• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA SMP MUHAMMADIYAH LIMBUNG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA SMP MUHAMMADIYAH LIMBUNG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA SKRIPSI"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Prodi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

ANDI NURJAYANI 105 190 133511

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H/2015 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

v PRAKATA

Tidak ada kata lain yang lebih baik diucapkan selain puji dan syukur kepada Allah Swt, atas rahmat dan hidayah serta kesempatan yang telah diberikan kepada hambanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad saw yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya Islam. Serta keluarga-Nya dan para sahabat-sahabat-Nya dan orang-orang yang mengikuti beliau.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta salam penuh hormat dengan segenap cinta kepada keluarga terutama kepada Ayahanda (Daeng Manggilik) dan Ibunda (Mariama) yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayang serta doanya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kakak-kakak (Andi Gauk, Daeng Masinara, Andi Irfan, Lismawati, Arfandi dan adekku ardianto) yang selalu memberikan bantuan terutama materi dan motivasi yang tinggi serta perhatian yang melimpah sehingga penulis tidak pernah merasa kekurangan perhatian. Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya penulis sampaikan kepada :

(9)

vi

2. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam UNISMUH Makassar.

3. Ibunda Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam UNISMUH Makassar.

4. Ibunda Dr. Hj. Maryam, M.Th.I Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam UNISMUH Makassar.

5. Ibundah Dra. Hj. Nurhaeni, DS, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Dra. B. Marjani Alwi, M.Ag sebagai Pembimbing II atas kerelaan meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap Dosen dan Staf Prodi Pendidikan Agama Islam UNISMUH Makassar yang telah membekali penulis ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Ibundah Aryani, S.Pd Kepala SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.

8. Ibunda Hamdana, S. Ag Guru mata pelajaran Pendidikan agama Islam kelas VIII.5 yang mengarahkan penulis selama

(10)

vii

melaksanakan penelitian, serta para dewan guru SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. 9. Siswa kelas VIII.5 Muhammadiyah Limbung yang dengan

senang hati menerima saya dan kebersamaan yang telah terjalin dengan baik.

10. Kakanda Daeng Masinara beserta istri Sunarti yang tulus memberikan bantuan dan dukungan serta tempat tinggal demi tercapainya cita-cita penulis.

11. Rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2011 khususnya kelas C UNISMUH Makassar, terima kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga kebersamaan dan keakraban kita akan terus terjaga hingga akhir hayat.

12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran penyusunan skripsi ini yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu semoga bantuan dan dukungannya mendapat balasan dari Allah.

Penulis menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Penulis telah berusaha untuk menjadikan skripsi ini, sebuah karya yang bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Namun dibalik semua itu, kesempurnaan hanya milik Allah yang Maha Sempurna dan tidak dimiliki

(11)

viii

keikhlasan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah. Semoga kita semua senantiasa mendapat rahmat dan hidayah-Nya, Aamiin.

Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.

Makassar, 19 Agustus 2015

Penulis

(12)

xi ABSTRAK

ANDI NURJAYANI. 2015. “Peranan Bimbingan Dan Konseling Terhadap

Pembentukan Akhlak Siswa SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” (Dibimbing oleh Hj. Nurhaeni, DS, dan Marjani

Alwi).

Penelitian ini bermaksud untuk memberikan gambaran tentang peranan bimbingan dan konseling, dan pembentukan akhlak siswa SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang dianalisis deskriptif kualitatif. Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah guru dan siswa. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti yaitu peranan bimbingan dan konseling dan pembentukan akhlak siswa. Populasinya adalah kepala sekolah, guru BK dan siswa yang berjumlah 270 orang. Sedangkan sampel yang diteliti kepala sekolah, guru BK dan siswa yang berjumlah 24 orang, dan wawan cara kepada 3 orang guru. Seluruh data yang di perlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen berupa angket, intreview /wawancara, dan dokumentasi. Seluruh data terkumpul dengan analisis deskriptif kualitatif.

Hasi penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa di SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, sudah berjalan dengan baik, namun masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi seperti dalam hal pelaksanaan bimbingan kelompok, masih perlu ditelaah kembali program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, karena pelayanan BK bertujuan menunjang pembinaan peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki serta akhlakulkarimah.

Perilaku siswa di SMP Muhammadiyah Limbung telah mengalami perubahan setelah mengikuti bimbingan konseling seperti kurangnya siswa melanggar tata tertib.

Peranan guru bimbingan dan konseling terhadap pembentukan akhlak siswa sangat diperlukan sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan, seperti memberikan informasi, nasehat, mengajak dan memberikan penafsiran yang mudah di pahami oleh siswa.

(13)

v

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi ABSTRAK ... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LatarBelakang ... 1 B. RumusanMasalah ... 4 C. TujuanPenelitian ... 4 D. ManfaatPenelitian ... 5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Bimbingan Dan Konseling ... 6

1. PengertianBimbingandanKonseling... 6

2. TujuanBimbingandanKonseling………. 7

(14)

vi

4. Prinsip-PrinsipBimbingandanKonseling……… 11

B. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konselin..13

C. PengertianAkhlak………. ... 20

1. Macam-Macamakhlak………21

2. SumberAkhlak……… 26

3. RuangLingkupAkhlak……… .. 27

4. Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak Dalam Islam ... 28

5. Ciri-ciriAkhlak……… 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. JenisPenelitian ... 33 B. LokasidanObyekPenelitian ... 33 C. VariabelPenelitian ... 34 D. DefinisiOperasionalVariabel ... 34 E. PopulasidanSampel ... 36 F. InstrumenPenelitian ... 39 G. TeknikPengumpulan Data ... 40 H. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 44

(15)

1. VisidanMisiSekolah ... 45

2. StrukturOrganisasiSekolah ... 46

3. KeadaanSiswa ... 47

B. Pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa di SMP MuhammadiyahLimbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ... 54

C. Perilaku siswa SMP MuhammadiyahLimbungKecamatan Bajeng KabupatenGowa ... 55

D. Peranan guru bimbingan dan konseling terhadap pembentukan akhlaksiswa SMP MuhammadiyahLimbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ... 57

BAB V PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

(16)

viii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel 1 Keadaan Populasi ... 37

Tabel 2 Keadaan Sampel ... 38

Tabel 3 Nama-nama guru dan jabatannya ... 44

Tabel 4 Nama-nama staf dan jabatannya ... 47

Tabel 5 Nama-nama petugas keamanan dan jabatannya ... 47

Tabel 6 Data keadaab siswa ... 50

Tabel 7 Pelaksanaan bimbingan dan konseling sudah terlaksana dengan baik ... 52

Tabel 8 Pelaksanaan bimbingan dan konseling sudah sesuai dengan ketentuan yang ada…… ... 52

Tabel 9 Siswa beperilaku baik setelah mengikuti BK ... 55

Tabel 10 Perubahan akhlak siswa setelah mengikuti bimbingan dan konseling ... 56

Tabel 11 Siswa mengulangi pelanggaran tata tertib yang pernah dilakukan setelah mendapatkan BK ... 57

Tabel 12 Peranan bimbingan dan konseling terhadap pembentukan akhlak ... 59

Tabel 13 Peranan bimbingan dan konseling dapat mempengaruhi akhlak sisiwa ... 60

(17)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan pada intinya adalah upaya sadar yang diberikan oleh pendidikan dalam rangka membawa siswa kepada manusia ideal yang dicita-citakan. Bentuk manusia ideal yang dicita-citakan itu dirumuskan sendiri oleh suatu bangsa atau suatu komunitas. Bagi bangsa Indonesia, manusia ideal yang ingin dibentuk tergambar dalam mamfaat pendidikan nasional yang tercantum pada undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 2, (2002: 5) yaitu berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kriteria manusia Indonesia yang tercantung pada Undang-undamg No. 20 Tahun 2003 Pasal 2 adalah: Pertama, manusia religius, manusia yang patuh dan taat menjalankan perintah agama. Kedua, manusia bermoral, berakhlak mulia, memiliki komitmen yang kuat terhadap kehidupan beretika.

