• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN DAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PANGAN

Pengujian Daya Anti Bakteri Beberapa Antiseptik Terhadap Bakteri dengan

Metode Paper Disk

Dosen Pembimbing : Huda Oktafa S.TP, MP.

Disusun Oleh :

Golongan/Kelompok : D2

Nama Kelompok

1. Rike Ayu Setiarini (G42161846) 2. Ida Ayu Made A.R.A (G42161902) 3. Istiq Kurniawan (G42161910) 4. Putri Dewi Novitasari (G42161918) 5. Fitriana Farrah Yoladia (G42161924) 6. Nadia Indana Zulfa (G42161925) 7. Winda Kristina (G42161938) 8. Pramita Ayu Suhartami (G42161942)

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK JURUSAN KESEHATAN

(2)

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

BAB III METODE PRAKTIKUM...11

3.1 Penatalaksanaan...11

3.2 Alat dan Bahan...11

3.2 Prosedur Kerja...11

BAB IV DATA PENGAMATAN...13

BAB V PEMBAHASAN...15

BAB VI PENUTUP...18

6.1 Kesimpulan...18

6.2 Saran...18

Daftar Pustaka...10

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kemudahan kepada kami untuk dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan bisa menyelesaikan laporan praktikum ini. Shalawat serta salam kami junjungkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW.

Laporan praktikum ini disusun sebagai tugas akhir dalam praktikum Mikrobiologi Pangan Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Huda Oktafa S.TP, M.P dan Teknisi selaku dosen dan pembimbing dalam mata kuliah Biokimia Gizi, yang telah sabar membimbing kami untuk melakukan praktikum serta pembuatan laporan praktikum ini.

Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk kedepannya. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini. Kami siap menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Jember, 26 November 2017

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam alam pastinya bakteri menemui zat – zat kimia yang menyebabkan dia sampai mati karenanya. Hanya manusia di dalam usahanya untuk membebaskan diri dari kegiatan bakteri meramu zat – zat yang dapat meracuni bakteri, akan tetapi tidak dapat meracuni diri sendiri atau meracuni zat makanan yang diperlukannya. Zat – zat yang menghambat pembiakan bakteri dengan tidak membunuhnya disebut zat antiseptic atau zat bacteria static. Zat yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri antara lain zat disenfektan dan zat antibiotic.

Zat anti biotic adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat memusnahkannya. Zat disenfektan adalah suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja,lantai,dan pisau bedah. Faktor yang mempengaruhi aktifitas antimikroba invitro antara lain adalah PH lingkungan, komponen – komponen medium, takaran inokolum, lamanya inkubasi dan aktifitas metabolism organism.

Oleh karena itu dilakukannya percobaan uji daya hambat mikroba untuk membantu mengidentifikasi daerah hambat suatu zat anti microbial terhadap mikroorganisme. Dengan adanya zat antimicrobial, pertumbuhan mikroorganisme yang bersifat pathogen dapat dihambat dan dimatikan sehingga membantu manusia mengatasi penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengujian daya anti bakteri dari beberapa antiseptik tertentu terhadap bakteri? 2. Bagaimana prinsip uji daya hambat bakteri?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi ukuran diameter zona hambat?

1.3 Tujuan

(5)

2. Mampu memahami prinsip uji daya hambat bakteri.

3. Mampu memahami faktor apa saja yang mempengaruhi ukuran diameter zona hambat.

1.4 Manfaat

1. Dapat mengidentifikasi daya anti bakteri dari beberapa antiseptik tertentu terhadap bakteri.

2. Dapat mengetahui prinsip uji daya hambat bakteri.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif anaerobik falkutatifberbentuk bulat yang juga dikenal dengan nama “staph emas”, memiliki ukuran 0,7-1,2 μm. Bakteri ini tumbuh

optimal pada suhu 37℃dan berkelompok seperti buah anggur dan memiliki warna berwarna emas pada agar darah. Staphylococcus aureus bereproduksi dengan cara pembelahan biner. Dua sel anakan tidak terpisah secara sempurna sehingga bakteri ini selalu terlihat membentuk koloni kluster seperti anggur.Bakteri ini bersifat flora normal pada kulit sehat, tetapi dapat menjadi patogen pada jaringan kulit yang terbuka.Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluransaluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin.Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus (Brooks et al., 2007).Infeksi oleh S. aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah.Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah furunkel pada kulit dan impetigo.Infeksi superfisial ini dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam menimbulkan osteomielitis, artritis, endokarditis dan abses pada otak, paru-paru, ginjal serta kelenjar mammae.Pneumonia yang disebabkan S. aureus sering merupakan suatu infeksi sekunder setelah infeksi virus influenza.Staphylococcus aureus dikenal sebagai bakteri yang paling sering mengkontaminasi luka pasca bedah sehingga menimbulkan komplikasi (Lowy, 1998).

