• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukur Kelembaban Tanah dan Suhu Udara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengukur Kelembaban Tanah dan Suhu Udara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengukur Kelembaban Tanah dan Suhu Udara sebagai Pendeteksi

Dini Kebakaran Hutan Melalui Wireless Sensor Network (WSN)

SOFTWARE

Ferly Octavianes1, Arif Gunawan2, Wiwin Styorini3

1

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: ferlyoctavianes@yahoo.co.id

2

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: agun@pcr.ac.id

3

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: wiwin@pcr.ac.id

Abstrak

Bencana kebakaran dan kekeringan dimusim kemarau merupakan dampak tak terjaganya kelembaban tanah. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar diantaranya nilai produktivitas hutan dan tanah jadi menurun, perubahan iklim nasional maupun global, dan mencemari lingkungan yang berimbas pada gangguan pernafasan pada masyarakat serta terganggunya jarak pandang bagi kendaraan transportasi baik di darat maupun di udara. Maka dari itu, penulis membuat sebuah sistem pendeteksi kebakaran hutan lahan gambut melalui wireless sensor network (WSN). Alat pendeteksi kebakaran hutan lahan gambut ini terdiri dari 3 buah pengukur dan tiap-tiap pengukur dilengkapi oleh 3 buah sensor yaitu sensor kelembaban tanah, suhu udara dan kelembaban udara yang berfungsi untuk memberikan informasi yang mengindikasikan adanya kebakaran. Sebagai otaknya digunakan microkontroller sebagai pusat pengendali sistem secara keseluruhan dengan bahasa pemrograman BASCOM AVR. Pada server data yang ditransmisikan tadi diolah untuk ditampilkan pada sebuah software Visual Basic 6 pada sebuah PC yang digunakan untuk memonitoring perubahan yang terjadi di masing-masing pengukur. Data yang sudah didapat dipisahkan berdasarkan pengukur 1,2 dan 3 serta jenis data sensor yang diterima. Pada tampilan user interface ini ditambahkan fitur untuk menampilkan 3 kondisi yaitu AMAN,SIAGA dan BAHAYA, yang mana khusus untuk kondisi bahaya dilengkapi dengan sirine untuk memberi isyarat kepada user bahwa sudah terjadi kebakaran. Secara keseluruhan alat ini dapat berkomunikasi dengan baik secara LOS sejauh 220,5 meter, sedangkan untuk NLOS atau dengan adanya obstcle

komunikasi dapat berjalan baik pada jarak 185,6 meter.

Kata Kunci : Wireless Sensor Network (WSN, microcontroller, BASCOM AVR dan Visual Basic 6, KYL-500S.

Abstract

Catastrophic fires and drought in the dry season is not sustained impact of soil moisture. Droughts cause a fire, especially in peatlands. Therefore, the authors designed a detection system peatland fires via wireless sensor network (WSN). Detectors peatland fires consists of 3 pieces of gauges and measuring each sensor is equipped by 3 pieces include soil moisture sensors, temperature and humidity which serves to provide information that indicates a fire and then be processed by a microcontroller and transmitted to server using KYL-500S. Microkontroller used as the central control system as a whole with BASCOM AVR programming language. On the server, the values obtained from each node is processed for display on a Visual Basic 6 software on a PC used to

monitor the changes that occur. Values that have been obtained are separatedby measuring 1,2 and 3

as well as the types of sensor data received. At the user interface used 3 conditions are SAFE, ALERT and DANGER, which is specific to hazardous conditions equipped with a siren to signal to the user that it is a fire. Overall this tool can communicate with either LOS as far as 220.5 meters, while for NLOS or in the presence obstcle communication can run well at a distance of 185.6 meters.

(2)

I PENDAHULUAN

Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan (misalnya: pepohonan, semak, dll), kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (ground fire), membakar bahan organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak

belukar/pohon yang bagian atasnya terbakar. [1]

Mikrokontroler merupakan single chip processor yang mampu melakukan pekerjaan

manusia dalam dimensi yang kecil,

kemampuan mikrokontroler ini juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan monitoring ataupun melakukan pengiriman data kesuatu

wilayah tanpa meperlukan seorangpun

manusia.

