• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. secara lahir dan batin, yang oleh masyarakat disebut soroh. Soroh merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. secara lahir dan batin, yang oleh masyarakat disebut soroh. Soroh merupakan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat Bali memiliki kekhasan sosial dalam membina kekerabatan secara lahir dan batin, yang oleh masyarakat disebut soroh. Soroh merupakan ikatan sosial dalam paguyuban masyarakat umat Hindu di Bali yang merujuk pada garis keturunan (klan). Putu Setia (2008:207) dalam hasil karyanya Bali yang Meradang menuturkan “Soroh atau klan ini mengacu kepada kesamaan leluhur atau lumrah disebut kesamaan kawitan”.

Tiap soroh menyakini bahwa seluruh anggota kelompok (semeton) mengakar dari satu aliran keturunan leluhur yang sama disebut dengan istilah tunggal dadia, tunggal kawitan dan berkumpul dalam satu pura yakni Pura Dadia, Pura Kawitan. Pura Kawitan sendiri merupakan tempat suci seluruh umat Hindu di Bali untuk memuja leluhurnya yang berasal dari latar belakang keluarga berbeda tetapi tetap berada dalam satu garis keturunan (trah) yang sama. Pada umunya, dalam merayakan hari raya umat Hindu (piodalan) para semeton dari masing-masing soroh diseluruh wilayah Bali berkumpul untuk bersembahyang bersama. Namun, setiap pasemetonan di masing-masing desa juga memiliki ruang linkup yang lebih kecil disebut Dadia. Sehingga sistem kekerabatan antar pasemeton dari suatu soroh memiliki hubungan yang lebih spesifik dan tetap berhubungan antar satu dengan yang lainnya. (Pawana:2015).

(2)

Tahun 1950an menjadi awal kemunculan ikatan soroh di Bali dan mengalami perkembangan yang pesat ditengah masyarakat. Salah satu soroh yang memiliki pengaruh besar dewasa ini adalah soroh Pasek. Paguyuban soroh Pasek lahir pada tahun 1952 dan dikenal dengan sebutan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR). Lahirnya MGPSSR ditengah warga Pasek bertujuan untuk meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Bhatara Kawitan dan mewujudkan Bali yang unggul sesuai Bhisama untuk pengabdian kepada agama, bangsa dan negara. Kondisi tersebut merupakan tradisi dari leluhur Warga Pasek (Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi) yang telah melakukan wujud bhakti serta pengabdian sebagai pemegang kepemimpinan dalam bidang pemerintahan ataupun lembaga keagamaan.

Menurut Soebandi (2009:35) dalam Sejarah Pasek menyebutkan pada tingkat menengah (daerah setempat) fungsi Bendesa kebanyakan dijabat oleh leluhur Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi. Hal tersebut menyebabkan MGPSSR memiliki posisi istimewa dalam mempengaruhi masyarakat, khususnya dalam tingkat lokal dan masyarakat yang berada dalam satu garis keturunan (trah). Salah satu wilayah khusus yang menjadi mayoritas Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi di Bali adalah Kabupaten Karangasem.

Penglingsir MGPSSR Karangasem Made Putra Ayusta menegaskan “MGPSSR adalah organisasi ngayah kepada Ida Batara Kawitan” (Metro:2012). Namun dewasa ini, kuatnya persatuan dan kesatuan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (warga Pasek) disadari potensial sebagai salah satu faktor pendukung dalam mencapai kekuasaan. Hal tersebut sangat terasa pada penyelenggaraan

(3)

Pilkada Karangasem tahun 2015 lalu, yang ditandai dengan adanya respon emosional warga Pasek berupa dukungan serta empati kepada kandidat. Salah satunya dapat dilihat pada liputan Bali TV yakni Dadia Pasek dan Kanuruhan solid dukung paket SUKSES. (http://.youtu.be/5D4FcvKwmFs).

Pilkada Karangasem diikuti oleh tiga pasangan calon yakni I Wayan Sudirta-Ni Made Sumiati (SMS), I Gusti Ayu Mas Sumatri-I Wayan Arta Dipa (MASDIPA) dan I Made Sukerana-I Komang Kisid (SUKSES). Dari ketiga pasangan calon tersebut, diketahui pasangan calon I Wayan Sudirta-Ni Made Sumiati (SMS) dan I Made Sukerana-I Komang Kisid (SUKSES) berasal dari soroh Pasek dan sama-sama berupaya menarik simpati warga Pasek dalam pesta demokrasi tersebut. Berlangsungnya Pilkada serentak Kabupaten Karangasem pada 9 Desember 2015 tersebut menyebutkan bahwa pasangan nomor urut satu maupun tiga yakni I Wayan Sudirta-Ni Made Sumiati (SMS) dan I Made Sukerana-I Komang Kisid (SUKSES) sama-sama tidak mencapai kesuksesan. Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan dalam fenomena politik tingkat lokal tersebut dimenangi oleh pasangan calon yang bukan merupakan keturunan soroh Pasek, adapun pasangan calon yang dimaksud adalah pasangan calon I Gusti Ayu Mas Sumatri-I Wayan Arta Dipa (MASDIPA). Berikut adalah hasil rekapitulasi perolehan suara dalam Pilkada Karangasem tahun 2015 yakni :

(4)

Tabel 1.1 Rekapitulasi perolehan suara dalam Pilkada Karangasem 2015

No. Nama Kandidat Perolehan

Suara Presentase 1 Mas Sumatri-Arta Dipa

(MASDIPA) 102.467 42%

2 Sudirta-Sumiati (SMS) 74.402 31%

3 Sukerana-Kisid (SUKSES) 66.346 27%

Sumber : (http://suarabali.com/koster-akui-belum-beruntung-di-karangasem/)

