• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV. Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang peleburan kebun-kebun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV. Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang peleburan kebun-kebun"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV

A. Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara IV disingkat PTPN IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang peleburan kebun-kebun yang berada di wilayah Sumatera Utara dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH Nomor 37 tanggal 11 Maret 1996. Mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan Nomor C2-8332.HT.01.01 tanggal 8 Agustus 1996, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 81 tanggal 8 Oktober 1996 serta Perubahan Anggaran Dasar berdasarkan Akte Nomor 18 dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetio, SH tanggal 26 September 2002 yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI dengan Surat Keputusan Nomor C-20652 HT.01.04 tanggal 23 Oktober 2002. Perubahan terakhir kali berdasarkan Akte Notaris Sri Ismiyati, SH Nomor 11 tanggal 4 Agustus 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara RI Nomor 90 tanggal 7 Nopember 2008 serta Tambahan Berita Negara Nomor 22826. Sesuai dengan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan Persero (Persero) PT. Perkebunan Nusantara IV Nomor: PTPN IV/RUPS/01/X/2014 atau Nomor: SK-51/D1.MBU/10/2014 tanggal 7 Oktober 2014 tentang perubahan Anggaran Dasar maka status PTPN IV bukan lagi sebai perusahaan BUMN tetapi anak perusahaan PTPN III (Pesero) Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

(2)

PTPN IV sendiri bergerak dibidang Usaha Agroindustri dengan mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengelolaan areal dan tanaman, pemeliharaan tanaman, kebun bibit, pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) dan pengolahan PK menjadi Palm Kernel Oil/Palm Kernel Meal (PKO/PKM) serta pengembangan industri hilir.

PTPN IV terdiri dari 36 unit usaha kebun/pabrik terbagi kedalam 4 Grup Unit Usaha (GUU). Selain daripada itu juga memiliki 3 unit rumah sakit, 1 unit Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan unit Kantor Perwakilan Jakarta (KPJ). Untuk 5 tahun ke depan, PTPN IV berencana melakukan restrukturisasi dan rightsizing organisasi menjadi 22 unit usaha Kebun. Wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara IV meliputi 11 Daerah Kota Madya/Tingkat II, yaitu Kota Madya Medan, Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Batubara, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Padang Lawas dan Mandailing Natal.

Logo Perusahaan

Gambar II . 1

Logo PT. Perkebunan Nusantara IV Sumber : ( PT. Perkebunan Nusantara IV )

(3)

Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan:

Visi PTPN IV adalah menjadi perusahaan unggul dalam usaha agroindustri yang terintegrasi.

Misi PTPN IV adalah:

1 menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif dan berdaya saing tinggi,

2 menyelenggarakan usaha agroindustri dengan manajemen yang handal berbasis kelapa sawit, teh dan karet,

3 mengintegrasikan usaha agroindustri hulu, usaha agroindustri hilir dan produk baru, usaha pendukung agroindustri dan usaha pendayagunaan aset dengan preferensi pada teknologi terkini yang teruji (proven) dan berwawasan lingkungan.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, diperlukan suatu perencanaan jangka panjang (corporate plan) yang akan menjadi pedoman manajemen dalam menjalankan keputusan jangka panjang yang berkelanjutan dengan memperhatikan potensi kompetensi inti yang dimiliki PTPN IV yaitu sebagai produsen energi baru terbarukan berbahan baku mikrohidro dan biomassa/biogas.

Penyusunan rencana jangka panjang adalah bagian dari upaya yang konsisten dalam pelaksanaan dan pencapaian tata kelola perusahaan (good corporate governance/ GCG).

(4)

Tata Nilai Perusahaan

Tata Nilai yang dianut oleh perusahaan yang mengakar dan menjadi patokan yang dipegang oleh seluruh pekerja untuk menjalankan aktivitasnya serta internalisasi diri.

