• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Anak Berkebutuhan Khusus Model d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Anak Berkebutuhan Khusus Model d"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Model dan Tenaga Pendidikan Layanan A BK)

(Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Perkembangan Peserta Didik)

Dosen Pegampu: Dr. Syarifan Nurjan, MA

Disusun Oleh:

Amar Ma’ruf A.A NIM. 16150238

Julianto NIM. 16150241

Riska Vianto NIM. 16150242

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

2 BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia merupakan salah satu mkhluk ciptaan Allah SWT yang berada di

bumi ini. Dalam penciptaannya manusiapun beragam, dari yang besar sampai

kecil, putih sampai hitam, tinggi sampai pendek, semuanya beragam. Salah satu

keberagamannya lagi yang mencolok adalah manusia sempurna dan cacat, yang

mana cacat ini tidak hanya berupa cacat fisik melainkan juga cacat mental atau

pikiran, itulah yang disebut orang berkebutuhan khusus.

Anak berkebututhan khusus tidak boleh kita acuhkan, karena ia juga

merupakan manusia yang diciptakan Allah yang dikehendaki tidak sempurna

oleh-Nya. Kita tidak boleh membedakan hak orang biasa dan orang yang

berkebutuhan khusus, karena mereka memiliki hak dan perlakuan serta fasilitas

yang sama seperti orang normal pada umumnya.

Dalam perjalanan hidupnya seorang yang berkeburuhan khusus juga

mendapatkan hak untuk belajar yang dimulai dengan umur yang sama seperti

orang yang normal yakni dari anak-anak. Anak yang berkebutuhan khusus juga

berhak mendapatkan pelayanan pendidikan seperti anak normal yang lain, namun

terkadang ia harus mendapat perhatian yang khusus karena

ketidaksempurnaannya. Dan dari setiap kecacatan yang berbeda juga memiliki trik

mengajar yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya.

Dalam pembelajaran yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus

ada berbagai macam variasi, mulai dari digabung dengan anak yang normal

namun perhatiaannya khusus samapai dengan benar-benar mendapatkan

pembelajaran yang khsus yang dipisah dari anak yang normal. Dan dalam

mengajar anak yang berkebutuhan khusus seorang pengajar juga harus memiliki

(3)

3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian anak berkebutuhan khusus?

2. Bagaimana klasifikasi anak berkebutuhan khusus?

3. Apa penyebab anak berkebutuhan khusus?

4. Bagaimana model layanan anak berkebutuhan khusus?

5. Bagaimana tenaga kependidikan dalam pelayanan anak berkebutuhan

khusus?

Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian anak berkebutuhan khsusu

2. Untuk mengetahui klasifikasi anak berkebutuhan khusus

3. Untuk mengetahui penyebab anak berkebutuhan khusus

4. Untuk mengetahui model layanan anak berkebutuhan khusus

5. Untuk mengetahui tenaga kependidikan dalam pelayanan anak

(4)

4 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (ABK) pada awalnya lebih dikenal

Dengan istilah cacat, anak berkelainan atau anak luar biasa. Anak luar

biasa didefinisikan sebagai anak yang menyimpang dari keriteria normal

secara signifikan, baik dari aspek fisik, psikis, emosional, dan social

sehingga untuk mengembangkan potensinya di perlukan adanya layanan

pendidikan khusus (Kirk & Galleger,1989). Dalam paradigm baru, ABK

berarti anak yang memiliki kebutuhan individual yang bersifat khas yang

tidak bisa disamakan dengan anak normal lainnya (Suyanto, 2005). Dalam

hal ini Lync (1994) membedakan ABK menjadi 3 (tiga) kategori sebagai

berikut:

1. Anak-anak usia sekolah yang saat ini berbeda dengan

lembaga-lembaga pendidikan formal tetapi tidak memiliki atau tidak

menujukan kemajuan dalam belajarnya, kelompok ini termasuk

didalam kategori anak lambat dalam belajar, atau anak kesulitan

dalam menelaah pelajaran, anak ber IQ sedang, anak hieraktif, anak

autis dan lain sebagainya.