Fenomena tersebut kemudian mengarah pada sikap politik organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi, dimana Maha Gotra Pasek Sanak Sata Rsi merupakan organisasi berbasis kekerabatan yang memiliki tujuan untuk ngayah kepada leluhur dan terbebas dari kepentingan politik. Namun, dewasa ini soroh Pasek dilihat sebagai faktor penting untuk mempengaruhi sikap politik masyarakat khususnya warga Pasek MGPSSR di Kabupaten Karangasem. Kondisi tersebut menandakan bahwa masyarakat umat Hindu di Bali memandang bahwa ikatan sosial merupakan suatu hal yang amat penting, dimana dalam hal ini ikatan sosial yang dimaksud dalam hal ini adalah ikatan soroh.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(5)

“Bagaimana fenomena politik soroh terhadap sikap politik organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) dalam Pilkada Serentak Kabupaten Karangasem tahun 2015 ?”

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan penelitian tidak meluas dan tetap berada dalam permasalahan yang ada, maka fokus dalam penelitian ini mengenai politik soroh dalam Pilkada tahun 2015. Penelitian ini mengkaji tentang sikap politik organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Kabupaten Karangasem dan secara terperinci membahas bagaimana fenomena politik soroh terhadap sikap politik organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Kabupaten Karangasem.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yang berjudul Fenomena Politik Soroh terhadap Sikap Politik Organisasi MGPSSR dalam Pilkada Serentak Kabupaten Karangasem Tahun 2015 ini adalah untuk menjelaskan bagaimana fenomena politik soroh terhadap sikap organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Kabupaten Karangasem. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana sikap politik organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi MGPSSR dalam Pilkada Serentak Kabupaten Karangasem Tahun 2015.

(6)

2. Untuk mengetahui sejauh mana soroh dalam organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) mempengaruhi sikap politik masyarakat dalam Pilkada Serentak Karangasem tahun 2015.

3. Untuk membantu masyarakat mengetahui bagaimana politik soroh mempengaruhi Pilkada Serentak Karangasem tahun 2015.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua manfaat yakni manfaat akademis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya bidang Ilmu Politik mengenai fenomena politik soroh terhadap sikap politik organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) dalam Pilkada Serentak Kabupaten Karangasem tahun 2015.

b. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi pedoman untuk penelitian lain yang memiliki kesamaan maupun kemiripan dalam tema penelitian.

c. Penelitian ini merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar sarjana Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana.

(7)

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku politik dalam melihat fenomena politik soroh, khususnya sikap politik organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi dalam Pilkada Serentak Kabupaten Karangasem tahun 2015.

b. Penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat mengetahui tentang fenomena politik soroh dalam Pilkada Serentak Kabupaten Karangasem tahun 2015, khususnya sikap politik organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR).

1.6 Sistematika Penulisan

Pada Bab I (Pendahuluan) terdiri dari beberapa tajuk bab, yakni latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Dalam latar belakang, mengulas tentang alasan dari judul penelitian. Rumusan masalah merupakan hasil ulasan latar belakang yang di rumuskan dalam bentuk permasalahan. Tujuan penelitian memaparkan tujuan dari dibuatnya penelitian ini. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua yakni manfaat akademis dan praktis yang tujuannya adalah dapat berguna serta memotivasi pihak terkait menyangkut topik. Sistematika penulisan bertujuan menguraikan tulisan dengan menyebutkan urutan-urutan tulisan.

Bab II (Tinjauan Pustaka) merupakan bagian yang memaparkan kajian pustaka serta kerangka konseptual. Kajian pustaka memuat penelitian atau karya-karya ilmiah sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Sementara itu,

(8)

kerangka konseptual berfungsi untuk menjelaskan landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian dan dilanjutkan dengan pemaparan kerangka alur berpikir

Bab III (Metodologi Penelitian) dalam bab ini penelitian difokuskan pada metode yang digunakan dalam meneliti. Fungsinya untuk memberi pemahaman mengenai jenis penelitian, sumber data, unit analisis dan teknik dalam penelitian.

Bab IV (Pembahasan) mencakup dua bagian yakni pertama, gambaran umum obyek penelitian dan kedua, hasil temuan dan analisa. Dalam bagian pertama yakni memuat beberapa gambaran umum obyek penelitian seperti gambaran umum lokasi penelitian, tepatnya di Kabupaten Karangasem. Kedua, memuat gambaran umum terkait objek penelitian yaitu Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Kabupaten Karangasem. Selanjutnya, pembahasan mengarah dengan membahas bagaimana sikap politik organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) dalam Pilkada Serentak Karangasem tahun 2015.

Bab V (Penutup) merupakan bab akhir dalam penelitian ini, fungsinya adalah untuk menguraikan kesimpulan disertakan dengan saran dari penelitian. Kesimpulan tersebut berupa jawaban singkat atas rumusan masalah dalam penelitian. Sementara saran ditulis agar dapat berguna bagi penelitian serupa dalam mengembangkan penelitian-penelitian.

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi perolehan suara dalam Pilkada Karangasem 2015

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tas ini berbentuk sederhana dan simpel hanya ditambahkan dengan boneka-boneka monster, warna-warna yang dipilih juga warna-warna yang cerah sehingga cocok digunakan untuk

Adam, W. Boneka & Aksesori Rajut Anak. Jakarta: Kriya Pustaka. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Struktur Organisasi Penguatan kelembagaan Pemerintah Kampung Tualang Baro telah terbentuk dan berjalan sesuai dengan Qanun Kabupaten Aceh

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. Sari

[r]

Minyak otak sapi dan otak kambing yang digunakan diperoleh dari proses. sokletasi dengan menggunakan