• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia membawa berbagai kendala yang kompleks. Masalah penyakit dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia membawa berbagai kendala yang kompleks. Masalah penyakit dalam"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pesatnya perkembangan industri perunggasan di negara tropis seperti di Indonesia membawa berbagai kendala yang kompleks. Masalah penyakit dalam industri perunggasan merupakan gangguan dan ancaman yang serius. Kerugian yang ditimbulkan oleh gangguan penyakit pada usaha peternakan tidak hanya kematian, tetapi juga pertumbuhan lambat, produksi telur yang menurun bahkan terhenti sama sekali. Program biosekuriti dalam tata laksana peternakan merupakan suatu hal yang harus dijalankan. Program ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam karena tidak satupun program pencegahan penyakit yang dapat bekerja dengan baik tanpa penerapan program biosekuriti. Pelaksanaan biosekuriti meliputi kegiatan sanitasi kandang, desinfeksi, vaksinasi, pengelolaan waste product, dan isolasi hewan yang sakit.

Eratnya hubungan antara penyakit dengan lingkungan, menyebabkan pelaksaan biosekuriti sangat dibutuhkan dalam tata laksana peternakan ayam. Pelaksaan program biosekuriti memiliki tiga komponen dasar yang harus diperhatikan yaitu mencegah masuknya agen penyakit, mencegah penyebaran agen infeksi, dan menjaga kesehatan ayam (vaksinasi dan manajemen kandang). Penerapan biosekuriti diharapkan dapat menciptakan kondisi lingkungan yang layak bagi kehidupan ayam, menghambat dan mengendalikan penyakit, serta

(2)

2 menghasilkan output yang unggul dari segi produktivitas dan performance (Kusumawati, 2011).

Menurut Winkel (1997) biosekuriti merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (animal welfare).

Keberhasilan program biosekuriti tergantung dari cara pelaksanaannya. Wabah penyakit dapat masuk peternakan karena pelaksanaan biosekuriti yang tidak dilakukan dengan baik.Teknik biosekuriti juga berperan penting dalam keberhasilan program tersebut di peternakan layer.

Berdasarkan pemaparan di atas penulis merasa tertarik melakukan pembelajaran lebih lanjut mengenai pelaksanaan biosekuriti dalam peternakan ayam periode layer sebagai materi tugas akhir karena pelaksanaan biosekuriti merupakan ujung tombak suksesnya peternakan tersebut menghadapi bahaya serangan wabah penyakit yang ada di wilayah sekitar kandang. Pengetahuan tentang penerapan biosekuriti yang baik diharapkan dapat memperbaiki sistem pemeliharaan ayam yang dilakukan sebelumnya sehingga ayam yang dipelihara lebih sehat dan angka kematiannya rendah.

(3)

3 Tujuan

Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui, mengamati, dan mengevaluasi pelaksanaan program biosekuriti di peternakan ayam petelur PT. Januputra Sejahtera Farm Srunen, Cangkringan, Sleman.

Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah penulis dapat memahami pentingnya penerapan biosekuriti dalam suatu peternakan, sehingga pelaksanaan pemeliharaan unggas dapat berjalan secara optimal.

(4)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Biosekuriti

Biosekuriti merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (animal welfare) (Winkel, 1997). Dalam tata laksana usaha peternakan ayam program biosekuriti merupakan suatu hal penting yang harus dijalankan. Program biosekuriti sebenarnya relatif tidak mahal tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalan mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam. Bahkan tidak satupun program pencegahan penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekuriti (Hadi 2001).

Evaluasi terhadap biosekuriti pada peternakan yang sedang berjalan merupakan hal yang penting dalam mengembangkan program yang efektif untuk mencegah penyakit masuk ke dalam kompleks peternakan atau membatasi penyebarannya diantara beberapa kandang.Keberhasilan program biosekuriti menyangkut pemahaman mengenai prinsip-prinsip epidemiologi dan ekonomi serta memerlukan kerja kelompok (team-work) untuk memberikan keuntungan yang maksimal. Program biosekuriti memerlukan pendekatan yang berstruktur menyangkut langkah-langkah sebagai perencanaan, penentuan lokasi sumber daya, implementasi (pelaksanaan), pengendalian (pengawasan). Keempat langkah tersebut hendaknya menjadi pertimbangan dalam mengevaluasi suatu program

(5)

5 biosekuriti yang bersifat luas (komprehensif) pada perusahaan pembibitan atau kompleks peternakan komersial. Menurut Simon (1998) komponen biosekuriti meliputi suatu hierarkhi dengan tiga tingkatan yang masing-masing berpengaruh terhadap biaya dan keefektifan seluruh program.