2.2Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli adalah bakteri gram negatif, anaerobik fakultatifberbentuk batang yang umumnya ditemukan di usus besar makhluk berdarahpanas. Umumnya, strain dari

(7)

(Bentley dan Meganathan, 1982) dan menghambat bakteripatogen pada usus (Hudault et al., 2001).Escherichia coli berbentuk batang, panjang 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4–0,7μm memiliki flagela sehingga dapat bergerak bebas. Escherichia coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata.Bakteri ini bersifat heterotrof dan menghasilkan makanan dengan carafermentasi CO2, H2O, etanol, laktat dan asetat (Brooks et al.,

2007).

2.3Bacillus subtilis

Bacillus sp. merupakan salah satu jenis mikroba patogen yang dapat menyebabkan penyakit dan intoksikasi pada manusia dan juga dapat menyebabkan kerusakan produk. Bakteri ini terdapat di segala tempat yaitu di air, tanah dan udara dan dapat mengkontaminasi produk makanan. Mengingat akibat yang ditimbulkan maka keberadaan bakteri ini pada produk perlu dihindari (Onibala, 2013). Ciri-ciri Bacilus sp. yaitu bersifat motil dan menghasilkan spora yang biasanya resisten terhadap panas.

Bakteri ini juga bersifat aerob, namun terdapat beberapa spesies bersifat anaerob fakultatif. Tiap spesies Bacillus sp. 7 menunjukkan cara penggunaan gula yang berbeda. Sebagian bakteri memanfaatkan gula sebagai sumber energi melalui fermentasi dan sebagian tidak.Uji katalase menujukkan bahwa Bacillus sp. positif uji katalase.Bacillus sp. merupakan bakteri yang berbentuk batang dan tergolong dalam bakteri gram positif.

(8)

sebagai sistem perlindungan diri dari pengaruh lingkungan luar (Bahagiawati, 2002). Sifat fisiologis khas lain yang dimiliki oleh setiap jenis Bacillus sp. adalah kemampuannya yang berbeda-beda seperti dalam mengdegradasi senyawa organik seperti protein, pati dan selulosa, berperan dalam nitrifikasi dan 8 dentrifikasi, pengikat nitrogen, dan dapat bersifat khemolitotrof, aerob atau fakutatif anaerob, psikrofilik, atau thermofilik (Moat et al., 2002)

2.4 Cabai Rawit

Cabe rawit atau bisa dikenal dengan nama lombok, nama yang sering digunakan biasanya dijual beli dipasaran masyarakat. Bentuknya kecil, mungil dan menggemaskan dengan warna-warni yang cerah dan rasanya pedas itulah biasa orang mengenalnya dengan cabe rawit.Warna cabe ditentukan oleh pigmen yang terkandung dalam cabe tersebut serta kondisi dimana cabe tersebut ditanam.Kalau bicara cabe rawit identik mungkin kita sebagai penikmat atau penggemarnya mungkin hanya menikmati rasa yang ditimbulkan ketika memakannya yaitu pedasnya. Zat Capsaicin, itulah zat yang tergandung dalam cabe rawit yang sering digunakan sebagai obat. Zat ini tidak bisa larut dengan air dan memberikan rasa pedas sekaligus panas yang tak hanya dirasakan oleh tubuh saja tetapi juga kulit.Zat Capsaicin ini memiliki kekuatan dalam mengontrol rasa sakit memicu Endorphin. Zat capsaicin dalam sisi yang lain juga bisa memicu dalam pembentukan hormon endorphin yang diproduksi oleh otak. Hormon ini kelebihannya adalah dapat meningkatkan kekebalan tubuh kita. Hormon endorphin ini terbentuk bila 6 tubuh berada dalam kondisi bahagia atau senang dan secara tidak langsung akan merangsang keluarnya hormon ini dalam tubuh kita. Pada saat inilah saraf dapat memberikan rasa yang nyaman pada bagian tubuh yang sedang sakit (Anonim,2009).

