• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN MOTIVASI DENGAN

KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ADVENT

MANADO

Donny Sahensolar* J. M. L. Umboh** A. J. M. Rattu** *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

**Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Kinerja perawat merupakan aplikasi kemampuan atau pembelajaran yang telah diterima selama menyelesaikan program pendidikan keperawatan untu memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan ksehatan, dan pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien. Kinerja perawat dapat dipengaharui oleh karakteristik individu dari perawat itu sendiri.Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui hubungan karakteristik individu dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado. Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif mengunakan meetode survei analitik dan pendekatan cross sectional.Populasi penelitian ialah seluruh tenaga perawat RS. Advent Manadodengan jumlah sampel sebesar 85 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara kuantitatif dengan metode univariat, bivariat dan multivariat dengan uji analisa regresi logistik dengan program SPSS. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja (p=0,986), dengan kinerja perawat, sedangkan pelatihan (p=0,048 dan OR=3,63; 95% CI=1,136-11,65), kompensasi (p=0,019 dan OR=3,18; 95% CI=1,29-7,84), iklim kerja (p=0,000 dan OR=10,11; 95% CI=3,27-31,30), dan motivasi (p=0,029 dan OR=2,93; 95% CI=1,20-7,13) ditemukan hubungan yang bermakna dengan kinerja perawatdi RS Advent Manado. Faktor paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat ialah iklim kerja (p=0,000 dan OR=12,2; 95% CI=3,64-41,48). Kesimpulan dari penelitian ini bahwapelatihan, kompensasi, iklim kerja dan motivasi terbukti mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat di RS. Advent Manado serta faktor paling dominan berhubungan dengan kinerja ialah iklim kerja. Saran yang dapat diberikan ialah pentingnya meningkatkan kinerja perawat dalam pelayanan asuhan keperawatan melalui pelatihan dan menciptakan iklim kerja yang kondusif

Kata Kunci : Karakteristik Individu, Motivasi, Kinerja Perawat ABSTRACT

The performance of nurses is an ability or learning applications have been received for completing nursing education program unto provide services and is responsible for the enhancement's Health, and disease prevention and service to patients. Performance nurses can dipengaharui by the individual characteristics of nurses themselves. The purpose of the research was to determine the relationship of the individual with the performance characteristics of nurses in the inpatient unit Adventist Hospital Manado. The Methodology of the research is quantitative research with analytic surveys method and crosssectional approach. The study population was the whole hospital nurses in adventist hospital, with a sample size of 85 respondents. Sampling using total sampling technique. The research instrument used questionnaire. Data were analyzed quantitatively with univariate, bivariate and multivariate regression test in SPSS program. The study found that there was no significant correlation between work period (p = 0.986), with the performance of nurses, while training (p = 0.048)), compensation (p = 0.019), the work climate (p = 0.000), and motivation (p = 0.029) found a significant relationship with performance of nurses in Adventist Hospital manado. The most dominant factor related to the performance of nurses is working climate (p=0.000). The conclusion from this study that the training, compensation, work climate and motivation shown to have a significant relationship with the performance of nurses in adventist hospitals Manado as well as the most dominant factor is related to the performance of the work climate. Advice can be given is the importance of improving the performance of nurses in nursing care services through training and creating a conducive working environment.

(2)

2

PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelengarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna

(Meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (UU No.44 Tahun 2009). Rumah sakit merupakan sarana upaya kesehatan yang

menyelengarakan kegiatan pelayanan

kesehatan. Pelayanan yang kompleks perlu dikelola secara profesional terhadap sumber daya manusianya. Salah satu tenaga penyedia jasa pelayanan dirumah sakit adalah tenaga perawat. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar dalam menentukan kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit.

Laporan Institute Of Medicine (2010) yang mengambil pandangan kritis pada kondisi kerja para perawat di rumah sakit-rumah sakit Amerika mengatakan bahwa

berbagai penelitian menunjukkan

meningkatnya infeksi, perdarahan dan

kegagalan jantung dan pernapasan dikaitkan dengan jumlah perawat yang tidak memadai. Sebuah studi di dua rumah sakit Amerika menemukan bahwa para perawat mencegah 85% kesalahan pengobatan sebelum mereka mendekati pasien (Fabre, 2010).