Biosekuriti Konseptual adalah tingkat pertama, merupakan basis dasar dari seluruh program pencegahan penyakit. Biosekuriti konseptual meliputi pemilihan lokasi usaha peternakan disuatu daerah spesifik untuk memisahkan jenis/umur unggas, mengurangi kepadatan ternak (biodensity), dan menghindari kontak dengan burung atau unggas yang hidup bebas (Simon 1998).

Biosekuriti Struktural adalah biosekuriti tingkat kedua meliputi hal-hal yang berhubungan dengan tataletak (layout) peternakan, pemasangan pagar, pembuatan saluran pembuangan (drainase), jalan-jalan yang dapat dilalui untuk segala cuaca (Simon 1998).

Biosekuriti operasional adalah tingkat ketiga, terdiri atas prosedur manajemen dan rutin yang dimaksudkan untuk mencegah kejadian dan penyebaran infeksi di dalam kompleks atau perusahaan peternakan (Simon 1998). Anonym (2010), menambahkan ada tiga konsep pendukung biosekuriti yang lainnya yaitu isolasi, pengaturan lalu lintas, dan sanitasi (pembersihan & desinfeksi).

Isolasi

Merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan ayam dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Isolasi ini bertujuan untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam suatu farm dan menyebar keluar dari

(6)

6 farm. Manajemen peternakan (manager/pemilik farm) sangat berperan penting dalam penerapan isolasi ini, contohnya dalam penetapan area bersih (wilayah yang harus terjaga dari kemungkinan cemaran/ penularan penyakit) dan kotor (wilayah yang kemungkinan banyak cemaran bibit penyakitnya).

Contoh penerapan isolasi lainnya yaitu penetapan akses karyawan atau pengunjung yang boleh masuk ke area farm, penerapan one age farming (peternakan satu umur) pada farm ayam layer atau penerapan pemeliharaan ayam broiler system all in all out.

Pengaturan lalulintas

Pengaturan lalulintas orang, peralatan, barang atau kendaraan tamu bertujuan agar tidak menyebarkan bibit penyakit masuk ke dalam peternakan. Pengaturan lalu lintas ini harus dapat mengatur kapan DOC/ bibit, pakan, sapronak (obat, vaksin, peralatan peternakan), litter/ sekam, kotak telurmasuk kedalam farm. Selain itu juga harus dapat mengatur bagaimana penangan atau pengeluaran bangkai ayam, litter keluar dari lingkungan kandang serta kapan ayam harus di panen atau afkir. Pembatasan jumlah orang dan kendaraan yang masuk ke dalam lingkungan kandang juga masuk dalam konsep ke dua ini. Menurut Ritonga (2008) penanganan lalulintas perlu dilakukan penyemprotan dengan desinfektan terhadap peralatan dan kendaraan yang akan masuk kedalam kandang, dan dihindari terjadinya pinjam-meminjam peralatan antar farm. Orang yang tidak berkepentingan di dalam kandang dilarang masuk ke kandang. Sopir, salesman,atau petugas lainnya sebaiknya ganti pakaian khusus dan dilakukan penyemprotan sebelum masuk ke area kandang.

(7)

7 Sanitasi (pembersihan dan desinfeksi)

Tindakan yang sering dilakukan peternak untuk menjaga farm dari infeksi penyakit adalah sanitasi. Sanitasi merupakan tindakan untuk membunuh patogen atau bibit penyakit. Sanitasi yang paling sering dilakukan peternak adalah dengan desinfeksi/ penyemprotan kandang menggunakan desinfektan. Tindakan sanitasi tidak hanya berkaitan dengan desinfeksi saja, namun ada banyak kegiatan lain yang merupakan sanitasi, seperti sebelum pekerja/tamu masuk ke dalam kandang mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan baju khusus untuk bekerja, menggunakan alas kaki (sandal/ sepatu boots) khusus untuk masuk ke dalam kandang, mencelupkan alas kaki dalam desinfektan (Antisep, Medisep). Desinfeksi dilakukan secara menyeluruh terhadap orang, peralatan, sumber air, dan material lain yang akan memasuki kandang. Desinfeksi tempat pakan, tempat minum, dan kotoran dilakukan setiap hari (Ritongga, 2008).

