• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Moto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Moto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii

Moto dan Persembahan iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xviii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG 1

1.2 PERUMUSAN MASALAH 2

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN 3

1.4 BATASAN PERENCANAAN 3

1.5 MANFAAT PERENCANAAN 3

1.6 LOKASI PERENCANAAN 3

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 TINJAUAN UMUM 6

2.2 PENELITIAN TERDAHULU 6

2.2.1 Studi Perencanaan Kahablingga Kecamatan Pahuga

Lodu Kabupaten Sumba Timur 7

2.2.2 Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robotal

Kabupaten Sampang 8

2.2.3 Perencanaan Embung Tambakbromo untuk Memenuhi

(2)

ix

2.3 PENELITIAN SEKARANG 11

2.4 PERBEDAAN PENELITIAN TERDAHULU DAN SEKARANG 12

BAB III LANDASAN TEORI 14

3.1 TINJAUAN UMUM 14

3.2 HIDROLOGI 14

3.2.1 Daur Hidrologi 15

3.2.2 Daerah Aliran Sungai 16

3.2.3 Curah Hujan Wilayah 17

3.2.4 Curah Hujan Rencana 19

3.2.5 Intensitas Curah Hujan 41

3.2.6 Debit Banjir Rencana 42

3.2.7 Pemilihan Kala Ulang Banjir Rancangan 45

3.2.8 Evapotranspirasi 46

3.2.9 Debit Andalan 47

3.2.10 Volume Total Waduk 50

3.2.11 Penelusuran Banjir dengan Pelimpah 54

3.2.12 Neraca Air 55

3.3 KEBUTUHAN AIR BAKU 55

3.4 KONSTRUKSI EMBUNG 59

3.4.1 Pengertian Embung 59

3.4.2 Pemilihan Lokasi Embung 59

3.4.3 Tipe Embung 60

3.4.4 Rencana Teknis Pondasi 64

3.4.5 Perencanaan Tubuh Embung 65

3.4.6 Stabilitas Lereng Embung 70

3.5 KONSTRUKSI PELIMPAH (SPILLWAY) 84

3.5.1 Saluran Pengarah dan Pengatur Aliran 85

3.5.2 Saluran Peluncur 89

3.5.3 Peredam Energi 89

(3)

x

BAB IV METODELOGI PENELITIAN 98

4.1 TINJAUAN UMUM 98

4.2 PENGUMPULAN DATA 98

4.3 METODELOGI PERENCANAAN EMBUNG 99

4.3.1 Identifikasi Masalah 99

4.3.2 Tinjauan Pustaka 100

4.3.3 Analisis Data 100

4.3.4 Perencanaan Konstruksi Embung 101

4.3.5 Stabilitas Konstruksi Embung 101

4.3.6 Gambar Konstruksi 101

4.4 BAGAN ALIR TUGAS AKHIR 101

BAB V ANALISIS HIDROLOGI 103

5.1 TINJAUAN UMUM 103

5.2 PENENTUAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) 103

5.3 CURAH HUJAN MAKSIMUM HARIAN DAS 104

5.4 CURAH HUJAN RENCANA 106

5.5 DEBIT BANJIR RENCANA 115

5.6 DEBIT ANDALAN 133

5.6.1 Perhitungan Evapotranspirasi 133

5.6.2 Perhitungan Debit Andalan 136

5.11 VOLUME EMBUNG 142

5.12 PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) 143

5.13 ANALISIS KEBUTUHAN AIR BAKU DAN IRIGASI 149

5.14 ANALISIS NERACA AIR 153

BAB VI PERENCANAAN KONSTRUKSI 157

6.1 TINJAUAN UMUM 157

6.2 PENENTUAN TINGGI JAGAAN 157

6.2.1 Tinggi Ombak Akibat Banjir Abnormal (∆H) 158

6.2.2 Tinggi Ombak yang Disebabkan oleh Angin (hw) 159

(4)