Aspek pelayanan rumah sakit di

Indonesia masih kurang memuaskan, mulai dari biaya perawatan yang mahal, dokter yang dianggap kurang profesional danperawat yang kurang tanggap dengan kebutuhan pasien dan

sebagainya. Masyarakat juga belum

semuanya memanfaatkan rumah sakit sebagai

tempat berobat.Indonesia menghasilkan

tenaga perawat dalam jumlah besar setiap tahun, tapi daya serap tenaga keperawatan dalam negeri rendah. Jumlah profesi perawat sampai dengan tahun 2013 diperkirakan sebanyak 500.000 orang atau sekitar 65% dari

total keseluruhan tenaga kesehatan di

indonesia, dengan rasio 1 perawat per 462 penduduk (Solihin, 2009). Di Indonesia perawat profesional baru mencapai 3% dari total perawat yang ada. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan filipina yang sudah mencapai 40% dengan pendidikan strata satu dan dua (Ilyas, 2001). Studi oleh Direktorat Keperawatan dan Keteknisian

Medik Departemen Kesehatan RI

bekerjasama dengan World Health

Organization (WHO, 2008) diProvinsi

Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan DKI Jakarta menemukan bahwa 70% perawat dan bidan selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan

39,8% masih melakukan tugas-tugas

kebersihan, 47,4% perawat dan bidan tidak

memiliki uraian tugas dan belum

dikembangkan monitoring dan evaluasi

kinerja perawatdan bidan khususnya

keterampilan, sikap, dan motivasi.

Rumah Sakit Advent Manado merupakan sebuah lembaga pelayanan kesehatan kristen yang didukung penuh oleh sebuah institusi yang bernaung dibawah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memberikan layanan unit rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.Tingkat hunian pasien (BOR), diruang rawat inap tahun 2012 berjumlah 68,09%, dengan jumlah tempat tidur 82 bed. Tingkat hunian pasien (BOR) pada tahun 2013 berjumlah 59,12%, dengan jumlah tempat tidur 110 bed. Tingkat hunian pasien (BOR)

(3)

3

pada tahun 2014 berjumlah 86,76% dengan jumlah tempat tidur 150 bed.

Ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado terdiri dari ruang perawatan medikal, ruang perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan VVIP dengan jumlah keseluruhan tenaga keperawatan sebanyak 157 orang. Ruang perawatan memiliki 85 orang perawat, 68 perempuan dan 17 laki-laki. Secara garis besar ruang rawat inap

didominasi oleh perawat-perawat muda

dengan latar belakang pendidikan ahli madya keperawatan, sarjana keperawatan dan profesi Ners dan 40% memiliki kompetensi khusus yang diperoleh melalui pelatihan manajemen bangsal. Berdasarkan data tingkat hunian dengan rata-rata 60-65 pasien perhari dan tenaga perawat yang bertugas dinas pagi yaitu 22 orang, dinas sore dan malam 18 orang. Perawat tidak hanya merawat pasien tetapi

juga dibebani dengan administrasi

pemeriksaan laboratorium, mengantar pasien untuk pemeriksaan penunjang, administrasi keuangan, administrasi pasien pulang yang berpengaruh terhadap kinerja perawat.

Kinerja perawat dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu dari perawat itu sendiri.

Setiap orang mempunyai karakteristik

masing-masing sehingga terdapat perbedaan yang mendasar seorang dengan yang lain.

