• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2020"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2020

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL

DAN ANEKA

(2)

Isi

Pengantar ______________________________________________________________________ i Bab I ________________________________________________________________________ I-1 Bab II ______________________________________________________________________ II-1 Bab III _____________________________________________________________________ III-1 Bab IV _____________________________________________________________________ IV-1 Lampiran ______________________________________________________________________

(3)

Halaman 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Industri Kimia Hilir tahun 2020 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di lingkungan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi.

Disamping itu, laporan ini juga berfungsi sebagai sarana bagi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dalam menjalankan kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Selain itu, laporan ini juga berfungsi sebagai sarana evaluasi mandiri atas pencapaian kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dalam upaya penyempurnaan kinerja, terutama dalam hal penyusunan dan penyampaian dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan serta kebijakan yang akan diambil di masa mendatang.

Kami berharap penyusunan laporan ini dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat dalam mengambil kebijakan yang membangun di masa mendatang.

D DIREKTUR INDUSTRI KIMIA HILIR

DAN FARMASI

(4)

i Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

RINGKASAN EKSEKUTIF

Salah satu prioritas naional pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan sektor industri nasional adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil yang membantu Presiden dalam bidang industri, harus memiliki visi dan misi yang sama dan sejalan dengan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden, yaitu :

Visi : Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Visi ini jika dipresentasikan dan dipandang dari sudut pandang sektor industri adalah mewujudkan industri tangguh dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja melalui penambahan lapangan kerja baru, serta meningkatnya investasi dan ekspor sektor industri, sehingga dapat bersaing dengan negara maju lainnya. Sementara pemanfaatan teknologi dimaksudkan dapat mengelola sumber daya yang ada dengan kekuatan SDM yang kompeten dan IPTEK yang inovatif melalui implementasi Making Indonesia 4.0 untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata.

Misi : Dengan mengacu visi Presiden dan Wakil Presiden tersebut, disusun misi melalui mandat Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 dengan 9 misi Presiden dan Wakil Presiden yang juga sekaligus menjadi misi Kementerian Perindustrian, yaitu :

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia.

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing. 3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga. 8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya.

9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 38 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi (IKHF) mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana industri pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,

(5)

ii Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

modal dan fasilitasi industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri kimia hiir dan farmasi. Merujuk tugas tersebut, peran strategis industri kimia hilir dan farmasi juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 mengenai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, dimana pada bangun industri nasional, telah ditentukan 10 industri prioritas dari 3 kelompok industri yaitu industri andalan, industri pendukung dan industri hulu. Industri farmasi dan kosmetik merupakan salah satu dari 10 industri prioritas tersebut dan termasuk dalam kelompok industri andalan masa depan yang dibina oleh Direktorat Industri Kimia Hilir dan farmasi. Sementara itu, untuk industri pendukung yang dibina oleh Direktorat Industri Kimia Hilir dan farmasi adalah industri karet dan barang karet, industri plastik, serta industri kimia hilir lainnya.

Untuk mewujudkan visi dan melaksakan misi pembangunan industri, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi menetapkan tujuan pembangunan industri 5 tahun ke depan yang dituangkan dalam Renstra Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020-2024. Adapun tujuan tersebut yaitu : meningkatnya peran sektor industri kimia hilir dan farmasi dalam perekonomian nasional. Pencapaian tujuan secara khusus akan dipantau melalui pengukuran indikator kinerja tujuan yang juga menjadi indikator kinerja utama (IKU) yang meliputi :

1. Pertumbuhan PDB industri kimia hilir dan farmasi. 2. Kontribusi PDB industri kiia hilir dan farmasi.

3. Tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi. 4. Nilai ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi.

Sementara itu, sasaran strategis pembangunan industri kimia hilir dan farmasi, yang merupakan kondisi yang ingin dicapai sebagai suatu impact/outcome dari program kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya selama 5 tahun meliputi :

1. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri kimia hilir dan farmasi (persentase tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, dan nilai investasi).

2. Penguatan implementasi Making Indonesia 4.0 sektor industri kimia hilir dan farmasi (nilai INDI 4.0 >3.0 dan kontribusi ekspor industri berteknologi tinggi).

3. Meningkatnya kemampuan industri kimia hilir dan farmasi dalam negeri (persentase TKDN).

4. Meningkatnya penguasaan pasar (pertumbuhan ekspor, kontribusi ekspor, dan rasio impor bahan baku industri kimia hilir dan farmasi).

Merujuk Renstra Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, maka Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi telah melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan tahun 2020, yang merupakan tahapan pertama dari empat tahapan

(6)

iii Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Kimia Hilir dan Farmasi telah berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang diwujudkan melalui keberhasilan dalam pencapaian sasaran maupun sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk tahun 2020. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan target dari indikator kinerja yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja (Tapkin) Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020.

Pada tahun anggaran 2020, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi semula memperoleh dana anggaran sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebesar Rp. 17,65 milyar. Namun, di tengah perjalanan kegiatan, untuk mendukung kebijakan dalam rangka penanganan dampak Covid, yang mengharuskan setiap instansi untuk meninjau ulang dan menyesuaikan kembali anggaran kegiatannya untuk melakukan refocusing terhadap penanganan dampak Covid, anggaran Direktorat Industri Kimia Hilir menjadi Rp. 7,23 milyar, dengan catatan tetap bisa mempertahankan atau tidak melakukan revisi terhadap target kinerja yang telah ditetapkan melalui Tapkin 2020. Dari pemanfaatan anggaran tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi telah berhasil mencapai sasaran program/kegiatan/output tahunan, yaitu :

1. Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi (1 usulan kebijakan). 2. Pilot project industri daur ulang sampah plastik (1 GMP kemasan plastik daur ulang). 3. Rancangan Standar Nasional Indonesia (10 RSNI).

4. Perusahaan yang menerapkan standar mutu ( pengawasan 3 perusahaan).

5. Rancangan Standar Kopetensi Kerja Nasional Indonesia (1 RSKKNI bidang farmasi). 6. Branding produk industri kimia hilir dan farmasi (1 sektor fitofarmaka).

