• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu teknik perawatan ortodontik cekat yang digunakan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang digunakan dalam teknik tersebut menggunakan kawat bulat yaitu A. J. Wilcock Australian wire keluaran pabrik G &H Inggris dengan diameter 0,016-0,020 inci. Fletcher (1981) menyebutkan bahwa tahap pertama perawatan teknik Begg biasanya menggunakan kawat Australia diameter 0,016 inci. Kawat busur pada tahap pertama perawatan biasanya dilengkapi dengan lup vertikal untuk menambah kelentingan kawat. Kawat busur tersebut digunakan pada saat koreksi gigi geligi yang berdesakan. Pemakaian kawat busur dengan lup vertikal diganti dengan kawat busur lurus setelah kesejajaran gigi tercapai. Tahap kedua perawatan teknik Begg dapat menggunakan kawat busur lurus dengan diameter 0,016 atau 0,018 inci, sedangkan tahap ketiga perawatan menggunakan kawat diameter 0,020 inci.

Pabrik yang memproduksi A. J Wilcock Australian wire menyebutkan bahwa kawat Australia merupakan kawat yang paling cocok digunakan dalam perawatan ortodontik teknik Begg. Kawat tersebut memiliki kekerasan, kekuatan tarik dan sifat tidak berubah bentuk yang sesuai untuk digunakan dalam teknik Begg (Begg dan Kesling, 1977). Keunggulan kawat Australia dibandingkan dengan kawat yang lain tampak dalam penelitian Siti-Triaminingsih (2000) yang

(2)

menyebutkan bahwa kawat Australia memiliki kekerasan dan kekuatan tarik lebih besar dibandingkan dengan kawat stainless steel merek RMO.

Kawat Australia mempunyai beberapa tipe antara lain regular, spesial dan premium. Kawat Australia tipe regular memiliki sifat mudah dibentuk sehingga kawat tersebut digunakan sebagai kawat busur yang memerlukan tekukan seperti lup vertikal. Tipe spesial dan premium biasanya digunakan untuk pembukaan gigitan karena kedua tipe tersebut memiliki sifat tidak berubah bentuk yang lebih baik dibandingkan dengan tipe regular (Anonim, 2012).

Kawat Australia merek A. J. Wilcock mengandung unsur karbon, nikel, dan kromium. Kandungan karbon kawat Australia tipe regular 0,016 inci adalah 0,03%, tipe spesial 0,04%, dan tipe premium 0,07% (Sankar dkk., 2011). Peningkatan kandungan karbon pada suatu kawat menyebabkan kawat tersebut memiliki sifat lebih keras, lebih mudah patah, dan lebih mudah terjadi korosi karena terbentuknya kromium karbida (Kusy, 1997). Penambahan nikel bertujuan agar logam tersebut menjadi lebih stabil pada suhu ruang, tidak mudah patah, lebih mudah dibentuk atau dibengkokkan, dan lebih mudah dipatri. Kandungan nikel dan kromium yang tinggi dapat menambah kekuatan dan daya tahan logam tersebut terhadap korosi (Covert dan Tuthill, 2000). Daya tahan logam terhadap korosi dipengaruhi oleh lapisan pelindung yang disebut kromium oksida (Martinez, 2007).

Alat ortodontik cekat di dalam rongga mulut selalu bersentuhan dengan saliva dan jaringan rongga mulut lainnya. Ghom (2007) menyebutkan saliva mengandung ion anorganik antara lain Na+, K+, Cl-, dan HCO3-. Penelitian Schiff

(3)

dkk. (2005) menunjukkan ion klorida (Cl-) tersebut dapat merusak lapisan

pelindung suatu logam. Kerusakan lapisan pelindung logam mengakibatkan timbulnya korosi. Eliades dan Athanasiou (2002) menyebutkan bahwa ion klorida dan ion hidrogen (H+) yang terkandung dalam saliva dapat merusak lapisan

pelindung logam.