Penelitian tentang kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado belum pernah dilakukan khususnya mengenai hubungan antara karakteristik individu dan motivasi dengan kinerja perawat. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan

melalui wawancara langsung dengan

beberapa pasien yang dirawat didapati bahwa pasien merasa kurang puas dengan pelayanan

asuhan keperawatan yang diberikan oleh

perawat, terdapat juga keluhan-keluhan

seperti perawat kurang ramah, pasien kurang mengerti akan tindakan pelayanan yang diberikan karena perawat tidak menjelaskan terlebih dahulu, bila ada keluhan dari pasien

perawat kurang tanggap merespon,

ketidakpuasan pasien terhadap asuhan

keperawatan diasumsikan kinerja

keperawatanyang kurang baik.

Pendapat hasil kondisi di atas diperoleh pentingnya bagi Rumah Sakit Advent Manado mempunyai strategi yang tepat untuk meningkatkan pelayanan perawat, maka perlu

juga dilakukan penelitian untuk

menganalisahubungan karakteristik individu dan motivasi dengan kinerja perawat di ruang Rawat Inap Rumah Sakit Advent Manado. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak manajemen

Rumah Sakit Advent Manado untuk

meningkatkan kinerja perawat secara optimal sehingga pelayanan kesehatan di ruang Rawat Inap Rumah Sakit Advent Manado akan semakin bermutu dimasa yang akan datang.

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara masa kerja, pendidikan dan pelatihan, iklim kerja, kompensasi dan motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif menggunakan metode survei

analitik dan pendekatan cross sectional. Penelitiandilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado. Waktu

(4)

4

Pelaksanaan penelitian mulai bulan Desember 2015 sampai April 2016.

Populasi pada penelitian ini ialah seluruh tenaga perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado. Teknik pengambilan sample pada penelitian ini adalah dilakukan secara total populasi yaitu seluruh tenaga keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado yang berjumlah 85 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan masa kerja dengan Kinerja Perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara

Hubungan masa kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah

Tabel 1. Hubungan Masa kerja dengan Kinerja Perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara

Masa Kerja

Kinerja

Total % OR

(95% CI) Nilai p

Baik Kurang Baik

n % n % < 4 Tahun 26 30,6 21 24,7 47 55,3 1,11 (0,46-2,63) 0,986 >4 Tahun 22 25,9 16 18,8 38 44,7 Total 48 56,5 37 43,5 85 100,0

Data pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 47 responden dengan lama kerja < 4 tahun yaitu 30,6% memiliki kinerja baiksedangkan 24,7% memiliki kinerja yang kurang baik. Dari data di atas juga menunjukkan bahwa dari 38 responden dengan lama kerja > 4 Tahun yaitu 25,9% memiliki kinerjabaik sedangkan kinerja yang

kurang baik18,8%. Dilihat dari nilai

signifikansi sebesar 0,986dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (0,986>0,05), maka H1 ditolak atau tidak ada hubungan antara lama kerja

dengan kinerjaperawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

Hubungan Pelatihan dengan Kinerja Perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara

Hubungan pelatihan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit

Advent Manado Provinsi Sulawesi

Utaradapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hubungan Pelatihan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

Pelatihan

Kinerja

Total % OR

(95% CI) Nilai p

Baik Kurang Baik

n % n % Pernah 43 50,6 26 30,6 69 81,2 3,63 (1,13-11,65) 0,048 Tidak Pernah 5 5,9 11 12,9 16 18,8 Total 48 56,5 37 43,5 85 100,0

Data pada Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 69 responden yang pernah mengikuti pelatihan,50,6% memiliki kinerja

yang baik sedangkan 30,6% memiliki kinerja kurang baik. Data di atas juga menunjukkan bahwa dari 16respondenyang

(5)

5

tidak pernah mengikuti pelatihan, 5,9% memiliki kinerja yang baik sedangkan kinerja yang kurang baik sebanyak 12,9%. Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,048 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,018<0,05), maka H1 diterima atau ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara. Dilihat dari nilai OR maka perawat yang pernah mengikuti pelatihan akan baik kinerjanya sebesar 3,6 kali

dibandingkan dengan perawat yang tidak pernah mengikuti pelatihan.

