• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PT Pertamina EP merupakan perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama.

Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 127.635 barrel oil per

day (BOPD) untuk minyak dan sekitar 1.054 million standard cubic feet per day

(MMSCFD) untuk gas.

Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKMIGAS sekarang berubah menjadi SKK Migas) sebagai institusi yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, cukup optimis dapat mencapai target produksi minyak dan gas bumi yang ditetapkan dalam APBN pada tahun 2013 sebesar 2,26 juta barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day / BOEPD) yang terdiri dari produksi minyak sebesar 900 ribu barel minyak per hari dan produksi gas 1,36 juta barel setara minyak per hari dengan adanya sejumlah proyek dari seluruh kontraktor kontrak kerja sama sektor minyak dan gas yang ada.

Proyek yang dimaksud yaitu beberapa proyek pengembangan, proyek Pilot EOR (Enhanced Oil Recovery) dan sejumlah proyek pemboran sumur pengembangan sebanyak 701 sumur dan workover (Kerja Ulang Pindah Lapisan atau

(2)

disingkat KUPL) sebanyak 417 sumur, sedangkan survei seismik 2D seluas 4,8 ribu km dan survei seismik 3D seluas 8,7 km2. Serta melakukan Re-Aktivasi 130 sumur

suspended, yang diharapkan dapat menambah produksi hingga 1.400 BOPD terutama dari Wilayah Kerja Pertamina.

Proyek workover juga sering disebut sebagai proyek Kerja Ulang Pindah Lapisan (KUPL) merupakan proyek yang bertujuan untuk menjaga integritas sumur dengan melakukan berbagai operasi perbaikan pada produksi. Workover harus direncanakan sedemikian rupa karena akan dapat menyebabkan permasalahan terjadi selama pengoperasiannya serta memerlukan perhatian secepatnya. Hal ini menyebabkan program workover pada industri minyak dan gas dimasukkan ke dalam rencana anggaran investasi. Program workover terdiri dari deepening, plugging back,

pulling and resetting liners, dan squeeze cementing.

Kegiatan Eksploitasi Pertamina EP selama tahun 2012 meliputi kegiatan pemboran pengembangan sumur minyak dan gas; workover; operasi sumur meliputi reparasi, reopening, stimulasi, injeksi, penelitian, perawatan sumur, dan survei seismik eksploitasi.

Rencana workover tahun 2012 dalam RKAP 2012 sebanyak 84 sumur pengembangan, terdiri atas:

a) 46 sumur milik sendiri, meliputi 24 sumur minyak, 11 sumur gas dan 11 sumur injeksi.

b) 38 sumur Mitra.

Gambar 1.1 merupakan realisasi proyek KUPL pada tahun 2012 yang dilaksanakan di wilayah kerja PT Pertamina EP.

(3)

AREA KEGIATAN RKAP KUPL REALISASI KUPL AREA OF ACTIVITY WORKOVER PLAN WORKOVER REALIZATION

Region Sumatera Sumatra Region 12 17

Region Jawa Java Region 11 22

Region KTI Eastern Indonesia Region 2 1

Unit Bisnis EP (UBEP) EP Business Unit (UBEP) 5 8

Proyek Pengembangan Development Project 16 31

Mitra Partner 38 61

Total Milik Sendiri Total Own Operation 46 79

Total PEP 84 140

Pada tahun 2012 diketahui realisasi pemboran dan workover dibandingkan dengan anggaran mencapai 68,77% yang jika dibandingkan realisasi pada tahun 2011 yaitu sekitar 364,31%.

Pencapaian yang tidak sesuai dengan rencana proyek tidak dapat dikatakan baik. Realisasi yang sangat rendah mengindikasikan perencanaan yang tidak dilakukan dengan memadai, dan tujuan pelaksanaan proyek yang dapat menyimpang dari rencana semula. Sedangkan realisasi yang melebihi anggaran atau rencana kegiatan tentunya mengindikasikan bahwa pengendalian tidak dilakukan dengan baik dan benar.