Ketiga, manusia pencari, penggali, pengamal ilmu pengetahuan , dan

pencinta ilmu. Keempat, manusia yang memiliki kecakapan, sebagai perwujudan nyata dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam pengetahuan keseharia. Kelima, manusia yang kreatif. Keenam, manusia yang memiliki

(18)

2

kemandirian, dengan sikap hidup dinamis penuh percaya diri serta memiliki semangat hidup yang dinamis. Ketujuh, kepedulian pada masyarakat, bangsa, dan negara, berjiwa demokratis dan rasa tanggung jawabnya yang tinggi untuk membawa bangsa Indonesia mencapai cita-cita idealnya.

Salah satu bentuk kemajuan dari proses belajar yaitu antusias diadakannya lembaga pendidikan yang secara formal diakui keberadaannya. Orang tua yang semestiya mendidik sendiri anaknya, dalam beberapa aspek bisa diwakilkan dalam lembaga pendidikan formal tersebut yaitu sekolah. Sekolah atau madrasah yang menjadi wakil amanah orang tua dalam mendidik anak harus memiliki kualifikasi yang cukup, dengan kata lain tidak semua lembaga pendidikan yang secara otomatis menjadi lembaga pendidikan yang baik. Dengan demikian kualifikasi merupakan prasarat wajib yang harus memiliki lembaga pendidikan, baik dari segi tenaga edukatif, sarana dan prasarana maupun aspek lain yang terikat.

Berkaitan dengan masalah proses pembelajaran disekolah, siswa maupun guru yang akan melakukan dinamisasi dalam arti proses pembelajaran tersebut merupakan sarana untuk mengembangkan diri dan ilmu pengetahuan, sikap maupun akhlak. Hanya saja proses belajar tersebut tidak selamanya berjalan tanpa hambatan. Hambatan atau rintangan akan senantiasa muncul setiap waktu baik kesulitan mengajar guru, kesuliatan belajar siswa dan sebagainya. Sehingga dengan beberapa hambatan

(19)

tersebut diharapkan guru dan siswa yang bersangkutan akan lebih dinamis dan inovatif.

Dari segi peranan bimbingan dan kongseling di sekolah mulai diperlukan dan bukan saja untuk mengatasi kesulitan belajar siswa akan tetapi juga membantu guru dalam mengenal siswanya secara lebih dalam sehingga bimbingan dan kongseling lebih sistematik dan bermutu.

Bimbingan dan konseling yang keberadaanya semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan merupakan suatu badan yang mempuyai fungsi sangat penting. Dengan kata lain bimbingan dan kongseling mempunyai peran dalam mencari jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Bimbingan dan kongseling berfungsi untuk membantu kelancaran pendidikan dan pengajaran disekolah, artinya dengan adanya bimbingan dan kongseling secara intensif akan memberi dampak baik secara langsung maupun tidak langsung yang akhirnya akan kembali kepada keberhasilan pendidikan.

Dari hasil observasi yang dilakukan di SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ditemukan masih ada siswa yang belum bisa membedakan antara seorang guru dan siswa di dalam lingkungan sekolah padahal sudah belajar agama seperti: kurangnya rasa hormat siswa terhadap gurunya, keluar masuk pada saat proses belajar mengajar dan lain-lain.

(20)

4

Untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut maka di perlukan suatu bimbingan dan konseling, hal ini ini dilakukan oleh guru BK.

Terkait dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut bahan penelitian lapangan (survei) dengan judul “Peranan Bimbingan dan Konseling terhadap Pembentukan Akhlak Siswa SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa di SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ? 2. Bagaimana perilaku siswa SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa ?

3. Bagaimana peranan guru bimbingan dan konseling terhadap pembentukan akhlak siswa SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan dan konseling siswa di SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. 2. Untuk mengetahui perilaku siswa SMP Muhammadiyah Limbung

(21)

3. Untuk mengetahui peranan bimbingan dan konseling terhadap pembentukan ahklak siswa SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi ilmiah tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Muhammadiyah Limbung Kecamata Bajeng Kabupaten Gowa.

2. Menjadi tambahan referensi bagi guru dan lembaga pendidikan terkit dalam mencarian cara alternatif untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan yang di hadapi guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan usaha bimbingan dan konseling di sekolah.

(22)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bimbingan dan konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara etimologi, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu ”consilium” yang berarti “dengan” atau ”bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-saxon, istilah konseling berasal dari ”sellan” yang berarti ”menyerahkan” atau ”menyampaikan.

Menurut Fenti Hikmawati (2010: 18) menyatakan bahwa:

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembang an kehidupan pribadi, sosial, kemampuan belajar dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Menurut Tolbert dalam Fenti Hikmawati (2010: 1) menyatakan bahwa:

Bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pedidikan yang diarahkan pada membentuk individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyusuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari.

Menurut Shertzer dan Stone dalam Syamsul Yusuf L.N (2006: 6) mengartikan bimbingan sebagai “…process of helping an individual to

understand himself and his word (proses pemberian bantuan kepada

(23)

Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu bantuan atau pertolongan di berikan kepada individu dalam lembaga pendidikan agar mampu memahami diri dan lingkungannya.

Menurut Fenti Hikmawati (2010: 1) mengatakan bahwa konseling adalah salah satu teknik dalam bimbingan, tetapi merupakan teknik inti atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan peruba han yang mendasar, yaitu mengubah sikap. Sikap mendasari perbuatan, pemikiran, dan pandangan. Jadi bimbingan dan konseling merupakan terjemahandari”guidan ce dan “counseling “dalam bahasa inggris. Secara harfiyah istilah “guidance”dari akar kata”guide”berarti: (a) mengarahkan (to

direct), (b) memandu (to pilot), (c) mengelolah (to manege) dan (d)

menyetir (to steer).

Menurut Dewa Ketut Sukardi (2008: 4) mengatakan bahwa konseing adalah jantung hati dari usaha layanan bimbingan secarah keseluruhan.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan suatu cara yang di gunakan dalam mengarahkan atau memberikan perubahan terhadap individu baik itu perubahan sikap, pemikiran dan perbuatan serta konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam bimbingan.