Hubungan Kompensasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara

Hubungan kompensasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit

Advent Manado Provinsi Sulawesi

Utaradapat dilihat pada Tabel 3 di bawah

Tabel 3. Hubungan Kompensasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

Kompensasi

Kinerja

Total % OR

(95% CI) Nilai p

Baik Kurang Baik

n % n % Baik 34 40,0 16 18,8 50 58,8 3,18 (1,29-7,84) 0,01 Kurang Baik 14 16,5 21 24,7 35 41,2 Total 48 56,5 37 43,5 85 100,0

Data pada Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 50 responden yang memiliki

kompensasibaik,40,0% memiliki kinerja

yang baik sedangkan 18,8% memiliki kinerja kurang baik. Data di atas juga menunjukkan bahwa dari 35respondenyang memiliki kompensasi yang kurang baik,

16,5% memiliki kinerja yang baik

sedangkan kinerja yang kurang baik

sebanyak 24,7%. Dilihat dari nilai

signifikansi sebesar 0,01 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,01<0,05), maka H1 diterima atau ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara. Dilihat dari nilai OR maka perawat dengan

kompensasi baik akan baik kinerja sebesar 3,1 kali dibandingkan dengan perawat yang memiliki kompensasi yang kurang baik. Hubungan Iklim kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara

Hubungan iklim kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah

Tabel 4. Hubungan Iklim kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

Iklim kerja

Kinerja

Total % OR

(95% CI) Nilai p

Baik Kurang Baik

n % n % Baik 43 50,6 17 20,0 60 70,6 10,11 (3,27-31,30) 0,000 Kurang Baik 5 5,9 20 23,5 25 29,4 Total 48 56,5 48 56,5 85 100,0

(6)

6

Data pada Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari 60 responden yang menilai iklim kerjabaik,50,6% memiliki kinerja yang baik sedangkan 20,0% memiliki kinerjakurang baik. Data di atas juga menunjukkan bahwa dari 25respondenyang menilai iklim kerja yang kurang baik, 5,9% memiliki kinerja yang baik sedangkan kinerja yang kurang baik sebanyak 23,5%. Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka H1 diterima atau ada hubungan antara iklim kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi

Utara. Dilihat dari nilai OR maka perawat yang menilai iklim kerja baik akan baik kinerjanya sebesar 10,1 kali dibandingkan dengan perawat yang menilai iklim kerja kurang baik.

Hubungan Motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara

Hubungan motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah

Tabel 5. Hubungan Motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

Motivasi

Kinerja

Total % OR

(95% CI) Nilai p

Baik Kurang Baik

n % n % Baik 32 37,6 15 17,6 47 55,3 2,93 (1,20-7,13) 0,02 Kurang Baik 16 18,8 22 25,9 38 44,7 Total 48 56,5 48 56,5 85 100,0

Data pada Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa dari 47 responden yang menilai motivasi baik,37,6% memiliki kinerja yang baik sedangkan 17,6% memiliki kinerja kurang baik. Data di atas juga menunjukkan

bahwa dari 38respondenyang menilai

motivasi yang kurang baik, 18,8% memiliki kinerja yang baik sedangkan kinerja yang kurang baik sebanyak 25,9%. Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,02 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka H1 diterima atau ada hubungan antara motivasi

dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara. Dilihat dari nilai OR maka perawat yang menilai motivasi baik akan

baik kinerjanya sebesar 2,9 kali

dibandingkan dengan perawat yang memiliki menilai motivasi kurang baik.

Dari hasil uji bivariat menghasilkan nilai p dari pelatihan, kompensasi, iklim kerja dan motivasi terhadap kinerja perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara di bawah 0,25. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Seleksi Bivariat Penelitian

Variabel P value OR Pelatihan 0,04 3,63 Kompensasi 0,01 3,18 Iklim kerja Motivasi 0,000 0,02 10,11 2,93

Selanjutnya dilakukan analisis

multivariat variabel pelatihan, kompensasi, iklim kerja dan motivasi. Uji dilakukan dengan analisis regresi logistik untuk

mengetahui variabel yang paling

berpengaruh terhadap kinerja perawat. Hasil akhir uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 7.