Penelitian mengenai korosi yang terjadi pada suatu bahan logam telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Kuhta dkk. (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terjadi pelepasan ion logam titanium (Ti), kromium (Cr), nikel (Ni), besi (Fe), tembaga (Cu) dan zing (Zn) pada alat ortodontik cekat setelah direndam dalam saliva buatan pH 6,75 ± 0,15 selama 1, 7, 14, dan 28 hari. Pemeriksaan saliva hasil perendaman pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelepasan ion logam paling besar terjadi pada 1–7 hari setelah perendaman dan menurun seiring bertambahnya waktu perendaman.

Hwang dkk. (2001) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa tidak terdapat peningkatan jumlah ion kromium yang terlepas dari braket, bucal tube, band, dan kawat stainless steel setelah direndam dalam saliva buatan pH 6,75 ± 0,15 selama 2–4 minggu. Pemeriksaan saliva hasil perendaman dalam penelitian tersebut menunjukkan tidak terdapat peningkatan pelepasan ion nikel setelah dua minggu perendaman. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian Barrett dkk. (1993) yang menyebutkan bahwa pelepasan ion kromium pada kawat stainless steel yang direndam dalam saliva buatan pH 6,75 ± 0,15 paling banyak terjadi setelah dua minggu perendaman, sedangkan ion nikel satu minggu setelah perendaman.

(4)

Tecky-Indriana (2005) menyebutkan bahwa pemeriksaan saliva buatan hasil perendaman kawat stainless steel menunjukkan bahwa puncak pelepasan ion kromium terjadi setelah dua minggu perendaman dan ion nikel setelah satu minggu perendaman. Lenti–Canina (2005) menyebutkan bahwa pemeriksaan kawat Australia tipe spesial dengan melebur kawat hasil perendaman tersebut menggunakan metode Analysis Activated Neutron (AAN) menunjukkan kawat Australia tipe spesial 0,016 inci melepaskan ion nikel dan kromium pada hari pertama sampai hari ke - 42. Rerata pelepasan ion nikel paling banyak terjadi pada hari ke - 35 sedangkan ion kromium pada hari ke - 42.

Pelepasan ion logam dapat menurunkan kekuatan tarik kawat titanium setelah kawat tersebut direndam dalam larutan asam fosfat selama 60 menit (Kaneko dkk., 2004). Penurunan kekuatan tarik pada kawat stainless steel dan titanium juga terjadi setelah kawat tersebut direndam dalam larutan yang mengandung asam flourida. Perendaman kawat titanium dalam larutan yang mengandung asam flourida menyebabkan permukaan kawat tampak lebih kasar jika dibandingkan dengan perendaman dalam air (Walker dkk., 2007).

Kawat Australia 0,016 inci mengandung nikel 12%–12,4% dan kromium 17,2%–18,2%. Presentase kandungan kedua unsur tersebut lebih besar dibandingkan dengan unsur Mo, Mn, C, Si, N, P, dan S (Sankar dkk., 2011). Jumlah nikel dan kromium dalam kawat Australia dapat berkurang karena proses korosi yang memungkinkan terjadi perubahan fisik dan sifat mekanis kawat. Pengetahuan mengenai proses korosi terhadap kawat Australia dapat menjadi

(5)

pertimbangan dalam penggantian kawat busur pada waktu kontrol perawatan ortodontik teknik Begg.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pelepasan ion nikel dan kromium pada kawat Australia antara lama perendaman 1, 7, 14, 28, 35, dan 42 hari ?

2. Apakah terdapat perbedaan pelepasan ion nikel dan kromium antara kawat Australia 0,016 inci tipe regular, spesial, dan premium setelah direndam dalam saliva buatan ?

3. Apakah terdapat perbedaan pelepasan ion nikel dan kromium pada interaksi antara lama perendaman dengan tipe kawat Australia?

