• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi pada Kelas V di Sekolah Dasar se-Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya) Oleh TATANG HARDIANA NIM. 108101083 ABSTRACT

This study aims to identify and gain an overview of the relationship between principal leadership and professionalism of teachers with student achievement in the subjects of Environmental Education. The method used in this study was to use a quantitative approach, with methods that are descriptive correlational. The population in this study is in the fifth grade elementary school in the district schools and as many as 34 Mangkubumi sampling technique using total sampling. The research instrument used questionnaires principal leadership and teacher professionalism questionnaire. While the data analysis techniques used were correlation analysis, simple and multiple regression. The results showed variable principal's leadership enough category, including teacher professionalism variable enough category and the variable student achievement in the subjects of Environmental Education enough category. There is a relationship between principal leadership to student achievement in the subjects of Environmental Education. This is evidenced by the acquisition of an r value of 0.691 and the sufficient cohesion category contributed 47.7%. The better the leadership of the principal, the better student achievement in the subjects of Environmental Education. There is a relationship between the professionalism of teachers and student achievement in the subject of Environmental Education. This is evidenced by the acquisition of an r value of 0.704 and the sufficient cohesion category contributed 49.6%. The better the professionalism of the teacher, the better student achievement in the subjects of Environmental Education. There is a relationship between the principal's leadership and professionalism of teachers with student achievement in the subjects of Environmental Education. This is evidenced by the acquisition of an r value of 0.707 and a strong cohesion category contributed 50%. The better the leadership of the principal and teacher professionalism, the better the better student achievement in the subjects of Environmental Education.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode deskriptif yang sifatnya korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah pada kelas V SD di Kecamatan Mangkubumi sebanyak 34 sekolah dan teknik pengambilan sampel menggunakan sampling Total. Instrumen penelitian menggunakan angket kepemimpinan kepala sekolah dan tes profesionalisme guru. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel kepemimpinan kepala sekolah termasuk kategori cukup, variabel profesionalisme guru termasuk kategori cukup dan variabel prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup termasuk kategori cukup. Ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,691 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan konstribusi sebesar 47,7%. Semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Ada hubungan antara profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,704 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan konstribusi sebesar 49,6%. Semakin baik profesionalisme guru maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,707 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 50%. Semakin baik kepemimpinan kepala sekolah dan semakin baik profesionalisme guru maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

(3)

PENDAHULUAN

Kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga semua guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar dengan tenang. Disamping itu kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru.

Untuk membentuk profesionalisme guru yang mampu mengelola proses belajar mengajar perlu adanya persepsi kepemimpinan yang baik dari bawahan. Persepsi kepemimpinan di sini adalah penilaian dari bawahan terdapat kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan dalam proses pencapaian tujuan. Legalitas kepemimpinan dapat dilaksanakan dengan sempurna maka kepemimpinan itu perlu dilengkapi dengan teknik kepemimpinan. Sebagai konsekwensinya teknik kepemimpinan amat dibutuhkan dalam proses kepemimpinan yaitu sebagai upaya memelihara hubungan baik dan berkomunikasi dengan bawahan, untuk meningkatkan keberanian bertindak dan dibutuhkan dalam hal menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi bawahan. Prestasi hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi derajat kemampuan dalam perubahan perilaku diantaranya hasil belajar siswa. Dalam suatu proses pembelajaran, terlihat bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa cenderung memperlihatkan hasil yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya. Akan tetapi dalam setiap proses pembelajaran, guru sebagai pengajar senantiasa mengharapkan agar siswanya memiliki nilai yang sebaik-baiknya atau guru selalu berusaha agar proses pembelajaran yang dilakukannya bersama siswa dapat mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Kenyataan yang ditemukan dilapangan yaitu di Sekolah Dasar wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya tentang kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru, berdasarkan data yang ada dari setiap sekolah dasar diduga belum diterapkan sepenuhnya, terbukti penulis masih menemukan hasil sebagai berikut : Kepemimpinan Kepala Sekolah kurang optimal dalam melaksanakan kepemimpinannya sebagai Edukator, Manager, Administrator, Leader, Inovator,

5

(4)

dan Motivator terhadap prestasi siswa. Dan profesionalisme guru belum dapat melaksanakan secara optimal dalam merencanakan program pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran terhadap peserta didik.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata Pendidikan Lingkungan Hidup.