(24)

8

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Munurut Fenti Hikawati (2010: 18) Mengemukakan bahwa adapun tujuan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar konseli dapat:

a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya di masa yang akan datang.

b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;

c. Menyusuaikan diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya;

d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang di hadapi dalam studi, penyusuaian dengan lingkungan sekolah, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Sudrajat (2008) dalam Fenti Hikmawati (2010: 65) menyatakan „‟pelayanan BK di sekolah di arahkan pada tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan konseling‟‟

Kemudian Winkle (2005: 32) dalam Fenti Hikmawati (2010: 65) mengemukakan bahwa:

Tujuan pelayanan BK supaya orang-perorangan kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan penyusuaian diri secara memadai. Selanjutnya, Prayitno dan Erman Amti (2004: 114 ) dalam Fenti

Hikmawati (2010: 65) mengemukakan bahwa:

Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang di milikinya(seperti kemampuan dasar bakat-bakatnya ), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga ,pendidikan, status sosial ekonomi ) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungan.

(25)

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu dalam mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya dan mampu mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi dan mampu menyusuaikan diri terhadap lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Menurut Fenti Hikmawati (2010: 16) mengemukakan bahwa Fungsi dari bimbingan dan konseling sebagai berikut:

a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (poten sinya) dan lingkungannya, pendidikan pekerjaan, dan norma agama. b. Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.

c. Fungsi Pengembangan (Developmental), yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.

d. Fungsi Penyembuhan (Kuratif), yaitu fungsi bimbingn dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya

(26)

10

pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial belajar, maupun karier.

e. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memili kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

f. Fungsi Adaptasi, (Distributuf) yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah, madrasah dan staf konselor, dan guru untuk menyusuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.

g. Fungsi Penyesuaian (Adjustif), yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

h. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan, bertindak (berkehendak).

i. Fungsi Fasilitasi, yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli. j. Fungsi Pemeliharaan (Preservatif), yaitu fungsi bimbingan dan

konseling untuk membantu konseli sehingga dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

(27)

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa fungsi bimbingan dan konseling merupakan pemberian bantuan atau pelayanan individu (siswa) baik secara perorangan maupun kelompok dalam mengembangkan kemampuannya dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi siswa tersebut serta dapat menyusuaikan diri atau beradaptasi terhadap lingkungannya dan bekerjasama dengan lembaga pendidikan lainnya di dalam maupun diluar lembaga pendidikan sehingga dapat mewujudkan program-program yang menarik sesuai dengan minat konseli.

4. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Menurut Elfi Mu‟awanah & Rifa Hidayah(2009: 58) mengemukakan bahwa:

Prinsip-prinsip bimbingan yang perlu kita pedomani adalah sebagai berikut:

a. Hendaknya dalam memberikan layanan bimbingan individu (siswa) dianggap sebagai individu yang berkemampuan, termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah.

b. Siswa adalah individu yang berharga, sehingga perlu di hormati, bagaimana pun keadaannya, mereka (siswa) tidak boleh di

remehkan, di rendahkan martabatnya, baik oleh sikap perbuatan maupun kata-kata pembimbing.

(28)

12

c. Siswa sebagai individu yang merupakan kebulatan. Tingkah lakunya di warnai oleh keadan fisik, psikis, serta sosial dan latar belakang lainnya, demikian pula kelainan tingkah lakunya.

d. Siswa adalah merupakan makhluk unik, artinya antara siswa satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan.

e. Keberhasilan pelayanan bimbingan disekolah amat diperlukan kesediaan serta kesadaran siswa itu sendiri. Tanpa ada kesadaran tersebut layanan bimbingan tidak akan berjalan.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip bimbingan merupakan memberikan layanan bimbingan individu ( siswa) untuk meningkatkan kemapuan siswa agar menjadi lebih cerdas sehingga dapat memecahkan masalahnya dan menanamkan kesadaran akan pentingnya bimbingan bagi diri siswa.

Menurut Leona E.Tylor, dalam Fenti Hikmawati (2010: 2) ada lima karakteristik yang sekaligus merupakan prinsip-prinsip konseling. Kelima karakteristik tersebut adalah:

1) Konseling tidak sama dengan pemberian nasehat (advicement), sebab didalam pemberian nasehat proses berpikir ada dan di berikan oleh penasehat, sedang dalam konseling proses berpikir dan pemecahan ditemukan dan dilakukan oleh klien sendiri.

2) Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang berkenaan dengan pola-pola hidup.

(29)

3) Konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan. Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan intelektual.

4) Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang dengan orang lain.

5) Konseling memegang peranan penting dalam bimbingan sering disebut sebagai jantungnya bimbingan (counseling is the heart of

guidance), konseling sebagai inti bimbingan (counseling is the care of guindance), konseling sebagai pusatnya bimbingan (counseling is the centre of guindance). Sebab dikatakan jantung ,inti, atau

pusat karena konseling ini merupakan layanan atau teknik bimbingan yang bersifat terapeutik atau bersifat menyembuhkan(curative).

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa prinsip-prinsip konseling merupakan jantung, inti, atau pusat karena kenseling marupakan layanan dan teknik bimbingan yang bersifat menyembuhkan dan memberikan layanan bimbingan individu yang dianggap berpotensi dan diberikan perhatian agar individu(siswa) tersebut timbul rasa percaya dirinya dalam memecahkan masalah.

B. Peran Guru dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Dalam kedudukan sebagai porsenel pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah guru memiliki posisi strategi. Dibandingkan dengan guru pembimbing atau konselor, misalnya guru lebih sering

(30)

14

berinteraksi dengan siswa secara langsung. Apabila di rinci ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh seorang guru, ketika ia di minta mengambil bagian dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling di sekolah.

1. Guru sebagai informatory

Guru dalam kinerja darat sebagai informator berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya.

2. Guru sebagai fasilitator

Guru berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dibandingkan guru pembimbing, guru lebih memahami tentang keterampilan belajar yang perlu di kuasai siswa pada umumnya.

3. Guru sebagai mediator

Guru dapat berperan sebagai mediator antara siswa dengan guru pembimbing. Misalnya saat di minta untuk melaksanakan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan pengalihtanganan siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing atau konselor sekolah.

(31)

4. Guru sebagai kolaborator

Sebagai mitra seprofesi, yakni sama-sama sebagai tenaga pendidik di sekolah, guru dapat berperan sebagai kolaborator. Konselor di sekolah misalya dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi.