xi

6.2.4 Kenaikan Air Akibat Ketidaknormalan Operasi Pintu (ha) 164

6.2.5 Angka Tambahan Tinggi Jagaan (hi) 164

6.3 TINGGI EMBUNG 165

6.4 LEBAR MERCU EMBUNG 166

6.5 PANJANG DASAR EMBUNG 166

6.6 KEMIRINGAN TUBUH EMBUNG 167

6.7 PERHITUNGAN STABILITAS EMBUNG 167

6.7.1 Stabilitas Embung Terhadap Aliran Filtrasi 167

6.7.2 Stabilitas Embung Terhadap Longsor 174

6.8 BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY) 185

6.8.1 Data Teknis Perencanaan 185

6.8.2 Lebar Efektif Spillway 185

6.8.3 Tinggi Air Banjir di Atas Mercu Spillaway 186

6.8.4 Saluran Pengaruh Aliran Bangunan Pelimpah 188

6.8.5 Penampang Mercu Ambang Penyadap 189

6.8.6 Rencana Kolam Olak 191

6.9 STABILITAS BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY) 200

6.9.1 Perhitungan Gaya yang Bekerja pada Tubuh Pelimpah 200

6.9.2 Perhitungan Stabilitas Bangunan Pelimpah 205

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 209

7.1 SIMPULAN 209

7.2 SARAN 210

DAFTAR PUSTAKA 211

(5)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Rekapitulasi Perbandingan Perencanaan Terdahulu dan Sekarang 13

Tabel 3.1 Pedoman Pemilihan Sebaran 23

Tabel 3.2 Reduced Variate Sebagai Fungsi Waktu Balik 24

Tabel 3.3 Hubungan Reduced Mean yn Dengan Besarnya Sampel 25

Tabel 3.4 Hubungan Reduced Standart Deviation Sn Dg Besarnya Sampel 25

Tabel 3.5 Harga K untuk Metode Sebaran Log Pearson III 28 Tabel 3.6 Luas Daerah di Bawah Kurva Normal 31 Tabel 3.7 Nilai Variabel Reduksi Gauss 34 Tabel 3.8 Nilai χ2 kritis untuk uji kecocokan Chi-Square 39 Tabel 3.9 Nilai Δcr Untuk Uji Kecocokan Smirnov – Kolmogorof 41 Tabel 3.10 Pendekatan Angka Koefisien Pengaliran Dr. Kawakami 43 Tabel 3.11 Kala Ulang Banjir Rancangan Untuk Bangunan di Sungai 46 Tabel 3.12 Penentuan Tingkat Layanan Air Baku 55 Tabel 3.13 Kategori Kebutuhan air Non Domestik 56

Tabel 3.14 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori I, II, III dan IV 57 Tabel 3.15 Kebutuhan Air Bersih Kategori V 58 Tabel 3.16 Kebutuhan Air Bersih Domestik Kategori Lain 58

Tabel 3.17 Standar Ruang Bebas Menurut JANCOLD 69 Tabel 3.18 Kemiringan Lereng Urugan 70 Tabel 3.19 Angka Aman Minimum Dalam Tinjauan Stabilitas Lereng 72 Tabel 3.20 Angka aman minimum u ntuk analisis stabilitas lereng 72

Tabel 3.21 Percepatan Gempa Horizontal 76 Tabel 3.22 Sudut-sudut Petunjuk Menurut Fellinius 80 Tabel 3.23 Harga-Harga Koefisien Kontraksi Pilar (Kp) 86 Tabel 3.24 Harga-Harga Koefisien Kontraksi Pangkal Bendung (Ka) 86 Tabel 3.25 Harga – harga Perkiraan untuk Koefisien Gesekan 95

Tabel 3.26 Harga-harga Minimum Angka Rembesan Lane (CL) 97

Tabel 5.1 Curah Hujan Maksimum Stasiun 105

(6)