Menurut Wahjosumidjo (2007: 104) kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan (precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. Pemimpin tidak berdiri di samping, melainkan mereka memberikan dorongan dan memacu (to prob), berdiri di depan yang memberikan kemudahan untuk kemajuan serta memberikan inspirasi organisasi dalam mencapai tujuan. Fattah, Nanang (2001:9) berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung pada kecocokan antara pribadi, tugas, kekuasaan, sikap dan persepsi. Wahjosumidjo (2006:40) mengemukakan fungsi-fungsi kepemimpinan yaitu: membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan, mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain, dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain, menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok, dan menggerakkan orang lain, sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan apa yang dikehendaki.

Menurut Surya, Muhammad (2003:46) guru yang profesional harus menguasai keahlian dalam kemampuan materi keilmuan dan keterampilan metodologi. Guru juga harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas pekerjaannya baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara, lembaga dan organisasi profesi. Selain itu, guru juga harus mengembangkan rasa kesejawatan yang tinggi dengan sesama guru. Disinilah peran Perguruan Tinggi Pendidikan dan organisasi profesi guru (seperti PGRI) sangat penting. Kerjasama

(5)

antar keduanya menjadi sangat diperlukan. Lembaga Pendidikan dalam memproduk guru yang profesional tidak dapat berjalan sendiri, kecuali selain harus bekerjasama dengan lembaga profesi guru, dan sebaliknya. Menurut Tjokroamidjoyo (Jalal, dan Dedi, 2001:12), bahwa salah satu tujuan dari desentralisasi adalah untuk meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan mereka dalam kegiatan pembangunan dan melatih rakyat untuk dapat mengatur urusannya sendiri Seminar Nasional Pendidikan “Profesionalisme Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah”, Wonogiri 23 Juli 2005. Ini artinya, bahwa kemauan berpartisipasi masyarakat dalam pembangunan (termasuk dalam pengembangan pendidikan) harus ditumbuhkan dan ruang partisipasi perlu dibuka selebar-lebarnya.

Prestasi belajar merupakan keberhasilan yang dicapai setelah selesainya pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hasil prestasi belajar diaktualisasikan dalam bentuk nilai atau skor setelah siswa mengikuti atau melaksanakan evaluasi belajar. Prestasi belajar dapat memberikan gambaran intelektual maupun perilaku siswa setelah proses pembelajaran yang telah diberikan oleh guru, oleh karena itu dalam menyusun program pembelajaran diharapkan dapat menyusun tujuan pembelajaran secara nampak dan jelas beserta instrumen yang akan disajikan, sebab tujuan pembelajaran itulah yang akan dicapai setelah proses pembelajran selesai dilaksanakan.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sukmadinata, Nana Saodih (2005:25) menyebutkan bahwa “ Sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar”. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Azwar, Saifuddin (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkapkan keberhasilan seseorang dalam belajar. Selanjutnya dikemukakan bahwa di dalam pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif bahkan EBTANAS dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

(6)

Ditegaskan lagi tentang penjelasan dari istilah prestasi belajar menurut Purwanto, Ngalim (2006 : 28) pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam buku raport siswa. Lebih jauh dijelaskan bahwa prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport dalam setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode deskriptif yang sifatnya korelasional. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri UPTD Pendidikan Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Objek dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah, profesionalisme guru dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Populasi dalam penelitian ini adalah: Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Mangkubumi (34 Kepala Sekolah); Guru mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Mangkubumi (34 Guru) dan Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Mangkubumi (34 kelas), Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling Total.