2.5 Bawang Putih

(9)

hingga perang duniadua, ketika bawang putih digunakan untuk mengobati luka dari tentara(Amagase et al., 2001).Bawang putih setidaknya mengandung 33 senyawa sulfur, 17 asam amino, beberapa enzim dan mineral. Senyawa sulfur inilah yang membuat bawang putih memiliki bau tajam yang khas dan membuat bawang putih memiliki efek klinis (Kemper, 2005). Senyawa sulfur primer dalam siung bawang putih utuh adalah γ-glutamyl-S-alk(en)yl-L-cysteines

dan S-alk-(en)yl-L-cysteinesulfoxides atau yang disebut sebagai alliin (Amagase et al., 2001). Senyawa senyawa paling aktif dari bawang putih, allicin (allyl 2-propenethiosulphinate) dan hasil turunannya (dialil thiosulfinat dan dialildisulfida) tidak akan ada jika bawang putih dihancurkan atau dipotong; kerusakan pada sel bawang putih akan mengaktifkan enzim allinase yang merubah alliin menjadi allicin (Bayan et al., 2014; Fujisawa et al., 2009; Kemper, 2005).Aktivitas antibakteri bawang putih sebagian besar karena allicin yang muncul ketika sel bawang putih rusak. Allicin dan derivatnya mempunyai efek menghambat secara total sintesis RNA dan menghambat secara parsial pada sintesis DNA dan protein. Allicin bekerja dengan cara memblok enzim bakteri yang memiliki gugus thiol yang akhirnya menghambat pertumbuhan bakteri (Boboye dan Alli, 2008).

2.6 Handsanitaizer

(10)

membunuh kuman gel ini tidak membersihkan tangan, ataupun membersihkan material organik lainnya. Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik/desinfektan untuk disinfeksi permukaan dan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk luka.Alkohol sebagai disinfektan mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak terhadap virus dan jamur.Akan tetapi alkohol merupakan pelarut organik sehingga dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit, dimana lapisan tersebut berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme (Retnosari dan Isadiartuti 2006).Selain itu alkohol mudah terbakar dan pada pemakaian berulang menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit.

2.6 Sabun Cair

(11)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Penatalaksanaan

Praktikum Mikrobiologi Pangan dilaksanakan pada hari Kamis20 November 2017 pukul 13.00-15.00 WIB bertempat di Lab. Analisa Gizi studi Gizi Klinik Jurusan Kesehatan , Politeknik Negeri Jember

3.2 Alat dan Bahan

Beberapa kebutuhan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan praktikum ini antara lain :

Alat :Jarum inokulasi berkolong, Pinset, Inkubator, Cawan petri steril, Jangka Sorong, Perforator, LAF

Bahan :Biakan murni Staphyllococcus aureus, Escheria Coli, dan Bacillus subtilis masing masing pada medium nutrien cair umur 1x24 jam, Medium lempeng NA.

Prosedur Kerja

Buat guntingan kertas bentuk bulat

2 mjajs

2 medium lempeng NA steril

Rendam selama 25 menit

Inokulasi bakteri secara merata

Masukkan ke medium masing-masing medium antiseptik

(12)

Inkubasikan kedua medium pada suhu 37o selama 1x24

jam

Hasil dan Hitung Ukuran diameter zona hambat

pertumbuhan bakteri

(13)

BAB IV

DATA PENGAMATAN

Setelah melakukan pengujian daya anti bakteri dari beberapa antiseptic terhadap bakteri dengan metode paper disk didapatkan hail sebagai berikut:

 Penggunaan zona hambat pertumbuhan bakteri

Nama Aseptik

Staphylococcus aureus E - coli Basillus Diameter zona

Cabe rawit Terkontaminasi 0,535 0,63 0,535 Terkontaminasi 0,535 Bawang

putih

0,6 0,535 Terkontaminasi 0,535 Terkontaminasi 0,535

Handsanitiz er

Terkontaminasi 0,535 Terkontaminasi 0,535 Terkontaminasi 0,535

Sabun cair Terkontaminasi 0,535 Terkontaminasi 0,535 Terkontaminasi 0,535

No. Nama Bakteri Diameter zona hambat (mm) pertumbuhan bakteri Cabe rawit Bawang

putih

Handsanitizer Sabun cair

1 Staphylococcuss - 0,065 -

-2 E – coli 0,095 - -

-3 Basillus S - - -

-Rumus;

Diameter zona hambat= diameter zona jernih – diameter paper disk

Hasil perhitungan;

(14)