2. Anak-anak yang secara nyata (signifikan) mengalami kecacatan baik

dari fisik, social, emosi dan mental. Kelompok ini termasuk

dikategorikan kedalamm anak tuna netra, tuna rungu, tuna grahita,

tuna daksa, dan tna laras.

3. Anak-anak usia sekolah yang tidak terjangkau oleh layanan

pendidikan formal sama sekali, sehingga anak-anak ini menjadi anak

yang terklupakan. Kelompok yang ketiga ini termasuk didalamnya

adalah anak-anak yang berkerja (pekerja anak), anak pperempuann

yang terpingit karena kultur, anak miskin/gelandangan,

anak-anak yang berdomisili di perairan, kepulauan, dan daerah terpencil,

(5)

5

Menurut hasil-hasil Rakornas PLB di Jakarta (2001) , anak berkebutuhan khusus ternyata tidak hanya anak yang cacat saja yang

selama ini di kenal oleh banyak kalanngan masyarakat, tetapi yang

trmasuk didalamnya adalah anak yang berbakat, anak autis, dan anak yang

telah terkena bahayanya obat-obat terlarang seperti Sabu, Ganja, Narkoba

dan lain sebagainya.

Dari semua apa yang telah di paparkan di atas tersebut dapat kami

tarik kesimpulan bahwa ABK mempunyai jangkuan yang luas yang tidak

hanya terbatas pada anak-anak cacat yang signifikan (seperti pada kategori

anak yang ke 2) tetapi juga meliputi anak yang kesulitan dalam belajar,

pada ABK jenis-jenis yaitu: anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita,

tunadaksa, tunalaras, anak berkebutuhan belajar, anak berbakat, anak autis,

dan yang terakhir anak hiperaktif.

B. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

Anak yang berkebutuhan khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan

jenisnya yaitu berdasarkan aspek kecerdasan (intelegensi), berdasarkan aspek

fisik, dan berdasarkan aspek tingkah laku, serta berdasarkan aspek tertentu.

1. Berdasarkan Aspek Kecerdasan

a) Kelompok anak berkebutuhan khusus berintelegensi di atas

rata-rata.

Yaitu seorang anak yang memiliki kecerdasan intelektual

(IQ) di atas 110. Ciri-ciri anak ini adalah cepat dalam belajar

(memahami, menghafal, dsb).

b) Kelompok anak berkebtutuhan khusus beritelegensi di bawah

(6)

6

Yaitu seorang anak yang kecerdasan intelektualnya (IQ) di

bawah 90. Ciri-ciri anak ini adalah lamban dalam belajar,

mengingat dan memahami.

2. Berdasarkan Aspek Fisik

a) Tuna Netra

Yaitu seorang anak yang tergannggu pengelihatannya baik

total maupun parsial. Ciri anak ini adalah memiliki daya

pendengaran dan perabaan yang kuat, suka mengusap-usap

mata,dsb.

b) Tuna Rungu

Yaitu seorang anak yang memiliki gangguan pendengaran

baik lemah pendengaran maupun tuli. Ciri anak ini adalah

jalannya sempoyongan, terlihat seperti orang bodoh,sering

curiga terhadap orang sekitar, dsb.

c) Tuna Grahita

Yaitu seorang anak yang mengalami hambatan

perkembangan mental dengan karakteristik idiot dan imbesil.

d) Tuna Daksa

Yaitu seorang anak yang memiliki kelainan anggota tubuh

karena luka, penyakit, ataupun pertumbuhan yang salah. Anak

ini memiliki ciri kelainan fisik/cacat fisik, suka menampakkan

kemarahan tanpa sebab yang jelas, dsb.

3. Berdasarkan Aspek Tingkah Laku (Tunalaras)

Seorang dikatakan tunalaras apabila ia mempunyai tingkah laku

yang menyimpang dari orang yang normal, tidak mempunyai sikap,

dan suka melanngar peraturan dengan frekuensi yang cukup besar.

