• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Peralihan Kepemilikan Saham Secara Diam-Diam (Studi Pada Putusan No.1130 K Pdt 2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Peralihan Kepemilikan Saham Secara Diam-Diam (Studi Pada Putusan No.1130 K Pdt 2010)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS

A. Dasar Hukum Peralihan Saham Pada Perseroan Terbatas

Pengaturan umum mengenai Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Menurut Pasal 1 angka 1

UUPT, Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum

yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan

kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang, serta peraturan

pelaksanaannya. Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa saham merupakan

bukti penyetoran modal kepada Perseroan. Menurut Pasal 7 ayat (2) UUPT, Bagian

atas saham tersebut wajib diambil oleh para pendiri pada saat Perseroan tersebut

didirikan. Para pendiri yang telah mengambil bagian sahamnya disebut sebagai

pemegang saham.1

Pasal 55 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007

menyatakan bahwa “Dalam Anggaran Dasar Perseroan ditentukan juga cara

pemindahan hak atas saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Pemindahan hak saham dilakukan dengan Akta Pemindahan Hak Atas Saham

pasal 56 ayat (1) Akta Pemindahan Hak Atas Saham tersebut dapat di buat dalam

bentuk akta dibawah tangan atau akta otentik (Akta Notaris).

(2)

(Pasal 56 ayat 2). Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan

hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus. (pasal

56 ayat 3). Jika perubahan kepemilikan saham tersebut tidak dicatat dalam Daftar

Pemegang Saham maka pemilik/pemegang hak yang baru (pembeli), belum

mmepunyai hak-hak sebgaiamana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 1 (Pasal 52 ayat 2),

yaitu:

a. Hak untuk menghadiri dan mengelurkan suara dalam RUPS,

b. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi,

c. Menjalankan hak lainysa berdasarkan Undang-Undang Perusahan

Adanya akibat hukum sebagai mana dimaksud dalam pasal 52 ayat 2 UUPT

tersebut tentunya harus sangat diperhatikan oleh Para Notaris dalam kaitan

pembuatan akta-akta PT khususnya menyangkut pembuatan akta Jual Beli Saham.

Dalam Anggaran Dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak atas

saham, yaitu :

a. Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham klasifikasi

tertentu atau pemegang saham lainnya;

b. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ Perseroan; dan

atau

c. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang

(3)

Pasal 57 ayat 1, disebutkan bahwa persyaratan tersebut tidak berlaku dalam hal

pemindahan hak atas saham disebabkan peralihan hak karena hukum, kecuali

keharusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berkenaan dengan pewarisan.

Pasal 57 ayat 2, disebutkan bahwa dalam hal anggaran dasar mengharuskan

pemegang saham penjual menawarkan terlebih dahulu sahamnya kepada pemegang

saham klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya, dan dalam jangka waktu 30

(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan ternyata pemegang

saham tersebut tidak membeli, pemegang saham penjual dapat menawarkan dan

menjual sahamnya kepada pihak ketiga.

Pasal 58, disebutkan bahwa untuk melakukan pemindahan hak atas saham harus

memperhatikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UUPT maupun Anggaran

Dasar Perseroan Terbatas, untuk melakukan pemindahan hak atas saham

diperlukannya persetujuan dari Organ Perseroan, misalnya Persetujuan RUPS atau

Persetujuan Dewan Komisaris, jika memang Anggaran Dasar Perseroan Terbatas

menetapkan harus adanya persetujuan tersebut. Sehingga apabila Anggaran Dasar

Perseroan Terbatas tidak menentukan diperlukannya persetujuan dari Organ

Perseroan maka persetujuan tersebut tidak diperlukan.Hal tersebut sesuai dengan

ketentuan Pasal 57 ayat 1 UUPT. Jika Anggaran Dasar Perseroan Terbatas

mensyaratkan untuk pemindahan hak atas saham tersebut harus memperoleh

persetujuan dari Organ Perseroan maka pemberian persetujuan pemindahan hak atas

saham tersebut atau penolakannya harus diberikan secara tertulis dalam jangka waktu

(4)

menerima permintaan persetujuan pemindahan hak tersebut. (pasal 59 ayat 1) Jika

jangka waktu tersebut telah lewat dan Organ Perseroan tidak memberikan pernyataan

tertulis, Organ Perseroan dianggap menyetujui pemindahan hak atas saham tersebut.