PT Perkebunan Nusantara IV memiliki Tata Nilai yang terdiri dari 5 (lima) nilai,yaitu :

P : Profitability (mengutamakan profit)

R : Responsibility (bertanggung jawab terhadap stakeholder) I : Integrity (Integritas)

M : Market ahead (selalu yang terdepan) A : Accountability (terpercaya)

B. Struktur Organisasi

Gambar II . 2

Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Sumber : ( PT. Perkebunan Nusantara IV )

(5)

C. JOB DESCRIPTION

1. Tugas Dewan Komisaris

- Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannyapengurusan pada umumnya baik mengenai perusahaan maupun usaha perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan sertaketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham,serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan

- Pemberian persetujuan atas rancangan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) perusahaan.

- Pemberian persetujuan atas rancangan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan (RKAP) perusahaan.

• Pemberian persetujuan atas transaksi atau tindakan dalam lingkupkewenangan Dewan Komisaris atau RUPS.

• Pengawasan atas implementasi rencana dan kebijakan perseroan yangdilaksanakan oleh Direksi.

• Pengawasan atas kepatuhan Direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan RKAP dan/atau RJPP.

(6)

• Pengawasan terhadap efektivitas dan kesinambungan penerapanpraktik Good Corporate Governance di perusahaan.

• Melakukan penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan individuberdasarkan kriteria, target dan indikator utama yang dimuat dalamKontrak Manajemen Direksi dan Key Perfomance Indikator (KPI)sebagaimana dilampirkan dalam RKAP.

• Pengawasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan anakperusahaan/perusahaan patungan.

2. DIREKSI

Direksi dalam melaksanakan tugasnya harus dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab,mematuhi anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, wajib melaksanakan prinsip-prinsipGood Corporate Governance untuk kepentingan perseroan dan sesuai denganmaksud dan tujuan perseroan, serta memastikan agar perseroan melaksanakan tanggungjawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari berbagai pemangku kepentingansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tugas Direksi :

• Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan perseroan untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentangsegala hal dan segala kejadian

(7)

dengan pembatasan-pembatasan sebagaimanadiatur dalam peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan/atauKeputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

• Menetapkan struktur/susunan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan

• Menetapkan kebijakan-kebijakan operasional dan standar baku (SOP)untuk seluruh proses bisnis perusahaan.

• Menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) perusahaan dandisahkan oleh RUPS.

• Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) perusahaan dan disahkan oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.

• Menempatkan karyawan pada semua tingkatan jabatan sesuai denganspesifikasi jabatan dan memiliki rencana suksesi untuk seluruh jabatan dalam perusahaan.

• Memberikan respon terhadap usulan peluang bisnis dari manajemen di bawah Direksi/Dewan Komisaris yang berpotensi meningkatkan

pendapatan perusahaan, penghematan/efisiensi perusahaan,pendayagunaan aset, dan manfaat lainnya sesuai dengan

mekanismeyang telah ditetapkan.

• Merespon isu-isu terkini dari eksternal mengenai perubahaan lingkunganbisnis dan permasalahannya, secara tepat waktu dan relevan sesuaidengan mekanisme yang telah ditetapkan.

(8)

• Melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan RKAP dan disetujui olehDewan Komisaris dan /atau Pemegang Saham sesuai dengankewenangan yang ditetapkan dalam anggaran dasar serta didukung datalengkap, analisa yang memadai, kajian hukum dan risiko, dan tepatwaktu.

• Menetapkan pedoman dan menerapkan manajemen risiko pada seluruh proses bisnis Perusahaan, dan dievalusi secara berkala.

• Menetapkan pedoman dan menerapkan sistem pengendalian intern(termasuk standar operasional prosedur) dan pengawasan intern pada

3. Bagian Pemasaran

• Menyusun sistem perencanaan penjualan,pencarian,monitoring dan evaluasi harga kelapa sawit dan non kelapa sawit, analisa pasar, promosi serta distribusi.

4. Unit Usaha

• Menyusun perencanaan, melakukan pengelolaan dan melakukan evaluasi di unit/kebun.

5. Bagian Tanaman

Melakukan perencanaan, pembuatan prosedur, pengawasan, monitoring dan evaluasi di bidang :

(9)

• Peremajaan/ Tanaman Ulang (TU)/ Konversi/ Tanaman Baru (TB) dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Kelapa Sawit,Teh dan Karet. • Tanaman Menghasilkan Kleapa Sawit, Teh dan Karet.

