• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH YANG MENARIK (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH YANG MENARIK (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH YANG MENARIK Oleh

Fransiska Susi Susanti

A.Pendahuluan

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas pendidik, peserta didik, tujuaan, materi,metode, bahan ajar, media, dan evaluasi. Komponen tersebut adalah satu kesatuaan yang tidak dapat dipisahkan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Komponen pembelajaran yang paling pertama dan utama pendidik. Pendidik memulai kegiatan belajar mengajar dengan mempersiapkan segala keperluaan yang berhubungan dengan pembelajaran seperti, memilih model, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Selain memilih model,metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik seorang pendidik juga harus memahami bahan pelajaran yang akan disampaikan serta melakukan evaluasi terhadap hasil belajar.

Pendidik yang dimaksud adalah guru. Guru sebagai seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenagkan, menarik, memberi ruang kepada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuaannya.

Dari komponen yang ada masih banyak persoalan yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sejarah. Persoalan tersebut seputar model, metode, bahan ajar dan penggunaan media. Subakti mengkritik bahwa guru masih menggunakan paradigma konvensional, yaitu paradigma „guru menjelaskan – murid mendengarkan‟.1 Metode pembelajaran sejarah semacam ini telah menjadikan pelajaran sejarah membosankan. Kebosanan peserta didik terhadap pembelajaran sejarah dapat dilihat ketika berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dimana, banyak peserta didik yang sibuk

Disampaikan pada Seminar Mahasiswa Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Sanata Dharma pada tanggal 20 Mei 2017.

 Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sanata Dharma

1

(2)

dengan kegiatan lain. Misalnya mengerjakan tugas mata pelajaran lain, tidur di dalam kelas, tidak mencatat penjelasan guru ataupun mengangu teman yang lain. Di samping itu, metode pembelajaran yang kaku, akan berakibat buruk untuk jangka waktu yang panjang dan berpotensi memunculkan generasi yang mengalami “amnesia (lupa atau melupakan sejarah” bangsa sendiri.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah tidak hanya mengenai metode yang digunakan oleh guru, akan tetapi juga bahan ajar juga. Selama ini bahan ajar yang disajikan dalam berbagai buku sumber yang digunakan baik pegangan guru maupun peserta didik hanya bersifat monoton dan kurang menarik. Sederhanannya bahan ajar sejarah yang ada hanya disajikan dalam bentuk narasi atau cerita sejarah dan tidak menampilkan unsur sebab akibat dari sebuah peristiwa yang terjadi.

Sejarah merupakan mata pelajaran yang khusus, karena materi yang dibahas adalah peristiwa yang terjadi di masa lalu dan sekarang sudah hilang. Secara akademik, pelajaran sejarah bertanggungjawab untuk mendidik para siswa agar mampu memahami dan menjelaskan berbagai fenomena historis yang dikaji.2 Selain itu, pelajaran sejarah juga bertugas untuk menanamkan dan mengembangkan kesadaran sejarah dalam diri para siswanya.3 Oleh karena itu, guru dalam menyajikan materi pelajaran sejarah dituntut untuk dapat menarik dan mampu menyentuh kehidupan sehari-hari peserta didik seorang guru harus menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat menjadi solusi untuk membantu guru dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi yang akan dibahas. Selama ini sebagian orang masih berasumsi bahwa guru masih menggunakan media yang konvensional. Media konvensional yang dimaksud yaitu guru hanya menggunakan Power Poin dalam mengajar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tentang Standar Proses menunjukan pentingnya fungsi dan kedudukan media dalam pembelajaran. Dalam membuat Perencanaan Pembelajaran media menjadi sangat penting dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar Proses dibahas mengenai prinsip pembelajaran salah satunya ialah pemanfaatan

2

Hieronymus Purwanta, “Membangun Kriteria Rekonstruksi Sejarah” pada jurnal

Arah Reformasi Indonesia No. 34 edisi Februari 2007. (Yogyakarta: LPPM USD, 2007), p.

23-24. 3

(3)

teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

Sekarang ini, pembelajaran di sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut. Dengan kemajuaan teknologi, perkembangan pendidikan disekolah semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong berbagai usaha perubahan. Kemajuaan dan peranan teknologi yang sudah sedemikiaan menonjol, sehingga penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan kemajuan. Di era yang serba modern ini guru seharusnya bisa menggunakan media pembalajaran yang menarik dan mengajak siswa untuk membuat media pembelajaran. Oleh karena itu tulisan ini fokus pada Penggunaan Media Pembelajaran Sejarah yang Menarik.

