BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Objek Penelitian
Penelitian ini megambil subjek populasi dan sampel di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada mahasiswa angkatan 2014-2017 yang terdaftar pada semester I tahun ajaran 2017/2018.
Universitas Kristen Satya Wacana berada di kota Salatiga yang didirikan pada tahun 1956 sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPGKI) kemudian pada tahun 1959 PTPGKI diresmikan menjadi UKSW. Satya Wacana berarti setia pada Firman Tuhan. Universitas Kristen Satya Wacana diselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah Fakultas tertua di Universitas Kristen Satya Wacana. Fakultas ini mempunyai sembilan program studi di bidang kependidikan yaitu: Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling, Program Studi Pendidikan Pancasila, Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Program Studi Pendidikan Fisika, Program Studi Pendidikan Matematika, Program Studi Pendidikan Olahraga dan Jasmani.
Program studi Pendidikan Ekonomi mempunyai Visi adalah “Menjadi lembaga
pengembangan ilmu Pendidikan Ekonomi dalam penerapannya untuk menghasilkan guru
profesional yang berjiwa wirausaha, dan berkarakter mengasihi” Sedangkan Misi Program
studi Pendidikan Ekonomi adalah:
1. Menyelenggarakan perkuliahan yang membangun sikap kreatif, inovatif, dan proaktif berdasarkan moral etik iman kristen
2. Menyelenggarakan penelitian di bidang pendidikan ekonomi dalam lingkup luas, mencakup:
1) Pengembangan ilmu pendidikan ekonomi 2) Pengembangan metode pembelajaran ekonomi
3) Manajemen lembaga pendidikan dan atau lembaga sosial 4) Profesionalitas guru ekonomi
5) Perilaku ekonomi/wirausaha masyarakat termasuk guru ekonomi
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat unuk mengembangkan kualitas:
1) Manajerial lembaga pendidikan dan atau lembaga sosial 2) Profesionalitas guru ekonomi
3) Perilaku ekonomi/wirausaha pelaku bisnis sesuai dengan kebutuhan masyarakat
5.2. Analisis Pendahuluan
4.2.1 Deskripsi Variabel Gaya Belajar (X1)
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang diolah menggunakan program komputer SPSS 21.0, hasil tersebut dapat dilihat pada tabel Deskripsi data frequencies. Berikut adalah
perhitungan sehingga dapat dibuat tabel distribusi frekuensi dan histogram di bawah ini: a) Jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log n
Tabel 6. Distribusi frekuensi data gaya belajar
No Interval Frekuensi Prosentase
1 2,59 – 2,89 5 5,6%
Gambar 2. Histogram distribusi frekuensi data gaya belajar
Sumber : SPSS 21.0
Data nilai gaya belajar diperoleh melalui hasil kuesioner yang sudah di berikan kepada responden/mahasiswa di FKIP-PE UKSW. Data tersebut terdiri dari nilai-nilai perbutir peryataan tentang indikator-indikator gaya belajar yang berskala 1-5 yang dijumlahkan kemudian dicari rata-rata untuk masing-masing karyawan. Untuk skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai kategori disiplin kerja dan tabel distribusinya:
1) Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi) a. Nilai rata-rata ideal (Mi) = ½ (5 + 2,59) = 3,80
b. Standar deviasi ideal (SDi) = 1/6 (5 – 2,59) = 0,40 2) Batasan-batasan kategori kecenderungan
a. Tinggi = Mi + 1 SDi s/d Max = 3,80 + 0,40 s/d 5,00 = 4,20 s/d 5,00
b. Sedang = Mi – 1 SDi s/d Mi + 1 SDi = 3,80 – 0,40 s/d 3,80 + 0.40 = 3,40 s/d 4,20
Tabel 7. Distribusi frekuensi kecenderungan gaya belajar No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 4,20 s/d 5,00 9 10,1% 2 Sedang 3,40 s/d 4,20 69 77,5% 3 Rendah 2,59 s/d 3,40 11 12,4%
Jumlah 89 100 %
Sumber : Data primer diolah tahun 2017
Tabel 7. menunjukkan bahwa nilai pada kategori tinggi dicapai oleh 9 mahasiswa (10,1%), untuk kategori sedang dicapai oleh 69 mahasiswa (77,5%), dan untuk kategori rendah dicapai oleh 11 mahasiswa (12,4%). Data tersebut menunjukan bahwa tingkat kecenderungan gaya belajar berpusat pada kategori sedang.
