• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VIII

SIMPULAN DAN SARAN

8.1 Simpulan

Tulisan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1). Upaya-upaya pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah sebagai berikut.

a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi keluarga (etnis Bali) merasa bahwa bahasa Bali merupakan sarana komunikasi yang masih relevan dalam keluarga di era modern ini. Bahasa Bali dikatakan demikian, karena selain memiliki nilai budaya, warisan leluhur, juga bernuansa akrab dan kekeluargaan. Keluarga sungguh merasa orang Bali bila menggunakan bahasa Bali sebagai pilihan sarana komunikasi dalam keluarga.

b. Upaya pemertahanan bahasa Bali di pasar tradisional. Aktivitas di pasar tradisional menunjukkan bahwa yang menggunakan bahasa Bali dalam interaksi tidak hanya orang Bali saja, melainkan ada juga etnis lain seperti Jawa, Lombok, dan daerah lain dapat menggunakan bahasa Bali jika membeli atau menawarkan barang di pasar tradisional.

c. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam kegiatan keagamaan. Masyarakat Bali yang berlandaskan agama Hindu, dalam melakukan aktivitas keagamaan tidak terlepas dari penggunaan bahasa Bali. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Bali tidak hanya sebagai sarana komunikasi antar masyarakat Bali saja, tetapi juga

(2)

sebagai bahasa untuk menjalin relasi rohani antara Sang Hyang Widhi (Tuhan yang Maha Esa) dengan umat Hindu Bali.

d. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam kegiatan adat. Kegiatan adat merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam masyarakat Bali yang nilainya setara dengan aktivitas keagamaan. Dengan demikian kegiatan adat isitiadat sangat dominan dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan tersebut sebagaimana halnya aktivitas keagamaan, menjadikan bahasa Bali sebagai sarana komunikasi dalam kegiatan tersebut. Hal ini berarti bahwa bahasa Bali adalah bahasa adat masyarakat Bali. e. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam pementasan kesenian seperti wayang kulit,

arja, pesantian. Kesenian merupakan sebuah kegiatan hiburan yang dilatari oleh budaya lokal masyarakat Bali. Kegiatan tersebut merupakan wahana upaya pemertahanan bahasa Bali melalui cerita-cerita dalam wayangan kulit, arja, dan pesantian.

f. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah seperti UUD 1945 dan Peraturan Pemerintah Daerah Tingkat I Bali bahwa bahasa daerah dalam hal ini adalah bahasa Bali merupakan salah satu unsur budaya nasional yang perlu dihargai, dipelihara dan dilestarikan keberadaannya.

2). Faktor penunjang dan faktor penghambat pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar dapat diuraikan sebagai berikut.

(1). Faktor penunjang pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah meliputi beberapa hal berikut.

(3)

a. Rubrik Bali Orti dalam Bali Post. Rubrik tersebut memuat berita, puisi, opini, cerpen berbahasa Bali sehingga dapat mempengaruhi cara pandang dan sikap masyarakat multikultural di Kota Denpasar untuk menghargai bahasa Bali sebagai warisan budaya lokal.

b. Majalah Bali Aga dapat memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan bakat dan kemampuan dalam hal membaca dan menulis dalam bahasa Bali melalui media tersebut.

c. Program Orti Bali dalam Bali TV yang merupakan peluang terhadap bahasa Bali sebagai sarana komunikasi. Misalnya program Bali Orti Bali TV yang memuat berita seputar Bali dengan menggunakan bahasa Bali.

d. Program siaran Radio Genta Bali yang dominan menggunakan bahasa Bali baik dalam hal pemberitaan maupun pemilihan lagu-lagu pop daerah Bali, serta tingginya target pendengar dari segi profesi terutama petani/buruh dan pegawai swasta/pegawai negeri.