Penyebab tunalaras ada dua yaitu gangguan emosi dan gangguan

penyesuaian sosial. Cirinya adalah memiliki aktifitas berlebih,

(7)

7 4. Berdasarkan Aspek Tertentu

1) Autis

Yaitu seoarang anak yang hanya tertarik terhadap dunianya

sendiri dan acuh terhadap orang lain. Ciri dari anak yang

menderita autis adalah bicarnaya lambat dak kata-katanya

sukar dipahami, ia suka menyendiri dan sedikit kontak mata,

sensitif terhadap sentuhan seperti dipeluk, dsb.

2) Hiperaktif

Yaitu seorang anak yang memiliki kelainan berupa aktifitas

autu gerak jasmani yang berlebihan. Cirinya adalah tidak bisa

diam, sering gagal fokus, sering tidak mampu mengikuti

instruksi, sering lupa dalam tanggungjawabnya, dsb.

C. Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus 1) Kejadian Sebelum Lahir

Penyebab anak berkebutuhan khusus bisa terjadi saati ia

belum lahir, diantaranya yaitu karena adanya virus yang

menyerang saat di kandungan, keracunan darah, faktor rhesus,

dsb.

2) Kejadian Pada Saat Kelahiran

Kejadian ini terjadi ketika sang bayi hendak lahir dan

mengalami hal-hal berikut pada kelahirannya, yaitu lahir

menggunakan tang verlossing, proses kelahiran yang terlalu

lama, dan posisi bayi yang sungsang.

3) Kejadian setelah kelahiran

Yang menyebabkan seorang anak berkebutuhan khusus

selanjutnya adalah kejadian pada saat ia masih bayi atau

anak-anak. Hal-hal yang terjadi adalah penyakit radang selaput otak,

terjadi kecelakaan, stress berat dan gangguan kejiwaan,

(8)

8

D. Model Layanan Anak Berkebutuhan Khusus

Manusia diciptkan dengan hak dan kewajiban yang sama oleh

Tuhan yang Maha Esa Alloh SWT. Dengan kelebihan dan kekurangan

yang ia miliki tidak menyebabkan berbeda dalam mendapatkan hak dan

menunaikan kewajiban. Kita sebagagai manusia jelas memiliki kewajiban

di dunia ini untuk beribadah kepada Alloh SWT. Serta mencari ilmu

supaya dapat mengerti mana yang benar dan mana yang salah. Oleh sebab

itu manusia yang memiliki kebutuhan khusus dalam hidupnya juga

memiliki kewajiban yang sama untuk mencari ilmu serta mengamalkanya

supaya bisa mendapat derajat orang-orang yang bertaqwa disisi Alloh

SWT.

Dengan begitu manusia mencari motode atau cara supaya mereka

yang memiliki kebutuhan khusus dalam menempuh proses pendidikan

dapat merasakan pendidikan seperti layaknya orang yang tidak memiliki

kebutuhan khusus. Karena apa dengan mengunakan motede-metode

tertentu tersebut diharapkan dapat mempermudahkan peserta didiknya

juga pengajarnya untuk menyampaikan ilmu atau menerima ilmu dengan

mudah. Diantara metode atau cara yang sudah ada sebagai berikut:

1. Model Segregrasi

Model ini adalah model pendidikan yang dapat dikategorikan

sudah klasik. Model ini mencoba memberikan layanan pendidikan secara

khusus dan terpisah dari jenis anak normal maupun anak berkebutuhan

khusus lainya. Jadi model ini adalah model yang mengkhususkan dalam

pengajaranya sesuai kebutuhan yang dibutuhkan peserta didiknya dengan

satu jenis kebutuhan atau satu kelompok ABK yang memiliki kebutuhan

yang sama.

Kelebihanya peserta didik dapat merasakan nasib

sepenangunangan sehinga rasa mender, dan rasa rendah diri bagi mereka

akan hilang. Sedangkan kekurangnya pagi peserta didik seolah masih ada

(9)

9 2. Model Kelas Khusus.