Oleh karena itu penulis memanfaatkan

teknologi tersebut untuk melakukan

monitoring kebakaran hutan dengan

memanfaatkan sensor kelembaban tanah, sensor suhu, dan sensor kelembaban udara yang diposisikan di daerah rawan kebakaran. Sedangkan pengiriman data dilakukan melalui modul radio wireless. Diharapkan dengan

perancangan sistem monitoring ini

keterlambatan penanganan kebakaran hutan dapat diminimalisir.

Pada akhir pendahuluan ini akan

disampaikan susunan bab penulisan paper sebagai berikut:

 Pada bab 1 pendahuluan dijelaskan

konsep WSN monitoring kebakaran hutan.

 Pada bab 2 dijelaskan tinjauan pustaka

mengenai Komunikasi WSN dengan KYL 500S,

 Pada bab 3 dijelaskan mengenai

perancangan sistem, perancangan

program dan mekanik.

 Pada bab 4 dijelaskan data hasil

penelitian dan analisa program sensor tegangan dan sensor ultrasonic.

 Pada bab 5 dijelaskan kesimpulan dan

saran dari penelitian yang sudah dilakukan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wireless Sensor Network

WSN merupakan sebuah sistem

monitoring berbasis teknologi nirkabel

(Wireless) untuk memonitor kondisi fisis atau

kondisi lingkungan suatu tempat pada lokasi yang berbeda dengan kondisi sensor dengan pemrosesan datanya terpisah pada tempat

berbeda. Sistem monitoring ini terdiri dari

beberapa node, dimana tiap node nya terdiri

dari beberapa sensor. Hasil pembacaan sensor seperti kelembaban tanah, suhu udara dan

kelembaban udara pada tiap node tersebut

yang akan dikirimkan menggunakan media

Wireless dan akan ditampilkan pada sebuah

grafik pada Server.[2][3]

2.2 KYL 500S

KYL-500S adalah sebuah modul wireless transciever yang digunakan sebagai wireless data transciever pada jarak jauh dengan ukuran yang kecil, ringan, dan konsumsi daya yang rendah dan dengan stabilitas dan reliabilitas yang baik. KYL-500S dapat dioperasikan pada frekuensi 433Mhz, 868Mhz dan 915Mhz.

Jarak maksimal KYL-500S adalah 600m.[4]

Gambar 2.1 Kyl 500S

2.3 Sensor

2.3.1 Sensor Suhu LM35

LM35 memiliki jangkauan pengukuran -55ºC hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC. Tegangan output adalah 10mV/ºC. Tegangan output dapat langsung dihubungkan dengan salah satu port mikrokontroler yang memiliki

kemampuan ADC, misalnya ATmega8535.[5][6]

Gambar 2.2 Tampak bawah dan belakang LM 35

2.3.2 Sensor Kelembaban Udara DT-SENSE

(3)

RH) di sekitar sensor. Keluaran DT-SENSE HUMIDITY SENSOR berupa data digital yang sudah terkalibrasi penuh sehingga dapat

dipakai langsung tanpa perhitungan

tambahan.[7]

Gambar 2.3 Sensor Kelembaban Udara DT-Sense

2.3.4 Pengukur Kelembaban Tanah

Sensor kelembaban tanah adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi intensitas air di dalam tanah ( moisture). Sensor ini berupa 3 buah paku konduktor berbahan logam yang sangat sensitif terhadap muatan listrik, ketiganya memiliki fungsi

tersendiri 1 paku digunakan untuk input

tegangan, 1 paku untuk data, dan yang 1 lagi

untuk ground. Ketiga paku ini merupakan

media yang akan menghantarkan tegangan analog yang nilainya relatif kecil. Tegangan ini nantinya akan diubah menjadi tegangan

digital yang diproses di dalam

mikrokontroler.[8]

Gambar 2.4 Pengukur Kelembaban Tanah

2.4 Visual Basic 2006

Visual Basic merupakan bahasa

pemrograman Visual sehingga dapat

mempermudah dalam mendesain tampilan program atau lebih dikenal dengan istilah user interface. Hal ini sangat bermanfaat untuk membuat program yang bekerja dalam lingkungan windows yang tampilannya lebih rumit. Dengan bahasa pemrograman biasa / Non Visual, Waktu seorang programmer lebih banyak dihabiskan untuk mendesain tampilan program dibandingkan dengan penulisan

program utamanya.[9]