xiii

Tabel 5.3 Persyaratan Menentukan Jenis Sebaran 108

Tabel 5.4 Parameter Statistik Curah Hujan Logaritmik 109

Tabel 5.5 Metode Chi-Kuadrat (Chi Square) 111

Tabel 5.6 Metode Smornov-Kolmogorov 112

Tabel 5.7 Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson Tipe III 115

Tabel 5.8 Perhitungan Rata-rata Hujan Jam – Jaman 116

Tabel 5.9 Besarnya Hujan Pada Jam ke – t 117

Tabel 5.10 Rekapitulasi Hasil Curah Hujan Jam ke – t 117

Tabel 5.11 Hujan Effektif Berdasarkan Periode Ulang Tahun 118

Tabel 5.12 Hujan Jam-Jaman Berdasarkan Periode Ulang Tahun 119

Tabel 5.13 HSS Nakayasu pada Kurva Naik (0 < t < Tp = 1,584) 121

Tabel 5.14 HSS Nakayasu pada Kurva Turun (Tp < t < Tp + T0,3) 122

Tabel 5.15 HSS Nakayasu Kurva Turun (Tp + T0,3 < t < Tp + T0,3 + 1,5 T0,3) 122

Tabel 5.16 HSS Nakayasu pada Kurva Turun (t > Tp + T0,3 + 1,5 T0,3) 122

Tabel 5.17 Lanjutan HSS Nakayasu Kurva Turun (t > Tp + T0,3 + 1,5 T0,3) 123

Tabel 5.18 Hidrograf Koreksi Metode Nakayasu 124

Tabel 5.19 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 2 Tahun 126

Tabel 5.20 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 5 Tahun 127

Tabel 5.21 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 10 Tahun 128

Tabel 5.22 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 20 Tahun 129

Tabel 5.23 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 50 Tahun 130

Tabel 5.24 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 100 Tahun 131

Tabel 5.25 Debit Banjir Rencana Metode HSS Nakayasu 132

Tabel 5.26 Suhu rata-rata bulanan di Kabupaten Solok Selatan 134

Tabel 5.27 Perhitungan Evapotranspirasi dengan metode Thornthwhite 135

Tabel 5.28 Perhitungan Debit Andalan 141

Tabel 5.29 Hubungan Elevasi Luas dan Volume Daerah Genangan 143

Tabel 5.30 Mencari Elevasi Tinggi Pelimpah dari nilai Inflow 147

Tabel 5.31 Perhitungan Flood Routing Periode Ulang 50 Tahun 148

(7)

xiv

Tabel 5.33 Kebutuhan Air Baku 151

Tabel 5.34 Data Penduduk Nagari Pakan Rabaa Utara Tahun 2012 151

Tabel 5.35 Data Penduduk Nagari Pakan Rabaa Utara Tahun 2013 151

Tabel 5.36 Neraca Air Embung Kab. Solok Selatan Selama 3 Tahun 153

Tabel 6.1 Perhitungan Fetch Effective 160

Tabel 6.2 Tabel Percepatan Dasar Gempa 162

Tabel 6.3 Faktor Koreksi 163

Tabel 6.4 Standar Ruang Bebas Menurut JANCOLD 165

Tabel 6.5 Kemiringan Tanggul 167

Tabel 6.6 Perhitungan Harga X dan Y 168

Tabel 6.7 Perhitungan Harga X dan Y dengan Drainase Kaki 171

Tabel 6.8 Data Mekanika Tanah di Lokasi Perencanaan Embung Solok Selatan 175

Tabel 6.9 Kondisi Selesai Dibangun Pada Bagian Hulu 178

Tabel 6.10 Kondisi Selesai Dibangun Pada Bagian Hilir 180

Tabel 6.11 Kondisi Air Embung Mencapai Elevasi Penuh Bagian Hilir 182

Tabel 6.12 Kondisi Embung Mengalami Penurunan Air Mendadak - Hulu 184

Tabel 6.13 Nilai K dan n 190

Tabel 6.14 Perhitungan Lengkung Harold 191

Tabel 6.15 Perhitungan Gaya Akibat Berat Sendiri 200

Tabel 6.16 Perhitungan Gaya Akibat Gempa 201

Tabel 6.17 Perhitungan Rembesan dan Tekanan Air Tanah 202

Tabel 6.18 Perhitungan Gaya Uplift Pressure 203

Tabel 6.19 Perhitungan Gaya Hidrostatis dan Tekananan Pasif/Aktif 204

Tabel 6.20 Rekapitulasi Gaya Pada Tubuh Pelimpah 205

(8)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Lokasi Perencanaan Embung di Kab. Solok Selatan, Sumbar 4