Model ini adalah model yang tidak berdiri sendiri layaknya (SLB),

melainkan keberadaanya ada di sekolah umum/regular. Dan keberadaan

kelas khusu ini sifatnya tidak permanen. Melainkan didasarkan ada atau

tidak adanya anak yang memerlukan pendidikan khusus ini. Dan kelas

khusus ini anak akan dibimbing secara personal oleh guru yang memang

khusus untuk mengajarinya.

Kelebihnaya peserta didik akan merasa diperhatikan dan mendapat

pelayanan yang lebih. Sedangkan kekurangnya peserta didik masih

merasakan batasan-batasan sosial diantara yang tidak mendapat layanan

khusu sehinga akan terjadi minder dan sebagainya.

3. Model Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)

Model ini adalah model yang diperuntuhkan untuk menampung

peserta didik berkebutuhan khusus usia sekolah dasar dari berbagai jenis

dan tingkat kekhususan yang dialaminya. Mereka belajar di kelas

masing-masing sesuai kebuthan khusus yang dialami. Tetapi mereka dapat

bersosialisasi dengan ABK yang tidak sejenis denganya di luar ruang

kelas.

Kelebihanya anak berada dalam dunia yang lebih luas, tidak hanya

berada pada jenis kebutuhan khusus tertentu. Tetapi kekurangnya anak

masih merasakan batasan sosial antara mereka dan anak yang tidak

memiliki kebutuhan ksusus seperti mereka.

4. Model Guru Kunjung

Model ini difungsikan untuk mereka yang membutuhkan

pendidikan di daerah terpencil, daerah perairan, daerah kepulauan atau

tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh layanan khusus yang telah ada.

Ditempat tersebut dibentuk sanggar atau kelompo-kelompok belajar

tempat anak-anak memperoleh layanan pendidikan.

Kelebihan model ini adalah anak dapat dengan mudah memperoleh

layanan pendidikan dan anak dapat saling berkomunikasi diantara mereka

(10)

10

khusus pada model ini karena memang hal tersebut memerlukan banyak

kerjasama dair berbagai pihak.

5. Sekolah Terpadu

Sekolah terpadu pada hakikatnya seperti sekolah normal pada

umumnya. Tetapi menerima anak berkebutuhan khusus untuk bisa belajar

bersama di dalamnya. Mereka belajar bersama-sama tanpa dipisah oleh

dinding-dinding kelas. Dalam belajar mereka diajar oleh guru-guru umum

sedangkan materi yang memiliki sifat kekhususan diberikan guru

pendamping yang telah ditunjuk.

Kelebihanya anak merasa dihargai harkat dan martabatnya. Dari

segi perkembangan sosial anak lebih mudah berinteraksi dan

berkomunikasi secara luas. Sedangkan kekurangnya kadang-kadang anak

merasa rendah diri dihadapan mereka. Dan dalam kondisi tertentu kadang

anak dijadikan bahan olokan oleh teman-temanya.

6. Pendidikan Inklusi

Inklusi berarti terbuka. Jadi pendidikan inklusi adalah pendidikan

yang terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar di dalamnya. Yang tanpa

dibatasi oleh sesuatu apapun. Dan memperoleh hak dan kewajiban yang

sama dalam proses pendidikan

Kelebihan dari pendidikan inklusi ini adalah peserta didik akan

memperoleh layanan yang sama dengan anak normal lainya. Dan anak

akan merasakan adanya perlakuan dan persamaan hak. Sedangkan

kekuranganya dalam kondisi tertentu anak masih memiliki problem sosial.

E. Tenaga Kependidikan dalam Layanan Anak Berkebutuhan Khusus Personil ppendidikan ABK tidak terlalu jauh berbeda dengan

persinil pendidikan umum lainnya. Personil yang di maksud dalam

layanan ABK adalah sebagai berikut:

1. Tenaga Guru

Guru yang bertugas dalam pendidikan ABK harus memiliki

(11)

11

persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Tenaga guru yang

dipersyaratan tersebut diantaranya: Guru Khusus, Guru pembimbing

(konselor pendidikan), Guru umumyang telah memiliki pengalaman luas

dan matang dalam hal mendidik dan menangani masalah-masalah

pendidikan anak di sekolah.