Gambar2.5 Tampilan awal VB

2.5 SQL Server 2005

Microsoft SQL Server 2005 merupakan

salah satu mesin database client/server yang

memakai sistem pemakaian file secara

bersama-sama dengan penyimpanan data yang

sangat handal. ANSI-SQL mendefinisikan

empat perintah dasar untuk manipulasi data

yaitu : SELECT, INSERT, UPDATE, DELETE

dan sejumlah perintah untuk mendefinisikan

struktur database.

Gambar 2.6 Tampilan Awal SQL Server 2005

2.6 BASCOM AVR

BASCOM-AVR v1.11.8.3 merupakan

salah satu software yang berfungsi sebagai text

editor dalam menulis baris perintah sekaligus

sebagai compiler yang dapat mengubah file

sumber menjadi file hexa.

BASCOM-AVR menyediakan berbagai

fasilitas yang memudahkan pengguna.

Pengguna dapat membuat dan menjalankan program yang ditulis, kemudian mengujinya langkah demi langkah sehingga pengguna dapat mengamati perubahan data pada setiap

register dan port I/O.

III PERANCANGAN SYSTEM 3.1 Blok Diagram

(4)

Untuk menghindari terjadinya interferensi

pengiriman data dibedakan

waktunya.

Gambar 3.1 Blok Diagram System

3.2 Flowchart Sistem

Output sensor kelembaban tanah dan suhu ini dimasukkan melalui pin ADC internal

mikrokontroler, oleh karena itu harus

menggunakan sub rutin operasi ADC untuk

dapat mengambil data tersebut untuk

kemudian diolah dan disimpan sementara dimemori. Sedangkan untuk output sensor kelembaban tanah tidak perlu diolah lagi karena data sudah dalam bentuk digital, oleh karena itu output sensor kelembaban udara

dihubungkan melalui port SDA dan SCL port

C sehingga penggunaan port-nyapun berbeda

dengan sensor kelembaban tanah dan sensor

suhu dengan menggunakan port ADC,

Gambar 3.2 Flowchart Pengambilan data

3.3 Komunikasi Modul Pengukur

Sub program ini digunakan agar supaya

mikrokontroler dapat mengirimkan data

kelmbaban tanah, suhu udara, dan

kelembaban udara melalui jalur komunikasi wireless, adapun hal yang disepakati dari komunikasi ini adalah menggunakan baud rate 9600bps, non parity, 8 bit data dan 1 start stop bit.

Gambar 3.3 Flowchart Modul Pengukur

3.4 Perancangan Program Visual Basic (VB)

Perancangan program Visual Basic untuk dapat menampung data maupun melakukan monitoring terhadap Kelembaban Tanah,

Suhu, dan Kelembaban Udara. Untuk

memasukkan data-data sensor tersebut pada Visual Basic maka diperlukan penambahan komponen pada Visual Basic, yaitu komponen Mscomm. Setingan yang dimasukkan pada mscomm yaitu 9600bps, 8, n, 1. Maksudnya baudrate yang digunakan 9600, 8bit, non parity dan 1 bit start and stop.

Data yang sudah diterima dari setiap node tadi yaitu berupa data kelembaban tanah, data suhu, dan data kelembaban udara kemudian

disimpan kedalam database, dimana setiap

node memiliki masing-masing tabel.

Flowchart untuk proses penerimaan data

pada server sampai penyimpanan data sensor

(5)

Gambar 3.4 Flowchart Program Visual Basic

IV PENGUJIAN dan ANALISIS

PROGRAM

4.1 Pengujian Sistem 4.1.1 User Interface

Interface user merupakan aplikasi yang berfungsi untuk menampilkan data-data yang diterima dari sensor. Ketika pertama kali VB dijalankan terdapat halaman sistem monitoring seperti pada gambar 4.1

Gambar 4.1 User Interface pada Visual Basic

Pada halaman utama ini data yang didapat dari setiap sensor pada masing-masing node sudah dipisah sesuai dengan kolomnya.

