• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efisiensi Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efisiensi Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kabupaten Karo

(2)

Gambar 1. Letak Kabupaten Karo di Provinsi Sumatera Utara

Pasar Hewan Desa Suka

Terdapat dua buah pasar hewan di Kabupaten Karo yaitu di Desa Suka

Kecamatan Tigapanah dan Desa Sukarame Kecamatan Munthe. Desa Suka berada

1 km dari Tigapanah. Kegiatan di pasar hewan berlangsung setiap hari selasa dan

dimulai pada pukul 09.00 WIB, tetapi meskipun para pemilik hewan sudah ada

ditempat, transaksi dilakukan jam 13.00 WIB. Inilah waktu yang terbaik untuk

mengunjungi pasar ini. Sekitar 600-700 hewan, kebanyakan lembu dan kerbau

dibawa untuk dijual. Hampir setengah dari hewan tersebut akan terjual. Kerbau

dan lembu masih dipergunakan sebagai alat trasportasi di beberapa daerah di

(3)

Gambar 2. Peta lokasi pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Sapi Potong

(4)

kecerdasan disamping diperlukan untuk daya tahan tubuh (Sudarmono dan Sugeng, 2008).

Sapi potong dan daging sapi mempunyai peranan cukup strategis dalam

memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia sehingga keberadaannya dan

kesinambungan usaha sapi potong perlu mendapat perhatian secara serius. Di

pihak lain, perlindungan terhadap konsumen daging (masyarakat Indonesia)

sangat mengharapkan mendapatkan harga daging yang wajar serta terjangkau

sesuai dengan daya beli masyarakat (Masbulan et al., 2000).

Daging merupakan bahan pangan pokok yang dibutuhkan oleh setiap orang

dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kesehatan tubuh. Sehingga

konsumsi daging akan cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya tingkat

pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia seperti yang

diekspresikan oleh tingkat pendapatan perkapita yang terus meningkat akan secara

langsung merubah pola konsumsi pangan penduduk ke arah protein hewani seperti

daging, telur, dan susu . Dengan demikian keadaan tersebut akan juga mengubah

struktur permintaan terhadap komoditas ternak yang selanjutnya akan juga

berpengaruh terhadap kebijaksanaan penyediaan pangan, harga, proyeksi

permintaan, kemungkinan peralihan kantong produksi ternak ke arah yang lebih

spesialisasi, dan juga terhadap kebutuhan ternak itu sendiri seperti penyediaan

hijauan pakan dan konsentrat (Soedjana, 1994).

Produksi dari usaha sapi potong akan cepat maju apabila pemasaran berjalan

cukup pesat, baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai bahan ekspor. Adanya

perkembangan kota- kota besar, kemajuan ilmu pengetahuan, peningkatan taraf

(5)

pula akan membawa pengaruh baik terhadap perubahan menu makanan yang

mengandung banyak protein. Hal ini berarti kebutuhan atau permintaan daging

khususnya daging sapi akan meningkat. Demikian pula semakin meningkatnya

kebutuhan protein hewani berupa daging sapi di luar negeri, khususnya negara –

negara tetangga dekat seperti Singapura, Malaysia, Hongkong dan Jepang akan

semakin menunjang dan memacu perkembangan ternak sapi potong

(Sudarmono, 2008).

Konsep Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu

atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada

pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau

jasa mulai dari produsen sampai konsumen (Shinta, 2011).

Pemasaran merupakan muara akhir dari suatu aktivitas produksi, untuk

memperoleh nilai harga barang produksi guna melanjutkan usaha dikemudian

hari dan menciptakan kesejahteraan pengguna. Pasar dapat berupa suatu lokasi

dimana terjadi transaksi dalam rangka pemindahan hak dari suatu pihak kepada

pihak lainnya yang memanfaatkan alat tukar berupa uang yang diperlukan

peternak pada berbagai aspek kehidupannya. Kegiatan pemasaran ternak dapat

berlangsung pada berbagai lokasi yaitu di lokasi kandang peternak maupun di

lokasi pasar Hewan yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah

(6)

Pemasaran merupakan kegiatan aliran barang dan jasa dari produsen ke

konsumen dengan tujuan untuk memberi kepuasan kepada konsumen. Untuk

menganalisis saluran pemasaran dapat dilakukan tiga pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan fungsi (Functional approach); merupakan pendekatan yang

mempelajari fungsi-fungsi yang ada dalam lembaga pemasaran yang terlibat

dalam tataniaga suatu komoditi. Pendekatan fungsi terdiri dari fungsi

pertukaran meliputi pembelian dan penjualan, fungsi fisik meliputi

penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan, dan fungsi fasilitas yang meliputi

standarisasi dan grading, penanggungan resiko, pembiayaan dan informasi

pasar.