• Pemupukan. • Urusan Produksi. • Pembibitan • Plasma

• Pembenihan Kelapa Sawit

6. Bagian Logistik

• Menyusun dan mengevaluasi program kerja dan sistem pengadaan barang dan jasa.

• Menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa dengan harga yang wajar/bersaing, memenuhi spesifikasi teknis baik kualitas maupun kuantitas yang diperlukan, tepat waktu, sesuai ketentuan/prosedur yang berlaku, serta dilakukan secara transparan dan kompetitif.

• Menyusun sistem pelaporan pengadaan barang dan jasa yang efektif untuk dilaporkan ke Direksi.

• Menjalin hubungan baik dengan vendor penyedia barang dan jasa dan secara berkala melakukan evaluasi atas kerjasama yang dilakukan. • Mengawasi persediaan barang yang terdapat di Gudang Penimbunan

Umum (GPU) dan menyusun informasi terkait penggunaannya ke unit kerja

(10)

7. Pembelian Bahan Baku

• Menyusun sistem perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatanpembelian bahan baku di PTPN IV.

• Menjaga agar PKS tidak idle capacity.

• Melakukan identifikasi terhadap PKS yang masih memungkinkan untuk mengelola TBS dari pihak eksternal (Petani Plasma, Pekebun, dan Pengumpul).

• Membuat pedoman Pembelian TBS Plasma/Non Plasma, sistem, dan mengkoordinir pembukuan sertam pengawasan penggunaan dana untuk pembelian TBS.

• Membangun hubungan kemitraan dengan pemasok yang saling memperhatikan, mendukung, dan menguntungkan, meningkatkan posisi tawar (daya saing) dalam proses dan mekanisme pembelian TBS terhadap PKS di sekitar, dan menciptakan peluang profit dari kegiatan pembelian TBS.

• Membangun Trust dan Integrity, kerjasama dan kordinasi yang maksimal, antara Bagian Pembelian Bahan Baku dengan Bagian Pemasaran, Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan.

8. Bagian Panitia Penetapan Harga (P2H)

• Menentukan harga satuan barang/bahan sebagai pedoman harga barang/bahan yang akan digunakan untuk penyusunan RKO dan RKAP, yang direview tiap 6 (enam) bulan sekali.

(11)

• Menganalisa dan menyusun harga perkiraan sendiri untuk setiap proses pengadaan barang dan jasa yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh peraturan yang berlaku, bernama dengan bagian/unit terkait.

• Melakukan evaluasi terhadap seluruh harga dan biaya pengadaan barang/jasa yang terjadi di seluruh Unit Usaha, GUU, dan bagian di PTPN IV.

9. Bagian Teknik

• Menyusun sistem perencanaan, pengelolaan, penilaian, dan pengembangan bidang teknik pada PTPN IV dan Unit Usaha.

10. GUU

• Menyusun sistem perencanaan, pengelolaan, penilaian dan pengembangan GUU dan Unit-Unit Usaha dibawah lingkup GUU.

11. Bagian Pengolahan

• Menyusun dan mengevaluasi sistem perencanaan, pembimbingan, pengendalian, mutu dan evaluasi proses pengolahan pada kebun kelapa sawit dan teh.

• Melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan bidang pengolahan, pengendalian muu lingkungan hidup.

(12)

• Mengembangkan teknik/manajemen bidang pengolahan secara inovatifguna meningkatkanproduktivitas, efisiensi dan kualitas.

12. Sekretaris Perusahaan

• Menyusun sistem perencanaan, pengeolaan, penilaian dan pengembangan sistem kesekriatan perusahaan, corporate legal dan kerjasama usaha, hubungan masyarakat/komunikasi pada PTPN IV. • Sekretaris Perusahaan juga memberikan saran/pemikiean kepada

Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di bidang komunikasi perusahaan (corporate communication) dengan Departemen, Instansi Pemerintah dan pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan/operasional PTPN IV.

13. Satuan Pengawas Intern

• Untuk menjamin bahwa audit internal dilaksanakn dengan efektif dan efisien sesuai dengan program di PT Perkebunan Nusantara IV, yaitu : Evaluasi laporan, Sistem, dan Prosedur, Pengawasan Operasional.

