• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Fungi pada Mol Sebagai Dekomposisi Bahan Organik yang Digunakan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Reboisasi Bibit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Fungi pada Mol Sebagai Dekomposisi Bahan Organik yang Digunakan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Reboisasi Bibit"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI FUNGI PADA MOL SEBAGAI DEKOMPOSISI

BAHAN ORGANIK YANG DIGUNAKAN UNTUK

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN

TANAMAN REBOISASI BIBIT

MARTHAYANA SIMAMORA 131201008

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

IDENTIFIKASI FUNGI PADA MOL SEBAGAI DEKOMPOSISI

BAHAN ORGANIK YANG DIGUNAKAN UNTUK

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN

TANAMAN REBOISASI BIBIT

SKRIPSI

Oleh :

MARTHAYANA SIMAMORA 131201008

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

IDENTIFIKASI FUNGI PADA MOL SEBAGAI DEKOMPOSISI

BAHAN ORGANIK YANG DIGUNAKAN UNTUK

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN

TANAMAN REBOISASI BIBIT

SKRIPSI

Oleh :

MARTHAYANA SIMAMORA 131201008/KEHUTANAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana di Fakultas Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Identifikasi Fungi pada Mol Sebagai Dekomposisi Bahan Organik yang Digunakan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Reboisasi Bibit

Nama : Marthayana Simamora

NIM : 131201008

Minat : Budidaya Hutan

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Dr. Budi Utomo, SP, MP Dr. Ir. Yunasfi, M.Si

Ketua Anggota

Mengetahui,

(5)

ABSTRACT

MARTHAYANA SIMAMORA.Identification of Fungi on MOL As Organic Decomposition of Materials Used to Increase Growth of Reforestation of Seeds, supervised by BUDI UTOMO and YUNASFI.

Local microorganism (MOL) are used as starter in the manufacture of solid organic fertilizer and liquid fertilizer. MOL contains micro and macro nutrients and also contains potential bacteria as organic material remodeling, growth stimulants, and as pest and plant disease control agents, so MOL can be used as both a composer, a biofertilizer, and as an organic pesticide mainly as a fungicide. The purpose of this study was to obtain the types of fungi in MOL, to know the number of fungi types in MOL and to determine the shape of fungi in MOL, which is used as decomposition of organic material to increase the growth of reforestation of seedlings.

The materials used in making MOL are made from a mixture of tape, tempeh, yogurt, and made from a mixture of fruits and vegetables. This research was conducted in September 2016 until November 2016. Fungi that can be isolated were Rhizhopus sp., Aspergillus sp., Fusarium sp., And Penicillium sp., andTrichoderma sp. The parameters observed were colony color, colony diameter, conidiofor size, hypha diameter, and conidia diameter. The results showed that there are types of fungi that have an important role in the process of decomposition of organic materials so that it can be used in increasing the growth of reforestation of seedlings.

(6)

ABSTRAK

MARTHAYANA SIMAMORA. Identifikasi Fungi pada MOL Sebagai Dekomposisi Bahan Organik yang Digunakan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Reboisasi Bibit dibimbing oleh BUDI UTOMO dan YUNASFI

Mikroorganisme lokal (MOL)dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer, pupuk hayati, dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis-jenis fungi pada MOL, mengetahui jumlah jenis-jenis fungi pada MOL dan untuk mengetahui bentuk fungi pada MOL, yang digunakan sebagai dekomposisi bahan organik untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman reboisasi bibit.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan MOL dibuat dari campuran tape, tempe, yoghurt, dan berbahan campuran buah sayur. Penelitian ini dilaksanakan bulan September 2016 sampai dengan bulan November 2016. Fungi yang berhasil diisolasi adalah Rhizhopus sp., Aspergillus sp., Fusarium sp., Penicillium sp., dan Trichoderma sp. Parameter yang diamati adalah warna koloni, diameter koloni, ukuran konidiofor, diameter hifa, dan diameter konidia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis-jenis fungi yang memiliki peran penting dalam proses dekomposisi bahan organik sehingga dapat digunakan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman reboisasi bibit.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Marthayana Simamora dilahirkan di Pakkat, Kabupaten Humbang

Hasundutan, pada tanggal 30 September 1995 dari Ayahanda Masri Simamora

dan Ibunda Rindawaty Malango. Penulis merupakan anak pertama dari lima

bersaudara.

Tahun 2007 penulis lulus dari SD Negeri No.173472 Sijarango 2, tahun

2010 lulus dari SMP RK ST Maria Pakkat dan tahun 2013 penulis lulus dari SMA

RK ST Maria Pakkat. Pada tahun 2013 tersebut, penulis lulus seleksi melanjutkan

perkuliahan di Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), memilih jurusan Kehutanan, Fakultas

Kehutanan.