(7)

7

Tabel 7. Hasil Akhir Analisis Regresi Logistik

Variabel S. E Sig OR 95% C.I

Lower Upper

Kompensasi 0,54 0,008 4,183 1,445 12,111

Iklim kerja 0,62 0,000 12,292 3,642 41,488

Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa iklim kerja merupakan variabel yang paling berperan terhadap kinerja perawat dengan nilai OR = 12,292(CI 95% = 3,6-41,4) dibandingkan kompensasiOR = 4,1(CI 95% = 1,4-12,1). Hal ini berarti dengan iklim kerjayang baik kemungkinan 12,2 kali akan membuat kinerja perawat baik dibandingkan iklim kerja yang kurang baik.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh suatu instansi, dalam hal ini adalah rumah sakit, dalam meningkatkan kinerja perawat terhadap pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien adalah

dengan meningkatkan iklim kerja.

Peningkatan iklim kerja salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas dan kinerja perawat dalam pelayanaan adalah membuat suasana tempat bekerja nyaman, saling

membantu dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan yang diberikan. Perawat akan bekerja lebih semangat dan sesuai dengan harapan dari rumah sakit jika rumah sakit membuat lingkungan yang nyaman di rumah sakit.

Dalam lingkungan kerja setiap

karyawan dituntut untuk dapat

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jabatan yang dipegang dan beradaptasi dengan lingkungan serta rekan kerja yang nmemiliki karakter berbeda-beda. Interaksi antar individu dalam sebuah iklim kerja dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positif adalah apabila pekerjaan itu dilakukan secara bersama dengan rasa tanggung jawab maka akan menciptakan iklim kerja yang kondusif sehingga setiap karyawan dapat merasakan perubahan dari iklim kerja itu sendiri dan dampak negatif adalah terjadinya konflik dan masalah dalam pekerjaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat

inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

2. Ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

3. Ada hubungan antara iklim kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

4. Ada hubungan antara kompensasi

dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

5. Ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

6. Iklim kerja merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Manado Provinsi Sulawesi Utara.

SARAN

Saran yang bisa diberikan dari

penelitian ini adalah: 1. Bagi Rumah Sakit

Upaya untuk meningkatkan kinerja

dikalangan perawat Rumah Sakit

Advent Manado perlu mengadakan

pe-latihan secara berkala tentang

membangun iklim kerja yang baik agar terlaksananya budaya kerja sesuai standar pelayanan keperawatan.

2. Praktek keperawatan

Hendaknya tenaga keperawatan aktif mengikuti perkembangan ilmu

keperawatan terutama tentang

peningkatan kinerja perawat sehingga menambah referensi atau wawasan baru

(8)

8

dalam peningkatan pelayanan

keperawatan. 3. Bagi Peneliti lain

a. Penelitian lebih lanjut menambah

variabel-variabel lain diluar

penelitian dan menggunakan

metode penelitian yang berbeda. b. Penelitian lebih lanjut menambah

jumlah sampel yang lebih banyak

dan meng-gunakan instrument

penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T. Y. 2007. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Achmad, F. 2010. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kinerja Perawat Di RSU Pala Arang Kabupaten Boyolali. Jurnal Kesmas Vol 2,123-129.

Anonimous. 2008. Permenkes 129 2008 Standar Pelayanan Minimal Rawat Inap. Jakarta.

Anwar, A.A. 2012. Hubungan Pengetahuan, Motivasi Dan Supervisi Dengan

Kinerja Perawat Dalam

Melaksanakan Patient Safety Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.

Tesis. Universitas Hasanuddin,

Makassar.

Budiawan, I. 2015. Hubungan kompetensi, Motivasi, dan Beban Kerja Perawat Pelaksana dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali. Tesis Pascasarjana Univesitas Udayana Denpasar. Dadi Santoso .2010. Hubungan Motivasi

Perawat dengan Kinerja Perawat Di RS

PKU Muhammadiyah Gombong.

