasi Belajar Pendidikan Lingkungan Hidup adalah suatu hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, diambil dari nilai mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup semester 2 kelas VII SMPN 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2011-2012 yang tertulis dalam buku laporan hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metoda deskriptif, sebab penelitian ini berkenaan dengan peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang telah dan sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi objek penelitian masa kini. Objek dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosi, motif berprestasi dan prestasi belajar siswa pada pendidikan lingkungan hidup. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 90), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari suatu penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 450 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional random sampling,

(6)

diambil 20 % dari populasi. Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90 orang. Alat ukur yang digunakan adalah angket untuk mengukur data yang berkaitan dengan variabel kecerdasan emosi dan motif berprestasi. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar yang dapat diketahui dari nilai raport Pendidikan Lingkungan Hidup. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment., reliabitas dihitung dengan formula dari Alfpha Cronbch. Uji coba instrumen dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tasikmalaya dengan jumlah responden sebanyak 30 orang diluar sampel masih dalam populasi. Dari hasil uji validitas diketahui bahwa hasil pengujian dari 40 item pernyataan yang valid sebanyak 32 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel

sedangkan jumlah item yang tidak valid ada 8 item. Dalam penelitian ini reliabilitas dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil pengujian reliabitas instrumen pada item pernyataan yang sudah valid, diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,88 yang berarti bahwa konstruk yang merupakan dimensi faktor kecerdasan emosi (X1) adalah reliabel, sehingga dapat diambil

kesimpulan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel. Dari hasil uji validitas diketahui bahwa hasil pengujian 50 item pernyataan yang valid sebanyak 37 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel sedangkan

jumlah item yang tidak valid ada 13 item. Dalam penelitian ini reliabilitas dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil pengujian reliabitas instrumen pada item pernyataan yang sudah valid, diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,84 yang berarti bahwa konstruk yang merupakan dimensi faktor motif berprestasi (X2) adalah sangat reliabel, sehingga dapat diambil kesimpulan

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.

Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data penelitian yang berupa deskripsi data tentang kecerdasan emosi, motif berprestasi, dan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, sedangkan analisis korelasi digunakan untuk menguji hipotesis. Beberapa syarat yang harus dalam

(7)

melakukan teknik analisis korelasi yaitu persyaratan pertama data berdistribusi normal dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Uji normalitas data pada setiap variabel penelitian menggunakan uji pengujian Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi.Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan atau tidak. hasil uji linieritas regresi dari variabel-variabel tersebut masing-masing digunakan tenik pengujian dengan prosedur polinominal ANOVA satu jalur. Semua pengujian persyaratan analisis maupun pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi () = 0,05 atau 5%. Dari semua teknik pengolahan di atas, maka untuk memudahkan pengolahan data tersebut penulis menggunakan bantuan komputer dengan perangkat lunak yang digunakan adalah SPSS (Statistical Product and Service Solutions).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu: 1) kecerdasan emosi, 2) motif berprestasi, dan 3) prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan lingkungan hidup. Data tersebut diperoleh melalui instrumen pengumpulan data, yaitu angket kecerdasan emosi dan angket motif berprestasi serta nilai raport pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Kelas VII di SMPN 2 Kota Tasikmalaya. Deskripsi data hasil penelitian menunjukan variabel kecerdasan emosi termasuk kategori kurang, variabel motivasi hidup sehat termasuk kategori kurang, dan variabel prestasi belajar pada pelajaran Pendidikam Lingkungan Hidup termasuk kategori kurang. Pengujian normalitas data hasil perhitungan diperoleh : Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh: Untuk data dari variabel kecerdasan emosi (X1) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,55 pada taraf

signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan, populasi sampel berdistribusi normal; data dari variabel motif berprestasi (X2) didapat Asymp. Sig. sebesar 0,44 pada taraf signifikan 5%.

Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan, populasi sampel berdistribusi normal, dan variabel prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Y) didapat harga Asymp. Sig. sebesar

(8)

0,36 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan, populasi sampel berdistribusi normal. Uji linieritas regresi variabel kecerdasan emosi (X1) dengan prestasi belajar siswa pada

pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (88) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Uji linieritas regresi variabel motif berprestasi (X2) dengan prestasi belajar

siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (88) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Uji linieritas regresi variabel kecerdasan emosi (X1) dan motif

berprestasi (X2) dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan

Lingkungan Hidup (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (87) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier.

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Kekuatan hubungan antara kecerdasan emosi (X2) dengan

prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Y) pada model persamaan Y = 55,57 + 0,26 X1 dapat dilihat pada koefisien determinasi

(r2) adalah 0,595. Ini berarti kecerdasan emosi memberikan konstribusi sebesar 59,5% terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, 40,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, sikap dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,771 yang termasuk kategori keeratan kuat. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitung

sebesar 129,39 dengan db = 88 pada taraf signifikan 5%, dan Ftabel sebesar 3,98.