C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari:

1. Pengaruh lama perendaman terhadap pelepasan ion nikel dan kromium kawat Australia yang direndam dalam saliva buatan pH normal selama 1, 7, 14, 28, 35, dan 42 hari.

2. Pengaruh tipe kawat Australia 0,016 inci terhadap pelepasan ion nikel dan kromium setelah direndam dalam saliva buatan pH normal.

3. Pengaruh lama perendaman dan tipe kawat Australia terhadap pelepasan ion nikel dan kromium setelah direndam dalam saliva buatan pH normal.

(6)

D. Manfaat

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi bagi ortodontis mengenai kemungkinan terjadi penurunan kualitas kawat Australia karena adanya pelepasan ion nikel dan ion kromium selama pemakaian di dalam rongga mulut sehingga perlu penggantian kawat busur secara periodik.

E. Keaslian Penelitian

Kuhta dkk. (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh pH saliva dan jenis kawat terhadap pelepasan ion logam stainless steel, NiTi dan NiTi termal. Pemeriksaan saliva hasil perendaman dalam penelitian tersebut menunjukkan terjadi pelepasan ion logam titanium (Ti), kromium (Cr), nikel (Ni), besi (Fe), tembaga (Cu) dan zing (Zn) selama 1, 7, 14, dan 28 hari perendaman pada stainless steel, NiTi dan NiTi termal. Pelsue dkk. (2009) melakukan penelitian mengenai struktur, komposisi dan sifat mekanik kawat Australia. Hasil penelitian menunjukkan kawat Australia tipe regular 0,016 inci, regular plus 0,018 inci dan spesial plus 0,018 inci mengandung karbon yang tinggi dan tingkat kekerasan yang sama. Lenti–Canina (2005) melakukan penelitian pengaruh waktu perendaman dalam saliva buatan pH 4,95–7,26 terhadap pelepasan ion logam kawat Australia tipe spesial. Hasil pemeriksaan dengan metode Analysis Activated Neutron (AAN) menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar besi 6,6%, mangan 13,67%, kobalt 11,67%, nikel 30,5% dan kromium 19,5% setelah 42 hari perendaman. Sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh lama perendaman terhadap pelepasan ion nikel dan ion kromium

(7)

kawat Australia tipe regular, spesial dan premium yang direndam dalam saliva buatan pH normal selama 1, 7, 14, 28, 35 dan 42 hari”.

Referensi

Dokumen terkait

Dimulai dari pasien yang memberikan data kepala keluarga dan data pasien kepada admin, lalu admin menginput data kepala keluarga dan data pasien kedalam sistem lalu

Selanjutnya terhadap magni- tudo D k , sinyal Uk akan membesar dengan membesarnya Dk serta mengecil dengan mengecilnya nilai tersebut. Berdasarkan logika ini dapat

wool, atau poliester. Kemudian tutup mesin dan tekan engkolnya sehingga interfacing akan menyatu dengan bahan pakaian dengan rapi.. Mahasiswa dapat melakukan teknik

Hasil perhitungan laju korosi kawat ortodontik stainless steel pada perendaman air kelapa dan larutan salin menunjukkan bahwa laju korosi kawat meningkat seiring dengan

Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan penekanan pada struktur kekuatan kawat dalam menahan beban, serta eksplorasi desain dengan teknik olah kawat yaitu puntir (twisting),

Eric-Rahardjo (2012) dalam tesisnya tentang perbandingan besar friksi antara braket Begg dan braket self-ligating aktif dan pasif menggunakan kawat busur stainless steel

0852 1723 4482, kawat bronjong jawa timur, kawat bronjong di tangerang, harga kawat bronjong terbaru, ukuran bronjong kawat, kawat untuk bronjong, kawat bronjong wonosari, kawat

Kloset Duduk keramik merk Mono Blok American Standar buah. Kloset Duduk keramik merk Mono Blok