14. Bagian Manajemen Risiko dan GCG

• Menyusun perencanaan, pengelolaan, penilaian dan pengembangan Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance (GCG) pada PTPN IV, anak perusahaan, dan perusahaan yang ada penyertaan modal.

(13)

15. Kantor Perwakilan Jakarta

• Memfungsikan Kantor Perwakilan Jakarta sebagai kantor pelayanan bagi kantor pusat.

• Mengamankan asset dan fasilitas PTPN IV yang ada di Jakarta.

16. Bagian Keuangan

• Mengendalikan arus kas perusahaan.

• Meningkatkan pengendalianpelaksanaananggaran sesuai RKAP. • Melaksanakan sosialisasi dan manejem perpajakan dan asuransi.

17. Bagian Akuntansi

• Melaksanakan sistem akuntansi sesuai pedoman akuntansi umum yang berlaku.

• Melakukan pembukuan semua transaksi yang dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi umum yang dilengkapi dengan nomor rekening/akun yang telah ditetapkan.

• Melaksanak verifikasi dokumen transaksi serta melakukan pembinaan administrasi secara periodik.

• Melaksanakan evaluasi Neraca Percobaan dan Laporan Manajemen unit usaha dan kantor pusat.

• Menyajikan Laporan Manejemen dan Laaporak Keuangan Perusahaan secara periodik.

(14)

18. Bagian Perencanaan

• Menyusun dan merevisi RJP dan PDK.

• Melakukan evaluasi terhadap RJP, RKAP, dan PDK.

• Melakukan standarisasi dan sertifikasi untuk mutu dan lingkungan. • Melakukan penelitian dan pengkajian di seluruh kegiatan fungsional

(bagian dan unit usaha).

19. Pengembangan Usaha

• Menyusun sistem perencanaan, pengelolaan, penilaian, dan pengembangan usaha pada perusahaan PTPN IV dan Unit Usaha

. 20. PKBL

• Menyusun sistem perencanaan, pengeloalaan, penilaian dan pengembangan PKBL pada PTPN IV.

21. Bagian Manajemen Sistem Informasi

• Merumuskan sasaran, strategi, dan kebijakan tata teknologi informasi di seluruh level dan lingkungan perusahaan.

• Monitoring pengembangan dan penerapan program aplikasi serta operasional sistem.

(15)

22. Bagian SDM

• Menyusun dan mengkoordinasikan sistem perencanaan, pembinaan, pengembangan, kordinasi, pengawasan,dan pengendalian SDM pada PTPN IV dan Unit-Unit Usaha PTPN IV.

23. Bagian Umum

• Merencanakan, mengelola, dan memelihara fasilitas, infrastruktur, dan aset perusahaan.

• Melaksanakan kegiatan-kegiatan protokoler peruahan baik yang dilaksanakn secara internal maupun eksternal.

• Merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan penunjang aktivitas perusahaan.

• Mengelola aktivitas yayasan dan sekolah yang didirikan oleh perushaan.

24. Bagian Hukum Pertanahan

• Menyusun sistem perencanaan, penyusunan strategi, kebijakan dan program kerja bagian Hukum dan Pertanahan.

• Melaksanak sosialisasi, bimbingan dan konsultasi yang berkaitan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan

• Melakukan oebgawasab kegiatan operasional Hukum dan Pertanahan • Memelihara kualitas pelayan kepada pelanggan dan klien.

(16)

D. JARINGAN USAHA/KEGIATAN

PT. Perkebunan Nusantara IV bukan lagi sebagai perusahaan BUMN tetapi anak perusahaan PTPN III (Pesero) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT. Perkebunan Nusantara IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

Total Areal konsesi yang diusahakan PT. Perkebunan Nusantara IV mencapai 175.735 ha. Dari total area tersebut, areal tanaman menghasilkan 107.368 ha, tanaman belum menghasilkan 26.128 ha, tanaman ulang/baru dan areal tanaman direhabilitasi 7.202 ha serta areal lain-lain 35.037 ha.

Produk yang dihasilkan antara lain Minyak Sawit (Rude Palm Oil), Inti Sawit (Palm Kernel). Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel Meal (PKM), dan Teh Jadi.