7. Revitalisasi industri obat tradisional terdampak Covid (4 perusahaan). 8. Dokumen program, evaluasi dan pelaporan (2 dokumen)

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut dalam perencanaan program dan kegiatan selanjutnya adalah pencapaian sasaran program/kegiatan/output tahunan perlu diperdalam kembali dan diharapkan pada tahun berikutnya sasaran program/kegiatan/output tahunan yang belum dicapai dapat dicapai dan yang sudah tercapai dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Selain itu, komunikasi dan koordinasi baik dengan internal subdit teknis maupun dengan asosiasi dan dunia usaha perlu diintensifkan lagi dengan memanfaatkan teknologi yang ada seperti internet untuk memperoleh lebih banyak lagi masukan yang bermanfat bagi pengembangan industri kimia hilir dan farmasi. Diharapkan, laporan ini dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja serta menjadi masukan dan umpan balik bagi peningkatan kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dalam menunjang peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, dan Kementerian Perindustrian dalam membangun sektor industri nasional.

(7)

I-1 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

PENDAHULUAN

Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraaan negara yang bersin dan bebas KKN menuju tercapainya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, perlu adanya pertanggungjawaban dari penyelenggara negara yang dilaporkan setiap tahun anggaran dalam suatu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN), sebagaimana yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden No 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dalam mewujudkan industri kimia hilir dan farmasi yang handal, diperlukan serangkaian upaya terpadu di bidang perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri. Terhadap hal tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi senantiasa proaktif menciptakan sistem dan iklim kerja organisasi agar lebih produktif dan akuntabel.

Sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang memiliki kedudukan sebagai Direktorat Teknis pembina industri, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi melaporkan kinerjanya sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja selama tahun anggaran 2020. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain:

- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

- Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

(8)

I-2 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) tahun 2020 ini memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran dari rencana program Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan.

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR DAN FARMASI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Bagian Kelima Pasal 245 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan

pengembangan industri kimia hilir dan farmasi;

b. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri kimia hilir dan farmasi;

c. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri kimia hilir dan farmasi;

d. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri kimia hilir dan farmasi;

(9)

I-3 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

perencanaan, perizinan, data dan informasi industri kimia hilir dan farmasi; f. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri

hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri kimia hilir dan farmasi; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Untuk melakukan tugas pokok dan fungsi tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dibagi menjadi 4 (empat) subdirektorat dan 1 (satu) subbagian, yaitu :

a. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang industri kimia hilir dan farmasi; b. Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir bertugas melaksanakan

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri plastik dan karet hilir;

c. Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri farmasi dan kosmetik;

d. Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan

(10)

I-4 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri kimia hilir lainnya;

e. Subbagian Tata Usaha bertugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Struktur organisasi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1

BAGAN ORGANISASI DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR DAN FARMASI

SUB DIREKTORAT INDUSTRI FARMASI

DAN KOSMETIK SUB DIREKTORAT

INDUSTRI PLASTIK DAN KARET HILIR SUB DIREKTORAT

PROGRAM PENGEMBANGAN

INDUSTRI KIMIA HILIR DAN FARMASI

SUB DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR LAINNYA DIREKTUR INDUSTRI KIMIA HILIR DAN FARMASI

SUB BAGIAN TATA USAHA

(11)

I-5 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Direktorat Industri Kimia HIlir dan Farmasi merupakan pembina teknis subsektor industri yang bercirikan padat modal, padat teknologi, padat karya, memiliki keterkaitan tinggi mulai dari hulu hingga hilir, dan menjadi komoditas ekspor penghasil devisa negara. Dengan memerhatikan karakteristik kompleks tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi berupaya untuk mengembangkan industri binaannya melalui program kegiatan yang aspiratif, fasilitatif, dan akomodatif.Peran Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi berdasarkan Bangun Industri Nasional yang diatur oleh Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN).

Bangun industri nasional berisikan industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas. Pembangunan industri di masa depan tersebut juga memerlukan prasyarat berupa ketersediaan infrastruktur dan pembiayaan yang memadai, serta didukung oleh kebijakan dan regulasi yang efektif. Industri binaan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi termasuk dalam dua jenis industri dalam bangun industri nasional, maka peran Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi sangat penting dalam pembangunan industri nasional. Selengkapnya mengenai bangun industri nasional dijelaskan dengan gambar berikut:

(12)

I-6 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Gambar 1.1 Bangun Industri Nasional

Selain itu, terdapat penetapan Industri Prioritas berdasarkan kepentingan nasional sebagai tujuan pembangunan industri, permasalahan terkait pertumbuhan ekonomi, dan keinginan untuk mengejar ketertinggalan dari negara maju, serta terkait dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009, maka ditentukan 10 (sepuluh) industri prioritas yang akan dikembangkan tahun 2015 - 2019. Dari sepuluh industri prioritas tersebut, industri prioritas yang menjadi Rencana Aksi Direktorat Industri Kimia Hilir dab Farmasi meliputi :

1. Industri Farmasi, Kosmetik;

2. Industri Komponen (Barang Plastik dan Karet Hilir).

C. RUANG LINGKUP ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahuun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Kimia

(13)

I-7 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian memiliki tugas menyusun evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan program kegiatan yang telah ditetapkan. Evaluasi dan pelaporan yang dimaksud merupakan implementasi dari fungsi manajemen pengendalian.

