• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KERINCI ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIVITAS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KERINCI ARTIKEL"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI

NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN

KABUPATEN KERINCI

ARTIKEL

EVRON EDISON

NPM. 1310018412002

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT REGULATION ACT NUMBER 53 OF 2010 ON DISCIPLINE

CIVIL SERVANTS IN GOVERNMENT DISTRICT KERINCI

Evron Edison1, Uning Pratimaratri1, Nurbeti1 1

Law Departement of Postgraduate Program Bung Hatta University E-mail : evron.edison@yahoo.co.id

ABSTRACT

Civil servants must perform their duties well, honest, professional and disciplined and comply with the obligations and prohibitions in accordance with Government Regulation on discipline for Civil Servants in order to create good governance. In Kerinci district discipline level Civil Servants still low. The problems discussed are: Firstly, how the implementation of Government Regulation No. 53 of 2010 on Discipline of Civil Servants in Kerinci regency government ?. Second, how the application of sanctions for violating the Civil Service Government Regulation No. 53 of 2010 on Discipline of Civil Servants in Kerinci regency government ?. Third, how the efforts made by the local government to improve the discipline of Civil Servants in Kerinci district?. This research was socio legal research. This research used primary and secondary data with qualitative analysis. The results showed that: First, the implementation of Regulation discipline implemented by all units of the regional performance since the regulation was passed by the government and the imposition of disciplinary punishment carried out by the Regional Employment Board. Secondly, the sanctions imposed for violations of discipline has been conducted according to the provisions but has not yet become effective and the maximum to all offenders discipline. Third, to improve the discipline of the Civil Service, local governments do sosilasasi, strict sanctions, supervision, apply absent fingerprint and provide additional income.

(3)

EFEKTIVITAS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

PEMERINTAHAN KABUPATEN KERINCI

Evron Edison1, Uning Pratimaratri1, Nurbeti1 1

Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Bung Hatta E-mail : evron.edison@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pegawai Negeri Sipil harus menjalankan tugas dengan baik, jujur, profesional dan disiplin serta mematuhi kewajiban dan larangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil agar dapat terciptanya pemerintahan yang baik. Di Kabupaten Kerinci tingkat kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil masih rendah. Permasalahan yang dibahas adalah: Pertama, bagaimana pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kabupaten Kerinci?. Kedua, Bagaimana penerapan sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kabupaten Kerinci?. Ketiga, Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kerinci?. Penelitian ini adalah penelitian yuridis sosiolois. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Pelaksanaan Peraturan disiplin dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kinerja Perangkat Daerah sejak Peraturan tersebut disahkan oleh pemerintah dan proses penjatuhan hukuman disiplin dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah. Kedua, sanksi yang dikenakan atas pelanggaran disiplin sudah dilaksanakan sesuai ketentuan tetapi belum belum berlaku efektif dan maksimal kepada semua pelanggar disiplin. Ketiga, untuk meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil, pemerintah daerah melakukan sosilasasi, sanksi yang tegas, pembinaan dan pengawasan, menerapkan absen sidik jari dan memberikan tambahan penghasilan.

(4)

PENDAHULUAN

A. L

atar Belakang Permasalahan

Kelancaran pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan tergantung pada profesionalisme dan kemampuan aparatur Negara, dalam hal ini adalah Pegawai Negeri. Kedudukan dan peranan pegawai dalam setiap organisasi pemerintahan sangatlah menentukan, sebab Pegawai Negeri merupakan tulang punggung pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional. Peranan dari Pegawai Negeri seperti diistilahkan dalam dunia kemiliteran yang berbunyi “Not the gun, the man behind the

gun” yaitu bukan senjata yang penting melainkan manusia yang menggunakan senjata itu. Senjata yang modern tidak mempunyai arti apa-apa apabila manusia yang dipercaya menggunakan senjata itu tidak melaksanakan kewajibannya dengan benar.

Pegawai Negeri Sipil sebagai alat pemerintah (aparatur pemerintah) memiliki keberadaan yang sentral dalam membawa

komponen kebijaksanaan-kebijaksanaan atau peraturan-peraturan pemerintah guna terealisasinya tujuan nasional. Komponen tersebut terakumulasi dalam bentuk pendistribusian tugas, fungsi dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil. Dengan adanya pergeseran paradigma dalam pelayanan publik, secara otomatis hal tersebut akan menciptakan perubahan sistem dalam hukum kepegawaian dengan adanya penyesuaian-penyesuaian dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban dari Pegawai Negeri Sipil meliputi penataan kelembagaan birokrasi pemerintahan, sistem dan penataan manajemen kepegawaian.

Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik, akan tetapi sering terjadi di dalam suatu instansi pemerintah

pegawainya melakukan

(5)

ngobrol dan penyimpangan-penyimpangan lainnya yang menimbulkan kurang efektifnya pegawai yang bersangkutan.

Sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri di Kabupaten Kerinci, maka Kabupaten Kerinci telah melaksanakannya. Dimana ada Pegawai Negeri Sipil yang mendapat hukuman atau sanksi disiplin berat yaitu pemberhentian karena kasus poligami tanpa persetujuan istri pertama dan kasus narkoba. Dari tahun 2010 sampai dengan 2014 jumlah Pegawai Negeri Sipil yang terkena sanksi hukuman disiplin berdasaran Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kerinci berjumlah 98 orang.

B. R

umusan Permasalahan

a. Bagaimana pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kabupaten Kerinci?

b. Bagaimana penerapan sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kabupaten Kerinci?

c. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kerinci?

C. M

etode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis empiris/sosiologis (socio legal research), yaitu penelitian berupa studi-studi empiris mengenai proses terjadinya dan bekerjanya hukum di dalam masyarakat (penelitian non doktrinal) dengan menggunakan bahan hukum primer dan hukum sekunder.

(6)

pelaksanaan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kerinci dengan memahami permasalahan yang terjadi dan realitas hukum yang terjadi di tengah masyarakat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A....P elaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kabupaten Kerinci.

Kewenangan penjatuhan hukuman disiplin sebagai implementasi dari pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil terhadap Pegawai Negeri Sipil di lingkup Pemerintahan Kabupaten Kerinci dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai instansi pembina kepegawaian di daerah. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Kerinci mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang

Manajemen Kepegawaian Daerah meliputi pengelolaan dan pembinaan kepegawaian daerah sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh daerah.

Proses penjatuhan hukuman disiplin di lingkup Pemerintah Kabupaten Kerinci dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kerinci berdasarkan laporan dari pimpinan SKPD yang

pegawainya melakukan

pelanggaran disiplin sedang dan berat saja. Untuk hukuman disiplin ringan dapat dilakukan oleh pimpinan SKPD tersebut tanpa harus melaporkan kasus pelanggaran ke Badan Kepegawaian Daerah sebagai bentuk dari pembinaan pegawai negeri sipil di SKPD tersebut. Adapun Alur Penjatuhan hukuman disiplin sedang dan berat di Kabupaten Kerinci adalah sebagai berikut:

1. Tahapan Pemanggilan

(7)

mungkin bisa menerima laporan dari Lembaga Swadaya Masyarakat atau yang lainnya, yang sebelumnya sudah ditelaah terlebih dahulu oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Disiplin yang dibantu oleh Kepala Sub Bidang Pembinaan dan Penyuluhan Disiplin Badan

Kepegawaian Daerah

Kabupaten Kerinci. 2. Tahapan Pemeriksaan

Setelah Badan

Kepegawaian Daerah

melakukan tahapan

pemanggilan terhadap pegawai yang melanggar disiplin, berkas dan bukti yang telah diperoleh tersebut diproses untuk ditelaah kembali untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

3. Tahap pertimbangan hukuman disiplin

Tahap ini menentukan jenis hukuman disiplin haruslah dipertimbangkan dengan seksama agar hukuman disiplin yang dijatuhkan itu setimpal dengan palanggaran disiplin yang dilakukan. Apabila yang bersangkutan baru pertama kali melakukan perbuatan tersebut

dan terpaksa melakukannya karena kebutuhan ekonomi yang mendesak, maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan gaji berkala selama 1 (satu) tahun. Apabila yang bersangkutan melakukan karena keuntungan pribadi atau memperkaya diri, maka dapat diberikan hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan kenaikan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.

4. Tahap penjatuhan hukuman disiplin

(8)

Setelah pemeriksaan tersebut selesai dilakukan, tim pemeriksa membuat keputusan dari hasil berupa sanksi yang pantas dijatuhi kepada yang bersangkutan, selanjutnya tim pemeriksa melaporkan kembali ke Bupati untuk diputuskan.

Tujuan penjatuhan hukuman disiplin pada prinsipnya bersifat pembinaan yaitu untuk memperbaiki dan mendidik pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran disiplin agar bersangkutan mempunyai sikap menyesal dan berusaha tidak mengulangi serta memperbaiki diri pada masa yang akan datang, juga dimaksudkan agar pegawai negeri sipil lainnya tidak melakukan pelanggaran disiplin.

5. Tahap penyampaian keputusan hukuman disiplin

Setelah disampaikan hasil pemeriksaan, Bupati membuat keputusan tentang hukuman disiplin yang terdiri dari hukuman sedang dan berat sesuai dengan hasil pemeriksaan dan pelanggaran

yang dilakukan pegawai yang bersangkutan. Surat Keputusan tersebut kemudian diserahkan kepada Badan Kepegawaian Daerah untuk dapat dilaksanakan sesuai dengan administrasi yang berlaku. Kemudian Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kerinci membuat suatu keputusan hukuman berdasarkan Keputusan Bupati untuk disampaikan kepada yang bersangkutan secara tertutup melalui Kepala Dinas Instansi tempat bekerja.

B. Penerapan sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kabupaten Kerinci

(9)

berat yang bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanggar disiplin kerja tersebut. Hukuman terhadap pelanggaran disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil yang tidak melakukan kewajiban dan melakukan perbuatan yang dilarang sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, dianggap telah melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil dan tentu saja harus mendapatkan hukuman disiplin. Tujuan hukuman disiplin ialah untuk membina Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.

Salah satu penyebab rendahnya kualitas Pegawai Negeri Sipil adalah banyaknya pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil itu sendiri. Oleh karena itu hukuman disiplin sangat penting diterapkan kepada pegawai yang melanggar aturan disiplin dengan tujuan untuk memberikan efek jera kepada pegawai yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara observasi di beberapa Dinas

Instansi di Kabupaten Kerinci, adapun jenis-jenis pelanggaran disiplin yang paling banyak dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kerinci adalah:

1. P

elanggaran tentang ketentuan Jam Kerja

Setiap hari kerja pasti selalu ada pegawai negeri sipil yang melanggar ketentuan jam kerja, seperti terlambat datang ke kantor tanpa alasan yang jelas dan masuk akal ataupun pulang kantor lebih awal tanpa alasan yang jelas dan masuk akal, tanpa izin atasan. Jam masuk kantor di Pemerintah Kabupaten Kerinci seharusnya adalah jam 07.45 WIB, sedangkan kenyataannya ada yang datang jam 09.00 WIB dan untuk pulang adalah jam

16.00 WIB, namun

kenyataannya ada yang pulang sebelum jam tersebut. Hal ini justru mempengaruhi kinerja para pegawai negeri tersebut dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. T

(10)

Salah satu kewajiban Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 3 angka 7 adalah mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan dan Pasal 3 angka 11 adalah masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pembinaan dan Disiplin Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Kerinci,

mengemukakan bahwa ada sebagian Pegawai Negeri Sipil yang tidak masuk kantor karena ada urusan pribadi ataupun tanpa alasan yang jelas. Secara otomatis sikap ini mencerminkan Pegawai Negeri Sipil tersebut belum menyadari akan kewajibannya sebagai abdi negara.

3. P

elaksanaan tugas yang tidak efisien

Pasal 3 angka 5 dalam Peraturan pemerintah Nomor

(11)

oleh negara tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya.

4. T

idak mematuhi kewajiban dan larangan Pegawai Negeri Sipil

Setiap pegawai negeri sipil diharuskan mentaati semua kewajiban dan tidak mengerjakan larangan yang telah diatur dalam Peraturan Perundang-undangan tentang disiplin pegawai negeri sipil yang berlaku. Apabila kewajiban dan larangan tersebut tidak dipenuhi oleh setiap pegawai negeri sipil, maka pegawai negeri sipil tersebut dikenakan sanksi berupa hukuman disiplin berdasarkan jenis pelanggaran yang dilakukan dan tingkatan pelanggarannya.

5. T

idak memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat

Seharusnya pegawai negeri sipil sebagai abdi negara memberikan pelayanan prima didalam menjalankan birokrasi pemerintahan agar dapat terwujudnya pemerintahan yang baik. Di Kabupaten Kerinci

birokrasi seakan-akan dipersulit, seharusnya bisa diselesaikan cepat waktu bahkan bisa memakan waktu yang cukup lama seperti penerbitan surat kependudukan dan sebagainya. Citra buruk “kalau bisa dipersulit kenapa

harus dipermudah” seharusnya

dapat dihilangkan agar masyarakat memperoleh kepastian hukum dan tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar.

(12)

pegawai yang datang terlambat dan pulang terlalu cepat tetapi tidak mendapatkan sanksi yang tegas dari instansi pembina kepegawaian maupun dari atasan pegawai tersebut, sehingga kegiatan administrasi di kantor tidak berjalan dengan efektif.

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan, bahwa penerapan sanksi terhadap Pegawai Negeri Sipil yang melanggar disiplin di Kabupaten Kerinci kurang efektif dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku meskipun peraturan atau kaedah hukum tersebut telah mengatur secara tegas sanksi yang harus dikenakan terhadap pegawai negeri sipil yang melanggar disiplin. Adapun yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai negeri sipil di Kabupaten Kerinci menurut teori yang dikemukakan oleh Lawrence M. Friedman tentang unsur yang harus diperhatikan dalam penegakan hukum agar dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:

1. P

emahaman terhadap peraturan

Kurangnya pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang pentingnya disiplin dalam meningkatkan kinerja dalam birokrasi pemerintahan yang turut berpengaruh terhadap pelayanan kepada masyarakat (publik). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Lawrence M. Friedman tentang unsur yang harus diperhatikan dalam penegakan hukum agar dapat berjalan dengan baik salah satunya adalah substansi hukum yang meliputi peraturan-peraturan yang berlaku di dalam penegakan disipin pegawai negeri sipil di Kabupaten Kerinci. Agar peraturan tentang disiplin pegawai negeri sipil itu dapat berjalan dengan baik perlu adanya sosialisasi kepada seluruh pegawai negeri sipil di lingkup pemerintah Kabupaten Kerinci.

2. S

istem pengawasan oleh penegak hukum

(13)

Badan Kepegawaian Daerah merupakan faktor yang turut mempengaruhi kinerja pegawai. Pengawasan bertujuan untuk mengevaluasi kinerja yang dilakukan oleh setiap pegawai negeri sipil dalam menjalankan birokrasi pemerintahan. Menurut Lawrence M. Friedman tentang unsur yang harus diperhatikan dalam penegakan hukum agar dapat berjalan dengan baik salah satunya adalah struktur hukum dalam hal ini adalah pengawasan oleh aparat penegak hukum (Badan Kepegawaian Daerah) yang mengawasi disiplin dan memberikan hukuman disiplin yang tegas kepada pegawai negeri sipil di daerah Kabupaten Kerinci.

Pejabat yang berwenang

harus memberikan

sanksi/tindakan secara tegas bilamana seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin dengan tujuan untuk memberikan efek jera dan shock terapi agar PNS yang lain tidak meniru atau

melakukannya. Dan juga agar tidak melakukan pelanggaran disiplin yang hukumannya lebih berat lagi. Oleh karena itu setiap pejabat yang berwenang menghukum wajib memeriksa lebih dahulu dengan seksama terhadap Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil.

3. B

udaya kerja

(14)

lingkungan kerja yang dirasakan bersifat toleran terhadap pelanggaran-pelanggaran disiplin PNS. Bentuk lainnya berupa sikap yang terbangun oleh latar belakang pendidikan dan lingkungan keluarga, sehingga memberikan pengaruh bagi kinerja masing-masing individu dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pengaruh lingkungan yang kurang

kondusif cenderung

membiarkan pegawai negeri sipil untuk terjadinya pelanggaran-pelanggaran

karena menganggap bahwa hal tersebut merupakan perbuatan yang masih dapat ditolerir.

4. S

arana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang memadai juga turut mempengaruhi disiplin pegawai negeri sipil dalam menjalankan tugasnya. Pegawai negeri sipil membutuhkan sarana dan prasarana fisik sebagai faktor pendukung dalam mengerjakan tugasnya, seperti perangkat komputer dan kertas serta

alat-alat lain yang membantu untuk mempercepat penyelesaian tugasnya tepat waktu. Mengenai fasilitas di lingkungan pemerintah Kabupaten Kerinci saat ini sudah cukup memadai tetapi para pegawai negeri sipil yang ada tidak mempunyai keterampilan yang cukup dalam

menjalankan atau

mengoperasikan sarana dan prasarana tersebut sehingga menghambat kinerja.

C. U

paya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Meningkatkan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kerinci

(15)

yang ada di tingkat Daerah, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

Dalam meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil, pemerintah telah memberikan suatu kebijaksanaan dengan di keluarkannya Peraturan Pemerintah Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik, akan tetapi sering terjadi di dalam suatu instansi pemerintah pegawainya melakukan pelanggaran disiplin seperti datang terlambat, pulang sebelum waktunya, bekerja sambil ngobrol dan penyimpangan-penyimpangan lainnya yang menimbulkan kurang efektifnya pegawai yang

bersangkutan. Untuk

meningkatkan disiplin kerja pegawai negeri sipil di lingkup pemerintahan Kabupaten Kerinci agar tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemerintah daerah

Kabupaten Kerinci melakukan upaya sebagai berikut:

1. S

osilasasi peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil

Melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin Pegawai Negeri Sipil diantaranya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 Tentang Izin perkawinan dan perceraian Pegawai Negeri Sipil. Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui pendidikan dan latihan (diklat), Bimbingan Teknis (Bintek) serta bentuk program kerja lainnya yang bertujuan memberikan pemahaman dan mengaplikasikan peraturan yang berkaitan disiplin Pegawai Negeri Sipil.

(16)

Pegawai Negeri Sipil mengetahui peraturan yang berlaku dan sanksi yang akan dikenakan apabila melanggar kewajiban dan larangan sebagai seorang masyarakat. Sosialisasi ini seharusnya dilakukan di seluruh instansi pemerintah seperti Kantor Kecamatan, Sekolah, Puskesmas dan sebagainya.

2. M

emberikan Sanksi yang tegas Memberikan

sanksi/tindakan secara tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku bilamana Pegawai Negeri Sipil terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan untuk memberikan efek jera bagi Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dan shock terapi agar Pegawai Negeri Sipil yang lain tidak meniru atau melakukannya, dan juga agar Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak melakukan pelanggaran yang hukumannya lebih berat lagi.

3. P

embinaan dan Pengawasan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus bertanggung jawab mengawasi dan melakukan pembinaan secara dini di lingkungan kerjanya mengenai kedisiplinan. Bilamana terdapat stafnya yang melanggar tindakan disiplin, setidaknya segera melakukan pendekatan untuk menanyakan permasalahan yang dihadapi dan permasalahan yang

menyebabkan yang

bersangkutan tidak disiplin. Kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh instansi tempat Pegawai Negeri Sipil itu bekerja turut mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai yang bersangkutan, hal ini dikarenakan tidak adanya teguran sehingga pegawai tersebut merasa tidak ada sanksi yang dikenakan apabila tidak mematuhi disiplin sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil.

4. M

enerapkan sistem kehadiran sidik jari

(17)

seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemerintahan Kabupaten Kerinci untuk menerapkan sistem absensi pegawai menggunakan sidik jari (Finger Print) sehingga akan terlihat pegawai yang terlambat masuk kantor dan pulang cepat. Absensi sidik jari ini sudah diterapkan oleh beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Kerinci antara lain Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Sekretariat Daerah, Rumah Sakit Umum Daerah, dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Kerinci.

Dengan adanya sistem absensi sidik jari secara tidak langsung turut mempengaruhi disiplin para pegawai di lingkup instansi tempat pegawai tersebut bekerja. Para pegawai yang biasanya datang telat sekarang sudah datang lebih awal karena absen sidik jari tersebut mencatat jam berapa

pegawai tersebut datang dan tidak bisa dimanipulasi, begitu juga dengan jam pulang yang biasanya pulang lebih awal sekarang sudah pulang sesuai dengan ketentuan jam kantor.

5. M

emberikan tambahan

penghasilan (reward)

Tambahan penghasilan (reward) diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mempunyai beban kinerja yang cukup banyak dan bersifat pelayanan umum kepada masyarakat. Pemberian tambahan penghasilan ini selain bertujuan untuk meningkatkan disiplin kerja para pegawai negeri sipil di SKPD tersebut juga merupakan suatu upaya dalam menambah penghasilan

dan meningkatkan

(18)

para pegawai di lingkungannya adalah Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat dan Dinas Pekerjaan Umum.

Dengan adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci dalam meningkatkan disiplin pegawai negeri sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, diharapkan dapat meningkatkan disiplin kerja para pegawai negeri sipil di lingkup pemerintah Kabupaten Kerinci ke depannya, demi terciptanya pelayanan publik yang bersih, tepat waktu dan profesional agar pemerintahan yang baik dapat tercapai demi terwujudnya visi Kabupaten Kerinci yaitu Kerinci Lebih Baik.

PENUTUP

1....P elaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil sudah diterapkan sejak Peraturan tersebut disahkan. Dalam pelaksanaannya di

Pemerintahan Kabupaten Kerinci sudah mengikuti ketentuan yang dijelaskan dalam peraturan perundang-undangan tersebut tetapi penerapan sanksi disiplin belum dijalankan secara maksimal dan efektif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Proses penjatuhan hukuman disiplin di lingkup Pemerintah Kabupaten Kerinci dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kerinci dengan alur Penjatuhan hukuman dimulai dari Tahapan Pemanggilan, Tahapan Pemeriksaan, Tahap pertimbangan hukuman disiplin, Tahap penjatuhan hukuman disiplin dan Tahap penyampaian keputusan hukuman disiplin.

2. P

enerapan sanksi bagi pegawai negeri sipil yang melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kabupaten Kerinci belum efektif dan maksimal dilakukan oleh Dinas instansi pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam peraturan tersebut.

3. U

(19)

Pemerintahan Daerah untuk meningkatkan disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil di lingkup Pemerintah Kabupaten Kerinci agar tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci melakukan upaya sosilasasi peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil, memberikan sanksi yang tegas, pembinaan dan pengawasan, menerapkan absen sidik jari dan memberikan tambahan penghasilan (reward).

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto, 2008, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Badan Kepegawaian Negara, 2011, Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Cetakan Pertama, BKN, Jakarta.

Burhan Ashshofa, 2010, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta.

C.S.T Kansil, 1970, Pokok-pokok Hukum Kepegawaian Republik Indonesia, Pradnya Paramitha, Jakarta.

Delly Mustafa, 2014, Birokrasi Pemerintahan, Edisi Revisi, Cetakan Ke-2, Alfabeta, Bandung.

Lijan Poltak Sinambela, 2006, Reformasi Pelayanan Publik, Cetakan Kesatu, Bumi Aksara, Jakarta.

Miftah Thoha, 2005, Birokrasi dan Politik di Indonesia, Cetakan Kesatu, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

---.2008, Birokrasi Pemerintahan Indonesia di Era Reformasi, Kencana, Jakarta.

---.2014, Manajemen Kepegawaian Sipil Di Indonesia, Edisi Ke-2, Cetakan Ke-5, Kencana, Jakarta.

Muchsan, 1982, Hukum Kepegawaian, Bina Aksara, Jakarta.

Ni’Matul Huda, 2006, Hukum Tata

Negara Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Rewansyah Asmawi, 2010, Reformasi Birokrasi Dalam Rangka Good Governance, Yusiantanas Prima, Jakarta.

Ridwan HR, 2013, Hukum

Administrasi Negara, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani,

2013, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis Dan Disertasi, Cetakan Pertama, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Sastra Djatmika dan Marsono, 1982,

Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta. Sedarmayanti, 2003,Good Governance

(Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah, Mandar Maju, Bandung.

Soerjono Soekanto, 1985, Efektivikasi Hukum dan Peranan Sanksi, Remaja Karya, Bandung.

---.1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta.

---.2013, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

(20)

Ke-1, Cetakan Ke-3, Sinar Grafika, Jakarta.

Suratman dan Philips Dillah, 2013, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi disiplin pegawai negeri sipil dalam menyelenggarakan peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010

Secara khusus penerapan disiplin pegawai negeri sipil pada Sekretariat DPR Aceh sudah dilaksanakan dengan mengacu pada aturan yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

Pada dasarnya tata cara atau Proses Penjatuhan Sanksi Displin bagi Pegawai Negeri Sipil berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin

Judul : Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah

Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi disiplin pegawai negeri sipil dalam menyelenggarakan peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010

Disiplin terhadap peraturan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pasal 3 Ayat 17 yang berbunyi

PELAKSANAAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP TERGUGAT BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) YANG TIDAK MELAPORKAN PERCERAIANNYA BERDASARKAN PASAL 7 PERATURAN PEMERINTAH No.53 TAHUN

Proses penjatuhan sanksi administrasi disiplin Pegawai Negeri Sipil yang ditangani oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Pontianak berdasarkan Peraturan Pemerintah