Gambar 3.1 Siklus Hidrologi 15

Gambar 3.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) 17

Gambar 3.3 Koefisien Kurtosis 22

Gambar 3.4 Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu 45

Gambar 3.5 Bagan Alir Perhitungan Debit Metode MJ. Mock 48

Gambar 3.6 Lay Out dari waduk 53

Gambar 3.7 Penampang Memanjang Waduk 51

Gambar 3.8 Hubungan Antara Elevasi, Luas, dan Volume Waduk 60

Gambar 3.9 Embung on stream 62

Gambar 3.10 Embung off stream 62

Gambar 3.11 Tinggi Embung 65

Gambar 3.12 Tinggi Jagaan 65

Gambar 3.13 Grafik Perhitungan Metode SMB 68

Gambar 3.14 Berat Bahan yang Terletak Dibawah Garis Depresi 73 Gambar 3.15 Gaya Tekan Hidrostatis Pada Bidang Luncur 74 Gambar 3.16 Skema Pembebanan yang Disebabkan Oleh Tekanan Hidrostatis 75

Gambar 3.17 Cara menentukan harga-harga N dan T 78

Gambar 3.18 Lokasi pusat busur longsor kritis pada tanah kohesif (c-soil) 80 Gambar 3.19 Posisi Titik Pusat Busur Longsor pada Garis O0-K 81 Gambar 3.20 Garis Depresi pada Embung Homogen (Sesuai Garis Parabola) 81

Gambar 3.21 Garis Depresi pada Embung Homogen 83

Gambar 3.22 Grafik Hub. Antara Sudut Bidang Singgung (α) dan

a a a    84 Gambar 3.23 Saluran Pengarah Aliran Dan Ambang Pengatur Debit Pelimpah 86 Gambar 3.24 Penampang Memanjang Bangunan Pelimpah 87

Gambar 3.25 Ambang Bebas 88

Gambar 3.26 Bentuk Kolam Olakan Datar Tipe I USBR 91 Gambar 3.27 Bentuk Kolam Olakan Datar Tipe II USBR Tampang Memanjang 92 Gambar 3.28 Bentuk Kolam Olakan Datar Tipe II USBR 92

(9)

xvi

Gambar 3.29 Bentuk Kolam Olakan Datar Tipe III USBR Memanjang 93

Gambar 3.30 Bentuk Kolam Olakan Datar Tipe III USBR 93

Gambar 3.31 Peradam Energi Tipe Bak Tenggelam (Bucket) 94

Gambar 3.32 Metode Rembesan Lane 97

Gambar 4.1 Bagan Alir Tugas Akhir 102

Gambar 5.1 Daerah Aliran Sungai Sungai Kalu I 104

Gambar 5.2 Prosentase Distribusi Hujan Selama 6 Jam 117

Gambar 5.3 Prosentase Pola Distribusi Hujan Selama 6 Jam 118

Gambar 5.4 Distribusi Hujan Efektif Jam-jaman Periode Ulang Tahun 119

Gambar 5.5 Hujan Periode Ulang 5 Tahun 119

Gambar 5.6 Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu Asli dan Koreksi 125