Fungsi manajemen pengendalian seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan dimaksudkan untuk menjamin bahwa rencana pelaksanaan pembangunan telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Pembinaan jenis usaha industri yang berada di dalam ruang lingkup tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 45 Tahun 2020 tentang Jenis Industri Binaan Unit Organisasi di Kementerian Perindustrian, yaitu terdiri dari :

Tabel 1.1

KBLI Binaan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

No KBLI Jenis Industri Keterangan

13941 Industri tali Khusus Tali Rafia 18201 Reproduksi media rekaman

suara dan piranti lunak

Reproduksi dalam bentuk CD

18202 Reproduksi media rekaman film dan video

Reproduksi dalam bentuk CD

19212 Industri pembuatan minyak pelumas

19213 Industri pengolahan kembali

minyak pelumas bekas

20221 Industri cat dan tinta cetak 20222 Industri pernis (termasuk mastik) 20223 Industri lak 20231 Industri sabun dan bahan

pembersih keperluan rumah tangga

(14)

I-8 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

pasta gigi

20233 Industri kosmetik untuk hewan 20234 Industri perekat gigi 20291 Industri perekat/lem 20293 Industri tinta 20295 Industri korek api 20299 Industri barang kimia lainnya ytdl 21012 Industri produk farmasi untuk

manusia

21013 Industri produk farmasi untuk

hewan

21015 Industri alat kesehatan dalam

subgolongan 2101

Selain pembalut medis, perban dan kapas kosmetik 21021 Industri bahan baku obat

tradisional untuk manusia

21022 Industri produk obat tradisional untuk manusia

21023 Industri produk obat tradisional untuk hewan

21024 Industri bahan baku obat tradisional untuk hewan

22111 Industri ban luar dan ban dalam 22112 Industri vulkanisir ban 22191 Industri barang dari karet untuk

keperluan rumah tangga

22192 Industri barang dari karet untuk

keperluan industri

22193 Industri barang dari karet untuk

keperluan infrastruktur

Selain kompon untuk aspal karet dan serbuk karet alam teraktivasi

22194 Industri barang dari karet untuk kesehatan

22199 Industri barang dari karet lainnya ytdl

22210 Industri barang dari plastik untuk

bangunan

22220 Industri barang dari plastik untuk

pengemasan

(15)

I-9 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

22230 Industri pipa plastik dan perlengkapannya

22291 Industri barang plastik lembaran 22292 Industri perlengkapan dan

peralatan rumah tangga (tidak termasuk furnitur)

22293 Industri barang dan peralatan teknik/industri dari plastik

22299 Industri barang plastik lainnya

ytdl

Khusus untuk peralatan kesehatan/laboratorium dari plastik, film atau lembaran kertas kaca, tutup kepala, kertas dinding plastik

26800 Industri media magnetik dan media optic

Khusus CD 31003 Industri furnitur dari plastic

32904 Industri peralatan untuk pelindung keselamatan

Selain usaha pakaian pelindung dan pakaian anti api

38302 Pemulihan material barang bukan logam

Selain kaca

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Tujuan tersusunnya laporan akuntabilitas kinerja ini adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi selama tahun anggaran 2020. Pada laporan ini, capaian kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi selama tahun 2020 diukur dan dievaluasi dengan mengacu pada penetapan kinerja yang telah ditetapkan. Kemudian berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dirumuskan beberapa rekomendasi untuk peningkatan kinerja di tahun mendatang.

Sistematika penulisan LAKIN Tahun 2020 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dibuat agar mempermudah akses semua pihak dalam mendapatkan informasi dalam laporan ini. Adapun sistematika penyajian LAKIN Tahun 2020 Dirketorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi adalah sebagai berikut:

(16)

I-10 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

- Ikhtisar Eksekutif Bab I – PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan penjelasan umum berupa latar belakang disusunnya Laporan Kinerja, Tugas dan Fungsi Dirketorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Struktur Organisasi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi serta Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Tahun 2020

Bab II – PERENCANAAN KINERJA

Pada bab ini disajikan penjelasan mengenai garis besar dokumen Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang menjadi acuan dasar dalam pelaksanaan kegiatan, kegiatan dan anggaran Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan penjelasan penetapan kinerja tahun 2020.

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bab ini akan disajikan hal – hal sebagai berikut: A. Capaian Kinerja

Pada subbab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi

B. Realisasi Anggaran

Pada subbab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja

BAB IV – PENUTUP

Pada bab ini diuraikan kesimpulan atas capaian kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 serta saran dan tindak lanjut/langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja

(17)

I-11 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Bagian ini berisi data-data yang menjadi pendukung dan melengkapi untuk memberikan kontribusi LAKIN Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi tahun 2020.

(18)

II-1 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI

Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 – 2024 disusun dengan mengacu pada agenda pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020 – 2024 sesuai amanat Peraturan Presiden No 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024. Agenda pembangunan RPJMN 2020 – 2024 adalah (1) Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas; (2) Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan; (3) Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing; (4) Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan; (5) Memperkuat infrastruktur untuk emndukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar; (6) Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim; (7) Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.

Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi tahun 2020 – 2024 pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen bersama jangka menengah mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui pengelolaan manajemen internal yang terpadu serta sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini bertujuan untuk dapat meningkatkan produktivitas dan akuntabilitas kinerja seluruh pejabat dan staf di lingkungan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi melalui perencanaan yang efektif dan terarah, pelaksanaan kegiatan yang berorientasi hasil dan penyusunan laporan, pengendalian dan evaluasi kegiatan guna meningkatkan kinerja pada tahun berikutnya secara berkesinambungan.

(19)

II-2 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Penyusunan Rencana Strategis Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi telah mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Tahun 2020 – 2024, dan untuk menyatukan persepsi dan fokus arah tindakan yang dimaksud, maka pelaksanaan tugas dan fungsi dilandasi suatu visi dan misi.

Salah satu prioritas nasional pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang terkait dengan pembangunan sektor industri nasional adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi sebagai bagian dari Kementerian Perindustrian yang membantu Presiden dan Wakil Presiden menetapkan bahwa visi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi sama dengan visi Presiden dan Wakil Presiden tahun 2020 – 2024, yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Demikian pula dengan misi Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang ditetapkan sama dengan misi Presiden dan Wakil Presiden tahun 2020 – 2024, yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing 3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya 9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan

(20)

II-3 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan industri, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi menetapkan tujuan pembangunan industri 5 (lima) tahun ke depan yaitu “Meningkatnya peran sektor industri kimia hilir dan farmasi dalam perekonomian nasional.”