(2). Faktor penghambat pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah sebagai berikut.

a. Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP) Bali Post, yaitu minimnya rubrik serta frekuensi pemuatan bahasa Bali, yang dilatari oleh Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP) serta peraturan perundang-undangan yang kurang berpihak pada pelestarian bahasa daerah dalam hal ini adalah bahasa Bali.

b. Keterbatasan sumber bacaan berbahasa Bali dalam majalah Bali Aga. Keterbatasan bahan bacaan yang berbahasa Bali menyebabkan kurangnya informasi serta istilah-istilah ilmiah dalam bahasa Bali. Lantaran hal tersebut

(4)

bahasa Bahasa Bali dilihat sebagai bahasa yang kurang mendukung terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern.

c. Pilihan bahasa dalam iklan Bali TV yang sangat bervariasi bahkan terkesan kurang ilmiah serta durasi pemberitaan dalam bahasa Bali yang sangat pendek, dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk meraih keuntungan melalui iklan.

d. Dominasi usia dewasa dalam target pendengar siaran Radio Genta Bali. Hal ini ditunjukkan dengan kecilnya persentase target pendengar yang berstatus pelajar dan mahasiswa dalam program siaran Radio Genta Bali. Masa depan keberadaan bahasa Bali adalah di tangan generasi muda sekarang, yakni pelajar dan mahasiswa.

3). Dampak dan makna

(1). Dampak pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah meliputi beberapa hal sebagai berikut.

a. Marginalisasi sastra daerah Bali, yaitu bahwa adanya suatu realita keterpinggiran sastra daerah Bali di tengah perubahan sosial dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar.

b. Dualisme dalam masyarakat. Dualisme (ketidaksepahaman) dalam masyarakat terhadap bahasa Bali, seperti ada masyarakat yang gigih mempertahankan bahasa Bali sebagai warisan budaya yang tak berhingga nilanya, ada pula masyarakat yang melihat bahasa Bali sebagai bahasa kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

(5)

c. Komersialisasi budaya, yaitu adanya peralihan motivasi pendidikan terhadap Bahasa Bali, seperti belajar bahasa Bali hanya untuk memenuhi tuntutan pariwisata, tanpa diimbangi nilai dan norma budaya yang terkandung di dalamnya.

d. Kekurangmahiran berbahasa Bali, bahwa bahasa Bali sebagai bahasa agama Hindu Bali kurang tampak dalam kehidupan keseharian masyarakat. Dengan demikian, adanya pertentangan antara penggunaan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural yang tidak sesuai dengan nilai-nilai religius yang terkandung dalam bahasa Bali.

(2). Makna pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah meliputi beberapa hal sebagai berikut.

a. Penguatan solidaritas, adalah bahwa adanya hubungan antara bahasa dan masyarakat. Bahasa merupakan warisan masyarakat yang sangat penting fungsi, kedudukan, dan manfaatnya bagi masyarakat. Bahasa Bali juga merupakan salah satu unsur pembentuk adanya suatu masyarakat.

b. Pembentuk sikap dan perilaku hidup bermasyarakat, yaitu bahwa pemertahanan bahasa Bali akan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang mendidik generasi muda ke arah hidup yang selaras dengan norma dan nilai budaya yang ada dalam masyarakat.

c. Pemotivasi spiritual, bahwa bahasa Bali memiliki peran sentral dalam hubungannya dengan kegiatan keagamaan, serta mengandung nilai-nilai spiritual umat Hindu Bali.

(6)

d. Pelestarian bahasa Bali sebagai bahasa ibu. Bahasa Bali merupakan bahasa pertama yang dikenal seorang anak pada saat latih berbicara dengan ibu serta sebagai sarana komunikasi yang akrab antar ibu, ayah, dan anak dalam keluarga.

e. Penyadaran identitas etnik, bahwa dengan menggunakan bahasa Bali dapat mengungkapkan nilai-nilai budaya sekaligus serta menumbuhkan rasa kedaerahan atau identitas manusia Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar.

f. Semangat kepahlawanan dalam memperjuangkan eksistensi bahasa Bali yaitu bahwa dengan menggunakan bahasa Bali secara konsisten dalam kehidupan setiap hari serta kegigihan berjuang untuk melestarikannya merupakan sebuah ekspresi pengorbanan yang sangat tinggi demi warisan budaya lokal yang sangat bernilai terhadap kehidupan bermasyarakat.