Jurnal Ilmiah kesehatan Keperawatan, Vol 6, No1, Februari 2010.

Danang, S.2015. Penelitian Sumber Daya Manusia. PT. Buku Seru. Yogyakarta. Anonimous. 2013. Profil Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Utara.

Awowusi, 2011. “Motivation and Job Performance Among Nurses In The Ekiti State of Nigeria”. Journal International Journal Of Pharma And Bio Sciences. Vol 2/issue 2/ Apr-Jun 2011.

Gomes, H. (2010). Manajemen Sumber

Daya Manusia. Rineka Aksara.

Yogyakarta.

Hafizurrahman, 2011. “Beberapa Faktor Yang Mempengaharui Kinerja Perawat

Dalam Menjalankan Kebijakan

Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah”. Artikel Penelitian J Indon Med Assoc. Volum: 61, Nomor;10, Oktober 2011.

Hardikriyawan, A. Pengaruh Pelatihan dan

Masa Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai (StudiPada Kantor Badan

Pusat Statistik Kota

Probolinggo.Jurusan Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Brawijaya.

Handoko. (2010). Manajemen Personalia

dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE.

Hendrawati, N. K. 2013. Pengaruh Tingkat

Pendidikan Dan Masa Kerja

Terhadap Profesional dan Kinerja

Karyawan Dilingkungan Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis. E-journal Galuh University:

1-20.http://www.unigal.ac.id/ejurnal/ht ml/index.php?naon=305.

Herman W, dan Kumajas F. 2010.

Hubungan Karakteristik Individu

Dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD

Datoe Binangkang Kabupaten

Bolaang Mongondow. http:jurnal

2014-ejournal.unsrat.ac.id.

Illustri. 2015. Faktor-faktor Psikologis yang

Berhubungan dengan Kinerja

Perawat di Irna Utama RSUP Dr.

Mohammad Hoesin Palembang

Tahun 2013. Jurnal Kesehatan

(9)

9

Ilyas, Y. 2001. Kinerja Teori Penilaian dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Depok.

Jayanti, S. 2014. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kontrak

Psikologis, Disiplin Kerja, Dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Rsud Kota Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nuswantoro. Semarang.

Juniar, E. 2011. Hubungan antara Pemberian Insentif terhadap Motivasi Kerja Perawat di IRNA Medikal RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal Ners Indonesia. 1, (2) 2011. E-Journal. Unri.ac.id

Lingga, J. 2012. The influence of Motivation and Competition on the Performance of Nurse on Duty at Dr. Ferdinand Lumban Tobing Hospital in Sibolga. Faculty of Publik Health University of North Sumatra.

Juniar, E.dan Lestari. 2011. Hubungan

Pemberian Insentif Terhadap

Motivasi Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Medikal RSUD Arifin Achmaad Pekanbaru. Jurnal Ners Indonesia Vol 1, No. 2, Maret 2011. Kuntoro, J. 2010. Buku Ajar Manajemen

Keperawatan: Nuha medika.

Yogyakarta.

Kanestren, D. R. 2009. Analisis Hubungan

Karakteristik Individu dan

Lingkungan Kerja, dengan Kinerja Perawat di Unit Rawat Inap RS

pertamina Jaya. Tesis fakultas

masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta. http://www.lontar.ui.ac.id Kreitner dan Kinicki. 2005. Analisis

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kontrak Psikologi, Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di RSUD Kota Semarang. Semarang.

Lindanur, S. 2013. Pengaruh Motivasi, Lingkungan kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu;

Program PascaSarjana MM

Universitas Tadulako. e-Jurnal

Katalogis, Volume 1 Nomor 1 Januari 2013.

Mangkunegara.A. A. A. P. 2010.

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan PT Remaja Rosda Karya: Bandung.

Muttaqin, A. dan Nurijda, L. dan Tripalupi. 2014. Pengaruh Latar Belakang

Pendidikan, Masa Kerja Dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Indocitra Jaya Samudra Negara-Bali Tahun 2013. Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Nuha Medika. Yogyakarta.