Alat ukur yang digunakan adalah angket untuk mengukur data yang berkaitan dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah dan tes profesionalisme guru. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar yang dapat diketahui dari nilai raport mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment., reliabilitas dihitung dengan formula dari Alfpha Cronbch. Menurut (Arikunto, Suharsimi, 2002: 146) bahwa analisis butir dilakukan untuk mengetahui apakah butir dalam instrumen mencerminkan indikator variabel yang dimaksud atau atribut yang hendak diukur. Uji coba instrumen akan dilaksanakan pada guru kelas V SD Negeri di Kecamatan

(7)

Kawalu Kota Tasikmalaya sebanyak 30 SD di luar sampel. Uji instrumen dalam penelitian ini mengukur item-item pernyataan dari kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebanyak 50 item. Uji Validitas dan reliabitas tes profesionalisme guru tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan tes profesionalisme guru dianggap sudah valid dan reliabel. karena dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. Dari hasil uji validitas diketahui bahwa hasil pengujian 50 item pernyataan yang valid sebanyak 44 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel sedangkan jumlah item yang tidak valid ada 6 item yaitu butir pernyataan nomor 16, 23,30,34,37, dan nomor 49 (tidak digunakan). Dalam penelitian ini reliabilitas dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen pada item pernyataan yang sudah valid, diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,96 yang berarti bahwa konstruk yang merupakan dimensi faktor Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) adalah sangat reliabel, sehingga dapat diambil kesimpulan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.

Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data penelitian yang berupa deskripsi data tentang kepemimpinan kepala sekolah, profesionalisme guru dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, sedangkan analisis korelasi digunakan untuk menguji hipotesis. Beberapa syarat yang harus ada dalam melakukan teknik analisis korelasi yaitu persyaratan pertama data berdistribusi normal dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Uji normalitas data pada setiap variabel penelitian menggunakan uji pengujian Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan atau tidak. maka berikut ini akan disajikan hasil uji linieritas regresi dari variabel-variabel tersebut masing-masing digunakan tenik pengujian dengan prosedur polinominal ANOVA satu jalur. Semua pengujian persyaratan analisis maupun pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi () = 0,05 atau 5%. Untuk pengolahan data hasil penelitian kepemimpinan kepala sekolah, profesionalisme guru dan

(8)

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup menggunakan bantuan program komputer SPSS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data hasil penelitian menunjukkan variabel kepemimpinan kepala sekolah termasuk kategori cukup, variabel profesionalisme guru termasuk kategori cukup, dan variabel prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikam Lingkungan Hidup termasuk kategori cukup. Pengujian normalitas data hasil perhitungan diperoleh : data dari variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,99 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi sampel berdistribusi normal. variabel profesionalisme guru (X2) didapat Asymp. Sig. sebesar 0,85 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi sampel berdistribusi normal dan variabel prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Y) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,68 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi sampel berdistribusi normal. Uji Linieritas dari ketiga variable linier, karena Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas.

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian, dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Kekuatan hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Y) pada model persamaan Y = 30,98 + 0,27 X1 dapat dilihat pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,477. Ini berarti kepemimpinan kepala sekolah memberikan konstribusi sebesar 47,7% terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, 52,3% sisanya dipengaruhi oleh variabel

(9)

lain diantaranya kebiasaan, minat dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,691 yang termasuk kategori keeratan cukup. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitung sebesar 29,23 dengan db = 32 pada taraf signifikan 5%, dan Ftabel sebesar 4,16. Ternyata F hitung < dari Ftabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian, dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Kekuatan hubungan antara profesionalisme guru (X2) dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Y) pada model persamaan Y = 59,94 + 0,34 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,496. Ini berarti profesionalisme guru memberikan konstribusi sebesar 49,6% terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, 50,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, minat, sikap dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,704 yang termasuk kategori keeratan cukup. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitung sebesar 31,51 dengan db = 32 pada taraf signifikan 5%, dan Ftabel sebesar 4,16. Ternyata F hitung > dari Ftabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Dari hasil analisis regresi linier berganda terhadap data penelitian, dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + b1x1 + x2b2. Kekuatan hubungan antara

(10)

kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan profesionalisme guru (X2) dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (Y) pada model persamaan Y = 75,43 + 0,42 X1 + 1,11 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,50. Ini berarti kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru memberikan kontribusi sebesar 50% terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, 50% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan,motivasi dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan ketiga variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi r sebesar 0,707 yang termasuk kategori keeratan kuat. Berarti koefisien korelasi tersebut di uji dengan menggunakan uji-F menghasilkan Fhitung sebesar 15,50 dan Ftabel dengan db = 31 pada taraf signifikan 5% sebesar 2,92. Ternyata Fhitung lebih besar dari Ftabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