2. Pendekatan kelembagaan (Institutional approach), pendekatan kelembagaan

ini berguna untuk mempelajari atau mengamati peranan masing-masing

lembaga pemasaran dalam kegiatan pemasaran yang terdiri dari produsen,

bandar, pengecer, konsumen, dan lain-lain.

3. Pendekatan perilaku (Behavioral system approach), pendekatan ini merupakan

pelengkap dari kedua fungsi di atas, yaitu menganalisis aktivitas -aktivitas

yang ada dalam proses pemasaran seperti perubahan dan perilaku lembaga

pemasaran. Pemasaran produk pertanian merupakan pemasaran produk yang

memerlukan penanganan yang intesif hingga sampai ke tangan konsumen. Hal

ini disebabkan oleh karakteristik produk pertanian yang mudah rusak,

membutuhkan ruang, di produksi dalam jumlah besar. Oleh karena itu

dibutuhkan integrasi berbagai pihak agar produk sampai ke tangan konsumen

tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan

(7)

Saluran Pemasaran

Pemasaran atau tataniaga adalah kegiatan atau aktivitas yang berhubungan

dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan

kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen.

Sedangkan saluran pemasaran atau saluran tataniaga dapat diartikan sebagai

kumpulan atau himpunan perusahaan atau perorangan yang mengambil alih hak

atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang

dan jasa tersebut berpindah dari tangan produsen menuju tangan konsumen

(Limbong dan Sitorus, 1987).

Saluran pemasaran dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya

tingkat saluran. Dalam saluran pemasaran terdapat panjang saluran pemasaran

yang ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang

atau jasa (Prihantini, 2015).

Gambar 3. Contoh Saluran Pemasaran Sapi Potong

Gambar ini merupakan contoh saluran pemasaran sapi potong. Pada saluran

pertama peternak sapi potong yang langsung menjual kepada konsumen tanpa

adanya perantara. Pada saluran kedua terdapat satu perantara yaitu pedagang

(8)

akhir. Pada saluran ketiga terdapat dua perantara yaitu pedagang pengumpul dan

pedagang pengecer, saluran nya terdiri dari peternak, pedagang pengumpul,

pedagang pengecer dan konsumen akhir.

Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang

menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen

kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau

individu lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan

konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan

waktu yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah

menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen

semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga

pemasaran ini berupa margin pemasaran. Lembaga pemasaran ini dapat

digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan

bentuk usaha nya (Sudiyono, 2004).

Fungsi Pemasaran

Saluran pemasaran memiliki begitu banyak lembaga pemasaran.

Masing-masing lembaga pemasaran memiliki fungsi dan peranan yang berbeda. Fungsi

dan peranan tersebut juga mempengaruhi tingkat efisiensi saluran pemasaran.

Fungsi ini didekati melalui pendekatan fungsi pemasaran, yakni :

1. Fungsi Pertukaran

Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang berkaitan dengan perpindahan hak

milik barang atau jasa yang dipasarkan. Fungsi ini terdiri atas fungsi

(9)

2. Fungsi Fisik

Fungsi fisik merupakan aktivitas penanganan, pergerakan, dan perubahan fisik

dari produk / jasa serta turunannya. Fungsi ini berkaitan dengan semua

aktivitas yang berhubungan langsung dengan barang atau jasa sehingga

menimbulkan kegunaan tempat, waktu, dan bentuk. Fungsi ini dibagi menjadi

fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan, fungsi pengolahan, fungsi pabrikan,

dan fungsi pengemasan.

3. Fungsi Fasilitas

Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang berhubungan dengan tindakan

yang terjadi antara produsen dan konsumen. Fungsi ini terdiri atas fungsi

pembiayaan, fungsi penanggungan resiko, fungsi standarisasi dan grading,

fungsi informasi pasar, fungsi komunikasi, dan fungsi promosi

(Asmarantaka, 2012).