Pada Visual Basic ini ditampilkan juga data

dalam bentuk grafik seperti pada gambar 4.2 dan tabel berdasarkan waktu pengambilan data seperti yang terlihat pada gambar 4.3. Sebelum data dipisahkan pada VB, data tersebut di hubungkan dulu ke test port serial yang sudah dirancang, yang mana com-port harus sesuai dengan com-port serial yang digunakan, misalnya digunakan com-port 5, maka VB akan terhubung dengan RS232 dan dapat

berkomunikasi untuk pengambilan data.

Apabila com port yang digunakan salah maka

pembacaan data tidak dapat dilakukan. Form

history digunakan untuk melihat table history

data pada tanggal yang ditentukan tinggal

mengklik tombol “History”. Setelah itu akan

muncul form graph, seperti pada gambar 4.3

Gambar 4.2 Form Graph

Gambar 4.3 Form History

4.1.2 Database

Pada proyek akhir ini database

berfungsi untuk menyimpan data yang diinputkan dari masing-masing node. Sebelum

dimasukkan ke database, data diolah dulu di

VB dengan tujuan agar proses memasukkan

data ke database lebih gampang.

Nama-nama tabel tadi bisa dilihat pada gambar 4.4

(6)

4.2 Analisa

4.2.1 Pengujian Pengiriman Data Menggunakan KYL500S dan Ditampilkan ke PC

Tujuan pengujian pengiriman data pada node 1 adalah untuk menguji apakah KYL-500S sanggup mengirimkan data setiap sensor

ke server, dan untuk melihat apakah data yang

dikirim sesuai dengan data yang diterima di

server. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat

pada Hyper Terminal yang sudah tersedia di PC, seperti pada gambar 4.5

Gambar 4.5 Hyperterminal

Dari tampilan Hyperterminal di atas, KYL-500S bisa mengirimkan data sesuai dengan keadaan sensor pada node tanpa ada

data error, angka 1 merupakan nomor node,

sedangkan 65 menunjukkan kelembaban tanah yang terukur, 37 menunjukkan suhu yang terbaca dan 73 merupakan pembacaan suhu udara

Pengujian data pada pengiriman secara WSN dapat dilakukan secara baik. Pada pengujian ini semua node dihidupkan secara bersamaan, dimana posisi node1 diletakkan di tikungan jalan menuju kantin Depipe, node 2 ditikungan dekat parkiran mobil sebelah kiri pintu masuk kampus, dan node 3 diletakkan di

lapangan bola. Sedangkan servernya (PC)

diletakkan di samping dormitory. Setelah

dihidupkan ternyata sistem wireless sensor

network dapat berjalan dengan baik, karena

seluruh data pada node1, node 2 dan node 3

dapat disampaikan ke server. Untuk

menghindari interferensi pada saat pengirimn

data, maka pengiriman data masing – masing

node dibedakan berdasarkan waktu. Ini dapat

dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Tampilan 3 Node

Jika dilihat dari tampilan di

hyperterminal angka awal pada setiap data merupakan kode dari node, yaitu 1, 2, dan 3. Jika angka awal datanya bukan angka tersebut maka data tersebut tidak akan diolah di VB.

Dalam kondisi LOS (line of sight) KYL-500S dapat berfungsi mengirimkan data sejauh 220m, sedangkan dalam keadaan NLOS KYL-500S dapat berfungsi mengirimkan data secara baik pada jarak 185m.

Pada saat pengiriman data sensor pada

setiap node juga terdapat data yang error, data

error ini disebabkan karena banyaknya

penghalang (obstacle) saat pengiriman data

antar node ke server, seperti pohon dan

dinding kampus pcr yang tinggi.

Penyebab lainnya karena keterbatasan

kemampuan KYL-500S, KYL500-S ini

merupakan modul transceiver yang

half-duplex dimana modul ini tidak bisa menerima

dan mengirim data secara bersamaan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya tumbukan dalam

pengiriman data. Data yang error seperti

gambar 4.7

Gambar 4.7 Data Error

4.2.2 Pengujian Tampilan User Interface Visual Basic

(7)

data kelembaban tanah, suhu udara dan data kelembaban udara.