PT. Perkebunan Nusantara IV memiliki 27 Unit Kebun yang mengelola budidaya kelapa sawit dan dilengkapi dengan 15 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS), 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit, 3 unit kebun yang mengelola budidaya teh dan 1 unit pabrik teh, 3 unit proyek pengembangan inti kelapa sawit, 1 unit proyek pengembangan kebun plasma kelapa sawit, 1 unit perbengkelan dan 3 unit rumah sakit serta Kantor Perwakilan Jakarta.

(17)

• Organisasi di Grup Unit Usaha (GUU)

Grup Unit Usaha (GUU) adalah satuan organisasi yang berada di antara Unit Usaha dan Direksi, yang membawahi beberapa Unit Usaha dan dipimpin oleh Manajer grup. GUU melakukan fungsi pembinaan dan pengendalian atas pengolahan Unit Usaha di dalam grupnya untuk mencapai dan meningkatkan kinerja masing-masing Unit Usaha di dalam grupnya untuk mencapai dan meningkatkan kinerja masing-masing Unit Usaha dalam kesatuan tujuan grup Unit Usaha secara efektif dan efisien.

• Pengelompokan Unit Usaha di dalam Grup Unit Usaha

Dengan didasarkan pertimbangan jenis usaha/komoditi, wilayah/rentang kendali, skala usaha (meliputi aset, luas areal tanaman/kelas lahan dan kapasitas pabrik/pengolahan produksi), maka pengelompokan Unit Usaha dalam Grup Unit Usah berikut kode Unit Usaha ditetapkan sebagai berikut :

• Grup Unit Usaha I (GUU I)

1. Kebun Bah Jambi yang teletak di Kabupaten Simalungun 2. Kebun Balimbingan yang terletak di Kabupaten Simalungun 3. Kebun Tonduhan yang terletak di Kabupaten Simalungun 4. Kebun Pasir Mandoge yang terletak di Kabupaten Asahan 5. Kebun Sei Kopas yang terletk Kabupaten Asahan

6. Kebun Dolok Sinumbah yang terletak di Kabupaten Simalungun 7. Kebun Marihat yang terletak di Kabupaten Simalungun

(18)

8. Kebun Bah Birung Ulu yang terletak di Kabupaten Simalungun 9. Kebun Marjandi yang terletak di Kabupaten Simalungun • Grup Unit Usaha II (GUU II)

1. Kebun Gunung Bayu yang terletak di Kabupaten Simalungun 2. Kebun Mayang yang terletak di Kabupaten Simalungun 3. Kebun Bukit Lima yang terletak di Kabupaten Simalungun 4. Kebun Dolok Ilir yang terletak di Kabupaten Simalungun 5. Kebun Laras yang terletak di Kabupaten Simalungun 6. Kebun Tanah Itam Ulu yang terletak di Kabupaten Asahan 7. Kebun Bah Butong yang terletak di Kabupaten Simalungun 8. Kebun Teh Sidamanik yang terletak di Kabupaten Simalungun 9. Kebun Teh Tobasari yang terletak di Kabupaten Simalungun • Grup Unit Usaha (GUU III)

1. Kebun Pabatu yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagei 2. Kebun Adolina yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagei 3. Kebun Tinjowan yang terletak di Kabupaten Simalungun

4. Kebun Padang Matinggi yang terletak di Kabupaten Simalungun 5. Kebun Aek Nauli yang terletak di Kabupaten Simalungun 6. Kebun Sawit Langkat yang terletak di Kabupaten Langkat 7. Kebun Timur yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal 8. Kebun Batang Laping yang terletak di Kabupaten Mandailing

Natal

(19)

• Grup Unit Usaha IV (GUU IV)

1. Kebun Air Batu yang terletak di Kabupaten Asahan 2. Kebun Pulu Raja yang terletak di Kabupaten Asahan 3. Kebun Berangir yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu 4. Kebun Ajamu yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu

5. Kebun Meranti Paham yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu 6. Kebun Sosa yang terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan

7. Pabrik Kelapa Sawit Sosa yang terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan

8. Kebun Panai Jaya yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu

• Unit Usaha Rumah Sakit

Unit Usaha Rumah Sakit, tidak termasuk salam kelompok salah satu Grup Unit Usaha dan ditetapkan sebagai Unit Usaha tersendiri yang merupakan Unit Jasa pelayanan kesehatan bagi karyawan di Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara IV yang pengelolaannya berada dibawah/bertanggung jawab kepada direksi.