8.2 Saran

Saran yang akan dikemukakan penulis pada bagian ini akan ditujukan kepada pihak maupun lembaga yang berwewenang mengatr dan bertanggung jawab terhadap pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural Kota Denpasar.

Adapun saran yang akan diketengahkan penulis akan ditjukan kepada pihak-pihak sebagai berikut.

1. Pemerintah Kota Denpasar beserta seluruh jajarannya, menentukan kebijakan tegas dalam perencanaan bahasa untuk dapat menyandingkan bahasa Bali dengan bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya berkembang saling berdampingan dan

(7)

menyentuh secara langsung terhadap pemakaian bahasa Bali. Pemerintah juga memberikan penghargaan khusus baik kepada pribadi maupun lembaga yang dengan penuh pengorbanan tetap konsisten terhadap pemertahanan bahasa Bali dalam era teknologi sekarang ini.

2. Institusi lembaga dapat masyarakat Bali dalam masyarakat multkultural Kota Denpasar, semestinya bersikap proaktif dalam menyikapi perkembagan sosial yang berindikasi penyingkiran bahasa daerah Bali dari posisinya yang semula. 3. Pelaku pariwisata Kota Denpasar, hendaknya tidak hanya melihat bahasa Bali

sebagai unsur budaya yang dapat menunjang kegiatan pariwisata, tettapi lebih daripada itu, semestinya melihat bahasa Bali dalam khzanah yang sebenarnya, yaitu warisan leluhur nenek moyang masyarakat Bali dan silmbol identitas manusia Bali.

4. Masyarakat serta generasi Bali dalam masyarakat multikultural Kota Denpasar harus menciptakan ranah pemakaian bahasa yang lebih luas, karena semakin banyak ranah pemakaian bahasa dapat diciptakan (pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi) akan semakin kecil kesenjangan antara kebutuhan penutur untuk mengekspresikan diri dalam berbagai aspek kehidupan.

5. Penutur bahasa Bali harus memiliki kesadaran sikap positif terhadap bahasa Bali untuk meningkatkan kesetiaan yang ditandai dengan sikap mempertahankan kemandirian bahasa, kebanggaan yang mendorong menjadikan bahasa sebagai identitas pribadi atau kelompok, sekaligus membedakannya dengan kelompok lain, dan pemahaman pada norma pemakaian bahasa Bali yang mendorong penggunaan bahasa Bali secara cermat, benar, dan santun. Kesadaran demikian

(8)

merupakan faktor yang sangat menentukan perilaku tutur dalam wujud pemertahan bahasa Bali di tengah modernisasi dan globalisasi dewasa ini.

Referensi

Dokumen terkait

Pemulihan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Non Keuangan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2012 adalah sebesar Rp 87 juta, menurun signifikan sebesar Rp 6.399

KAJIAN TERHADAP U-Mo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR BARU BERDENSITAS TINGGI. Pengembangan bahan bakar baru dikaji guna mencari bahan bakar yang memiliki densitas tinggi dan

Ilmu Al Hikmah merupakan Aliran keilmuan yang membangun potensi diri dengan menggunakan kekuatan rohani (kekuatan dalam atau biasa disebut tenaga dalam) anugerah dari

Sehubungan dengan penelitian skripsi program sarjana (S1) program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, saya memerlukan informasi

Lantaran itu, kertas tugasan ini memberi fokus kepada penjelasan konsep Budaya Kerja Cemerlang dan usaha guru besar dalam merealisasikan konsep ini dalam proses pengurusan

Banyak tenaga kerja yang berasal Banyak tenaga kerja yang berasal dari dari daerah di Indonesia mengadu nasib untuk daerah di Indonesia mengadu nasib untuk bekerja di luar

Data yang telah dikumpulkan adalah data kuantitatif (berupa nilai angka) dari hasil belajar mahasiswa untuk mengetahui efektivitas Model Role Playing dalam Meningkatkan

Berdasarkan pengamatan penulis di TK IT Insan Utama 3 Pekanbaru, terlihat masih ada sebagian anak yang belum memahami konsep sederhana tentang gejala sains yang terjadi