Pencapaian tujuan secara khusus akan dipantau melalui pengukuran indikator kinerja tujuan yang juga menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu:

1. Pertumbuhan PDB Industri Kimia Hilir dan Farmasi 2. Kontribusi PDB Industri Kimia Hilir dan Farmasi 3. Tenaga Kerja Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi 4. Nilai Ekspor Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi telah menetapkan sasaran strategis yang hendak dicapai pada tahun 2020-2024, yaitu:

1. Stakeholders Prespective

Sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai yaitu “Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Kimia Hilir dan Farmasi”, dengan indikator kinerja:

a. Persentase tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi terhadap total pekerja

b. Produktivitas tenaga kerja sektor industri kimia hilir dan farmasi c. Nilai investasi sektor industri kimia hilir dan farmasi

2. Customer Perspective

Sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai adalah “Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi”, dengan indikator kinerja:

a. Perusahaan dengan nilai Indonesia Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) > 3.0 di sektor industri kimia hilir dan farmasi

b. Kontribusi ekspor produk industri sektor industri kimia hilir dan farmasi berteknologi tinggi

(21)

II-4 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Sasaran strategis ketiga (SS-3) yang akan dicapai adalah “Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri”, dengan indikator kinerja:

a. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (Rerata Tertimbang)

Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah “Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Kimia Hilir dan Farmasi”, dengan indikator kinerja:

a. Pertumbuhan ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi

b. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi terhadap total ekspor

c. Rasio impor bahan baku industri kimia hilir dan farmasi terhadap PDB sektor industri nonmigas

3. Internal Process Perspective

Sasaran strategis pada perspektif internal process merupakan proses yang harus dilakukan oleh Direktorat Industri Kimia Hilir, Farmasi, dan Tekstil, dengan sasaran strategis yang akan dicapai yakni:

Sasaran strategis kelima (SS-5) yang akan dicapai adalah “Terselenggaranya Urusan Pemerintah di Bidang Perindustrian yang Berdaya Saing”, dengan indikator kinerja :

a. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang disusun

b. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia yang disusun c. Pedoman Tata Cara yang disusun

4. Learning and Growth Perspective

Untuk melaksanakan pencapaian sasaran strategis sebagaimana tersebut di atas, dibutuhkan input yang dapat mendukung terlaksananya proses untuk menghasilkan output, outcome, maupun impact dari kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi. Terdapat 1 (empat) sasaran strategis yang akan dicapai yakni :

(22)

II-5 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Sasaran strategis keenam (SS-6) yang akan dicapai adalah “Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel”, dengan indikator kinerja :

a. Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional

b. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi

B. RENCANA KINERJA

Pencapaian kinerja suatu instansi pemerintah dikaitkan dengan sejauh mana organisasi tersebut talh melakukan upaya – upaya strategis dan operasional untuk mencapai sasaran dan tujuan dalam rangka pemenuhan visi dan misinya. Untuk mengukur kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, capaian kinerja pada setiap kegiatan yang mendukung pemenuhan sasaran tertentu dilakukan pengukuran dengan membandingkan antara realisasi yang dicapai dengan rencana tingkat capaian yang telah ditetapkan, sebagai tolok ukur keberhasilan atau kegagalan tahunan organisasi. Evaluasi dan analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja akan teridentifikasi adanya sejumlah deviasi sehingga diperlukan strategi perbaikan untuk mewujudkan capaian kinerja yang lebih baik di masa mendatang.

Dalam rangka mengoperasionalkan rencana strategis, setiap tahunnya perencanaan strategis dituangkan dalam suatu Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Rencana Strategis bukanlah satu-satunya dokumen yang menjadi acuan dalam menyusun suatu rencana kinerja. Rencana Kinerja merupakan rencana kerja tahunan sebagai penjabaran lebih lanjut dari perencanaan strategis, yang didalamnya memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun mendatang dengan menunjukkan sejumlah indikator kinerja utama yang relevan. Dokumen rencana kinerja antara lainberisikan informasi mengenai sasaran, indikator kinerja dan target yang akan dicapai pada periode tahun berjalan.

(23)

II-6 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Dalam mewujudkan target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis, maka ditetapkan rencana kinerja tahunan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 – 2024

No Tujuan

Kegiatan/Indikator Satuan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

1. Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Kimia Hilir dan Farmasi Pertumbuhan PDB

industri kimia hilir dan farmasi

Persen 0,90 5,02 5,58 6,36 7,37

Kontribusi PDB industri kimia hilir dan farmasi terhadap PDB nasional

Persen 1,12 1,15 1,18 1,20 1,21

Jumlah tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi

Juta Orang

0,72 0,76 0,80 0,84 0,89

Nilai ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi

US$ Miliar

6,56 7,11 7,85 8,81 10,11

Tabel 2.2

Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tahun 2020 – 2024

No Sasaran

Kegiatan/Indikator Satuan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

1. Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Kimia Hilir dan Farmasi Persentase tenaga

kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi terhadap total pekerja

Persen 0,57 0,58 0,59 0,60 0,62

Produktivitas tenaga kerja sektor

Rp Juta /orang/

(24)

II-7 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

No

Kegiatan/Indikator Satuan 2020 2021 2022 2023 2024

industri kimia hilir dan farmasi

tahun Nilai realisasi

investasi industri kimia hilir dan farmasi

Rp. Triliun 14,55 16,65 22,83 30,92 43,80

2. Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) > 3.0 di sektor industri kimia hilir dan farmasi

Perusahaan 3,00 3,00 4,00 5,00 6,00

Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi

berteknologi tinggi

Persen 1,62 1,64 1,68 1,71 1,75

3. Meningkatnya Kemampuan Industri Kimia Hilir dan Farmasi Dalam Negeri Tingkat Komponen

Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang)

Persen 53 54 55,1 56,2 57,4

4. Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Kimia Hilir dan Farmasi Pertumbuhan

ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi

Persen 1,06 8,38 10,35 12,21 14,81

Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi terhadap total ekspor

Persen 4,18 3,97 4,07 4,17 4,26

Rasio impor bahan baku industri kimia hilir dan farmasi terhadap PDB sektor industri nonmigas

Persen 1,92 1,90 1,90 1,90 1,90

5. Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya saing dan Berkelanjutan

Jumlah Rancangan Standar

(25)

II-8 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian No Kegiatan/Indikator Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang disusun Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia yang disusun RSNI 12 13 18 18 18 Pedoman Tata Cara yang disusun

Rancangan PTC

1 1 1 1 1

6. Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan, serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel

Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional Persen 95,00 96,00 96,00 96,00 96,00 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian Nilai 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00

Penetapan Kinerja Direktorat IKHF Tahun 2020 memuat beberapa indikator kinerja yang ditetapkan berdasarkan perspektif pemangku kepentingan, pelanggan, proses internal serta pembelajaran pengembangan. Penetapan kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Tahun 2020

No Sasaran Strategis (SS)

Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Satuan Stakeholders Perspective 1. Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Kimia Hilir dan

1. Persentase tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi terhadap total pekerja

(26)

II-9 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

(SS) (IKU)

Farmasi 2. Produktivitas tenaga kerja sektor industri kimia hilir dan farmasi

189,67 Rp Juta /orang/ tahun 3. Nilai realisasi investasi

industri kimia hilir dan farmasi 14,55 Rp. Triliun Customers Perspective 2. Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi

1. Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) > 3.0 di sektor industri kimia hilir dan farmasi

3,00 Perusah aan

2. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi berteknologi tinggi

1,62 Persen

3. Meningkatnya Kemampuan Industri Kimia Hilir dan Farmasi Dalam Negeri

1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang)

53 Persen

4. Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Kimia Hilir dan Farmasi

1. Pertumbuhan ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi

1,06 Persen

2. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi terhadap total ekspor

4,18 Persen

3. Rasio impor bahan baku industri kimia hilir dan farmasi terhadap PDB sektor industri nonmigas

1,92 Persen Internal Perspective 5. Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya saing dan Berkelanjutan

1. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang disusun

1 RSKKNI

2. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia yang disusun

12 RSNI

3. Pedoman Tata Cara yang disusun

1 Rancang

an PTC

Learn & Growth Perspective

6. Tersusunnya Perencanaan

1. Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan

(27)

II-1 0

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian (SS) (IKU) Program, Pengelolaan Keuangan, serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel

dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional

2. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

77,0 Nilai

C. RENCANA ANGGARAN

Pada tahun anggaran 2020, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi memiliki kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi. Mulai periode triwulan kedua tahun anggaran 2020, anggaran kegiatan tersebut direlokasi untuk melaksanakan kebijkakan dan langkah – langkah yang diperlukan dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 dan atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional. Alokasi anggaran kegiatan Penumbuhan dan Pengambangan Idnustri Kimia Hilir dan Farmasi hingga akhir tahun 2020 ini adalah sebesar Rp. 7.234.344.000 (tujuh milyar dua ratus tiga puluh empat juta tiga ratus empat puluh empat ribu rupiah). berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Tahun Anggaran 2020 Nomor: SP DIPA- 019.03.1.247982/2020.

Adapun struktur anggaran dan rincian output dan komponen yang mendukung kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi beserta masing-masing anggarannya dapat dilihat pada dibawah ini :

Tabel 2.4 Rekapitulasi Output

KODE UNIT/PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT TARGET SATUAN OUTPUT

ANGGARAN (Rp. 000)

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi 1876.015 Rekomendasi kebijakan dalam rangka

mendorong iklim investasi

1 Dokumen 2.045.873

(28)

II-1 1

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

KODE UNIT/PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT TARGET

OUTPUT (Rp. 000)

1876.020 Rancangan Standar Nasional Indonesia 12 RSNI 829.090 1876.022 Perusahaan industri kimia hilir yang

menerapkan standar mutu

3 Perusahaan 206.120 1876.025 Rancangan Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia (RSKKNI) industri kimia hilir

1 RSKKNI 165.465

1876.032 Branding produk industri kimia hilir 4 Merk 415.871 1876.034 Perusahaan Industri Obat Tradisional yang

direvitalisasi

4 Unit/Peralatan 1.100.000 1876.035 Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan

Tata Usaha

1 Dokumen 685.144

(29)

III-1 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah diamanatkan oleh pemangku kepentingan dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Untuk mengukur kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, capaian kinerja pada setiap kegiatan yang mendukung pemenuhan sasaran tertentu dilakukan pengukuran dengan membandingkan antara realisasi yang dicapai dengan rencana tingkat capaian yang telah ditetapkan, sebagai tolok ukur kebebrhasilan atau kegagalan organisasi. Evaluasi dan analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja akan dimungkinkan dengan adanya sejumlah deviasi, sehingga diperlukan strategi perbaikan untuk mewujudkan capaian kinerja yang lebih baik di masa mendatang.

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Capaian kinerja organisasi disajikan sebagai pertanggungjawaban pimpinan atas nama organisasi untuk setiap perjanjian kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis yang realistis dan formal sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pengukuran kinerja dilakukan dalam rangka menjamin adanya peningkatan kinerja organisasi dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Setiap akhir tahun anggaran dan berakhirnya kegiatan, organisasi harus melakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Hal ini sesuai

(30)

III-2 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Capaian Kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi tahun 2020 sesuai Perjanjian Kinerja antara Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi dengan Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Capaian Kinerja Tahun 2020

No Sasaran Strategis (SS)

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Satuan Target Capaian Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir dan Farmasi Tujuan : Meningkatnya Peran Industri Kimia Hilir dan Farmasi dalam