Menurut Elfi Mu‟awanah, Rifa Hidayah (2009: 104-106) pentingnya layanan bimbingan bagi pihak-pihak tertentu sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Menyampaikan informasih tentang data siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Demikian juga mengenai informasi-informasi lain seperti mengenai mata pencaharian pokok masyarakat setempat, kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, budaya, stuktur masyarakat, dan sebagainya. Informasi ini penting bagi kepala sekolah sebagai pertimbangan untuk menentukan strategi kebijaksanaanya, misalnya dalam pengaturan jadwal, pembagian kelompok kelas, pemilihan mata pelajaran muatan lokal, kegiatan di luar kelas, teknik pengelolaan sekolah, dan sebagainya sehingga kebijakan kepala sekolah akan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

b. Membantu kepala sekolah dalam mengadakan seleksi terhadap siswa baru. Bantuan ini dimaksudkan agar sekolah dapat memperoleh siswa secara tepat, sesuai dengan yang di

(32)

16

perlukan, baik prestasi akademis, bakat, maupun sifat-sifat kepribadian lainnya.

c. Membantu dan menyelenggarakan in service training mengenai bimbingan kepada staf sekolah, terutama guru bidang studi dan petugas administrasi. Bimbingan in service trainingi ini sangat penting bagi staf sekolah agar mereka mengerti dengan benar mengenai bimbingan sehingga yang bersangkutan dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan bimbingan. In service training ini dapat di tempu melalui seminar, penataran, lokakarya, diskusi dan lain-lain.

d. Membantu dalam menempatkan siswa, misalnya dalam penjurusan, pembinaan siswa dalam kelompok kegiatan olah raga, dan sebagainya.

e. Membantu baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pemberian ide-ide.

f. Memberikan konsultasi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam bidang pekerjaan maupun kesulitan yang lain.

2. Bagi Guru

a. Menyampaikan informasi tentang siswa, untuk di gunakan sebagai pedoman guru dalam perbaikan proses belajar mengajar. Misalnya dalam pemilihan metode mengajar, penyajian bahan ajar, serta dalam mengadakan interaksi dengan siswa di kelas, peraturan tempat duduk, dan sebagainya.

(33)

b. Membantu guru dalam memberikan bimbingan belajar kepada siswanya, baik dalam megidentitifikasi masalah maupun dalam treatmennya.

c. Apabila guru menghendaki, staf bimbingan dapat membantu dalam pemilihan metode/teknik mengajar, pemilihan dan penyajian bahan ajar, serta dalam menemukan sumber-sumber. d. Menerima siswa yang tidak dapat dilayani oleh guru bidang studi

dalam pemecahan masalahnya.

e. Memberikan konsultasi kepada guru bidang studi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan pekerjaan atau kesulitan yang lain. 3. Bagi Staf Sekolah

a. Menyampaikan informasi mengenai siswa (terutama yang di butuhkan staf tersebut) agar staf tersebut dapat memperlakukan siswa dengan tepat.

b. Memberi konsultasi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan pekerjaanya maupun kesulitan lainnya.

4. Bagi orang tua siswa, masyarakat, serta pihak lain

a. Menyampaikan informasi kepada orang tua siswa mengenai program sekolah serta program bimbingan pada khususnya. Program bimbingan misalnya bentuk kegiatan bimbingan, layanan yang dapat di terima oleh siswa, pentingnya layanan bimbingan dan sebagainya.

(34)

18

b. Menyampaikan informasi kepada otangtua siswa mengenai kemajuan yang di capai anaknya, serta kekurangannya (bila ada), misalnya tingkah laku baik, kelakuan buruk di kelas, dan sebagainya.

c. Mengadakan konsultasi dengan orang tua siswa tentang cara mengatasi serta memperlakukan anaknya di rumah, misalnya cara membimbing benar.

d. Menyampaikan informasi kepada lembaga-lembaga di luar sekolah, misalnya perusaaan-perusahaan, industri, dan industri lain berkenaan dengan kualitas lulusan, jenis lulusan, dan sebagainnya.

e. Menyampaikan informasi kepada calon siswa, yakni tentang keadaan sekolah, program pendidikan dan sebagainya untuk mendapatkan bibit siswa yang unggul.

Berdasarkan pendapat maka dapat disimpulkan bahwa peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan memberikan informasi tentang data siswa baik secara perorangan maupun kelompok dan membatu memecahkan ataas mengatasi maslah yang dihadapi siswa tersebut.

C. Pengertian Akhlak

Menurut Ahmad Supadien(2011: 216) menyatakan bahwa Kata “akhlak”(akhlaq) berasal dari bahasa arab, merupakan bentuk jamak dari”khuluq” yang menurut bahasa berarti budi pekerti, peragai, tingkah laku, atau tabiat.

(35)

Iman Al-Ghazali dalam ahmad supandien(2011: 216) menyebutkan bahwa akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.

Menurut Toto Suryana (2002: 107) mengatakan akhlak adalah komponen dasar Islam yang ketiga yang berisi tentang perilaku, atau sopan santun.

Akhlak menempati kedudukan yang luhur dalam Islam, bahkan di antara misi utama agama ini adalah menyempurnakan akhlak yang mulia, sebagaimana sabda Nabi SAW :

َلَق ُوْنَع ُللها َيِضَر َةزْيَزُى ىِبَا ْنَع

:

َمَّلَسَؤ ِوْيَلَع ُللها ىَلَص ُللها ِلْؤُسَر َلَق

:

اَقُلُخ ْمُحُنَسْحَا َو اًناَمْيِا َنْيِنِم ْؤُملْا ُلَمْكَا

.

{

ىذمزتلا هاور

}

ا

Artinya :

Dari Abu Huraira radiallahu „anhu bahwa Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam bersabda: “ Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya”. (H.R. Tirmidzi).

Dari penjelasan hadits di atas maka dapat dimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai keimanan paling sempurna adalah apabila orang tersebut memiliki akhlak yang baik, karena dari akhlak yang baik akan menimbulkan hati yang bersih untuk beribadah dan menambah keimanan seseorang kepada Tuhannya. Bahkan akhlak yang baik menjadi penyebab terbanyak masuknya seorang hamba ke dalam surga, karena dengan begitu seorang hamba akan selalu melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

(36)

20

Dalam haditsnya beliau bersabda:

لاق امهنع للها ًضر ورمع هب للها دبع هع

:

ًاشِحاَف ملسو وٍلع للها ىلص ًبنلا هكٌ مل

ُلْىُقٌَ َناَكَو ًاشِّحَفَتُم َلاَو

:

يراخبلا هاور ًاقَلاْخًأ ْمُكُنَسْحَأ ْمُكُراٍَِخ ْهِم َّنِإ

. Artinya:

Dari Abdullah bin Amru berkata: Nabi tidak pernah berbuat keji sendiri tidak pula berbuat keji kepada orang lain. Beliau bersabda: “Sesungguhnya termasuk sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR Bukhari).

Kemudian Allah berfirman dalam QS. Al- mujadalah (58: 11) :





























































Terjemahnya:

Hai orang -orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:" Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Kementerian Agama RI 2011: 543).

Berdasarkan ayat maka dapat disimpulkan bahwa Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar berlapang-lapanglah dalam majelis atau sopan santun dalam menghadiri majelis dan Allah akan

(37)

meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan mengamalkan ilmunya dijalan Allah.