4.2.2.Deskripsi Variabel Kemandirian Belajar (X2)
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang diolah menggunakan program komputer SPSS 21.0, hasil tersebut dapat dilihat pada tabel Deskripsi data frequencies. Berikut adalah
Tabel 8. Distribusi frekuensi data kemandirian belajar
No Interval Frekuensi Prosentase
1 2,15 – 2,55 3 3,3%
2 2,56 – 2,96 6 6,7%
3 2,97 – 3,37 9 10%
4 3,38 – 3,78 26 29,7%
5 3,79 – 4,19 22 24,6%
6 4,20 – 4,60 20 22,4%
7 4,61 – 5,00 3 3,3%
Jumlah 89 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2017
Gambar 3. Histogram distribusi frekuensi data kemandirian belajar
Data nilai kemandirian belajar diperoleh melalui hasil kuesioner yang sudah di berikan kepada responden/mahasiswa di FKIP-PE UKSW. Data tersebut terdiri dari nilai-nilai perbutir peryataan tentang indikator-indikator kemandirian belajar yang berskala 1-5 yang dijumlahkan kemudian dicari rata-rata untuk masing-masing karyawan. Untuk skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai kategori disiplin kerja dan tabel distribusinya:
1) Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi) a. Nilai rata-rata ideal (Mi) = ½ (5 + 2,15) = 3,57
b. Standar deviasi ideal (SDi) = 1/6 (5 – 2,15) = 0,47 2) Batasan-batasan kategori kecenderungan
a. Tinggi = Mi + 1 SDi s/d Max = 3,57 + 0,47 s/d 5,00 = 4,04 s/d 5,00
d. Sedang = Mi – 1 SDi s/d Mi + 1 SDi = 3,57 – 0,47 s/d 3,57 + 0,47 = 3,10 s/d 4,04
b. Rendah = Min s/d Mi – 1 SDi = 2,15 s/d 3,57 – 0,47 = 2,15 s/d 3,10
Tabel 9. Distribusi frekuesi kecenderungan kemandirian belajar No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 4,04 s/d 5,00 34 36,9% 2 Sedang 3,10 s/d 4,04 45 52% 3 Rendah 2,15 s/d 3,10 10 11,1%
Jumlah 89 100 %
Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai pada kategori tinggi dicapai oleh 34 mahasiswa (36,9%), untuk kategori sedang dicapai oleh 45 mahasiswa (52%), dan untuk kategori rendah dicapai oleh 10 mahasiswa (11,1%). Data tersebut menunjukan bahwa tingkat kecenderungan gaya belajar berpusat pada kategori sedang.
4.2.3.Deskripsi Variabel Kesiapan Menjadi Guru Profesional (Y)
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang diolah menggunakan program komputer SPSS 21.0, hasil tersebut dapat dilihat pada tabel Deskripsi data frequencies. Berikut adalah
perhitungan sehingga dapat dibuat tabel distribusi frekuensi dan histogram di bawah ini: a) Jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 89
= 1 + 3,3 x 1,949
= 1 + 6,431
= 7,431
= 7
b) Rentang data (Range) = data terbesar – data terkecil = 4,76 – 2,62
= 2,14
c) Panjang kelas = range : jumlah kelas interval = 2,14 : 7
Tabel 10. Distribusi frekuensi data kesiapan menjadi guru professional
No Interval Frekuensi Prosentase
1 2,62 – 2,92 3 3,3%
2 2,93 – 3,23 2 2,2%
3 3,24 – 3,54 17 18,9%
4 3,55 – 3,85 16 17,9%
5 3,86 – 4,16 21 23,6%
6 4,17 – 4,47 25 28%
7 4,48 – 4,78 5 5,5%
Jumlah 89 100%
Sumber : Data primer diolah tahun 2017
Gambar 4. Histogram distribusi frekuensi data kesiapan menjadi guru professional
Data nilai kesiapan menjadi guru profesional diperoleh melalui hasil kuesioner yang sudah di berikan kepada responden/mahasiswa di FKIP-PE UKSW. Data tersebut terdiri dari nilai-nilai perbutir peryataan tentang indikator-indikator kesiapan menjadi guru profesional yang berskala 1-5 yang dijumlahkan kemudian dicari rata-rata untuk masing-masing karyawan. Untuk skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai kategori disiplin kerja dan tabel distribusinya:
1) Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi) a. Nilai rata-rata ideal (Mi) = ½ (5 + 2,62) = 3,81
b. Standar deviasi ideal (SDi) = 1/6 (5 – 2,62) = 0,40 2) Batasan-batasan kategori kecenderungan
a. Tinggi = Mi + 1 SDi s/d Max = 3,81 + 0,40 s/d 5,00 = 4,21 s/d 5,00
b. Sedang = Mi – 1 SDi s/d Mi +1 SDi = 3,81 – 0,40 s/d 3,81 + 0,40 = 3,41 s/d 4,21
c. Rendah = Min s/d Mi – 1 SDi = 2,62 s/d 3,81 – 0,39 = 2,62 s/d 3,41
Tabel 11. Distribusi frekuensi kecenderungan kesiapan menjadi guru profesional No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 4,21 s/d 5,00 25 14,4% 2 Sedang 3,41 s/d 4,21 50 58,2% 3 Rendah 2,62 s/d 3,41 14 26,8%
Jumlah 89 100 %
Tabel 11. menunjukkan bahwa nilai pada kategori tinggi dicapai oleh 25 mahasiswa (14,4%), untuk kategori sedang dicapai oleh 50 mahasiswa (58,2%), dan untuk kategori rendah dicapai oleh 14 mahasiswa (26,8%). Data tersebut menunjukan bahwa tingkat kecenderungan gaya belajar berpusat pada kategori sedang.