Vaksinasi

Aspek lain dari biosekuriti adalah mencegah penyakit melalui vaksinasi. Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri. Karena tidak ada obat yang dapat melawan infeksi virus, maka vaksinasi sebelum infeksi terjadi di dalam flok ayam menjadi pilihan utama untuk melindungi ayam. Vaksin virus yang ideal terbuat dari suatu virus yang tidak menimbulkan penyakit, tetapi virus yang sangat tinggi immunogenesitasnya. Kombinasi ini agak jarang, oleh karena itu virus-virus terpilih harus memberikan reaksi yang kecil sekali dan menyebabkan kekebalan yang tinggi. Perusahaan vaksin mempunyai kombinasi

(8)

8 faktor-faktor yang terbaik terhadap virus yang ada sesuai dengan yang diharapkan. Tidak semua vaksin efekstifitasnya sama. Beberapa vaksin memberikan kekebalan yang baik tetapi menimbulkan reaksi setelah diberikan yang lebih berbahaya dari penyakit itu sendiri. Vaksin yang lain, reaksinya tidak terlihat tetapi tingkat perlindungannya sangat rendah. Tetapi, kehebatan reaksi biasanya tidak berhubungan dengan tingkat kekebalan.Virus yang ideal untuk vaksin adalah yang tidak memberikan reaksi dan mempunyai kekebalan yang tinggi. Beberapa vaksin untuk infeksi bakteri tertentu biasanya kurang efektif (Ritongga, 2008).

Sanitasi

Sanitasi merupakan tindakan pengendalian penyakit melalui kebersihan. Oleh karena itu, untuk memperoleh lingkungan yang bersih, higienis, dan sehat maka tindakan sanitasi harus dilaksanakan secara teratur (Sudarmono, 2003). Sanitasi merupakan berbagai kegiatan yang meliputi penjagaan dan pemeliharaan kebersihan kandang dan sekitarnya, peralatan dan perlengkapan kandang, penglola kandang, serta orang dan kendaraan yang keluar-masuk komplek perkandangan (Suprijatna dkk.,2005). Menurut Mulyatini (2010), sanitasi adalah cara yang digunakan dalam memberantas atau mengontrol mikroorganisme yang mempunyai pengaruh yang berbahaya terhadap kesehatan ternak.

Sanitasi lingkungan

Sasaran utama bagi sanitasi lingkungan ini meliputi seluruh kandang dan segala peralatannya, misalnya gudang makanan dan gudang telur parit yang ada di

(9)

9 sekitar kandang dan gudang. Setelah kandang di kosongkan karena ayam di afkir, kandang tersebut harus segera di cuci, dan selanjutnya didesinfeksi.

Sanitasi petugas

Petugas adalah mereka yang bekerja di kandang, yang sehari-harinya berhubungan langsung dengan ayam, baik untuk melakukan perawatan terhadap ayam, pengelolaan kandang, penanganan terhadap produksi telur dan sebagainya.Sebelum petugas mengawali pekerjaanya di kandang, mereka harus dalam keadaan higienis, bebas kuman. Hal – hal yang perlu diperhatikan agar petugas bebas kuman adalah Sebelum petugas masuk ke dalam kandang,alas kaki harus dicelupkan ke dalam larutan desinfektan yang sudah disediakan di depan pintu kandang, Petugas tidak dibenarkan berpindah-pindah dari kandang satu ke kandang lain, terutama pada kelompok-kelompok ayam dengan umur yang berbeda, Petugas harus mengenakan pakaian harian kerja. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi ayam dan kandang dari penyakit luar.

Sanitasi terhadap ayam

Sasaran sanitasi bukan hanya terbatas pada kandang dan peralatan serta petugasnya, tetapi kelompok ayam yang dikelola juga harus mendapat perlakuan sanitasi. Upaya sanitasi terhadap kelompok ayam ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Ayam-ayam yang sakit segera di pindahkan dari kelompoknya, dan ditempatkan di kandang isolasi untuk mendapatkan penanganan khusus.

(10)

10 b. Ayam-ayam yang mati, bangkainya harus segera dibasmi dengan dibakar

dalam krematorium (Sudarmono,2003).