Ternyata F hitung lebih besar dari Ftabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut

signifikan. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

(9)

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Kekuatan hubungan antara motif berprestasi (X2) dengan

prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Y) pada model persamaan Y = 63,98 + 0,16 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi

(r2) adalah 0,595. Ini berarti motif berprestasi memberikan konstribusi sebesar 59,5% terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, 40,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan,minat,sikap dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,772 yang termasuk kategori keeratan kuat. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitung sebesar 129,45 dengan db = 88 pada taraf signifikan 5%, dan

Ftabel sebesar 3,98. Ternyata F hitung lebih besar dari Ftabel, ini berarti koefisien

korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara kecerdasan emosi dan motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Kekuatan hubungan antara kecerdasan emosi (X1) dan motif berprestasi (X2) dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran

Pendidikan Lingkungan Hidup (Y) pada model persamaan Y = = 59,78 + 0,13 X1 + 0,08 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,597. Ini berarti

kecerdasan emosi dan motif berprestasi memberikan kontribusi sebesar 59,7% terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, 40,3% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, sikap dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan ketiga variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,773 yang termasuk kategori keeratan kuat. Berarti koefisien korelasi tersebut di uji dengan menggunakan uji-F menghasilkan Fhitung

sebesar 64,41 dan Ftabel dengan db = 87 pada taraf signifikan 5% sebesar 3,13.

(10)

signifikan. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara kecerdasan emosi dan motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

Keterampilan dasar emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional tersebut besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila anak diajarkan keterampilan dasar kecerdasan emosional, secara emosional akan lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada saat remaja akan lebih banyak sukses disekolah dan dalam berhubungan dengan rekan-rekan sebaya serta akan terlindung dari resiko-resiko seperti obat-obat terlarang, kenakalan, kekerasan serta seks yang tidak aman (Gottman, 2001 : 250). Motif berprestasi merupakan suatu kebutuhan yang timbul dalam batin seseorang. Karena kebutuhan ini menyangkut harkat-martabat dan harga diri seseorang. Dengan sekuat tenaga dan jalan yang bagaimanapun seseorang selalu ingin memenuhi kebutuhan yang satu ini. Manusia selalu ingin menunjukkan jati dirinya dan tidak mau dianggap rendah oleh orang lain. Dalam kaitannya dengan prestasi belajar, manusia yang ingin merealisasikan dirinya lebih dari orang lain, maka dalam belajarnya ia akan berusaha secara sungguh-sungguh.

Kecerdasan emosi membuat siswa lebih bersabar, tekun dan semangat dalam mengikuti pelajaran ditunjang dengan niat yang kuat atau kepercayaan serta motivasi maka prestasi belajar siswa akan meningkat pula. Dalam hal ini ada hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dan motif berprestasi siswa dengan prestasi belajar. Jika kecerdasan emosi dapat kendalikan dengan baik maka akan memotivasi siswa untuk lebih rajin dan giat belajar sehingga nantinya akan menghasilkan nilai atau prestasi belajar lebih baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran pendidikan lingkungan hidup Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai

(11)

koefisien korelasi sebesar 0,771 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 59,5%. Semakin baik kecerdasan emosi maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada pelajaran pendidikan lingkungan hidup. Ada hubungan antara motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,772 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 59,5%. Semakin baik motif berprestasi maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Ada hubungan antara kecerdasan emosi dan motif berprestasi dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,773 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 59,7%. Semakin baik kecerdasan emosidan semakin baik motif berprestasi maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

Diharapkan siswa dapat mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Karena kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang penting yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik. Perlu adanya penanaman motif berprestasi pada siswa sejak dini melalui dibangunnya hubungan yang akrab dan bersahabat antara pihak sekolah dengan siswa, sehingga sisa dapat menunjukan adanya keinginan, harapan, penentuan untuk mencapai sesuatu hasil yang dinyatakan secara eksplisit

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi (2006) Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek,. Jakarta : Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

(12)

Goleman, Daniel. (2002). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mc Clelland, D.C. (1985) Human Motivation, Illinois: Scoot, Foresman & Company.

Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sia, Tjundjing. (2001). Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU. Jurnal Anima Vol.17 no.1

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mempertimbangkan respon gerak, tension mooring line, data sebaran gelombang serta kriteria batas operasi, akan didapatkan nilai operabilitas dari common spare SPM CALM

[r]

Dari penelahaan tersebut dapat disimpulkan: (1) kebijakan rekapitalisasi telah membantu bank sehingga dapat beroperasi secara normal; (2) fungsi intermediasi perbankan

Saya memilih Buavita karena Buavita dapat mencerminkan peran dan status saya sebagai mahasiswa/i yang mengerti akan pentingnya mengkonsumsi minuman yang sehat 6.. Saya

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan Pnyidikan tindak pidana dibidang pepajakan

“Menurut saya banyak faktor-faktor penyebab timbulnya kejenuhan pada diri siswa kelas XII MIA 1 MAN 3 MEDAN diantaranya seperti suasana pembelajaran dalam kelas

entertaiment... Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, murid-murid vokal di Ethnictro Music Education mempunyai ketrampilan, spontanitas, dan interpretasi dalam

Menurut data yang diperoleh kesalahan yang dilakukan mahasiswa meliputi kesalahan konsep, prinsip, dan operasi Faktor-faktor penyebab kesalahan adalah mahasiswa kurang