 Cabe rawit

Diameter zona hambat =

- Bawang putih

Diameter zona hambat = 0,6 – 0,535

= 0,065

 Desinfektan

Diameter zona hambat =

- Sabun cair

Diameter zona hambat =

-b. E – coli

 Cabe rawit

Diameter zona hambat = 0,63 – 0,535

= 0,095

 Bawang putih

Diameter zona hambat =

- Desinfektan

Diameter zona hambat =

- Sabun cair

(15)

-BAB V mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa. Antiseptik yang digunakan yakni cabe rawit dengan menggunakan medium lempeng NA serta biakan murni yang terdiri dari Staphyllococcus aereus, Escherichia coli, dan Bacillus subtilis dalam medium nutrien cair umur 1x24 jam dan masing-masing memiliki diameter paper disk yang sama yaitu 0,535 serta menggunakan jangka sorong untuk mengetahui hasil dari diameter zona jernih. Hasil dari percobaan yang dilakukan dari biakan cair Staphyllococcus aereus pada diameter zona jernih terjadi kontaminasi dengan diameter paper disk 0.535 tidak menghasilkan zona hambat bakteri dikarenakan cabe rawit bukan antiseptik yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga terkontaminasi oleh bakteri. Sedangkan, pada biakan cair Escherichia coli ini diketahui 0,63 dengan diameter paper disk 0,535 menghasilkan 0,095 zona hambat pada bakteri. Jadi, cabe rawit merupakan antiseptik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada biakan cair Escherichia coli. Jika dibedakan dengan Escherichia coli, ada biakan cair Bacillus subtilis yang memiliki kesamaan seperti biakan cair Staphyllococcus aureus sama-sama terkontaminasi. Jadi, cabe rawit antiseptik yang tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri terhadap daya antibakteri Bacillus subtilis dan Staphyllococcus aureus.

5.2 Bawang Putih

(16)

Staphyllococcus aereus yakni diketahui zona jernih sebesar 0,6 dengan menggunakan pengukuran jangka sorong dan diketahui diameter paper disk 0.535 sehingga dihasilkan 0,065 diameter zona hambatnya. Jadi, bawang putih merupakan antiseptik yang mampu menghambat terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan, pada biakan cair Escherichia coli ini tidak diketahui diameter zona jernih dikarenakan terkontaminasi terhadap antiseptik bawang putih sehingga tidak dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme terhadap spesies bakteri. Secara umum, zat antibakteri dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mengarah pada kematian sel bakteri. Perubahan-perubahan tersebut adalah kerusakan pada dinding sel, perubahan pada permeabilitas membran sel, perubahan protein dan asam nukleat, penghambatan kinerja enzim dan penghambatan sintesis DNA dan RNA. Untuk Bacillus subtilis juga terjadi kontaminasi jadi tidak diketahui zona jernih dengan diketahui diameter paper disk 0,535 tidak menghasilkan diameter zona hambat bakteri pada bakteri ini dengan menggunakan antiseptik bawang putih. Jadi, tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

5.3 Dettol

Dettol merupakan antiseptik cair efektif membunuh 100 kuman penyebab penyakit untuk menjaga kesehatan keluarga dan kersihan rumah. Berdasarkan, hasil dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan medium lempeng NA serta biakan murni yang terdiri dari Staphyllococcus aereus, Escherichia coli, dan Bacillus subtilis dalam medium nutrien cair umur 1x24 jam dan masing-masing memiliki diameter paper disk yang sama yaitu 0,535 serta menggunakan jangka sorong untuk mengetahui hasil dari diameter zona jernih. Dilihat dari ketiga spesies bakteri pada percobaan yang dilakukan masing-masing biakan cair yang diuji terjadi kontaminasi mikroorganisme. Jadi, Dettol bukan antiseptik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Memang, kebanyakan orang mengenal bahwa Dettol mampu membunuh kuman dan bakteri. Tetapi, bakteri ini sebenarnya tidak membahayakan tapi bila sampai masuk terlalu dalam di kulit dapat mengakibatkan infeksi, yaitu infeksi Stafilokokus. Cara penangannya secara umum melalui antibiotik dan krim. Tetapi ada beberapa infeksi Stafilokokus penyebab MRSA tidak begitu mempan dengan antibiotik.