Perekonomian Nasional

1. Pertumbuhan PDB industri kimia hilir dan farmasi

Persen 0,90 3,92 2. Kontribusi PDB industri kimia hilir dan farmasi

terhadap PDB nasional

Persen 1,12 1,17 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri kimia hilir

dan farmasi

Juta Orang

0,72 0,77 4. Nilai ekspor produk industri kimia hilir dan

farmasi US$ Miliar 6,56 6,11 Stakeholders Perspective 1. Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Kimia Hilir dan Farmasi

1. Persentase tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi terhadap total pekerja

Persen 0,57 4,4

2. Produktivitas tenaga kerja sektor industri kimia hilir dan farmasi Rp Juta /orang/ tahun 189,67 269 3. Nilai realisasi investasi industri kimia hilir dan farmasi Rp. Triliun 14,55 15,69 Customers Perspective 2. Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi 1. Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) > 3.0 di sektor industri kimia hilir dan farmasi

Perusah aan

(31)

III-3 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

(SS) (IKU)

2. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi berteknologi tinggi

Persen 1,62 1,4

3. Meningkatnya Kemampuan Industri Kimia Hilir dan Farmasi Dalam Negeri 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang) Persen 53 39,36 4. Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Kimia Hilir dan Farmasi

1. Pertumbuhan ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi

Persen 1,06 1,19

2. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi terhadap total ekspor

Persen 4,18 4,66

3. Rasio impor bahan baku industri kimia hilir dan farmasi terhadap PDB sektor industri nonmigas Persen 1,92 0,02 Internal Perspective 5. Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya saing dan Berkelanjutan 1. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang disusun RSKKNI 1 1 2. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia yang disusun RSNI 12 12

3. Pedoman Tata Cara yang disusun

Rancang an PTC

1 1

Learn & Growth Perspective

6. Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan, serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel 1. Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional Persen 95 95 2. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Nilai 77,0 77,3

(32)

III-4 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

(SS) (IKU)

Perindustrian

Analisis capaian kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi dituangkan dalam 4 perspektif, yaitu stakeholders perspective,

customer perspective, internal process perspective dan learn & growth perspective. Pengukuran capaian kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir

dan Farmasi tahun 2020 secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan : Meningkatnya Peran Industri Kimia Hilir dan Farmasi dalam Perekonomian Nasional

Tujuan 1 : Pertumbuhan PDB industri kimia hilir dan farmasi

Pandemi Covid-19 yang kunjung tak tertangani dengan baik akan mempengaruhi kinerja sektor manufaktur. Sektor industri pengolahan non migas tumbuh negatif tahun ini. Namun demikian, sektor industri kimia hilir dan farmasi tercatat tumbuh 3,92 persen sepanjang tahun 2020. Hal ini dikarenakan industri farmasi yang berada di bawah binaan Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi tumbuh 9,89 persen sebagai akibat melonjaknya permintaan akan kebutuhan obat di dalam negeri sebagai upaya penanggulangan pandemic. Selain itu, industri sabun dan pembersih juga turut menyumbang pertumbuhan yang positif mengingat Pemerintah menggencarkan kampanye Germas (Gerakan Masyarakat Sehat) dengan menghimbau masyarakat untuk rajin mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer.

Tujuan 2 : Kontribusi PDB industri kimia hilir dan farmasi terhadap PDB nasional

Industri pengolahan masih konsisten memberikan kontribusi besar dalam struktur produk domestik bruto (PDB). Dalam upaya meningkatkan kinerja industri manufaktur, pemerintah

(33)

III-5 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

kemudahan perizinan usaha agar dapat menciptakan iklim bisnis di Tanah Air yang semakin kondusif. Di era pandemi ini, kementerian Perindustrian sebagai bagian dari Pemerintah mengeluarkan kebijakan penerbitan IOMKI (Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri) untuk memudahkan pelaku industri menjalankan aktivitas perusahaan selama pandemi. Kebijakan ini diklaim efektif untuk menjaga geliat industri di dalam industri selama masa pandemi. Dengan demikian, porsi kontribusi industri pengolahan dalam PDB masih dapat dipertahankan. Pada tahun 2020, sektor industri kimia hilir dan farmasi berkontribusi sebesar 1.17 persen terhadap PDB nasional. Sebagaimana dalam pertumbuhan industri, kontribusi ini didominasi oleh industri farmasi yang mencapai 0,68 persen terhadap PDB nasional.

Tujuan 3 : Jumlah tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berperan aktif menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan dunia industri. Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri dalam negeri merupakan indikasi bahwa industri nasional tetap tumbuh melalui peningkatan investasi. Salah satu efek pengali dari aktivitas peningkatan investasi atau ekspansi industri selain mendorong pertumbuhan ekonomi adalah penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data Sakernas Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tenaga kerja pada sektor industri kimia hilir an farmasi adalah sebagai berikut:

a. Sektor industri barang dari bahan kimia, yang merupakan bagian dari sektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, sebanyak 67 ribu orang.

b. Sektor industri farmasi, produk farmasi dan obat tradisional sebanyak 134,6 ribu orang.

(34)

III-6 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

ribu orang.

Tujuan 4 : Nilai ekspor produk industri kimia hilir dan farmasi

Kinerja ekspor sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi pada bulan Desember 2020 adalah sebesar USD 561,74 juta. Nilai ini meningkat 6,36% dari ekspor bulan November 2020 yang mencapai USD 528,15 juta. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, nilai ekspor sektor ini tumbuh 19,64% dari USD 469,53 juta. Secara kumulatif, nilai ekspor sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi sepanjang tahun 2020 mencapai USD 6,11 milyar, atau meningkat 1,19% dari periode yang sama tahun 2019 yang mencapai USD 6,04 milyar.

2. Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Indikator Kinerja Utama 1 : Persentase tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan famasi

Salah satu efek pengali dari aktivitas peningkatan investasi atau ekspansi industri selain mendorong pertumbuhan ekonomi adalah penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data Sakernas Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tenaga kerja pada sektor industri kimia hilir an farmasi adalah sebagai berikut:

d. Sektor industri barang dari bahan kimia, yang merupakan bagian dari sektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, sebanyak 67 ribu orang.

e. Sektor industri farmasi, produk farmasi dan obat tradisional sebanyak 134,6 ribu orang.

f. Sektor industri karet, barang dari karet dan plastik sebanyak 567,7 ribu orang.