4.3. Uji Prasyarat Analisis 4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dihitung dengan menggunakan analisis kolmogorov-smirnov. Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan program SPSS versi 21.0 dan data hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Ringkasan hasil uji normalitas
Variabel Sig tabel Sig hitung Kesimpulan
X1 0,05 0,525 Normal
X2 0,05 0,585 Normal
Y 0,05 0,616 Normal
Sumber : Data primer diolah tahun 2017
Tabel 12 menunjukkan bahwa variabel gaya belajar, kemandirian belajar dan kesiapan menjadi guru profesional mempunyai sebaran data yang berdistribusi normal, dimana harga Sig hitung lebih besar dari harga Sig tabel pada
signifikansi 0,05.
4.3.2. Uji Linearitas
Tabel 13. Ringkasan hasil uji linearitas
Model Hubungan Sig tabel Sig hitung Keterangan
X1 dengan Y 0.05 0,007 Linier
X2 dengan Y 0.05 0,002 Linier
Sumber : Data primer diolah tahun 2017
Tabel 13 menunjukkan nilai Sig hitung hubungan antara variabel gaya belajar
(X1) terhadap kesiapan menjadi guru professional (Y) dan nilai Sig hitung hubungan
antara kemandirian belajar (X2) terhadap kesiapan menjadi guru professional (Y)
lebih besar dari Sig tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua
variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear.
4.4. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas rumusan masalah. Untuk itu hipotesis harus diuji kebenarannya secara empiris. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana untuk hipotesis 1 dan 2 serta menggunakan analisis korelasi ganda untuk hipotesis 3. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama - sama antara variabel bebas (Gaya belajar dan Kemandirian belajar) terhadap variabel terikat (Kesiapan menjadi guru profesional). Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1, terdapat hubungan yang signifikan tingkat gaya belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional mahasiswa pendidikan ekonomi FKIP UKSW Salatiga.
Dasar pengambilan keputusan menggunakan koefisien korelasi (rx1y)
antara variabel gaya belajar (X1) terhadap kesiapan menjadi guru profesional
bantuan program komputer SPSS versi 21.0 didapatkan koefisien korelasi senilai 0,590 dengan Sig hitung sebesar 0.000 < 0.05
Hasil tersebut menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai positif, kemudian nilai koefisien korelasi tersebut dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi untuk mengetahui besarnya tingkat hubungan antara variabel gaya belajar (X1) terhadap kesiapan menjadi guru
profesional (Y) yang dapat dlihat pada tabel koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 14. Interpretasi koefisien korelasi X1 terhadap Y
Korelasi R hitung Nilai Interpretasi Keterangan
X1 terhadap Y 0.590 0,40 - 0,599 Sedang
Sumber : Data primer diolah tahun 2017
Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai R hitung berada diantara 0,40 - 0,599,
sehingga koefisien korelasi yang dihasilkan termasuk dalam kategori sedang dengan nilai positif. Bahwa terdapat hubungan yang signifikan tingkat gaya belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional mahasiswa pendidikan ekonomi FKIP UKSW Salatiga.
2. Hipotesis 2, terdapat hubungan yang signifikan tingkat kemandirian belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional mahasiswa pendidikan ekonomi FKIP UKSW Salatiga.
Dasar pengambilan keputusan menggunakan koefisien korelasi (rx2y)
antara variabel kemandirian belajar (X2) terhadap kesiapan menjadi guru
Hasil tersebut menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai positif, kemudian nilai koefisien korelasi tersebut dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi untuk mengetahui besarnya tingkat hubungan antara variabel kemandirian belajar (X2) terhadap kesiapan menjadi
guru profesional (Y) yang dapat dlihat pada tabel koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 15. Interpretasi koefisien korelasi X2 terhadap Y
Korelasi R hitung Nilai Interpretasi Keterangan
X2 terhadap Y 0,536 0,40 - 0,599 Sedang
Sumber : Data primer diolah tahun 2017
Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai R hitung berada diantara 0,40 - 0,599,
sehingga koefisien korelasi yang dihasilkan termasuk dalam kategori sedang dengan nilai positif. Bahwa terdapat hubungan yang signifikan tingkat gaya belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional mahasiswa pendidikan ekonomi FKIP UKSW Salatiga.