Desinfeksi

Penghapushamaan (dekontaminasi) dapat diartikan sebagai proses fisik untuk menghilangkan bahan-bahan biologis dan anorganik dari permukaan suatu bangunan atau peralatan (Shane,1997). Salah satu kegiatan dekontaminasi yang dapat dilaksanakan adalah dengan cara desinfeksi. Menurut Shane (1997) desinfeksi adalah kegiatan menghancurkan organisme patogenik.

Dekontaminasi yang menyeluruh diperlukan untuk mencapai desinfeksi yang efektif.Program pembersihan membutuhkan perencanaan yang diikuti dengan implementasi dan pengawasan untuk memastikan persiapan yang memuaskan terhadap permukaan bagian alat sebelum dilanjutkan dengan pemberian desinfektan (Shane,1997).

Dekontaminasi merupakan upaya untuk membersihkan seluruh bagian kandang dan peralatan dari kotoran-kotoran yang menempeldengan jalan mencuci bersih menggunakan detergen atau dengan mengapur dinding kandang sebagai persiapan desinfeksi kandang dan peralatan (Murtidjo,1995).Kegiatan desinfeksi ini menggunakan desinfektan.

Desinfektan

Desinfektan merupakan bahan kimia yang dapat memusnahkan mikroorganisme atau virus yang dalam keadaan tidak aktif, kecuali spora (Murtidjo,1992). Murtidjo (1995) berpendapat desinfektan merupakan bahan

(11)

11 kimia yang digunakan untuk desinfeksi kandang dan peralatan, guna membasmi mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga hanya mematikan bentuk vegetatif dari mikroorganisme, tetapi tidak efektif terhadap spora.Preparat ini tersedia secara komersial yang masing-masing memiliki karakteristik kimiawi, toksisitas, biaya dan penggunaan tertentu.Desinfektan dapat mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau pelarutan jasad renik yang patogen. Desinfektan digunakan untuk benda tidak hidup, misal : ruang operasi, kandang, alat-alat operasi dan sebagainya.

Desinfeksi kandang setelah panen mempunyai beberapa tahapan. Menurut Ritonga (2008), tahapan desinfeksi kandang dilakukan dengan cara kotoran ayam diangkat dan sebaiknya langsung di tempatkan di luar kandang pada tempat khusus sebelum diambil pengepul kotoran ayam.Seluruh peralatan kandang disingkirkan, tempat pakan dan minum direndam dengan desinfektan pada bak khusus, kemudian seluruh kandang disemprot dengan desinfektan yang dapat bekerja pada zat organik sehingga dapat membunuh kuman secara efektif pada kotoran.Kandang kemudian dicuci dan dikeringkan.Shane (1997) menambahkan larutan insektisida kerbamat 2% disemprotkan pada bagian langit-langit, dinding, dan lantai kandang untuk mengendalikan kumbang (Alphitobius spp).

Macam desinfektan

Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi disebut dengan desinfektan. Ada beberapa jenis persenyawaan desinfektan yang tersedia secara komersial antara lain fenol, alkohol, halogen, logam berat, detergen aldehide, dan

(12)

12 kemolisator gas (Pelczar dan Chan 1988). Fenol adalah desinfektan derivat dari Phenol dan Kresol. Jenis ini dapat digunakan untuk beberapa macam keperluan karena efektif dan harganya murah. Fenol efektif terhadap jamur, virus, dan bakteri (Murtidjo,1992). Mekanisme kerjanya dengan cara mendenaturasikan protein dan merusak dinding sel (Pelczar dan Chan 1988). Kelebihan Fenol adalah tahan terhadap dampak hambatan dari sisa-sisa bahan organis. Biasanya digunakan untuk dinding kandang, peralatan kandang, kaki dan roda kendaraan, baik dengan rendaman maupun penyemprotan.Kelemahannya bersifat toksik pada manusia dan ternak (Murtidjo, 1992).

Alkohol efektif terhadap bakteri, jamur, dan virus.Kerja bakterisidalnya tergantung pada jumlah kandungan airnya. Kerja alkohol sangat cepat, sebagai contoh Micobacterium sudah mati dalam satu menit. Kelemahan alkohol tidak cocok untuk desinfeksi sempurna, karena spora tidak dapat dimusnahkan oleh alkohol, misalnyapadaalat-alat. Mekanisme kerjanya dengan mendenaturasikan protein, mengganggu sistem dan proses enzim (Mutschler, 1991).