Akibat dari penyimpangan rencana-rencana kerja bagi kontraktor sendiri maupun bagi pemerintah cukup signifikan. Membengkaknya biaya pelaksanaan mengakibatkankan pengembalian biaya dari pemerintah kepada kontraktor dengan mekanisme cost recovery tidak dapat dilakukan secara utuh sehingga akan menjadi beban kepada kontraktor tersebut. Jika yang terjadi sebaliknya yaitu realisasi investasi rendah, maka proses pengajuan atau proposal investasi berikutnya akan terkoreksi juga mengikuti tren dari realisasi investasi pada tahun-tahun sebelumnya.

(4)

Bagi pemerintah sendiri realisasi kegiatan yang dilakukan oleh kontraktor cukup penting, artinya ketika waktu pelaksanaan proyek mengalami kemunduran maka hal ini akan mengakibatkan perubahan dari rencana atau anggaran penerimaan negara yang didapat dari lifting negara. Hal ini juga terjadi apabila ternyata tujuan dari proyek tidak tercapai atau proyek tidak menghasilkan, maka negara akan kehilangan potensi penerimaan negara. Bukan saja terjadi perubahaan waktu, tetapi malah hilang sama sekali.

Untuk menjalankan setiap proyek workover tersebut agar efektif dan efisien, manajemen PT Pertamina EP perlu melakukan evaluasi risiko dari setiap masing-masing proyek. Jika terjadi suatu penyimpangan maka diperlukan analisa dan perbandingan evaluasi proyek tersebut sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan sekaligus mendapatkan solusi dari permasalahan yang terjadi. Dengan demikian perlu dilakukan pengukuran keberhasilan suatu proyek, dan perbaikan berkelanjutan.

(5)

Untuk mengevaluasi risiko dari manajemen proyek, penulis mencoba menganalisa proyek workover PDM 03, dengan perbandingan proyek yang sejenis yaitu PDM 05 dan PDM 07 sehingga dapat diketahui penyebab permasalahan yang terjadi dan mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut.

Pengujian ini diharapkan berguna untuk mengatasi permasalahan pada proyek-proyek workover berikutnya dengan karakteristik sumur yang sama dengan PDM 03 dan juga dapat mencegah permasalahan serupa terjadi berulang sehingga perusahaan mendapatkan pengembalian pembelanjaan melalui cost recovery dan menghasilkan produk sesuai perencanaan, sehingga tujuan akhir penerimaan bagi kontraktor dan negara tercapai.

B. Rumusan Masalah

Proyek Workover PDM – 03 memiliki Authority For Expenditure (AFE) no. 11-3004R2 dengan tenggat waktu pelaksanaan yaitu 41 hari dan jumlah anggaran US$2.584.066. Pada saat penyelesaian proyek tersebut dilakukan, diketahui bahwa realisasi proyek tersebut telah melebihi batas waktu dan anggaran yang telah ditetapkan pada beberapa aktivitas tertentu. Gambar 1.3 menunjukkan contoh laporan close out proyek.

(6)

Final Closed Out AFE

AFE No. : 11-3004R2 Workover : PDM-03/ PDM-A2 PT Pertam ina EP Proyek Pengem bangan Pondok Makm ur

Total AFE, US $ 2.584.066 2.458.873 (5) Hari Workover 41 47 14 Total Kedalaman (Mtr) 2.900 2.900 Rig Penjelasan Um um Realisasi Selisih %

Pekerjaan Workover pada PDM-03 dilaksanakan sebanyak 2 kali. Pekerjaan w orkover pertama bertujuan menutup open hole basement dan memproduksikan lapisan reservoar pre-TAF. Karena lapisan pre-TAF tidak mengalirkan hydrocarbon maka dilakukan pekerjaan w orkover kedua dengan tujuan untuk menutup lapisan pre-TAF dan memproduksikan lapisan basement (reff. MOM ...).