Moekijat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.

Nadia, 2012. Perbedaan Stress Kerja di Tinjau dari Shiff Kerja Pada Perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan

Aplikasi dan Praktek Keperawatan Profesional. Bina Aksara. Jakarta. Purba, E. A. J. M. Rattu, dan B. S. Lampus.

Analisis Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kinerja

Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon. JIKMU. 1, (4). 208-214.

Rahmatia, 2014. Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan, Kepuasan Kerja dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Perawat Rawat Inap RSUD

Kabupaten Siak. Vol. VI No. 2 Mei 2014 Jurnal Tepak Manajemen Bisnis.

Retyaningsih, I. 2013. Hubungan

Karakteristik Perawat, Motivasi, dan Supervisi dengan Kualitas

Dokumentasi Proses Asuhan

Keperawatan. Jurnal Managemen Keperawatan. 1, (2), 107-114. November 2013.

Robbins, S. P. 2006. Perilaku Organisasi. PT. Prenhalindo Jakarta.

(10)

10

Samba, S. 2011. Pengantar Manajemen

Keperawatan Untuk Perawat Klinis. Jakarta. EGC.

Samsualam .2008. Analisis Hubungan

Karakteristik Individu dan Motivasi

dengan Kinerja asuhan

Keperawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. Http://journal.umi.ac.id/pdfs/ . Sengkey, J. F., G. D. Kandou, dan Ch. R.

Tilaar. 2011. Hubungan antara Karakteristik Individu dan Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi

Rawat Darurat Medik Badan

Layanan Umum RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. JIKMU. 1, (3), 148-154.

Siagian, S. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Solihim. 2009. Pengantar Manajemen: Erlanga. Bandung.

Sunyoto, D. A .2012. Validitas dan Reliabilitas. Nuha Medika, Yogyakarta.

Wardah, 2011. Faktor-Faktor Yang

berhubungan Dengan Kinerja Perawat Pada Bagian Rawat Inap di RSUD pangkep Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan Tahun 2011.(Skripsi).Makassar:Universita

s Hasanuddin

Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja.

Rajawali Pers: Jakarta.

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta Salemba Empat.

Wursanto. 2005. Dasar-Dasar Ilmu

Organisasi. Penerbit Andi Yogyakarta. Setiyaningsih, Y. 2013. Hubungan Motivasi

dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran. Zakaria. 2003. Hubungan Antara Motivasi

Kerja Dengan Kinerja Perawat.

Skripsi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Iindonesia. Jakarta.

Zulviliansah, Neni. 2011. Pengaruh

Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan

terhadap Kinerja Pegawai

Administrasi di Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tabel 3 terlihat bahwa ransum yang tertampung dalam tempat minum untuk bentuk tempat pakan yang relatif letaknya jauh dari tempat minum dengan jenis rasum kering (Tipe I vs

Dari data pada Tabel 5 dapat dilihat juga untuk distribusi pendapatan petani padi sawah di desa Sei Rejo dengan sistem pengairan pompanisasi, petani dengan pendapatan paling rendah

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan

Hasil analisis Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan bahwa gugusan sensor gas (electronic nose) dapat digunakan untuk membedakan antara cumi-cumi yang

H373 dapat menyebabkan kerusakan pada organ melalui paparan yang lama atau berulang H400 sangat toksik pada kehidupan perairan. H410 sangat toksik pada kehidupan perairan dengan

Sistem pemerintahan Iran yang baru ini ternyata digunakan lebih lama dari sistem sebelumnya, hal ini karena Iran juga dikenal sebagai negara yang erat hubungan nya dengan

Lama perkembangan larva instar II ke III dan instar II ke IV yang mendapat perlakuan ekstrak n-heksana buah sirih hutan pada konsentrasi 0.5% tidak dapat ditentukan karena tidak

Pengujian kedua menggunakan turbin aliran silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 24 yang dibuat dari pipa dibelah, runner yang digunakan ini adalah runner yang dibuat