1. Macam-Macam Akhlak

Menurut Ahmad Supadien (2011: 224) mengemukakan bahwa ada dua macam akhlak, yaitu: akhlaq yang terpuji (akhlaq al- mahmuda), dan akhlak yang tercela (akhlaq al- ma zmumah). a. Akhlaq Yang Terpuji ( Mahmudah )

Akhlak al-mahmudah ialah suatu akhlak yang mulia atau, yang tergolong akhlak mahmudah diantaranya sebai berikut:

1) Al-Amanah

Al-amanah adalah dapat di percaya, yakni sesuatu yang di percaya kepada seseorang, baik harta, ilmu rahasia, yang wajib di pelihara atau di sampaikan kepada yang berhak menerimanya.

2) Mengendalikan nafsu ( Dhabtun Nafsi )

Nafsu adalah salah satu organ manusia (rohani) yang disamping akal, sangat besar pengaruhnya dan sangat banyak mengeluarkan instruksi-instruksi kepada anggota jasmani untuk berbuat atau bertindak.

3) Benar atau Jujur (Ash-shidqu)

Benar atau jujur adalah alat mencapai keselamatan dan keberuntungan, dengan sikap jujur, orang akan memperoleh popularitas. Selalu di percaya, dijadikan teladan bagi yang lain, dan banyak teman dan sahabat.

(38)

22

4) Asy-Syaja‟ah

Asy-syaja‟ah adalah keteguhan hati dalam membela dan mempertahankan yang benar dan tidak mundur karena di cela, tidak maju karena di puji, jika ia salah tidak takut untuk mengakui kesalahannya.

5) At-Ta‟awun

At-Ta‟awun adalah ciri kehalusan budi, kesucian jiwa. Ketinggian akhlak dan dapat membuahkan cinta antara teman, dan penguat tali persaudaraan.

6) At-Taa dharru‟

Beribadah kepada Allah hendaklah dengan sikap merendahkan diri kepada-Nya. Orang yang merendahkan diri , apa bila di sebut nama Allah hatinya bergetar, dan apa bila mendengar ayat-ayat-Nya iman bertambah, dan kepada Allah ia bertawakkal, di kerjakannya segala awamir dan di jauhinya segala nawahi, dan menundukkan dirinya sebagai hamba Allah yang hina disisi-Nya.

7) At-Tawadhu‟

At-tawadhu‟ adalah memelihara pergaulan dan hubungan dengan sesama manusia tanpa ada perasaan kelebihan diri dengan orang lain serta tidak merendahkan orang lain.

(39)

8) Ar-Rahman

Ar-rahman atau belas kasih harus dimiliki setiap manusia yang kuat terhadap yang lemah, yang kaya terhadap yang miskin, orang besar terhadap orang kecil, yang mudah menghormati yang tua . 9) Al-Hayah

Al-hayah termasuk akhlaq yang terpuji pula. Malu dimaksudkan disini ialah perasaan undur seseorang sewaktu lahir tampak dari dirinya sesuatu yang membawa ia tercela.

10) „Izzatun Nafsi

„Izzatun nafsi dapat membuahkan kesabaran, ketekunan, keuletan, dan tidak cepat putus asa.

b. Akhlak yang tercela (mazmumah)

Yang termasud akhlak tercela, diantaranya: 1) Al-Kizb

Al-kizb atau berdusta ialah pernyataan tentang sesuatu hal yang tidak sesuai dengan sesungguhnya. Dalam pandangan agama, dusta adalah suatu hal yang sangat terkutuk dan tercela. Ia merupakan induk dari bermacam-macam akhlak yang tercela. 2) Takabbur

Takabur adalah merasa atau mengaku diri besar tinggi atau mulia melebihi orang lain. Sesuai dengan maknanya itu, maka orang yang takabbur selalu menganggap dirinya lebih sedang orang lain di pandang rendah. Takabbur menampakkan dirinya dalam dalam

(40)

24

berbagai bentuk kejahatan, baik kejahatan lahirnya seperti kezaliman-kezaliman yang dilakukan terhadap orang lain, terutama orang yang di pandangnya menjadi saingan bagi dirinya.

Dalam Al Quran Surat Al-Mukmin/Gafir (40: 60 ) :





























Terjemahnya:

Dan Tuhanmu berfirman:"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang

menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina“. (Kementerian Agama RI 2011: 474).

Berdasarkan ayat diatas maka dapat disimpulkan bahwa, masih banyak orang termasuk kaum muslimin yang ragu dan menyaksikan keagunaan doa sebagai obat dan solusi atas setiap masalah, padahal Allah SWT Sendiri telah memberikan garansi.

Sedangkan bentuk kejahatan bathin, seperti dengki, iri hati, bahkan dari sini menjadi dendam dapat berkembang kepada orang yang di pandang rendah. Dengki yang merupakan kejahatan bathin itu adalah sikap tidak senangnya atas kenikmatan, yang diperoleh dari orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu padanya.

3) Bakhil

Kebakhilan biasanya timbul karena adanya kekhawatiran jatuh miskin. Selain itu, mungkin juga timbul karena tidak menyadari

(41)

bahwa harta yang dimilikinya itu merupakan amanah Allah yang dititipkan kepadanya.

4) Al-Gadha

Menurut imam Al-Gazali, (Ahmad Supandie 2010: 224) tenaga marah (gadhab) diciptakan oleh Tuhan dari api, ditanamkan kedalam diri manusia, ia bangkit menyala karena sebab-sebab tertentu. Darah naik dari jantung kebahagian atas bagaikan naiknya air mendidih di dalam periuk. Karenanya darah darah menyebur ke muka lalu merahlah muka, mata dan kulit.

5) An-Namiemah

Menyampaikan perkataan kepada seseorang atau keadaannya kepada orang lain dengan maksud mengadu domba (namimah) antara keduanya atau merusakkan hubungan baik antara mereka, hal tersebut di sebut An-Namiemah.

6) Fujur

Fujur, yaitu tenggelam dalam pengaruh hawa nafsu memperturutkan kehendak yang keji, dan berbuat terang-terangan di hadapan umum tanpa mengenal malu terhadap sesamanya. 7) Kharg

Kharg adalah suka bercakap di sekitar kepentingan dirinya sendiri, dan kalau bercakap hanya dia yang mesti di dengarkan orang. Jika ia tertawa, ia berlebih-lebihan padahal, bagi orang lain di tertawakan baru menarik senyum saja.

(42)

26

8) Jubun

Jubun ialah orang yang takut menghadapi tanggung jawab pengecut gentar menghadapi akibat suatu masalah yang dihadapinya. Sifat ini termasuk sangat tercela sebab di peroleh pengecut itu adalah kebinasaan dan mempersusah diri serta segan menghadapi masalah.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa akhlak mahmudah merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah dan akhlak mazmumah merupakan tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain.

2. Sumber Akhlak

Menurut Mustofa(1999: 149) mengemukakan bahwa asal mula akhlak (sumber akhlak) itu adalah berasal dari kitab Al-Quran. Menurut sejarahnya ialah firman Allah swt. Dalam Surat Al-Qalam (68: 4):











Terjemahnya:

Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Kementerian Agama RI 2011: 564)

Berdasarkan ayat tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa Rasulullah Saw memiliki akhlak yang paling sempurna dan paling agung,

(43)

dimana tidak ada satupun akhlak mulia kecuali Rasulullah Saw yang menduduki peringkat tertinggi. Orang yang paling berat timbangan amal baiknya di akhirat adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Orang yang sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.