Gambar 5.7 Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu 132

Gambar 5.8 Grafik Debit Andalan 142

Gambar 5.9 Volume Tampungan dan Luas Genangan 143

Gambar 5.10 Flood Routing Periode Ulang 50 Tahun 149

Gambar 5.11 Neraca Air dengan Irigasi 15000 m3 156

Gambar 6.1 Tinggi Jagaan (Free Board) 158

Gambar 6.2 Panjang Lintasan Ombak Efektif 159

Gambar 6.3 Grafik Perhitungan Metode SMB 161

Gambar 6.4 Peta Zona Gempa Indonesia 162

Gambar 6.5 Tinggi Tampungan Pada Embung Solok Selatan 166

Gambar 6.6 Sket Depresi Tubuh Embung Tanpa Menggunakan Chimney 168

Gambar 6.7 Sket Depresi Tubuh Embung dengan Drainase Kaki 171

Gambar 6.8 Hubungan Antara Sudut Bidang Singgung

dengan C 173

Gambar 6.9 Kondisi Selesai Dibangun Pada Bagian Hulu 177

Gambar 6.10 Kondisi Selesai Dibangun Pada Bagian Hilir 179

Gambar 6.11 Kondisi Air Embung Mencapai Elevasi Penuh Bagian Hilir 181

Gambar 6.12 Kondisi Embung Mengalami Penurunan Air Mendadak – Hulu 183

Gambar 6.13 Saluran Pengarah Aliran dan Ambang Pengatur Debit 188

Gambar 6.14 Koordinat Ambang Penyadap Saluran Pengatur Debit 190

Gambar 6.15 Kolam Olak USBR Tipe III 193

(10)

xvii

Gambar 6.17 Penampang Memanjang Spillway 199 Gambar 6.18 Diagram Stabilitas Penampang Memanjang Spillway 208

(11)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Profil Topografi Situasi Peletakan Embung di Sungai Kalu I 214

Lampiran 2 Potongan Memanjang Embung A-A 215

Lampiran 3 Potongan Melintang Embung B-B 216

(12)

xix

NOTASI DAN SINGKATAN

 = nilai rata-rata dari data sampel curah hujan

Y = rata-rata hitung (lebih baik rata-rata geometrik) nilai Y

X = nilai rata-rata hitung variat

Y = nilai rata-rata hitung variat 2

h

= harga Chi-Square terhitung

X

log = harga rata-rata logaritmik

H M

 = jumlah momen Horizontal (t.m)

V M

 = jumlah momen Vertikal (t.m)

t

R = rata-rata hujan jam – jaman (mm/jam)

φ = sudut gesekan dalam bahan yang membentuk dasar setiap irisan bidang luncur

∆h = tinggi ombak akibat timbulnya banjir Abnormal (m) ∆h = beda tinggi elevasi (m).

∑S = jumlah gaya pendorong ∑T = jumlah gaya Penahan a = jarak AC(m)

a = percepatan horizontal (m/s2) A = luas DAS (km2)

a,α = parameter kemencengan.

A1 = titik perpotongan antara parabola bentuk besar garis depresi dengan garis vertikal melalui titik B

A1,..An = luas bagian areal yang dibatasi oleh isohyet-isohyet yang bersangkutan.

A1,..An = luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3, …, n.

APBAR = hujan rerata maksimum tahunan yang mewakili DAS selama 24 jam.(mm)

(13)

xx ARF = faktor reduksi.

B = titik perpotongan permukaan air embung dan lereng hulu embung

B = lebar Spillway (m)

B2 = titik yang terletak sejauh 0,3 l1 horisontal kearah hulu dari titik B. Be = lebar effective Spillway (m)

C = angka kohesi bahan yang membentuk dasar setiap irisan bidang luncur

Cd = koefisien debit = C0 . C1 . C2

= untuk nilai C0 = 1,3 (KP – 02 Hal 49) untuk nilai C1 = 1 untuk nilai C2 = 1

Ck = koefisien kurtosis Ck = koefisien Kurtosis

CL = angka Rembesan Lane, Lihat Tabel 6.21 Cs = koefisien kemencengan curah hujan (skewness) Cv = koefisien variasi curah hujan

d = tinggi hujan rata-rata areal

d = jarak horisontal antara titik B2 dan A d = tinggi curah hujan rata-rata daerah d = tinggi curah hujan rata-rata areal d0,..dn = curah hujan pada isohyet 0,1,2, …,n

dE = selisih evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi terbatas. DK = derajad kebebasan

e = intensitas seismic horizontal (0,10 – 0,25)

Ei = jumlah data yang secara teoritis terdapat pada sub kelompok ke-i Et = evapotranspirasi terbatas

ETBulan = evapotranspirasi (cm/bulan)

Etl = evapotranspirasi terbatas. Eto = evapotranspirasi potensial. f = koefisien gesekan

f = luas ellips yang mengelilingi DPS dengan sumbu panjang tidak lebih dari 1,5 kali sumbu pendek (km2).