Selain mengikuti perkuliahan, pada tahun 2015 penulis mengikuti Praktik

Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Hutan desa Aek Nauli, Kabupaten

Simalungun, Sumatera Utara. Selama perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota

Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS).Penulis melaksanakan praktek kerja

lapangan (PKL) di Perhutani KPH Bandung Utara, dari tanggal 25Januari sampai

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Identifikasi Fungi pada MOL Sebagai Dekomposisi Bahan Organik yang

Digunakan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Reboisasi Bibit.Skripsi

ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan studi pada jenjang Strata satu

(S1) di Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menghanturkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua tercinta, Ayahanda Masri Simamora dan Ibunda Rindawaty

Malango, sertaAdik-adik Frengki T Simamora, Yopie A Simamora, Trisna C

Simamora dan Dito A Simamora, yang telah memberikan bantuan baik moril

dan material sampai skripsi ini dapat selesai.

2. Bapak Dr. Budi Utomo, S.P, M.P dan Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku

Komisi Pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan memberikan saran

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Rekan tim penelitian dan rekan mahasiswa/i Fakultas Kehutanan USU:

Renhard Manurung, Nurhalimah, Iqbal Mutaqin, Ariasta B Tarigan, Winta

Sari, Yunita Panjaitan,Nike Silalahi, Santi Sari Nainggolan, Masrida Wasilah,

Dian Pertiwi, Risa Handayani, Sutan Sahala, Khairil Anwar, Emir Naldi,

Abdul Majid Siregar, Fransen Hasugian, Felix Silalahi, Muhammad Arif,

Alpriyan Marbun serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

(9)

Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai

dasar penelitian-penelitian selanjutnya dan dapat menyumbangkan pengetahuan

bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Kehutanan.

Medan, Juni 2017

(10)

DAFTAR ISI

Fungi Perombak Bahan Organik... 17

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian... 19

Bahan dan Alat Penelitian... 19

Prosedur Penelitian... 19

Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA)... 20

Isolasi Fungi dari MOL... 21

Identifikasi Fungi... 22

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pebahasan... 24

Jenis-jenis fungi yang terdapat pada MOL... 24

Karakteristik jenis-jenis fungi pada MOL berbahan campuran tape, tempe dan yogurt... 24

Fusarium sp...24

(11)

Penicilliumsp... 27 Rhizopussp... 29 Karakteristik jenis-jenis fungi pada MOL berbahan campuran buah sayur... 31 Trichoderma sp... 31

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan... 34 Saran... 34

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Biakan MOL berbahan campuran tape, tempe dan yoghurt (A), dan

Biakan MOL berbahan campuran buah sayur (B)... 22

2. Proses pencairan PDA instan padat pada panci berisi air yang dipanaskan

(A), PDA instan yang telah mencair atau siap pakai (B)... 23

3. Isolasi Fungi dari Mikroorganisme Lokal (MOL) dengan bahan Campuran buah sayur (A), bahan campuran tape, tempe, dan yoghurt

(B)... 24

4. Proses pemindahan fungi pada kaca preparat (A) dan kaca preparat

yang akan diamati secara mikroskopis (B)... 25

5. Fusarium sp., (A) koloni berumur 14 hari pada media SA dan (B)

bentukmikroskopis konidia (a) dan konidiofor (b) dengan perbesaran

100kali... 26

6. Aspergillus sp., (A) koloni berumur 14 hari pada media SA dan (B)

bentukmikroskopis konidia (a) dan konidiofor (b) dengan perbesaran

100 kali... 28

7. Penicillium sp., (A) koloni berumur 14 hari pada media SA dan (B) bentuk mikroskopis konidia (a) dan konidiofor (b) dengan perbesaran

100 kali... 30

8. Rhizopus sp., (A) koloni berumur 14 hari pada media SA dan (B) bentuk mikroskopis konidia (a) dan konidiofor (b) dengan perbesaran

100 kali... 32

9. Trichoderma sp.(A) koloni berumur 14 hari pada media SA dan (B) bentuk mikroskopiskonidiofor (a) dan konidia (b) dengan perbesaran

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Jenis-Jenis Fungi yang Berhasil di Identifikasi... 22

Referensi

Dokumen terkait

Nonetheless, research results from Code river banks - Yogyakarta and Diwak hot water bathing site, Semarang district, disclosed something interest that is crucial

Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi

Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa prevalensi karies interproksimal yang terdapat pada anak Sekolah Dasar Letjend Djamin Ginting menunjukkan angka yang tinggi yaitu

petugas dalam memberikan perhatian terhadap penumpang angkutan umum. Masih kurangnya kemampuan untuk memberikan pelayanan yang terpercaya kepada penumpang angkutan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara penguasaan mata diklat produktif dan nilai praktik industri dengan hasil uji kompetensi keahlian

Proximal caries detection accuracy using intraoral bitewing radiography, extraoral bitewing radiography and panoramic radiography.. Comparison of proximal caries detection in

pegawai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dalam implementasi kebijakan peraturan Bupati Pangandaran Nomor 45 Tahun 2013 tentang Retribusi Tempat Pelelangan Ikan pada

Data yang sudah diproses dengan aplikasi ini memiliki tingkat keamanan yang cukup kuat proses enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang berbeda sehingga penyadap tidak