Tentang kesempurnaan iman dan kaitannya dengan akhlak ini, Nabi Muhammad Saw bersabda:

َلَق ُوْنَع ُللها َيِضَر َةزْيَزُى ىِبَا ْنَع

:

َمَّلَسَؤ ِوْيَلَع ُللها ىَلَص ُللها ِلْؤُسَر َلَق

:

اَقُلُخ ْمُحُنَسْحَا َو اًناَمْيِا َنْيِنِم ْؤُملْا ُلَمْكَا

.

{

ىذمزتلا هاور

}

Artinya:

Dari Abu Hurairah radiallahu "anhu bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya”. (H.R. Tirmidzi ) .

Berdasarkan ayat tersebut maka dapat dapat disimpulkan bahwa, budi pekerti adalah sikap hidup atau karakter atau peragai budi pekerti di peroleh melalui latihan atau kesanggupan mengendalikan diri. Budi pekerti adalah gabungan dua sikap yaitu sikap tubuh dan sikap bathin. Tidak bercerai budi dengan pekerti, budi dalam bathin, pekerti dalam sikap hidup. Sekali saat budi itu tidak terpisah dari bahasa sebab itu dikatakan budi bahasa. Disinilah budi si jiwa atau makna yang terkandung dalam hal hati, lalu di ucapkan dengan bahasa yang terpilih dan benar.

(44)

28

3. Ruang Lingkup Akhlak

Menurut Abuddin Nata (2010:149)mengemukakan mengemukakan bahwa, ruang lingkup akhlak ada tiga bagian yaitu:

1) Akhlak Terhadap Allah SWT

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepadan tuhan sebagai khalik.

2) Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Petunjuk mengenai hal bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang dibelakang, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil memberikan materi kepada yang yang disakiti hatinya.

3) Akhklak Terhadap Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah segala sesuatu yang disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.

Berdasarkan pendapat maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup akhlak adalah adanya interaksi atau perbuatan yang dilakukan manusia terhadap Allah, sesama manusia dan lingkunganya.

(45)

4) Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak Dalam Islam

Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting sebagai berikut:

1) Rasulullah saw menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam.

2) Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama islam.

3) Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat.

4) Rasulullah saw menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas imannya.

5. Ciri-ciri Akhlak Dalam Islam

Indo Santalia (2011: 6-9) menyebutkan ciri-ciri akhlak dalam Islam yaitu:

1) Akhlak Rabbani

Ajaran akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Ilahi yang terdapat dalam AlQuran dan Sunnah. Misalnya dalam Al-Quaranterdapat kl. 1500 ayat yang mengandung ajaran akhlak, bahil yang teopritis maupun yang praktis. Demikian pula hadis-hadis Nabi yang jumlahnya cukup banyak sebagai pedoman dalam berakhlak.

Ciri rabbani, juga menegaskan bahwa akhlak dalam ilam bukanlah moralitas yang kondisional dan situsional, tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak. Hanya dengan akhlak rabbani lah yang mampu menghindari kekacauan nilai moralitas dalam hidup manusia.

(46)

30

Firman Allah SWT dalam surat Al-An‟am (6: 153 ) :





































Terjemahnya:

Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkankepadamu agar kamu bertakwa. (Kementerian Agama RI 2011 : 149).

Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa, bercerai berai dalam Islam karena perdebatan pendapat adalah dilarang oleh Allah SWT, karena sangat membahayakan kepada mereka dan kepada Agama itu sendiri anjuran bertakwa, karena bertakwalah dapat dicapai kebahagiaan dan akhirat yang diridhoi Allah SWT.

2) akhlak dalam Islam Akhlak Manusiawi

Ajaran sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlak dalam islam. Ajaran akhlak dalam Islam hanya diperuntukkan khusus bagi manusia yang merindukan kebahagian yang hakiki, bukan kebahagian semu. Sebab perlu diketahui bahwa semua kebahagian yang di peroleh tampa memperhatikan norma-norma akhlak Islami, maka harus di yakini bahwa itu semua hanya sebatas kebahagian semu belakang.

3) Akhlak Universal

Ajaran akhlak dalam islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang

(47)

berdimensi vertical maupun horizontal. Misalnya Al-Quran menyebutkan sepuluh macam keburukan yang wajib di jauhi oleh setiap orang, yaitu: (1) mempersekutukan Allah (musyrik), (2) durhaka kepada kedua orang tua , (3) membunuh anak karena takut miskin (baik langsung mupun tidak langsuung) dengan menggunakan cara tradisional maupu modern di sebabkan karena takut miskin, (4) berbuat keji (zina) maupun secara terbuka maupun secara tersembunyi ( legal dan illegal), (5) membunuh orang tanpa alasan yang sah, (6) makan harta anak yatim, (7) mengurangi takaran (tidak jujur) dalam jual beli/berbisnis, (8) membebani orang lain dengan kewajiban yang melampaui batas, kesanggupannya, (9) persaksian tidak adil/palsu, (10) menghianati janji dengan Allah Rabbul‟Alamien.

4) Akhlak Keseimbangan

Ajaran akhlak dalam Islam berada ditengah antara yang menghayal manusia sebagai malaikat yang menitik beratkan segi kebaikan dan yang menghayalkan manusia seperti hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia dalam pandangan Islam memiliki dua kekuatan dalam dirinya, yakni kekuatan baik pada hati nurani dan akalya, dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Dengan perkataan lain manusia itu mempunyai unsur hewani dan unsur malaikat, unsur jasmani dan rohani yang membutuhkan pelayanan masing-masing yang seimbang. Semua kebutuhan itu jasmani rohani hanya dapat terpenuhi dengan melalui ajaran akhlak Islami.

(48)

32

5) Akhlak Realistik

Demikaian pula dalam ajaran akhlak Islami memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding dengan makhluk-makhluk yang lain, tapi disamping itu juga manusia tidak luput dari berbagai kelemahan/ kekurangan. Dengan kelemahan-kelemahan itulah manusia sangat memungkinkan melakukan kesalahan dan dosa. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat (Taubat Nasuha). Bahkan dalam ajaran Islam, Allah SWT sangat bijaksana dalam keputusan-Nya, bahwa dalam kondisi/keadaan tertentu Islam membolehkan kepada umatnya melakukan sesuatu yang dalam kondisi normal tidak dibenarkan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Al Baqarah (2: 127) sebagai berikut :































Terjemahnya :

Dan (ingatlah ), ketika Ibrahim meninggikan ( membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “ Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkau yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (Kementerian Agama RI 2011: 20)

Berdasarkan ayat maka dapat simpulkan bahwa sesungguhnya ajaran akhlak Islami memiliki peranan yang sangat menentukan

(49)

keselamatan dan kebahagian yang hakiki bagi manusia di dunia dan di akhirat nanti. Untuk itu kita berkewajiban untuk berusaha mengetahui dan memahami ajaran akhlak dalam Islam, disinilah terletak kewajiban dan tanggung jawab orang tua, guru di sekolah dan umaro‟ serta ulama dalam menyampaikan ajaran agama Islam kepada generasi putra, putri bangsa yang kini berada di tepi jurang neraka.