2. Tenga Ahli

Tenaga ahli dalam pendidikan ABK sangat diperlukan sekali

keberadaannya untuk ikut membantu memecahkan permasalahan anak

tersebut, dalam bidang non akademik. Tenaga alhi yang di perlukan dalam

menangani permasalahan-permasalahan yang ada pada anak diantaranya

adalah: Dokter umum, Dokter spesialis, psikolog, social worker, maupun

tenaga ahli lainnya yang di perlukan.

3. Tenaga Adminitrasi

Untuk kelacaran proses dalam belajar-mengajar perlu di perlukan

tenaga dukungan seperti adminitrasi sekolah. Sebagai tenaga non

akademik, walaupun keberadaannya di non akademik namun

keberadaannya sangat di perlukan sekali tujuannya untuk kelancaran

tugas-tugas sekolah secara umum, misalnya dalam bidang keuangan,

(12)

12 BAB III KESIMPULAN

1. Pada dasarnya Anak berkebutuhan khusus (ABK) pada awalnya lebih

dikenal Dengan istilah cacat, anak berkelainan atau anak luar biasa. Anak

luar biasa didefinisikan sebagai anak yang menyimpang dari keriteria

normal secara signifikan, baik dari aspek fisik, psikis, emosional, dan

social sehingga untuk mengembangkan potensinya di perlukan adanya

layanan pendidikan khusus (Kirk & Galleger,1989). Dalam hal ini Lync

(1994) membedakan ABK menjadi 3 (tiga) kategori, yang dimana kategori

masing-masing membutuhkan tenaga pendidik yang berbeda-beda.

2. Anak berkebutuhan khusus diklasifikasikan berdasar jenisnya, yaitu

kecerdasan, fisik, tingkah laku, dan jenis tertentu. Dalam jenis kecerdasan

dibagi menjadi dua yaitu di atas rata-rata (IQ>110) dan di bawaha rata-rata

(IQ<90). Dari jenis fisik dibagi menjadi tuna netra, tuna rungu, tuna

grahita dan tuna daksa. Dari jenis tingkah laku yaitu penyimpangan

tingkah laku karena gangguan emosi dan karena gangguan penyesuaian

sosial. Dan dari jenis tertentu yaitu ada autis dan hiperaktif.

3. Penyebab anak berkebutuhan khusus dibagi menjadi tiga yaitu saat

sebelum kelahiran, saat kelahiran, dan setelah kelahiran.

4. Dengan memperhatikan Anak berkebtuhan Khusus tersebut maka dapat di

peroleh cara atau motede supaya Anak berkebtuhaban Khsusus ini juga

dapat merasakan pendidikan yang sama seperti anak normal lainya.

5. Tenaga kependidikan dalam layanan ABK ini dibutuhkan 3 tenaga kerja,

(13)

13

DAFTAR PUSTAKA

Nurjan, Syarifan. 2017. Perkembangan Peserta Didik Perspektif Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Data lengkap mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan kedua selama proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning

“Mekanisme Pembentukan Komite Reviewer Dan Tata Cara Penilaian Usulan Dana Bantuan Penelitian Dan Publikasi Ilmiah.” Pusat Penelitian dan Penerbitan UIN Sunan Gunung Djati

 pertumbuhan ekonomi berpengaruh dan dapat memoderasi hubungan DAK pada belanja modal dengan intensitas dan arah yang berlawanan 5 Sri Cahyaning, Puspita Sari

Penyewa akan lebih tertarik untuk bekerja sama jika karyawan yang memberikan pelayanan jasa tersebut menunjukan rasa empati yang tinggi dalam melayani, sikap dari

Resort hotel di Ambarawa di desain dengan menggunakan penerapan arsitektur kolonial yang berkiblat pada bangunan bersejarah yang ada di Ambarawa yaitu Benteng Fort Willem dan

Sitokinin dengan konsentrasi 100 dan 150 ppm dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun bibit, sedangkan pada konsentrasi 50 ppm belum terdapat perbedaan nyata dari

1 Surat Pernyataan bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan Wilayah I Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah (SD/SMP)