Halogen merupakan sintesi dari Iodium dan zat organis. Desinfektan ini efektif terhadap bakteri gram positif maupun negatif, virus, dan jamur. Halogen dapat digunakan untuk sanitasi telur, inkubator, pembersihan kandang ayam, dan rumah potong ayam. Kelebihanyatidak menyebabkan keracunan pada ternak (Murtidjo, 1992). Keluarga halogen beranggotakan unsur-unsur Flour, Klor, Brom dan Iodium. Senyawa yang sering digunakan adalah Iodium dan Klor (Pelczar dan Chan, 1988).

(13)

13 Klor termasuk golongan halogen keras yang bisa mematikan bakteri, virus, dan jamur dalam waktu relatif singkat (Murtidjo, 1995). Tjay dan Rahardja (2002) menyebutkan klor juga efektif terhadap sebagian besar spora. Persenyawaan klor digunakan untuk menghilangkan hama pada air minum (Mutscler, 1991). Klor bekerja dengan mendenaturasi dan mengkoagulasi protein sel bakteri (Siswandono dan Soekardjono, 1995). Kelemahan desinfektan ini adalah mudah menyebabkan perkaratan pada peralatan yang berasal dari bahan metal serta dapat merusak kulit manusia (Murtidjo, 1995).

Iodium merupakan salah satu zat bakterisid terkuat (Tjay dan Rahardja, 2002). Zat ini efektif terhadap segala macam bakteri, spora, cendawan dan virus (Mutschler, 1991). Mekanisme kerjanya dengan mendenaturasi protein (Tjay dan Rahardja, 2002). Siswandono dan Soekardjono (1995) menganjurkan kegunaan desinfektan ini untuk desinfeksi kulit.

Detergen adalah desinfektan dengan aktifitas permukaan. Desinfektan ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu senyawa anionaktif dan kationaktif. Zat anionaktif merupakan zat yang bagian molekulnya mengandung gugus lipofil dan hidrofil bermuatan negatif. Menurut Tjay dan Rahardja (2002), zat-zat ini banyak digunakan sebagai bahan shampoo, karena memiliki khasiat bakteriostatis terhadap bakteri gram positif, sedangkan terhadap bakteri gram negatif tidak aktif. Contoh zat anionaktif antara lain sabun, bahan pembersih sintesik.

Zat kationaktif disebut juga ammonium kuartener. Molekul aktifnya bermuatan positif. Senyawa ini memiliki dua bagian pada struktur kimianya, satu bagian bersifat hidrofilik dan bagian lain bersifat hidrofobik. Desinfektan ini

(14)

14 bersifat bakterisid dan fungisid kuat sedangkan terhadap spora dan virus kurang aktif. Aktifitasnya dihentikan oleh zat-zat anionaktif, termasuk sabun dan dikurangi oleh zat organis, khususnya protein, nanah, dan logam (Tjay dan Rahardja, 2002). Desinfektan tergolong mudah larut dalam air, sangat efektif menghilangkan bau-bauan, daya kerja tinggi dan tidak berefek pada kulit manusia, meskipun juga menyebabkan karat (Murtidjo,1995). Keunggulan lain dari desinfektan ini adalah mudah menembus bagian-bagian yang menjadi sasaran sanitasi. Kelemahan desinfektan ini adalah menyebabkan karat dan memiliki sifatracun yang tinggi. Mekanisme kerja senyawa ini dengan denaturasi protein dan modifikasi dinding dan/ataumembran sitoplasma (Murtidjo,1992).

Aldehide merupakan salah satu dari antimikrobial yang sangat efektif. Aldehide efektif terhadap semua mikroorganisme kecuali spora bakteri. Desinfektanini bekerja dengan memecah ikatan halogen dan mendenaturasi protein. Formaldehide atau formalin adalah salah satu persenyawaan spesifiknya (Pelczar dan Chan, 1988). Keunggulan dari desinfektan ini adalah mudah menembus bagian-bagian sebelah dalam yang menjadi sasaran sanitasi. Kelemahan dari senyawa ini adalah sifat racun yang tinggi, sehingga digunakan dengan hati-hati (Murtidjo, 1995). Formaldehide bersifat merangsang DNA baunya tajam (Mutschler, 1991).

Kemosterilisator gas merupakan suatu desinfektan yang digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang tidak dapat disterilkan dengan kemosterilisator cairan. Bahan-bahan tersebut antara lain alatsuntik, tabung reaksi, cawan petri, dan pipet. Zat yang biasa digunakan sebagai kemolisator gas adalah etilenokside.