Struktur Pasar

Struktur pasar (market structure) adalah suatu dimensi yang menjelaskan

pengambilan keputusan oleh perusahaan atau industri, jumlah perusahaan dalam

suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagai ukuran seperti size atau

concentration, deskripsi dan diferensiasi produk, syarat-syarat entry dan

sebagainya (Limbong dan Sitorus, 1987).

Ada empat karakteristik pasar yang perlu dipertimbangkan dalam

menentukan struktur pasar, yaitu:

1. Jumlah dan besar penjual dan pembeli; apakah penjual relatif banyak sehingga

tidak terdapat seorang penjual pun yang dapat mempengaruhi harga? Dengan

(10)

dengan harga yang lebih tinggi menyebabkan konsumen pindah untuk

mengkonsumsi komoditi yang lainnya dan apabila penjual tersebut menjual

produknya lebih rendah daripada harga yang berlaku di pasaran maka tidak

mempengaruhi harga pasar secara berarti sebab bagian pasar (market share)

yang dikuasai penjual tersebut sangat kecil sekali sehingga tidak

mempengaruhi harga barang yang berlaku di pasar. Ataukah sebaliknya jumlah

penjual sedikit sehingga dapat mempengaruhi harga pasar?

2. Keadaan produk yang diperjual belikan; apakah produk tersebut homogen,

berbeda corak ataukah produk produk tersebut unik sehingga tidak ada penjual

lain yang dapat mensubtitusikan komoditi yang dijual penjual tersebut?

3. Kemudahan masuk dan keluar pasar; apakah perusahaan mudah masuk dalam

pasar jika terdapat keuntungan ekonomis ataukah perusahaan tersebut mudah

keluar dari pasar seandainya tidak tercapai keuntungan normal; dan

4. Pengetahuan konsumen terhadap harga dan struktur biaya produksi; apakah

terdapat informasi harga yang wajar bagi konsumen ataukah tidak ada

informasi harga yang memadai sehingga memungkinkan perusahaan untuk

melakukan diskriminasi harga?

(Sudiyono, 2004).

Perilaku Pasar

Perilaku pasar menunjukkan tingkah laku perusahaan dalam struktur pasar

tertentu terutama bentuk-bentuk keputusan apa yang harus diambil dalam

menghadapi berbagai struktur pasar. Perilaku pasar meliputi kegiatan penjualan,

(11)

dari proses pembentukan harga dan stabilitas harga serta ada tidaknya praktek

jujur dari lembaga yang terlibat dalam tataniaga (Azzaino, 1982).

Perilaku pasar terkait dengan tindak tanduk serta langkah yang

diimplementasikan oleh penjual saat memasarkan. Tindakan yang dilakukan dapat

berpengaruh pada penetapan harga dan keragaan pasar di daerah yang menjadi

fokus penelitian. Perilaku pasar dapat mencerminkan aliran suatu produk mulai

dari tangan produsen hingga ke tangan konsumen. Pada umumnya perilaku pasar

tercermin pada saat beroperasi. Seperti saat penentuan harga, sosialisasi,

penetapan pangsa pasar serta aktivitas transaksi di pasar. Terdapat tiga cara

mengenal perilaku pasar, yaitu :

1. Penentuan Harga dan Setting of Output : Penentuan harga yang dilakukan tanpa

mempengaruhi perusahaan lain. Penetapan ini dilakukan secara bersama-sama

dengan para penjual yang lain dan penetapan harga yang dilakukan dipimpin

oleh pemimpin harga.

2. Kebijakan atau Aturan Promosi Produk (Product Promotion Policy) : yaitu

promosi yang dilakukan penjual dengan cara mengikuti pemasaran atau

membuka stand produk atas nama perusahaan.

3. Peredatory and Exlusivenary Tactics : Strategi ini tidak cukup sehat karena

perusahaan yang satu berusaha untuk mengeluarkan perusahaan yang lain dari

pasar dengan menetapkan harga dibawah biaya marjin, sehingga perusahaan

lain tidak dapat melakukan kompetisi tersebut. Selain itu, cara lain juga dapat

dilakukan dengan menguasai bahan baku yang akan mengakibatkan perusahaan

lain tidak dapat menggunakan sumber bahan baku yang sama

(12)