Pekerjaan Workover pada 16 Desember 2011, Killing sumur dengan pompakan CF SG 1.28 sebanyak 100 bbl. Release packer 7", kendala packer 7" tidak bisa release, usaha dengan WOP tidak berhasil, back off tidak berhasil, tubing cutter @ 2.654 m. Cabut ikan dengan overshot 2 kali tidak berhasil, w ashover 2.654 - 2.655 m, overshot 2 kali, tidak berhasil, masuk bobo home made, tidak berhasil, pancing dengan overshot #5, berhasil (12 hari). Scrapper 4-1/2" interval 2830 -2850 m, kendala duduk @ 2696 m, atasi dengan mill bit (1/2 hari). Set BP 4-1/2" @ 2839 m, kendala miss fired, set ulang BP 7" berhasil. Scrapper 7" interval 2500 - 2691 m. Perforasi interval 2671 - 2676 m, set packer 7" @ 2651 m, kendala tunggu tubing bow l dan X-mastree (1 hari). Sw ab sumur belum mengalir. Rig release pada tanggal 09 Januari 2012, unload N2 (rigless), sumur tidak berproduksi.

Lakukan pekerjaan w orkover lanjutan pada 13 Nopember 2012, killing sumur denga CF SF 1,35 sebanyak 10 bbl. Release packer 7", cabut tubing, kendala packer tertinggal (putus di safety joint). Usaha pancing packer 7" (top fish @ 2,652 m), berhasil (1,5 hari). Squeeze semen interval perforasi 2,671.5 - 2,676 m. Penggantian nut & studs tubing head (2,5 hari). Bor semen (bit 6") @ 2,565 - 2,690 m. Milling BP 4-1/2" dengan bit 3-3/4" @ 2,836,4 - 2,837.6 m, kendala string buntu. Scrap casing 7" sampai 2,690 m. Milling BP 4-1/2" kembali dengan bit 3-3/4" dari 2,837,6 - 2,890 m. Masuk tubing 3-1/2" dan set packer 7" @ 2,687 m. Kendala x-mastree bocor, penggantian x mastree ex. sumur PDM-05 (1 hari). Unload N2, produksikan sumur. Hasil oil & gas. Rig release pada tanggal 05 Desember 2012.

Sumur saat ini dalam keadaan produksi sebesar : minyak 241 BOPD dan gas 5.35 MMSCFD. N 110 M/ TMMJ #1

Developm ent

Deskripsi Program AFE

Gambar 1.3 Close Out Report PDM-03

Dengan menggunakan pembanding proyek workover yang berada pada struktur yang sama yaitu PDM – 05 dan PDM – 07 diharapkan dapat mendeteksi permasalahan yang terjadi pada PDM – 03. Dengan menggunakan alat bantu ISO 10006:2003, dapatkah standar internasional manajemen mutu proyek membantu mengevalusi risiko proyek workover tersebut untuk mendeteksi permasalahan yang terjadi dan sebagai perbaikan berkelanjutan?

C. Pertanyaan Penelitian

Menyelesaikan suatu proyek merupakan hal yang berbeda dengan mengakhiri proses manajemen proyek. Penyelesaian tidak menjamin mendatangkan manfaat bagi organisasi. Disamping agar suatu proyek dapat memberikan manfaat terbesar, diperlukan juga pengecekan perbaikan apa yang diperlukan sehingga memberikan manfaat yang lebih.

Dengan demikian beberapa pertanyaan dalam mengevaluasi risiko manajemen proyek yaitu:

a. Apakah tujuan proyek disebutkan dengan jelas? b. Siapa penanggungjawab atas pelaksanaan proyek?

(7)

c. Apakah perencanaan biaya, waktu, dan sumber daya telah disusun dengan jelas dan dapat dipenuhi?

d. Bagaimana proses monitoring dan kontrol atas segala aspek pelaksanaan proyek? e. Apakah manajemen memiliki panduan pelaksanaan proyek untuk menjamin mutu

proses?

f. Apakah terdapat evaluasi proyek yang sedang berlangsung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai risiko dari manajemen proyek

workover PDM 03, dengan perbandingan proyek yang sejenis yaitu PDM 05 dan

PDM 07. Pengujian ini diharapkan berguna untuk mengatasi permasalahan pada proyek-proyek workover berikutnya dengan karakteristik sumur yang sama dengan PDM 05 dan juga dapat mencegah permasalahan serupa terjadi berulang.