(35)

III-7 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

didapatkan dengan membandingkan jumlah tenaga kerja sektor industri kimia hilir dan farmasi dengan total jumlah tenaga kerja pada sektor industri pengolahan. Jumalh tenaga kerja industri pengolahan berdasarkan data Sakernas adalah 17,48 juta. Dengan demikian, persentase tenaga kerja sektor industri kimia hilir an farmasi adalah 4,4%.

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi menganggarkan Rp. 792.440.000 untuk mencapai indikator kinerja persentase jumlah tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi yang ditargetkan.

Tabel 3.2

Target Kinerja dan Realisasi Anggaran Tahun 2020 IKU 1

Indikator Kinerja Utama Target Realisa si

Realisasi Anggaran

Persentase jumlah tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi

0,57 4,4 Rp. 784.912.000

Tabel 3.3

Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi 2016-2020 Sektor 2016 2017 2018 2019 2020 Industri barang dari bahan kimia 46.872 46.753 44.347 69.541 67.431 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional 90.577 88.218 94.087 135.893 134.651 Industri Karet, Barang dari Karet 459.017 499.789 442.841 664.298 657.748

(36)

III-8 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Sumber: BPS, diolah

Pada tahun 2020, dampak pandemi membuat sektor ketenagakerjaan mengalami disrupsi yang luar biasa akibat pandemic Covid-19. Hal ini terlihat dari penurunan jumlah tenaga kerja secara umum pada sektor industri pengolahan. Kondisi ini menjadi tantangan yang harus dihadapi Indonesia dari sektor ketenagakerjaan.

Tabel 3.4

Sandingan Capaian Indikator Kinerja 1 Tahun 2019 – 2020

Indikator Kinerja Utama Capaian 2019 Capaian 2020

Persentase jumlah tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi

4,7 4,4

Pencapaian indikator kinerja ini telah berhasil mencapai target yang telah ditetapkan. Salah satu faktor pendukung keberhasilan pencapaian indikator ini adalah penerbitan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) dalam masa kedaruratan kesehatan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk memastikan perusahaan industri dan perusahaan kawasan industri pemegang OMKI benar-benar melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan kebijakan yang telah dikeluarkan Pemerintah. Perusahaan wajib memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan protokol kesehatan penanganan Covid-19 dalam operasional dan mobilitas kegiatan industrinya. Dukungan bagi industri berupa penerbitan IOMKI ini sangat penting mengingat industri merupakan salah satu sektor ekonomi yang vital bagi Indonesia, karena selama ini berkontribusi signifikan terhadap pendapatan negara melalui capaian nilai investasi, ekspor, dan pajak, bahkan juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

Indikator Kinerja Utama 2 : Produktivitas tenaga kerja sektor industri kimia hilir dan farmasi

(37)

III-9 Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

ekonomi suatu bangsa, dan mutu kehidupan negara tidak ditentukan oleh kekayaan sumber daya alamnya, melainkan oleh tingginya tingkat produktivitas masyarakatnya. Peningkatan produktivitas SDM industri menjadi kunci penting mengingat hal tersebut juga berarti kesejahteran dapat ditingkatkan sampai pada tingkat penggunaan factor – factor produksi yang jumlahnya sama.

Produktivitas tenaga kerja merupakan tingkat kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan produk. Produktivitas tenaga kerja menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja diukur berdasar pendekatan nilai tambah, yaitu dengan membandingkan antara nilai tambah pada suatu sektor industri dengan jumlah tenaga kerja. Nilai tambah merupakan kelebihan nilai yang didapat dari balas jasa yang diterima pada nilai dari semua pengorbanan atau biaya yang dikeluarkan oleh sektor industri

Berdasarkan data BPS, diperkirakan nilai tambah sektor industri kimia hilir dan farmasi pada tahun 2020 mencapai Rp. 279,1 Trilyun. Dengan demikian, diperkirakan nilai produktivitas SDM industri kimia hilir dan farmasi pada tahun 2020 ini mencapai Rp. 269,56 juta per pekerja.

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi menganggarkan Rp. 687.853.000 untuk mencapai indikator kinerja produktivitas tenaga kerja di sektor industri kimia hilir dan farmasi yang ditargetkan.

Tabel 3.5

Target Kinerja dan Realisasi Anggaran Tahun 2020 IKU 2

Indikator Kinerja Utama Target Realisa si

Realisasi Anggaran

Produktivitas tenaga kerja sektor industri kimia hilir dan farmasi

(38)

III-1 0

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Tabel 3.6

Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi 2016-2020 Sektor 2016 2017 2018 2019 2020 Produktivitas tenaga kerja sektor industri kimia hilir dan farmasi 425,8 432,9 471 324.7 269 Sumber: BPS, diolah

Kementerian Perindustrian memiliki tugas besar dalam meningkatkan komeptensi SDM industri terutama untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Untuk itu, Kementerian Perindustrian memiliki program prioritas yaitu pengembangan sumber daya manusia industry dan dukungan manajemen, pengembangan teknologi dan kebijakan industri, serta yang terakhir penumbuhan dan pengembangan industri. Ketiga program prioritas tersebut dirancang untuk mendorong pertumbuhan industry nasional sehingga kontribusi terhadap perekonomian agar lebih tinggi dari tahun – tahun sebelumnya.

Untuk lebih mendorong kontribusi industri manufaktur dalam era revolusi industri yang keempat saat ini, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri melalui langkah pemanfaatan keunggulan komparasi dan peningkatan produktivitas industri. Indonesia saat ini tengah menikmati bonus demografi dimana struktur penduduk usia produktif lebih tinggi daripada beban tanggungan. Hal inilah yang menjadi keunggulan komparatif sekaligus tantangan peningkatan produktivitas industri nasional. Agar bonus demografi tersebut tidak menjadi ancaman demografi bagi Indonesia, Pemerintah telah berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelaksanaan berbagai program

(39)

III-1 1

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Persoalan kompetensi memang menjadi kendala yang dihadapi tenaga kerja Indonesia. Hal ini disebabkan karena ketidaksinkronan antara kebutuhan industri dengan keahlian atau kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kerja. Disinilah peran penting Pemerintah untuk meningkatkan kualitas, kuantitas maupun persebaran kompetensi tenaga kerja industri di seluruh sektor.

