• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Sediaan Krim Sari Buah Mangga (Mangifera indica L.) Sebagai Pelembab Kulit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Sediaan Krim Sari Buah Mangga (Mangifera indica L.) Sebagai Pelembab Kulit"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tanaman Buah Mangga

2.1.1 Buah mangga

Buah mangga termasuk kelompok buah yang berdaging. Panjang buah 2,5 cm sampai 30 cm. Bentuk buah ada yang bulat, bulat telur atau memanjang dan ada juga yang bentuknya pipih. Warnanya bermacam-macam dari hijau, kuning, merah atau campuran. Pada bagian ujung buah ada bagian yang runcing yang disebut paruh. Di atas paruh ada bagian yang membengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan ke bagian perut. Bagian belakang disebut punggung. Kulitnya (exocarp) tebal dan ada titik-titik kelenjar. Dagingnya (mesocarp) tebal dan ada juga yang kurang tebal tergantung jenisnya. Daging buah ada yang berserat dan ada juga yang tidak berserat, ada yang berair dan ada yang tidak berair, ada yang manis dan ada juga yang rasanya seperti terpentin. Warna daging buah yang telah masak ada yang kuning, krem atau oranye. Serat-serat yang asalnya dari kulit biji (endocarp) kadang-kadang bisa menembus ke daging buah, sehingga daging buahnya lalu berserat, maka yang dimakan sering kali hanya cairannya (Pracaya, 2011).

(2)

tebal, ketika masak, dagingnya bisa lunak, legit, atau berserat, berbau harum, rasanya masam sampai manis, dan banyak mengandung air. Mangga berbiji satu, bentuknya pipih, berukuran besar mengikuti bentuk buahnya (Setiawan, 2013).

Komponen daging buah mangga yang paling banyak adalah air dan karbohidrat. Selain itu juga mengandung protein, lemak, macam-macam asam, vitamin, mineral, tannin, zat warna, dan zat yang mudah menguap sehingga menciptakan aroma harum khas buah mangga (Pracaya, 2011).

Karbohidrat daging buah mangga terdiri dari gula sederhana, tepung dan selulosa. Gula sederhananya berupa sukrosa, glukosa, dan fruktosa yang memberikan rasa manis sehingga bermanfaat bagi pemulihan tenaga pada tubuh manusia. Selulosa dan pektin pada buah mangga dipercaya akan melancarkan saluran pencernaan sehingga memudahkan proses buang air besar (Pracaya, 2011).

Selain gula, rasa dan karakteristik buah mangga juga dipengaruhi oleh tannin dan campuran asam. Tanin pada buah mangga menyebabkan rasa kelat (sepet) dan menyebabkan buah mangga menjadi hitam setelah diiris. Terkadang, tannin juga membuat buah mangga menjadi pahit. Sementara itu, rasa asam pada buah mangga disebabkan oleh adanya asam sitrat. Rasa asam dari asam sitrat (antara 0,13 - 0,17%) yang menyertai rasa manis pada buah mangga diyakini mampu merangsang nafsu makan. Rasa asam juga disebabkan oleh adanya vitamin C yang juga sangat bermanfaat bagi tubuh (Pracaya, 2011).

(3)

wajah, menghilangkan flek hitam akibat jerawat, sebagai antiseptik alami bagi wajah.

2.1.2 Taksonomi buah mangga Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera

Species : Mangifera indica L. 2.1.3 Kandungan buah mangga

Kandungan buah mangga memiliki beberapa kandungan vitamin yang baik untuk kulit sebagai berikut:

a. Vitamin C, zat ini sering digunakan dalam krim maupun serum pada produk kosmetik dengan fungsi mengatasi garis-garis penuaan dan pigmentasi yang tidak diharapkan (Prianto, 2014).

b. Vitamin A, zat ini sering digunakan dalam kosmetik dan telah terbukti mampu menghilangkan garis-garis penuaan pada kulit dan kelebihan pigmen kulit (Prianto, 2014). Keunggulan vitamin A dalam kosmetik antara lain mudah diserap oleh kulit dan mampu meningkatkan kandungan air kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

(4)

dalam kulit dan melindungi lipoprotein yang ada dalam sel (Tranggono dan Latifah, 2007).

d. Sukrosa, mekanisme kerja zat ini sebagai pelembab karena adanya gugus hidroksi dalam struktur sukrosa menyebabkan terikatnya air dari udara atau lingkungan sehingga dapat mereduksi penguapan air dalam kulit, sehingga kelembaban kulit akan terjaga dan kulit tidak akan menjadi dehidrasi dan menjadi kering (Msagati, 2013).

Menurut USDA National Nutrient data base, kandungan gizi yang terdapat pada buah mangga (mangifera indica L.) adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Kandungan zat gizi buah mangga

(5)

2.2 Kulit

2.2.1 Struktur kulit

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Bagi wanita, kulit merupakan bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan. Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, mulai dari 0,5 mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m2 dan berat sekitar 4 kg (Wibowo, 2013).

Lapisan kulit dari lapisan luar ke dalam terdiri dari epidermis, dermis, sub dermis dengan susunan sebagai berikut:

a. Lapisan Epidermis/kutikula

Merupakan lapisan terluar, sebagian besar terdiri dari epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami kreatinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah. Sel-sel yang menyusun epidermis secara terus-menerus terbentuk dari lapisan germinal dalam epithelium kolumnar. Pigmentasi dari kulit sebagian besar karena melanin (suatu pigmen yang berwarna hitam, pada lapisan terdalam epidermis), pigmentasi ini sebagian besar dikontrol oleh hormon adrenalin dan pituitari. Lapisan epidermis terdiri dari:

a). Stratum Korneum (lapisan tanduk), yang terdiri dari sel gepeng yang mati tidak berinti, mengandung keratin (sel tanduk).

b) Stratum Lusidum, merupakan sel gepeng tanpa inti, yang jelas terlihat pada telapak kaki dan tangan dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel.

(6)

d) Stratum spinosum (stratum akantosum), yaitu lapisan yang paling tebal dan terdiri dari banyak glikogen. Sel-selnya disebut spinosum karena sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal atau banyak sudut dan mempunyai banyak tanduk (spina) dan disebut akantosum sebab sel-selnya berduri.

e) Stratum Basale (germinatifum), bentuknya silindris dengan inti yang lonjong, di dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Disini terjadi pembelahan yang cepat dan sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya.

b. Lapisan Dermis

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis. Di dalam lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dan juga lapisannya elastik, fibrosanya padat dan terdapat folikel rambut. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas (stratum papilar) dan bagian bawah (stratum retikularis).

c. Subkatis atau hypodermis

Subkatis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantaranya terdapat serabut-serabut jaringan ikat dermis. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama yang berguna sebagai pegas bila tekanan trauma mekanis menimpa pada kulit dan sebagai tempat penimbunan kalori serta tambahan untuk kecantikan tubuh (Setiadi, 2007).

2.2.2 Fungsi kulit

(7)

a. Sebagai pelindung, melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma dan terhadap invasi oleh mikroorganisme yang membahayakan, melindungi terhadap sinar ultraviolet sinar matahari.

b. Sebagai peraba, merasakan sentuhan, rasa nyeri, perubahan suhu dan tekanan kulit dari jaringan subkutan, dan ditransmisikan melalui saraf sensoris ke otak. c. Sebagai alat pengatur panas, dapat dilepaskan oleh kulit dengan penguapan,

pemancaran, konduksi dan pengaliran.

d. Sebagai tempat penyimpanan, jaringan adipose di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak utama pada tubuh.

e. Sebagai alat absorpsi, kulit dapat mengabsorbsi obat-obat tertentu yang digunakan sebagai salep, mengabsorpsi sinat ultraviolet yang beraksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tulang. f. Sebagai ekskresi (Setiadi, 2007).

2.2.3 Klasifikasi kulit

Pada umumnya, keadaan kulit dibagi menjadi tiga jenis yaitu kulit kering, kulit normal, dan kulit berminyak.

a. Kulit kering merupakan kulit dengan kadar air yang kurang. Ciri-ciri yang terlihat pada kulit kering yaitu kusam, bersisik, mulai tampak kerutan-kerutan dan pori-pori tidak kelihatan.

(8)

c. Kulit berminyak adalah kulit dengan kadar air dan minyak yang tinggi. Ciri-ciri kulit berminyak yaitu tekstur kulit kasar dan berminyak, pori-pori besar, mudah kotor dan berjerawat (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.3 Krim

Menurut FI ed. III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60%, dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Adapun menurut FI ed. IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Sebagai sediaan luar, krim harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:

a. Stabil selama pemakaian. Oleh karena itu, krim harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada di dalam kamar.

b. Lunak. Semua bahan dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen.

c. Mudah dipakai. Umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit.

d. Terdistribusi secara merata. Obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada penggunaan (Widodo, 2013).

(9)

a. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak. Contohnya cold cream. Cold cream adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih, dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung minyak mineral dalam jumlah yang besar.

b. Tipe m/a, minyak terdispersi dalam air. Contohnya vanishing cream. Vanishing cream adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk membersihkan, melembabkan, dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizer) akan meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit (Prianto, 2014).

Keuntungan menggunakan sediaan bentuk krim yaitu krim dapat mempertahankan kelembaban kulit serta dapat membuat kulit terasa lebih lentur saat pemakaiannya. Krim dapat meningkatkan suplai bahan-bahan seperti humektan, air, dan minyak ke dalam kulit sehingga diharapkan bahan aktif maupun bahan penunjang lainnya yang ada dalam sediaan krim dapat masuk atau berpenetrasi ke dalam kulit dengan baik. Krim memiliki fungsi lain dalam pemakainya yaitu dapat membersihkan kulit (Loden dan Michelson, 2013).

2.4 Pelembab Kulit

(10)

a. Menutup permukaan kulit dengan minyak (oklusif).

b. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik yang menyerap air.

c. Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit. Zat-zat yang bersifat humektan adalah gliserin, propilen glikol, sorbitol, gelatin, asam hialuronat, dan beberapa vitamin.

d. Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruhnya yang mengeringkan kulit (Wasiatmajda, 1997).

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan zat gizi buah mangga

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sari buah srikaya yang terbaik sebagai pelembab adalah konsentrasi 15% karena mampu mengurangi penguapan air dari kulit lebih

Lapisan epidermis terdiri atas lima lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan paling luar di permukaan kulit, stratum lusidum yang terdapat langsung di bawah

Kutikula adalah lapisan yang paling luar dari rambut yang terdiri atas sel-sel tanduk yang gepeng atau pipih dan tersusun seperti sisik ikan. Bagian bawah menutupi bagian di

Kutikula adalah lapisan yang paling luar dari rambut yang terdiri atas sel-sel tanduk yang gepeng atau pipih dan tersusun seperti sisik ikan. Bagian bawah

Melindungi bagian atas kulit dengan minyak yang merupakan lapisan. pelembab dari kotoran

Lapisan epidermis terdiri atas lima lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan paling luar di permukaan kulit, stratum lusidum yang terdapat

1) Lapisan tanduk (stratum korneum) yang merupakan lapisan terluar tersusun dari jaringan mati terdiri atas lapis sel pipih dan sering mengelupas. 2) Lapisan Granula

Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sari buah srikaya yang ditambahkan pada sediaan krim maka semakin besar kemampuan sediaan krim tersebut untuk mengurangi