Dengan menggunakan alat bantu ISO 10006:2003 pada proyek workover yang berada pada struktur yang sama yaitu PDM – 03, PDM – 05 dan PDM – 07 diharapkan dapat mendeteksi permasalahan yang terjadi pada proyek workover dan membantu mengevalusi risiko pada proyek workover tersebut.

(8)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, peneliti, dan bagi perguruan tinggi di mana tempat penulis belajar.

1. Bagi Perusahaan, diharapkan dapat memberikan pengembangan atau perbaikan berkelanjutan bagi PT Pertamina EP, sehingga dapat mengatasi permasalahan pada proyek workover atau proyek sejenis lainnya.

2. Bagi Penulis, tentunya menambah wawasan, dan penelitian memberikan pengetahuan dan meningkatkan keahlian dalam mengevaluasi proyek-proyek perusahaan dan memperkuat diri hal aspek manajerial.

3. Bagi Perguruan Tinggi, diharapkan dapat menjadi literatur dan referensi akademis, dan dapat menginspirasi penelitian lainnya sehubungan dengan tema judul tesis untuk kepentingan mahasiswa lain dan dosen Universitas Gadjah Mada.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Batasan pada pembahasan dari penelitian yaitu pada objek penelitian proyek

workover PDM 03, PDM 05, dan PDM 07 yang merupakan proyek yang serupa satu

dengan lainnya dan berada pada struktur yang sama.

Pelaksanaan ketiga proyek tersebut diasumsikan menggunakan teknik keahlian yang sama dan kecukupan dana yang tersedia, sehingga faktor-faktor tersebut bukan merupakan penyebab adanya penyimpangan yang terjadi.

(9)

G. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini pembahasan akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tentang teori-teori yang digunakan studi penelitian yang telah dilakukan penulis dengan menggunakan ISO 10006:2003 Manajemen Mutu Proyek. Di dalam bab ini metode penelitian menggunakan studi kasus.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai desain dan objek penelitian yang akan diteliti dengan menggunakan alat pengujian, serta metode pengumpulan data dan analisa data untuk mengevaluasi risiko manajemen proyek.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemaparan hasil pengambilan data dan pengolahannya serta pembahasan umum dan khusus dari hasil penelitian studi kasus.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir penulisan tesis ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil analisa yang dilakukan Penulis serta saran atau rekomendasi.

Gambar

Gambar 1.1. Realisasi Kegiatan KUPL Tahun 2012
Gambar 1.2. Hubungan Proyek bagi Perusahaan dan Negara
Gambar 1.3 Close Out Report PDM-03

Referensi

Dokumen terkait

Lapangan Pecahan, Quot(R), dari daerah integral R dapat dikonstruksi sebagai berikut: Quot(R) adalah himpunan dari kelas-kelas ekuivalensi dari pasangan [n,d], dimana n dan

Pemeriksaan laboratorium saat itu tidak dilakukan oleh karena kemungkinan tidak ada perubahan aktivitas penyakit LES secara klinis atau karena alasan biaya,

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Efektivitas Edukasi dan

Dalam pasal tersebut dikatakan: “Satuan Reserse Kriminal yang selanjutnya disingkat Sat Reskrim adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi reserse kriminal pada

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pembuatan Modul Latih Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Picohydro dan Solar Photovoltaic sebagai Media

Petugas wajib memperhatikan semua benda yang berada di dalam lingkup tugasnya dan segera melaporkan ke kepala unit terkait dan kepala keamanan jika menemukan benda

Orlich (1989) menyatakan bahawa latihan dalam perkhidmatan kepada pentadbir atau pun guru-guru biasa adalah satu aktiviti atau program yang dirancang berdasarkan keperluan

Apabila hasil penelitian tersebut disinteskan dengan kesimpulan teoritis di atas, maka dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian terhadap Film Realita, Cinta, dan