Indikator Kinerja Utama 3 : Nilai realisasi investasi industri kimia hilir dan farmasi

Peningkatan jumlah proyek atau unit usaha baru pada sektor industri tentunya juga akan meningkatkan nilai investasi. Pada tahun 2020, diperkirakan realisasi nilai investasi pada sektor industri kimia hilir dan farmasi mencapai Rp 15,69 trilyun. Perkiraan nilai realisasi tersebut didukung oleh beberapa sektor, yaitu:

a. Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, diperkirakan nilai investasi pada sektor ini mencapai Rp. 5,08 Trilyun

b. Industri farmasi, obat kimia dan obat tradisional, diperkirakan nilai investasi pada sektor ini mencapai Rp. 3.19 Trilyun

c. Industri karet, barang dari karet dan plastic, diperkirakan nilai investasi pada sektor ini mencapai Rp. 7.42 Trilyun.

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi menganggarkan Rp. 818.349.000 untuk mencapai indikator kinerja nilai investasi pada sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi yang ditargetkan.

Tabel 3.7

Target Kinerja dan Realisasi Anggaran Tahun 2020 IKU 3

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Realisasi Anggaran

Nilai Investasi pada sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi

(40)

III-1 2

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

Nilai Investasi Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi Rp. T

Indikator Kinerja Utama 2016 2017 2018 2019 2020

Nilai Investasi pada sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi

35,82 29,72 17.82 17.62 15,69

Capaian realisasi indikator ini lebih tinggi daripada capaian target tahun 2020 meskipun pada tahun 2020 Indonesia mengalami pandemic Covid-19 yang tidak diketahui kapan akan berakhir. Pencapaian realisasi ini disebabkan oleh investasi PMDN berkontribusi lebih besar dibandingkan PMA. Di era pandemi COVID-19, peran PMDN sangat luar biasa sebagai benteng pertahanan realisasi investasi.

Capaian realisasi indikator ini dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain:

- Rapat koordinasi kelembagaan peningkatan populasi industri sektor kimia hilir melalui temu usaha industri

Kegiatan tersebut mewadahi aspirasi pelaku industri sekaligus asosiasi industri untuk pengembangan sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi. Melalui kegiatan tersebut, pemerintah dapat menganalisis permasalahan dan kebutuhan sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi.

- Fasilitasi finalisasi penyusunan TKDN industri farmasi

Menindaklanjuti Inpres 6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi telah melakukan penyusunan kebijakan TKDN industri farmasi sebagai upaya memberdayakan industri farmasi nasional. Melalui kebijakan yang mengatur TKDN industri farmasi ini, pemerintah berharap industri bahan baku farmasi dan industri farmasi formulasi dapat tumbuh sehingga

(41)

III-1 3

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi dan Farmasi Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian

farmasi.

3. Sasaran Strategis 2 : Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di Sektor Industri Kimia Hilir dan Farmasi

Indikator Kinerja Utama 1 : Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Readiness Index (INDI) 4.0 lebih dari 3,0 di sektor industri kimia hilir dan farmasi

Untuk menilai tingkat kesiapan industri di Indonesia dalam menerapkan teknologi pada revolusi industri yang keempat ini digunakan asesmen INDI 4.0. Hasil pengukuran INDI 4.0 juga akan menjadi patokan dalam mengidentifikasi tantangan serta menentukan strategi dan kebijakan pemerintah guna mendorong sektor manufaktur bertransformasi menuju industri 4.0. Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi menargetkan 3 perusahaan industri yang memiliki nilai di atas 3,0. Capaian pada skor tersebut berarti perusahaan industri berada pada level siap bertransformasi menuju Industri 4.0.

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi menganggarkan Rp. 259.600.000 untuk mencapai indikator kinerja Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Readiness Index (INDI) 4.0 lebih dari 3,0 di sektor industri kimia hilir dan farmasi yang ditargetkan.

Tabel 3.9

Target Kinerja dan Realisasi Anggaran Tahun 2020 IKU 1

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Realisasi Anggaran

Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia Readiness Index (INDI) 4.0 lebih dari 3,0 di sektor industri kimia hilir dan farmasi

Gambar

Gambar 1.1 Bangun Industri Nasional
Tabel 2.4  Rekapitulasi Output

Referensi

Dokumen terkait

Komponen RPP mata pelajaran tepadu sama dengan komponen RPP kurikulum 2006 yaitu; (A) Identitas sekolah, terdiri dari nama sekolah, Tema pelajaran, kelas, alokasi waktu,

Untuk itu, agar mampu membangun preferensi merek yang kuat maka sebaiknya menjalin hubungan intensif dengan pelanggan misalnya dengan memiliki account pada jejaring

pertumbuhan ekonomi cukup pesat dan pemerataan hasil pembangunan, melimpahnya pendapatan devisa dr komodita migas, berkembangnya industri substitusi impor,  Indonesia menjadi

Cinta kasih sayang yang dirasakan tidak semua perempuan dalam penelitian ini merasakan hal itu, berdasarkan hasil penelitian perempuan tidak merasakan jalinan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga saluran pemasaran yang terdapat di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah dapat dinyatakan mempunyai tingkat efisiensi

• Mineralisasi logam di daerah Olat Maja, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, ditemukan 2 lokasi yaitu Mineralisasi Mangan tipe Sedimenter yang terletak di bukit Olat

Lingkup Kegiatan : Pembuatan, Pengembangan, Implementasi, pelatihan Integrasi Sistem Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta (target aplikasi : Aplikasi PPDB Online,