Keragaan Pasar

Keragaan pasar adalah hasil keputusan akhir yang diambil dalam

hubungannya dengan proses tawar menawar dan persaingan pasar. Dengan

demikian keragaan pasar ini dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh

pengaruh struktur dan tingkah laku pasar dalam proses pemasaran suatu komoditi

pertanian. Keragaan pasar ini secara praktis dapat dikatakan dengan melihat

beberapa indikator efisiensi pemasaran (Sudiyono, 2004)

Kriteria yang digunakan untuk menentukan keragaan pasar adalah terdapat

kemajuan teknologi, adanya orientasi untuk perkembangan lembaga-lembaga

pemasaran, adanya peningkatan efisiensi penggunakan sumber daya, perbaikan

kualitas dan maksimasi jasa pemasaran dengan biaya serendah mungkin

(Widyaningtyas et al., 2014).

Biaya Pemasaran dan Keuntungan

Kegiatan pemasaran seringkali melibatkan biaya, sebab dalam proses

tersebut produk akan mengalami perlakuan yang dapat menambah nilai produk

tersebut. Besarnya biaya yang dikeluarkan selama proses pemasaran akan

dibebankan kepada konsumen (Fatimah, 2011).

Biaya pemasaran suatu produk biasanya diukur secara kasar dengan margin

dan spread. Biaya pemasaran adalah biaya – biaya yang dikeluarkan untuk

pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya pengangkutan, pungutan retribusi,

penanggung resiko dan lain-lain. Biasanya biaya pemasaran ini berbeda satu sama

lain disebabkan karena: macam komoditi, lokasi pemasaran, macam lembaga

pemasaran dan efektivitas pemasaran yang dilakukan (Soekartawi,1984 dalam

(13)

Proses mengalirnya barang dari produsen ke konsumen memerlukan biaya,

dengan adanya biaya pemasaran maka suatu produk akan meningkat harganya.

Semakin panjang rantai pemasaran maka biaya yang dikeluarkan dalam

pemasaran akan semakin meningkat. Selain itu, besarnya biaya pemasaran suatu

produk tergantung pada jenis perlakuan terhadap produk itu sendiri. Selain biaya,

keuntungan juga menjadi pertimbangan lembaga pemasaran dalam memasarkan

produknya. Besarnya biaya yang dikeluarkan serta keuntungan yang di dapatkan

akan berpengaruh terhadap margin pemasaran (Fatimah, 2011).

Margin Pemasaran

Margin pemasaran dapat di definisikan dengan dua cara yaitu:

1. Margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayarkan oleh

konsumen dengan harga yang diterima oleh peternak

2. Margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan

sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa – jasa pemasaran

Sementara itu margin pemasaran dikenal berbagai komponen yang terdiri dari :

1. Biaya-biaya yang diperlukan pelaku - pelaku pemasaran untuk melakukan

fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional.

2. Keuntungan (profit) pelaku pemasaran, pelaku-pelaku pemasaran ini

membentuk distribusi margin pemasaran. Pada umumnya produk yang berbeda

akan mempunyai jasa pemasaran yang berbeda

(Suherman, 2015).

Analisis marjin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya

dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta

(14)

pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku

pemasaran yang terlibat dalam pemasaran atau distribusi. Secara matematis marjin

pemasaran dihitung dengan formulasi sebagai berikut:

Keterangan

MP = Marjin pemasaran

Pr = Harga tingkat tengkulak

Pf = Harga tingkat petani

(Tomeck dan Kenneth, 1990).

Farmer’s Share ( Bagian Yang Diterima Oleh Peternak)

Farmer’s share merupakan perbedaan antara harga di tingkat petani dan

marjin pemasaran atau persentase harga yang dibayar oleh petani terhadap harga

yang dibayar oleh konsumen akhir. Secara umum besaran farmer’s share, marjin

pemasaran bervariasi antar komoditi dan tergantung pada biaya pemasaran yang

dikeluarkan. Ukuran farmer’s share tidak dapat selalu diandalkan sebagai ukuran

efisiensi pemasaran karena kompleks penanganan produk yang harus dilakukan

untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan harus memperhitungkan bentuk,

fungsi, dan atribut - atribut produk hingga sampai ke konsumen akhir

(Asmarantaka, 2012).