(14)

xxi f’ = laju kehilangan

Feff = fetch rerata efektif Fr = bilangan froude Fs = faktor keamanan G = jumlah sub kelompok. g = percepatan grafitasi (m/det2) GF = growth faktor

h = jarak vertikal antara titik A dan B h = kedalaman pelimpah rencana

h = tinggi kemungkinan kenaikan permukaan air embung yang terjadi timbulnya banjir abnormal.

H = kedalaman air tertinggi disebelah hulu bendung (m) h0 = kedalaman air di dalam embung.

H1 = tinggi air diatas ambang (m)

ha = perkiraan tambahan tinggi akibat penurunan tubuh embung (m) he = tinggi ombak akibat gempa (m)

He = tinggi energi di atas mercu pelimpah (m). Hf = tinggi jagaan (m)

hi = tinggi tambahan (m)

hw = tinggi ombak akibat tiupan angin (m) HW = beda tinggi muka air (m)

I = gradien sungai atau medan. I = intensitas hujan (mm/jam) I = kemiringan rata-rata sungai.

I = koefisien infiltrasi diambil antara 0 – 1,0. IS = tampungan awal /soil storage (mm) j = indeks panas bulanan (0C)

J = indeks panas tahunan (0C)

K = harga yang diperoleh berdasarkan nilai Cs.

K = karakteristik distribusi peluang Log-Pearson tipe III. K = banyak kelas

(15)

xxii K = koefisien kontraksi

Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung (abutmen bulat) Km = faktor pengali terhadap standar deviasi

Kp = koefisien kontraksi pilar

KT = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis peluang.

L = panjang sungai (km).

L = panjang mercu pelimpah (m) l1 = jarak horisontal antara titik B dan E l2 = jarak horisontal antara titik B dan A LAKE = index danau ( 0 s/d 0,25).

LH = jumlah Panjang Horizontal (m) LV = jumlah Panjang Vertikal (m)

m = 0% pada akhir musim hujan, dan bertambah 10% setiap bulan kering untuk lahan dengan hutan sekunder.

M = masa tubuh embung (t)

MAF = debit rerata maximum tahunan (m3/dtk)

MSL = jarak terjauh dari tempat pengamatan sampai hulu sungai (km) n = jumlah data

N = beban komponen vertikal yang timbul dari berat setiap irisan bidang luncur = γ  A  Cos α

n = periode waktu yang ditinjau. n = jumlah hari hujan

n = banyaknya pos penakar. n = jumlah Pilar

Ne = komponen vertikal beban seismic yang bekerja pada setiap irisan bidang luncur = e  γ  A  Sin α

Oi = jumlah data yang teramati terdapat pada sub kelompok ke-i P(X) = nilai logaritmik dari X atau log (X)

P(X) = peluang log normal

(16)

xxiii PMP = probable maximum precipitation Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n Po = jumlah penduduk pada awal tahun Q = kapasitas rencana

Q = debit air (m3/det)

q = nilai Debit per lebar (m3/det/m) qn = debit persatuan luas (m3/det. km2) Qo = debit banjir rencana

Qout = debit pelimpah (m3/det) Qp = debit puncak banjir

Qt = debit banjir rencana (m3/detik).

r = prosentase pertumbuhan geometrical penduduk tiap tahun R = curah hujan bulanan

R’ = kehilangan curah hujan.

R24 = curah hujan maksimum dalam satu hari (mm) Re = curah hujan efektif (1 mm)

Rn = curah hujan maksimum (mm/hari) dengan kemungkinan tak terpenuhi n%

Rs = curah hujan bulanan

Rt = besarnya hujan pada jam ke – t (mm) S = deviasi standar nilai Y

S = volume Tampung (m3) S = faktor keamanan S = kandungan air tanah

Sd = standar deviasi dari sampel curah hujan SF = faktor keamanan

SIMS = index kemiringan SMC = kelembaban tanah

Sn = standar deviasi data hujan maksimum tahunan

T = beban komponen tangensial yang timbul dari berat setiap irisan bidang luncur = γ  A  Sin α

(17)

xxiv

T = waktu hujan terpusat (jam), dalam hal ini 6 jam. t = waktu konsentrasi hujan hujan (jam)

T0,3 = waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak (jam) Te = komponen tangensial beban seismic yang bekerja pada setiap

irisan bidang luncur = e  γ  A  Cos α tg = waktu Konsentrasi (jam)

Tp = waktu dari permulaan banjir sampai puncak hidrograf (jam) Tr = satuan waktu dari curah hujan (jam)

U = tekanan air pori yang bekerja pada setiap irisan bidang luncur V = tekanan air pori.