(50)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan (survei) dengan pendekatan kualitatif yaitu jenis penelitian yang mengungkapkan dan menggambarkan fakta-fakta dan data yang diperoleh secara mendalam dan apa adanya dan di analisis dengan analisis deskriptif kualitatif .

Margono (1997:33) mendefinisikan bahwa: metode kualitatif sebagai presedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang yang terobsesi dan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang fundamental tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang yang ada dilingkungan

sekitarnya.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Objek penelitian ini adalah guru dan siswa yang ada di SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Peneliti melakukan penelitian disekolah ini karena peneliti melihat adanya peranan bimbingan dan konseling terhadap pembentukan akhlak siswa. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui lebih jauh, seprti apa BK dan pelaksanaannya.

(51)

C. Variabel Penelitian

Sugiyono (2003: 60) berpendapat bahwa “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, variabel adalah objek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Peranan Bimbingan dan Konseling, sedangkan variabel terikat adalah Pembentukan Akhlak Siswa.

D. Defenisi Operasinal Variabel

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang judul proposal ini yakni“Peranan Bimbingan dan Konseling Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa SMP Muhammadiyah Limbung Kecanmatan Bajeng Kabupaten Gowa. Berdasarkan berbagai pengertian yang telah diuraikan sebelumnya maka penulis merumuskan definisi operasional variabel yang dimaksud dalam Peranan Bimbingan dan Konseling Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa sebagai berikut:

1. Peranan bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kemampuan belajar dan

(52)

36

perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Pembentukan Akhlak siswa adalah hasil usaha dari pendidikan dan pelatihan, terhadap potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan peranan bimbingan dan konseling terhadap pembentukan akhlak siswa adalah pemberian bantuan atau pertolongan terhadap siswa baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu mandari dan berkembang secara optimal serta mampu mengembangkan potensi rohaniah yang terdapat dalam diri siswa.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sejumlah penduduk atau kelompok individu benda atau unsur yang diteliti dan diselidiki dalam pelaksanaan penelitian, karena itu merupakan suatu bagian yang diperlukan dalam memecahkan suatu masalah dalam menunjang keberhasilan penelitian itu sendiri yang merupakan medifistasi dari cara manusia dalam mencari ilmu pengetahuan yang dilakukan secara ilmiah berdasarkan fakta data secara empiris, sistematis atau mengikuti aturan secara logis sesuai dengan daya analisa manusia.

(53)

Margono (2010: 118) mengatakan „‟Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan‟‟.

Populasi adalah jumlah keseluruhan individu yang akan menjadi objek penelitian.

Suharsimi Arikunto (2002 : 108) mengatakan bahwa : ”populasi adalah keselurhan objek penelitian‟‟. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dijadikan sumber data yang memiliki karakteristik penelitian yang terdapat dilokasi penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru dan siswa yang ada di SMP Muhammadiyah Limbung Kec. Bajeng Kab. Gowa yaitu jumlah guru BK sebanyak 3 orang dan siswa 267 orang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:

(54)

38

Tabel 1. Keadaan Populasi

NO Kepala Sekolah, guru BK, dan siswa Jenis Kelamin Jumlah L P 1. Guru 1 2 3 2. Siswa 127 140 267 Jumlah 128 142 270

Sumber Data: SMP Muhammadiyah Limbung Kec. Bajeng. Kab. Gowa 2015 2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data mewakili seluruh populasi. Suharsimi Arikunto mengatakan sampel adalah sebagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti) Sedangkan menurut sugiono, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh popalasi tersebut. Pada dasarnya penentuan sampel dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau keterangan-keterangan mengenai hal yang diteliti dengan cara meneliti sebagian populasi yang telah dipilih dan dianggap dapat mewakili semua populasi yang ada.

Suharsimi Arikunto dalam bukunya prosedur penelitian menjelaskan, berdasarkan penetapan jika subjek berjumlah atau lebih dari 100 maka diambil antara 10-15 % atau 20-25 %. Tetapi apabila populasi kurang dari 100, maka diambil keseluruhannya.

(55)

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa teknik pengambilan sampelnya adalah tehnik purvosife sampling untuk guru langsung kepada keguru BK yakni 3 orang sedangkan teknik yang digunakan kepada siswa yakni teknik random sampling yang berdasarkan pada teori Arikunto yakni teori Arikunto yakni 10 %, maka 270 x10% =27 orang dengan jumlah guru 3 orang, dan jumlah siswa sebanyak 24 orang.

Tabel 2. Keadaan Sampel

NO Kepala Sekolah, Guru BK, dan Siswa JENIS KELAMIN JUMLAH L P 1 Guru 1 2 3 2 Siswa 10 14 24 JUMLAH 11 16 27

Sumber Data: SMP Muhammadiyah Limbung Kec. Bajeng. Kab. Gowa 2015 F. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data yang disimpulkan yang dilaksanakan untuk pengumpulan data secara sistematis dipermudah oleh dengan demikian instrumen data alat bantu bagi peneliti bisa melakukan instrumen untuk menjawab responden.

Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang akan diteliti, maka penulis menggunakan instrumen penelitia berupa :

(56)

40

1. Pedoman Obsevasi

Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengamati dan melihat langsung proses pembelajaran bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada SMP Muhammadiyah Limbung. Penelitian objek secara seksama dengan melibatkan diri langsung dilokasi penelitian.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah bentuk komunikasi antara orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain yang mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.

3. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang disebarkan penelitian kepada responden untuk memperoleh data dan informasi, hal ini dimaksud untuk memperoleh data-data kongrit yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dibahas dalam skripsi.

4. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat bantu penelitian akan memperoleh dari tempat peneliti, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film, documenter dan data yang relevan dengan penelitian

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan datas di lapangan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data berikut :

(57)

1. Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian.

2. Angket, yaitu memberikan pertanyaan tertulis dalam bentuk daftar pertanyaan dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban yang diberikan kepada responden.

3. Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung terhadap objek yang akan diteliti dalam peningkatan proses belajar mengajar.

4. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dari dokumen atau catatan dari sekolah yang ada di SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan dianalisis dalam bentuk analisis Kualitatif yang akan dipadukan dengan deskriptif statistik dengan menggambarkan data secara tabel sederhana dan persentase dengan rumus sebagai berikut :

F

P = --- x 100 N

Keterangan :

P = Angka Persentase

F= Frekuensi Yang Sedang Dicari Persentasinya N= Jumlah Frekuensi/Banyaknya Individu.

(58)

42 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMP Muhammadiyah Limbung terletak di Jl. Poros Bajeng. Sekolah ini berdiri pada tahun 1950 dengan pimpinan pertamanya adalah Syamsuddin Dg Ngerang.

Sekolah ini didirikan oleh Pimpinan Daerah Kab.Gowa yaitu Majelis Dikdasmen Daerah. Dalam pendirian sekolah ini pimpinan pertamanya adalah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah ( PDM ) Kab. Gowa.