Pada program VB dibuat 3 buah kondisi, yaitu AMAN, SIAGA, dan BERBAHAYA. kondisi ini akan berubah sesuai dengan data yang dikirimkan mikro. Kondisi AMAN akan terjadi jika suhu dibawah 40, kelembaban tanah dan kelembaban udara diatas 50% seperti yang terlihat pada gambar 4.8, led akan

berwarna hijau. Kondisi BERBAHAYA

terjadi jika suhu diatas 50, kelembaban udara dan kelembaban tanah kurang dari 50% dan led akan berwarna merah. Kondisi ini dapat dilihat pada gambar 4.9. Sedangkan kondisi SIAGA terjadi jika data yang dikirim mikro selain data yang dikirim saat kondisi AMAN dan BERBAHAYA, led akan menjadi warna kuning. Kondisi ini dapat dilihat pada gambar 4.10. Khusus saat kondisi BERBAHAYA akan mengeluarkan suara alarm.

Gambar 4.8 Kondisi Aman

Gambar 4.9 Kondisi Bahaya

Gambar 4.10 Kondisi Siaga

Gambar 4.11 merupakan grafik

perubahan suhu yang terjadi pada saat kenaikan suhu terjadi pada node 1. Dimana kondisi ini ditandai dengan berubahnya grafik menjadi tinggi, sedangkan node 2 dan node 3 berada pada posisi normal.

Gambar 4.11 Grafik Perubahan Suhu

Gambar 4.12 merupakan tampilan database yang menampilkan data kelembaban tanah, suhu udara dan kelembaban udara yang tersimpan di database SQL Server 2005.

Gambar 4.12 Tampilan Database

3. Pengujian Pengiriman Data Kondisi Line of Sigh (LOS) dan Non-Line of Sigh (NLOS)

Pengujian pengiriman data kondisi line of

sigh (LOS) dan Non-Line of Sigh (NLOS)

merupakan pengujian pengiriman data dengan

parameter jarak yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh data dapat dikirim dari Tx ke Rx tanpa adanya halangan

(obstacle) dan dengan adanya penghalang

(obstacle). Setelah pengukuran jarak

(8)

Tabel 4.1 Jarak koneksi KYL 500S kondisi LOS

Tabel 4.2 Jarak koneksi KYL 500S kondisi NLOS

Dapat dianalisa bahwa saat kondisi LOS, jarak terjauh antara Tx ke Rx dalam transmisi data sejauh 220m. Lebih dari 220m, maka data tidak akan diterima oleh Rx. Pada saat kondisi NLOS, jarak terjauh antara Tx ke Rx dalam transmisi data sejauh 180m. Lebih dari 180m, maka data tidak akan diterima oleh Rx.

4.4.3 Pengujian pengiriman data dengan sistem WSN

Pengujian WSN ini dilakukan di area kampus dan taman olahraga di samping area kampus. Node 1 berada di sudut kiri depan kampus PCR, Node 2 berada samping lapangan bola taman olahraga, Node 3 berada di sudut kanan depan kampus PCR, dan server

berada di depan dormitory kampus PCR.

Untuk jalur komunikasi antar node, node 2 dan 3 mengirimkan informasi (data) menuju node 1, kemudian node 1 meneruskan informasi (data) yang diperoleh menuju server sehingga

seluruh data dari ketiga node dapat

ditampilkan pada server. Pencitraan wilayah pengujian WSN dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.13 Wilayah pengujian WSN

Setelah ketiga node dinyalakan, maka terlihat jelas masing-masing data terbaca pada server, baik data dari sensor suhu (LM35),

kelembaban udara (DT-Sense Humidity

Sensor), maupun sensor kelembaban tanah

yang menggunakan 3 batang tembaga silinder, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga

node mampu bekerja secara Wireless Sensor

Network (WSN).

Gambar 4.14 Tampilan pada server

V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pengujian pada system maka dapat disimpulkan :

1. Tampilan pada user interface pada VB 6

dapat melakukan monitoring kebakaran

lahan gambut dengan fitur

AMAN,SIAGA, dan BAHAYA serta

dilengkapi grafik untuk melihat

perubahan yang terjadi pada sensor.