1. Rumah Sakit Laras yang terletak di Kabupaten Simalungun 2. Rumah Sakit Pabatu yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagei 3. Rumah Sakit Balimbingan yang terletak di Kabupaten Simalungun • Unit Usaha Perbengkelan

Pabrik Mesin Tenera Dolok Ilir, tidak termasuk dalam kelompok salah satu Grup Unit Usaha dan ditetapkan sebagai Unit Usaha Perbengkelan tersendiri yang merupakan Unit Jasa pelayanan keteknikan/perbengkelan bagi Unit-Unit

(20)

Usaha di lingkup PT. Perkebunan Nusantara IV yang pengelolaannya berada dibawah/bertanggung jawab kepada direksi.

• Kantor Perwakilan Jakarta

Kantor Perwakilan Jakarta (KPJ) ditetapkan sebagai unit tersendiri yang merupakan unit pelaanan dan pembantu Direksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di bidang komunikasi perusahaan (Corporate Communication) dengan kementrian, instansi pemerintah dan pihak lainyang berkaitan dengan operasional PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV.

E. KINERJA USAHA

Gambaran Singkat Kinerja Perusahaan

• Capaian produksi TBS Kebun Sendiri dan pembelian TBS s.d. Triwulan IV/2013 masing-masing dibawah RKAP-P sebesar 354.028 ton atau 14.56% dan 142.882 ton atau 17.62% dan secara gabungan produksi TBS dibawah RKAP-P sebesar 496.910 ton atau 15.33%.

Realisasi produksi TBS Kebun Sendiri s.d. Triwulan IV/2013 dibandingkan dengan sama tahun lalu mengalami penurunan sebesar 195.092 ton atau 8.59%. Realisasi pembelian TBS s.d. Triwulan IV/2013 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 4.249 ton atau 0,64%.

(21)

Realisasi Produksi Daun Teh Basah kebunsendiri s.d. Triwulan IV/2013 dibawah RKAP-P sebesar 1.456 ton atau 6,31% dan dibandingkan dengan periode ang sama tahun lalu diatas sebesar 3.275 ton atau 17,84%.

• Rendemen minyak sawit kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2013 dibawah RKAP-P sebesar 0,22% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dibawah 0,12%.

Rendemen inti sawit kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2013 dibawah RKAP-P sebesar 0,26% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dibawah 0,11% Rendemen Teh Jadi kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2013 dibawah RKAP-P sebesar 0,77% dan dibanding dengan periode yang sama tahun lalu dibawah sebesar 1,35%.

• Capaian penjualam setelah pungutan ekspor s.d. Triwulan IV/2013 sebesar Rp. 5.238,00 milyar jika dibandingkan dengan RKAP-P sebesar Rp. 5.758,31 milyar maka berada dibawah RKAP-P sebesar RP. 520,31 atau 9,04%. Selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 5.319,12 milyar mengalami penurunan sebesar Rp. 81,12 milyar atau 1,53%.

• Realisasi biaya secara keseluruhan s.d. Triwulan IV/2013 (harga pokok penjualan + biaya usaha + biaya bunga + biaya lain-lain bersih) sebesar Rp. 4.559,88 milyar. Jika dibandingkan dengak RKAP-P sebesar Rp. 4.975,70 milyar maka realisasi biaya dibawah RKAP-P sebesar Rp. 415,82 milyar atau 8,36%. Selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang

(22)

sama tahun lalu sebesar Rp. 4.318,55 milyar mengalami kenaikan Rp. 241,33 milyar atau 5,59%.

• Capaian Laba sebelum PPh s.d. Triwulan IV/2013 sebesar Rp. 678,12 milyar jika dibandingkan dengan RKAP-P sebesar Rp. 782,62 milyar, berada dibawah RKAP-P sebesar Rp. 104,50 milyar atau 13,35%. Selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 1.000,57 milyar mengalami penurunan sebesar Rp. 322,45 milyar atau 32,23%

Capaian Laba per komoditi masing-masing tanaman :

Laba komoditi kelapa sawit s.d. Triwulan IV/2013 sebesar Rp. 726,27 milyar jika dibandingkan dengan RKAP-P sebesar Rp. 836,46 milyar berada dibawah RKAP-P sebesar Rp. 110,19 milyar atau 13,17% dan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 1.073,24 milyar mengalami penurunan Rp. 346,97 milyar atau 32,33%. Hal ini disebabkan karena tidak tercapainya produksi minyak sawit dan menurun dari tahun lalu karena harga jual yang berada dibawah tahun lalu.

Komoditi teh s.d. Triwulan IV/2013 mengalami kerugian sebesar Rp. 48,15 milyar jika dibandingkan dengan kerugian RKAP-P sebesar Rp. 53,84 milyar berada dibawah RKAP-P sebesar Rp. 5,69 milyar atau 10,58%, selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu rugi sebesar Rp. 72,66 milyar mengalami penurunan sebesar Rp. 24,52 milyar atau 33,74%.

(23)

• Capaian laba setelah pajak s.d. Triwulan IV/2013 sebesar Rp. 233,34 milyar, jika dibandingkan dengan RKAP-P sebesar Rp. 579,14 milyar, berada dibawah RKAP-P sebesar Rp.145,79 milyar atau 25,17%, selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 697,43 milyar mengalami penurunan sebesar Rp. 264,08 milyar atau 37,87%.

• Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2013 ditutup dengan total aset sebesar Rp. 9.396,54 milyar dibandingkan per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 9.199,39 milyar mengalami kenaikan sebesar Rp. 197,15 milyar atau 2,14%. Hal ini disebabkan penambahan aset tanaman dan aset tetap sebesar Rp. 456,97 milyar atau 7,14%.

F. RENCANA USAHA

PTPN IV telah menyusun sasaran strategis ke depan melalui Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJP) 2014-2018 dengan melakukan penataan ulang usaha melalui transformasi struktural, dari perusahaan yang hanya berfokus pada usaha agroindustri hulu kelapa sawit dan teh, menjadi perusahaan yang mengelola berbagai usaha dalam agroindustri yang terintegrasi, yaitu : Membentuk 4 Grup Usaha yang terdiri atas, Grup Usaha Agroindustri Hulu, Grup Usaha Agroindustri Hilir dan Produk Baru, Grup Usaha Pendukung Agroindustri, Grup Usaha Pendayagunaan Aset.

Usaha agroindustri hulu ini sendiri akan memproduksi CPO sebesar 1.148.144 ton per tahun, terdiri dari perusahaan induk sebesar 1.059.044 ton dan

(24)

anak perusahaan sebesar 89.100 ton. Produktivitas TBS kebun sendiri sebesar 26,23 ton/ha dan minyak sawit sebesar 6,56 ton/ha dan memproduksi benih sebanyak 3 juta.

Sedangkan usaha agroindustri hilir dan produk baru akan memproduksi; green diesel 400.000 ton per tahun; green chemical 25.000 ton per tahun yang terdiri atas activated carbon, carbon black dan pulp dan dried long fiber; fatty acid 300 ton per hari; produk refinery (olein, stearin dan PFAD) 813.037 ton per tahun, dan power plant (PLTM) dengan kapasitas 32.000 MWh per tahun serta power plant biomassa dengan kapasitas 64.000 MWh per tahun.

Untuk usaha pendukung agroindustri yang terdiri dari dari jasa tangki timbun CPO, usaha mesin dan peralatan pabrik pengolahan kelapa sawit, dan unit usaha pupuk akan mencapai sasaran masing-masing sebesar 293.000 ton per tahun kapasitas tangki timbun CPO, produksi mesin dan peralatan pabrik sebesar 1.200 ton per tahun dan produksi pupuk NPK sebesar 100.000 ton per tahun.