(15)

15 Senyawa ini dapat mematikan semua bentuk kehidupan pada benda dan udara. Mekanisme kerja dengan menginaktivkan enzim. Kelemahannya adalah mudah terbakar, dapat meledak dalam bentuk murni, dan bekerja lambat (Pelczar, 1988).

(16)

16 BAB III

MATERI DAN METODE

Materi

Materi yang digunakan dalam penulisan adalah semua kegiatan, sarana dan objek sanitasi dan desinfeksi di PT. Januputra Sejahtera Farm beralamat di Srunen, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta selama tujuh hari, mulai tanggal 27 April sampai 2 Mei.

Metode

Metode yang digunakan adalah studi-kerja secara aktif. Data diperoleh dari mengikuti pelaksanaan program biosekuriti, yaitu sanitasi dan desinfeksi. Pengamatan kandang yang meliputi tentang tata letak kandang, kepadatan ternak, pembuatan saluran pembuangan. Wawancara secara langsung dengan pekerja kandang dan petugas pengawas kandang di PT. Januputra Sejahtera Farm.

(17)

17 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biosekuritas

Sanitasi lingkungan

Upaya penjagaan kebersihan lingkungan kandang di PT. Januputra Sejahtera Farm sudah cukup baik, akan tetapi masih banyak terdapat rumput yang tumbuh disekitar kandang. Fadilah dan Polana (2005) menjelaskan, salah satu program sanitasi adalah menjaga kebersihan kandang dan sekitarnya. Selokan yang ditumbuhi rumput merupakan salah satu faktor penyebab lingkungan yang kurang baik, karenanya rumput yang tumbuh dapat menghalangi aliran air dan dapat menjadi sarang nyamuk dan lalat karena rumput yang dibiarkan tumbuh tanpa dipotong. Nyamuk dan lalat dapat menjadi agen pembawa penyakit.

(18)

18 Pembersihan rumput seharusnya dilakukan setiap rumput terlihat mulai tinggi. Pihak PT. Januputra Sejahtera Farm kurang memperhatikan hal tersebut, sehingga banyak lalat dan nyamuk menghinggapi rumput yang tinggi di sekitar kandang. Pihak PT. Januputra Sejahtera Farm melakukan penyemprotan rumput hanya dilakukan dua kali dalam satu bulan.

Sanitasi peralatan

Sistem pembersihan peralatan kandang dilakukan satu minggu sekali. Cara yang dilakukan dalam pembersihan peralatan ini dilakukan dengan menggunakan air sumur. Peralatan makan dan minum dibersihkan pada bagian luar dengan menggunakan lap khusus, sedangkan bagian dalam dibersihkan dengan soda api atau coustic soda (NaOH) pada saat pengosongan kandang. Menurut Shane (1997), peralatan dilepas bagian-bagiannya dan dikeluarkan dari kandang untuk kebersihan. Pembersihan tempat pakan dan minum dilakukan di halaman kandang. Namun, di PT. Januputra Sejahtera Farm pembersihan tempat pakan dilakukan di dalam kandang.

(19)

19 Pembersihan tempat minum ini dilakukan dengan mengalirkan air dari ujung pipa sampai air yang keluar tampak bersih. Pembersihan tempat pakan di PT. Januputra Sejahtera Farm dilakukan setelah ayam diafkir. Hal ini dimaksudkan untuk menghidari pakan yang basah, menghindari agar ayam tidak terkena air dan bahan yang bisa membahayakan kesehatan ayam.

Pembersihan limbah

Pembersihan limbah meliputi pembersihan kotoran dan ayam mati. Pembersihan kotoran dalam kandang di PT. Januputra Sejahtera Farm dilakukan dengan cara penyapuan kandang oleh petugas selama dua kali dalam satu hari. Pembersihan kotoran di luar kandang atau di bawah kandang dilakukan setelah proses untuk pengolahan pupuk selesai. Proses pengolahan pupuk ini dilakukan selama satu minggu. Menurut Fadilah (2005), limbah dapat membawa agen penyakit dari periode sebelumnya. Bibit penyaki tmenular biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, fungi, protozoa, parasit, serangga, atau tikus.