B. Media Pembelajaran

Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan atau pembelajaran apabila media tersebut digunakan untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran. Santoso S. Hamidjojo mendeskripsikan media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga ide atau gagasan yang dikemukakan tersebut bisa sampai pada penerima. Tentang media pembelajaran tersebut, Latuheru mengatakan bahwa media pembelajaran adalah media yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuaan dan isi pengajaran.4

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaiakan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Berdasarkan pengertian tersebut media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat yang digunakan oleh seorang pengajar dalam rangka menyampaikan pesan, ide, gagasan, informasi kepada pembelajar (peserta didik). Dalam hal ini seorang guru dapat menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran.

Seorang guru harus berusaha agar materi pengajaran yang disampaikan/disajikan harus mampu diserap/dimengerti dengan mudah oleh anak didik. Untuk memudahkan anak didik menerima materi pengajaran tersebut perlu diusahakan agar anak didk dapat

4

John D. Latuheru. 1998. Media Pembelajaran: Dalam proses belajar-mengajar

masa kini. (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

(4)

menggunakan sebanyak mungkin alat indera yang dimiliki. Makin banyak alat indera yang digunakan untuk mempelajari sesuatu, makin mudah di ingat apa yang dipelajari. Ada pribahasa asing yang berbunyi: I Hear, I forget, I See, I Remember, I do, I Understand/I Know. Artinya bila saya dengar, saya lupa, bila saya lihat, saya ingat, bila saya melakukan, saya mengerti.5 Makna dari pribahasa tersebut bagi masalah-masalah pendidikan khususnya dalam PMB, ialah bila anak didik menerima penajaran yang disajikan oleh guru hanya dengan cara ceramah semata sulit bagi mereka untuk mengingat. Akan tetapi apabila materi tersebut ditambah dengan memperlihatkan gambar, foto, sketsa atau grafik maka akan lebih mudah materi tersebut di mengerti. Tentang kemmapuan manusia memperoleh ilmu pengetahuan dengan menggunakan alat indera yang dimilikinya Edgar Dale menjelaskan melalui kerucut pengalaman.

1. Pengalaman langsung, pada tahap ini anak didik perlu berhubungan langsung dengan keadaan dan kejadiaan yang sebenarnya. Dengan demikian mereka boleh melihat

5

(5)

sendiri, meraba/memegang, mengalami sendiri apa yang sedang mereka hadapi, dan yang terutama agar mereka dapat mampu memecahkan masalah sendiri.

2. Pengalaman melalui benda tiruan, pada tahap ini kejadian atau peristiwa atau benda yang sebenarnya sulit diperoleh atau terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas maka dapat dibuat benda tiruan yang rupanya sama.

3. Pengalaman melalui dramatisasi, pada tahap ini materi pengajaran disajikan dalam bentuk drama. Dalam penyajian ini perlu diperhatikan mulai dari pakaian, mimi suara dan lain-lain.

4. Pengalaman melalui demonstrasi, dalam hal ini materi pengajaran yang disajikan pada tahap ini perlu di demonstrasika.

5. Pengalaman melalui karyawisata, dalam hal tertentu pengalaman yang diperoleh anak didik melalui karyawisata ini sangat berarti. Peserta didik dapat mencatat, mengadakan obsevasi, Tanya jawab dan membuat laporan.

6. Pengalaman melalui pameran, peserta didik dapat memperlihatkan dan memamerkan kemampuan serta kemajuan mereka secara individu, kelas maupun sekolah.

7. Pengalaman melalui televisi, televisi dalam program pendidikan masa kini merupakan suatu medium yang baik, karena menarik minat anak didik, dimana mereka dapat memperoleh informasi yang otentik dari sebuah peristiwa.

8. Pengalaman melalui gambar hidup. Anak didik dapat memperoleh pengalaman melalui penyajian materi pengajaran yang menggunakan gambar hidup atau film. 9. Pengalaman melalui gambar. Anak didik juga dapat memperoleh pengalaman belajar

bila suatu materi pengajaran disajikan dengan memvisualisasikan benda-benda yang berdimensi dua, misalnya lukisan, sketsa, karikatur.

10. Pengalaman melalui lambang visual, misalnya dalam suatu penyajian materi pengajaraan, guru menggunakan grafik, poster, peta, diagram.

11. Pengalaman melalui lambang kata, pada tahap ini anak didik sudah mampu memperoleh pengalaman belajar, atau sudah mampu memperoleh pengetahuan hanya melalui lambing kata, yang diperoleh dengan membaca buku, majalah, Koran dan lain-lain.6

Fungsi media pembelajaran sebagai berikut: 1. Sumber belajar

6

(6)

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, peghubung. Sumber belajar tersbut dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan memudahkan terjadinya proses belajar.

2. Fungsi Semantik

Fungsi semantik adalah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang maknanya dapat dipahami oleh peserta didik.

3. Fungsi Manipulatif

Fungsi manifulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum yang dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuaan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatas-batasan inderawi. Fungsi manipulatif dapat membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks, misalnya dengan memanfatkan diagram, peta, grafis, dan lain-lain.

4. Fungsi Psikologis Terdiri dari:

a. Fungsi Atensi, Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatiaan siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi afektif, media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

c. Fungsi kognitif, siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik berupa orang, benda, kejadian atau peristiwa. Objek tersebut dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang.7

Jenis-jenis media sebagai berikut; 1. Media Cetak

7

(7)

Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, jurnal dan majalah ilmiah. Buku adalah media yang bersifat fleksibel dan biaya pengandaannya relative lebih murah jika dibandingkan dengan pengandaan media lain. Pada umunnya media ini digunakan sebagai informasi utama atau bahkan suplemen informasi terhadap penggunaan media lain.

2. Media pameran

Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat dipemerankan dalam media ini berupa benda-benda sesungguhnya atau benda reproduksi atau tiruan dari benda-benda asli. Media yang dapat diklasifikasikan ke dalam jenis media pameran yaitu poster, grafis, realia, dan model.

a. Realia, benda nyata yang dapat dihadirkan diruangan untuk keperluaan proses pembelajaran. Pengajar dapat menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu sistem, misalnya peralatan laboratorium. b. Model, benda tiruan yang digunakan untuk mempresentasikan realitas. Model

mesin atau benda tertentu dapat digunakan untuk mengantikan mesin riel. 3. Media yang diproyeksikan

Media yang diproyeksikan juga memiliki bentuk fisik yang bervariasi, yaitu slide suara dan film strip.

4. Video dan VCD

Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara, dapat ditayangkan melalui media video dan VCD (video compact disk). Video memiliki beberapa features yang sangat bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu feature tersebut adalah slow motion dimana gerakan obyek atau peristiwa tertentu yang berlangsung sangat cepat dapat diperlambat agar mudah dipelajari.

5. Komputer

Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal, dinamakan pembelajaran dengan bantuaan komputer, dikembangkan dalam beberapa format, antara lain drills and practice, tutorial, simulasi, permainan, dan discovery. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan laboratorium atau stimulasi. Hal ini karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik dalam komputer.

(8)

Saat ini yang menjadi trend dalam dunia pendidikan sehubungan dengan pemanfaatan media, adalah dengan menggunakan berbagai media (multimedia). Disebut multimedia, karena media ini merupakan kombinasi dari berbagai media yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu menggunakan audio, video, grafis, dan lainnya. Media internet yang merajalela, sejatinya telah memberikan pengaruh positif dalam pelaksanaan pembelajaran, di antaranya dengan adanya program e-learning,

e-ducation dan lain-lain.

C. Media pembelajaran sejarah yang menarik

Media dan pembelajaran merupakan dua unsur yang sangat erat kaitannya dalam dunia pendidikan terlebih bagi mereka yang mengenyam pendidikan di kota-kota besar. Media pembelajaran sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran dapat membantu pendidik mencapai tujuan pembelajaran. Pengunaan media dalam proses belajar dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran.

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan jenis-jenis media pembelajaran yang sering digunakan khususnya guru dalam mengajar. Akan tetapi pertanyaanya apakah media yang digunakan oleh guru tersebut sudah tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Agar dapat sampai kepada sasaran, maka perlu ditentukan sejumlah kriteria terlebih dahulu.

(9)

gambarnya tidak bagus maka media tersebut tidak dapat digunakan. Biaya, biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan untuk mendapatkan (membuat) dan untuk menggunakanya, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang ingin dicapi. Jika tujuan yang hendak dicapai sekedar mengenal para pahlawan revolusi, maka media foto sudah cukup tidak perlu kita mengajak siswa melihat film G.30S/PKI.8

Dari kriteria tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sejarah yang menarik adalah media yang digunakan pada ketepatan materi sejarah yang ingin disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Dalam hal ini kondisi sekolah tentu menjadi pertimbangan (sarana dan prasarana serta letak geografis sekolah). Misalnya bagi anak-anak yang sekolah dikota besar dan memiliki sarana dan prasarana yang memadai tentu dapat menggunakan media Televisi ataupun belajar sejara langsung dengan mengunjungi tempat bersejarah dan itu membuat pelajaran sejarah menjadi menari. Akan tetapi hal ini menjadi berbeda ketika sekolah berada ditempat yang terpencil atau jauh dari pusat kota yang minim sarana dan prasarana.

Dari uraian tersebut diatas tentang media pembelajaran sejarah tentu berpengaruh terhadap pencapaian yang diperoleh oleh peserta didik baik dari minat, motivasi, maupun prestasi. Penggunaan media yang menarik tentu secara garis besar dapat meningkatkan minat dan motivasi serta prestasi belajar siswa.

D. Penutup

Belajar sejarah harus sampai pada tahap “Melakukan dan kita akan Mengerti” tidak hanya mendengarkan kemudian melupakan atau melihat tetapi hanya mengingat. Menurut Edgar Dale dengan kerucut pengalaman mengemukakan bahwa pengalaman belajar seseorang, 75% diperoleh melalui i (Padi, 2010)ndra pengelihatan, 13% melalui indra pendengaran. Hal ini juga berlaku dalam pembelajaran sejarah melalui media pembelajaran yang digunakan serta pengalaman langsung peserta didik dengan menggunakan indra pengelihatannya sejarah akan menjadi bermakna.

8A.A. Padi, „Mengaktifkan Pengajaran Sejarah Melalui Media‟ pada jurnal

Historia

Vitae Vol. 24, No. 2, edisi bulan Oktober 2010. (Yogyakarta, Pendidikan Sejarah USD), p.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Kustandi, Cecep, dkk. 2011. Media Pembalajaran: manual dan digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Latuheru, John D., 1998. Media Pembelajaran (Dalam proses belajar-mengajar masa

kini. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Padi, A.A., 2010, „Mengaktifkan Pengajaran Sejarah Melalui Media‟ pada jurnal Historia

Vitae Vol. 24, No. 2, edisi bulan Oktober 2010. Yogyakarta, Pendidikan Sejarah

USD.

Purwanta, Hieronymus, 2007, Me ba gu Kriteria Reko struksi “ejarah pada jur al Arah Reformasi Indonesia No. 34 edisi Februari 2007. Yogyakarta: LPPM USD.

Purwanta, Hieronymus, 2010 Hakekat Pe didika “ejarah pada jur al Historia Vitae Vol. 24, No. 1, edisi bulan April 2010. Yogyakarta, Pendidikan Sejarah USD.

Referensi

Dokumen terkait

59 BCAP BHAKTI CAPITAL INDONESIA Tbk BSRE1 - BSR INDONESIA PT.. BSRE1 - BSR

Hasil penelitian Naimah dan Utama (2006:19) menunjukkan bahwa pada perusahaan-perusahaan besar, semakin banyak informasi non-akuntansi yang tersedia sepanjang tahun,

Usaha bidang pelayanan jasa, pada saat ini berkembang dengan sangat pesat terutama jasa bengkel, karena para pelaku bisnis dibidang jasa ini melihat bahwa pangsa pasar

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka

orang tua diminta kembali untuk menyebutkan kosakata baku yang terdapat pada video pembelajaran. Melalui Voicenote peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya materi yang

Setelah diberikan waktu untuk menghafal, maka pendidik kemali menguji peserta didik dengan menanyakan makna kosakata-kosakata dari materi film kartun tersebut,

Di hadapan Anda terdapat 3 konsentrasi minuman instan beras merah organik.. Cicipilah rasa masing-masing sampel secara berurutan dari kiri

Hasil penelitian dengan α = 5%: (1) ada pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa dilihat dari dua modl pembelajaran yang berbeda, Contextual Teaching and Learning