V = kecepatan Awal Loncat (m/s)

V(n) = volume air bulan ke-n

V(n-1) = volume air tanah bulan ke (n-1)

WS = water surplus / kelebihan air bersih. X = data curah hujan

X = nilai variat pengamatan

X = panjang Fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir Fetch

X = vaiabel acak kontinu

Xi = nilai pengukuran dari suatu curah hujan ke-i Xn = nilai tengah (mean) data hujan maksimum XT = curah hujan rencana periode ulang T tahun Y = nilai logaritmik dari X atau log (X)

y1 = kedalaman Awal Loncat Air (m)

y2 =kedalaman Air di atas Ambang Ujung (m)

Yn = nilai rata-rata dari reduksi variat (reduce mean) nilainya tergantung dari jumlah data (n)

YT = nilai reduksi variat (reduce variate) dari variabel yang diharapkan terjadi pada periode ulang tahun

Z = lebar setiap irisan bidang luncur Z = tinggi jatuh (m)

(18)

xxv

α = sudut kemiringan rata-rata dasar setiap irisan bidang luncur

α = banyak nya keterikatan (banyaknya parameter), untuk uji Chi -Kuadrat adalah 2.

α = koefisien pengaliran atau limpasan (run off) air hujan.

α = deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan mengggunakan pertambahan 60 sampai sudut sebesar 840 pada kedua sisi dari arah mata angin.

α = koefisien karakteristik DAS biasanya diambil 2

β = koefisien pengurangan daerah untuk curah hujan DAS. γ = berat isi dari setiap bahan pembentuk irisan bidang luncur Δa = jarak C0C (m)

θ = sudut resultante semua gaya, terhadap garis vertikal, derajat μ = nilai rata-rata dari data populasi curah hujan

μy = nilai rata-rata populasi Y.

Σ (H) = keseluruhan gaya horizontal yang bekerja pada bangunan, T Σ (V-U) = keseluruhan gaya vertikal (V), dikurangi gaya tekan ke atas yang

bekerja pada bangunan, T

σ = standar deviasi dari populasi curah hujan σ = standar deviasi nilai X.

σy = deviasi standar nilai variat Y τ = siklus seismis.

Gambar

Gambar 6.17 Penampang Memanjang Spillway             199  Gambar 6.18 Diagram Stabilitas Penampang Memanjang Spillway                         208

Referensi

Dokumen terkait

kompetensi dasar konsep pemasaran online disajikan sebagai berikut: Dalam proses pengembangan media, diawali dengan tahap pendefinisian Di tahap pendefinisian peneliti

Penelitian ini berfokus pada empat faktor pengaruh variety-seeking buy tendency, compulsive buy tendency, impulsive buy tendency, dan price sensitivity pada

Dewasa ini persaingan di dalam teknologi informasi sangat pesat. Setiap perusahaan harus bisa menguasai pasar secara luas dan merata di setiap daerahnya, sehingga

Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 6 Tahun 2OI2 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Provinsi Riau, diperlukan Peraturan Gubernur yang mengatur tentang Tata

Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi perancangan dan unjuk kerja sistem akuisisi data dan/atau acuan cross coupling error secara

4) Ekspektasi seputar pekerjaan politik: kadang-kadang mereka yang punya hambatan nyata untuk berpartisipasi, seperti masalah kesehatan mental, dianggap ogah-ogahan ketika

6.2 Identifikasi Benefit Package yang diberikan di PLK-UA 44 6.3 Analisis Unit Cost (Biaya Satuan) di PLK-UA 48 6.3.1 Identifikasi Facility Activity (FA) 48 6.3.2 Identifikasi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL j HALAMAN PENGESAHAN , jj HALAMAN PERSEMBAHAN in KATA PENGANTAR jv DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR x. DAFTAR