(20)

20 Penanganan limbah ayam mati di PT. Januputra Sejahtera Farm sampai saat ini masih sering terlupakan, ayam yang mati hanya dibuang begitu saja padahal ini merupakan sumber penyakit dan pencemaran lingkungan. Menurut Mulyantini (2010), metoda penanganan ayam mati di industry perunggasan yaitu dengan cara dikubur dan dibakar. PT. Januputra Sejahtera Farm dalam menangani hal ini belum bisa dikatakan baik karena ayam yang mati hanya dibuang begitu saja. Selain dibuang, di lingkungan kandang sering ditemukan ayam mati di dalam kandang dan hanya dibiarkan begitu saja sampai diambil oleh penduduk sekitar. Program isolasi untuk ayam yang sakit tidak ada, akan tetapi disediakan satu flok untuk ayam afkir.

Sanitasi kandang

Sanitasi kandang dilakukan setelah satu kali periode pemeliharaan ayam. Pelaksaan pembersihan kandang dimulai dengan sanitasi kering dan perbaikan. Sanitasi kering yang dilakukan diantaranya adalah membersihkan kotoran dalam kandang, menyapu dan membersihkan lingkungan kandang serta memperbaiki peralatan kandang yang kurang berfungsi dengan baik. Langkah selanjutnya yaitu melakukan pencucian kandang dengan metode sanitasi basah. Pertama dengan menyemprotkan air biasa bertekanan tinggi ke setiap sudut kandang yang bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada bagian kandang. Penyemprotan selanjutnya menggunakan air yang dicampur dengan detergen, yang bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa agen infeksi yang terdapat pada bagian kandang. Nuroso (2010) menjelaskan, pencucian basah tidak

(21)

21 harus memakai detergen, tetapi penggunaan detergen tetap dianjurkan. Pencucian basah dengan detergen lebih efektif untuk pembersihan kandang. Upaya sanitasi di PT. Januputra Sejahtera Farm sudah baik.

Desinfeksi

Desinfeksi lalu-lintas pengunjung

Pada pintu masuk kandang (lalu-lintas pengunjung) di PT. Januputra Sejahtera Farm tidak tersedia semprot desinfektan. Tidak ada bak celup kaki pada pintu masuk kandang. Tempat parker berada di kawasan peternakan. Setiap kendaraan yang masuk ke area tidak didesinfeksi, hanya dicuci dengan air hujan yang menggenangi bak celup ban di pintu gerbang.

Menurut Fadilah dkk (2007), desinfeksi lalu-lalang pengujung dilakukan di pintu gerbang peternakan. Fasilitas desinfeksi yang diperlukan di pintu gerbang yaitu penyemprotan dan bak celup untuk ban kendaraan, serta ruangan untuk sprayer, mandi, celup kaki, dan ganti pakaian. Selain itu, di luar kawasan peternakan juga dilengkapi tempat parker dan ruang tamu. Standarisasi fasilitas pintu gerbang di PT. Januputra Sejahtera Farm belum tersedia.

Desinfektan yang digunakan bersifat tahan terhadap bahan organik, tidak bersifat korosif, dan tahan terhadap panas (Fadilah, 2007).Namun di PT. Januputra Sejahtera Farm tidak ada desinfeksi untuk lalu-lalang pengunjung, sedangkan menurut Fadilah (2007) biosekuriti di pintu gerbang suatu kawasan peternakan unggas merupakan salah satu titik awal keberhasilan peternakan. Hal

(22)

22 ini menujukan bahwa program biosekuriti lalu-lalang pengunjung di PT. Januputra Sejahtera Farm tidak baik.

Desinfeksi kandang

Desinfeksi kandang di PT. Januputra Sejahtera Farm dilakukan pada pagi hari, hal ini bertujuan untuk menghindari cuaca yang panas dan mengganggu proses bertelurnya ayam. Desinfektan yang digunakan di PT. Januputra Sejahtera Farm yaitu hanya menggunakan Mediasept dan air, sedangkan alatnya menggunakan sanchin (mesin diesel). Dosis yang digunakan satu liter Mediasept untuk 200 liter air. Mediasept adalah antiseptik dengan bahan aktif Benzalkonium Chlorida yang digunakan untuk desinfeksi kandang, peralatan kandang dan ruang hatchery. Menurut Murtidjo (1992), Benzalkonium tergolong mudah larut dalam air, daya cucinya tinggi, menghilangkan bau, dan tidak merusak kulit. Desinfektan ini dapat dipergunakan untuk merendam telur, sanitasi mesin tetas, kandang, dan peralatan kandang ayam.