Farmer’s share merupakan bagian pendapatan yang didapat oleh petani atau

perbandingan harga antara petani dengan konsumen. Farmer’s share berbanding

lurus dengan efisiensi pemasaran, semakin tinggi Farmer’s share maka semakin

efisien pemasaran yang dilakukan. Farmer’s share dapat dirumuskan sebagai

berikut:

(15)

Keterangan :

Fs = Bagian harga yang diterima petani

Pf = Harga di tingkat petani

Pr = Harga di tingkat konsumen akhir

(Handayani dan Nurlaila, 2010).

Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran berarti memaksimisasi penggunaan input dan output,

berupa perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan

konsumen dengan output barang dan jasa. Para pelaku pemasaran suatu komoditas

harus mengetahui sistem pemasaran yang dilakukan sudah efisien atau tidak.

Efisiensi pemasaran dibagi menjadi dua kategori yaitu efisiensi teknologi dan

efisiensi ekonomi. Efisiensi teknologi atau operasional meliputi pengolahan,

pengemasan, pengangkutan dan fungsi lain dari sistem pemasaran. Biaya akan

lebih rendah dan output dari barang dan jasa tidak berubah atau bahkan meningkat

kualitasnya dengan adanya efisiensi operasional tersebut. Efisiensi harga meliputi

kegiatan pembelian pemasaran dan aspek harga. Analisis yang digunakan untuk

mengetahui efisiensi operasional terdiri dari analisis marjin pemasaran, farmer’s

share serta rasio keuntungan dan biaya (Rosdiana, 2009).

Efisiensi pemasaran suatu komoditas dapat diteliti dengan menggunakan

analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis

lembaga, saluran dan fungsi pemasaran. Analisis kuantitatif bertujuan untuk

menganalisis marjin pemasaran, distribusi marjin dan farmer’share di setiap

(16)

saluran pemasaran. Efisiensi diperoleh berdasarkan efisiensi harga dan efisiensi

operasional (Mushofa, 2007).

Untuk menjawab permasalahan mengenai struktur pasar, perilaku pasar, dan

keragaan pasar didasarkan pada konsep SCP (Structure, Conduct, and

Performance) dengan kriteria yang digunakan untuk menganalisis SCP yaitu

sebagai berikut;

1. Struktur pasar (Market Structure)

a. Ukuran jumlah pembeli dan penjual harus banyak, sehingga menjamin adanya

suatu intensitas persaingan yang memadai dalam hal harga dan kualitas produk.

b. Adanya kebebasan masuk dan keluar pasar bagi lembaga – lembaga

pemasaran.

c. Jumlah pembeli harus memadai, sehingga mendorong peningkatan efisiensi

investasi dalam usaha pemasaran komoditi pertanian.

2. Tingkah laku pasar (Market Conduct)

a. Praktek-praktek penentuan harga harus memungkinkan adanya grading dan

standarisasi komoditi pertanian

b. Biaya pemasaran harus seragam

c. Penentuan harga harus bebas dari praktek - praktek persekongkolan, tidak jujur

ataupun perdagangan gelap

d. Intervensi pemerintah dalam bentuk kebijaksanaan harga harus dapat

memperbaiki mutu produk dan peningkatan keputusan konsumen

3. Keragaan Pasar (Market Performance)

a. Harus terdapat kemajuan teknologi

(17)

c. Adanya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya

d. Adanya perbaikan kualitas produk dan maksimasi jasa pemasaran dengan biaya

serendah mungkin.

(Sudiyono, 2004).

Gambar

Gambar 1. Letak Kabupaten Karo di Provinsi Sumatera Utara
Gambar 2. Peta lokasi pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Gambar 3. Contoh Saluran Pemasaran Sapi Potong

Referensi

Dokumen terkait

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara pencapaian kemampuan berbicara kelas delapan SMP N 1 Kayen Pati siswa sebelum

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

Pendekatan yang diterapkan oleh organisasi dalam memandang item yang dibeli adalah Kraljic’s matrix ( Supplier Positioning Model ), dimana pengelompokan barang/item/ bahan

51 105 7SF051 30 FIRDINY FIRENSIA UTAMA SMPK IPEKA INTERNASIO

Normal P-P Plot of Unstandardized Residual..

TES KATEGORI

Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan: Analisis Pengumuman Dividen Meningkat (Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta Selama Krisis

Kalau aturan pemerintah yang larang se’i dengan tatobi sonde ada, hanya pas melahirkan itu ada kayak sosialisasi, tenaga kesehatan dong kasi tahu boleh panggang tapi