Kepemimpinan kepala sekolah harus menghindari terciptanya pola hubungan dengan guru yang hanya mengandalkan kekuasaan, sebaliknya perlu mengedepankan kerja sama fungsional; menghindarkan diri dari one man show, sebaliknya harus menekankan pada kerjasama kesejawatan; menghindari terciptanya suasana kerja yang serba menakutkan, sebaliknya perlu terciptakan keadaan yang membuat semua guru percaya diri; menghindarkan diri dari wacana retorika, sebaliknya perlu membuktikan memiliki kemampuan unjuk kerja profesional, menghindarkan diri dari sifat dengki dan kebencian, sebaliknya harus menumbuhkembangkan antusiasme kerja guru; menghindarkan diri dari suka menyalahkan guru, tetapi harus mampu membetulkan (mengoreksi) kesalahan guru; dan menghindarkan diri agar tidak menyebabkan pekerjaan guru menjadi membosankan, tetapi sebaliknya harus mampu membuat suasana kerja yang membuat guru tertarik dan betah melakukan pekerjaannya.

Profesionalisme guru sangat diperlukan guna mengembangkan kualitas dan aktivitas tenaga kependidikan dalam hal ini guru. Guru merupakan faktor penentu mutu pendidikan dan keberhasilan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu

(11)

tingkat profesional guru di suatu sekolah dapat dijadikan barometer bagi mutu dan keberhasilan pendidikan di sekolah.

Menurut Purwanto, Ngalim (2006 : 28) pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam buku raport siswa. Lebih jauh dijelaskan bahwa prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport dalam setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar

SIMPULAN DAN SARAN

Ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,691 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 47,7%. Semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Ada hubungan antara profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,704 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 49,6%. Semakin baik profesionalisme guru maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,707 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 50%. Semakin baik kepemimpinan kepala sekolah dan semakin baik profesionalisme guru maka akan semakin baik prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.

Prestasi belajar siswa akan terwujud dengan adanya motivasi dan adanya kesadaran dalam diri kepala sekolah sebagai pemimpin serta semangat mengabdi yang akan melahirkan visi kelembagaan maupun kemampuan konsepsional yang jelas. Melalui KKG dan KKKS dapat dipikirkan bagaimana menyiasati kurikulum

(12)

yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metoda dan variasi media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,. Jakarta : Rineka Cipta.

Fattah, Nanang (2001:9) Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarnya.

Jalal, Fasli dan Supriyadi, Dedi (ed). (2001) Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adicipta.

Purwanto, Ngalim (2006) Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Saodih (2005) Motivasi berprestasi dan Pengukurannya, Bandung: Jurusan PBB FIP IKIP Bandung.

Surya, Muhammad (2003) Percikan Perjuangan Guru. Semarang: Aneka Ilmu. Wahjosumidjo (2006) Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka menyusun konsep pedoman teknis dan standar di bidang rehabilitasi pasca bencana;d. Menyusun konsep pedoman teknis dan

Analisis kelayakan finansial yang dilakukan dalam penelitian adalah nilai kini manfaat bersih ( Net Present Value – NPV), rasio manfaat dan biaya ( Benefit Cost

Menurut pegawai yang ditemubual, terdapat beberapa masalah dalam perlaksanaan program dakwah kepada pelatih-pelatih polis tersebut iaitu keadaan di Masjid PULAPOL

Hal tersebut diperkuat dengan teori Hamidi et al (Zampetakis et al, 2011: 190) yang menyatakan bahwa “individu- individu yang kreatif semakin besar kemung- kinannya

Anggota Direksi telah mengungkapkan pada Laporan Pelaksanaan GCG ini tentang tidak dimilikinya saham yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih baik pada Bank Mega Syariah maupun

Jika seseorang yang mengendarai sebuah mobil yang lintasan geraknya berupa garis lurus dan bergerak dengan perubahan kecepatannya setiap saat tetap, maka gerak mobil tersebut disebut

Tes dan angket (kuesioner) tersebut diberikan kepada sejumlah orang di luar sampel yang telah memperoleh materi pembelajaran mengenai standar kompetensi

MA saat ini tinggal hanya dengan Ibu kandungnya, saudara misanan dan buah hatinya yang masih berusia 2 setengah tahun. karena Ayahnya baru saja meninggal dunia enam Bulan yang