Sekolah ini merupakan salah satu sekolah swasta yang memiliki predikat terbaik di Kab.Gowa dengan Akreditasi “ A “, dan merupakan sekolah Muhammadiyah ketiga yang didirikan di daerah Gowa setelah Malino. Sejak awal berdirinya sekolah ini tenaga pendidiknya sudah terbukti kualitasnya yang dibuktikan dengan hampir semua adalah PNS dan ini tidak sedikit.

SMP Muhammadiyah Limbung sudah 6 kali berganti kepala sekolah. Beberapa pimpinan SMP Muhammadiyah Limbung, diangkat oleh majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah.

Kepala sekolah sekarang ini yaitu bernama Ariyani, S.Pd. tempat tanggal lahir, Ujung Pandang 06 Juli 1962. Sebelum menjabat kepala sekolah

(59)

beliau adalah Wakil Kepala sekolah. Beliau menjadi kepala sekolah atas Musyawarah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Limbung yang kemudian direkomendasikan kepada Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Kab. Gowa.Jabatan beliau sudah berjalan sekitar 3 tahun dan masa jabatannya akan berakhir sampai tahun 2016.

Penerimaan siswa baru di SMP Muhammadiyah Limbung dilakukan setiap tahun ajaran baru. Sama seperti Sekolah lainnya, dengan kata lain mengikuti aturan pemerintah. Setiap tahunnya sekolah ini mengalami peningkatan jumlah peserta didik. Dan pada tahun ini, sekolah SMP Muhammadiyah Limbung mempunyai jumlah total peserta didik sebanyak 935 orang.

1. Visi dan Misi Sekolah

Adapun visi dan misi SMP Muhammadiyah Limbung adalah sebagai berikut :

a. Visi SMP Muhammadiyah Limbung :

Patuh, disiplin, beriman, dan berwawasan lingkungan. b. Misi SMP Muhammadiyah Limbung :

1. Menumbuhkan Penghayatan dan Pengamalan Terhadap Agama Islam.

(60)

44

3. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal.

4. Menumbuhkan sikap disiplin pada seluruh warga sekolah.

5. Menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan dan kesehatan sekolah.

2. Struktur Organisasi Sekolah

Berikut ini tabel Struktur Organisasi Sekolah di SMP Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2014/2015 :

a. Guru

Menurut Akmal Hawi (2014: 9) mengatakan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, baik secara individu ataupun klasikal, baik disekolah maupun di luar sekolah.

Tabel 3

Nama-nama Guru Dan Jabatannya

No Nama Jabatan Alamat

1 Ariyani,S.Pd. Kepala sekolah Bonto Cinde Desa Panakkukang

2 Muhammad.

Rizal,S.Pd.

Wakil Kepala Sekolah

Kel. Mata Allo.

3 Muhammad

Taslim,S.Pd.

Guru IPA Terpadu BTN Nusa Indah

4 Dra.Rabanai P. Guru Matematika Jl.Pendidikan Limbung

(61)

5 Rabuddin Abdy,S.Pd. Guru IPA Terpadu Limbung

6 Firdaus Guru Penjaskes BTN Sinar

Bombong 7 Hj. Nursyarkiah,S.Pd. Guru IPS Terpadu Kel. Mata Allo

8 Hj. Haspiah. Guru bahasa

Indonesia

Jl. Pendidikan Limbung 9 Dra. Hj. Nadimah Guru Pendidikan

Agama Islam

Bontomaero.

10. Dra. Hj. Jumariah IPS Terpadu Gowa

11 Marwiah,S.Pd. Guru bahasa Indonesia

Bontoramba

12 Hj.Misbawati,S.Pd. Guru bahasa Indonesia

Limbung

13 Sitti Palamuri S,S.Pd. Guru PKN Jl.Pendidikan Limbung

14 Husniar,S.Pd. Guru kesenian Limbung

15 Andriani,S.Pd. Guru IPA Terpadu Limbung

16. Syafaruddin.K Guru Matematika Gowa

17. Mustari,S.Ag. Guru Pendidikan Agama Islam

Talakuwe 18. Hj.St.Nurbaya Guru Bahasa

Daerah

Jatia 19. Dra.Jumasiah Guru IPS Terpadu Biring Balang 20. Nasrullah Rauf,S.TP. Guru Tik Jl.Pendidikan

Limbung 21. Azizah Aliyah,S.Ag. Guru Bahasa Arab Bontonompo 22. Roslinah,S.Pd., Guru IPA Terpadu Jl.Pendidkan

Limbung 23. Hamdana,S.Ag. Guru Pendidikan

Agama Islam

Jl.Pendidikan Limbung 24. Suhardi,S.Pd. Guru Bahasa

Daerah

Jl.Balla Lompoa Bontobila

(62)

46

Kemuhammadiyahan Limbung 26. Hj.Wahyuni Thahir,SS. Guru Bahasa Inggris Kel.Mata Allo,

Kutulu 27. Nelly,S.Pd. Guru Matematika Kel.Mata Allo 28. Irwas Abdullah,S.Ag. Guru

Kemuhammadiyahan

Mandalle 29. Rasdar,S.Pd. Guru Bahasa Inggris Jl Pendidikan

Limbung 30. Syahruni,S.Pd. Guru Bahasa Arab Limbung 31. Nurwahidah,S.Pd. Guru Matematika Sungguminasa 32. Nawir Lalo Guru Kesenian Kel.Mata Allo, Tim

Poppo 33. Munawir,S.Pd.I. Guru Bahasa Arab Kel.Mata

Allo,Kutulu. 34. Nur Fadly

Mansyur,S.Pd.

Guru Penjaskes Panciro 35. Udin,S.Pd. Guru Penjaskes Sungguminasa 36. Jamaluddin,A.Md.Kom. Guru Tik Pulau Kijang

37. Siarmawati,S.Pd Guru PKN Bontomaero

Referensi

Dokumen terkait

pada umumnya yaitu layanan yang lengkap di dalam satu situs.. Kebanyakan dari situs – situs E–Learning di

Guru memanggil dua orang dari masing-masing kelompok bertamu kedua kelompok yang lain (30 menit) Guru menginstruksikan delegasi kelompok yang terdiri dari dua orang yang

Walaupun tidak menunjukkan rencana intervensi untuk setiap kasus anak yang ditangani, namun semua informan mengatakan bahwa mereka membuat rencana intervensi. Praktik membuat

Beberapa hal yang diperoleh menjelang berakhirnya sesi, bahwa ada harapan akan terjadinya pemulihan/pembaruan kehidupan, hidup rohani relasi dengan Tuhan (pembaruan doa,

One-Group Pretest-Posttest Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keterlaksanaan, lembar tes keterampilan proses sains, dan lembar angket

52 Ibid., h.. kategori media standar maupun non standar. Sebagaiman kita ketahui bahwa sekarang ini kita telah berada pada dimensi kemajuan teknologiyang sangat dan

Sama dengan pengelolaan resiko operasional, lembaga keuangan dapat meminimalisir resiko kredit pada kontrak Musyarakah permanen dengan cara terlibat langsung dalam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU