• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Jigsaw dengan Berbantuan Media Puzzle Siswa Kelas 5 SD Nege

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Jigsaw dengan Berbantuan Media Puzzle Siswa Kelas 5 SD Nege"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek

Berdasarkan jenis kelamin jumlah subyek dalam penelitian ini sebanyak 21 anak

TK Satya Wacana Children Centre Salatiga yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 11

siswa laki-laki.

Berdasarkan usia anak TK Kelompok B Satya Wacana Children Centre

mempunyai 2 kelompok usia, yaitu 5 dan 6 tahun, yang terdiri dari usia 5 tahun ada 3

anak sedangkan usia 6 tahun ada 18 anak.

4.2 Kondisi Awal Subyek Penelitian

Kondisi awal merupakan keadaan anak sebelum penelitian tindakan kelas

dilakukan. Berdasarkan hasil observasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk

perkembangan Motorik kasar yang telah dilakukan di Taman Kanak-Kanak Satya

Wacana Children Centre Salatiga menunjukkan bahwa perkembangan motorik kasar

anak Taman Kanak-Kanak Satya Wacana Children Centre Salatiga masih kurang karena

belum sesuai dengan perkembangan Motorik kasar anak pada umumnya. Pada observasi

dalam kegiatan pembelajaran perkembangan motorik kasar masih banyak anak yang

belum bisa melakukan gerakan jalan ditempat, ayunkan kaki kedepan secara bergantian,

meniru gerakan kelinci melompat, dan rentangkan tangan berdiri dengan satu kaki seperti

kapal terbang. Dari 21 siswa di kelas bloomers 1 dan bloomers 2 hanya 6 anak yang bisa

mengikuti gerakan motorik kasar jalan ditempat,ayunkan kaki kedepan secara bergantian,

(2)

24

kapal terbang. Dari masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahan di Taman

Kanak-Kanak Satya Wacana Children Centre Salatiga yaitu perkembangan motorik kasar

sebagian anak masih rendah dalam melakukan gerakan jalan ditempat,ayunkan kaki

kedepan secara bergantian, meniru gerakan kelinci melompat, dan rentangkan tangan

berdiri dengan satu kaki seperti kapal terbang. Adapun kondisi awal yang diperoleh

melalui observasi Prasiklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 4.1

Motorik Kasar anak Prasiklus TK Satya Wacana Children Centre

Grafik. 4.2

Motorik Kasar anak Prasiklus TK Satya Wacana Children Centre

70% 15%

15%

Prosentase Keberhasilan

Belajar Senam Irama

rendah tinggi sangat tinggi

Keterangan Jumlah siswa %

Sangat Tinggi 3 15%

Tinggi 3 15%

Rendah 15 70%

(3)

25 4.3 Pelaksanaan Penelitian Siklus I

4.3.1 Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH)

b. Menentukan materi dan tema kegiatan

c. Menyiapkan media untuk kegiatan (lagu).

d. Menyiapkan lembar observasi tentang motorik kasar anak

e. Membuat lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran senam irama.

4.3.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai

dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat ditahap perencanaan oleh

peneliti dengan dibantu guru-guru disekolah Satya Wacana Children Centre. Tahap

pelaksanaan pada Siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan. Adapun gambaran pelaksanaan

pembelajaran sebagai berikut:

4.4.Pelaksanaan Siklus I a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat , Tanggal 17 April 2015. Sesuai

(4)

26 a)Kegiatan Awal

Kegiatanpembelajaran Senam Irama dimulai dengan membaca doa dan

mengabsen anak.

b) Kegiatan Inti

Guru mengajak anak untuk melakukanpemanasansebelum melakukan senam irama. Guru menjelaskan dan memberikan contoh bagaimana cara

melakukan gerakan senam irama jalan ditempat, meniru gerakkan kelinci

melompat, rentangkan tangan berdiri dengan satu kaki seperti kapal terbang

dan ayunkan kaki kedepan bergantian. guru memberikan bimbingan pada anak

yang belum bisa melakukan gerakkan tersebut.

c) Kegiatan Akhir

Gurumelakukan kegiatan pendinginan selesai mengikuti senam irama.

b.Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, Tanggal 24 April 2015. Sesuai

dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian, Adapun kegiatan

(5)

27

Tabel. 4.3

Rekapitulasi Data Hasil Observasi Motorik Kasar Siklus I

TK Satya Wacana Children Centre Salatiga

Hasil di atas perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama pada siklus I,

Nilai anak yang sangat tinggi pada pertemuan pertama 15%, pertemuan kedua 40%.

Selanjutnya nilai anak yang tinggi pada pertemuan pertama15%, pada pertemuan kedua

40%. Selanjutnya nilai anak yang rendah pada pertemuan pertama 70%, pertemuan kedua

20% berdasarkan hasil penelitian siklus I bahwa perkembangan motorik kasar anak TK

Satya Wacana Children Centre Salatiga masih rendah.

No Kriteria

Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2

(6)

28

Grafik 4.4 Motorik Kasar anak SiklusI TK Satya Wacana Children Centre Salatiga

4.4.1 Pengamatan

Observer melakukan dengan cara mengamati jalannya pembelajaran Senam irama

dari awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar pengamatan anak yang telah

disediakan. Menurut pengamatan observer ada beberapa anak pada siklus 1 yang belum

bisa mengikuti gerakan senam sesuai dengan irama, karena anak masih merasa bosan dan

anak tersebut masih asyik ngobrol dengan temannya dan tidak mendengarkan lagu dan

memperhatikan guru didepan.

4.4.2. Refleksi

Dari kegiatan pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan selama 2 kali

pertemuan, anak dapat melakukan kegiatan senam irama dengan baik. Pada siklus

pertama pertemuan kedua belum mampu mencapai target indikator keberhasilan yang

ditentukan sebelumnya yaitu sebesar 80%. Capaian pada siklus pertama pertemuan kedua

sebesar 40% untuk kriteria tinggi, 40% untuk kriteria cukup tinggi dan 20% untuk kriteria

(7)

29

indikator keberhasilan sebesar 80%. Dalam Siklus I ada beberapa kendala yang muncul

saat melaksanakan kegiatan pembelajaran Siklus I, diantaranya adalah :

1). Masih ada anak yang merasabosan dan asyik ngobrol saat melakukan kegiatan Senam

Irama.

Melihat ada beberapa kendala yang dialami dalam Siklus I penulis dan guru

mendiskusikan solusi untuk memperbaiki pembelajaran Senam Irama disiklus II. Solusi

yang didapatkan adalah memberikan senam irama dengan lagu yang sedikit lincah supaya

anak-anak pada semangat mengikuti kegiatan senam.Tujuannya adalah agar anak lebih

semangat untuk melakukan kegiatan senam irama.

4.4.3. Tahap Perencanaan Perbaikan

Tahap perbaikan perencanaan digunakan penulis dan guru setelah melalui tahap

refleksi, perbaikan yang dilakukan adalah merevisi kesalahan dan kekurangan menjadi

hambatan dalam siklus sebelumnya untuk dasar menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran yang lebih baik disiklus selanjutnya.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perbaikan perencanaan ini mulai dengan

menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan pada proses

pembelajaran Siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun RKH yang disesuaikan dengan indikator.

(8)

30 4.4.4. Pelaksanaan Siklus II

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 08 Mei 2015. Sesuai dengan

RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian, Adapun kegiatan pembelajaran

sebagai berikut:

a). Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen.

b). Kegiatan Inti

Guru mengajak anak untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan senam

irama. Guru menjelaskan dan memberikan contoh bagaimana cara melakukan gerakan

senam irama jalan ditempat, meniru gerakkan kelinci melompat, rentangkan tangan

berdiri dengan satu kaki seperti kapal terbang dan ayunkan kaki kedepan bergantian. guru

memberikan bimbingan pada anak yang belum bisa melakukan gerakkan tersebut.

c). Kegiatan Akhir

Guru melakukan kegiatan pendinginan selesai mengikuti senam irama.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Mei 2015. Sesuai dengan RKH

yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian, adapun kegiatan pembelajaran

sebagai berikut:

b. Pertemuan Kedua a). Kegiatan Awal

(9)

31 b). Kegiatan Inti

Guru mengajak anak untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan senam irama.

Guru menjelaskan dan memberikan contoh bagaimana cara melakukan gerakan senam

irama jalan ditempat, meniru gerakkan kelinci melompat, rentangkan tangan berdiri

dengan satu kaki seperti kapal terbang dan ayunkan kaki kedepan bergantian. guru

memberikan bimbingan pada anak yang belum bisa melakukan gerakkan tersebut.

c). Kegiatan Akhir

Guru melakukan kegiatan pendinginan selesai mengikuti senam irama dan doa

penutup.

Tabel. 4.5Rekapitulasi Data Hasil Observasi Motorik Kasar Siklus II

TK Satya Wacana Children Centre Salatiga

No Kriteria

Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

(10)

32

Hasil di atas perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama pada siklus II

anak nilai rata-rata yang sangat tinggi pada pertemuan pertama 70%, pertemuan kedua

85%. Selanjutnya nilai rata-rata anak yang tinggi pada pertemuan pertama 20%, pada

pertemuan kedua 10%. Selanjutnya nilai rata-rata anak yang rendah pada pertemuan

pertama 10%, pertemuan kedua 5% berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa

melalui kegiatan senam irama dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar anak

dilihat dari table rata-rata pencapaian perkembangan motorik kasar anak secara

keseluruhan sudah mencapai indikator yaitu 80% dikelas TK B Satya Wacana Children

Centre Salatiga.

Grafik 4.6 Motorik Kasaranak SiklusII TK Satya Wacana Children Centre

4.4.5. Pengamatan

Observer mengamati proses pembelajaran senam irama dari awal higga akhir

kegiatan, mengamati siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran senam irama.

Menurut pengamatan observer anak-anak pada siklus II ini lebih antusias dan semangat 70%

85%

20%

10%

10% 5%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

pertemuan 1 pertemuan 2

(11)

33

dalam mengikuti pembelajaran senam irama dikarenakan setiap kegiatan senam irama

lagunya berubah dan lincah.

4.4.6. Refleksi

Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada siklus II Motorik Kasar anak

meningkat hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I pertemuan II untuk kriteria tinggi

sebesar 40%, kriteria cukup tinggi sebesar 40% dan kriteria rendah sebesar 20% pada

siklus II pertemuan ke II hasilnya meningkat sebesar 85% untuk kriteria tinggi, 10%

untuk kriteria cukup tinggi dan 5 % untuk kriteria rendah. Dengan pencapaian sebesar

85% pada siklus II pertemuan ke II maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus

selanjutnya, karena hasil dari siklus II pertemuan ke II sudah mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan oleh penelitian ini.

4.5. Hasil Penelitian

4.5.1 Deskripsi Data

Penelitian tindakan kelas melalui kegiatan senam iramauntuk meningkatkan

Motorik Kasar anak.Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang

dalam setiap siklusnya masing-masing dua pertemuan. Pada siklus I meningkatkan

Motorik Kasar anak menggunakan kegiatan senam irama belum mencapai indikator yang

dituju, sehingga peneliti melakukan kegiatan perbaikan dalam Siklus II.

4.5.2. Data Siklus I

Data-data berikut ini diperoleh peneliti setelah mengobservasi kegiatan selama

Siklus I. Siklus I ini diikuti oleh 21 anak, data yang pertama adalah data meningkatkan

(12)

34

Tabel.4.7Rekapitulasi Data Hasil Observasi Motorik Kasar anak Siklus I

TK Satya Wacana Children Centre Salatiga

Berdasarkan tabel di atas pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh data sebesar 15%

pada kriteria tinggi dengan jumlah anak sebanyak 7 orang. Kriteria cukup tinggi sebesar

15% dengan jumlah anak sebanyak 8 orang dan kriteria rendah sebesar 70% dengan jumlah

anak sebanyak 6 orang.

Pada siklus 1 pertemuan 2 diperoleh data sebesar 40% pada kriteria tinggi dengan

jumlah anak sebanyak 9 orang. Kriteria cukup tinggi sebesar 40% dengan jumlah anak

sebanyak 8 orang dan kriteria rendah sebesar 20% dengan jumlah anak sebanyak 4 orang.

Dilihat dari data-data tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan

Siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan Siklus II. Hal-hal yang masih kurang dalam

Siklus I akan diperbaiki pada Siklus II.

No Kriteria

Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2

(13)

35

Grafik 4.8 Motorik Kasar anak SiklusI TK Satya Wacana Children Centre Salatiga

Grafik di atas menggambarkan hasil observasi motorik kasar anak pada Siklus I.

Warna biru menunjukkan kriteria tinggi dengan hasil persentase 15% pada pertemuan

1,dan 40% pada pertemuan 2. Sedangkan warna merah menujukan kriteria cukup tinggi

dengan hasil persentase 15 % pada pertemuan 1, dan 40% pada pertemuan 2. Selanjutnya

pada warna hijau menunjukkan kriteria rendah dengan hasil presentase 70% pada

pertemuan 1, dan 20% pada pertemuan 2.

4.6.1.1 Data Siklus II

Data-data berikut ini diperoleh peneliti setelah mengobservasi kegiatan selama

Siklus II. Siklus II ini diikuti oleh 21 anak, data yang pertama adalah data meningkatkan

motorik kasar anak dengan menggunakan senam irama Siklus II. 15%

40% 15%

40% 70%

20%

0% 20% 40% 60% 80%

pertemuan 1 pertemuan 2

(14)

36

Tabel.4.9Rekapitulasi Data Hasil Observasi Motorik Kasar anak Siklus II

TK Satya Wacana Children Centre Salatiga

Berdasarkan tabel di atas pada siklus II pertemuan 1 diperoleh data sebesar 70%

pada kriteria tinggi dengan jumlah anak sebanyak 17 orang. Kriteria cukup tinggi sebesar 20%

dengan jumlah anak sebanyak 2 orang dan kriteria rendah sebesar 10% dengan jumlah anak

sebanyak 2 orang.

Pada siklus II pertemuan 2 diperoleh data sebesar 85% pada kriteria tinggi dengan

jumlah anak sebanyak 19 orang. Kriteria cukup tinggi sebesar 10% dengan jumlah anak

sebanyak 1 orang dan kriteria rendah sebesar 5% dengan jumlah anak sebanyak 1 orang.

No Kriteria

Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

(15)

37

Grafik 4.10 Motorik Kasar anak SiklusII TK Satya Wacana Children Centre

Grafik di atas menggambarkan hasil observasi motorik kasar anak pada Siklus II.

Warna biru menunjukkan kriteria tinggi dengan hasil persentase 70% pada pertemuan

1,dan 85% pada pertemuan 2. Sedangkan warna merah menujukan kriteria cukup tinggi

dengan hasil persentase 20 % pada pertemuan 1, dan 10% pada pertemuan 2. Selanjutnya

pada warna hijau menunjukkan kriteria rendah dengan hasil presentase 10% pada

pertemuan 1, dan 5% pada pertemuan 2.

4.7. Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa motorik kasar

anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan pembelajaran senam irama menggunakan irama lagu.

Kegiatan pembelajaran senam irama tersebut membantu anak dalam mengembangkan aspek

Motorik Kasarnya.

Pada pelaksanaan tindakan siklus I, banyak anak yang kurang bergerak karena tidak

mendengar dan memperhatikan guru dalam melakukan senam. Anak masih banyak yang asyik

ngobrol dengan temannya. Melihat hal ini, guru segera mengambil tindakan agar anak tidak

(16)

38

Guru berperan sangat penting dalam membantu mengembangkan motorik kasar anak

dengan memotivasi dan memberikan penguatan kepada anak berupa penghargaan baik dalam

bentuk pujian. Motorik kasar anak kurang berkembang optimal apabila tidak ada motivasi atau

dorongan dari guru. Pada pelaksanaan kegiatan senam irama menggunakan lagu anak di Taman

Kanak-Kanak Satya Wacana Children Centre, guru selalu memotivasi kepada semua anak

khususnya anak-anak yang masih kurang berkembang motorik kasarnya dalam

mengekspresikan dirinya dalam kegiatan pembelajaran Senam Irama.

Maka peneliti melanjutkan kegiatan anak pada siklus II dengan melakukan kegiatan yang

sama yaitu senam irama. Kegiatan ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan kegiatan yang

lebih bervariasi. Setelah dilakukan kegiatan pada siklus II persentase perkembangan motorik

kasar anak melalui kegiatan senam irama dalam kategori sangat tinggi mengalami peningkatan

sebesar 85% dari jumlah anak, hal ini di sebabkan karena peneliti melakukan senam irama

dengan lagu yang lincah untuk anak lebih semangat.

Temuan peneliti ini sesuai dengan pendapat Montolalu, dkk (2007) bahwa: dalam belajar

keterampilan motorik kasar, anak-anak memerlukan pengalaman keterampilan dasar. Mereka

harus belajar gerakan-gerakan sederhana sebelum menggabungkannya ke dalam gerakan-gerakan

yang lebih sulit, sebelum menguasai sebuah keterampilan gerak anak harus memiliki kesempatan

untuk mencoba dan mencoba lagi. Anak akan memperbaiki keterampilan motoriknya

berdasarkan pengalaman bermain yang dilakukan sebelumnya.

Menurut Syahara (2010) bahwa kegiatan senam irama (gerak berirama) dirancang untuk

merangsang kecerdasan kinestetik anak melalui gerak dan keseimbangan. Dalam kegiatan senam

ini, memungkinkan anak dapat bergerak dengan tumpuan otot dan keseimbangan, keluwesan,

(17)

39

permainan senam irama ini maka anak-anak dapat mengembangkan motorik kasarnya dengan

optimal.

Menurut Fitts dan Potsner (dalam Sumantri,2005) bahwa lingkungan merupakan factor yang

sangat penting dalam proses meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, hal ini sejalan

dengan pendapat J.J. Rousseau dalam Hamalik (2001) mengatakan bahwa factor lingkungan

sangat bernakna dan dijadikan landasan dalam mengembangkan konsep pendidikan dan

pengajaran termasuk didalamnya untuk mengembangkan motorik kasar.

Menurut Fitts dan Potsner (dalam Sumantri, 2005) bahwa lingkungan merupakan faktor

yang penting dalam proses belajar mengajar, hal ini sejalan dengan pendapat J.J. Rousseau dalam

Hamalik (2001) mengatakan bahwa faktor lingkungan sangat bermakna dan dijadikan sebagai

landasan dalam mengembangkan konsep pendidikan dan pengajaran.

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, kegiatan senam irama dapat

meningkatkan motorik kasar anak Taman Kanak-kanak Satya Wacana Children Centre Salatiga.

Sebelum kegiatan senam irama dilakukan perkembangan motorik kasar masih rendah, setelah

melakukan kegiatan senam irama maka kemampuan motorik kasar anak meningkat menjadi

sangat tinggi dan kegiatan senam irama menjadi lebih menarik bagi anak. Anak juga terlihat

senang dan antusias dalam melakukan kegiatan senam irama menggunakan lagu yang buat

Gambar

Tabel. 4.1
Tabel. 4.3
Grafik 4.4  Motorik Kasar  anak SiklusI
Grafik 4.6 Motorik Kasaranak SiklusII
+3

Referensi

Dokumen terkait

• Digunakan untuk menggabungkan obyek yang saling bertumpukan sehingga akan melebur menjadi satu obyek yang baru.

karena masyarakat surabaya sendiri begitu sangat selektif dalam suatu nama brand.. ataupun produk tersebut karena akan bisa menambah kepercayaan diri dari

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan golongan dan jenis anion yang terdapat dalam suatu sampel dengan ujian pendahuluan, uji golongan dan uji

Hasilnya bahwa kedua variabel independen yaitu kualitas pelayanan dan kepercayaaan nasabah memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kepuasan nasabah

Teknik Penggerak Page 40 o Kesimpulan Soal 2 : Dari praktikum yang telah saya lakukan dalam menganalisis rangkaian menggunakan aplikasi PSpice Student, untuk

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Kantor Wilayah DJKN Jawa Timur ”.

Seperti juga metodologi penelitian berlandaskan positivisme,metodologi penelitian berlandaskan rasionalisme juga mengejar diperolehnya generalisasi atau hukum-hukum baru,

Diterimanya Islam oleh orang-orang Mindanao, Sulu, Manilad dan sepanjang pesisir pantai kepulauan Filipina tidak terlepas dari ajaran Islam yang dibawa oleh para