2. Saat pengukur dinyalakan, data dapat

disampaikan ke server walaupun masih

(9)

3. Adanya obstacle (penghalang) sangat berpengaruh terhadap KYL-500S dalam pengiriman data dan juga berpengaruh terhadap jarak maksimal KYL tersebut.

4. Pengiriman data dapat berfungsi dengan

baik dengan penggunaan Baudrate 9600bps.

Daftar Pustaka

[1] Annas. (12 November 2007). Sebab

Kebakaran Hutan. Diambil 25

November 2011 dari

http://insidewinme.blogspot.com/2007/ 11/sebab-kebakaran-hutan.html

[2] Nasution, Yongghi Saefebri. (2011).

Prototipe Wireless Sensor Network (WSN) sebagai Sistem Pendeteksi Kebakaran Hutan Menggunakan Media

Wireless (Hardware). Pekanbaru :

Politeknik Caltex Riau.

[3] Senjaya, Gandhy. (2011). Prototipe

Wireless Sensor Network (WSN)

sebagai Sistem Pendeteksi Kebakaran Hutan Menggunakan Media Wireless

(Software). Pekanbaru : Politeknik

Caltex Riau.

[4] Shenzen KYL communication

equipment CO,Ltd. (t.t). KYL 500s smart wireless transceiver data modul. Diambil 15 November 2011 dari http://pdf1.alldatasheet.com/datasheet-pdf/view/391448/KYL/KYL-500S.html

[5] National Semiconductor Japan Ltd.

(November 2010). LM35 Precision

Centigrade Temperature Sensors.

Diambil 8 November 2011 dari http://www.national.com/ds/LM/LM35. pdf

[6] Shatomedia. (2010). Sensor Suhu

LM35. Diambil 10 November 2011 dari

http://shatomedia.com/2008/12/sensor -suhu-lm35/

[7]

http://ebookbrowse.com/manual-dt- sense-temperature-humidity-sensor-pdf-d145677646

[8] Catatansaad (2009). Diambil 20

Oktober 2011 dari

http://catatansaad.wordpress.com/2009/ 11/01/alat-pengukur-kelembaban-tanah-dengan-avr-atmega-8535/

[9] Thabrani, Suryanto. 2007. Mudah dan

Cepat Menguasai Visual

Gambar

Gambar 2.1 Kyl 500S
Gambar 2.4 Pengukur Kelembaban Tanah
Gambar 3.3  Flowchart Modul Pengukur
Gambar 4.1 User Interface pada Visual Basic
+4

Referensi

Dokumen terkait

Induksi tiroglobulin kambing atau Capra hircus thyroglobulin (cTg) menyebabkan perubahan struktur ginjal berupa kerusakan jaringan pada glomerulus dan tubulus serta

Sastra menampilkan gambaran kehidupan yang mencakup hubungan antara masyarakat, antara masyarakat dengan seseorang, dan antarmanusia; peristiwa-peristiwa yang terjadi

Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan realisasi kredit, pertumbuhan antarbank aktiva, pertumbuhan tabungan, dan pertumbuhan deposito berpengaruh signifikan secara

Anak Didik Pemasyarakatan merupakan komunitas masyarakat suatu bangsa. Sebagai manusia Anak Didik Pemasyarakatan memiliki hak yang wajib untuk dilindungi dan

yang sama, yaitu pemeriksaan penapisan/skrining terhadap kelainan terhadap kelainan pra kanker di mulut rahim atau kanker serviks.. pra kanker di mulut rahim atau

Penulisan ini akan membahas proses pencarian kata kunci visual sebagai tahapan awal perancangan instalasi novel ‘Saraswati Si Gadis Dalam Sunyi’ yang mengisahkan

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f) Ness) dan mimba (Azadirachta indica A.Juss) merupakan contoh dari dua tanaman obat di Indonesia yang berkhasiat dalam

" pemilih yang tidak terdaftar dalam salinan DPT untuk TPS dan tidak mempunyai surat pemberitahuan, diperbolehkan memberikan suaranya dengan menunjukkan kartu pemilih