(17)
(18)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan zat antimikroba dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu zat yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan zat yang mampu mematikan atau membunuh bakteri. Pada percobaan Pengujian Daya Anti Bakteri Beberapa Antiseptik Terhadap Bakteri dengan Metode Paper Disk tersebut yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah cabai rawit yang dapa diamati melalui zona hambatnya buram, sedangkan Staphyllococcus aereus yang mampu menghambat pertumbuhannya adalah bawang putih yang mampu mematikannya. Luas zona hambat juga menentukan tingkat sensitivitas bakteri terhadap zat antimikroba, semakin luar zona hambatnya maka semakin tinggi tingkat sensitivitas bakteri tersebut terhadap zat antimikroba. Pada percobaan tersebut diameter zona hambat bakteri terbesar yaitu pada cabai merah yaitu 0.095.

6.2 Saran

(19)

EVALUASI

1. Adakah perbedaan pengaruh masing-masing antiseptik terhadap ketiga spesies ini? Jelaskan!

Ada, karena masing-masing antiseptik mempunyai zat aktif yang berbeda-beda yang berpengaruh terhadap bagian bakteri yang berbeda pula dan aktivitas antibakteri diantaranya dipengaruhi oleh faktor potensi dari obat antibakteri dan faktor yang menyangkut sifat dan bakteri itu sendiri khususnya susunan kimia dinding sel tersebut. Staphyllococcus aereus merupakan bakteri gram positif, Sedangkan Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif sehingga lebih resisten terhadap antiseptik.

2. Mengapa setiap antiseptik mempunyai daya antibakteri yang berbeda?

Resistensi antiseptik terjadi ketika bakteri dapat merubah diri sedemikian rupa hingga dapat mengurangi efektivitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat lain yang sebelumnya dimasudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi. Akibatnya bakteri tersebut tetap dapat bertahan hidup dan berproduksi sehingga makin membahayakan. Sedangkan Suitabel dapat disebut juga rentan. Artinya bakteri tidak memiliki daya tahan yang cukup untuk melawan antiseptik.

3. Mengapa bakteri yang diuji harus dibiakan lebih dahulu dalam medium cair selama 1x24 jam?

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Bawang putih.2012 . Khasiat Bawang Putih Bagi Kesehatan. Diakses pada laman

http://repository.unpas.ac.id/29883/ . Pada tanggal 24 November 2017

Selvamohan T, Sandhya, V. Studies on bactericidal activity of different soaps against-bacterial strains.Journal of Microbiology and Biotechnology Research. 2012; 2(5):646-50. Diakses pada laman http://jurnal.fk.unand.ac.id pada tanggal 24 November 2017

Fardiaz, S. 1990. Mikrobiologi Pengolahan Pangan Lanjutan. Pusat Antar Universitas Pangan

dan Gizi.IPB. Bogor. Diakses pada laman

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1958/Dian%20Ayu%20Utami.pdf? sequence=1 pada tanggal 24 November 2017

Syamsudin, U. Budidaya Bawang. Bandung: Bina Cipta. 1994

Irmudita Ari Ramadanti. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang putih (Allium sativum Linn) terhadap Bakteri Escherichia coli.

Pelczar, Michael dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia

Dwidjoseputro.D. 2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta. (diakses pada tanggal 24 November 2017)

Irianto. Koes. 2006. Menguak Dunia Mikroorganisme. Yramawidya : Bandung. (diakses pada tanggal 24 November 2017)

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pendapat tokoh di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan menerapkan strategi Everyone is a Teacher Here pada pembelajaran di kelas, karena

Ketentuan Pasal 18 ayat-ayatnya tersebut diberikan penjelasannya mulai pada ayat (2), bahwa pilihan hukum yang dilakukan oleh para pihak dalam bentuk kontrak

Misal, apabila ECFC telah divalidasi menjadi subtipe yang dapat membentuk pembuluh darah dan tidak bersifat parakrin, maka segala hal yang berkaitan dengan

Hal ini karena isbat nikah (penetapan nikah) pada dasarnya adalah penetapan suatu perkawinan yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam

Sebuah majelis hakim, dapat melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan melalui kamera, untuk menentukan apakah ia akan menginstruksikan tin- dakan-tindakan yang akan mencegahnya

Mempertimbangkan pentingnya HOTS dan banyaknya guru matematika SMP di Kota Borong dengan pemahaman yang masih kurang dalam menyusun tes HOTS, maka tim dari program

Sehingga peneliti mengangkat judul penelitian yaitu “Motif Anak Putus Sekolah Dasar Pada Era Wajib Belajar di Jorong Harapan Tinggam Kecamatan Talamau Kabupaten

Umumnya adat di desa Gemekan Mojokerto ini dalam membagi keuntungan dengan kesepakatan pada akhir barang yang sudah jadi antara kedua belah pihak, misalkan