(pasal 59 ayat 2) dalam pemindahan hak atas saham tersebut disetujui oleh Organ

Perseroan, pemindahan hak harus dilakukan dalam jangka waktu paling lama 90

(sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan diberikan.

Pasal 59 ayat 3, disebutkan bahwa Direksi wajib memberitahukan perubahan

susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam Daftar Perseroan.

Kapan Pemberitahuan Tersebut Harus Dilakukan, Pasal 56 ayat 3 UUPT memnetukan

bahwa pemberitahuan tersebut wajib dilakukan oleh Direksi Perseroan paling lambat

30 (tiga puluh ) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak atas saham

tersebut dalam DPS.

Sehubungan dengan ketentuan tersebut maka pemberitahuan tersebut wajib

dilakukan oleh Direksi Perseroan kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari

sejak dicatat dalam DPS bukan sejak tanggal diadakannya RUPS untuk menyetujui

pemindahan hak atas saham tersebut atau juga bukan sejak dibuatnya akta

pemindahan hak. kapan direksi harus mencatat adanya pemindahan hak atas saham

tersebut dalam dps UUPT tidak menentukan kapan Direksi wajib mencatat adanya

pemindahan hak atas saham tersebut dalam DPS. Tidak adanya tenggang waktu yang

mewajibkan Direksi untuk mencatat perihal pemindahan hak atas saham tersebut

(5)

Pasal 15 ayat 3 Per. Menkumham RI No M.HH-01.AH.01.01 Tahun 2011

tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan

Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas (PD PT),

menentukan bahwa Dokumen Pendukung untuk pemberitahuan perubahan data

dikarenakan adanya perubahan pemegang saham karena penglihan saham adalah:

1.Tembusan akta perubahan susunan pemegang saham yang meliputi nama dan

jumlah saham yang dimilikinya dilengkapi dengan akta pemindahan hak atas saham

yang diketahui oleh notaris sesuai dengan aslinya; dan

2. Ringkasan akta perubahan nama pemegang saham karena pengalihan saham.

(sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri tersebut … Lihat

dibagian akhir tulisan ini).

Sebagaimana diuraikan di atas, untuk melakukan pemindahan hak atas saham

diperlukan adanya persetujuan RUPS apabila AD PT yang bersangkutan

mensyaratkan hal tersebut. Jika AD PT tidak mensyaratkan hal tersebut maka

tentunya tidak perlu diadakan RUPS dan karenanya tidak ada akta Risalah RUPS.

Namun dengan adanya ketentuan Pasal 15 ayat 3 Peraturan Menkumham RI yang

mensyaratkan adanya salah satu Dokumen Pendukung untuk penyampaian perubahan

data karena pemindahan hak berupa “ Tembusan akta perubahan susunan pemegang

saham yang meliputi nama dan jumlah saham yang dimilikinya dilengkapi”

disamping “, akta pemindahan hak atas saham yang diketahui oleh Notaris sesuai

dengan aslinya”, mau tidak mau di dalam praktek sebelum dilakukannya pembuatan

(6)

RUPS yang didalamnya berisikan persetujuan penjualan saham sekaligus

menyebutkan nama-nama para pemegang saham dan jumlah saham yang dimiliki.

Apabila kita berpegang pada ketentuan pasal 56 ayat 3 UUPT yang menentukan

jangka waktu penyampaian pemberitahuan pemindahan hak atas saham kepada

Menteri dihitung dari dicatatnya pemindahan hak tersebut oleh Direksi Perseroan

dalam DPS maka seharusnya DPS merupakan salah satu dokumen pendukung yang

wajib ada dan disampaikan untuk keperluan perubahan data dan juga menjadi dasar

untuk melakukan input data dalam sistem SABH. Jika pemberitahuan kepada Menteri

tersebut belum dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau

pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham

yang belum diberitahukan tersebut, (pasal 56 ayat 4).39

B. Bentuk Peralihan Secara Diam-Diam Pada Perseroan Terbatas

Peralihan saham secara diam-diam adalah merupakan pemindahan/peralihan

hak atas kepemilikan saham, tanpa persetujuan RUPS, atau Komisaris, atau

keduanya. Maka bentuk peralihan secara diam-diam mengandung makna yaitu telah

berubahnya status kepemilikan sebuah saham tanpa sepengetahuan/izin dari pemilik

yang sah, ini biasanya dapat dilakukan seorang direksi.

Pengalihan saham biasanya memang diatur dalam anggaran dasar PT bahwa

setiap pengalihan saham harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan RUPS, atau

39http://alwesius.blogspot.com/2011/10/pemindahan-hak-atas-saham-menurut-uu-no.html,

(7)

Komisaris, atau keduanya. Akan tetapi perlu juga diketahui bahwa kata biasanya

disini menunjukkan bahwa hukum mengenai perihal ini tidak mewajibkan demikian.

Dibiarkan untuk diatur sendiri oleh para pendiri atau pemegang saham PT yang

bersangkutan (ps.50 (2) Undang-Undang No.1 Tahun 1995 Tentang Perseroan

Terbatas atau UUPT"). Ketentuan tersebut juga diatur dalam anggaran dasar PT.

Dengan demikian, dapat dilihat apakah transaksi jual beli tersebut telah seluruhnya

memenuhi ketentuan anggaran dasar PT dan hukum yang berlaku khususnya

mengenai perjanjian jual beli (lihat ps.1457 KUH Perdata). Selain itu perlu dicatat

bahwa PT mempunyai kepentingannya sendiri terlepas daripada kepentingan

masing-masing pemegang sahamnya (lihat ps.2 UUPT). Kepentingan tersebut dituangkan

dalam ketentuan maksud dan tujuan PT dalam anggaran dasar. Jadi setiap tindakan

orang dalam ataupun orang luar PT yang tidak selaras dengan kepentingan PT

menjadi tanggung jawab dari masing-masing pihak tersebut, dan bila manusia saja

menjadi tanggung jawab pribadi. Setiap pemegang saham dapat menyalurkan

kepentingannya masing-masing melalui RUPS, sebagai organ tertinggi dalam PT

mempunyai kekuasaan yang tidak terbagi (ps.63 (1) UUPT). Mengingat pemegang

saham akan memiliki hak suara sebanding dengan banyaknya modal (saham) yang

ditanamkan, maka jumlah pemegang saham minoritas (yang bukan mayoritas), pada

prinsipnya, harus mendapat perlindungan yang sewajarnya.40

(8)

Pasal 56 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 juga

menyatakan bahwa:

Ayat 1, Pemindahan hak atas saham atas nama dilakukan dengan akta pemindahan

hak.

Ayat 2, Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau salinanya

disampaikan secara tertulis kepada perseroan.

Ayat 3, Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham atas nama, tanggal dan

hari pemindahan hak tersebut dalam Daftar Khusus sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan

pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling

lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.

Ayat 4, Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimksud dalam ayat (3) belum

dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang

dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum

diberitahukan tersebut.

Ayat 5, Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang

diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan

dibidang pasar modal.

C. Bentuk Peralihan Kepemilikan Saham Pada Perseroan Terbatas

Saham merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah

(9)

perusahaan (PT) sebagai tanda bukti kepemilikan modal. Berdasarkan Pasal 48 ayat

(1) UUPT, saham tersebut dikeluarkan atas nama pemilikinya sehingga menjadi tanda

bukti kepemilikan atas saham suatu PT. Pihak yang akan atau ingin memiliki saham

harus mememuhi persyaratan kepemilikan saham yang dapat ditetapkan dalam

anggaran dasar PT tersebut dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh

instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Saham dapat dialihkan atau dipindahtangankan. Pada dasarnya, peralihan

kepemilikan saham dilakukan dengan pembuatan akat peralihan yang dimana akta

peralihan atau salinannya disampaikan kepada pesero. Dalam hal peraliahan saham,

Direksi wajib mencatat peralihan tersebut dan melaporkannya kepada Menteri. Jika

hal tersebut belum dilakukan maka Menteri menolak permohonan persetujuan

tersebut. Hal-hal tersebut diatur dalam Pasal 56 UUPT. Peralihan saham tersebut

tidak dapat dilakukan secara asal, harus mememnuhi persyaratan dalam anggaran

dasar sebagaimana yang diatur dalam Pasal 57 UUPT, yakni:

1. Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan

klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;

2. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari organ perseroan;

dan/atau

3. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Persyaratan tersebut tidak berlaku dalam hal pemindahan hak atas saham

(10)

saham terdapat hak kepemilikan sehingga saham dpat diagunkan dengan gadai atau

jaminan fidusia sepanjang tidak ditentukan lain dalam anggaran dasar. Gadai atau

jaminan fidusia atas saham ini wajib dicatat dalm daftar pemegang saham. Saham

yang diagunkan dengan gadai ataupun jaminan fidusia tetap memiliki hak suara dan

tetep pada pemegang saham. Hal-hal tersebut diatur dalam Pasal 60 UUPT.

Berdasarkan Pasal 62 UUPT, pemegang saham memiliki hak untuk meminta

perseroan untuk membeli saham yang dimilikinya dengan harga yang wajar, jika

pemegang saham tersebut tidak menyetujui tindakan perseroan yang dianggap

merugikan pemegang saham tersebut, berupa:

1. Perubahan anggaran dasar;

2. Pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari

50% kekayaan bersih perseroan; atau

3. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan

Hak-hak tersebut diatur dalam Pasal 52 ayat (1) UUPT, yakni:

1. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;

2. Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi:

3. Menjalankan hak lain berdasarkan UUPT41

Hak tersebut di atas baru berlaku setelah dicatat dalam daftar pemegang saham

atas nama pemiliknya. Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak

dapat dibagi. Dalam hal satu saham dimiliki oleh lebih dari satu orang, hak yang

41

(11)

timbul dari saham tersebut dengan cara menunjuk satu orang sebagai wakil bersama.

Hal-hal tersebut diatur dalam Pasal 52 ayat (2) sampai dengan ayat (5) UUPT.

Berdasarkan Pasal 53 UUPT, anggaran dasar menetapkan satu klasifikasi saham atau

lebih. Setiap saham dalam klasifikasi yang sama memberikan kepada pemegang hak

yang sama. Namun, dalam hal terdapat lebih dari satu klasifikasi saham, anggaran

dasar menetapkan salah satu di antaranya sebagai saham biasa. Klasifikasi saham

sebagaimana dimaksud di atas (lebih dari satu klasifikasi) antara lain:

1. Saham dengan hak suara atau tanpa hak suara;

2. Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi dan/atau Dewan

Komisaris;

3. Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar dengan

klasifikasi saham lain;

4. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima deviden

terlebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian deviden

secara kumulatif atau non kumulatif;

5. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu

dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan perseroan

dalam likuidasi.

Selain itu juga terdapat pembagian klasifikasi saham. Berdasarkan klasifikasi di

atas, menurut Ridwan Khairandy saham-saham tersebut dapat dibedakan menjadi:

(12)

Merupakan saham yang mempunyai hak suara untuk mengambil keputusan

RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan perseroan, mempunyai

hak untuk menerima deviden yang dibagikan dan menerima sisa kekayaan hasil

likuidasi. Hak suara yang dimiliki oleh pemegang saham biasa dapat dimiliki juga

oleh pemegang saham klasifikasi lain. Pemegang saham biasa ini tidak memil,iki hak

lebih tertentu dari pemegang saham klasifikasi lainnya.

2. Saham Yang Mengandung Atau Memiliki Keistimewaan (preference shares)

Merupakan saham yang memiliki keunggulan atau keistimewaan daripada

saham biasa. Keunggulan tersebut di antaranya berkaitan dengan pembagian deviden,

pembagian sisa kekayaan perseroan setelah perseroan dibubarkan atau dilikuidasi.

a. Saham Utama (preference)

Merupakan saham yang memiliki hak lebih dari saham biasa dalam hal

keuntungan dan saldo pada saat perseroan dilikuidasi.

b. Saham Utama Kumulatif

Merupakan saham yang memiliki hak-hak lebih daripada saham utama. Selain

memiliki hak atas keuntungan dan saldo pada saat perseroan dilikuidasi, juga

memiliki hak atas deviden tunggakkan.

c. Saham Istimewa/Prioritas

Merupakan saham yang memberikan kepada pemegangnya hak berbicara

khusus. Ini adalah kewenangan yang tidak diberikan Undang-Undang kepada RUPS.

Hal ini adalah hak yang termasuk dalam klausul oligarchie(klausul dalam anggaran

(13)

dimiliki pemegang saham lainnya). Pemilihan atau penunjukan Komisaris atau

Direksi biasanya terikat pada pencalonan yang dikemukakan oleh pemegang saham

yang meimiliki hak istimewa tersebut.

Selain jenis saham di atas, masih dikenal jenis saham lainnya, yakni:

Saham Pendiri

Merupakan saham yang diberikan sebagai balas jasa terhadap jasa-jasa para

pendiri dalam mendirikan dan mengembangkan perseroan. Disini tidak ada kewajiban

penyetoran baik berwujud uang maupun lainnya.

Sedangkan berdasarkan cara peralihan saham, saham dapat dibedakan menjadi:

a. Saham Atas Nama

Merupakan saham yang mencantumkan nama pemegang saham atau

pemiliknya sehingga peralihannya dilakukan dengan akta pemindahan hak (cessie)

b. Saham Atas Tunjuk

Merupakan saham yang tidak mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya

sehingga peralihannya dilakukan dengan penyerahan secara fisik.

Saham dapat dialihkan atau dipindah tangankan. Pada dasarnya, peralihan

kepemilikan saham dilakukan dengan pembuatan akat peralihan yang dimana akta

peralihan atau salinannya disampaikan kepada persero. Dalam hal peralihan saham,

(14)

hal tersebut belum dilakukan maka Menteri menolak permohonan persetujuan

tersebut. Hal-hal tersebut diatur dalam Pasal 56 UUPT.42

42http://adityoariwibowo.wordpress.com/2013/02/20/aspek-saham-dalam-undang-undang

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah kekuatan yang mengikat karyawan pada organisasi, meliputi keinginan karyawan untuk terlibat

Kesimpulan dari penelitian mengenai briket limbah ampas tebu dengan perekat tepung tapioka terhadap karakteristik (nilai kalor, kadar air, kadar abu, fixed carbon , dan

Tata guna lahan (Land uses) pada kasus objek studi dari kawasan Simpang Lima Bandung sebagian besar fungsi bangunan pada kawasan ini memiliki fungsi komersial,

Agar pengutipan menjadi sederhana, judul materi yang diacu tidak perlu diletakkan di bagian bawah pada halaman yang bersangkutan, melainkan cukup dengan memberikan nomor urut

Hasil penelitian pada tabel 5.4 tekanan darah sesudah diberikan terapi musik klasik mozart pada lansia di Pondok lansia Darus syifa Kabupaten Jombang menunjukkan

Promo Yogya merupakan aplikasi berbasis Elektronik yang menampilkan informasi promo produk, berita dan lokasi supermarket Yoya yang berada di Bandung, Jawa Barat..

Sapi betina yang sedang bunting akan membutuhkan zat pakan yang lebih tinggi, sementara pada saat kemarau kebutuhan nutrisi yang tinggi tersebut tidak sepenuhnya bisa

Menurut Badria, (2007) laju pertumbuhan daun Enhalus acoroides pada substrat berlumpur lebih baik dari pada substrat berpasir maupun substrat berpasir bercampur pecahan