Tatalaksana desinfeksi di PT. Januputra Sejahtera Farm dilakukan pada saat ayam tetap berada di dalam kandang. Cara penyemprotan desinfektan tersebut yakni langsung mengenai ayam, menurut petugas bahan desinfektan tidak berbahaya apabila tertelan oleh ayam karena menurut petugas dapat menetralisir air dalam tubuh ayam. Kemudian untuk penyemprotan kandang dimulai dari kandang perflok sampai mengenai ayam. Penyemprotan ini menggunankan selang dan kompresor. Pada saat penyemprotan pekerja di PT. Januputra Sejahtera Farm

(23)

23 tidak menggunakan baju pelindung. Pekerja hanya menggunakan baju yang dikenakan sehari-hari dan hanya memakai alas kaki sandal. Pekerja juga tidak memakai masker. Pelaksanaan desinfeksi di PT. Januputra Sejahtera Farm dua kali dalam satuminggu. Menurut fadilah dkk (2007), penyemprotan kandang dan sekitarnya secara rutin (dua-tiga hari sekali) menggunakan desinfektan. Penyemprotan ini bertujuan membunuh atau menekan perkembangbiakan mikroorganisme yang ada disekitar kandang atau sekitar kandang. Namun pada saat penulis melaksanakan praktek kerja lapang di PT. Januputra Sejahtera Farm pelaksanaan desinfeksi kandang hanya dilakukan satu kali dalam satu minggu. Hal ini pelaksanaan desinfeksi belum maksimal.

(24)

24 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Program biosekurity yang dilakukan di PT. Januputra Sejahtera Farm mulai tanggal 27 April sampai 2 Mei adalah desinfeksi dan sanitasi. Sanitasi yang dilakukan adalah sanitasi lingkungan, peralatan, dan limbah. Sanitasi tersebut belum memenuhi syarat karena masih ada rumput di sekitar kandang, penangan waste product hanya dibuang, dan pembersihan peralatan kandang masih dilakukan di dalam kandang.

Desinfeksi yang dilakukan di PT. Januputra Sejahtera Farm hanya desinfeksi kandang, sedangkan untuk desinfeksi lalulintas pengunjung belum ada. Kesimpulan bahwa program biosekurity di PT. Januputra Sejahtera Farm sudah baik namun belum terlalu ketat.

Saran

Perlunya pedoman pelaksanaan program biosekurity yang tepat dan ketat di PT. Januputra Sejahtera Farm, sehingga penyebaran penyakit tidak akan meluas. Penanganan ayam mati di PT. Januputra Sejahtera Farm seharusnya dilakukan penguburan atau bisa dibakar supaya infeksi penyakit tidak meluas. Desinfeksi lalulintas seharusnya disediakan penyemprot dan bak celup untuk ban kendaraan, serta ruangan untuk sprayer, mandi, celup kaki, dan ganti pakaian. Desinfeksi petugas dan pengunjung dianjurkan menggunakan pakaian khusus

(25)

25 kandang untuk memasuki area kandang dan peralatan lain seperti sepatu boot, masker, dan sarung tangan agar meminimalkan kemungkinan penyebaran penyakit dari ternak ke manusia atau dari manusia ke ternak.

Gambar

Gambar 1.Kondisi rumput di PT. Januputra Sejahtera Farm
Gambar 2.Pembersihan tempat minum
Gambar 3. Proses pengolahan limbah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini terdiri dari dua percobaan yaitu 1) Iradiasi sinar gamma pada kalus embriogenik jeruk keprok SoE untuk mendapatkan nilai LD 50. 2) Seleksi untuk mendapatkan

Kecamatan dengan pertumbuhan tenaga kerja sub sektor perikanan di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2007 hingga tahun 2011 adalah Kecamatan Playen dan yang terendah adalah

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka penggalang di SD Jaranan Banguntapan Bantul dapat dilihat dari 1) perencanaan pihak

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1999/2000, yang merupakan APBN tahun awal era reformasi pembangunan, merupakan proses kelanjutan, peningkatan, perluasan,

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.. Dengan demikian, jenis lembaga

penelitian dan pengembangan olahan binahong maka perlu dilakukan penelitian dan pengamatan lebih lanjut, yang akan disesuaikan dengan proses operasi yang

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan karunianya sehingga penulisan karya ilmiah ini yang berjudul PENENTUAN NILAI REAKTIVITY RESIDU (RR) O 2

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku responden untuk tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi mereka sampai umur 6 bulan disebabkan karena responden sering menonton