Pada usaha pendayagunaan aset terdiri dari; usaha jasa wisata agro dengan sasaran jumlah wisatawan sebanyak 62.205 orang per tahun dan MICE (Meetings Incentives Conferences Exhibitions) dengan kapasitas ballroom 2.000 orang. Lalu, optimalisasi aset untuk property dilakukan dengan membangun (tahap konstruksi) apartemen sewa dan lifestyle mall. Kemudian, usaha pelayanan kesehatan (rumah sakit) dan sekolah dipisahkan (spin off) dari core business disamping itu rumah sakit akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C.

Arah pengembangan usaha penetapan arah pengembangan usaha bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan yang signifikan selaras dengan

(25)

meningkatnya turbulensi tantangan bisnis global. Usaha agroindustri hulu kelapa sawit dan teh yang saat ini menjadi usaha inti (core business) PTPN IV memiliki karakteristik yang menjadi titik lemah dan hambatan bagi perusahaan, seperti ketersediaan lahan untuk pengembangan kebun semakin langka, upah tenaga kerja semakin tinggi, dan harga jual produk yang fluktuatif.

Sementara itu PTPN IV harus tetap berkembang untuk meningkatkan nilainya. Dalam menghadapi hambatan tersebut, maka PTPN IV melakukan penataan ulang usaha melalui transformasi struktural secara radikal yang berfokus pada 2 aspek strategis yaitu, pengeloaan Usaha Agroindustri Hulu, meliputi; usaha agroindustri hulu akan dikelola dengan cara yang tidak biasa-biasa saja (doing business not as usual) untuk mendapatkan hasil operasi yang istimewa (operational excellence) melalui implementasi praktek-praktek manajemen terbaik (Best Management Practices/BMP). Untuk menghindari hambatan inefisiensi, pengembangan areal (ekstensifikasi) agroindustri hulu dilakukan melalui anak perusahaan dan/atau akuisisi.

Kemudian, menyiapkan dan mengembangkan kapasitas dan kapabilitas manajemen anak-anak perusahaan menuju perusahaan berdaya saing tinggi dalam pengembangan agroindustri hulu. Tak hanya itu, pada pengembangan Struktur (Portofolio) Usaha meliputi, struktur usaha (business structure) PTPN IV akan dikembangkan menjadi multi usaha yang terintegrasi dengan agroindustri kelapa sawit, teh, dan karet. Struktur usaha baru tersebut akan dikelompokkan kedalam usaha agroindustri hilir dan produk baru, usaha pendukung agroindustri, dan

(26)

usaha pendayagunaan aset. Pengembangan struktur usaha baru tersebut akan dilakukan melalui anak-anak perusahaan atau penyertaan.

Demi terwujudnya semua program PTPN IV, di tahun 2014 ini, PTPN IV telah menetapkan tema kerja “Tahun Tata Kelola Terbaik, Unggul dalam Produktivitas dan Biaya”. Tema kerja merupakan sumber nilai bagi jajaran dalam rangka mewujudkan sasaran korporasi. “Pemilihan tema kerja ini berangkat dari sintesis perjalanan kinerja korporasi dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan, perkembangan domestik dan dinamika ekonomi global.

Gambar

Gambar II . 2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat dari dasar tersebut, maka akan memudahkan hasil dari program test IQ yang lebih canggih dengan memperhatikan sistem dan cara pembuatan yang baik juga

Masalah keperawatan timbul pada tanggal 22 Desember 2006 dan telah teratasi pada tanggal 26 desember 2006, dan setelah itu intervensi yang berkaitan dengan hal tersebt

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Dusun Karang, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta pada 40 lanjut usia, maka penulis dapat mengambil beberapa simpulan

(3) Rincian tugas dan fungsi Biro Pemerintahan sesuai Susunan Organisasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran IIa yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Bahasa Assembly atau Rakitan diprakarsaioleh IBM pada tahun 1956 – 1963. Bahasa assembly termasuk bahasa tingkat rendah. Backus berhasil mengembangkan sebuah

As seen in Figure 14, partnerships, business continuity planning, supply chain visibility tools, and employee training/talent management are the top strategies companies currently

1) Debat Bahasa Indonesia siswa SMP Tahun 2018 menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang

Pada penelitian ini dirancang dan diimplementasikan sebuah duplekser dengan menggunakan metoda Hybrid Coupler dan Bandstop Filter berbasis Split Ring Resonator untuk band