3. Hipotesis 3, terdapat hubungan yang signifikan tingkat kemandirian belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional mahasiswa pendidikan ekonomi FKIP UKSW Salatiga.
Tabel 16. Ringkasan hasil uji korelasi ganda X1 dan X2 terhadap Y
Variabel Koefisien
X1 0,309
X2 0,441
Konstanta 1,116
R 0,716
R2 0,513
Sumber : Data primer diolah tahun 2017
Tabel 16 dapat dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis 3. Langkah-langkah dalam melakukan pengujian hipotesis 3 adalah sebagai berikut:
a) Membuat persamaan garis korelasi 2 prediktor (korelasi ganda) maka persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan
Y = 1,116 + 0,309 (X
1) + 0,441 (X
2)
Persamaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien X1 sebesar
0,309 yang artinya apabila gaya belajar (X1) meningkat 1 poin, maka
akan menyebabkan naiknya nilai kesiapan menjadi guru professional (Y) sebesar 0,309 dengan asumsi nilai kemandirian belajar (X2) tetap.
Selanjutnya dapat diketahui pula nilai koefisien X2 sebesar 0,441 yang
artinya apabila nilai kemandirian belajar (X2) meningkat 1 poin, maka
akan menyebabkan naiknya nilai kesiapan menjadi guru professional (Y) sebesar 0,441 dengan asumsi nilai gaya belajar (X1) tetap.
b) Mencarikoefisien korelasi antara X1 dan X2 terhadap Kriterium Y Koefisien korelasi (Ry(1,2)) dicari untuk menguji hipotesis 3 dengan
melihat seberapa besar hubungan antara gaya belajar (X1) dan
(Y). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 21.0, didapatkan koefisien korelasi antara X1 dan X2 terhadap Y sebesar 0,716. Nilai koefisien korelasi ini
selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 17. Interpretasi koefisien korelasi X1 dan X2 terhadap Y
Korelasi R hitung Nilai Interpestasi Keterangan
X1 dan X2 terhadap Y 0,716 0,60 – 0,799 Kuat
Sumber : Data primer diolah 2017
Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai R hitung berada diantara 0,60 - 0,799, sehingga
koefisien korelasi yang dihasilkan termasuk dalam kategori kuat dengan nilai positif dengan Sig hitung sebesar 0.000 < 0.05. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu Terdapat hubungan yang signifikan tingkat gaya belajar dankemandirian belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional mahasiswa pendidikan ekonomi FKIP UKSW Salatiga.
c) Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi menunjukan tingkat ketepatan garis regresi. Garis regresi digunakan untuk menjelaskan proporsi dari ragam kesiapan menjadi guru profesional (Y) yang diterangkan oleh variabel independennya. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS versi 21.0 menunjukan R2 sebesar 0,513 nilai tersebut berarti 51,3% perubahan pada variabel kesiapan menjadi guru profesional (Y) dapat diterangkan oleh variabel persepsi gaya belajar (X1) dan kemandirian belajar (X2) sedangkan 48,7% dijelaskan oleh
4.5. Pembahasan Hasil Analisis
Berdasarkan data penelitian yang sudah dianalisis maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian berikut penjelasannya:
1. Hasil analisis korelasi sederhana menunjukkan hasil tabel interpretasi koefisien korelasi R, yaitu termasuk dalam kategori sedang, dimana besarnya koefisien korelasi adalah 0,590 dan Sig hitung sebesar 0.000. Sehingga terdapat hubungan positif signifikan pada kategori sedang antara gaya belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional mahasiswa PE-FKIP UKSW Salatiga. Hal ini juga dikaitkan dengan teori DePorter & Hernacki (2011:110) Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi.
2. Hasil analisis korelasi sederhana menunjukkan hasil tabel interpretasi koefisien korelasi R, yaitu termasuk dalam kategori sedang, dimana besarnya koefisien korelasi adalah 0,536 dan Sig hitung sebesar 0.000. Sehingga terdapat hubungan positif signifikan pada kategori sedang antara kemandirian belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional mahasiswa PE-FKIP UKSW Salatiga. Hal ini juga dikaitkan dengan teori Haris Mudjiman (2011:9) Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang di dorong oleh
niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu
masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang
telah dimiliki.
3. Hasil analisis korelasi ganda menunjukan bahwa hasil tabel interpretasi koefisien korelasi R, yaitu termasuk dalam kategori kuat, dimana besarnya koefisien korelasi adalah 0,716 dan Sig hitung sebesar 0.000. Sehingga terdapat hubungan positif signifikan pada kategori kuat antara gaya belajar dan kemandirian belajar dengan kesiapan menjadi guru profesional mahasiswa PE-FKIP UKSW Salatiga. Hal ini juga dikaitkan dengan teori Oemar Hamalik (2008:94) Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang
harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan