• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUA ASPEK SPIRITUALITAS DI DALAM DOA YAB (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DUA ASPEK SPIRITUALITAS DI DALAM DOA YAB (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DUA ASPEK SPIRITUALITAS DI DALAM DOA YABES BERDASARKAN EKSPOSISI SURAT I TAWARIKH 4:9-10

PENDAHULUAN

Doa adalah hal yang tidak dapat dilepaskan di dalam kehidupan kristiani. Doa artinya berkata-kata dengan Tuhan dan kata “doa” ini selalu menarik perhatian karena semua umat Tuhan dimanapun dia berada, bila dalam keadaan terjepit, salah satu yang dibutuhkan yaitu doa.1

Ada dua aspek penting yang perlu disoroti tentang doa kepada Tuhan, yang berhubungan dengan kebutuhan spiritualitas kita yang hanya bisa dipenuhi oleh Tuhan. Pertama, doa lahir karena kita membutuhkan pertolongan dari Tuhan karena sebagai manusia kita mempunyai kemampuan yang terbatas.2 Kedua, doa lahir karena kita memerlukan hubungan yang karib dengan Tuhan.3

Alkitab banyak mengisahkan mengenai orang-orang yang kehidupan spiritualnya berjalan dengan baik, oleh karena memiliki kehidupan doa yang baik.

Alkitab mengisahkan tokoh-tokoh besar di dalam kitab Perjanjian Lama seperti Abraham, Musa, Daud, Yosua, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan tokoh-tokoh lain yang memiliki kehidupan kerohanian yang baik. Demikian juga Alkitab mengisahkan kehidupan Yesus, Petrus, Paulus dan Silas, yang juga memiliki spiritualitas yang baik. Di antara banyak tokoh di atas, ada seorang yang pernah hidup di Perjanjian Lama yang berdoa dengan memperhatikan kedua aspek spiritualitas di atas. Tokoh yang penulis maksudkan di sini adalah Yabes. Di dalam kitab I Tawarikh ada satu bagian yang cukup menarik di antara silsilah-silsilah yang dituliskan oleh penulis kitab I Tawarikh antara pasal 1 sampai 9. Di antara tulisan-tulisan mengenai silsilah itu, ada satu cerita singkat yang mengisahkan tentang doa yang dinaikkan oleh Yabes kepada Tuhan.

1Danie Pello, Sekolah Doa dan Peperangan Rohani yang Berhasil (Surabaya: Genesis One, 2003) 9.

2Ibid.

(2)

Doa yang dinaikkan Yabes demikian, ““Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!”

Doa Yabes ini begitu menarik untuk dibahas karena mengandung dua unsur spiritualitas di dalam berdoa yaitu doa yang menyadari kelemahan dirinya sehingga ia membutuhkan pertolongan Tuhan, dan doa yang meminta sebuah relasi yang intim bersama dengan Tuhan. Dua unsur spiritualitas yang akan dibahas di dalam paper ini adalah kebergantungan kepada Allah dan kerinduan dekat dengan Allah. Maka dari itu, penulis sangat tertarik untuk membahas lebih mendetail mengenai doa Yabes. Tujuan paper ini ditulis adalah untuk mengajak para pembaca dapat menggunakan konsep doa seperti Yabes. Garis besar paper ini adalah penulis akan memulainya dengan mengeksposisi kitab I Tawarikh 4:9-10 untuk memberikan sebuah dasar alkitabiah yang kuat mengenai doa Yabes dan bagaimana membuat doa Yabes situ menjadi sesuatu yang relevan bagi kehidupan orang Kristen pada masa kini.

EKSPOSISI SURAT I TAWARIKH 4:9-10

Latar belakang dari kitab I Tawarikh 4 adalah keturunan Yehuda yang terpotong-potong, maksudnya ialah pasal ini adalah sebuah pengumpulan potongan-potongan yang sedikit hubungannya satu dengan yang lain atau yang sama sekali tidak berhubungan atau yang tidak ada hubungannya dengan daftar-daftar keturunan ada di pasal 2.4 Di dalam kitab I Tawarikh

pasal 4, penulis kitab Tawarikh menempatkan Yehuda, yang dicatat keturunannya pertama kali. Keturunan Yehuda dicatat pertama kali di antara suku bangsa Israel yang lain, padahal bila dilihat dari susunan kelahiran, Ruben yang seharusnya menempati posisi ini, alasan penulis kitab

4Donald Guthrie, Tafsiran Alkitab Masa Kini Kejadian – Ester: Berdasarkan Fakta – Fakta Sejarah

(3)

Tawarikh, melakukan hal ini, disebabkan oleh karena Ruben telah kehilangan status sebagai anak pertama karena melakukan incest.5 Salah satu keturunan Yehuda yang tercatat di dalam kitab I

Tawarikh ini adalah Yabes. Identitas Yabes di dalam kitab I Tawarikh ini tidak dicatat terlalu jelas, oleh karena kitab I Tawarikh menjelaskan keturunan-keturunan yang dibagi ke dalam klan-klan kecil dimulai dari Perez (ayat 1-8) dan Sela (ayat 21-23), kemudian keturunan yang lain dijelaskan ke dalam beberapa klan yang lebih kecil yaitu Hur (1-4) dan Asyur (5-8), Yabes (9-10), Kelub (11-12), serta Otniel dan Kaleb (13-16).6

Alkitab mencatat bahwa yang memberi nama Yabes situ adalah ibunya, karena ia telah melahirkan Yabes dengan kesakitan (I Taw. 4:9). Etiologi dari ayat 9-10 mengasosiasikan nama Yabes (בעצ) dengan nama yang lebih serupa yaitu “kesakitan”.7 Nama Yabes, pertama-tama

untuk mengenang pengalaman sakit sang ibu ketika melahirkan anak itu, oleh sebab itu sang ibu memberikan nama anaknya Yabes yang berarti Yahweh membuat sakit, mungkin karena sang ibu mengalami kesakitan yang lama ketika melahirkan anak itu.8 Tetapi, selain sang ibu, Yabes

sendiri lahir dengan menderita sakit atau setidaknya di bawah kondisi normal, namun tidak dijelaskan bagaimana persisnya kondisinya itu.9 Yongky Karman di dalam jurnalnya yang 5Richard L. Pratt, 1 and 2 Chronicles (AMC; Ross-shire: Christian Focus Publications, 1998) 67. Lih. Kejadian 35:22; 49:3-4. Kejadian 35:22, “Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada Israel.” Kejadian 49:3-4, “Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan. Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!”

6Martin J. Selman, 1 Chronicles (TOTC; Illinois: Inter-Varsity Press, 1994) 101.

7Roddy Braun, 1 Chronicles (WBC; Texas: Word Books, 1986) 58. Di dalam kitab I Tawarikh 2:55 Yabes adalah nama sebuah kota yang didiami oleh keturunan Hur melalui Salma.

8Yongky Karman, “Doa Yabes: Diabaikan dan Dieksploitasi,”, Ver. 4:2/03,143.

9Ibid. Pemberian nama yang ada asal-usulnya disebut etiologi dan biasanya dihubungkan dengan peristiwa yang memunculkan nama itu. Dalam Alktab, hubungan antar nama dan peristiwa itu terlihat dalam bentuk akar kata yang sama. Nama tempat Beryeba misalnya, dikarenakan di tempat itu orang “telah bersumpah” (Kej. 21:31 < [syaba’]. Betel disebut demikian karena tempat itu ternyata adalah “rumah Allah” (Kej. 28:17-19 < [beyt-‘el]).

(4)

berjudul “Doa Yabes: Diabaikan dan Dieksploitasi”, memberikan penjelasan medis, mengapa kondisi Yabes, pada dasarnya juga mengalami sakit penyakit. Ia mengatakan bahwa “Kondisi Yabes yang menderita sakit itu, diakibatkan proses persalinan yang terlalu lama, bayi di dalam perut bisa kekuragan oksigen. Akibatnya, ketika lahir badan sang bayi biru, tangan dan kakinya terkulai lemah, ia tidak menangis menjerit-jerit sebagaimana normalnya bayi, nafasnya satu-satu, denyut jantungnya lemah di bawah 100. Pokoknya, profil anak itu ketika lahir, tidak menjanjikan masa depan yang cerah”.10 Etiologi nama Yabes ini juga berkaitan dengan budaya

Timur, yang mana nama itu berkaitan dengan hidup sang penyandang nama bahkan diyakini membentuk nasib orangnya. Donald Guthrie bahkan mengatakan bahwa “nama Yabes diberikan suatu perhatian khusus oleh penulis kitab Tawarikh karena kepercayaan mengalihkan namanya, yang dipandang sebagai hampir memiliki kekuatan gaib.”11 Oleh sebab itu, Yabes berdoa

meminta pertolongan dari Tuhan agar Tuhan memberkatinya.

Doa Yabes tercatat secara sederhana di dalam kitab I Tawarikh 4:9-10. Bruce H. Wilkinson di dalam bukunya “The Prayer of Jabez” menyebut Yabes sebagai “keajaiban silsilah” atau “Orang Kecil Alkitab” yang besar.12 Kisah tentang Yabes tidak ditemukan didalam satu

perikop khusus. Kisah Yabes hanya tercacat di dalam dua ayat. Kisah hidup Yabes ini dicatat di bagian Alkitab yang paling jarang dibaca dalam salah satu kitab yang paling jarang dibaca.13

Sekalipun demikian, bagian ini adalah bagian yang sangat menarik. Martin J. Selman mengatakan bahwa, “The most fascinating note concerns the otherwise unknown Jabes and his

10Karman, Doa Yabes: Diabaikan dan Dieksploitasi 143.

11Donald Guthrie, Tafsiran Alkitab Masa Kini 603.

12Bruce H. Wilkinson, The Prayer of Jabez (Doa Yabes): Menerobos ke Hidup Penuh Berkat (Batam: Interaksara, 2000) 10. Orang Kecil Alkitab yang besar yang dimaksudkan oleh Bruce adalah seorang kecil, yang berbeda dengan tokoh-tokoh besar di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Yabes bukanlah orang besar seperti Daud atau Musa atau merupakan salah satu tokoh di dalam kitab Kisah Para Rasul seperti orang Kristen mula-mula yang menjungkirbalikkan dunia.

(5)

effective prayer”.14 Simon J. De Vries bahkan menyebut bagian ini dengan istilah anekdot Yabes

(Jabez Anecdote).15

Doa Yabes yang menarik ini tertulis di dalam kitab I Tawarikk 4:9-10. Di dalam kitab I Tawarikh 4:9-10, dituliskan “Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: “Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan.” Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.” Yang menarik di dalam doa Yabes ini adalah dua dari keempat permintaannya berkenaan dengan kebutuhan fisikal, yaitu untuk memperbesar teritorialnya serta kebebasan dari penyakit, dan dua permintaan lainnya adalah tentang relasi bersama dengan Allah yaitu penyertaan Tuhan dan perlindungan tangan Tuhan.16 Penulis kitab I Tawarikh mengatakan bahwa Allah

mengabulkan permintaannya itu. Yang membuat Yabes lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya, karena Yabes berseru kepada Tuhan Allah Israel dan bukan kepada allah-allah lain. Leslie Allen mengatakan bahwa ayat 10 ini adalah bentuk keteguhan dari spiritualitas Yabes yang ada di dalam kekuatan doanya.17 Di sini Yabes tahu sumber dari iman komunal yang mana juga

berlaku untuknya: dia “berseru kepada Tuhan Allah Israel”.18 Dua hal inilah yang berkaitan

dengan unsur spiritualitas dari doa Yabes yaitu kebergantungan kepada Allah dan kerinduan untuk berelasi dengan Allah.

14Selman, 1 Chronicles 101. Nama Yabes di sini tidak ada hubungan dengan dengan nama Yabes yang terdapat di dalam kitab I Taw. 2:55. I Taw. 2:55, “Dan kaum-kaum para ahli surat, yang diam di Yabes, ialah orang Tirati, orang Simati, dan orang Sukhati. Mereka itulah orang Keni keturunan Hamat bapa keluarga Rekhab.

15Simon J. De Vries, 1 and 2 Chronicles (FOTL; Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1989) 44.

16Selman, 1 Chronicles 101-102.

17Leslie Allen, 1,2 Chronicles (MTOT; Dallas: Word Publishing, 1987) 47.

(6)

SPIRITUALITAS DOA YABES: BERGANTUNG KEPADA ALLAH

Unsur spiritualitas pertama di dalam doa Yabes, seperti yang dikatakan oleh Leslie Allen dan Martin J. Selman adalah kebergantungan kepada Allah. Doa Yabes yang bergantung kepada Allah adalah demikian, “Kiranya Engkau memberkati aku dengan berlimpah-limpah dan memperluas daerahku…”. Roddy Braun menyebut bagian ini sebagai sebuah sumpah, yang mana sumpah itu diungkapkan oleh seseorang yang tertekan, yang mana akhirnya menghasilkan suatu doa yang mengharapkan Tuhan.19 Yabes tertekan oleh karena kondisinya yang

sakit-sakitan. Yabes merasa dirinya lemah dan tidak berdaya sehingga ia meminta pertolongan kepada Tuhan. Di masa Yabes hidup, sebagian dari sejarah nasional baru Israel saat itu adalah penaklukan Yosua atas Kanaan dan pembagian tanah Tanah Perjanjian menjadi potongan-potongan tanah untuk setiap suku dan ketika Yabes berseru kepada Allah, ia sedang memandang keadaan-keadaannya saat itu dan menyimpulkan bahwa ia dilahirkan untuk mendapatkan lebih dari itu.20 Mungkin doa ini terdengar egois bahkan terkesan mementingkan diri sendiri, tidak

toleran kepada orang lain, yang juga memiliki daerahnya masing-masing. Namun di dalam bagian ini, Allah menjawab doa Yabes dengan memberinya kehormatan, lebih dari pada saudara-saudaranya. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Allah mengabulkan doa yang seperti ini?

Dengan menggunakan analisa tata bahasa, dapat diketahui bahwa doa Yabes mengandung satu urgensi yang tinggi, sehingga doa Yabes merupakan sebuah permohonan yang lahir dari kebutuhan yang sungguh-sungguh dan dipanjatkan dengan penuh ketulusan, bukan sekedar basa-basi. Hasil dari doa Yabes adalah dia lebih dimuliakan dari saudara-saudaranya. Istilah “dimuliakan” diterjemahkan dari kata “נכבד” (kabed), yang bilamana diterjemahkan secara literal memiliki arti “berbobot”, sedangkan istilah “saudara-saudaranya” berasal אה yang dapat

19Braun, 1 Chronicels 56.

(7)

berarti dua hal yaitu saudara kandung (Kej. 37:23) dan saudara sebangsa (Ul. 3:20), yang mana bila kedua kata ini digabungkan dapat berarti, Yabes sebagai seorang yang lebih berbobot sehingga dia menjadi pemimpin di antara saudara-saudara atau kaumnya sebagai jawaban Allah atas doanya.21

Sikap bergantung akan Allah ini juga yang seharusnya dimiliki oleh anak-anak Tuhan. Banyak anak-anak Tuhan yang melupakan Tuhan ketika dirinya menghadapi suatu masalah yang besar. Sering sekali ketika menghadapi masalah, seseorang lebih cenderung terlebih dahulu mencari seorang rekan untuk membantu menyelesaikan masalahnya, ketimbang mencari pertolongan Tuhan. Hal ini adalah langkah yang keliru. Joseph Cardinal Bernardin, yang dulu pernah menjabat sebagai uskup besar di Chicago, pernah menulis, “Tuhan, aku sadar bahwa aku menghabiskan sebagian waktu doaku di pagi hari dengan pikiran melantur atau berusaha menyelesaikan masalah, dan aku tidak yakin apakah aku bisa menghentikannya. Aku akan berusaha, tetapi yang penting adalah aku tidak akan memberikan waktu itu kepada orang lain. Jadi, walaupun waktu teduhku tidak menyatukanku dengan-Mu sebagaimana mestinya, tidak ada orang lain yang akan mendapatkan waktu itu.”22 Menyediakan waktu sendiri untuk berdoa

kepada Tuhan memiliki suatu nilai tersendiri, dan sebuah janji bertemu dengan Tuhan, yang ditaati secara sungguh-sungguh mengungkapkan niat dan hasrat seorang anak Tuhan untuk mengenal dan mengasihi Tuhan.23

21Timotius Fu, “Evaluasi Terhadap Pengajaran Bruce Wilkinson Tentang Doa Yabes Berdasarkan Eksposisi 1 Tawarikh 4:9-10,” Veritas 07:1/06, 73.

22Jean Fleming, Waktu Bersama Tuhan (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2011) 100. Bdk. Joseph Cardinal Bernardin, The Gift of Peace (Chicago: Loyola, 1997) 97.

(8)

Filipi 4:6 mengatakan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Melalui salah satu bagian di dalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi, dapat dilihat bahwa Tuhan menghendaki setiap anak-Nya bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Allah Bapa secara pribadi sangat menaruh perhatian kepada anak-anak-Nya karena sebagai Pencipta Allah Bapa bertanggung jawab atas kehidupan manusia sebagai ciptaan-Nya, Dialah yang membuat orang percaya hidup dan ada di dunia ini, sehingga berdoa meminta kepada Allah berarti berdoa meminta kepada Bapa surgawi kita.24 Biasanya ada dua macam bentuk

permohonan, yang pertama adalah permohonan untuk kepentingan diri sendiri dan yang kedua adalah permohonan untuk kepentingan orang lain (doa syafaat) dan Allah Bapa kita mendengarkan kedua macam permohonan itu.25 Bergantung kepada Allah melalui doa

mengajarkan anak-anak Tuhan menyadari akan keterbatasannya dan membuat dia bersungguh-sungguh untuk dapat melalui pergumulan yang berat bersama dengan Allah. Yabes berseru kepada Allah dan Allah mendengarkan doa-doanya. Anak-anak Tuhan juga bisa berseru kepada Allah dan Allah akan memampukan kita untuk melaluinya bersama Tuhan.

SPIRITUALITAS DOA YABES: MERINDUKAN ALLAH

Mengutip perkataan dari O’ Hallesby di dalam bukunya yang berjudul “Prayer” yang mana ia mengatakan demikian, “Doa adalah sebagian dari kehidupan jiwa kita bersama dengan Tuhan,… oleh sebab itu doa itu harus bebas, spontan dan merupakan persahabatan vital antara manusia yang diciptakan dengan pencipta pribadinya di mana Sang Hidup menyentuh

24Carolyn Weatherford, Ajarlah Kami Berdoa: Cara Berdoa yang Sesuai dengan Kehendak-Nya

(Bandung: LLB, 2002) 49.

(9)

kehidupan.”26 Doa berbicara mengenai seseorang yang berdoa kepada Tuhan dan Tuhan yang

mendengarkan doanya. Hal ini berkaitan dengan relasi antar manusia dengan Allah. Manusia merindukan Allah dan Allah menjawab kerinduan manusia itu. Hal yang demikian yang terjadi dalam pengalaman doa Yabes. Unsur spiritualitas di dalam doa Yabes selain bergantung kepada Allah adalah merindukan Allah. Yabes di dalam doanya mengatakan, “Kiranya tangan-Mu menyertai aku dan melindungi aku daripada malapetaka…”. Martin J. Selman menyebut bagian ini sebagai doa di mana Yabes merindukan sebuah relasi bersama dengan Allah.27 Yabes

merindukan relasi dengan Allah dengan cara meminta penyertaan Tuhan dan perlindungan Tuhan. Penyertaan dan perlindungan Tuhan membuat Yabes dapat semakin mengenel Allah dan rencannya. Relasi bersama dengan Allah, membuat kita semakin mengenal siapa Allah di dalam hidup kita. Yongky Karman mengatakan bahwa ketika kita berdoa, pengenalan akan Allah adalah sesuatu hal yang penting dan itu seharusnya melandasi keyakinan kita dalam berdoa.28

Kerinduan kepada Allah adalah kerinduan yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia. Ketika Agustinus membicarakan doa, dia menunjukkan pilihan jelas dengan kata “Kerinduan”, sebab “Kerinduan” itu adalah inti dari doa sehingga Agustinus dapat berkata: “Kerinduanmu adalah doamu”, siapapun yang tidak mempunyai kerinduan tetap bodoh dihadapan Allah.29

Alasam kita harus merindukan Allah adalah karena Allah sendiri telah menempatkan kerinduannya atas kita serta mengarahkan pandangan-Nya atas kerinduan kita.30 Untuk alasan

itu, pertama-tama kita harus mendengarkan suara-Nya yang mengingatkan dan mengihibur kita

26O. Hallesby, Doa: Cara Memperdalam dan Memperkaya Kehidupan Doa Anda (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003) 157-158.

27Selman, 1 Chronicles 102

28Karman, Doa Yabes: Diabaikan dan Dieksploitasi 147.

29T.J. van Bavel, Hatiku Merindukan Allah: Ajaran Agustinus tentang Doa (Yogyakarta: Kanisius, 2011) 59. Kerinduan merupakan aspek dari harapan dan kasih. Orang yang mencintai sesame saling merindukan satu sama lain. Kerinduan merupakan gerakan hati yang terdalam untuk menggapai ketiadaan hal-hal atau orang-orang. Kerinduan tidak lebih dari daripada menginginkan hal-hal yang tidak ada.

(10)

dari ketinggian oleh karena suara-Nya bagi kita tampak dalam diri orangtua ketika mereka telah meninggalkan kita.31 Tujuan akhir kerinduan kita adalah Allah sendiri, yang memberikan janji

bahwa Dia akan memberikan diri-Nya sendiri.32 Pilihan untuk membina hubungan kita dengan

Tuhan pada akhirnya mengharuskan kita untuk mengambil sejumlah pilihan lainnnya. Emilie Griffin menulis, “Pembinaan rohani melibatkan pilihan yang mendasar. Memilih untuk hidup bagi Yesus Kristus berarti juga menjalani gaya hidup tertentu atau mungkin lebih tepatnya, aturan hidup tertentu. Kita menerapkan serangkaian disiplin rohani yang akan membuat kita terbuka pada karya Tuhan di dalam hidup kita.”33 Relasi dengan Allah membutuhkan suatu

perbuatan yang nyata bahwa kita sungguh-sungguh merindukan Allah. Beth Moore juga mengatakan hal yang serupa dengan Emilie Griffin, namun ia tidak menggunakan istilah displin rohani melainkan menggunakan istilah “dengan cara menaklukkan benteng-benteng kita”. Moore mengatakan bahwa bahwa ketika kita berdoa dan membangun relasi dengan Allah, yang harus kita lakukan untuk membuktikan kerinduan kita adalah dengan cara menaklukkan benteng-benteng kita sendiri.34 Benteng yang dimaksudkan di sini adalah “semua hal yang memuliakan

diri sendiri dan melawan pengenalan akan Allah”, sebuah benteng masalah adalah apa saja yang meninggikan diri di dalam diri kita yang “menganggap” diri lebih besar atau lebih berkuasa daripada Allah.35

PENUTUP

31van Bavel, Hatiku Merindukan Allah 65.

32Ibid.

33Fleming, Waktu Bersama Tuhan 81.

34Beth Moore, Berdoa Sesuai Firman (Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, 2000) 2.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bawah kepemilikan saham oleh pihak manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on

Selanjutnya, setelah konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut perusahaan menginginkan konsumen yang loyal terhadap produknya, dengan tujuan tersebut maka

Apabila pengamatan tidak dapat dilakukan (sulit, memakan waktu lama, mahal, berbahaya), dapat digunakan simulasi komputer , atau menggunakan program komputer untuk meniru

1) Kebijakan dalam hal penyelenggaraan Administrasi Kependudukan yang sangat membutuhkan singkronisasi yang tinggi mulai dari dimana data penduduk tersebut di “entry” pada

Gaya komunikasi yang digunakan oleh seorang pemimpin disini menggambarkan kombinasi perilaku antara gaya yang telah menjadi kepribadiannya dan gaya seorang pemimpin yang memiliki

Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang menjalin hubungan pertemanan dengan mahasiswa